PROS Retnowati, Wiranto HU Transformasi Model Social fulltext

TRANSFORMASI MODEL SOCIAL COMMERCE PADA KLASTER
BATIK DAN BORDIR SALATIGA
Retnowati1), Wiranto Herry Utomo2)
1)

Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: retnowati@staff.uksw.edu
2)
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: wiranto.utomo@staff.uksw.edu

ABSTRACT
Social commerce merupakan bagian dari e-commerce yang melibatkan media
sosial untuk mendukung interaksi sosial dan kontribusi dari pembeli. Social
commerce melibatkan penggunaan media sosial yang memungkinkan orang untuk
berpartisipasi dalam pemasaran, penjualan, membandingkan, membeli, dan
berbagi produk dan jasa baik online dan offline pasar, dan di masyarakat. Adapun
tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui model bisnis yang saat ini dijalankan
di Klaster Batik dan Bordir Salatiga, 2) Membangun model cetak biru penerapan
social commerce pada model bisnis Klaster Batik dan Bordir Salatiga, 3)
Membangun formula transformasi model bisnis social commerce dari model bisnis

tradisional untuk Klaster Batik dan Bordir Salatiga, dan 4) Melakukan difusi
transformasi model penerapan Social commerce melalui pelatihan dan
pendampingan pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif, studi kasus, survey dan metode induktif.Hasil
penelitian adalah model bisnis klaster batik dan bordir, sudah berbasis media
sosial, dengan tujuan utama untuk penjualan, dengan manfaat dapat mengetahui
kebutuhan pelanggan. Penggunaan media sosial ini mempunyai dampak positif
terhadap model bisnis Klaster Batik dan Bordiruntuk elemen proposisi nilai
pelanggan, rumus keuntungan, sumberdaya kunci, rantai nilai.
Keywords: social commerce, media sosial, model bisnis

PENDAHULUAN

perusahaan

menyebutkan

teknologi

Berdasarkan penelitian Oxford Eco-


mobile sebagai prioritas terbesar, diikuti

nomics, ditunjukkan bahwa UMKM di

oleh media sosial (51 %) dan perangkat

Indonesia sedang membuat perubahan

lunak manejemen bisnis (42 % ).

besar dalam cara berbisnis, produk-

Oxford Economics menyimpulkan

produk, dan strategi pemasaran (Ano-

bahwa peran media sosial dalam trans-

nim, 2013). Teknologi merupakan faktor


formasi bisnis UMKM di Indonesia

penting UMKM Indonesia dan meru-

mencapai 51%. Menurut Social Bakers,

pakan elemen utama dalam transformasi

pengguna Facebook di Indonesia men-

bisnis. Berinvestasi teknologi baru me-

capai 51 juta orang pada bulan April

rupakan salah satu prioritas strategis

2013. Dengan angka sebesar ini, Indo-

UMKM dalam mentransformasi bisnis


nesia menempati urutan keempat dengan

untuk memasuki pasar global. Dalam hal

jumlah pengguna terbanyak di dunia

investasi teknologi, sebesar 55% dari

setelah Amerika Serikat, Brazil dan
343

PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

India. Angka itu tentu akan terus

untuk berpartisipasi dalam pemasaran,

meningkat seiring semakin mudahnya


penjualan, membandingkan, membeli,

akses internet dan perangkatnya di

dan berbagi produk dan jasa baik online

Indonesia.

dan offline pasar, dan di masyarakat.

Sementara

itu

juga

pertumbuhan

e-


Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut,

maka

dapat

dirumuskan

berhadapan

dengan

tantangan dan peluang baru.

Media

masalah penelitian pada riset ini adalah

sosial menjadi platform paling sesuai


:1) Apa model bisnis yang saat ini

untuk berbagi informasi dan evaluasi,

dijalankan UMKM pada Klaster Batik

dan berintegrasi dengan e-commerce.

dan Bordir Salatiga?, 2) Apakah UMKM

Integrasi media sosial dan e-commerce

pada pada Klaster Batik dan Bordir

merupakan

Salatiga

commerce


upaya

memenuhi

sudah

menerapkan

Social

kecenderungan pasar, dan tidak hanya

commerce ? Dan bagaimana penerapan

memperluas

media

social commerce oleh UMKM pada


sosial, tetapi juga meningkatkan nilai

Klaster Batik dan Bordir Salatiga?, 3)

media

dan

Bagaimana dampak penerapan Social

menyediakan platform pertukaran dan

commerce pada masing-masing model

evaluasi informasi kepada pelanggan.

bisnis pada Klaster Batik dan Bordir

Keunggulan


Salatiga,

bidang

layanan

kepada

pengguna

ini

akan

membantu

4)

Bagaimana


model

pengguna dalam mengambil keputusan

penerapan Social commerce yang paling

pembelian,

sesuai untuk UMKM pada Klaster Batik

dan

berkontribusi

pada

dan Bordir Salatiga ?, 5) Bagaimana

pengembangan e-commerce.
Trend media sosial yang maju pesat

cara transformasi model bisnis UMKM,

pada saat ini memberikan pengaruh pada

dari model bisnis tradisional menuju

strategi

model bisnis berbasis social commerce?

e-commerce.

dilakukan

dengan

Strategi

ini

menggabungkan

media sosial sebagai jaringan sosial
yang

difungsikan

sebagai

pemasaran (Social commerce).

media
Social

commerce merupakan bagian dari ecommerce yang melibatkan media sosial

untuk mendukung interaksi sosial dan
kontribusi

dari

pembeli.

commerce

melibatkan

Social

penggunaan

media sosial yang memungkinkan orang
344

Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah,
maka tujuan penelitian ini terbagi dalam
2 tahap penelitian yaitu:
Tahun pertama
1. Mengetahui model bisnis yang saat
ini dijalankan di Klaster Batik dan
Bordir Salatiga,

Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)

biru

produk dan jasa, dan pertumbuhan

pada

pendapatan. Karena media sosial saat ini

model bisnis Klaster Batik dan Bordir

lebih mudah diakses, maka banyak

Salatiga,

konsumen menggunakan media sosial

Tahun kedua

sebagai sumber dalam pembentukan

2. Membangun

model

cetak

penerapansocial commerce

3. Membangun formula

transformasi

model bisnis social commerce dari
model

bisnis

tradisional

tentang perusahaan, merek, produk, dan
jasa.
Dengan demikian penelitian ini akan

untuk

Klaster Batik dan Bordir Salatiga,

dapat

dan

pembangunan di wilayah Salatiga; serta

4. Melakukan difusi transformasi model

berperan

dalam

percepatan

mempercepat terwujudnya hasil-hasil

penerapan Social commerce melalui

pembangunan

pelatihan dan pendampingan pada

khususnya di bidang tekstil, terutama

Klaster Batik dan Bordir Salatiga

klaster batik dan bordir Salatiga. Dengan

Urgensi Penelitian
Social

commerce

telah

banyak

di

segala

bidang,

penerapan

model

bisnis

social

commerce

maka

akan

terjadi

peningkatan

produktivitas

dan

digunakan untuk membentuk saluran

perekonomian masyarakat, dan dengan

komersial di internet. Social commerce

demikian kesejahteraan dan kualitas

memiliki potensi signifikan yang dapat

hidup masyarakat semakin meningkat.

meningkatkan keunggulan kompetitif
Klaster Batik dan Bordir Salatiga.
Dampak penerapan social commerce
adalah pada efektivitas dan efisiensi
operasional,

hubungan

pelanggan,

METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan
tentang
metode
penelitian
yang
dilakukan pada tahun pertama saja.
(Lihat Gambar 1)

Pertanyaan Riset (Pengalaman dan Harapan Pengguna Social Commerce)

Latar belakang Teori

Pendekatan Riset

Social Commerce

Situs
Jejaring
Sosial

E-commerce

Web 2.0

Metode
Kualitatif

Studi kasus

Metode
Induktif

Facebook
Commerce

Survey

Gambar 1. Metode penelitian tahun pertama

345

PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

observasidan kuesionerdigunakan untuk

Pendekatan Riset
Penelitian ini akan menggunakan

memperoleh pemahaman yang lebih

metode kualitatif. Metode ini diguna-

baik dan lebih komprehensif tentang

kan untuk memahami, mendeskripsikan

situasi terkini.
Selain itu juga akan dilakukan

dan menjelaskan fenomena sosial. Hal
ini dapat dicapai dengan menganalisa

penelitian

dengan

pengalaman individual atau kelompok.

media

Pengalaman

dapat

terkait

dengan

merepresentasikan kombinasi jejaring

kehidupan

atau

praktek

yang

sosial dengan E-commerce dan secara

sosial

menekankan pada analisa pengetahuan,

signifikan

account, dan kisah. Ini dapat dicapai

melihat

melalui analisa interaksi, komunikasi

berbeda.

dan dokumen.

representasi

Karena tujuan riset adalah meng-

commerce.

kasuspada

Facebook.

dapat
dari

studi

Situs

digunakan

sudut

pandang

Facebook
dari

ini

untuk
yang

merupakan
kasus

social

Tujuan dari studi kasus

pengalaman

pada Facebook ini adalah memberikan

pengguna, maka metode kualitatif lebih

pandangan yang jernih mengenai social

sesuai

commerce dalam kehidupan nyata. Hal

analisa

harapan

digunakan

dan

dalam

riset

ini.

Analisis induktif didefinisikan sebagai

ini

bekerja

pengetahuan

dari

data

kasus

tertentu,

juga

akan

menjadi

dalam

dasar

menganalisa

kemudian mengarah pada kesimpulan

perilaku pengguna dan membandingkan

umum. Pendekatan induktif cenderung

kasus dengan tujuan memperoleh hasil

menggabungkan konsep, dan membantu

lebih akurat dan menyeluruh.

untuk menampilkan aspek lain dari
metode kualitatif.

Facebook saat ini merupakan
jejaring sosial paling menaring dan
komunitas sosial terbesar di ruang siber.

Pengumpulan Data

Terdapat tiga bentuk penggabungan

Data merupakan dasar dari riset.

Facebook dengan E-commerce, yaitu

Data dalam riset kualitatif berasal dari

Facebook-Facilitated On-Site Selling,

empat bidang yaitu kuesioner, obser-

Facebook-Initiated Selling, dan Complete

vasi, pengumpulan dan pengecekan.

Selling.

Data mengacu pada sekelompok dari

Pada Facebook-Facilitated On-

informasi dalam bentuk teks maupun

Site Selling, brand dapat digabungkan

numerik, dan sering berasal dari hasil

melalui situs web perusahaan dan

pengalaman, observasi atau pengalaman

elemen Facebook melalui pluggin social

itu sendiri. Sumber data diperoleh dari

di situsweb. Fitur ini mengijinkan

346

Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)

Dalam

pelanggan mengkoneksi dan meminati

riset

ini,

pengetahuan

guna mendukung proses pembelian.

dasar dari Situs Jejaring Sosial, , Web

Dengan metode ini brand dapat diko-

2.0 dan social commerce adalah konsep

neksikan ke Facebook oleh pelanggan

yang mendukung kemunculan bentuk

melalui klik “like” atau mengirim URL

khusus dari social commerce, dan

situs ke Facebook teman sebagai pesan.

didasarkan dari konsep dasar ini, studi

“Like” menyajikan jumlah orang pada

kasus akan dengan mudah dipahami.

Facebook yang menyukai produk bisnis.

Dengan demikian survey didasarkan
pada satu studi kasus dan hasil analisis

Analisis Data

akan

Analisis data dilakukan dengan

menunjukkan

dan

menjawab

pertanyaan penelitian.

menggunakan metode analitikal dan
logical untuk mengevaluasi dan me-

Analisis riset

ngecek data yang terkumpul. Karena

Pada bagian sebelumnya telah

ada jenis data yang berbeda, maka

digabungkan data kualitatif dari studi

digunakan metode analisa yang berbeda

kasus Facebook dan kuesioner. Seluruh

pula,

data yang terkumpul akan dianalisis

yaitu

dengan

kualitatif

dan

dengan

kuantitatif.
Metode analisis data utama adalah

didasarkan

pada

tujuan

penelitian.Informasi yang diperoleh dari

metode analisis isi dan teks dari media

survey

sosial dalam hal ini akan digunakan

penggunaan

metode web mining. Disisi lain, data

dianalisis

kuantitatif akan menggunakan metode

menggambarkan

statistik.

dari penggunaan perluasan media sosial
dan

Conceptual Framework

sistem

dari

konsep,

asumsi,

ekspektasi, keyakinan dan teori yang
mendukung dan menginformasikan riset
kita yang bertindak sebagai peta yang
mengkoneksikan

semua

kuesionerseputar

media
pertama

electronic

sosial

akan

kali,

untuk

situasi

keseluruhan

commerce.

Setelah

informasi dianalisis, data kasar survey

Framework konseptual merupakan

dan

aspek

dari

pengguna

pengguna

social

commerce

commerce ,

Facebook

kemudian dianalisis dalam kategori
yang berbeda menggunakan metode
web content mining.

dari

penelitian yang mencakup maslah riset,

Lokasi Penelitian

literature review, metodologi dan juga

Lokasi penelitian adalah UMKM yang

koleksi data dan metode analisis.

tergabung pada Klaster Batik dan
Bordir Salatiga.
347

PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

bisnisnya.Para pengguna media sosial,
HASIL DAN PEMBAHASAN

menggunakan

Gambaran awal Klaster Batik dan

sebagai akses media sosial. Namun

Bordir Salatiga

terdapat pula 18 % yang menggunakan

Dari hasil survei dan wawancara

kakas

smartphone

kakas laptop dan juga smartphone. Para

kuesioner, diperoleh gambaran awal

pengguna

media

sosial

belum

bahwa pada kalster Batik dan Bordir

memberikan bonus bagi pembeli yang

Salatiga terdapat 73 %pengguna media

menggunakan sarana media sosial.

sosial dalam menjalankan bisnisnya.
Sisanya 27 % tidak menggunakan
media

sosial

dalam

menjalankan

Gambar 2.Jenis media sosial yang digunakan Klaster Batik dan Bordir

Pada Gambar 2. jenis-jenis media

media

sosial

Facebook

merupakan

sosial yang digunakan di Klaster Batik

pengguna terbanyak yang mencapai

dan Bordir terdiri dari Facebook, BBM,

hampir 60 %.

Instagram, web dan blog.

348

Pengguna

Transformasi Model Social Commerce pada Klaster Batik dan Bordir Salatiga (Retnowati, dkk)

Tabel 1. Tujuan penggunaan media sosial
Tujuan penggunaan media sosial
a. Memahami kebutuhan
pelanggan
81,25%
b. Testing pasar
31,25%
c. Penjualan
93,75%
d. promosi
37,50%
e. Kesadaran Merk dagang
43,75%
f. Perhatian kepada pelanggan
43,75%
g. Advokasi pelanggan
12,50%
h. Loyalitas pelanggan
43,75%
h. Umpan balik
50,00%
Pada Tabel 1., terlihat bahwa tujuan
memahami kebutuhan pelanggan 81,25
penggunaan media sosial pada Klaster

%.

Dapat dikatakan bahwa tujuan

Batik dan Bordir terutama sekali adalah

utama penggunaan media sosial adalah

untuk tujuan penjualan (93,75 %) dan

untuk penjualan.

Tabel 2.Manfaat penggunaan media sosial
Manfaat penggunaan media
sosial
a. Mengetahui kebutuhan
pelanggan
b. Pencarian informasi pelanggan
c. Pilihan alternatif evaluasi produk
d. Pengalaman belanja
e. Saluran baru dalam belanja
f. Dukungan paska jual
g. Umpan balik
h. Cerita dari mulut ke mulut
i. Mengetahui opini pelanggan
Pada

Tabel

2,

terlihat

bahwa

87,50%
81,25%
50,00%
37,50%
68,75%
43,75%
31,25%
68,75%
56,25%

pada proposisi nilai pelanggan dapat

manfaat penggunaan media sosial pada

dilihat pada Tabel 3.

Klaster Batik dan Bordir terutama sekali

dapat dilihat, terdapat korelasi positif

adalah memahami kebutuhan pelanggan

antara kedua variabel, dengan nilai

87,5

korelasi r = 0,529, n-22 pada tingkat

%

dan

pencarian

informasi

Pada tabel ini

signifikansi p