KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH UMUM : Studi Kasus Upaya - Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di SMU YWKA Bandung.

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLA
MENENGAH UMUM

(Studi Kasus Upaya - Upaya Kepala Sekolah
Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Di SMU YWKA Bandung)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagaian
Dan syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

EULIS

ROKAYAH

999608


PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002

Dil^nahu;

Ketua Program Studif A4jl.

n Maksum, MA

Prof. Dr. PhTB, AN

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002

Disetujui dan disyahkan oleh Pembimbing

Pembirrjbt

in Maksum, MA

Prof. Dr. I I.'l

Pembimbing II

Prof. Dr. IT. Djam'an Satori, MA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS

PENDIDIKAN
BANDUNG

2002

INDONESIA


ABSTRAKSI

Tesis ini berjudul "Kepemimpinan Kepala Sekoiah Menengah
Umum (Studi Kasus Upaya-Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan Di SMU YWKA)."

Pendidikan merupakan sarana yang srategis dalam pengembangan
sumber daya manusia, oleh karena itu SMU sebagai salah satu jenjag
pendidikan yang berfungsi sebagai unit pelaksana tehnik pendidikan
formal yang hendaknya dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
pencapaian kualitas pendidika.

Adapun yang dibahas berkaitan dengan fokus penelitian ini
meiiputi : (1) Upaya kepala sekolah dalam membina, membimbing dan
memotivasi bawahannya ; (2) Upaya kepala sekolah terhadap
peranannya sebagai pemimpin pendidikan ; (3) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolah

; (4) Pendekatan yang digunakan kepala sekolah dalam
meningkatkankualitas pendidikan ; (5) Hubungan kerjasama yang

dilakukan kepala sekolah denga pengurus YWKA dan Dinas ; (6)
Penerapan misi dan visi yang dilakukan kepala sekolah dalam membina
para bawahannya ; (7) Kendala yang dihadapi oleh kepala sekolahh
daam membia para bawahannya.

Yang menjadi objek penelitian ini adalah kepala sekolah dalam
upaya-upayanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ditinjau

dari salah satu segi pembinaan, peranan, faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
menggunakan data yang ada untuk memperoleh makna yang
mendalam.Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi,
wawancara dan observasi yang diiakukan di lapangan. Data tersebut

diolah dan dianalisis selama dan setelah kurung waktu pengumpulan
data.

Dari analisis tersebut diketahui bahwa upaya kepala sekolah
terhadap tugasnya sebagai pemimpin pendidikan dalam pengelolaan
sekolah dirasakan cukup berat. Persepsi tersebut tergambar dalam

pernyataan kepala sekolah tentang pentingnya meningkatka disiplin,
memberikan teladan, mendorong kreatifitas, mengatasi atau
memecahkan masalah dan mengadakan pendekatan pribadi.
Berdasarkan hal-hai di atas untuk perilaku kepemimpinan kepala
sekolah melakukan berbagai kegiatan yang dapat menyelesaikan tugas
dengan baik mengembangkan upaya inisiatif dan kreatif,
mengembangkan hubungan kerja sama yang multi ataumenerapkan
nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati, mengembangkan
egiatan dengan otang tua siswa.

°AFTAR iSl
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSi
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


V||
x

DAFTAR GAMBAR

XI

BAB I PENDAHULUAN

A.
B.
C.
D.

Latar Belakang Masalah
Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Paradigma Penelitian

1

10
14
16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Upaya Kepala Sekolah dalam Mengembangkan

20

Sumber Daya Manusia.

1. Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia

20

Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan.

2. Kreteria Kepala Sekolah dalam Mengembangkan


21

Sumber Daya Manusia.

B. Kualitas Sumber Daya Manusia Bagi

30

Administrasi Pendidikan.

C. Pembinaan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

32

Kuaiitas Pendidikan.

D. Konsep Kualitas Pendidikan di Sekolah

35


E. Kreteria dan Standar Baku Kualitas

40

F. Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah

42

G. Kreteria Kepemimpinan Kepaia Sekoiah

43

H. Upaya Kepala Sekolah dalam Mengembangkan
Kegiatan Sebagai Pemimpin Pendidikan

51

I. Hubungan Kerjasama yang Dilakukan Kepala
Sekoiah


55

via

Y. faktor-faktor yang Mempengaruhi Upaya
Pemimpin Pendidikan

69

J. Studi Terdahulu yang Relevan

74

BAB III PROSEDUR PENELiTIAN

A. Metode Penelitian

77

B. Lokasi Penelitian


80

C. Subjek Penelitian

83

D. Tehnik Pengumpulan Data dan Pengelolaan Data

94

E. Pengujian Tingkat Validitas Data

96

BAB IV ; HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

99

B. Pembahasan Hasil Penelitian

133

C. Analisis KKPT (Swot)

145

BAB V; KESIMPULAN IMPLIKASI DAN DOKUMENTASI

A. Kesimpulan

-j 45

B. implikasi

-j 63

C. Rekomendasi

167

DAFTAR PUSTAKA

168

LAMPIRAN-LAMPIRAN

170

IX

DAFTAR

1. Pedoman

Pengumpulan Data

2. Metrik Anaiisis Swot

TABEL

92

146

x "•

DAFTAR GAMBAR

1. Sketsa Kerangka Penelitian

18

2. Bagan Manajemen Pendidikan

30

3. Ruang Lingkup Tugas Kepala Sekolah

36

4. Ilustrasi Organesasi Pendidikan

37

5. Sifat dan Keterampilan Kepala Sekoiah

45

6. Model Kepemimpinan Getzels & Guba

49

XI

BAB i

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya investasi masyarakat
untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, dengan pendidikan pula
masyarakat berharap dapat memperoieh pekerjaan secara iayak dan
mudah. Menyadari akan hal itu, perkembangan suatu bangsa tidak
terlepas dan perkembangan sistem pendidikan. Laju pertumbuhan

penduduk dan semakin kompleknya permasalahan hidup telah
memposisikan betapa

pentingnya arti pendidikan bagi keiestarian dan

kemajuan hidup manusia. Meningkatnya perhatian masyarakat tentang
pendidikan perlu direspon dengan menyediakan berbagai jenjang dan
satuan pendidikan secara memadai, kita dituntut berpacu untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan
pendidikan.

Keberhasilan suatu sekolah tidak lepas dari dukungan sumber daya
yang tercamtum sesuai dengan Undang-Undang No 2Tahun 1989 (
pasai 1 ayat 10) yang menyatakan bahwa :

Sumber daya pendidikan adalah perwujudan
dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang
terwujud

sebagai

prasarana

yang

didayagunakan
peserta didik dan

tenaga, dana , sarana

tersedia

oleh

atau

dan
dan

keluarga , masyarakat

pemerintah."

—J

diadakan

Untuk memperoleh sumber daya yang berkuaiitas khususnya di

bidang pendidikan diperiukan berbagai upaya. Di siniiah pentingnya
peran kepala sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan yang

berupaya terus menerus dan bertanggung jawab pembinaan terhadap
guru sebagaimana tercantum daiam pasal 30 PP No. 38 Tahun
1992 , yang antara lain:

"Pengelolaan satuan pendidikan bertanggung jawab
atas pemberian kesempatan kepada tenaga
kependidikan yang bekerja di satuan pendidikan
yang
bersangkutan
untuk
mengembangkan
kemampuan

masing-masing."

Oleh karena itu tenaga pendidikan sudah sewajarnya memperoleh
upaya pembinaan dari kepala sekolah terhadap para pendidik secara

efektif dan efesien, karena hal ini merupakan faktor kunci yang turut
menentukan keberhasilan pendidikan sebagaimana diisyaratkan daiam
penjeiasan Peraturan Pemerintah tersebut di atas .

Sesuai dengan kajian tentang arah tantangan dan tuntutan pada

abad 21 yang disampaikan oieh Kartadinata (1997: 7) yakni
"Pendidikan merupakan modal dasar pembangunan
bangsa yang mencakuphaiayak luas yang masing masing mempunyai tujuan yang berbeda - beda .

pendidikan mendorong orang untuk beiajar sendiri
secara aktif dan memberdayakan seluruh potensi

yang ada pada dirinya. Proses beiajar akan menjadi
iebih bersifat diaiogis daiam konteks yang iebih
fungsional yang berlangsung dalam iklim koordinatif.

Produk pendidikan yang berwujud sumber daya

manusia yang menampiikan kualitas mandiri dan
mengandung keunggulan. Di sini dituntut kualitas

kepemimpinan,

manajemen,

mencapai kualitas pendidikan

organesasi

dalam

Daiam upaya mencapai tersebut, baik pemerintah maupun
masyarakat berusaha menyelenggarakan pendidikan, salah satu

diantaranya adalah lembaga pendidikan formal atau sekolah. Belakangan
ini sekoiah-sekoiah khususnya SMU

YWKA menghadapi

berbagai

permasalahan daiam pengeioiaan pendidikan, kualitas pendidikan,kuaiitas

guru, dan kualitas kepala sekolah.Hal terakhir ini nampaknya perlu
mendapat perhatian yang serius dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan secara keseluruhan daiam konteks pembangunan pendidikan,
karena peningkatan pengeioiaan sekoiah dan peningkatan kualitas

pendidikan banyak tergantung kepada upaya kepaia sekoiah, partisifasi,
dan tanggung jawab personil sekolah.

Daiam upaya meningkatkan kuaiitas pendidikan , maka para
pengajar teiah banyak diikut sertakan

seperti penataran-penataran,

seminar, MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ). Sedangkan
upaya peningkatan kualitas kepala sekolah belum banyak diperhatikan.

Untuk itu periu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan

Kepala Sekoiah agar dapat melaksanakan tugasnya. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperiukan suatu upaya yang sungguh - sungguh untuk
meningkatkan kuaiitas pendidikan .

Penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses kerja sama

daiam upaya mencapai tujuan pendidikan serta mencapai kualitas
pendidikan yang diharapkan, maka memeriukan sumber daya, baik
sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia . Sumber

daya

manusia

mempunyai

peranan penting

dan

menentukan

keberhasilan sumber daya non manusia . Lebih jauh lagi dalam
GBHN

1999 - 2001 dinyatakan :

Mengembangkan kuaiitas sumber daya manusia
menyeiuruh meialui berbagai upaya proaktif dan
sedini mungkin secara terarah , terpadu , dan reaktif

oieh seiuruh komponen bangsa agar generasi
muda dapat berkembang secara optimal serta
dengan hak dukungan dan iindungan sesuai dengan
potensinya.

Realisasi tujuan di atas telah dituangkan pemerintah ke dalam

Undang-undang Sistem Pedidikan Nasional ( UUSPN ) Nomor 2
Tahun 1989 pasai 15, yakni :

Pendidikan
menyiapkan
masyarakat
melanjutkan
mengadakan

menengah diselenggarakan serta
peserta
didik
menjadi anggota
yang
memiiiki
kemampuan untuk
dan meiuaskan pendidikan dasar
hubungan timbal
baiik dengan

lingkungan sosiai, budaya dan alam sekitar serta

dapat mengembangkan kemampuan iebih ianjut
dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

Maka dari itu jenjang pendidikan SMU merupakan jenjang vital
untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap fisik dan mental

yang ditunjang pengetahuan yang tinggi daiam menghadapi era
globalisasi.

Implikasi era globalisasi menuntut manusia berkualitas untuk
mampu memecankan persoaian-persoaian dan memenuhi kebutuhan

hidupnya secara individual dan pada giiirannya memberikan soiusi

dalam mewujudkan sasaran kebijakan pembangunan bangsa.

Berdasarkan uraiaan di atas, maka setiap sekoiah patut berusaha

meningkatkan layanan pendidikan terhadap anak didik, baik pembinaan
maupun proses pendidikan . Kedua aspek ini perlu diselaraskan dengan

perkembangan dan tuntutan masyarakat disatu pihak , perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknoiogi di pihak lain. Sehingga hai ini sesuai

dengan kemajuan zaman, baik faktor relevansi maupun kepraktisan
program pendidikan tersebut dapat lebih terjamin.

Setiap jenis sekoiah mempunyai toiak ukur tersendiri sebagai
batas keberhasilan minimal oieh sekoiah tersebut.Keberhasilan itu diukur

dari hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program pendidikan , dimana
program itu disebut kurikulum. SMA mempunyai kurikulum 1975 sebelum

kurikulum 1984 dilaksanakan. Menurut kurikuium SMA 1975 ini

keberhasilan ditentukan meiaiui toiak ukur sebesar 75 persen dari tujuan
yang ditetapkan (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1982.6). Siswa

- siswi yang menguasai materi kurang dari 75 persen mereka dianggap
beium berhasii.

Hasii tes tersebut merupakan gambaran keseluruhan tentang
daya serap siswa-siswi kelas tiga. Kenyataan ini cukup menghawatirkan
para pendidik yang memiliki rasa tanggung jawab. Oleh sebab itu

masalah tersebut perlu upaya yang sebaik-baiknya. Penanganan

masalah ini bukanlah sesuatu yang mudah sebab banyak faktor yang
turut teriibat dalam masalah

rendahnya tingkat pencapaian siswa

terhadap tujuan. Faktor yang ikut mempengaruhi pencapaian itu antara
lain faktor kepala sekoiah,guru, siswa, dana, sarana, dan kurikulum.

Menurut Engkoswara (1987 : 43) bahwa pengelolaan sekolah

pada hakekatnya meiiputi perencanaan, peiaksanaan, dan pengawasan
atau pembinaan sumberdaya yang meiiputi manusia, program pendidikan

atau sumber belajar dan fasilitas. Yang hal ini tidak dapat dipisahkan,

melainkan harus dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam pengeioiaan

sekoiah. Ha! ini sesuai dengan PP 28 tahun 1990 yang menyatakan
Kepaia

sekoiah

penyelenggaraan

bertanggung

jawab

atas

kegiatan pendidikan, administrasi

Sekolah , pembinaan ketenagaan kependidikan
lainnya serta pendayagunaan serta pemeliharaan
Sarana dan prasarana.

Selanjutnya, upaya kepala sekolah dituntut untuk dapat
memanfaatkan sumber daya yang ada daiam masyarakat dan mengajak
masyarakat bersama-sama mengatasi hambatan yang terjadi di sekoiah.

Hambatan itu baik daiam bentuk material maupun spiritual sehingga
pengelolaan sekoiah dapat terlaksana secara efektif.

Kenyataan kegiatan kepala sekoiah sehari- hari di sekoiah sering
tidak menunjang terbinanya kemampuan kerja guru di sekoiah. Hai
mi disebabkan oleh kepemimpinan kepala sekolah teriaiu berorientasi

pada tugas, sehingga pembinaan terhadap kemampuan kerja guru
di sekoiah kurang mendapat perhatian.

Fakry Gaffar (1985:3-4) mengemukakan lima ciri priiaku khas

daiam fenomena kepemimpinan pendidikan Indonesia yaitu: (1)

Paternahstik , (2) Kepatuhan semu , (3)Kemandirian daiam bekerja
lemah , (4) Konsensus ,(5)Evasive (menghindar) . Di luar upaya tersebut
, ada juga upaya kepala sekolah yang membiarkan guru -guru bertindak

bebas sehingga terjadi keiaiaian terhadap tugas yang dibebankan

kepadanya. Oieh karena itu ,secara tidak disadari dapat menurunnya
disiplin guru dan bahkan dapat puia menjadi faktor penyebab rendahnya
mutu pendidikan di sekolah .

Berdasarkan beberapa pandangan secara teoritis tentang
pentingnya upaya kepemimpinan kepaia sekoiah ,baik secara perencana

.pengelola, pengevaluasi segala program serta kegiatan sekoiah dengan
anggotanya.Dalam kaitan ini kurikulum dan petunjuk pelaksanaannya

ditentukan secara sentraiis , namun keberhasiian peiaksanaan kegiatan

sekoiah sangat bergantung kepada kepaia sekoiah. Daiam hai ini penuiis
terdorong untuk mengkaji
meningkatkan kualitas

upaya-upaya kepala

pendidikan di salah

sekoiah daiam

satu sekolah swasta

yang ada di kota Bandung, di bawah naungan Yayasan Wanita Kereta
Api dikepalai oieh Drs.Nyoto Arbadi.

Yayasan Wanita Kereta Api memiliki sekolah dari mulai tingkatan
Taman Kanak-kanak Teladan (TK), Sekoiah Dasar (SD) Sekolah

Menengah Tingkat Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Tingkat
Umum (SMU).Sekoiah ini dikeloia oieh Darma Wanita Yayasan Wanita
Kereta Api. Sedangkan yang penulis kaji dari salah satu sekolah ialah

SMU YWKA mengenai "Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah

Umum (Stud. Kasus Upaya-Upaya Kepaia Sekoiah daiam MMwE&\
Kualitas Pendidikan di SMU YWKA Bandung)".
""*"

SMU YWKA yang berdin pada tahun 1984 dengan status\||

Za+-

dan pada tahun 1985 pembangunan gedung SMU YWKA dimuiai yang
terdiri dan dua iantai, jumiah kelas terdin 20 kelas dengan status

disamakan. Sebelumnya SMU YWKA dalam melaksanakan proses
belajar mengajar, gedungnya numpang di SD YWKA.

Sedangkan keadaan karyawan SMU YWKA yang terdiri dari
karyawan tatausaha, guru dan pesuruh. Guru-guru yang berada di SMU

YWKA terdiri dan guru DPK (Diperbantukan )yang jumlahnya 21 orang,
guru yayasan 14 orang, guru honorer 16 orang. Sedangkan jumlah
karyawan terdiri dari 13 orang.

Sistem penggajian d. SMU YWKA ada perbedaan antara guru DPK,
guru Yayasan dan guru honorer. Untuk guru DPK wajib jam mengajar
terdin 18 jam dengan dihitung setengahnya dari honorer, lebih dan
deiapan beias jam disesuaikan dengan honorer. Guru DPK di SMU YWKA
dalam jam ngajar cukup banyak, sehingga penerimaan honor dan
Yayasan hampir sama dengan peneriman honor dari pemerintah
-Sedangkan untuk guru Yayasan diperhitungan honornya sesuai dengan
iamanya mengabdi, pendidikan terakhir dan dedikasi. Selain itupun
untuk guru yayasan diperhatikan mengenai gaji pokok yang disesuaikan

berdasarkan sistem penggajian dari pemerintah.Sedangkan untuk guru

honorer diperhitungkan sesuai dengan ketentuan Yayasan berdasarkan
banyaknya jam mengajar.

Keadaan dan cara kerja kepala sekolah di swasta berbeda dengan
kepaia sekoiah di negeri, misainya masaiah dana untuk kegiatan sumatif

kepaia sekolah yang menentukan. Sedangkan untuk kepaia sekoiah
swasta segaia sesuatu harus diketahui yayasan, yayasan yang lebih
wewenang dari pada kepala sekolah untuk menentukan segala
sesuatunya,misainya penerimaan siswa baru, penerimaan guru baru,
mengenai keuangan, sarana dan prasarana,

Dalam hal ini kepala sekoiah dituntut harus mampuh beradaptasi
dan berkomunikasi dengan yayasan, begitu juga dengan dinas, karena

dinas merupakan pemdamping dalam peiaksanaan kegiatan sekoiah,
juga memonitor kegiatan guru DPK yang mengajar di sekoiah swasta .
Sebagaimana dijelaskan di bagian

awal bahwa keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan tidak semata-mata didasarkan pada

keiengkapan fasiiitas, keadaan guru maupun siswanya, tetapi dituntut

juga upaya - upaya kepala sekoiah daiam pengelolaan sekoiahnya itu
sendiri. Oleh karena itu penulis merasa terdorong untuk mengkaji
"Kepemimpinan Kepala Sekolah
Upaya - Upaya

Menengah

Umum (Studi Kasus

Kepaia Sekoiah Dalam Meningkatkan

Pendidikan Di SMU YWKA Bandung)."

Kuaiiatas

B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Posisi kepala sekoiah berada pada "bottle neck* dan sulit dl

berbagai kepentingan yang kadang-kadang antara satu dengan yang
lainnya saling bertentangan. Dari atas menerima instruksi, tanggung
jawab dan peraturan-peratutan yang harus dilaksanaka. Sedangkan pada
posisi lain, kebawahan juga merupakan tanggung jawab kepala sekolah

terhadap hai-hai yang ada kaitan dengan kepentingan guru, misalnya

daiam pembagian tugas guru, pembinaan dan pemberian motivasi juga
inspirasi.

Untuk itu kepala sekolah harus dapat menempatkan dirinya pada

posisi yang tepat diantara berbagai kepentingan dengan tetap
memperhatikan aturan - aturan (birokrasi). Upaya kepemimpinan pada

saat sekarang semakin dituntut kepemimpinan yang berkualitas, apalagi
setelah diberlakukannya keputusan Menpen No 26 tahun 1989 tentang
angka kredit bagi jabatan guru daiam lingkungan Depdikbud, dimana

untuk dapat naik pangkat guru harus dapat mengumpuikan sejumlah
angka kridit yang ditetapkan.

Pada satu pihak gum harus memiliki dan melaksanakan tugas
unsur utama, diantaranya pendidikan, proses

beiajar mengajar, dan

pengembangan profesi. Apalagi gum yang memegang sebagai waii kelas

dituntut harus mengemban tugas dengan maksimal. Keadaan di lapangan
kadang-kadang

gum-gum

saling

10

bertomba

untuk

mencari

dan

mengumpuikan angka kridit , seoiah -oiah peiaksanaan tugasnya untuk

mencari dan mengumpuikan angka kridit .. Ada kecendrungan bahwa

iebih penting mempersiapkan

yang bersifat administratif dari pada

meiaksanakan tugas mengajar yang sudah merupakan kewajiban,

karena mereka pikir bahwa persiapan yang bempa administrasi guru dan
wali kelas mendapat

angka kridit.

Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa upaya kepemimpinan
kepaia sekoiah berorientasi pada tugas-tugas yang diiaksanakan dan

sekaligus pada tata hubungan manusiawi dengan seiuruh stafnya. Kepaia
sekoiah dituntut dapat mengkonformasikan dan mengkomunikasikan ide-

idenya secara jelas dan dapat dipahami. Di samping itu, kepala sekolah

dituntut harus dapat mempertimbangkan gagasan-gagasan yang muncul
dari individu atau kelompok stapnya.

Daiam hai ini keterampilan administratif mempakan faktor yang

dapat mempengaruhi upaya kepemimpinan kepala sekolah dengan
kemampuan dan iatar beiakang pendidikan yang sesuai, serta
pengaiaman administrasi yang cukup,maka dapat menjadi faktor
pendukung tercapainya tujuan. Di sini tampak bahwa kepemimpinan lebih
banyak tergantung pada upaya kepala sekolah itu

Posisi kepaia sekoiah

sendiri.

menurut Oteng Sutisna ( 1985 : 331 )

menggambarkan posisi kepala sekoiah sebagai suatu kedudukan

administratif yang tercakup ke dalam dua dimensi umum pokok , yaitu :
(1) dimensi eksekutif , dan (2) dimensi kepemimpinan. Pada dimensi

11

eksekutif, kepaia sekoiah harus dapat menggunakan dan memelihara

struktur - stmktur dan prosedur - prosedur yang beriaku untuk
mencapai tujuan sekolah

dianggap sebagai

Sebagai seorang eksekutif, kepala sekolah

suatu kekuatan stabiiitas .

Sedangkan

pada

dimensi kepemimpinan , kepaia sekoiah dilihat sebagai orang yang
melakukan

perubahan.

Hai tersebut

sejalan dengan apa yang

dikemukakan Hemphill ( 1958 ) , dimana kepemimpinan menurut
mereka penekanannya pada pembaharuan

dan perubahan.

Upaya kepemimpinan kepaia sekoiah kadang - kadang

harus

disesuaikan dengan kematangan gum , kesediaan guru bekerja sama ,
sehingga timbul

adanya rasa senang dan puas antara guru dan

kepaia sekoiah daiam melaksanakan tugas. Dengan adanya upaya
penciptaan / pemeliharaan suasana atau kondisi sekoiah yang

konduktif secara keseluruhan.Maka aspek ini yang akan diteliti dengan
maksud agar upaya kepemimpinan sebagai pemimpin tidak terlepas dari
konteksnya.

Daiam hai ini peneiitian difokuskan pada upaya-upaya kepaia
sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan khususnya di SMU YWKA

yang dikumpulkan

berdasarkan sejauh mana upaya- upaya kepala sekolah daiam mengeioia

SMU YWKA. Sedangkan mmusan masalah peneiitian adaiah ^Bagaimana
kemampuan

dan upaya-upaya kepala sekolah yang dilakukan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan pada pengeioiaan sekolah."

12

Pendekatan yang digunakan daiam peneiitian ini yakni kuaiitatif
yang akan menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Permasalahan

deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan vareabel

mandiri (Sugiyono , 1992 : 35 )vareabel yang akan diteliti adalah upayaupaya kepaia sekoiah

dalam mengembangkan kegiatannya sebagai

pemimpin , tentu dalam hai ini adanya kerja sama dengan guru , kepaia
sekolah dengan karyawan lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan .

Dari uraian di atas, aspek-aspek pokok yang dikaji daiam
peneiitian ini dijabarkan pada pertanyaan - pertanyaan di bawah ini:
1. Upaya yang bagaimana yang dilaksanakan kepala sekolah dalam

membina, membimbing, dan memotivasi bawahannya.

2. Bagaimanakah upaya kepaia sekoiah terhadap peranannya sebagai
pemimpin pendidikan dalam mengelola SMU YWKA.

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepemimpinan kepala
sekoiah daiam mengeioia sekoiah.

4. Pendekatan yang bagaimana yang digunakan kepaia sekoiah daiam
meningkatkan kuaiitras pendidikan di SMU YWKA.

5. Bagaimana hubungan kerjasama yang dijalin kepala sekolah dengan
Pengurus SMU YWKA

dan Dinas.

6. Apa yang dilakukan oleh kepala sekoiah dalam menerapkan Visi dan
Misi daiam membina para bawahannya.

13

7. Kendala apa yang dihadapi oieh kepaia sekoiah daiam membina para
bawahannya.

C. Tujuan
a. Tujuan

dan Manfaat Penelitian
Peneiitian

Tujuan umum peneiitian ini adaiah untuk memperoieh gambaran yang
jelas mengenai upaya kepaia sekoiah dalam meningkatkan kuaiitas

pendidikan di SMU YWKA, dalam hal ini Kepemimpinannya yang utama

diteiaah, kemudian diidentifikasikan meiaiui deskripsi, sedangkan yang
dianaiisis mengenai upaya kepaia sekoiah daiam mengeioia suatu

sekoiah untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SMU
YWKA.

Berdasarkan dari tujuan umum tersebut, maka tujuan khusus
yang ingin dicapai meiaiui peneiitian ini adaiah untuk :

1. Mendesknpsikan dan menganaiisa terhadap upaya kepaia sekoiah

dalam membina, membimbing dan memotivasi bawahannya.
2. Mendesknpsikan dan menganaiisa upaya kepala sekolah terhadap
peranan sebagai pemimpin pendidikan daiam mengeioia SMU YWKA.

3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
kepala sekolah dalam mengelola sekolah.

4. Mendeskripsikan dan menganaiisa pendekatan yang digunakan kepaia
sekoiah daiam meningkatkan kualitas pendidikan di SMU YWKA.

14

5. Mendesknpsikan dan menganaiisa hubungan kerja sama kepaia
sekoiah dengan Pengurus SMU YWKA dan Dinas.

6. Mendeskripsikan tentang penerapan Visi dan Misi yang dilakukan
kepaia sekolah daiam membina para bawahannya.
7. Mendesknpsikan kendala yang dihadapi oieh kepaia sekoiah daiam
membina para bawahannya .

b. Manfaat Peneiitian

Peneiitian ini berusaha mengkaji secara mendaiam mengenai upaya
Kepemimpinan kepaia sekolah daiam pengelolaan dan hubungan
kerjasama baik dengan pengums YWKA maupun dengan Dinas. Oieh

karena itu hasii peneiitian ini secara teoritis diharapkan dapat
mengungkapkan informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pendidikan spesialisasi Administrasi Pendidikan pada khususnya.
Temtama daiam bidang pengelolaan lembaga pendidikan formal. Selain

itu mudah - mudahan bermanfaat juga untuk penelitian iainnya yang
ada kaitannya dengan pengembangan peneiitian secara kuaiitatif.

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini secara praktis adalah
sebagai berikut :

1. Temuan peneiitian ini dapat dijadikan iandasan untuk mengembangkan

strategi pembinaan guna menghindari terjadinya hambatan yang
menghaiangi perbuatan kepala sekolah yang mengandung nilai-nilai
yang ada kaitannya dengan kegiatannya sebagai pemimpin.

15

2. Temuan peneiitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan

terhadap kepala sekoiah SMU YWKA dalam penyempurnaan dan
perbaikan kegiatannya sebagai pemimpin.

3. Penelitian ini sebagai masukan bagi Yayasan Wanita Kereta Api
(YWKA) sebagai penanggung jawab dan pengelola atasan dari kepaia
sekoiah SMU YWKA.

4. Penelitian ini sebagai masukan bagi Dinas dan Pengawas lainnya
daiam merencanakan, meiaksanakan, dan mengevaiuasi pembinaan
yang diberikan terhadap kepaia sekolah.

5. Deskripsi serta analisis yang diperoJeh dapat digunakan oleh sekolah

atau kepala sekolah sebagai informasi aktual dalam menyusun
kebijaksanaan sekoiah atau pengembangan proses administratif di
sekoiah.

6. Dengan hasil peneiitian ini diharapkan dapat meningkatkan kerja
sama antara SMU YWKA dengan SMU negeri yang ada disekitamya.
7.Dengan hasii peneiitian ini diharapkan semakin dikenai di mata

masyarakat, sehingga SMU YWKA menjadi sekoiah swasta yang
menjadi idaman bagi masyarakat, dan disamping itu mampuh
kualitasnya sejajar dengan sekolah negeri

D. Paradigma Penelitian

Paradigma peneiitian ini mempakan jalan pikiran yang ditempuh
dalam penelitian berdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah

16

dirumuskan . Hai ini menunjukkan bahwa upaya kepaia sekoiah sebagai
pemimpin pendidikan dituntut hams melaksanakan kegiatan-kegiatannya
seperti perencanaan.pengorganesasian,pengkoordinasian, pengarahan

dan pengawasan, serta menjalin hubungan kerja sama dengan pengurus
yayasan YWKA serta Dinas. Karena ada perbedaan antara SMU negeri

dengan SMU YWKA (swasta) dalam pengelolaannya.Oleh karena itu maju
mundurnya SMU YWKA ditentukan oleh upaya kepala sekolah yang
kreatifi daiam pengeioiaannya

Kemampuan kepala sekoiah daiam mengeioia bawahannya
merupakan hal yang sangat penting karena guru merupakan ujung
tombak

teriaksananya proses belajar- mengajar. Oleh karena itu

untuk meningkatkan kualitas guru, kepaia sekolah periu meiakukan

upaya daiam mengadaan dana, Fasiiitas, dan kesempatan . Dengan

demikian kepala sekoiah dapat memberikan bantuan bempa pelayanan
dan motivasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan gum.

Kesemua upaya

ini

yang

menjadi sasaran tersebut di atas

ditujukan untuk mengembangkan upaya Kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan di SMU YWKA , yang bemsaha berperan sebaik
mungkin sebagai pemimpin dan supervaisor yang mampuh memberikan

bantuan dan pengawasan daiam mengatasi permasaiahan-permasalahan
yang disebabkan oleh sosial ekonomi, geografis, kemampuan siswa, dan
ams

informasi

yang

pesat.Hal

17

ini

sesuai dengan

pedomam

^^^^^AmmmmmAN

penyelenggaraan administrasi sekoiah umum disebutkan bahwa :

Untuk memanfaatkan tenaga yang tersedia sehingga menjadi tenaga
yang tepat guna dan berhasil guna." (depdikbud, 1989 : 164).

Kerangka peneiitian ini disajikan daiam bentuk gambar sebagai
berikut:

SKETSA

KERANGKA

Keterampilan
Kepemimpinan

PEfMFi ITiAM

Keterampilan
Administrasi Kepaia

Kepala Sekolah

Gaya
Kepemimpinan

J

Pengurus Yayasan SMU
YWKA

Kualitas Pendidikan

Upaya kepala sekolah dalam pengeioiaan sekolah merupakan
hai yang sangat penting . Begitu juga guru merupakan ujung tombak
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang membina para siswa

agar berkuaiitas, maka kegiatan pembinaan terhadap gum dapat

diberikan meiaiui

memberikan

kesempatan

untuk

mengikuti

pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi, penataran, seminar ,
diskusi dan kegiatan- kegiatan yang iainnya.

Daiam hai ini kepaia sekoiah perlu melakukan upaya menjalin
hubungan kerja sama dengan berbagai pihak untuk memudahkan

mengikutsertakan gum dalam mengadakan kegiatan- kegiatan yang
dibutuhkan oieh guru itu sendiri, hai ini

mempakan pembinaan

terhadap para gum untuk menciptakan kondisi sekolah nyaman
sehingga guru dapat menyesuaikan diri dan mengembangkan din.

Upaya kepemimpinan kepala sekoiah dalam pengelolaannya
merupakan bagian yang akan menentukan pelaksanaan tugas sekolah,

yang akhirnya mengarah pada tingkat kuaiitas pendidikan sehingga
efektifitas pengeioiaan di sekoiah harus benar - benar diperhatikan.

Kepemimpinan yang ditampilkan kepaia sekoiah dalam pengeioiaan
sekolah dapat dipengaruhi oleh persepsi yang dimiliki kepala sekolah

dan faktor-faktor yang mempengaruhi upaya kepemimpinan kepala
sekolah. Upaya kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dari aspek
pendekatan kepemimpinan yang digunakan kepala sekoiah dan

hubungan kerja sama yang dijaiin oleh kepaia sekolah dengan intern
organesasi sekolah juga secara ekstern. Secara intern, mengadakan

hubungan kerja sama dengan staf pimpinan, para guru, para karyawan
dan para pengurus Yayasan Wanita Kereta Api. Sedangkan secara
ekstern, mengadakan hubungan dengan Dinas dan Masyarakat.
19

Pendekatan dan hubungan kerja sama tersebut pada akhirnya
akan mempengamhi upaya kepemimpinan kepala sekoiah sebagai
pemimpin daiam pengeioiaan sekoiah. Kesemuanya itu dapat
mendukung tumbuhnya kemampuan kepemimpinan kepala sekolah
daiam meningkatkan kuaiitas pendidikan khususnya di SMU YWKA
Bandung.

Aspek yang menjadi peneiaah kepemimpinan kepala sekoiah

daiam peneiitian ini yakni upaya dalam bentukpendekatan kepemimpinan
terhadap pengeioiaan pengajaran, kesiswaan, kepegawean, sarana dan
prasarana, anggaran dan hubungan kerja sama dengan yayasan
YWKA, Dinas dan masyarakat.

20

BAB

PROSEDUR

Hi

PENELITIAN

Pada Bab iii ini dikemukakan prosedur peneiitian yang terdiri dari:

Metode Peneiitian, Lokasi dan Subjek peneititian, teknik Pengumpuian
dan Pengoiahan data serta tingkat pengujian vaiiditas data dapat
dicapai

A.

signifikansi data dari hasil peneiitian.

Metode Peneiitian

Sebagaimana yang teiah dirumuskan padabagaian pertama bahwa

peneiitian ini untukmendeskripsikan dan menganalisis upaya-upaya

kepaia sekoiah daiam mengembangkan kegiatannya sebagai pemimpin
pada Sekoiah Menengah Umum (SMU) YWKA Kota Bandung bertujuan
untuk memperoieh pemahaman dan pengertian tentang suatu penstiwa

atau upaya -upaya kepaia sekolah yang berperan sebagai pemimpin.

Untuk mencapai
metode

kuaiitatif.

tujuan tersebut, maka peneiitian ini menggunakan
hai ini berdasarkan kepada rumusan masaiah

peneiitian yang menuntut

peneiiti melakukan ekspiorasi dalam rangka

memahami dan menjelaskan masaiah yang diteliti melalui komunikasi

yang intensif dengan sumber data Daiam proses peneiitianya, peneiiti

dibimbing oieh suatu conceptual framework yang artinya peneiiti harus
mempunyai tingkat intensitas pemahaman terhadap suatu konsepsi atau

77

teon Konseps. ini merupakan persekt.f teoritis yang dijadikan pedoman
proses inquari oleh peneiiti.

Peneiitian kuaiitatif sering disebut dengan metode etnografis,
metode fenomenoiogis atau metode naturalistik yang peneiiti sendiri
menggaii data dan informasi secara iangsung dari nara sumber. Maksud

peneiitian semacam ini agar dapat diperoieh gambaran tentang fonemena

periiaku peranan seseorang dalam mengembangkan kegiatannya sebagai
kepaia sekoiah.

Peneiitian mi iebih cenderung daiam kata-kata dan pada angkaangka, dan hasiinya pun berupa uraian Jadi peneiitian kuaiitatif kaya

dengan deskripsi dan penjeiasan tentang aspek-aspek masaiah yang
menjadifokuspeneiitian.Namun dengan demikian bukan berarti bahwa

daiam penei.tian kuaiitatif sama sekai. bebas daiam penyampa.an
laporan, meiainkan harus relevan dengan maksud dan tujuan dan
peneiitian. Peneiitian ini daiam mengumpuikan data deskripsi mengenai
kegiatan atau upaya-upaya kepaia sekoiah yang menjadi subjek diteiiti,
baik persepsinya maupun pendapatnya serta aspek -aspek lain dapat
diperoieh dengan melalui kegiatan wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi.

S. Nasution

orang.

mereka

tentang

( 1988 : 5 ) berpendapat

yakni

:

"Peneiitian kuaiitatif pada hakekatnya adalah mengamati
aaiam lingkungan kehidupannya , berinteraksi dengan
, berusaha

memahami

dunia di sekitarnya."

78

bahasa

dan tafsiran mereka

Sasaran peneiitian diarahkan kepada usaha menemukan teori-teori

dasar penei.tian yang bersifat deskripsi, Iebih mementingkan proses,
memiiiki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan, dan hasii

peneiitian diabsahkan oleh kedua pihak yakni peneiiti dan subjek
peneiitian. Lebih lanjut Lexy JMoieon (1993:3) mengemukakan yakn,
"Peneiitian kuaiitatif berakar

pada iatar beiakann piami=»h

sebagai kebutuhan mengandaikan manusia sebagaf aiat peneift"

srtssSf.metode kuai,tat,f dan -™- ^,rs
Daiam penei.tian ini, peneiiti sendir. menggai. data atau informasi
secara iangsung dan nara sumber yang represents, sasaran penei.t.an

diarahkan kepada usaha- usaha menemukan tiori dasar peneiitian yang
bersifat deskriptif, iebih mementingkan proses dan pada hasii, membatasi
stud, dengan fokus, memilik, seperangkat kretena untuk memeriksa
keabsahan data .

Hal ini disebabkan karena pada tahap awai peneiitiannya,
kemungkinan peneiiti beium memiliki gambaran yang jeias tentang
aspek-aspek masaiah yang akan ditelitinya .a akan mengembangkan
fokus peneiitian sambil mengumpuikan data. Bogdan dan

Bikiin

(1982 : 31 ) mengemukakan bahwa :

"Peneiitian kuaiitatf akan menaruh
perhatiannya untuk
memaham. periiaku , pandangan , perseps. sikap dan ,ajn

iekaTng ;an9 ^ ^ P-dangan PsubjeT^yang diTelitJ
Metode semacam ini mempunyai iima karakteristik utama yang
dijadikan acuan bag. seiuruh proses peneiitian ini. Keiima karakteristik
79

yang d.maksudkan d. sini adaiah sebaga.mana yang dilakukan oieh
Bogdan dan Bikien (1982 : 27 - 28) yakni:

'' sout^en/eTlCh
Settin9 as,s hethe direct
source of data ^and thGthe natUral
researcher
kev
instrument.

2. Qualitative

3. Qualitative

*ey

research

is decriptive

research are concerned with process rayher

man simpiy whit outcomes or products

\nducSy. reS6arCherS ^

t0 ana,^e "* data

5. Meaning is of essential concern to the qualitative approch .

Karakteristfk tersebut menjiwai peneiitian ini, penei.tian sendir,

sebaga. instrumen utama untuk mendatang, secara iangsung sumber
datanya, seianjutnya mengimiikas.kan data yang d.kumpuikan daiam
peneiitian ini Iebih cenderung daiam bentuk kata-kata dan pada angka angka. Jad. hasii analisisnya berupa suatu ura.an. Hasii peneiit.an

kuaiitatif iebih menekankan terhadap proses, tidak hanya akan hasilnya
saja. Meiaiu, anai.sis induktif peneiiti mengungkapkan makna dan
keadaan yang diamati.

B.

Lokasi Peneiitian.

Sesuai dengan apa yang teiah disampaikan pada bab pertama,
maka peneiitian ini mengambii lokasi di wiiayah Bandung Barat SMU
YWKA (Yayasan Wanita Kereta Api) Kota Bandung propinsi Jawa Barat,
untuk memperoieh informasi yang reievan dengan fokus peneiitian, maka
secara keseiuruhan gambaran lokasi peneiitian dapat dikemukakan di
bawah ini:

80

1.Sekolah Menengah Umum (SMU YWKA)

Sekolah Menengah Umum YWKA yang dijadikan iokas, peneiitian,
di bawah naungan Darma Wanita YWKA sedangkan yang menjalankan
oprasionai dalam pelaksanaan kegiatan sekolah adalah dipimpinan oieh
seorang kepaia sekolah yang bertanggungjawab. Di lingkungan sekolah

iniiah diperoieh data dan informasi mengenai upaya-upaya kepemimpinan
kepala sekoiah daiam pengeloiaannya yang sesuai dengan masaiah dan

tujuan peneiitian. Upaya- upaya kepemimpinan kepaia sekoiah yang
dimaksud dalam tulisan in. adalah mengenai kepemimpinannya yang
dilaksanakan oieh setiap kepala sekolah dalam pengeloiaannya sekolah.
Daiam pengeloiaannya, kepala sekoiah sebagai pejabat formal,

sebagai manajer,sebagai seorang pemimpin, sebagai pendidik, sebaga,
kepala staf.dan sebagai penanggung jawab atas pelaksanaan di sekolah,
baik terhadapYayasan wanita Kereta api maupun kepada pemerintah
serta kepada masyarakat pada umumnya.

Sekolah Menengah Umum (SMU)YWKA yang berstatus disamakan
yang menjadi lokasi peneiitian, sedangkan kinerja kepala sekolahnya
tergolong cukup baik. Sedangkan subjek yang menjadi sumber data akan
diambil upaya-upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.

2. Kantor Dinas Wiiayah Propinsi Jawa Barat

Dari kantor ini diperoieh data dan informasi yang berkaitan
dengan masaiah pribadi responden, pendidikan, pengaiaman, latihan
81

dan penataran yang pernah diikutinya oleh kepala sekolah yang
merupakan studi dokumenter. Dalam hal ini dihubung, Kapala Dinas Kota

Bandung selanjutnya memperoieh informasi yang berkaitan dengan
masaiah proses pembinaan kepemimpinan kepala sekoiah, dilaksanakan
wawancara dengan para pejabat setempat yang berkaitan seperti
para

pengawas.

3. Kantor Depdikbud Kota Bandung

Kantor in. sebaga. kantor yang mempunyai tugas melaksanakan

sebagaian tugas Kantor Wiiayah Depdikbud kota Bandung Propinsi Jawa

Barat yang merupakan koordinator bagi Sekolah Menengah Umum(SMU),
maka pada kantor ini diperoieh data yang ada kaitannya dengan urusan

kepegawaian dan personii khususnya bagi karyawan guru ataupun
kepaia sekolah .

Disamping lokasi tersebut di atas menjadi tempat peneiitian

juga peneiiti melakukan pertemuan dengan responden di rumahnya
seiain di tempat kerjanya / sekolah, hal ini dilakukan disamping
siiaturahmi juga pendekatan -pendekatan secara kekeluargaan , agar
dapat member,' data yang bebas tanpa pengamh dari pihak lain.

Disamping kepala sekoiah, juga guru-guru dan pejabat lain yang dianggap
dapat memberikan informasi yang berguna yangada kaitannya dengan
data yang diperiukan dikunjungi secara kekeluargaan, sehingga
terciptanya hubungan baik dengan subjek peneiiti dan data yang diberikan
benar-benarmurni tanpa ada ganguan atau pengaruh karena situasi.

82

C. Subjek

Peneiitian

Pada bagaian pertama teiah d.jelaskan bahwa peneiitian mi

mengambii (okas, di Wiiayah Kota Bandung bagian Bandung Barat
tepatnyadiKecamatan Andir Keiurahan Garuda Jaian Eiang ii No 3

yakn. d, SMUYWKA dengan status Disamakan, yang d, bawah naungan
Yayasan Darma Wanita PJKA ,yang menjadi subjek atau responden
utama iaiah kepaia sekoiah seiain juga para guru, karyawan dan
Ketua Yayasan nya sendiri.

Kemudian untuk mendukung data primer dan pihak kepaia sekoiah,
juga informasi ditelusuri terhadap pihak-pihak yang ada kaitannya
dengan kepemimpinan kepala sekoiah SMU YWKA,hal ini untuk
mengetahui sejauh mana upaya-upaya kepaia sekoiah daiam

melaksanakan kegiatannya.yang d.pandang kepaia sekoiah itu sebagai
pejabat formal, sebaga. Manajer, sebaga. seorang pemimpin, sebagai
pendidik, juga sebagai stap. Di samping data dan informas, tentang
pengelolaan sekoiah, kepada kepaia sekoiah dimintakan pandangan
tentang kepemimpinannya.

Subjek peneiitian ini dengan maksud untuk memperoieh data

yang sesuai dengan fokus peneiitian. Subino Hadisubroto [1988:1]
Mengemukakan bahwa :

"
peneiiti kuaiitatif tidak akan memuiai dengan
menghitung atau memperkirakan banyaknya

popuias.

dan kemudian menghitung

sampeinya sehingga

proporsi

dipandang sebagai yanq

teiah representatif .

83

Sejalan dengan pendapat di atas , daiam proses penentuan
banyaknya subjek peneiitian atau responden tidak dapat d.tentukan
sebeiumnya. Subjek peneiitian yang dipiiih semakin lama, semakin

terarah sesuai denganfokus peneiitian. Bila sudah dianggap cukup
memada., subjek peneiitian tidak lag, periu d.perbesarkan. Dengan
demikian, yang menjadi subjek penei.tian in. adalah kepaia sekolah
Pemilihan kepaia sekoiah sebagai subjek atau responden didasarkan
pada pertimbangan :

" S ~ SLPenan"UnS ^b - *"**"
2 ^S^T" pen9e,olaan organesasi pend,d,kan