HUBUNGKADAR K Hubungan Asupan Serat Dan Asupan Lemak Jenuh Dengan Kadar Kolesterol Darah Pada Lansia Di Posyandu Aisyiyah Kota Surakarta.
NASK
KAH PUBLIK
KASI
HUBUNG
GAN ASUPA
AN SERAT DAN ASUP
PAN LEMAK
K JENUH DE
ENGAN
KADAR KOLESTERO
K
OL DARAH PADA LAN
NSIA DI POS
SYANDU AISYIYAH
A SURAKAR
RTA
KOTA
Disusun Oleh :
SILFANISA HA
ADHIROTUL
L RAMADHA
AN
J
J310110008
PROGRAM
M STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS
S ILMU KES
SEHATAN
UNIVER
RSITAS MUH
HAMMADIY
YAH SURAK
KARTA
2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Judul Penelitian
: Hubungan Asupan Serat dan Asupan Lemak Jenuh
dengan Kadar Kolesterol Darah pada Lansia di
Posyandu Aisyiyah Kota Surakarta
Nama Mahasiswa
: Silfanisa Hadhirotul Ramadhan
NIM
: J310110008
Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
pada tanggal 1 November 2015 dan layak untuk dipublikasi
Surakarta, 1 November 2015
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ahmad Farudin. SKM., M. Si
NIP. 1971 0521 1995031004
dr. Listiana Dharmawati, M. Si
SIP.443.2/20/SIP-1/KPT/III/2009
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyaningrum Rahmawaty, A.,M. Kes., Ph.D
NIK/NIDN : 744/06-2312-7301
ii
HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN ASUPAN LEMAK JENUH DENGAN
KADAR KOLESTEROL DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH
KOTA SURAKARTA
Silfanisa Hadhirotul Ramadhan (J 310 110 008)
Pembimbing : Ahmad Farudin. SKM., M. Si
dr. Listiana Dharmawati, M. Si
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Email : silfanisahr@gmail.com
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN INTAKE OF FIBER AND INTAKE OF SATURATED
FATS WITH TOTAL CHOLESTEROL LEVEL IN THE ELDERY IN INTEGRATED
HEALTH POS AISYIYAH OF SURAKARTA
Introduction : Ederly person can be said when it entered the age of 45 years. At
increasingly older age, total cholesterol level was higher that the total cholesterol
level at a young age. One of the efforts to control total cholesterol levels is with a
proper nutritional therapy such as by increasing fiber intake and reduce intake of
saturated fat in the diet.
Purpose : Research aims to understand the relationship between intake of fiber
and intake of saturated fats with total cholesterol level on the eldery in integrated
health pos Aisyiyah of Surakarta.
Research Method : The study was an observational research with cross
sectional design. The research subject were selected through consecutive
sampling technique, and obtained 42 research subject with regard to the criteria
for inclusion and exclution. Data collection on intake of fiber and saturated fats
used the 24-hour recall and total cholesterol level used electrode based
biosensor. Analysis data used spearman’s correlation tests.
Result : Research subject who had less fiber intake by 97,60%, a normal intake
of saturated fat by 61,90%, and high total cholesterol level by 52,40%.
Conclusion : Statistic tests showed there was no relationship between intake of
fiber with total (p=0,65) and there was no relationship between intake of
saturated fat with total cholesterol level (p=0,49)
Keyword
: Intake fiber, intake of saturated fats, total cholesterol level
iii
Proporsi
PENDAHULUAN
dengan
Peranan serat larut air memiliki
nasional
perilaku
penduduk
mengkonsumsi
sifat postitif, serat dapat mengikat
makanan berlemak, berkolesterol, dan
asam
makanan gorengan ≥1 kali per hari
empedu
menurunkan
sehingga
penyerapan
akan
sebesar
kembali
40,70%.
Jawa
tengah
asam empedu oleh dinding usus. Hal
termasuk dalam lima kategori teratas
ini menyebabkan ukuran pool asam
yaitu sebar 60,30%, angka ini melebihi
empedu
sehingga
hasil rata-rata data nasional yaitu
kolesterol
sebesar 40,70% (RISKESDAS, 2013).
berkurang
meningkatkan
dari
darah
perubahan
ke
dalam
hati
Hiperkolestrolemia
untuk
pada
selanjutnya disintesis menjadi asam
masyarakat perkotaan lebih banyak
empedu tambahan. Dengan demikian
terjadi
konsentrasi kolesterol di dalam plasma
hiperkolestrolemia pada masyarakat
darah
pedesaan.
akan
berkurang
(Astawan,
kasus
Persentase
kasus
hiperkolestrolemia pada masyarakat
2004).
hasil
Riskesdas
perkotaan
sebesar
93,60%
penduduk
sedangkan
pada
Berdasarkan
2007,
dibandingkan
sebesar
Indonesia
kurang
memiliki
32,10%.
Hal
ini
Riskesdas 2013 juga menujukkan hal
mendapatkan
yang serupa yaitu sebanyak 93,50%
(Riskesdas, 2013).
Indonesia
masyarakat
pedesaan lebih rendah yaitu sebesar
kecenderungan
mengkonsumsi serat. Data
pendudukan
39,50%,
tentunya
perhatian
perlu
khusus
Hasil survey pendahuluan yang
kurang
dilakukan pada bulan bulan Mei 2015
mengkonsumsi sayur dan buah.
di Dinas Kesehatan Kota Surakarta,
Asam lemak jenuh diyakini dapat
darah,
mendapatkan hasil bahwa cakupan
sedangkan serat dapat menghambat
pelayanan kesehatan pada lansia di
absorbsi
Mengkonsumsi
wilayah Solo Utara pada tahun 2012
makanan yang mengandung lemak
sebesar 51, 97%, tahun 2013 sebesar
jenuh
menyebabkan
67,48%, dan tahun 2014 sebesar 60,
penimbunan lemak dalam hati, yang
29%. Untuk wilayah Solo Selatan pada
kemudian menyebabkan jumlah asetil-
tahun 2012 sebesar 55, 60%, tahun
KoA
untuk
2013 sebesar 81, 48%, dan pada
meningkat
tahun 2014 sebesar 61, 37%. Hasil
mempengaruhi
lemak.
tinggi
di
kadar
dapat
dalam
menghasilkan
lipid
sel
kolesterol
hati
tersebut dapat disimpulkan bahwa dari
(Guyton, 2007).
1
tahun 2012 hingga 2014 cakupan
endogen yang terdiri dari usia, dan
pelayanan kesehatan pada lansia di
faktor keturunan serta faktor eksogen
wilayah
rendah
yang terdiri dari asupan kolesterol,
dibandingkan dengan wilayah Solo
asupan lemak jenuh, dibetes mellitus,
Selatan.
hormon tiroid, merokok, dan obesitas
Solo
Utara
Survey
lebih
pendahuluan
(Guyton, 2007).
yang
Serat
dilakukan pada bulan Mei 2015 di
dapat
mengikat
asam
Puskesmas wilayah Asyiyah cabang
empedu sehingga akan menurunkan
Solo Utara, diperoleh data jumlah
penyerapan kembali asam empedu
lansia
oleh
yang
mengalami
dinding
hiperkolesterolemia dalam kurun waktu
menyebabkan
satu
empedu
bulan
sebesar
77,27%.
usus.
Hal
pool
ukuran
berkurang
ini
asam
sehingga
Sedangkan data jumlah non lansia
meningkatkan
yang mengalami hiperkolesterolemia
dari
dalam kurun waktu satu bulan sebesar
selanjutnya disintesis menjadi asam
22,72%.
tersebut
empedu tambahan. Dengan demikian
menggambarkan bahwa lansia yang
konsentrasi kolesterol di dalam plasma
mengalami hiperkolesterolemia lebih
darah akan berkurang. Serat pangan
tinggi dibandingkan dengan kelompok
juga akan difermentasi oleh mikroflora
non lansia.
menghasilkan asam propionat, asam
Angka
darah
perubahan
ke
dalam
kolesterol
hati
untuk
propionat dapat menurunkan kolesterol
Kadar kolesterol total relatif lebih
tinggi pada saat usia semakin tua dari
darah
dan
menghambat
sintesi
pada kadar kolesterol total pada usia
kolesterol pada hati. (Astawan, 2004).
muda. Hal ini dikarenakan semakin tua
Asam lemak jenuh dalam diet
seseorang, aktifitas kolesterol LDL
bekerjasama dengan kolesterol yang
semakin berkurang. Apabila reseptor
berada dalam diet mengurangi aktifitas
ini terganggu maka kolesterol akan
reseptor
meningkat
darah
kolesterol total dan LDL dalam darah
(Haslet, 1997). Hal ini sesuai dengan
naik (Soeharto, 2004). Mengkonsumsi
penelitian
(2006)
dalam
liver,
sehingga
Purbosari
makanan yang mengandung lemak
terdapat
hubungan
jenuh
tinggi
dapat
menyebabkan
penimbunan lemak dalam hati, yang
antara usia dan kadar kolesterol total.
kemudian menyebabkan jumlah asetil-
Kadar kolesterol dalam darah
KoA
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
2
di
dan
Listiana
bahwa
sirkulasi
LDL
di
dalam
sel
hati
untuk
menghasilkan
kolesterol
serat
meningkat
dan
asupan
lemak
jenuh
diperoleh dengan cara wawancara
(Guyton, 2007).
Penelitian ini memilih Posyandu
dengan alat bantu form recall 24 jam
Aisyiyah cabang Solo Utara sebagai
dan form food frequency. Pengambilan
lokasi
data kadar kolesterol menggunakan
penelitian
karena
cakupan
metode electrode based biosensor.
pelayanan kesehatan pada lansia di
rendah
Analisis data disajikan dalam
dibandingkan dengan wilayah Solo
tabel distribusi dan variabel yang
Selatan serta di Posyandu Aisyiyah
diteliti meliputi asupan serat, asupan
tidak diadakan kegiatan pengecekan
lemak jenuh, dan kadar kolesterol
kadar kolesteterol darah. Berdasarkan
darah
latar
mendorong
mendiskripsikan data yang di peroleh
penulis untuk mengetahui hubungan
berupa data distribusi dan presentase.
asupan serat dan lemak jenuh dengan
Uji statistik yang digunakan dalam
kadar kolesterol lansia di Posyandu
penelitian
Aisyiyah Kota Surakarta.
Spearman’s.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
wilayah
Solo
Utara
belakang
Jenis
penelitian
lebih
diatas,
penelitian
ini
observasional
pada
ini
lansia.
adalah
A. Gambaran
adalah
Untuk
uji
Umum
Korelasi
Posyandu
Aisyiyah Cabang Solo Utara
dengan
pendekaan cross sectional. Penelitian
Posyandu Lansia merupakan
dilakukan pada bulan Agustus 2014
amal
sampai bulan September 2015 di
Aisyiyah
Posyandu Aisyiyah Surakarta. Subjek
(Pembinaan
penelitian yaitu lansia yang berada
dirintis sejak tahun 1999.. Aisyiyah
pada Posyandu Aisyiyah cabang Solo
cabang Solo Utara terdiri dari 8
Utara
ranting
sebanyak
Pengambilan
dilakukan
42
subjek
menggunakan
lansia.
usaha
di
Pimpinan
Daerah
Bagian
Binkes
Kesehatan)
yaitu
Ranting
yang
Nusukan
penelitian
Timur, Ranting Nusukan, Ranting
teknik
Sruni, Ranting Kota Pasir, Ranting
consecutive sampling, dimana semua
Banyuanyar,
subjek yang datang dan memenuhi
Ranting Kadipiro Barat dan Ranting
kriteria pemilihan dimasukkan dalam
Sumber
penelitian sampai jumlah subjek yang
Asyiyah Cabang Solo Utara yang
diperlukan terpenuhi. Data asupan
memiliki Posyandu Lansia hanya 5
3
Ranting
Nayu.
Dari
Kadipiro,
8
ranting
Tabel 1. Distribusi Subjek
Penelitian menurut Usia
Ranting yaitu Ranting Nusukan
Timur, Banyuanyar, Sruni, Kadipiro
Kategori
dan Kota Pasir.
Pelayanan
Persentase
(n)
(%)
Posyandu
Lansia awal
10
23,8
Aisyiyah secara rutin dilaksanakan
Lansia akhir
18
42,9
setiap satu bulan sekali, dengan
Manula
14
33,3
dibantu oleh kader posyandu lansia
Total
42
100
sektor
Berdasarkan tabel 1. Kategori
Universitas
usia dibedakan menjadi 3 yaitu
Muhammadiyah Surakarta (UMS),
lansia awal (46-55 tahun), lansia
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
akhir (56-65 tahun), dan manula
Surakarta, dan Dinas Kesehatan
(>65
Kota
bentuk
sebagian
besar
berada
pimpinan
kelompok
lansia
akhir
dan
kerjasama
diantaranya
lintas
adalah
Surakarta
penataran,
serta
dalam
para
tahun).
subjek
penelitian
pada
(56-65
tahun) sebesar 42,9%
Aisyiyah yang berkompeten dalam
bidang kesehatan seperti, bidan,
Tabel 2. Distribusi Subjek
Penelitian menurut Jenis Kelamin
perawat, dan dokter.
Jenis Kelamin
B. Analisis Data Univariat
Wanita
Pria
Total
Karakteristik Subjek Penelitian
Jumlah
(n)
30
12
42
Persenta
se (%)
71,4
28,6
100
dalam
Berdasarkan tabel 2. Distribusi
penelitian ini adalah lansia yang
subjek penelitian menurut jenis
berada
kelamin
Subjek
yang
di
digunakan
Posyandu
Aisyiyah
menunjukkan
bahwa
cabang Solo Utara yang sesuai
subjek penelitian sebagian besar
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
berjenis
yang
sebanyak 30 orang (71,4%).
telah
Sesuai
ditentukan
dengan
hasil
penulis.
penelitian
meliputi
distribusi
Pendidikan
berdasarkan
Tidak
Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Total
usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan,
pendapatan,
kelamin
perempuan
Tabel 3. Distribusi Subjek
Penelitian menurut Pendidikan
diperoleh data subjek penelitian
asupan
serat, asupan lemak jenuh, dan
kadar kolesterol dapat dilihat pada
tabel berikut.
4
Jumlah
Jumlah
(n)
12
Persentase
(%)
28,6
15
4
10
1
42
35,7
9,5
23,8
2,4
100
Tabel 6. Distribusi Asupan Serat
Berdasarkan tabel 3. Distribusi
subjek
penelitian
Kategori
menurut
pendidikan menunjukkan sebagian
besar memiliki tingkat pendidikan
Sekolah Dasar sebanyak 15 orang
( 35,7%)
Tidak
Bekerja
Wiraswasta
PNS/
Pensiunan
Montir
Sopir
Tukang
Becak
Total
Jumlah
(n)
16
Persentase
(%)
38,1
21
2
50
4,8
1
1
1
2,4
2,4
2,4
42
100
penelitian
(n)
(%)
Kurang
41
97,6
Normal
1
2,4
Lebih
0
0
Total
42
100
asupan serat subjek penelitian
menunjukkan
besar
yaitu sebanyak 97,6%.
Tabel 7. Distribusi Asupan Lemak
Jenuh
Kategori
Jumlah
(n)
26
16
42
Normal
Tinggi
Total
Persentase
(%)
61,9
38,1
100
Berdasarkan tabel 7. Distribusi
menurut
pekerjaan menunjukkan sebagian
asupan
besar
penelitian menunjukkan sebagian
memiliki
Pekerjaan
lemak
(50%).
(0,05 yang berarti tidak ada hubungan
selama 3 hari. Data diambil sebelum
antara asupan lemak jenuh dengan kadar
pengambilan data kadar kolesterol
kolesterol. Hasil penelitian ini tidak sejalan
darah. Asupan lemak jenuh dihitung
dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni
dengan menggunakan Software Nutri
dkk (2012) dan Hidayati dkk (2006)
Survey.
yang menunjukkan bahwa terdapat
Distribusi kadar kolesterol darah
hubungan antara kebiasaan konsumsi
berdasarkan asupan serat dapat dilihat
lemak jenuh dengan kolesterol total.
pada tabel 10.
Hal ini bertentangan dengan teori yang
menyebutkan
Tabel 10. Distribusi Kadar
Kolesterol Darah berdasarkan
Asupan Lemak Jenuh
Asupan
Lemak
Jenuh
Kadar Kolesterol
Darah
Normal
Tidak
semakin
tinggi
asupan lemak jenuh, kadar kolesterol darah
juga semakin tinggi
Total
7
bahwa
2. Tidak ada hubungan asupan lemak
Asam lemak jenuh dalam diet
bekerjasama dengan kolesterol yang
jenuh
berada dalam diet mengurangi aktifitas
darah (p=0,49).
reseptor
LDL
di
liver,
dengan
kadar
kolesterol
sehingga
kolesterol total dan LDL dalam darah
Saran
naik (Soeharto, 2004). Diet lemak yang
1. Bagi Pembaca dan Peneliti yang
sangat
jenuh
dapat
lain
menyebabkan
penimbunan lemak dalam hati, yang
Hasil
kemudian menyebabkan jumlah asetil-
memberikan
KoA
pengembangan
di
dalam
menghasilkan
sel
hati
kolesterol
untuk
penelitian
selanjutnya
meningkat
ini
dapat
referensi
yang
untuk
penelitian
berhubungan
dengan asupan serat dan asupan
(Guyton, 2007).
lemak jenuh.
Dalam penelitian ini asupan lemak
2. Bagi Anggota Posyandu Aisyiyah
jenuh dalam makanan tidak mempengaruhi
Perlunya penambahan bahan
kadar kolesterol darah. Menurut Astawan
(2004), kolesterol tidak hanya berasal dari
informasi
bahan pangan yang sehari-hari dikonsumi.
Posyandu Lansia Aisyiyah terkait
Haslet (1997) menjelaskan bahwa terdapat
hubungan
dua
asupan lemak jenuh dengan kadar
jenis
kolesterol
yaitu
kolesterol
kepada
asupan
anggota
serat
dan
kolesterol total.
eskogen dan endogen. Kolesterol eksogen
yaitu kolesterol yang diabsorbsi setiap hari
dari
saluran
pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kolesterol
Astawan, M dan Tutik, W. 2004. Diet
Sehat dengan Makanan
Berserat. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri. Surakarta.
endogen merupakan kolesterol yang di
bentuk dalam tubuh dengan jumlah yang
lebih besar dari pada kolesterol eksogen.
Hal ini menjelaskan bahwa hanya sedikit
Guyton, AC., John, EH. 2007. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran.
EGC. Jakarta.
kolesterol darah yang dipengaruhi oleh
asupan makan.
Hatma, RJ. 2001. Nutrient Intake
Patterns and Their Relation
to Lipid Profiles in Diserve
Ethnic
Population.
Disertation. Post Graduate
Progam
University
of
Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tidak ada hubugan asupan serat
dengan
kadar
kolesterol
darah
(p=0,65).
8
Heslet, L. 1997. Kolesterol yang Perlu
Anda
Ketahui.
Kesaint
Blanc. Jakarta
Nuraeni, D., Handayati, L., Setiyono,
A.
2012.
Hubungan
Kebiasaan Konsumsi Lemak
Jenuh dan Obesitas sentral
dengan Kolesterol Total
pada Dosen dan Karyawan
Universitas
Siliwangi
Tasikmalaya.
Universitas
Siliwangi
Tasikmalaya.
Tasikmalaya.
Hidayati, SN., Hadi, H., Lestariana, W.
2006. Hubungan Asupan Zat
Gizi dan Indeks Massa
Tubuh
dengan
Hiperlipidemia pada Murid
SLTP yang Obesitas di
Yogyakarta. Sari Pediatri. 8
(1): 25-31.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar.
2007.
Jakarta:
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan,
Departemen
Kesehatan,
Republik Indonesia.
Listiana, L dan Purbosari, TY. 2006.
Kadar Kolesterol Total pada
Usia 25-60 Tahun. 36-40.
Madupa, A. 2006. Faktor-faktor yang
Berhubungan
dengan
Tingkat Kolesterol Total
Orang Dewasa di Perkotaan
Indonesia. (Analisi Data
Sekunder
Susenas
dan
SKRT
2004).
Skripsi.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas
Indonesia.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar.
2013.
Jakarta:
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan,
Departemen
Kesehatan,
Republik Indonesia.
Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung
dan Stroke Hubungannya
dengan
Lemak
dan
Kolesterol (2nded). Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Murti, DK. 2009. Faktor Determinan
Terhadap Kadar Kolesterol
Total pada Lansia. Tesis.
Program Studi Ilmu Gizi.
Universitas Diponegoro.
9
KAH PUBLIK
KASI
HUBUNG
GAN ASUPA
AN SERAT DAN ASUP
PAN LEMAK
K JENUH DE
ENGAN
KADAR KOLESTERO
K
OL DARAH PADA LAN
NSIA DI POS
SYANDU AISYIYAH
A SURAKAR
RTA
KOTA
Disusun Oleh :
SILFANISA HA
ADHIROTUL
L RAMADHA
AN
J
J310110008
PROGRAM
M STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS
S ILMU KES
SEHATAN
UNIVER
RSITAS MUH
HAMMADIY
YAH SURAK
KARTA
2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Judul Penelitian
: Hubungan Asupan Serat dan Asupan Lemak Jenuh
dengan Kadar Kolesterol Darah pada Lansia di
Posyandu Aisyiyah Kota Surakarta
Nama Mahasiswa
: Silfanisa Hadhirotul Ramadhan
NIM
: J310110008
Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
pada tanggal 1 November 2015 dan layak untuk dipublikasi
Surakarta, 1 November 2015
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ahmad Farudin. SKM., M. Si
NIP. 1971 0521 1995031004
dr. Listiana Dharmawati, M. Si
SIP.443.2/20/SIP-1/KPT/III/2009
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyaningrum Rahmawaty, A.,M. Kes., Ph.D
NIK/NIDN : 744/06-2312-7301
ii
HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN ASUPAN LEMAK JENUH DENGAN
KADAR KOLESTEROL DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH
KOTA SURAKARTA
Silfanisa Hadhirotul Ramadhan (J 310 110 008)
Pembimbing : Ahmad Farudin. SKM., M. Si
dr. Listiana Dharmawati, M. Si
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Email : silfanisahr@gmail.com
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN INTAKE OF FIBER AND INTAKE OF SATURATED
FATS WITH TOTAL CHOLESTEROL LEVEL IN THE ELDERY IN INTEGRATED
HEALTH POS AISYIYAH OF SURAKARTA
Introduction : Ederly person can be said when it entered the age of 45 years. At
increasingly older age, total cholesterol level was higher that the total cholesterol
level at a young age. One of the efforts to control total cholesterol levels is with a
proper nutritional therapy such as by increasing fiber intake and reduce intake of
saturated fat in the diet.
Purpose : Research aims to understand the relationship between intake of fiber
and intake of saturated fats with total cholesterol level on the eldery in integrated
health pos Aisyiyah of Surakarta.
Research Method : The study was an observational research with cross
sectional design. The research subject were selected through consecutive
sampling technique, and obtained 42 research subject with regard to the criteria
for inclusion and exclution. Data collection on intake of fiber and saturated fats
used the 24-hour recall and total cholesterol level used electrode based
biosensor. Analysis data used spearman’s correlation tests.
Result : Research subject who had less fiber intake by 97,60%, a normal intake
of saturated fat by 61,90%, and high total cholesterol level by 52,40%.
Conclusion : Statistic tests showed there was no relationship between intake of
fiber with total (p=0,65) and there was no relationship between intake of
saturated fat with total cholesterol level (p=0,49)
Keyword
: Intake fiber, intake of saturated fats, total cholesterol level
iii
Proporsi
PENDAHULUAN
dengan
Peranan serat larut air memiliki
nasional
perilaku
penduduk
mengkonsumsi
sifat postitif, serat dapat mengikat
makanan berlemak, berkolesterol, dan
asam
makanan gorengan ≥1 kali per hari
empedu
menurunkan
sehingga
penyerapan
akan
sebesar
kembali
40,70%.
Jawa
tengah
asam empedu oleh dinding usus. Hal
termasuk dalam lima kategori teratas
ini menyebabkan ukuran pool asam
yaitu sebar 60,30%, angka ini melebihi
empedu
sehingga
hasil rata-rata data nasional yaitu
kolesterol
sebesar 40,70% (RISKESDAS, 2013).
berkurang
meningkatkan
dari
darah
perubahan
ke
dalam
hati
Hiperkolestrolemia
untuk
pada
selanjutnya disintesis menjadi asam
masyarakat perkotaan lebih banyak
empedu tambahan. Dengan demikian
terjadi
konsentrasi kolesterol di dalam plasma
hiperkolestrolemia pada masyarakat
darah
pedesaan.
akan
berkurang
(Astawan,
kasus
Persentase
kasus
hiperkolestrolemia pada masyarakat
2004).
hasil
Riskesdas
perkotaan
sebesar
93,60%
penduduk
sedangkan
pada
Berdasarkan
2007,
dibandingkan
sebesar
Indonesia
kurang
memiliki
32,10%.
Hal
ini
Riskesdas 2013 juga menujukkan hal
mendapatkan
yang serupa yaitu sebanyak 93,50%
(Riskesdas, 2013).
Indonesia
masyarakat
pedesaan lebih rendah yaitu sebesar
kecenderungan
mengkonsumsi serat. Data
pendudukan
39,50%,
tentunya
perhatian
perlu
khusus
Hasil survey pendahuluan yang
kurang
dilakukan pada bulan bulan Mei 2015
mengkonsumsi sayur dan buah.
di Dinas Kesehatan Kota Surakarta,
Asam lemak jenuh diyakini dapat
darah,
mendapatkan hasil bahwa cakupan
sedangkan serat dapat menghambat
pelayanan kesehatan pada lansia di
absorbsi
Mengkonsumsi
wilayah Solo Utara pada tahun 2012
makanan yang mengandung lemak
sebesar 51, 97%, tahun 2013 sebesar
jenuh
menyebabkan
67,48%, dan tahun 2014 sebesar 60,
penimbunan lemak dalam hati, yang
29%. Untuk wilayah Solo Selatan pada
kemudian menyebabkan jumlah asetil-
tahun 2012 sebesar 55, 60%, tahun
KoA
untuk
2013 sebesar 81, 48%, dan pada
meningkat
tahun 2014 sebesar 61, 37%. Hasil
mempengaruhi
lemak.
tinggi
di
kadar
dapat
dalam
menghasilkan
lipid
sel
kolesterol
hati
tersebut dapat disimpulkan bahwa dari
(Guyton, 2007).
1
tahun 2012 hingga 2014 cakupan
endogen yang terdiri dari usia, dan
pelayanan kesehatan pada lansia di
faktor keturunan serta faktor eksogen
wilayah
rendah
yang terdiri dari asupan kolesterol,
dibandingkan dengan wilayah Solo
asupan lemak jenuh, dibetes mellitus,
Selatan.
hormon tiroid, merokok, dan obesitas
Solo
Utara
Survey
lebih
pendahuluan
(Guyton, 2007).
yang
Serat
dilakukan pada bulan Mei 2015 di
dapat
mengikat
asam
Puskesmas wilayah Asyiyah cabang
empedu sehingga akan menurunkan
Solo Utara, diperoleh data jumlah
penyerapan kembali asam empedu
lansia
oleh
yang
mengalami
dinding
hiperkolesterolemia dalam kurun waktu
menyebabkan
satu
empedu
bulan
sebesar
77,27%.
usus.
Hal
pool
ukuran
berkurang
ini
asam
sehingga
Sedangkan data jumlah non lansia
meningkatkan
yang mengalami hiperkolesterolemia
dari
dalam kurun waktu satu bulan sebesar
selanjutnya disintesis menjadi asam
22,72%.
tersebut
empedu tambahan. Dengan demikian
menggambarkan bahwa lansia yang
konsentrasi kolesterol di dalam plasma
mengalami hiperkolesterolemia lebih
darah akan berkurang. Serat pangan
tinggi dibandingkan dengan kelompok
juga akan difermentasi oleh mikroflora
non lansia.
menghasilkan asam propionat, asam
Angka
darah
perubahan
ke
dalam
kolesterol
hati
untuk
propionat dapat menurunkan kolesterol
Kadar kolesterol total relatif lebih
tinggi pada saat usia semakin tua dari
darah
dan
menghambat
sintesi
pada kadar kolesterol total pada usia
kolesterol pada hati. (Astawan, 2004).
muda. Hal ini dikarenakan semakin tua
Asam lemak jenuh dalam diet
seseorang, aktifitas kolesterol LDL
bekerjasama dengan kolesterol yang
semakin berkurang. Apabila reseptor
berada dalam diet mengurangi aktifitas
ini terganggu maka kolesterol akan
reseptor
meningkat
darah
kolesterol total dan LDL dalam darah
(Haslet, 1997). Hal ini sesuai dengan
naik (Soeharto, 2004). Mengkonsumsi
penelitian
(2006)
dalam
liver,
sehingga
Purbosari
makanan yang mengandung lemak
terdapat
hubungan
jenuh
tinggi
dapat
menyebabkan
penimbunan lemak dalam hati, yang
antara usia dan kadar kolesterol total.
kemudian menyebabkan jumlah asetil-
Kadar kolesterol dalam darah
KoA
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
2
di
dan
Listiana
bahwa
sirkulasi
LDL
di
dalam
sel
hati
untuk
menghasilkan
kolesterol
serat
meningkat
dan
asupan
lemak
jenuh
diperoleh dengan cara wawancara
(Guyton, 2007).
Penelitian ini memilih Posyandu
dengan alat bantu form recall 24 jam
Aisyiyah cabang Solo Utara sebagai
dan form food frequency. Pengambilan
lokasi
data kadar kolesterol menggunakan
penelitian
karena
cakupan
metode electrode based biosensor.
pelayanan kesehatan pada lansia di
rendah
Analisis data disajikan dalam
dibandingkan dengan wilayah Solo
tabel distribusi dan variabel yang
Selatan serta di Posyandu Aisyiyah
diteliti meliputi asupan serat, asupan
tidak diadakan kegiatan pengecekan
lemak jenuh, dan kadar kolesterol
kadar kolesteterol darah. Berdasarkan
darah
latar
mendorong
mendiskripsikan data yang di peroleh
penulis untuk mengetahui hubungan
berupa data distribusi dan presentase.
asupan serat dan lemak jenuh dengan
Uji statistik yang digunakan dalam
kadar kolesterol lansia di Posyandu
penelitian
Aisyiyah Kota Surakarta.
Spearman’s.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
wilayah
Solo
Utara
belakang
Jenis
penelitian
lebih
diatas,
penelitian
ini
observasional
pada
ini
lansia.
adalah
A. Gambaran
adalah
Untuk
uji
Umum
Korelasi
Posyandu
Aisyiyah Cabang Solo Utara
dengan
pendekaan cross sectional. Penelitian
Posyandu Lansia merupakan
dilakukan pada bulan Agustus 2014
amal
sampai bulan September 2015 di
Aisyiyah
Posyandu Aisyiyah Surakarta. Subjek
(Pembinaan
penelitian yaitu lansia yang berada
dirintis sejak tahun 1999.. Aisyiyah
pada Posyandu Aisyiyah cabang Solo
cabang Solo Utara terdiri dari 8
Utara
ranting
sebanyak
Pengambilan
dilakukan
42
subjek
menggunakan
lansia.
usaha
di
Pimpinan
Daerah
Bagian
Binkes
Kesehatan)
yaitu
Ranting
yang
Nusukan
penelitian
Timur, Ranting Nusukan, Ranting
teknik
Sruni, Ranting Kota Pasir, Ranting
consecutive sampling, dimana semua
Banyuanyar,
subjek yang datang dan memenuhi
Ranting Kadipiro Barat dan Ranting
kriteria pemilihan dimasukkan dalam
Sumber
penelitian sampai jumlah subjek yang
Asyiyah Cabang Solo Utara yang
diperlukan terpenuhi. Data asupan
memiliki Posyandu Lansia hanya 5
3
Ranting
Nayu.
Dari
Kadipiro,
8
ranting
Tabel 1. Distribusi Subjek
Penelitian menurut Usia
Ranting yaitu Ranting Nusukan
Timur, Banyuanyar, Sruni, Kadipiro
Kategori
dan Kota Pasir.
Pelayanan
Persentase
(n)
(%)
Posyandu
Lansia awal
10
23,8
Aisyiyah secara rutin dilaksanakan
Lansia akhir
18
42,9
setiap satu bulan sekali, dengan
Manula
14
33,3
dibantu oleh kader posyandu lansia
Total
42
100
sektor
Berdasarkan tabel 1. Kategori
Universitas
usia dibedakan menjadi 3 yaitu
Muhammadiyah Surakarta (UMS),
lansia awal (46-55 tahun), lansia
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
akhir (56-65 tahun), dan manula
Surakarta, dan Dinas Kesehatan
(>65
Kota
bentuk
sebagian
besar
berada
pimpinan
kelompok
lansia
akhir
dan
kerjasama
diantaranya
lintas
adalah
Surakarta
penataran,
serta
dalam
para
tahun).
subjek
penelitian
pada
(56-65
tahun) sebesar 42,9%
Aisyiyah yang berkompeten dalam
bidang kesehatan seperti, bidan,
Tabel 2. Distribusi Subjek
Penelitian menurut Jenis Kelamin
perawat, dan dokter.
Jenis Kelamin
B. Analisis Data Univariat
Wanita
Pria
Total
Karakteristik Subjek Penelitian
Jumlah
(n)
30
12
42
Persenta
se (%)
71,4
28,6
100
dalam
Berdasarkan tabel 2. Distribusi
penelitian ini adalah lansia yang
subjek penelitian menurut jenis
berada
kelamin
Subjek
yang
di
digunakan
Posyandu
Aisyiyah
menunjukkan
bahwa
cabang Solo Utara yang sesuai
subjek penelitian sebagian besar
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
berjenis
yang
sebanyak 30 orang (71,4%).
telah
Sesuai
ditentukan
dengan
hasil
penulis.
penelitian
meliputi
distribusi
Pendidikan
berdasarkan
Tidak
Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Total
usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan,
pendapatan,
kelamin
perempuan
Tabel 3. Distribusi Subjek
Penelitian menurut Pendidikan
diperoleh data subjek penelitian
asupan
serat, asupan lemak jenuh, dan
kadar kolesterol dapat dilihat pada
tabel berikut.
4
Jumlah
Jumlah
(n)
12
Persentase
(%)
28,6
15
4
10
1
42
35,7
9,5
23,8
2,4
100
Tabel 6. Distribusi Asupan Serat
Berdasarkan tabel 3. Distribusi
subjek
penelitian
Kategori
menurut
pendidikan menunjukkan sebagian
besar memiliki tingkat pendidikan
Sekolah Dasar sebanyak 15 orang
( 35,7%)
Tidak
Bekerja
Wiraswasta
PNS/
Pensiunan
Montir
Sopir
Tukang
Becak
Total
Jumlah
(n)
16
Persentase
(%)
38,1
21
2
50
4,8
1
1
1
2,4
2,4
2,4
42
100
penelitian
(n)
(%)
Kurang
41
97,6
Normal
1
2,4
Lebih
0
0
Total
42
100
asupan serat subjek penelitian
menunjukkan
besar
yaitu sebanyak 97,6%.
Tabel 7. Distribusi Asupan Lemak
Jenuh
Kategori
Jumlah
(n)
26
16
42
Normal
Tinggi
Total
Persentase
(%)
61,9
38,1
100
Berdasarkan tabel 7. Distribusi
menurut
pekerjaan menunjukkan sebagian
asupan
besar
penelitian menunjukkan sebagian
memiliki
Pekerjaan
lemak
(50%).
(0,05 yang berarti tidak ada hubungan
selama 3 hari. Data diambil sebelum
antara asupan lemak jenuh dengan kadar
pengambilan data kadar kolesterol
kolesterol. Hasil penelitian ini tidak sejalan
darah. Asupan lemak jenuh dihitung
dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni
dengan menggunakan Software Nutri
dkk (2012) dan Hidayati dkk (2006)
Survey.
yang menunjukkan bahwa terdapat
Distribusi kadar kolesterol darah
hubungan antara kebiasaan konsumsi
berdasarkan asupan serat dapat dilihat
lemak jenuh dengan kolesterol total.
pada tabel 10.
Hal ini bertentangan dengan teori yang
menyebutkan
Tabel 10. Distribusi Kadar
Kolesterol Darah berdasarkan
Asupan Lemak Jenuh
Asupan
Lemak
Jenuh
Kadar Kolesterol
Darah
Normal
Tidak
semakin
tinggi
asupan lemak jenuh, kadar kolesterol darah
juga semakin tinggi
Total
7
bahwa
2. Tidak ada hubungan asupan lemak
Asam lemak jenuh dalam diet
bekerjasama dengan kolesterol yang
jenuh
berada dalam diet mengurangi aktifitas
darah (p=0,49).
reseptor
LDL
di
liver,
dengan
kadar
kolesterol
sehingga
kolesterol total dan LDL dalam darah
Saran
naik (Soeharto, 2004). Diet lemak yang
1. Bagi Pembaca dan Peneliti yang
sangat
jenuh
dapat
lain
menyebabkan
penimbunan lemak dalam hati, yang
Hasil
kemudian menyebabkan jumlah asetil-
memberikan
KoA
pengembangan
di
dalam
menghasilkan
sel
hati
kolesterol
untuk
penelitian
selanjutnya
meningkat
ini
dapat
referensi
yang
untuk
penelitian
berhubungan
dengan asupan serat dan asupan
(Guyton, 2007).
lemak jenuh.
Dalam penelitian ini asupan lemak
2. Bagi Anggota Posyandu Aisyiyah
jenuh dalam makanan tidak mempengaruhi
Perlunya penambahan bahan
kadar kolesterol darah. Menurut Astawan
(2004), kolesterol tidak hanya berasal dari
informasi
bahan pangan yang sehari-hari dikonsumi.
Posyandu Lansia Aisyiyah terkait
Haslet (1997) menjelaskan bahwa terdapat
hubungan
dua
asupan lemak jenuh dengan kadar
jenis
kolesterol
yaitu
kolesterol
kepada
asupan
anggota
serat
dan
kolesterol total.
eskogen dan endogen. Kolesterol eksogen
yaitu kolesterol yang diabsorbsi setiap hari
dari
saluran
pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kolesterol
Astawan, M dan Tutik, W. 2004. Diet
Sehat dengan Makanan
Berserat. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri. Surakarta.
endogen merupakan kolesterol yang di
bentuk dalam tubuh dengan jumlah yang
lebih besar dari pada kolesterol eksogen.
Hal ini menjelaskan bahwa hanya sedikit
Guyton, AC., John, EH. 2007. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran.
EGC. Jakarta.
kolesterol darah yang dipengaruhi oleh
asupan makan.
Hatma, RJ. 2001. Nutrient Intake
Patterns and Their Relation
to Lipid Profiles in Diserve
Ethnic
Population.
Disertation. Post Graduate
Progam
University
of
Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tidak ada hubugan asupan serat
dengan
kadar
kolesterol
darah
(p=0,65).
8
Heslet, L. 1997. Kolesterol yang Perlu
Anda
Ketahui.
Kesaint
Blanc. Jakarta
Nuraeni, D., Handayati, L., Setiyono,
A.
2012.
Hubungan
Kebiasaan Konsumsi Lemak
Jenuh dan Obesitas sentral
dengan Kolesterol Total
pada Dosen dan Karyawan
Universitas
Siliwangi
Tasikmalaya.
Universitas
Siliwangi
Tasikmalaya.
Tasikmalaya.
Hidayati, SN., Hadi, H., Lestariana, W.
2006. Hubungan Asupan Zat
Gizi dan Indeks Massa
Tubuh
dengan
Hiperlipidemia pada Murid
SLTP yang Obesitas di
Yogyakarta. Sari Pediatri. 8
(1): 25-31.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar.
2007.
Jakarta:
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan,
Departemen
Kesehatan,
Republik Indonesia.
Listiana, L dan Purbosari, TY. 2006.
Kadar Kolesterol Total pada
Usia 25-60 Tahun. 36-40.
Madupa, A. 2006. Faktor-faktor yang
Berhubungan
dengan
Tingkat Kolesterol Total
Orang Dewasa di Perkotaan
Indonesia. (Analisi Data
Sekunder
Susenas
dan
SKRT
2004).
Skripsi.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas
Indonesia.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar.
2013.
Jakarta:
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan,
Departemen
Kesehatan,
Republik Indonesia.
Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung
dan Stroke Hubungannya
dengan
Lemak
dan
Kolesterol (2nded). Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Murti, DK. 2009. Faktor Determinan
Terhadap Kadar Kolesterol
Total pada Lansia. Tesis.
Program Studi Ilmu Gizi.
Universitas Diponegoro.
9