PROS Retnowati, Wiranto HU Transformasi Model Social fulltext
TRANSFORMASI MODEL SOCIAL COMMERCE PADA KLASTER
BATIK DAN BORDIR SALATIGA
Retnowati1), Wiranto Herry Utomo2)
1)
Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: retnowati@staff.uksw.edu
2)
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: wiranto.utomo@staff.uksw.edu
ABSTRACT
Social commerce merupakan bagian dari e-commerce yang melibatkan media
sosial untuk mendukung interaksi sosial dan kontribusi dari pembeli. Social
commerce melibatkan penggunaan media sosial yang memungkinkan orang untuk
berpartisipasi dalam pemasaran, penjualan, membandingkan, membeli, dan
berbagi produk dan jasa baik online dan offline pasar, dan di masyarakat. Adapun
tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui model bisnis yang saat ini dijalankan
di Klaster Batik dan Bordir Salatiga, 2) Membangun model cetak biru penerapan
social commerce pada model bisnis Klaster Batik dan Bordir Salatiga, 3)
Membangun formula transformasi model bisnis social commerce dari model bisnis
tradisional untuk Klaster Batik dan Bordir Salatiga, dan 4) Melakukan difusi
transformasi model penerapan Social commerce melalui pelatihan dan
pendampingan pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif, studi kasus, survey dan metode induktif.Hasil
penelitian adalah model bisnis klaster batik dan bordir, sudah berbasis media
sosial, dengan tujuan utama untuk penjualan, dengan manfaat dapat mengetahui
kebutuhan pelanggan. Penggunaan media sosial ini mempunyai dampak positif
terhadap model bisnis Klaster Batik dan Bordiruntuk elemen proposisi nilai
pelanggan, rumus keuntungan, sumberdaya kunci, rantai nilai.
Keywords: social commerce, media sosial, model bisnis
PENDAHULUAN
perusahaan
menyebutkan
teknologi
Berdasarkan penelitian Oxford Eco-
mobile sebagai prioritas terbesar, diikuti
nomics, ditunjukkan bahwa UMKM di
oleh media sosial (51 %) dan perangkat
Indonesia sedang membuat perubahan
lunak manejemen bisnis (42 % ).
besar dalam cara berbisnis, produk-
Oxford Economics menyimpulkan
produk, dan strategi pemasaran (Ano-
bahwa peran media sosial dalam trans-
nim, 2013). Teknologi merupakan faktor
formasi bisnis UMKM di Indonesia
penting UMKM Indonesia dan meru-
mencapai 51%. Menurut Social Bakers,
pakan elemen utama dalam transformasi
pengguna Facebook di Indonesia men-
bisnis. Berinvestasi teknologi baru me-
capai 51 juta orang pada bulan April
rupakan salah satu prioritas strategis
2013. Dengan angka sebesar ini, Indo-
UMKM dalam mentransformasi bisnis
nesia menempati urutan keempat dengan
untuk memasuki pasar global. Dalam hal
jumlah pengguna terbanyak di dunia
investasi teknologi, sebesar 55% dari
setelah Amerika Serikat, Brazil dan
343
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
India. Angka itu tentu akan terus
untuk berpartisipasi dalam pemasaran,
meningkat seiring semakin mudahnya
penjualan, membandingkan, membeli,
akses internet dan perangkatnya di
dan berbagi produk dan jasa baik online
Indonesia.
dan offline pasar, dan di masyarakat.
Sementara
itu
juga
pertumbuhan
e-
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut,
maka
dapat
dirumuskan
berhadapan
dengan
tantangan dan peluang baru.
Media
masalah penelitian pada riset ini adalah
sosial menjadi platform paling sesuai
:1) Apa model bisnis yang saat ini
untuk berbagi informasi dan evaluasi,
dijalankan UMKM pada Klaster Batik
dan berintegrasi dengan e-commerce.
dan Bordir Salatiga?, 2) Apakah UMKM
Integrasi media sosial dan e-commerce
pada pada Klaster Batik dan Bordir
merupakan
Salatiga
commerce
upaya
memenuhi
sudah
menerapkan
Social
kecenderungan pasar, dan tidak hanya
commerce ? Dan bagaimana penerapan
memperluas
media
social commerce oleh UMKM pada
sosial, tetapi juga meningkatkan nilai
Klaster Batik dan Bordir Salatiga?, 3)
media
dan
Bagaimana dampak penerapan Social
menyediakan platform pertukaran dan
commerce pada masing-masing model
evaluasi informasi kepada pelanggan.
bisnis pada Klaster Batik dan Bordir
Keunggulan
Salatiga,
bidang
layanan
kepada
pengguna
ini
akan
membantu
4)
Bagaimana
model
pengguna dalam mengambil keputusan
penerapan Social commerce yang paling
pembelian,
sesuai untuk UMKM pada Klaster Batik
dan
berkontribusi
pada
dan Bordir Salatiga ?, 5) Bagaimana
pengembangan e-commerce.
Trend media sosial yang maju pesat
cara transformasi model bisnis UMKM,
pada saat ini memberikan pengaruh pada
dari model bisnis tradisional menuju
strategi
model bisnis berbasis social commerce?
e-commerce.
dilakukan
dengan
Strategi
ini
menggabungkan
media sosial sebagai jaringan sosial
yang
difungsikan
sebagai
pemasaran (Social commerce).
media
Social
commerce merupakan bagian dari ecommerce yang melibatkan media sosial
untuk mendukung interaksi sosial dan
kontribusi
dari
pembeli.
commerce
melibatkan
Social
penggunaan
media sosial yang memungkinkan orang
344
Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah,
maka tujuan penelitian ini terbagi dalam
2 tahap penelitian yaitu:
Tahun pertama
1. Mengetahui model bisnis yang saat
ini dijalankan di Klaster Batik dan
Bordir Salatiga,
Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)
biru
produk dan jasa, dan pertumbuhan
pada
pendapatan. Karena media sosial saat ini
model bisnis Klaster Batik dan Bordir
lebih mudah diakses, maka banyak
Salatiga,
konsumen menggunakan media sosial
Tahun kedua
sebagai sumber dalam pembentukan
2. Membangun
model
cetak
penerapansocial commerce
3. Membangun formula
transformasi
model bisnis social commerce dari
model
bisnis
tradisional
tentang perusahaan, merek, produk, dan
jasa.
Dengan demikian penelitian ini akan
untuk
Klaster Batik dan Bordir Salatiga,
dapat
dan
pembangunan di wilayah Salatiga; serta
4. Melakukan difusi transformasi model
berperan
dalam
percepatan
mempercepat terwujudnya hasil-hasil
penerapan Social commerce melalui
pembangunan
pelatihan dan pendampingan pada
khususnya di bidang tekstil, terutama
Klaster Batik dan Bordir Salatiga
klaster batik dan bordir Salatiga. Dengan
Urgensi Penelitian
Social
commerce
telah
banyak
di
segala
bidang,
penerapan
model
bisnis
social
commerce
maka
akan
terjadi
peningkatan
produktivitas
dan
digunakan untuk membentuk saluran
perekonomian masyarakat, dan dengan
komersial di internet. Social commerce
demikian kesejahteraan dan kualitas
memiliki potensi signifikan yang dapat
hidup masyarakat semakin meningkat.
meningkatkan keunggulan kompetitif
Klaster Batik dan Bordir Salatiga.
Dampak penerapan social commerce
adalah pada efektivitas dan efisiensi
operasional,
hubungan
pelanggan,
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan
tentang
metode
penelitian
yang
dilakukan pada tahun pertama saja.
(Lihat Gambar 1)
Pertanyaan Riset (Pengalaman dan Harapan Pengguna Social Commerce)
Latar belakang Teori
Pendekatan Riset
Social Commerce
Situs
Jejaring
Sosial
E-commerce
Web 2.0
Metode
Kualitatif
Studi kasus
Metode
Induktif
Facebook
Commerce
Survey
Gambar 1. Metode penelitian tahun pertama
345
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
observasidan kuesionerdigunakan untuk
Pendekatan Riset
Penelitian ini akan menggunakan
memperoleh pemahaman yang lebih
metode kualitatif. Metode ini diguna-
baik dan lebih komprehensif tentang
kan untuk memahami, mendeskripsikan
situasi terkini.
Selain itu juga akan dilakukan
dan menjelaskan fenomena sosial. Hal
ini dapat dicapai dengan menganalisa
penelitian
dengan
pengalaman individual atau kelompok.
media
Pengalaman
dapat
terkait
dengan
merepresentasikan kombinasi jejaring
kehidupan
atau
praktek
yang
sosial dengan E-commerce dan secara
sosial
menekankan pada analisa pengetahuan,
signifikan
account, dan kisah. Ini dapat dicapai
melihat
melalui analisa interaksi, komunikasi
berbeda.
dan dokumen.
representasi
Karena tujuan riset adalah meng-
commerce.
kasuspada
Facebook.
dapat
dari
studi
Situs
digunakan
sudut
pandang
Facebook
dari
ini
untuk
yang
merupakan
kasus
social
Tujuan dari studi kasus
pengalaman
pada Facebook ini adalah memberikan
pengguna, maka metode kualitatif lebih
pandangan yang jernih mengenai social
sesuai
commerce dalam kehidupan nyata. Hal
analisa
harapan
digunakan
dan
dalam
riset
ini.
Analisis induktif didefinisikan sebagai
ini
bekerja
pengetahuan
dari
data
kasus
tertentu,
juga
akan
menjadi
dalam
dasar
menganalisa
kemudian mengarah pada kesimpulan
perilaku pengguna dan membandingkan
umum. Pendekatan induktif cenderung
kasus dengan tujuan memperoleh hasil
menggabungkan konsep, dan membantu
lebih akurat dan menyeluruh.
untuk menampilkan aspek lain dari
metode kualitatif.
Facebook saat ini merupakan
jejaring sosial paling menaring dan
komunitas sosial terbesar di ruang siber.
Pengumpulan Data
Terdapat tiga bentuk penggabungan
Data merupakan dasar dari riset.
Facebook dengan E-commerce, yaitu
Data dalam riset kualitatif berasal dari
Facebook-Facilitated On-Site Selling,
empat bidang yaitu kuesioner, obser-
Facebook-Initiated Selling, dan Complete
vasi, pengumpulan dan pengecekan.
Selling.
Data mengacu pada sekelompok dari
Pada Facebook-Facilitated On-
informasi dalam bentuk teks maupun
Site Selling, brand dapat digabungkan
numerik, dan sering berasal dari hasil
melalui situs web perusahaan dan
pengalaman, observasi atau pengalaman
elemen Facebook melalui pluggin social
itu sendiri. Sumber data diperoleh dari
di situsweb. Fitur ini mengijinkan
346
Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)
Dalam
pelanggan mengkoneksi dan meminati
riset
ini,
pengetahuan
guna mendukung proses pembelian.
dasar dari Situs Jejaring Sosial, , Web
Dengan metode ini brand dapat diko-
2.0 dan social commerce adalah konsep
neksikan ke Facebook oleh pelanggan
yang mendukung kemunculan bentuk
melalui klik “like” atau mengirim URL
khusus dari social commerce, dan
situs ke Facebook teman sebagai pesan.
didasarkan dari konsep dasar ini, studi
“Like” menyajikan jumlah orang pada
kasus akan dengan mudah dipahami.
Facebook yang menyukai produk bisnis.
Dengan demikian survey didasarkan
pada satu studi kasus dan hasil analisis
Analisis Data
akan
Analisis data dilakukan dengan
menunjukkan
dan
menjawab
pertanyaan penelitian.
menggunakan metode analitikal dan
logical untuk mengevaluasi dan me-
Analisis riset
ngecek data yang terkumpul. Karena
Pada bagian sebelumnya telah
ada jenis data yang berbeda, maka
digabungkan data kualitatif dari studi
digunakan metode analisa yang berbeda
kasus Facebook dan kuesioner. Seluruh
pula,
data yang terkumpul akan dianalisis
yaitu
dengan
kualitatif
dan
dengan
kuantitatif.
Metode analisis data utama adalah
didasarkan
pada
tujuan
penelitian.Informasi yang diperoleh dari
metode analisis isi dan teks dari media
survey
sosial dalam hal ini akan digunakan
penggunaan
metode web mining. Disisi lain, data
dianalisis
kuantitatif akan menggunakan metode
menggambarkan
statistik.
dari penggunaan perluasan media sosial
dan
Conceptual Framework
sistem
dari
konsep,
asumsi,
ekspektasi, keyakinan dan teori yang
mendukung dan menginformasikan riset
kita yang bertindak sebagai peta yang
mengkoneksikan
semua
kuesionerseputar
media
pertama
electronic
sosial
akan
kali,
untuk
situasi
keseluruhan
commerce.
Setelah
informasi dianalisis, data kasar survey
Framework konseptual merupakan
dan
aspek
dari
pengguna
pengguna
social
commerce
commerce ,
Facebook
kemudian dianalisis dalam kategori
yang berbeda menggunakan metode
web content mining.
dari
penelitian yang mencakup maslah riset,
Lokasi Penelitian
literature review, metodologi dan juga
Lokasi penelitian adalah UMKM yang
koleksi data dan metode analisis.
tergabung pada Klaster Batik dan
Bordir Salatiga.
347
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
bisnisnya.Para pengguna media sosial,
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan
Gambaran awal Klaster Batik dan
sebagai akses media sosial. Namun
Bordir Salatiga
terdapat pula 18 % yang menggunakan
Dari hasil survei dan wawancara
kakas
smartphone
kakas laptop dan juga smartphone. Para
kuesioner, diperoleh gambaran awal
pengguna
media
sosial
belum
bahwa pada kalster Batik dan Bordir
memberikan bonus bagi pembeli yang
Salatiga terdapat 73 %pengguna media
menggunakan sarana media sosial.
sosial dalam menjalankan bisnisnya.
Sisanya 27 % tidak menggunakan
media
sosial
dalam
menjalankan
Gambar 2.Jenis media sosial yang digunakan Klaster Batik dan Bordir
Pada Gambar 2. jenis-jenis media
media
sosial
Facebook
merupakan
sosial yang digunakan di Klaster Batik
pengguna terbanyak yang mencapai
dan Bordir terdiri dari Facebook, BBM,
hampir 60 %.
Instagram, web dan blog.
348
Pengguna
Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)
Tabel 1. Tujuan penggunaan media sosial
Tujuan penggunaan media sosial
a. Memahami kebutuhan
pelanggan
81,25%
b. Testing pasar
31,25%
c. Penjualan
93,75%
d. promosi
37,50%
e. Kesadaran Merk dagang
43,75%
f. Perhatian kepada pelanggan
43,75%
g. Advokasi pelanggan
12,50%
h. Loyalitas pelanggan
43,75%
h. Umpan balik
50,00%
Pada Tabel 1., terlihat bahwa tujuan
memahami kebutuhan pelanggan 81,25
penggunaan media sosial pada Klaster
%.
Dapat dikatakan bahwa tujuan
Batik dan Bordir terutama sekali adalah
utama penggunaan media sosial adalah
untuk tujuan penjualan (93,75 %) dan
untuk penjualan.
Tabel 2.Manfaat penggunaan media sosial
Manfaat penggunaan media
sosial
a. Mengetahui kebutuhan
pelanggan
b. Pencarian informasi pelanggan
c. Pilihan alternatif evaluasi produk
d. Pengalaman belanja
e. Saluran baru dalam belanja
f. Dukungan paska jual
g. Umpan balik
h. Cerita dari mulut ke mulut
i. Mengetahui opini pelanggan
Pada
Tabel
2,
terlihat
bahwa
87,50%
81,25%
50,00%
37,50%
68,75%
43,75%
31,25%
68,75%
56,25%
pada proposisi nilai pelanggan dapat
manfaat penggunaan media sosial pada
dilihat pada Tabel 3.
Klaster Batik dan Bordir terutama sekali
dapat dilihat, terdapat korelasi positif
adalah memahami kebutuhan pelanggan
antara kedua variabel, dengan nilai
87,5
korelasi r = 0,529, n-22 pada tingkat
%
dan
pencarian
informasi
Pada tabel ini
signifikansi p
BATIK DAN BORDIR SALATIGA
Retnowati1), Wiranto Herry Utomo2)
1)
Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: retnowati@staff.uksw.edu
2)
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: wiranto.utomo@staff.uksw.edu
ABSTRACT
Social commerce merupakan bagian dari e-commerce yang melibatkan media
sosial untuk mendukung interaksi sosial dan kontribusi dari pembeli. Social
commerce melibatkan penggunaan media sosial yang memungkinkan orang untuk
berpartisipasi dalam pemasaran, penjualan, membandingkan, membeli, dan
berbagi produk dan jasa baik online dan offline pasar, dan di masyarakat. Adapun
tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui model bisnis yang saat ini dijalankan
di Klaster Batik dan Bordir Salatiga, 2) Membangun model cetak biru penerapan
social commerce pada model bisnis Klaster Batik dan Bordir Salatiga, 3)
Membangun formula transformasi model bisnis social commerce dari model bisnis
tradisional untuk Klaster Batik dan Bordir Salatiga, dan 4) Melakukan difusi
transformasi model penerapan Social commerce melalui pelatihan dan
pendampingan pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif, studi kasus, survey dan metode induktif.Hasil
penelitian adalah model bisnis klaster batik dan bordir, sudah berbasis media
sosial, dengan tujuan utama untuk penjualan, dengan manfaat dapat mengetahui
kebutuhan pelanggan. Penggunaan media sosial ini mempunyai dampak positif
terhadap model bisnis Klaster Batik dan Bordiruntuk elemen proposisi nilai
pelanggan, rumus keuntungan, sumberdaya kunci, rantai nilai.
Keywords: social commerce, media sosial, model bisnis
PENDAHULUAN
perusahaan
menyebutkan
teknologi
Berdasarkan penelitian Oxford Eco-
mobile sebagai prioritas terbesar, diikuti
nomics, ditunjukkan bahwa UMKM di
oleh media sosial (51 %) dan perangkat
Indonesia sedang membuat perubahan
lunak manejemen bisnis (42 % ).
besar dalam cara berbisnis, produk-
Oxford Economics menyimpulkan
produk, dan strategi pemasaran (Ano-
bahwa peran media sosial dalam trans-
nim, 2013). Teknologi merupakan faktor
formasi bisnis UMKM di Indonesia
penting UMKM Indonesia dan meru-
mencapai 51%. Menurut Social Bakers,
pakan elemen utama dalam transformasi
pengguna Facebook di Indonesia men-
bisnis. Berinvestasi teknologi baru me-
capai 51 juta orang pada bulan April
rupakan salah satu prioritas strategis
2013. Dengan angka sebesar ini, Indo-
UMKM dalam mentransformasi bisnis
nesia menempati urutan keempat dengan
untuk memasuki pasar global. Dalam hal
jumlah pengguna terbanyak di dunia
investasi teknologi, sebesar 55% dari
setelah Amerika Serikat, Brazil dan
343
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
India. Angka itu tentu akan terus
untuk berpartisipasi dalam pemasaran,
meningkat seiring semakin mudahnya
penjualan, membandingkan, membeli,
akses internet dan perangkatnya di
dan berbagi produk dan jasa baik online
Indonesia.
dan offline pasar, dan di masyarakat.
Sementara
itu
juga
pertumbuhan
e-
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut,
maka
dapat
dirumuskan
berhadapan
dengan
tantangan dan peluang baru.
Media
masalah penelitian pada riset ini adalah
sosial menjadi platform paling sesuai
:1) Apa model bisnis yang saat ini
untuk berbagi informasi dan evaluasi,
dijalankan UMKM pada Klaster Batik
dan berintegrasi dengan e-commerce.
dan Bordir Salatiga?, 2) Apakah UMKM
Integrasi media sosial dan e-commerce
pada pada Klaster Batik dan Bordir
merupakan
Salatiga
commerce
upaya
memenuhi
sudah
menerapkan
Social
kecenderungan pasar, dan tidak hanya
commerce ? Dan bagaimana penerapan
memperluas
media
social commerce oleh UMKM pada
sosial, tetapi juga meningkatkan nilai
Klaster Batik dan Bordir Salatiga?, 3)
media
dan
Bagaimana dampak penerapan Social
menyediakan platform pertukaran dan
commerce pada masing-masing model
evaluasi informasi kepada pelanggan.
bisnis pada Klaster Batik dan Bordir
Keunggulan
Salatiga,
bidang
layanan
kepada
pengguna
ini
akan
membantu
4)
Bagaimana
model
pengguna dalam mengambil keputusan
penerapan Social commerce yang paling
pembelian,
sesuai untuk UMKM pada Klaster Batik
dan
berkontribusi
pada
dan Bordir Salatiga ?, 5) Bagaimana
pengembangan e-commerce.
Trend media sosial yang maju pesat
cara transformasi model bisnis UMKM,
pada saat ini memberikan pengaruh pada
dari model bisnis tradisional menuju
strategi
model bisnis berbasis social commerce?
e-commerce.
dilakukan
dengan
Strategi
ini
menggabungkan
media sosial sebagai jaringan sosial
yang
difungsikan
sebagai
pemasaran (Social commerce).
media
Social
commerce merupakan bagian dari ecommerce yang melibatkan media sosial
untuk mendukung interaksi sosial dan
kontribusi
dari
pembeli.
commerce
melibatkan
Social
penggunaan
media sosial yang memungkinkan orang
344
Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah,
maka tujuan penelitian ini terbagi dalam
2 tahap penelitian yaitu:
Tahun pertama
1. Mengetahui model bisnis yang saat
ini dijalankan di Klaster Batik dan
Bordir Salatiga,
Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)
biru
produk dan jasa, dan pertumbuhan
pada
pendapatan. Karena media sosial saat ini
model bisnis Klaster Batik dan Bordir
lebih mudah diakses, maka banyak
Salatiga,
konsumen menggunakan media sosial
Tahun kedua
sebagai sumber dalam pembentukan
2. Membangun
model
cetak
penerapansocial commerce
3. Membangun formula
transformasi
model bisnis social commerce dari
model
bisnis
tradisional
tentang perusahaan, merek, produk, dan
jasa.
Dengan demikian penelitian ini akan
untuk
Klaster Batik dan Bordir Salatiga,
dapat
dan
pembangunan di wilayah Salatiga; serta
4. Melakukan difusi transformasi model
berperan
dalam
percepatan
mempercepat terwujudnya hasil-hasil
penerapan Social commerce melalui
pembangunan
pelatihan dan pendampingan pada
khususnya di bidang tekstil, terutama
Klaster Batik dan Bordir Salatiga
klaster batik dan bordir Salatiga. Dengan
Urgensi Penelitian
Social
commerce
telah
banyak
di
segala
bidang,
penerapan
model
bisnis
social
commerce
maka
akan
terjadi
peningkatan
produktivitas
dan
digunakan untuk membentuk saluran
perekonomian masyarakat, dan dengan
komersial di internet. Social commerce
demikian kesejahteraan dan kualitas
memiliki potensi signifikan yang dapat
hidup masyarakat semakin meningkat.
meningkatkan keunggulan kompetitif
Klaster Batik dan Bordir Salatiga.
Dampak penerapan social commerce
adalah pada efektivitas dan efisiensi
operasional,
hubungan
pelanggan,
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan
tentang
metode
penelitian
yang
dilakukan pada tahun pertama saja.
(Lihat Gambar 1)
Pertanyaan Riset (Pengalaman dan Harapan Pengguna Social Commerce)
Latar belakang Teori
Pendekatan Riset
Social Commerce
Situs
Jejaring
Sosial
E-commerce
Web 2.0
Metode
Kualitatif
Studi kasus
Metode
Induktif
Commerce
Survey
Gambar 1. Metode penelitian tahun pertama
345
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
observasidan kuesionerdigunakan untuk
Pendekatan Riset
Penelitian ini akan menggunakan
memperoleh pemahaman yang lebih
metode kualitatif. Metode ini diguna-
baik dan lebih komprehensif tentang
kan untuk memahami, mendeskripsikan
situasi terkini.
Selain itu juga akan dilakukan
dan menjelaskan fenomena sosial. Hal
ini dapat dicapai dengan menganalisa
penelitian
dengan
pengalaman individual atau kelompok.
media
Pengalaman
dapat
terkait
dengan
merepresentasikan kombinasi jejaring
kehidupan
atau
praktek
yang
sosial dengan E-commerce dan secara
sosial
menekankan pada analisa pengetahuan,
signifikan
account, dan kisah. Ini dapat dicapai
melihat
melalui analisa interaksi, komunikasi
berbeda.
dan dokumen.
representasi
Karena tujuan riset adalah meng-
commerce.
kasuspada
Facebook.
dapat
dari
studi
Situs
digunakan
sudut
pandang
dari
ini
untuk
yang
merupakan
kasus
social
Tujuan dari studi kasus
pengalaman
pada Facebook ini adalah memberikan
pengguna, maka metode kualitatif lebih
pandangan yang jernih mengenai social
sesuai
commerce dalam kehidupan nyata. Hal
analisa
harapan
digunakan
dan
dalam
riset
ini.
Analisis induktif didefinisikan sebagai
ini
bekerja
pengetahuan
dari
data
kasus
tertentu,
juga
akan
menjadi
dalam
dasar
menganalisa
kemudian mengarah pada kesimpulan
perilaku pengguna dan membandingkan
umum. Pendekatan induktif cenderung
kasus dengan tujuan memperoleh hasil
menggabungkan konsep, dan membantu
lebih akurat dan menyeluruh.
untuk menampilkan aspek lain dari
metode kualitatif.
Facebook saat ini merupakan
jejaring sosial paling menaring dan
komunitas sosial terbesar di ruang siber.
Pengumpulan Data
Terdapat tiga bentuk penggabungan
Data merupakan dasar dari riset.
Facebook dengan E-commerce, yaitu
Data dalam riset kualitatif berasal dari
Facebook-Facilitated On-Site Selling,
empat bidang yaitu kuesioner, obser-
Facebook-Initiated Selling, dan Complete
vasi, pengumpulan dan pengecekan.
Selling.
Data mengacu pada sekelompok dari
Pada Facebook-Facilitated On-
informasi dalam bentuk teks maupun
Site Selling, brand dapat digabungkan
numerik, dan sering berasal dari hasil
melalui situs web perusahaan dan
pengalaman, observasi atau pengalaman
elemen Facebook melalui pluggin social
itu sendiri. Sumber data diperoleh dari
di situsweb. Fitur ini mengijinkan
346
Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)
Dalam
pelanggan mengkoneksi dan meminati
riset
ini,
pengetahuan
guna mendukung proses pembelian.
dasar dari Situs Jejaring Sosial, , Web
Dengan metode ini brand dapat diko-
2.0 dan social commerce adalah konsep
neksikan ke Facebook oleh pelanggan
yang mendukung kemunculan bentuk
melalui klik “like” atau mengirim URL
khusus dari social commerce, dan
situs ke Facebook teman sebagai pesan.
didasarkan dari konsep dasar ini, studi
“Like” menyajikan jumlah orang pada
kasus akan dengan mudah dipahami.
Facebook yang menyukai produk bisnis.
Dengan demikian survey didasarkan
pada satu studi kasus dan hasil analisis
Analisis Data
akan
Analisis data dilakukan dengan
menunjukkan
dan
menjawab
pertanyaan penelitian.
menggunakan metode analitikal dan
logical untuk mengevaluasi dan me-
Analisis riset
ngecek data yang terkumpul. Karena
Pada bagian sebelumnya telah
ada jenis data yang berbeda, maka
digabungkan data kualitatif dari studi
digunakan metode analisa yang berbeda
kasus Facebook dan kuesioner. Seluruh
pula,
data yang terkumpul akan dianalisis
yaitu
dengan
kualitatif
dan
dengan
kuantitatif.
Metode analisis data utama adalah
didasarkan
pada
tujuan
penelitian.Informasi yang diperoleh dari
metode analisis isi dan teks dari media
survey
sosial dalam hal ini akan digunakan
penggunaan
metode web mining. Disisi lain, data
dianalisis
kuantitatif akan menggunakan metode
menggambarkan
statistik.
dari penggunaan perluasan media sosial
dan
Conceptual Framework
sistem
dari
konsep,
asumsi,
ekspektasi, keyakinan dan teori yang
mendukung dan menginformasikan riset
kita yang bertindak sebagai peta yang
mengkoneksikan
semua
kuesionerseputar
media
pertama
electronic
sosial
akan
kali,
untuk
situasi
keseluruhan
commerce.
Setelah
informasi dianalisis, data kasar survey
Framework konseptual merupakan
dan
aspek
dari
pengguna
pengguna
social
commerce
commerce ,
kemudian dianalisis dalam kategori
yang berbeda menggunakan metode
web content mining.
dari
penelitian yang mencakup maslah riset,
Lokasi Penelitian
literature review, metodologi dan juga
Lokasi penelitian adalah UMKM yang
koleksi data dan metode analisis.
tergabung pada Klaster Batik dan
Bordir Salatiga.
347
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
bisnisnya.Para pengguna media sosial,
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan
Gambaran awal Klaster Batik dan
sebagai akses media sosial. Namun
Bordir Salatiga
terdapat pula 18 % yang menggunakan
Dari hasil survei dan wawancara
kakas
smartphone
kakas laptop dan juga smartphone. Para
kuesioner, diperoleh gambaran awal
pengguna
media
sosial
belum
bahwa pada kalster Batik dan Bordir
memberikan bonus bagi pembeli yang
Salatiga terdapat 73 %pengguna media
menggunakan sarana media sosial.
sosial dalam menjalankan bisnisnya.
Sisanya 27 % tidak menggunakan
media
sosial
dalam
menjalankan
Gambar 2.Jenis media sosial yang digunakan Klaster Batik dan Bordir
Pada Gambar 2. jenis-jenis media
media
sosial
merupakan
sosial yang digunakan di Klaster Batik
pengguna terbanyak yang mencapai
dan Bordir terdiri dari Facebook, BBM,
hampir 60 %.
Instagram, web dan blog.
348
Pengguna
Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)
Tabel 1. Tujuan penggunaan media sosial
Tujuan penggunaan media sosial
a. Memahami kebutuhan
pelanggan
81,25%
b. Testing pasar
31,25%
c. Penjualan
93,75%
d. promosi
37,50%
e. Kesadaran Merk dagang
43,75%
f. Perhatian kepada pelanggan
43,75%
g. Advokasi pelanggan
12,50%
h. Loyalitas pelanggan
43,75%
h. Umpan balik
50,00%
Pada Tabel 1., terlihat bahwa tujuan
memahami kebutuhan pelanggan 81,25
penggunaan media sosial pada Klaster
%.
Dapat dikatakan bahwa tujuan
Batik dan Bordir terutama sekali adalah
utama penggunaan media sosial adalah
untuk tujuan penjualan (93,75 %) dan
untuk penjualan.
Tabel 2.Manfaat penggunaan media sosial
Manfaat penggunaan media
sosial
a. Mengetahui kebutuhan
pelanggan
b. Pencarian informasi pelanggan
c. Pilihan alternatif evaluasi produk
d. Pengalaman belanja
e. Saluran baru dalam belanja
f. Dukungan paska jual
g. Umpan balik
h. Cerita dari mulut ke mulut
i. Mengetahui opini pelanggan
Pada
Tabel
2,
terlihat
bahwa
87,50%
81,25%
50,00%
37,50%
68,75%
43,75%
31,25%
68,75%
56,25%
pada proposisi nilai pelanggan dapat
manfaat penggunaan media sosial pada
dilihat pada Tabel 3.
Klaster Batik dan Bordir terutama sekali
dapat dilihat, terdapat korelasi positif
adalah memahami kebutuhan pelanggan
antara kedua variabel, dengan nilai
87,5
korelasi r = 0,529, n-22 pada tingkat
%
dan
pencarian
informasi
Pada tabel ini
signifikansi p