UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR : Studi Kasus tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar di SDN Pajajaran Kota Bandung.
UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
MELALUI PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH
KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
(Studi Kasus tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Proses Belajar Mengajar
di SDN Pajajaran Kota Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
OLEH:
Yuke
009724
ADMINISTRASI PENDIDIKAN (S2)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
Disetujui dan disahkan
Pembimbing I
]/^S^^^^r^-Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M. A
NIP. 130321112
Pembimbing II
Prof. Drs. H. Aas Svaefuddin
NIP. 130282061
Disetujuidan Disahkan
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana I
ersitas Pendidikan Indone
Prof. Dr. H. Tb.VbirkSvamsudin Makmun. M. A
NIP.1300188292
ABSTRAK
ABSTRACT
Upaya Peningkatan Mutu Sekolah melalui
Pengawasan yang dilakukan oleh
Kepala
Increasing Effort of School Quality through Doing
Supervisionby Principal in Increasing the Teaching
Sekolah dalam Meningkatkan
and Learning Process
Proses Belajar
Mengajar
(Studi Kasus tentang Supervisi Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan ProsesBelajarMengajar di
SDN Pajajaran Kecamatan Cicendo
(Case Study of Principal Supervision to Increase
Teachingand LearningProcess in Pajajaran Public
Primary School,Submunicipality of Cicendo,
Bandung City)
Kota Bandung)
Pendidikan
mempakan
salah
indikator keberhasilan suatu negara
satii
untuk
meningkatkan kualitas sumber dayanya. Bangsa
Indonesia yang memiliki cita-cita tersebut dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki
tanggung jawab besar terhadap pendidikan ini.
Baik
kualitas
pendidikan
akan
sangat
Education is a successful indicator of a
nation to increase the quality of its human resources.
The idea of Indonesia in developing of the mind of the
nation has the big responsibility for education. The
quality of education will have the strong influence for
the national development in the future.
The level of educational system that has the
very important role in the national development is the
education of primary school. The qualified primary
Salah satunya yang sangat berperan school will concern with the quality of student's
adalah pendidikan sekolah dasar. Sekolah dasar teaching and learning process. The quality of teaching
yang berkualitas akan memperhatikan kualitas and learning process is the backbone (frame, scheme)
proses belajar mengajar siswa. Kualitas proses of the school achievement in increasing its graduates'
belajar mengajar (PBM) inilah yang menjadi quality.
The frame of theorities are described in the
tulang punggung bagi keberhasilan sekolah
research are the concepts of educational
dalam meningkatkan mutu lulusannya.
Adapun teori-teori yang dijabarkan dalam administration, school suvervision for teaching and
penelitian ini adalah Konsep Administrasi learning process, the principal or head of school as a
Pendidikan, Konsep Supervisi Sekolah dalam teaching supervisor, the implementation of teaching
Proses Belajar Mengajar, Kepala Sekolah supervision inschool, andthequality ofschool.
The research used the qualitative approach
Sebagai Supervisor Pengajaran, Pelaksanaan
with the purposive and snowball sampling methods.
Supervisi Pengajaran Sekolah, Mutu Sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode The primary technique to collect data used in the
kualitatif dengan purpossive sampling dan research was interview, which were supported by the
snowball sampling. Teknik utama pengumpulan study of documentation, field observation and
data yang digunakan adalah wawancara yang distribution of questionnaires.
The teaching and learning process is an
didukung studi dokumentasi, observasi lapangan
berpengaruh kepada pembangunan di masa
mendatang.
undenied process of education in school, and it
requires the reform and increasing. The Pajajaran
State
Primary School that has thestrategic place in the
dipungkiri, bahwa sangat diperlukan perbaikan
dan peningkatan. SDN Pajajaran yang center of Bandung City is expected to have the ability
serta melalui penyebaran angket.
Proses belajar mengajar tidak dapat
tempatnya sangat strategis di tengah Kota
of competition in order to achieve the better level of its
Bandung diharapkan mampu bersaingketingkat
yang lebih baik. Melalui peningkatan PBM
maka SDN Pajajaran akan menjadi harapan
masyarakat dalam meningkatkan kualitas
teaching and learning process. By increasing the level
of its teaching and learning process, it can be expected
that Pajajaran State Primary School shall be the hope
of community in increasing the quality of its
lulusan.
graduates.
Pada kesimpulannya menerangkan bahwa
In the end, it can be concluded that it's
perlu adanya peningkatan proses belajar required the sustainability increasing for teaching and
mengajar (PBM) yang berkelanjutan dari pihak learning process by the Principal of Pajajaran State
SDN Pajajaran agar dapat lebih meningkat Primary School in order to achieve the higher level in
dimasa mendatang. Hal ini disebabkan dimasa the future. The reason is the result of the need for the
mendatang persaingan akan sumber daya qualified human resources in recent and future
manusia yang berkualitas sangat terasa. Oleh
karena PBM adalah tulang punggung bagi
competition. Because of teaching andlearning process
is the frame of the school successful to increase the
quality of graduates, so that the serious concern for
kualitas lulusan, maka perhatian yang cukup supervision of teaching and learning process must be
keberhasilan
sekolah
dalam
meningkatkan
serius kearah sana harus menjadi program yang
terpenting.
the most important program.
DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERTMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
i
ii
v
vii
x
xi
xii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
9
D. Manfaat Penelitian
9
E. Kerangka Berpikir....
BAB II
10
PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI
PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA
SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR
A. Konsep Administrasi Pendidikan
11
B. Pelaksanaan dalam Aktivitas Supervisi Pendidikan
15
C. Konsep Supervisi Sekolah dalam Proses Belajar Mengajar 17
D. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran
;... 19
E. Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Sekolah
25
F. Mutu Sekolah
48
G. Keterkaitan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan
Mutu Sekolah
50
H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
vn
53
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
56
B. Lokasidan Objek Penelitian
57
C. Teknik Pengumpulan Data
59
D. Teknik Analisis Data
60
E. Pelaksanaan Penelitian
62
F. Validitas dan Reliabilitas Data
68
BAB TV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Temuan Penelitian
71
B. Pembahasan Hasil Penelitian
85
1. Analisis
Pendapat Kepala Sekolah terhadap
Kualitas PBM SDN Pajajaran
2. Analisis
Pendapat guru terhadap kepala sekolah
selaku pengawas Proses Belajar Mengajar di SDN
Pajajaran
85
102
3. Analisis Kegiatan kepala sekolah selaku pengawas
(supervisor) dalam meningkatkan kualitas Proses
Belajar Mengajar di SDN Pajajaran
105
4. Analisis Mengatasi Masalah yang Dihadapi Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar
Mengajaryang berkualitas
BAB V
109
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
123
B. Implikasi
126
C. Rekomendasi
J27
DAFTAR PUSTAKA
129
V111
LAMPIRAN
A. Kisi-kisi penelitian
133
B. Angket/Kuesioner
134
C. SK Pembimbing
142
D. Izin Penelitian dari UPI
144
E. Izin Penelitian dari Dinas Kecamatan Cicendo
145
F. DenahSDN Pajajaran
146
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
147
IX
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Rata-rata Nilai Evaluasi Murni (NEM) Sekolah Dasar Negeri
Pajajaran Idanll Bandung
6
2. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pengajar Sekolah Dasar
Negeri Pajajaran I dan II
78
3.
Matrik SWOT
83
4.
Analisis SWOT
120
DAFTAR GAMBAR/ BAGAN
No
Halaman
1. Kerangka Berpikir Penelitian
10
2. Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
14
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
67
4. Penjabaran Visi, Misi dan Program SDN Pajajaran
73
XI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi yang pasti akan kita hadapi, tentunya akan dapat
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh adalah
arus informasi semakin canggih dan cepat dengan semakin membaiknya alat-
alat komunikasi. Era globalisasi banyak memberikan peluang tetapi juga
sejumlah tantangan dan ancaman bagi kehidupan manusia.
Sebagai negara yang baru berkembang dan terusik oleh krisis moneter
yang berkepanjangan secara langsung maupun tidak, Indonesia akan berat
menghadapi Era Globalisasi. Negara Indonesia akan dapat menjadi tamu di
negaranya sendiri apabila tanpapersiapan dan perencanaan yang matang.
Untuk menghadapi kesemua tantangan tersebut pendidikan nasional
sangat berperan dalam usaha pembangunan dan peningkatan sumber daya
manusia (SDM). Dengan kualitas sumber daya manusia yang tinggi
diharapkan Indonesia dapat merubah tantangan tersebut menjadi peluang.
Pembangunan bidang pendidikan sebagai suatu realisasi pembukaan
UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan suatu keharusan
untuk dilaksanakan. Kemudian
dipertegas lagi dalam tujuan pendidikan nasional di dalam UU RI No.2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan upaya dari Bangsa Indonesia untuk lebih serius
menangani permasalahan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
mutu pendidikan nasional merupakan suatu tuntutan mutiak. Kualitas
sumber daya manusia (SDM) sangat tergantung dari mutu pendidikan.
Mutu pendidikan nasional sangat menentukan bagi kelangsungan
hidup bangsa. Mutu pendidikan harus menjadi tulang punggung dalam
mengisi pembangunan dan menghadapi tantangan di masa mendatang. Mutu
pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara lain adalah pengelolaan
pendidikan yang masih lemah, kualitas tenaga pengajar (guru) yang rendah
dan anggaran pendidikan yang masih jauh dari harapan. Pendidikan yang
bermutu harus ditempuh dengan harga yang mahal. Artinya pendidikan yang
bermutu tidak dapat tercapai apabila pengelolaan pendidikannya tidak
profesional serta memiliki anggaran pendidikan masih terbatas.
Undang-Udang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 telah
digariskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab orangtua,
pemerintah dan masyarakat.
Peranan pemerintah sangat besar, jika
dibandingkan dengan peranan orangtua dan masyarakat.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangat penting. Hal
ini juga mencakup usaha berkesinambungan terhadap pendidikan yang diikuti
oleh seorang anak, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke Perguruan
Tinggi. Dengan tidak mengabaikan faktor-faktor lainnya, maka faktor kualitas
sekolah yang dimasuki oleh siswa mulai dari tingkat SD, SLTP dan SMU
jelas sangat menentukan untuk sampai ke Perguruan Tinggi. Hal ini telah
disadari oleh semua pihak, yaitu pemerintah, orangtua, masyarakat dan anakanak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam UUD 1945 pasal
27, bahwa "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan".
Secara umum penilaian masyarakat terhadap suatu pendidikan
didasarkan atas beberapa hal yang sekaligus menjadi ciri-ciri khas suatu
wilayah pendidikan seperti: (1) siapa yang menjadi pemimpin pendidikan di
wilayahnya; (2) jumlah sekolah pavorit yang ada di wilayah tersebut;
(3) prestasi yang pernah diraih/dicapai baik secara nasional maupun regional;
(4) sosial ekonomi masyarakat setempat; (5) rata-rata latar belakang
pendidikan tenaga kependidikan; (6) sistem pengawasan yang diterapkan,
baik secara intern maupun ekstern; (7) manajemen pendidikan yang pernah
diterapkan di wilayah tersebut.
Konsekuensinya yang harus diterima menimbulkan kesan bahwa latar
belakang pendidikan guru tidak lagi memenuhi kebutuhan tenaga profesional.
Ada beberapa penyebab terjadinya ketimpangan ini yaitu LPTK tidak
diminati oleh tamatan sekolah menengah disebabkan banyak hal, antara lain
karena profesi guru tidak menarik bagi lulusan SMU maupun SMK dewasa
ini. Apapun yang menjadi alasan kenyataan ialah bahwa masyarakat tidak
lagi menghargai profesi guru sebagaimana yang pernah dinikmati oleh profesi
itu di dalam kebudayaan Indonesia. Hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan oleh Dedi Supriadi (1998: 337), bahwa guru merupakan
kelompok profesional yang paling lemah manajemennya "Teaching is a
lonely profession", guru-guru itu suatu kelompok profesional yang kesepian
dan terasing.
Berbagai pandangan pakar dunia telah meramalkan bentuk
masyarakat dunia abad ke-21 ini. Dari pandangan futurology telah kita
ketahui apa yang merupakan ciri-ciri dari pada masyarakat millenium ke tiga.
Minimal ada tiga karakteristik, yaitu: (1) masyarakat teknologi (2) masyarakat
terbuka; dan (3) masyarakat madani. Dimana ketiga karakteristik tersebut
akan berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia.
Oleh karena itu peningkatan sedini mungkin terhadap kualitas sumber daya
manusia merupakan suatu keharusan.
Peran pendidikan sebagai lokomatif pembangunan sangat erat
kaitannya dengan kemauan dari bangsa itu sendiri. Pemerintah dalam hal ini
yang lebih bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bangsa sangat tergantung pada keseriusan dalam menjalankan tujuan
pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.
Peran pemerintah yang dimaksud adalah menyangkut apa yang
dinamakan dengan peningkatan Proses Belajar Mengajar (PBM). Dengan
proses belajar mengajar (PBM) yang membaik kearah peningkatan
berkelanjutan akan dapat membentuk suatu sistem pendidikan yang
berkualitas.
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan faktor penting dalam
meningkatkan mutu sekolah. Kepala sekolah selaku supervisor dalam proses
belajar mengajar terhadap para guru sangatlah bertanggung jawab. Kepala
sekolah sangat berperan untuk meningkatkan mutu sekolahnya. Menurut
Glicman (1985; 7), bahwa orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki
guru mengajar dalam hal ini proses belajar mengajar (PBM) adalah Kepala
Sekolah, supervisor yang terdiri dari: Principal subject area, spesialist, asistant
principal departement chairperson, head teacher atau cenral office consultant.
Kemudian hal ini diperkuat oleh pendapat Oteng Sutisna, (1989:272-273),
yaitu :
Tugas kepala sekolah untuk memenuhi fungsi supervisi pengajaran di
sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Kepala kantor di daerah
atau wilayah dan para pejabat lainnya di kantor pendidikan
(pengawas, penilik, konsultan, spesialis) bertanggung jawab atas
keseluruhan dari supervisi sekolah yang berada di dalam daerah atau
wilayahnya.
Sekolah Dasar Negeri Pajajaran Bandung yang menjadi objek
penelitian merupakan sekolah yang pada awalnya adalah sekolah favorit di
Kota Bandung. Perkembangan zaman yang begitu cepat telah membawa
perubahan pada sekolah tersebut. Kepala sekolah yang bertanggung jawab
sebagai pimpinan merasa berat menghadapi tantangan di masa mendatang.
Walaupun demikian sekolah yang terletak di pusat Kota Bandung ini
masih terus memperbaiki dan meningkatkan mutu sekolahnya. Mutu sekolah
menyangkut mutu guru dalam proses belajar mengajar dan mutu siswa yang
masuk maupun keluar dalam menyelesaikan pendidikannya.
Tabel 1
Rata-rata Nilai Evaluasi Murni (NEM) SDN Pajajaran
Th 1999/2000
Th 2000/2001
SDN I
29,50
34,50
SDN II
31,50
36,50
SDN III
32,50
35,00
Rata-rata
31,67
35,33
Tahun
Rata-rata NEM
Perkembangan Nilai Evaluasi Murni (NEM) dapat dilihat adanya
peningkatan dari tahun 1999 s.d 2000. untuk rata-rata SDN Pajajaran
tahun 1999 adalah 31,67 dan tahun 2000 adalah 35,33. Sedangkan untuk
permasalahan manajemen pengawasan dalam pengelolaan sekolah dirasakan
sangat rendah. Hal ini dilihat dari manajemen rekruitmen siswa, kualitas
guru, metode pengajaran dan kepemimpinan kepala sekolah. Sehingga
permasalahan yang mendasar yang akan menjadi fokus penelitian adalah
"Bagaimana Fungsi Kepala Sekolah sebagai supervisor dalam Meningkatkan
Proses Belajar Mengajar yang berkaitan erat dengan
mutu sekolah".
Untuk itu perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam terhadap mutu
sekolah yang dititik beratkan pada Proses Belajar Mengajarnya (PBM).
Jumlah siswa SDN Pajajaran saat ini adalah: untuk SDN Pajajaran 1
adalah 184 orang; jumlah siswa SDN Pajajaran 2 adalah 118 orang; dan
jumlah siswa SDN Pajajaran 3 adalah 128 orang. Secara keseluruhan jumlah
siswa SDN Pajajaran adalah 430 orang. Dari observasi awal lapangan
ditemukan adanya penurunan jumlah siswa yang sangat signifikan. Hal ini
akan menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan penelitian ini.
Sementara pendidikan akhir guru SDN Pajajaran secara keseluruhan
rata-rata lulusan Diploma dua (D-2) sebesar 80%. Sedangkan 20% lagi adalah
lulusan dari strata satu tingkat sarjana.
Secara kuantitas para guru
SDN Pajajaran memiliki tingkat pendidikan akhir yang memadai.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian.
Secara umum dengan berlandaskan iatar belakang di atas, maka yang
menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana Upaya
Perningkatan Mutu Sekolah Melalui Pengawasan yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ProsesBelajarMengajar(StudiKasus
tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar
Mengajardi SDNPajajaran Bandung"
Rumusan masalah tersebut
dapat dijabarkan kedalam beberapa
pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimana persepsi kepala sekolah (XI) terhadap kualitas PBM (Y)
SDN Pajajaran ?
2. Bagaimana persepsi guru (X2) terhadap kepala sekolah selaku supervisor
dalam Proses Belajar Mengajar (Y) di SDN Pajajaran ?
3. Kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan kepala sekolah selaku supervisor
(XI) dalam meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar (Y) di
SDN Pajajaran?
J*r„
\\
i1' r-
MELALUI PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH
KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
(Studi Kasus tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Proses Belajar Mengajar
di SDN Pajajaran Kota Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
OLEH:
Yuke
009724
ADMINISTRASI PENDIDIKAN (S2)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
Disetujui dan disahkan
Pembimbing I
]/^S^^^^r^-Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M. A
NIP. 130321112
Pembimbing II
Prof. Drs. H. Aas Svaefuddin
NIP. 130282061
Disetujuidan Disahkan
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana I
ersitas Pendidikan Indone
Prof. Dr. H. Tb.VbirkSvamsudin Makmun. M. A
NIP.1300188292
ABSTRAK
ABSTRACT
Upaya Peningkatan Mutu Sekolah melalui
Pengawasan yang dilakukan oleh
Kepala
Increasing Effort of School Quality through Doing
Supervisionby Principal in Increasing the Teaching
Sekolah dalam Meningkatkan
and Learning Process
Proses Belajar
Mengajar
(Studi Kasus tentang Supervisi Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan ProsesBelajarMengajar di
SDN Pajajaran Kecamatan Cicendo
(Case Study of Principal Supervision to Increase
Teachingand LearningProcess in Pajajaran Public
Primary School,Submunicipality of Cicendo,
Bandung City)
Kota Bandung)
Pendidikan
mempakan
salah
indikator keberhasilan suatu negara
satii
untuk
meningkatkan kualitas sumber dayanya. Bangsa
Indonesia yang memiliki cita-cita tersebut dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki
tanggung jawab besar terhadap pendidikan ini.
Baik
kualitas
pendidikan
akan
sangat
Education is a successful indicator of a
nation to increase the quality of its human resources.
The idea of Indonesia in developing of the mind of the
nation has the big responsibility for education. The
quality of education will have the strong influence for
the national development in the future.
The level of educational system that has the
very important role in the national development is the
education of primary school. The qualified primary
Salah satunya yang sangat berperan school will concern with the quality of student's
adalah pendidikan sekolah dasar. Sekolah dasar teaching and learning process. The quality of teaching
yang berkualitas akan memperhatikan kualitas and learning process is the backbone (frame, scheme)
proses belajar mengajar siswa. Kualitas proses of the school achievement in increasing its graduates'
belajar mengajar (PBM) inilah yang menjadi quality.
The frame of theorities are described in the
tulang punggung bagi keberhasilan sekolah
research are the concepts of educational
dalam meningkatkan mutu lulusannya.
Adapun teori-teori yang dijabarkan dalam administration, school suvervision for teaching and
penelitian ini adalah Konsep Administrasi learning process, the principal or head of school as a
Pendidikan, Konsep Supervisi Sekolah dalam teaching supervisor, the implementation of teaching
Proses Belajar Mengajar, Kepala Sekolah supervision inschool, andthequality ofschool.
The research used the qualitative approach
Sebagai Supervisor Pengajaran, Pelaksanaan
with the purposive and snowball sampling methods.
Supervisi Pengajaran Sekolah, Mutu Sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode The primary technique to collect data used in the
kualitatif dengan purpossive sampling dan research was interview, which were supported by the
snowball sampling. Teknik utama pengumpulan study of documentation, field observation and
data yang digunakan adalah wawancara yang distribution of questionnaires.
The teaching and learning process is an
didukung studi dokumentasi, observasi lapangan
berpengaruh kepada pembangunan di masa
mendatang.
undenied process of education in school, and it
requires the reform and increasing. The Pajajaran
State
Primary School that has thestrategic place in the
dipungkiri, bahwa sangat diperlukan perbaikan
dan peningkatan. SDN Pajajaran yang center of Bandung City is expected to have the ability
serta melalui penyebaran angket.
Proses belajar mengajar tidak dapat
tempatnya sangat strategis di tengah Kota
of competition in order to achieve the better level of its
Bandung diharapkan mampu bersaingketingkat
yang lebih baik. Melalui peningkatan PBM
maka SDN Pajajaran akan menjadi harapan
masyarakat dalam meningkatkan kualitas
teaching and learning process. By increasing the level
of its teaching and learning process, it can be expected
that Pajajaran State Primary School shall be the hope
of community in increasing the quality of its
lulusan.
graduates.
Pada kesimpulannya menerangkan bahwa
In the end, it can be concluded that it's
perlu adanya peningkatan proses belajar required the sustainability increasing for teaching and
mengajar (PBM) yang berkelanjutan dari pihak learning process by the Principal of Pajajaran State
SDN Pajajaran agar dapat lebih meningkat Primary School in order to achieve the higher level in
dimasa mendatang. Hal ini disebabkan dimasa the future. The reason is the result of the need for the
mendatang persaingan akan sumber daya qualified human resources in recent and future
manusia yang berkualitas sangat terasa. Oleh
karena PBM adalah tulang punggung bagi
competition. Because of teaching andlearning process
is the frame of the school successful to increase the
quality of graduates, so that the serious concern for
kualitas lulusan, maka perhatian yang cukup supervision of teaching and learning process must be
keberhasilan
sekolah
dalam
meningkatkan
serius kearah sana harus menjadi program yang
terpenting.
the most important program.
DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERTMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
i
ii
v
vii
x
xi
xii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
9
D. Manfaat Penelitian
9
E. Kerangka Berpikir....
BAB II
10
PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI
PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KEPALA
SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR
A. Konsep Administrasi Pendidikan
11
B. Pelaksanaan dalam Aktivitas Supervisi Pendidikan
15
C. Konsep Supervisi Sekolah dalam Proses Belajar Mengajar 17
D. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran
;... 19
E. Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Sekolah
25
F. Mutu Sekolah
48
G. Keterkaitan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan
Mutu Sekolah
50
H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
vn
53
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
56
B. Lokasidan Objek Penelitian
57
C. Teknik Pengumpulan Data
59
D. Teknik Analisis Data
60
E. Pelaksanaan Penelitian
62
F. Validitas dan Reliabilitas Data
68
BAB TV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Temuan Penelitian
71
B. Pembahasan Hasil Penelitian
85
1. Analisis
Pendapat Kepala Sekolah terhadap
Kualitas PBM SDN Pajajaran
2. Analisis
Pendapat guru terhadap kepala sekolah
selaku pengawas Proses Belajar Mengajar di SDN
Pajajaran
85
102
3. Analisis Kegiatan kepala sekolah selaku pengawas
(supervisor) dalam meningkatkan kualitas Proses
Belajar Mengajar di SDN Pajajaran
105
4. Analisis Mengatasi Masalah yang Dihadapi Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar
Mengajaryang berkualitas
BAB V
109
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
123
B. Implikasi
126
C. Rekomendasi
J27
DAFTAR PUSTAKA
129
V111
LAMPIRAN
A. Kisi-kisi penelitian
133
B. Angket/Kuesioner
134
C. SK Pembimbing
142
D. Izin Penelitian dari UPI
144
E. Izin Penelitian dari Dinas Kecamatan Cicendo
145
F. DenahSDN Pajajaran
146
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
147
IX
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Rata-rata Nilai Evaluasi Murni (NEM) Sekolah Dasar Negeri
Pajajaran Idanll Bandung
6
2. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pengajar Sekolah Dasar
Negeri Pajajaran I dan II
78
3.
Matrik SWOT
83
4.
Analisis SWOT
120
DAFTAR GAMBAR/ BAGAN
No
Halaman
1. Kerangka Berpikir Penelitian
10
2. Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
14
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
67
4. Penjabaran Visi, Misi dan Program SDN Pajajaran
73
XI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi yang pasti akan kita hadapi, tentunya akan dapat
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh adalah
arus informasi semakin canggih dan cepat dengan semakin membaiknya alat-
alat komunikasi. Era globalisasi banyak memberikan peluang tetapi juga
sejumlah tantangan dan ancaman bagi kehidupan manusia.
Sebagai negara yang baru berkembang dan terusik oleh krisis moneter
yang berkepanjangan secara langsung maupun tidak, Indonesia akan berat
menghadapi Era Globalisasi. Negara Indonesia akan dapat menjadi tamu di
negaranya sendiri apabila tanpapersiapan dan perencanaan yang matang.
Untuk menghadapi kesemua tantangan tersebut pendidikan nasional
sangat berperan dalam usaha pembangunan dan peningkatan sumber daya
manusia (SDM). Dengan kualitas sumber daya manusia yang tinggi
diharapkan Indonesia dapat merubah tantangan tersebut menjadi peluang.
Pembangunan bidang pendidikan sebagai suatu realisasi pembukaan
UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan suatu keharusan
untuk dilaksanakan. Kemudian
dipertegas lagi dalam tujuan pendidikan nasional di dalam UU RI No.2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan upaya dari Bangsa Indonesia untuk lebih serius
menangani permasalahan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
mutu pendidikan nasional merupakan suatu tuntutan mutiak. Kualitas
sumber daya manusia (SDM) sangat tergantung dari mutu pendidikan.
Mutu pendidikan nasional sangat menentukan bagi kelangsungan
hidup bangsa. Mutu pendidikan harus menjadi tulang punggung dalam
mengisi pembangunan dan menghadapi tantangan di masa mendatang. Mutu
pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara lain adalah pengelolaan
pendidikan yang masih lemah, kualitas tenaga pengajar (guru) yang rendah
dan anggaran pendidikan yang masih jauh dari harapan. Pendidikan yang
bermutu harus ditempuh dengan harga yang mahal. Artinya pendidikan yang
bermutu tidak dapat tercapai apabila pengelolaan pendidikannya tidak
profesional serta memiliki anggaran pendidikan masih terbatas.
Undang-Udang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 telah
digariskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab orangtua,
pemerintah dan masyarakat.
Peranan pemerintah sangat besar, jika
dibandingkan dengan peranan orangtua dan masyarakat.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangat penting. Hal
ini juga mencakup usaha berkesinambungan terhadap pendidikan yang diikuti
oleh seorang anak, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke Perguruan
Tinggi. Dengan tidak mengabaikan faktor-faktor lainnya, maka faktor kualitas
sekolah yang dimasuki oleh siswa mulai dari tingkat SD, SLTP dan SMU
jelas sangat menentukan untuk sampai ke Perguruan Tinggi. Hal ini telah
disadari oleh semua pihak, yaitu pemerintah, orangtua, masyarakat dan anakanak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam UUD 1945 pasal
27, bahwa "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan".
Secara umum penilaian masyarakat terhadap suatu pendidikan
didasarkan atas beberapa hal yang sekaligus menjadi ciri-ciri khas suatu
wilayah pendidikan seperti: (1) siapa yang menjadi pemimpin pendidikan di
wilayahnya; (2) jumlah sekolah pavorit yang ada di wilayah tersebut;
(3) prestasi yang pernah diraih/dicapai baik secara nasional maupun regional;
(4) sosial ekonomi masyarakat setempat; (5) rata-rata latar belakang
pendidikan tenaga kependidikan; (6) sistem pengawasan yang diterapkan,
baik secara intern maupun ekstern; (7) manajemen pendidikan yang pernah
diterapkan di wilayah tersebut.
Konsekuensinya yang harus diterima menimbulkan kesan bahwa latar
belakang pendidikan guru tidak lagi memenuhi kebutuhan tenaga profesional.
Ada beberapa penyebab terjadinya ketimpangan ini yaitu LPTK tidak
diminati oleh tamatan sekolah menengah disebabkan banyak hal, antara lain
karena profesi guru tidak menarik bagi lulusan SMU maupun SMK dewasa
ini. Apapun yang menjadi alasan kenyataan ialah bahwa masyarakat tidak
lagi menghargai profesi guru sebagaimana yang pernah dinikmati oleh profesi
itu di dalam kebudayaan Indonesia. Hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan oleh Dedi Supriadi (1998: 337), bahwa guru merupakan
kelompok profesional yang paling lemah manajemennya "Teaching is a
lonely profession", guru-guru itu suatu kelompok profesional yang kesepian
dan terasing.
Berbagai pandangan pakar dunia telah meramalkan bentuk
masyarakat dunia abad ke-21 ini. Dari pandangan futurology telah kita
ketahui apa yang merupakan ciri-ciri dari pada masyarakat millenium ke tiga.
Minimal ada tiga karakteristik, yaitu: (1) masyarakat teknologi (2) masyarakat
terbuka; dan (3) masyarakat madani. Dimana ketiga karakteristik tersebut
akan berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia.
Oleh karena itu peningkatan sedini mungkin terhadap kualitas sumber daya
manusia merupakan suatu keharusan.
Peran pendidikan sebagai lokomatif pembangunan sangat erat
kaitannya dengan kemauan dari bangsa itu sendiri. Pemerintah dalam hal ini
yang lebih bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bangsa sangat tergantung pada keseriusan dalam menjalankan tujuan
pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.
Peran pemerintah yang dimaksud adalah menyangkut apa yang
dinamakan dengan peningkatan Proses Belajar Mengajar (PBM). Dengan
proses belajar mengajar (PBM) yang membaik kearah peningkatan
berkelanjutan akan dapat membentuk suatu sistem pendidikan yang
berkualitas.
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan faktor penting dalam
meningkatkan mutu sekolah. Kepala sekolah selaku supervisor dalam proses
belajar mengajar terhadap para guru sangatlah bertanggung jawab. Kepala
sekolah sangat berperan untuk meningkatkan mutu sekolahnya. Menurut
Glicman (1985; 7), bahwa orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki
guru mengajar dalam hal ini proses belajar mengajar (PBM) adalah Kepala
Sekolah, supervisor yang terdiri dari: Principal subject area, spesialist, asistant
principal departement chairperson, head teacher atau cenral office consultant.
Kemudian hal ini diperkuat oleh pendapat Oteng Sutisna, (1989:272-273),
yaitu :
Tugas kepala sekolah untuk memenuhi fungsi supervisi pengajaran di
sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Kepala kantor di daerah
atau wilayah dan para pejabat lainnya di kantor pendidikan
(pengawas, penilik, konsultan, spesialis) bertanggung jawab atas
keseluruhan dari supervisi sekolah yang berada di dalam daerah atau
wilayahnya.
Sekolah Dasar Negeri Pajajaran Bandung yang menjadi objek
penelitian merupakan sekolah yang pada awalnya adalah sekolah favorit di
Kota Bandung. Perkembangan zaman yang begitu cepat telah membawa
perubahan pada sekolah tersebut. Kepala sekolah yang bertanggung jawab
sebagai pimpinan merasa berat menghadapi tantangan di masa mendatang.
Walaupun demikian sekolah yang terletak di pusat Kota Bandung ini
masih terus memperbaiki dan meningkatkan mutu sekolahnya. Mutu sekolah
menyangkut mutu guru dalam proses belajar mengajar dan mutu siswa yang
masuk maupun keluar dalam menyelesaikan pendidikannya.
Tabel 1
Rata-rata Nilai Evaluasi Murni (NEM) SDN Pajajaran
Th 1999/2000
Th 2000/2001
SDN I
29,50
34,50
SDN II
31,50
36,50
SDN III
32,50
35,00
Rata-rata
31,67
35,33
Tahun
Rata-rata NEM
Perkembangan Nilai Evaluasi Murni (NEM) dapat dilihat adanya
peningkatan dari tahun 1999 s.d 2000. untuk rata-rata SDN Pajajaran
tahun 1999 adalah 31,67 dan tahun 2000 adalah 35,33. Sedangkan untuk
permasalahan manajemen pengawasan dalam pengelolaan sekolah dirasakan
sangat rendah. Hal ini dilihat dari manajemen rekruitmen siswa, kualitas
guru, metode pengajaran dan kepemimpinan kepala sekolah. Sehingga
permasalahan yang mendasar yang akan menjadi fokus penelitian adalah
"Bagaimana Fungsi Kepala Sekolah sebagai supervisor dalam Meningkatkan
Proses Belajar Mengajar yang berkaitan erat dengan
mutu sekolah".
Untuk itu perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam terhadap mutu
sekolah yang dititik beratkan pada Proses Belajar Mengajarnya (PBM).
Jumlah siswa SDN Pajajaran saat ini adalah: untuk SDN Pajajaran 1
adalah 184 orang; jumlah siswa SDN Pajajaran 2 adalah 118 orang; dan
jumlah siswa SDN Pajajaran 3 adalah 128 orang. Secara keseluruhan jumlah
siswa SDN Pajajaran adalah 430 orang. Dari observasi awal lapangan
ditemukan adanya penurunan jumlah siswa yang sangat signifikan. Hal ini
akan menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan penelitian ini.
Sementara pendidikan akhir guru SDN Pajajaran secara keseluruhan
rata-rata lulusan Diploma dua (D-2) sebesar 80%. Sedangkan 20% lagi adalah
lulusan dari strata satu tingkat sarjana.
Secara kuantitas para guru
SDN Pajajaran memiliki tingkat pendidikan akhir yang memadai.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian.
Secara umum dengan berlandaskan iatar belakang di atas, maka yang
menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana Upaya
Perningkatan Mutu Sekolah Melalui Pengawasan yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan ProsesBelajarMengajar(StudiKasus
tentang Pengawasan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar
Mengajardi SDNPajajaran Bandung"
Rumusan masalah tersebut
dapat dijabarkan kedalam beberapa
pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimana persepsi kepala sekolah (XI) terhadap kualitas PBM (Y)
SDN Pajajaran ?
2. Bagaimana persepsi guru (X2) terhadap kepala sekolah selaku supervisor
dalam Proses Belajar Mengajar (Y) di SDN Pajajaran ?
3. Kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan kepala sekolah selaku supervisor
(XI) dalam meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar (Y) di
SDN Pajajaran?
J*r„
\\
i1' r-