MENINGKATKAN MOTIVASI ANAK DALAM PEMBELAJARAN PRABACA-TULIS MELALUI PENERAPAN MODEL BALS (BELAJAR DENGAN ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR): Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B RA At-Taqwa Cicalengka tahun Ajaran 2012-2013.

No. Daftar: 05/PGPAUD/VIII/2013

MENINGKATKAN MOTIVASI ANAK DALAM PEMBELAJARAN
PRABACA-TULIS MELALUI PENERAPAN MODEL BALS ( BELAJAR
DENGAN ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR)
( Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B RA At-Taqwa Cicalengka
Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

OLEH:
NUNI JUNIASIH
1009007

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==================================================================
MENINGKATKAN MOTIVASI ANAK DALAM PEMBELAJARAN
PRABACA-TULIS MELALUI PENERAPAN MODEL BALS ( BELAJAR
DENGAN ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR)
( Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B RA At-Taqwa Cicalengka
Tahun Ajaran 2012-2013)

OLEH:
NUNI JUNIASIH
1009007

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan


© NUNI JUNIASIH 2013

Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
INCREASE CHILDREN’S MOTIVATION IN PRE READING-WRITING
INSTRUCTION WITH BALS’S MODEL IMPLEMENTATION
(The Classroom Action Research to Group B in RA At-Taqwa Cicalengka
Academic Year 2012-2013)

Nuni Juniasih
1009007
Pre Reading-writing skills is one of children development which need stimulation
since young age. As a facility their need to recognize their environment, pre
reading-writing skills is important of language development for young learners.
Unfortunately, the instructions of pre reading-writing in RA At-Taqwa has not
optimilized yet to increase children’s motivation to follow the class.
The probles source of the research are: 1) How is the condition of children’s
motivation in pre reading-writing instructions in RA At-Taqwa with using books
and children’s worksheet, 2) How is the steps of BALS model’s implementations
to increase children’s motivation in pre reading-writing instructions in RA AtTaqwa, 3) how is the increasing of children’s motivation in pre reading-writing
instructions in RA At-Taqwa with BALS model’s implementations. To knowing
the implementations of BALS model in increasing the children’s motivation in pre
reading-writing instructions, the research used classroom action research with 3
siklus. The conclusion of the research that BALS model is able to increase
children’s motivation in pre reading-writing instructions. It based on the score that
received at first observation, which there are four (4) children with low
motivation and nine (9) children with medium condition. After 3 siklus, there are
no children in low motivation. At siklus 1 there are ten (10) children with high
motivation and two (2) children with medium condition. At siklus 2 and 3, all the

children have high motivation.

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
MENINGKATKAN MOTIVASI ANAK DALAM PEMBELAJARAN
PRABACA-TULIS MELALUI PENERAPAN MODEL BALS (BELAJAR
DENGAN ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR)
(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B RA At-Taqwa Cicalengka
tahun Ajaran 2012-2013)
Nuni Juniasih
1009007
Keterampilan Prabaca-tulis merupakan salahsatu aspek perkembangan anak yang
perlu distimulasi sejak dini. Selain untuk memfasilitasi perkembangan anak dan
kebutuhannya, juga sebagai sarana bagi anak dalam menggali lingkungan
sekitarnya. Keterampilan prabaca-tulis juga merupakan bagian dari aspek
perkembangan bahasa yang sangat penting dalam perkembangan anak.

Sayangnya, pembelajaran prabaca-tulis sebagai upaya stimulasi aspek
perkembangan bahasa ini belum optimal sebagaimana yang terjadi di RA AtTaqwa, dimana anak-anak kurang memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran prabaca-tulis. Penelitian ini didasarkan pada rumusan
masalah penelitiannya, yaitu: 1) bagaimana kondisi motivasi anak RA At-Taqwa
dalam pembelajaran prabaca-tulis dengan menggunakan media buku tulis dan
LKS, 2) bagaimana bentuk implementasi penerapan model BALS dalam
meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran prabaca-tulis di RA At-Taqwa,
3) bagaimana peningkatan motivasi anak dalam pembelajaran prabaca-tulis di RA
At-Taqwa melalui penerapan model BALS. Dengan tujuan untuk mengetahui
penerapan model BALS dalam meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran
prabaca-tulis, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas dan dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing satu kali
tindakan. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan
model BALS dapat meningkatkan motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran
prabaca-tulis. Hal ini didasarkan pada perolehan hasil skor nilai motivasi yang
diperoleh, dimana pada observasi awal diperoleh hasil dari 13 jumlah keseluruhan
murid RA At-Taqwa, sebanyak 4 (empat) anak masih berada dalam kategori
motivasi rendah dan 9 (Sembilan) anak bermotivasi sedang. Adapun peningkatan
motivasi anak terlihat pada tiga siklus yang dilakukan, dimana dalam tiga siklus
tersebut tidak lagi terdapat anak yang bermotivasi rendah. Pada siklus satu

sebanyak 10 (sepuluh) anak sudah masuk dalam kategori motivasi tinggi dan
hanya 2 (dua) anak yang bermotivasi sedang, dan pada siklus dua dan tiga, semua
anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran masuk dalam kategori motivasi
tinggi, yaitu masing-masing 12 anak dan sembilan anak.
Kata kunci: Motivasi belajar, Keterampilan prabaca-tulis. Model pembelajaran
BALS

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………...
A. Latar Belakang Masalah……………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………..
C. Tujuan Penelitian…………………………………………...
D. Manfaat Penelitian………………………………………….
E. Asumsi Dasar……………………………………………….
F. Penjelasan Istilah…………………………………………...

BAB II

KONSEP KETERAMPILAN PRABACA-TULIS ANAK
TK, MOTIVASI BELAJAR DAN MODEL
PEMBELAJARAN BALS (BELAJAR DENGAN ALAM
DAN LINGKUNGAN SEKITAR)……………………………
A. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak……………………...
1. Karakteristik Anak Usia Taman Kanak-kanak…………
2. Metode dan Prinsip-prinsip Pembelajaran di Taman

Kanak-kanak……………………………………………
3. Media dan Sumber Belajar di Taman Kanak-kanak…...
4. Belajar dengan Alam dan Lingkungan Sekitar………...
B. Motivasi dalam Pembelajaran Anak Taman Kanak-kanak....
1. Pengertian Motivasi Belajar……………………………
2. Macam-macam
Motivasi
dan
Faktor
yang
Mempengaruhinya……………………………………...
3. Pentingnya Motivasi dalam Pembelajaran……………..
4. Upaya, Teknik dan Strategi untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak………………………………….
C. Perkembangan Bahasa Anak Taman Kanak-kanak………...
1. Pengertian dan Fungsi Bahasa………………………….
2. Teori Pembelajaran Bahasa Anak………………………
3. Aspek-aspek Perkembangan Bahasa…………………...
4. Keterampilan Prabaca-tulis Anak Taman Kanakkanak……………………………………………………
a. Tahapan Perkembangan Membaca Anak TK……..


i
ii
iii
v
vii
viii
ix

1
1
6
6
6
7
8

10
10
11

12
13
19
25
25
27
28
29
32
33
35
36
41
42

v
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


b. Tahapan Perkembangan Menulis Anak TK………..
D. Penelitian-penelitian Terdahulu…………………………….

44
46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………..
A. Metode Penelitian…………………………………………..
B. Lokasi dan Subjek Penelitian………………………………
C. Desain Penelitian…………………………………………...
1. Identifikasi Masalah……………………………………
2. Perencanaan ……………………………………………
3. Pelaksanaan Tindakan………………………………….
4. Observasi ………………………………………………
5. Refleksi ………………………………………………..
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……..
E. Teknik Analisis Data……………………………………….
F. Validasi Data……………………………………………….

48
48
49
50
50
51
55
55
55
55
59
59

BAB IV

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………
A. Kondisi Obyektif…………………………………………...
1. Sejarah RA At-Taqwa Cicalengka……………………..
2. Profil Guru dan Murid RA At-Taqwa Cicalengka……..
3. Kegiatan Rutin Proses Pembelajaran di RA At-Taqwa
Cicalengka……………………………………………...
4. Kegiatan Pembelajaran Prabaca-tulis di RA At-Taqwa
Cicalengka……………………………………………...
B. Tahap Implementasi PTK…………………………………..
1. Siklus I………………………………………………….
2. Siklus II………………………………………………...
3. Siklus III………………………………………………..
C. Pembahasan ………………………………………………..
1. Kondisi Obyektif Motivasi Anak dalam Pembelajaran
Prabaca-tulis di RA At-Taqwa dengan Menggunakan
Media Buku Tulis dan LKS (Lembar Kerja Siswa)…...
2. Implementasi Penerapan Model BALS dalam
Pembelajaran Prabaca-tulis di RA At-Taqwa
Cicalengka……………………………………………...
3. Peningkatan Motivasi Anak dalam Pembelajaran
Prabaca-tulis di RA At-Taqwa Cicalengka…………….

61
61
61
61

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………
A. Kesimpulan…………………………………………………
B. Rekomendasi……………………………………………….

84
84
85

62
63
65
65
70
76
78

79

80
82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

vii
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang sangat penting
pada anak untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan
alat/media anak untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Dengan bahasa,
anak dapat mengungkapkan kebutuhan, keinginan, perasaan dan pikirannya
kepada orang lain. Begitu pula sebaliknya anak belajar memahami pikiran,
perasaan dan keinginan orang lain. Karena itu kemampuan berbahasa harus
dikembangkan sejak dini.
Kemampuan bahasa, seperti dijelaskan Sugono (Dhieni dkk, dalam
Setyawati, 2011) meliputi kemampuan bahasa lisan dan kemampuan bahasa
tulisan. Kemampuan bahasa lisan terkait pada keterampilan menyimak dan
berbicara, sementara rumpun kemampuan bahasa tulisan adalah keterampilan
membaca dan menulis. Adapun untuk keterampilan membaca dan menulis, anak
usia TK berada pada tingkat pre-reading (Setyawati, 2011).
Membaca dan menulis dini (prabaca-tulis) sangat penting untuk
dikembangkan sejak dini salah satunya untuk membantu memfasilitasi
perkembangan anak, karena sebagaimana dikatakan Sholehuddin (2000) bahwa
anak pada usia ini lajimnya sudah menunjukkan suatu minat yang meningkat
terhadap aspek-aspek fungsional bahasa tulis. Lebih lanjut lagi Sholehuddin
menyatakan:
anak-anak pada usia 4-5 tahun senang mengenal kata-kata yang menarik
baginya dan mencoba menuliskan kata-kata itu, seperti senang menuliskan
namanya sendiri atau kata-kata lain yang berhubungan dengan sesuatu
yang bermakna baginya.
Selain itu mereka juga memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap
bentuk tulisan yang dia ucapkan, hal ini ditegaskan Norton (Sumarni, 1994)
bahwa salah satu perkembangan kebahasaan anak usia 5-6 tahun yaitu anak sudah
mulai ingin tahu mengenai penampilan (bentuk) tertulis dari bahasanya.
1
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Hal lain yang mendasari pentingnya perkembangan prabaca-tulis
dikembangkan sejak dini karena menurut Montessori (Maulani, 2007) kegiatan
membaca merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia dini.
Menurut Montessori, anak usia 3 – 4 tahun sudah dapat diajarkan menulis dan di
usia 4-5 tahun anak lebih mudah belajar membaca dan mengerti angka.
Tampubolon (Maulani, 2007) menambahkan bahwa kegiatan membaca perlu
diberikan sebagai salah satu upaya menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca
sekaligus guna mempersiapkan anak dalam memasuki pendidikan dasar.
Sementara menurut Neuman (Setyawati, 2011) tujuan pembelajaran baca tulis
bagi anak usia 3-5 tahun adalah memberi kesempatan pada anak untuk
menyelidiki lingkungan mereka dan membangun dasar-dasar untuk belajar bacatulis.
Berdasarkan uraian di atas jelas tergambar pentingnya pengembangan
keterampilan prabaca-tulis sejak dini, di antaranya untuk memfasilitasi
perkembangannya, kebutuhananya, serta menumbuhkan minat dan kebiasaan
membaca pada anak. Selain sebagai bentuk permainan yang menyenangkan bagi
anak serta sebagai sarana bagi anak dalam menggali lingkungan sekitarnya, juga
untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar.
Namun pada kenyataannya, hal yang ditemui di lapangan tidak
mendukung pada pentingnya upaya pengembangan prabaca-tulis tersebut. Pada
umumnya praktek pembelajaran yang dilakukan melalui proses drilling pada
anak, pembelajaran prabaca-tulis sering dilakukan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran yang monoton, anak hanya duduk diam di kursi mengerjakan bacatulis sehingga tidak menarik minat anak, bahkan anak merasa frustasi. Hal ini pula
yang tergambar pada proses pembelajaran di RA At-Taqwa. Berdasarkan hasil
pengamatan, proses pembelajaran di RA At-Taqwa masih sangat konvensional, di
mana kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centre).
Pembelajaran di RA At-Taqwa, khususnya pembelajaran prabaca-tulis, masih
mengandalkan penggunaan kertas-kertas dan majalah atau LKS saja sebagai
medianya. Anak-anakpun hanya difokuskan pada penguasaan membaca atau
menulis huruf tanpa memahami maknanya. Kegiatan pembelajaran prabaca-tulis
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

yang dilakukan di RA tersebut seputar mengenal huruf alphabet, huruf tunggal
ataupun sukukata dan menyambungkannya sehingga menjadi sebuah kata, baik itu
kata yang mengandung makna seperti bo-la, bu-ku, namun kadang kata yang
dibentuknya tidak mengandung arti atau makna, seperti misalnya bo – ku, di – du.
Kegiatan lainnya seperti membentuk huruf di atas garis yang sudah ditentukan
atau menebalkan titik-titik membentuk huruf tertentu.
Kondisi-kondisi di atas jelas tidak memberikan suatu pengalaman belajar
yang menarik bagi anak-anak juga tidak memunculkan ketertarikan (interest) pada
anak untuk belajar. Anak-anak tidak tahu sedang belajar apa dan tidak faham
mengapa harus mempelajari hal tersebut. Dengan kata lain mereka kurang
termotivasi atau bahkan tidak memiliki motivasi untuk belajar. Dalam hal ini
Sardiman (2009) berpendapat bahwa persoalan motivasi seseorang tergantung
pada unsur pengalaman dan interest yang dimiliki orang tersebut. Untuk itu
penting sekali menciptakan kondisi yang dapat meningkatkan motivasi belajar
anak.
Praktek pembelajaran seperti yang digambarkan di atas, sebagaimana
dinyatakan Santrock (Sessiani, 2007) tidak cocok diterapkan karena menekankan
keterampilan secara terpisah. Hal ini senada dengan NAEYC dan Megawangi,
dkk (2005) yang beranggapan jika anak belajar menulis hanya dengan mengikuti
titik-titik yang sudah dibuat guru, anak tidak mengerti apa yang ia tulis. Meskipun
begitu, guru-guru RA At-Taqwa juga melakukan upaya untuk membantu
mengembangkan keterampilan membaca anak, seperti dengan memajang gambargambar yang disertai tulisannya, huruf-huruf tunggal dan suku kata, namun anakanak jarang sekali dilibatkan untuk lebih menggali dan mengerti apa yang dibaca
dan ditulisnya. Padahal menurut Katz dan Chard (dalam Megawangi dkk, 2005),
anak-anak memerlukan keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan
dan kebosanan. Cara belajar yang memposisikan anak sebagai obyek pasif seperti
harus duduk diam dan mendengarkan dalam waktu yang lama, tidak baik untuk
perkembangan fisik dan akademik mereka. Sebaliknya pembelajaran yang aktif
akan membuat aspek motorik halus dan motorik kasar anak berkembang dengan

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

baik. Perkembangan ini sangat berguna bagi perkembangan bahasa anak,
khususnya keterampilan prabaca-tulis.
Selain itu media yang digunakan guru kurang menarik bagi anak-anak,
bahkan sama sekali tidak menggunakan media yang membantu anak-anak untuk
memahami apa yang dibaca atau ditulisnya, seperti penggunaan benda-benda
nyata (kongkrit). Pembelajaran sangat bersifat akademis, hanya menekankan pada
penguasaan

kemampuan

membaca

dan

menulis

tanpa

makna

ataupun

mengesankan bagi anak. Faktor lain adalah sikap guru yang terlalu memaksakan
anak untuk mengerjakan tugas sesuai instruksi yang diharapkan guru, misalnya
anak dipaksa menulis huruf atau angka dengan cara yang ditentukan guru, bahkan
tidak jarang guru ikut membimbing tangan anak agar mau menuliskan huruf atau
angka tersebut. Padahal seperti dikatakan Musfiroh (2009) bahwa anak pada usia
tersebut berada pada fase perkembangan bahasa yang ekspresif bebas. Terlebih
bila memperhatikan aspek perkembangan anak, bahwa tidak semua anak sama,
ada anak yang kebutuhan geraknya lebih banyak, ada pula anak yang tidak
menyukai kegiatan yang berkaitan dengan pensil dan kertas, sehingga diperlukan
metode atau cara-cara yang lebih menantang atau menarik agar anak bersedia
mengikuti pembelajaran tersebut, dalam arti anak termotivasi untuk megikuti dan
melakukan kegiatan pembelajaran prabaca-tulis tersebut.
Pembelajaran prabaca-tulis pada anak Taman Kanak-kanak harus
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran pada anak TK. Steinberg (Hartati,
1999) menjelaskan bahwa salah satu dari prinsip pokok pembelajaran membaca
dini yaitu pengajaran membaca haruslah menyenangkan bagi anak dan materi
bacaan harus terdiri dari kata-kata, frase, dan kalimat yang bermakna, terutama
dari segi pengalaman anak. Begitupun dengan pembelajaran menulis, karena
menulis sebagaimana halnya membaca dan dua aspek keterampilan berbahasa
lainnya merupakan suatu proses perkembangan (Tarigan, 2008). Untuk belajar
menulis dan membaca diperlukan pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,
keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung. Sebagaimana
diutarakan oleh Seefeldt & Wasik (Setyawati, 2011) bahwa untuk membina
perkembangan ini, anak-anak usia TK membutuhkan pengalaman-pengalaman
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

yang mendorong mereka untuk membuat tanda-tanda di kertas untuk menulis,
seperti menuliskan namanya sendiri, menuliskan nama barang atau benda.
Sessiani (2007) menjelaskan bahwa praktek pembelajaran prabaca-tulis yang
berpedoman pada Developmentally Appropriate Practices (DAP) yaitu dengan
membiarkan anak bereksplorasi sendiri, mencoba menulis huruf atau kata yang ia
inginkan dan guru hanya memberi contoh bila perlu. Selain harus memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran pada anak TK, pembelajaran prabaca-tulis juga harus
memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan anak serta tipe pembelajaran pada
tiap anak.
Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran
prabaca-tulis dapat dilakukan melalui penerapan model BALS (Belajar pada Alam
dan Lingkungan Sekitar). Model pembelajaran BALS diatur secara khusus untuk
mewujudkan pembelajaran yang bermakna (meaningfull), menyenangkan (fun)
dan dapat mengoptimalkan keseluruhan potensi dan perkembangan anak
(Rachmawati, 2012). Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa untuk belajar
menulis dan membaca diperlukan pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,
keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung. Keterampilan
prabaca-tulis juga menuntut penguasaan beberapa aspek kemampuan yang lain
seperti kemampuan motorik kasar dan motorik halus, kordinasi mata dan tangan,
kemampuan mengenal huruf dan bunyinya, memahami kata, dan lain-lain. Dalam
pembelajaran BALS anak diajak untuk aktif dan mendapat pengajaran langsung
kegiatan prabaca-tulis secara bermakna. Kegiatan prabaca-tulis itu dilakukan baik
sebelum kegiatan inti, saat kegiatan inti berlangsung maupun sesudahnya. Karena
dalam pembelajaran BALS menggunakan alam dan lingkungan sekitar sebagai
media atau sumber belajarnya sehingga sangat cocok dan sesuai dengan prinsipprinsip pembelajaran anak serta karakteristik belajar anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada
“MENINGKATKAN MOTIVASI ANAK DALAM

PEMBELAJARAN

PRABACA-TULIS MELALUI PENERAPAN MODEL BALS (BELAJAR
DENGAN ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR)”

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara umum yang ingin dikaji dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran prabacatulis melalui penerapan model BALS (Belajar dengan Alam dan Lingkungan
Sekitar)?”
Secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi motivasi anak di RA At-Taqwa dalam pembelajaran
prabaca-tulis dengan menggunakan media buku tulis dan LKS?
2. Bagaimana bentuk implementasi penerapan model BALS dalam pembelajaran
prabaca-tulis di RA At-Taqwa?
3. Bagaimana peningkatan motivasi anak dalam pembelajaran prabaca-tulis di RA
At-Taqwa melalui penerapan model BALS?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
model pembelajaran BALS dalam meningkatkan motivasi anak khususnya dalam
pembelajaran prabaca-tulis.
Adapun tujuan khususnya yaitu :
1. Mengetahui kondisi obyektif motivasi belajar anak di RA At-Taqwa dalam
pembelajaran prabaca-tulis dengan menggunakan media buku tulis dan LKS
2. Mengetahui bentuk implementasi model BALS dalam pembelajaran prabacatulis
3. Mengetahui peningkatan motivasi belajar anak dalam pembelajaran prabacatulis di RA At-Taqwa melalui penerapan model BALS

D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan dengan
penelitian ini dapat menambah keilmuan tentang penerapan model pembelajaran
yang berbasiskan alam dan lingkungan sekitar, khususnya dalam meningkatkan
motivasi belajar anak dalam pembelajaran prabaca-tulis di Taman Kanak-kanak.
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Adapun manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah :
1. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kepala
sekolah dalam menerapkan sebuah model pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi anak di Taman Kanak-kanak khususnya berkaitan dengan
pembelajaran prabaca-tulis.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi guru
dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kegiatan yang tepat dan
menarik terutama dalam meningkatkan motivasi belajar anak dalam
pembelajaran prabaca-tulis di Taman Kanak-kanak
3. Bagi Anak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif kegiatan yang
menarik bagi anak TK khususnya dalam pembelajaran prabaca-tulis sehingga
dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar

E. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Anak-anak belajar dan membangun pengetahuannya melalui interaksi langsung
dengan obyek-obyek yang ada di sekitarnya (benda mati, tumbuhan, hewan),
dengan cara mengeksplorasi lingkungannya (Piaget dalam Masitoh, 2011).
2. Anak-anak menyerap informasi dengan cara pengalaman nyata termasuk
melalui alat indra penciuman, perasa, pendengaran, penglihatan dan peraba
(multisensoris) (Elkind, 1987 dalam Masitoh, 2011)
3. Alam dan lingkungan sekitar merupakan media pembelajaran yang kongkrit
bagi anak dan merupakan sumber pengembangan multi aspek perkembangan
anak ( Rachmawati, 2012)
4. Keterampilan

membaca

dan

menulis

merupakan

bagian

dari

aspek

perkembangan anak yang harus distimulasi. Keduanya (prabaca-tulis)
merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu,
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran
langsung (Tarigan, 2008).
5. Anak

usia

TK

sudah

memiliki

dasar-dasar

untuk

mengembangkan

keterampilan membaca dan menulis (Sholehuddin, TT)
6. Anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka mendapat
kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya, menggambarkannya dan
memanipulasinya (Dhieni dkk, 2007)
7. Seseorang akan berhasil dalam belajar jika pada dirinya ada motivasi belajar
(Sardiman, 2009)
8. Anak yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar ( Sardiman, 2009)

F. Penjelasan Istilah
Untuk membatasi istilah dalam penelitian ini, maka dipandang perlu dibuat
suatu penjelasan. Adapun penjelasan istilah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang menggerakkan anak untuk
melakukan

kegiatan belajar (Sardiman,

2009). Motivasi belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan/motivasi untuk mengikuti dan
melakukan kegiatan pembelajaran prabaca-tulis.
2. Prabaca-tulis adalah keterampilan pra membaca dan menulis (baca tulis awal)
yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah khususnya anak
usia TK. Dalam beberapa literatur istilah ini dikenal juga dengan istilah pra
membaca, baca tulis awal atau membaca atau menulis dini, seperti yang
dikutip oleh Hartati (1999) bahwa
"membaca dini adalah kegiatan membaca yang diajarkan secara terprogram
kepada anak prasekolah. Program ini menumpukkan perhatian pada perkataanperkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan bahan yang
diajarkan diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai
perantaraan pembelajaran."

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Sedangkan Sholehuddin (2000) menggunakan istilah "baca tulis awal" untuk
menunjukkan kegiatan pengembangan keterampilan tersebut bagi anak usia 45 tahun (usia TK), sebagaimana dalam penjelasannya bahwa
"anak usia 4-5 tahun lajimnya sudah memperlihatkan suatu minat yang
meningkat terhadap aspek-aspek fungsional bahasa tulis….., guna
mengembangkan aspek keterampilan baca-tulis awal, para guru dan/atau
orangtua dapat melakukannya dengan menyediakan lingkungan kelas dan
rumah yang kaya dengan bahan-bahan tulisan dan bacaan yang menstimulasi
perkembangan bahasa dan keterampilan baca-tulis anak dalam suatu konteks
yang bermakna"
Sementara dalam istilah asing prabaca-tulis ini dikenal dengan banyak istilah,
di antaranya pre-reading skills, emergent literacy, emergent reading, emergent
writing. Ada juga yang menggunakan istilah early reading and writing dan
early literacy (Roskos, et all, 2003). Sebagaimana dalam jurnalnya, Roskos, et
all (2003) menyatakan bahwa
"we hope to show that well-considered early literacy instruction is certainly
not a bramble-bush for our very young children, but rather a welcoming
environment in which to learn to read and write".
Lebih lanjut Roskos menyatakan
"today a variety of terms are used to refer to the preschool phase of literacy
development__emerging literacy, emergent reading, emergent writing, early
reading, symbolic tools, and so on."
"children's early reading and writing learning, in other words, is embedded in
a larger developing system of oral communication. Early literacy is an
emerging set of relationships between reading and writing" (Roskos, et all,
2003).
Adapun dalam penelitian ini penulis akan menggunakan istilah prabaca-tulis
untuk mengacu pada definisi variabel di atas.
3. BALS (Belajar dengan alam dan lingkungan sekitar) adalah suatu model
pembelajaran di PAUD yang menjadikan alam dan lingkungan sekitar anak
sebagai sumber belajar dimana prinsip dan prosedur pelaksanaannya diatur
secara khusus untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna (meaningfull
learning) dan menyenangkan (fun) dan dapat mengoptimalkan keseluruhan
potensi dan perkembangan anak (Rachmawati, 2012).
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research). Berangkat dari permasalahan di
lapangan terkait dengan pembelajaran prabaca-tulis dimana kegiatan-kegiatan
yang dilakukan kurang bervariasi dan kurang menarik sehingga anak-anak tidak
merasa antusias bahkan tidak mau mengikuti kegiatan tersebut, maka sebagai
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar tersebut, dilakukan suatu tindakan
untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa (Arikunto dkk, 2011), dalam
hal ini penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi anak-anak kelompok
B dalam mengikuti kegiatan pembelajaran prabaca-tulis di TK (Taman Kanakkanak)/RA At-Taqwa Cicalengka. Adapun alternatif pemecahan masalahnya yaitu
melalui penerapan model pembelajaran BALS (Belajar dengan Alam dan
lingkungan Sekitar).
Untuk mengatasi permasalahan di atas, sesuai tujuan penelitiannya, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (classroom action research). Hal ini selaras dengan pendapat Grundy dan
Kemmis (Sanjaya, 2011) yang menyatakan bahwa tujuan penelitian tindakan
adalah untuk peningkatan praktik, pengembangan profesional dan peningkatan
situasi tempat praktik berlngsung. Lebih spesifik lagi, Suyanto (1997) menyatakan
bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan atau
memperbaiki praktek pembelajaran di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri merupakan suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas
secara lebih professional (Suyanto, 1997), dilakukan oleh guru, bekerjasama
dengan peneliti atau guru sendiri yang bertindak sebagai peneliti (Suhardjono
dalam Arikunto dkk, 2011).

48
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Merujuk pada pengertian di atas, penelitian tindakan kelas dilakukan
sebagai bentuk refleksi guru terhadap permasalahan yang terjadi sehari-hari
berkaitan dengan praktek pembelajaran di kelas. Penelitian tersebut dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan atau memperbaiki praktek
pembelajaran sehingga lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.
Pengertian

lain

sebagaimana

diungkapkan

Sanjaya

(2011)

yang

memandang Penelitian tindakan kelas sebagai proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan
masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi
nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RA At-Taqwa Desa Cicalengka kecamatan
Cicalengka Kab. Bandung. Dasar pemilihan RA tersebut sebagai lokasi penelitian
adalah karena di RA tersebut cukup memiliki lahan/area yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang pembelajaran, namun hal tersebut belum dioptimalkan sebagai
media atau sumber belajar. Di sisi lain, kegiatan-kegiatan yang dibuat guru,
termasuk kegiatan prabaca-tulis lebih banyak mengandalkan penggunaan kertas,
lembar kerja siswa atau majalah-majalah sehingga anak kurang termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan lebih diarahkan pada
penguasaan akademik dalam bentuk drilling.
Adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah anak-anak kelas
kelompok B yang berjumlah 13 orang. Jumlah ini sama dengan jumlah populasi
yang ada dalam kelas tersebut. Berikut adalah rincian jumlah subjek dalam
penelitian ini:
Tabel 3.1
Jumlah Murid Kelompok B RA At-Taqwa Tahun Ajaran 2012-2013

Kelompok
B (usia 5-6 tahun)

Jenis Kelamin
Laki-Laki

Perempuan

9

4

Jumlah
13

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

C. Desain dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh
Hopkins karena teknis pelaksanaannya dinilai lebih simpel dengan tahapantahapan yang terdiri dari identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan
tindakan/aksi, observasi, refleksi, kemudian perencanaan ulang. Jika digambarkan
model tersebut membentuk spiral seperti di bawah ini (Sanjaya, 2011)
Identifikasi
masalah

perencanaan

refleksi

Tindakan/aksi
observasi

refleksi

Perencanaan
ulang

observasi

Tindakan/aksi

Gambar 3.1 Desain Penelitian Model Hopkins

Adapun prosedur penelitian berpijak pada desain penelitian di atas, yaitu:
1. Identifikasi masalah
Kegiatan mengidentifikasi masalah yang dirasakan guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini masalah di lapangan berkaitan dengan kurangnya
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

motivasi

anak-anak

dalam

mengikuti

pembelajaran

prabaca-tulis

yang

terindikasikan sebagai berikut:


Anak terlihat tidak antusias mengikuti atau mengerjakan tugasnya



Anak mengikuti kegiatan tanpa ada interaksi seperti bertanya atau
berkomentar



Anak tidak mau mengerjakan tugas



Anak malah berkegiatan lain

2. Perencanaan
a. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait (guru, kepala sekolah), peneliti
menjelaskan tentang penerapan Model BALS yang berpijak pada empat
prinsip berikut:
1) Mengangkat Tema/topik bahasan dari alam dan lingkungan sekitar
anak.
2) Bercerita, berdiskusi tentang topik bahasan
3) Menggunakan alam atau lingkungan sekitar sebagai media
pembelajaran, dalam hal ini halaman sekolah dengan tanaman yang
ada sebagai media dan sumber belajar
4) Mengaktifkan multisensoris (panca indera)
b. Merancang kegiatan dan menjabarkan prinsip implementasi Model BALS
ke dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH) sebagai berikut:
Tabel 3.2
Rancangan Kegiatan Pembelajaran Prabaca-tulis menggunakan
Model BALS
Siklus 1
Hari/tanggal:
Tema/subtema: tanaman/Bagian-bagian Tanaman
Bentuk kegiatan : Eksplorasi
Indikator

Langkah-langkah kegiatan
1.Guru

menerangkan

belajar hari ini

Media/sumber belajar

topik Halaman sekolah, akar,
batang,

2.Guru menunjukkan gambar tersedia

daun
di

yang
halaman

bagian-bagian tanaman yang sekolah, lembar Tabel
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

sudah tertera tulisannya dan (karton duplek, kertas
mengajak

anak

tentang

berdiskusi warna), spidol, gambar

bagian-bagian Tanaman

tanaman,

meminta

(bagian-

anak bagian

menunjukkan gambarnya

Tanaman),selotif,

3.Guru memperlihatkan lembar gunting,

lup

(kaca

tabel yang masih kosong dan pembesar)
yang

sudah

isi

sebagai

contoh, menerangkan tujuan
kegiatan hari ini (mengisi
lembar tabel)
4.Guru mengajak anak keluar
halaman
anak

dan

untuk

menemukan

mendorong
mencari

dan

bagian-bagian

tanaman
5.Anak-anak

diminta

menempelkan bagian-bagian
tanaman pada lembar Tabel
lalu menuliskannya sesuai
contoh
Tabel 3.3
Rancangan Kegiatan Pembelajaran Prabaca-tulis menggunakan
Model BALS
Siklus 2
Hari/Tanggal:
Tema/Subtema : Tanaman/berkebun
Bentuk kegiatan : Sosiodrama jual-jualan
Indikator

Langkah-langkah Kegiatan

Media/Sumber Belajar

1.Guru bercakap-cakap tentang Buku/gambar

macam-

berkebun, apa saja yang biasa macam hasil kebun dan

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

ditanam petani dan macam- benda aslinya, lembar
macam hasil kebun, seperti daftar
kebun bunga, kebun buah lembar
dan sayur.

belanja

anak,

uang-uangan,

keranjang belanja

2.Guru

memperlihatkan

gambar macam-macam hasil
kebun dan benda aslinya
sambil mendorong anak-anak
menyebutkan namanya.
3.Guru

memberitahukan

kegiatan

hari

ini,

(bisa

dengan sebuah pertanyaan
penggugah) guru mengajak
anak

untuk

sosiodrama

bermain
jual-jualan,

menunjukkan lembar daftar
belanja

anak-anak

dan

menjelaskan cara bermainnya
4.Anak-anak

memainkan

perannya sebagai pembeli,
membeli buah dan sayur
sesuai

daftar

belanjanya

dengan

cara

menuliskan

nama buah dan sayur pada
lembar

uang-uangan

yang

disediakan.
5.Guru

berperan

sebagai

penjual, memberikan barang
yang dibeli anak-anak lalu
menempelkan lembar uanguangan anak tersebut pada
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

lembar daftar belanjanya.

Tabel 3.4
Rancangan Kegiatan Pembelajaran Prabaca-tulis menggunakan
Model BALS
Siklus 3
Hari/Tanggal:
Tema/Subtema : Tanaman/Manfaat Tanaman
Bentuk kegiatan : Fun Cooking (Memasak)
Indikator

Langkah-langkah Kegiatan

Media/Sumber Belajar

1.Guru bertanya jawab tentang Contoh makanan, buku
manfaat tanaman, mendorong resep, spidol, bahananak untuk menyebutkannya, bahan untuk cooking
salahsatunya untuk dimakan.
2.Guru

sesuai

resepnya,

memperlihatkan wadah/cup/plastik

salahsatu contoh makanan untuk hasil cookingnya.
yang diolah dari hasil kebun,
lalu mengajak anak untuk
membuatnya bersama-sama.
3.Guru memperlihatkan buku
resep dan mengajak anak
untuk

menuliskan

dahulu

bahan-bahan yang diperlukan
di buku resep tersebut.
4.Setelah

semua

menuliskan

anak
resepnya,

kegiatan cookingpun dimulai.
5. Anak-anak

diatur

sesuai

kebutuhan

(misal

dibagi

kelompok dan dibagi tugas)
6.Hasil cooking bisa dicicipi
bersama atau dibawa pulang
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

c. Menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan
termasuk alat, media yang diperlukan, instrumen penelitian
3. Pelaksanaan tindakan
Peneliti berkolaborasi dengan guru menerapkan tindakan yang sudah disusun
dalam perencanaan.
4. Observasi
Peneliti mengamati aktivitas belajar anak selama tindakan diberikan, mencatat
segala hal yang berkaitan kelemahan dan kekuatan tindakan yang dilakukan guru
dan mendokumentasikannya
5. Refleksi
Kegiatan mengamati berbagai kekurangan dari pelaksanaan tindakan, hal-hal
yang harus diperbaiki, untuk dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen atau teknik penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian, dimana alat ini
mencerminkan juga cara pelaksanaannya (Sanjaya, 2011).
Ada banyak jenis instrumen yang dapat digunakan untuk pengambilan
data (Sanjaya, 2011), namun dalam penelitian ini alat/instrumen yang akan
digunakan adalah observasi, wawancara, catatan harian dan dokumentasi.
Observasi merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang berlangsung kemudian mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti tersebut (Sanjaya, 2011),
yang selanjutnya disebut instrumen observasi. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan dalam bentuk observasi partisifatif dan instrumen observasi yang
digunakan berupa rating scale (Sanjaya, 2011).
Dalam penelitian ini instrumen

yang digunakan adalah instrumen

motivasi belajar anak yang telah dikembangkan oleh Rachmawati (2009).

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Tabel 3.5
Instrumen Motivasi Belajar Anak Usia Dini
Variabel
Motivasi

Sub variabel
Durasi
(berapa lama waktu
yang digunakan
untuk melakukan
aktivitas

Persistensi
(ketetapan dan
kelekatannya (fokus)
pada pembelajaran
prabaca-tulis yang
diajarkan)

Kesabaran,
keuletan dan
ketekunan dalam
mengikuti
pembelajaran
Tingkatan Aspirasi
(aktif bertanya,
berpartisifasi,
mengambil peran
dalam pembelajaran)

Tingkatan
kualifikasi produk
yang dicapai dari
kegiatannya

Indikator
Anak bertahan dalam
mengerjakan tugas >15
menit
Anak bertahan dalam
mengerjakan tugas >10
menit
Anak bertahan dalam
mengerjakan tugas >5
menit
Anak asyik mengerjakan
kegiatan
(tidak
teralihkan pada kegiatan
lain)
Anak asyik mengerjakan
kegiatan namun mudah
teralihkan
konsentrasinya
Anak lebih banyak
memperhatikan
objek
lain (kegiatan lain)
Mengikuti
kegiatan
hingga tuntas
Tidak
menyelesaikan
kegiatan
Tidak
mengikuti
kegiatan
Berperan aktif (banyak
bertanya, riang gembira
dalam
pembelajaran,
membantu teman)
Berpartisifasi
(ikut
mengerjakan tugas saja)
Tidak
menunjukkan
minat (lesu, memilih
kegiatan
lain,
memperhatikan
objek
lain)
Dikerjakan
dengan
sungguh-sungguh
(menyelesaikan
tugas
dengan menambahkan

Skor

Catatan

3

2

1

3

2

1

3
2
1
3

2
1

3

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

Tingkatan
kualifikasi
pencapaian aspek
perkembangan
(prestasi) yang
dicapai dari
kegiatannya

Frekuensi
(berapa sering
kegiatan dilakukan
dalam waktu
tertentu)

Wawancara

digunakan

kreasi baru/inovasi/nilai
tambah
Hanya menyelesaikan 2
tugas (target tuntas)
Tidak selesai dalam 1
mengerjakan tugas
Anak
menyelesaikan 3
tugas dengan benar
tanpa bantuan
Anak
menyelesaikan 2
tugas dengan bantuan
Anak
tidak
dapat 1
mengerjakan
tugas
(anak mengeluh tidak
bisa)
Anak mengulang dan 3
atau meminta untuk
mengulang kegiatan
Anak
cukup 2
mengerjakan 1x
Anak
tidak 1
menyelesaikan
pekerjaan
Sumber : Rachmawati (2009)

sebagai

teknik

pengumpulan

data

untuk

memperjelas permasalahan yang akan diteliti dan untuk mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam dari responden (Sugiyono, 2010). Mengutip pendapat Sanjaya
(2011) wawancara juga dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih luas,
juga untuk mengecek kebenaran data yang sudah didapat. Dalam hal ini
wawancara dilakukan kepada guru kelas dan kepala sekolah.
Tabel 3.6
Pedoman wawancara untuk guru sebelum tindakan
No

Aspek yang
ditanyakan

1.

Masalah di kelas

2.

Perencanaan

pertanyaan

catatan

Masalah
apa
yang
dirasakan/yang muncul dalam
kegiatan
pembelajaran
prabaca-tulis di kelas?
Perencanaan
apa
yang

Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

mengajar

3.

Media pembelajaran

4.

Motivasi siswa

dilakukan
guru
dalam
kegiatan
pembelajaran
prabaca-tulis?
Media apa yang biasa
digunakan
untuk
pembelajaran
prabaca-tulis
dikelas?
Bagaimana partisifasi dan
antusiasme
anak
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran prabaca-tulis di
kelas?

Tabel 3.7
Pedoman wawancara untuk guru sesudah tindakan
No
1

Pertanyaan
Bagaimana pendapat ibu mengenai penerapan
model BALS (Belajar dengan Alam dan
Lingkungan Sekitar) dalam pembelajaran prabacatulis di kelas yang ibu bina?

2

Apakah penerapan model BALS dapat
meningkatkan motivasi anak dalam mengikuti
pembelajaran di kelas?
Apakah model pembelajaran BALS dapat
diterapkan untuk meningkatkan aspek
perkembangan yang lainnya?
Hambatan/kendala apa saja yang dihadapi dalam
penerapan model BALS di kelas yang ibu bina?

3

4

Jawaban

Adapun catatan harian dilakukan dengan mencatat segala peristiwa yang
terjadi berkaitan dengan tindakan yang dilakukan guru, sehingga akan terlihat
perkembangan dari tindakan yang diberikan tersebut dan perkembangan siswa
dalam melakukan proses pembelajaran (Sanjaya, 2011).
Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan data yaitu
melalui dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan
data-data peristiwa yang sudah lalu/sudah dilakukan, bisa berupa tulisan, hasil
karya, gambar atau foto-foto (Sugiyono, 2010).
Nuni Juniasih, 2013
Meningkatkan Motivasi Anak Dalam Pembelajaran Prabaca-Tulis Melalui Penerapan Model BALS
(Belajar Alam Dan Lingkungan Sekitar)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

E. Teknik Analisis Data
Data-data yang terkumpul selama penelitian kemudian dianalisis untuk
memberikan gambaran sejauhmana upaya/tindakan yang sudah dilakukan guru
dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, dengan kata lain data atau
informasi tersebut sudah dapat menjawab rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian. Dalam hal ini Sanjaya (2011) menegaskan bahwa menganalisis data
adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data untuk mendudukkan
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang
jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Sementara itu, Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit dan menyusunnya ke
dalam pola, kemudian dipilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami semua.
Dari paparan di atas, proses analisis data dilakukan melalui tiga tahap
(Sanjaya, 2011; Sugiyono, 2010), yaitu:
1. Reduksi data: kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah.
Langkah teknisnya yaitu dengan mengumpulkan semua data kemudian
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan dikelompokkan sesuai
fokus masalah.
2. Penyajian data/ data display: mengorganisasikan atau mendeskripsikan
data yang disajikan baik dalam bentuk tabel, grafik atau uraian singkat
sehingga data tersebut lebih bermakna dan mudah difahami.
3. Mem

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMPN 1 BATU MATERI GERAK PADA TUMBUHAN

0 16 1

HUBUNGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN ALAM DENGAN KEMAMPUAN BEREKSPLORASI PADA ANAK USIA

2 22 60

PENDIDIKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN PADA ANAK MELALUI MODEL CONSERVATION SCOUT

0 0 11

INTEGRASI PEMBELAJARAN KONSEP SETS DENGAN CPS UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM MELALUI KONSERVASI

1 2 6

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN PENGGUNAAN MODUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK, PAIR AND SHARE)

0 0 19

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENYUSUN RPP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO

0 0 16

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR IPA FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE MATERI PELAJARAN MEMAHAMI WUJUD DAN PERUBAHANNYA KELAS VII SEMESTER 1 DI MTsN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN PELAJARAN 20122013 Penelitian Tindakan Kelas

0 0 64

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS)

0 0 10

Keterlibatan Orangtua dalam Perkembangan Moral Anak Kelompok B di RA Ar-Rahmah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14