NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI Nilai Jujur Remaja Ditinjau Dari Kualitas Hubungan Orangtua – Anak Dan Transmisi Nilai.
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama
Islam
Oleh :
ASTERIA ARLITA
F.100 080 007 – G. 000 080 282
FAKULTAS PSIKOLOGI
DAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidkian Agama
Islam
Diajukan oleh:
ASTERIA ARLITA
F 100 080 007 – G 000 080 282
FAKULTAS PSIKOLOGI
DAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
Yang Diajukan Oleh :
ASTERIA ARLITA
F 100 080 007 – G 000 080 282
Telah Disetujui untuk dipertahankan
Di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Sri Lestari M.Si
Pembimbing II
Dra. Chusniatun M.Ag
Tanggal, 27 Juni 2014
iii
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
Yang diajukan oleh :
ASTERIA ARLITA
F 100 080 007 – G 000 080 282
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 18 Juli 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Dr. Sri Lestari, S.Psi., M.Si.
Penguji Pendamping I
Dra. Chusniatun M.Ag
Penguji Pendamping II
Dra. Wiwien Dinar Prastiti, S.Psi
Penguji Pendamping III
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
Drs. M. DarojatAriyanto, M.Ag
Penguji Pendamping IV
Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Fakultas Agama Islam
Dekan,
Dekan,
(Dr.Taufik, M. Si)
(Dr. M. Abdul Fattah Santoso M.Ag)
iv
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA – ANAK DAN TRANSMISI NILAI
ABSTRAK
Asteria Arlita
FakultasPsikologidan Fakultas Agama Islam
UniversitasMuhammadiyah Surakarta
lita.asteria@yahoo.com
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kualitas hubungan orangtua – anak dan transmisi nilai yang diberikan orangtua
dengan nilai jujur pada remaja. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMK
Muhammadiyah Delanggu berusia 15-18 tahun dan tinggal bersama orangtua.
Jumlah sampel sebanyak 203 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik
cluster random sampling.Pengumpulan data menggunakan tigaskala yaitu skala
kualitas hubungan orangtua dan anak, skala transmisi nilai dan skala nilai jujur.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda metode
stepwise. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara transmisi nilai ayah, transmisi ibu dan kualitas hubungan ayah,
kualitas hubungan ibu terhadap nilai jujur pada remaja Secara bersama-sama
variabel transmisi nilai dan kualitas hubungan orangtua anak memberikan
sumbangan yang efektif sebesar 80,4% terhadap nilai jujur pada remaja.
Kata kunci : transmisi nilai, kualitas hubungan orangtua anak dan nilai jujur.
v
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: AsteriaArlita
NIM
: F 100 080 007 / G 000 080 282
Fakultas
: Psikologi / Agama Islam
Jurusan
: Psikologi / Tarbiyah
Judul
:NILAI
JUJUR
REMAJA
DITINJAU
DARI
KUALITAS
HUBUNGAN ORANGTUA – ANAK DAN TRANSMISI NILAI
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atau penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikam hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 18 Juli 2014
Yang menyatakan
(ASTERIA ARLITA)
vi
menghayati
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman membuat
yang dewasa.
kehidupan
Salah satu permasalahan yang
remaja masa lalu. Norma-norma dan
dihadapi oleh dunia remaja dewasaini
tata
juga
yang diungkapkan oleh Syukur (2011)
seiring
adalah memudarnya salah satu nilai
perputaran waktu. Sebagian norma
moral, yaitu nilai kejujuran, sehingga
menjadi lebih longgar dan masyarakat
dengan
juga makin permisif terhadap hal-hal
dalam diri seseorang akan berdampak
tertentu yang pada masa lalu menjadi
negatif dan dampak ini bukanhanya
sesuatu yang tabu.
dialami oleh pelakunya sendiri tapi
susila
mengalami
dengan
sebagai
sebuah prasyarat bagi kehidupan moral
kehidupan remaja saat ini tidak bisa
dibandingkan
kebebasannya
di
masyarakat
pergeseran
Dalam konteks pendidikan di
Indonesia,
fenomena
juga
memudarnya
akan
nilaikejujuran
berdampak
negatif
tentang
padaorang lain. Nilai jujur merupakan
kemerosotan nilai-nilai moral telah
salah satu tolok ukur keberhasilan
menjadi lampu merah yang mendesak
tujuan hidup.
semua pihak, untuk segera memandang
penting
sebuah
sinergi
Lestari dan Asyanti (2008)
bagi
melakukan
penelitian
terhadap
pengembangan pendidikan karakter.
keluarga Jawa
Menyiapkan karakter bangsa bukan
bahwa nilai-nilai kejujuran, rukun, dan
hanya berurusan dengan penanaman
hormat pada orang yang lebih tua
nilai-nilai, namun merupakan sebuah
dipandang sebagai hal penting untuk
usaha bersama untuk menciptakan
ditanamkan pada anak. Dalam hal ini
suatu lingkungan pendidikan tempat
jujur
dimana
menghalalkan
setiap
individu
dapat
1
yang menunjukkan
dimaknai
sebagai
segala
cara
tidak
untuk
mencapai
sesuatu.
Orang
moral bagi hukum itu sendiri.”(Ali,
tua
menyampaikan bahwa bagaimanapun
1995).
bentuknya, ketidakjujuran pasti akan
Salah satu nilai yang dianggap
terbongkar dan menimbulkan kesulitan
penting dalam kehidupan sehari-hari
bagi orang yang melakukannya.
bahkan wajib dimiliki oleh sebagian
kalangan adalah nilai jujur (Koellhofer,
Lingkungan keluarga sangat
2009). Kejujuran memegang pengaruh
mempengaruhi
bagi
pengembangan
besar
yang
menentukan
perilaku
kepribadian anak, dalam hal ini orang
seseorang dikatakan bermoral atau
tua harus berusaha untuk menciptakan
tidak. Kohlberg (Rice&Dolghin, 2008)
lingkungan
keluarga
yang
sesuai
juga menyatakan bahwa seseorang
dengan
keadaan
anak.
Dalam
yang jujur akan mengalami tahap
lingkungan keluarga harus diciptakan
pengembangan moral pada tingkat
suasana yang serasi, seimbang, dan
pertama,
yaitu
hukuman
untuk
orientasi
terhadap
selaras, orang tua harus bersikap
menerima
ketika
demokrasi baik dalam memberikan
seseorang
bertindak
tidak
jujur.
larangan. Pendapat lain tentang peran
Dampak dari tindakan yang jujur
dan tugas orang tua adalah sebagai
seperti keselamatan dan kedamaian
berikut, ”Komunikasi ibu dan ayah
juga memperkuat keyakinan individu
dalam keluarga sangat menentukan
dalam berperilaku jujur.
pembentukan pribadi anak-anak di
dalam dan di luar rumah. Selanjutnya
LANDASAN TEORI
dikatakan
bahwa
seorang
ayah
Nilai Jujur
umumnya berfungsi sebagai dasar
Nilai jujur adalah nilai yang
hukum bagi putra-putrinya, sedangkan
mengacu pada arti penuh kebenaran,
seorang ibu berfungsi sebagai landasan
2
kesesuaian perkataan hati nurani, dapat
Dalam
terjemahan
Bahasa
dipercaya dalam segala hal, bertindak
Indonesia, Prof. Dr. Mahmud Yunus
dengan adil, dan tulus. Nilai jujur juga
menterjemahkan kata shidq dengan arti
disebut nilai yang tertanam dalam jiwa
benar, jujur. Kata benar diartikan
yang merupakan prosespenyampaian
sesuai dengan sebagaimana adanya
informasi
untuk
(seharusnya). Sedangkan kata jujur,
mendapatkan sesuatu dengan cara yang
diartikan sebagai lurus hati, tidak
etis.
curang, tulus ikhlas. Kata jujur adalah
dan
upaya
Nilai jujur adalah nilai moral
kata
yang
digunakan
untuk
yang paling penting dan mendasar
menyatakan sikap seseorang. Jika ada
yang muncul dari dalam diri individu
seseorang berhadapan dengan sesuatu
sebagai cerminan dari nilai-nilai yang
atau fenomena maka orang itu akan
telah
lingkungannya,
memperoleh gambaran tentang sesuatu
terutama oleh orang tua, serta bukanlah
atau fenomena tersebut. Jikaorang
sebuah
bentuk
itu menceritakan
melainkan
sebuah
diajarkan
keterpaksaan,
tentang
dari
gambaran tersebut kepada orang lain
dalam dan sebuah wujud keterikatan
tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan
atau komitmen (Syukur, 2011).
realitasnya ) maka sikap yang seperti
Kejujuran
panggilan
informasi
adalah
perbuatan
itulah yang disebut dengan jujur.
yang sesuai dengan keadaan yang
Menurut Abdul Qadir Abu
berlaku. Kejujuran juga merupakan
Thalib (2012), orang yang datang
spirit amal, pembuka suasana, pengurai
dengan sifat jujur maka orang tersebut
kegundahan,
akan
dan
merupakan
sifat
pembeda antara oang munafik dan
berbuat
jujur,
baik
dalam
perkataan, perbuatan, dan keadaannya.
orang beriman (Abdul Qadir, 2012).
3
Karena kejujuran terangkum dalam
Berperilaku sesuai dengan
tiga hal, yaitu:
prosedur atau aturan, adil dan tidak
a.
Jujur
dalam
perkataan,
kesesuaian
antara
perbuatan
seperti
curang.
yaitu
lisan
dan
Remaja
Istilah remaja atau adolescence,
kesesuaian
berasal dari kata latinadolescere (kata
antara buah dan pohonnya
b.
Jujur
dalam
kesesuaian
adolescentia
yang
berarti
remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh
anjuran
menjadi dewasa. Istilah adolescent seperti
seperti kesesuaian antara kepala
yang digunakan saat ini, mempunyai arti
dengan tubuh
yang luas, mencakup kematangan mental,
Jujur
antara
bendanya
yaitu
perbuatan
dengan
c.
perbuatan,
perintah
dalam
dan
keadaan,
yaitu
emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini
kesesuaian antara amalan hati dan
yang
perbuatan secara ikhlas, tulus, dan
mengatakan bahwa, secara psikologis,
bersungguh-sungguh
masa remaja adalah dimana usia individu
Dengan demikian jujur memiliki dua
dikatakan
oleh
Piaget
yang
berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
aspek yaitu :
usia dimana anak tidak lagi merasa ada
a. Menyampaikan kebenaran
dibawah tingkat orang-orang yang lebih
Menyampaikan kebenaran berarti
dewasa melainkan berada pada tingkatan
menyampaikan pesan kepada orang
yang sama, sekurang-kurangnya dalam
lain tentang suatu informasi atau
masalah hak.
berita secara benar sesuai fakta
Papalia,
yang ada.
Old,
Feldman
(2009)
menyebutkan bahwa masa remaja adalah
b. Mendapatkan sesuatu dalam cara
peralihan masa perkembangan antara masa
yang benar
kanak - kanak ke masa dewasa yang
4
meliputi perubahan besar pada aspek fisik,
melewati usia baligh, maka diharuskan
kognitif, dan psikososial. Secara umum,
melakukan kewajiban agama.
masa
remaja
ditandai
dengan
masa
Menurut WHO, remaja adalah
pubertas (puberty), proses yang pada
bila anak telah mencapai usia 10-19
akhirnya akan menghasilkan kematangan
tahun. Batasan usia remaja yang
seksual dan fertilitas (kemampuan untuk
dikemukakan oleh Monks, Knoers, dan
melakukan reproduksi).
Haditono (2004), yaitu :
Dalam Islam, istilah remaja biasa
1. 10-12 tahun termasuk dalam masa
disebut dengan baligh. Baligh secara
pra remaja
bahasa berarti sampainya seorang anak
2. 12-15 tahun termasuk dalam masa
remaja awal
pada usia melaksanakan kewajiban agama.
3. 15-18 tahun termasuk dalam masa
Ahli fiqh mendefinisikan baligh adalah
remaja pertengahan, dan
berakhirnya masa anak-anak dan sampai
4. 18-21 tahun termasuk dalam masa
pada usia dimana telah memiliki kesiapan
untuk
melaksanakan
kewajiban
remaja akhir (Monks, Knoers, dan
dan
Haditono, 2004)
konsisten untuk melaksanakan hukum
syariat
(Ensiklopedia
2012).Sedangkan
ciri-ciri
IRIB,
Kualitas Hubungan Orangtua dan Anak
dalam
1. Pengertian Kualitas Hubungan
perubahan fisiologisnya, anak laki-laki
Menurut Tim Pusat Bahasa (2002)
sudah mengalami mimpi basah atau
pengertian kualitas adalah tingkat baik
mengelurkan cairan mani sedangkan pada
buruknya sesuatu, derajat, mutu, atau
anak perempuan anak sudah mengalami
taraf. Sedangkan berdasarkan pendapat
masa
para
menstruasi
bulannya.
Dalam
atau
haid
islam,
jika
di
tiap
ahli
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan komunikasi adalah proses
sudah
pertukaran
5
informasi
dengan
menggunakan
simbol
baik
secara
Trommsdorff,
Albert,
verbal dan non verbal yang dilakukan
2005),
semakin
oleh seseorang dengan pihak lain.
hubungan orang tua dan anak, maka
Menurut
(2006),
semakin besar kesesuaian norma dan
kualitas
nilai antara anak dan orang tua (Taris,
penelitian
menunjukkan
hubungan
Shek
bahwa
orangtua
dan
dan
Mayer,
berkualitas
dan
anak
pemaknaan
anak
Kualitas hubungan orang tua
terhadap kontrol orangtua. Menurut
dan anak terjalin melalui komunikasi.
Shek, kualitas hubungan orangtua dan
Hubungan dekat dan komunikasi yang
anak dapat diketahui dari kepercayaan
baik antara orang tua dan anak, akan
orang tua terhadap anak, kepercayaan
menimbulkan penginternalisasian nilai
anak terhadap orangtua, kesiapan anak
yang ditanamkan orang tua pada anak
untuk berkomunikasi dengan orangtua,
dengan
dan kepuasan anak terhadap kontrol
(Muhammad,
yang dilakukan oleh orangtua. Dalam
komunikasi
Alquran dijelaskan pada surat Ash-
dengan mana simbol verbal dan non
Shaaffaat ayat 102, yang artinya :
verbal dikirimkan, diterima, dan diberi
mempengaruhi
Semin, dan Bok, 1998).
“Maka ketika anak itu sampai (pada usia)
sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim
berkata, ‘wahai anakku, sesungguhnya
aku bermimpi menyembelihmu. Maka
pikirkanlah pendapatmu!’. Dia Ismail
menjawab, ‘wahai ayahku, lakukanlah apa
yang diperintahkan (Allah) kepadamu;
insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang sabar.”
baik.
Menurut
Seller
2007),
bahwa
adalah
suatu
proses
arti. Proses komunikasi dapat berjalan
dengan lancar jika masing-masing
pelaku
komunikasi
persepsi
penggunaan
yang
mempunyai
sama
simbol
terhadap
tersebut.
Hovland,dkk (Muhammad, 2007) juga
Hubungan orang tua dan anak
sependapat
dengan
Seller
(2007),
yang positif mendukung transmisi
komunikasi adalah proses individu
nilai-nilai
keluarga
(Schwarz,
6
mengirim
stimulus
yang
biasanya
anak,
maka
anak
akan
selalu
dalam bentuk verbal untuk mengubah
mengingat apa yang telah diajarakan
tingkah laku orang lain.
orangtua.
2. Aspek-aspek Kualitas Hubungan
menjelaskan bahwa hubungan yang
Hasil penelitian Shek (2006),
menunjukkan
hubungan
bahwa
orang
mempengaruhi
dan
pemaknaan
hanya
diukur
dari
juga
pemenuhan
anak
kebutuhan materiil saja, namun kasih
anak
sayang
dan
kepercayaan
terhadap kontrol orang tua. Menurut
keduanya
Shek, kualitas hubungan orang tua dan
keberhasilan
anak dapat diketahui dari beberapa
hubungan tersebut.
aspek, yaitu ;
2) Kesediaan
1) Kepercayaan anak terhadap orang
antara
merupakan
dalam
ukuran
menciptakan
anak
untuk
berkomunikasi dengan orang tua
tua dan kepercayaan orang tua
Jika
terhadap anak
kesediaan
berkomunikasi
Tingginya
(2001)
baik antara orangtua dan anak tidak
kualitas
tua
Djamarah
kepercayaan
meningkat,
anak
dengan
maka
untuk
orangtua
pengetahuan
orangtua dan anak, dihasilkan oleh
orangtua tentang anak juga meningkat.
tingginya
Karena,
pengetahuan
orangtua
kesediaan
anak
untuk
terhadap anak dan akan menghasilkan
berkomunikasi
kontrol dan pengawasan orangtua yang
proses sosialisasi yang mana akan
rendah.
mempermudah
Buseri
orangtua
(1990)
menumbuhkan
memfasilitasi
orangtua
untuk
menjelaskan,
mengontrol perilaku anak. Widjaja
sentral
bagi
(2000) mengatakan, bila seseorang
Dengan
menyampaikan pesan kepada orang
kepercayaan pada
lain dan orang tersebut memberi
merupakan
pendidikan
akan
anak.
7
respon, maka proses komunikasi dapat
Transmisi Nilai Jujur
dikatakan
Kualitas
Dalam suatu kelompok budaya terjadi
komunikasi yang dibicarakan adalah
proses transmisi budaya dari satu generasi
komunikasi
khususnya
ke generasi berikutnya, yang di dalamnya
komunikasi interpersonal antara orang
tercakup proses enkulturasi dan sosialisasi.
tua dan anak remaja mereka, karena
Menurut Bery, Poortinga, Segall, dan
keduanya
Dasen (1994) dalam
berlangsung.
keluarga,
saling
terikat
dan
berinteraksi.
Lestari
(2012),
terdapat tiga jenis transmisi budaya, yakni
Djamarah (2004) mengatakan
transmisi vertikal (dari orangtua ke anak),
bahwa dalam mengakrabkan hubungan
transmisi horizontal (dari teman sebaya),
keluarga, komunikasi yang harmonis
dan transmisi oblique (dari orang dewasa
perlu dibangun secara timbal balik dan
lain).
silih berganti antara orangtua dan anak.
Krebsbach, & Kurka, 1997 (dalam Lestari,
3) Kepuasan anak terhadap kontrol
2012)) menyatakan bahwa nilai dipelajari
orangtua
Rokeach
(disitasi
Berling,
melalui proses sosialisasi, dan setiap orang
Orang tua adalah pendidik
dalam individualnya dipengaruhi oleh
pertama dimana anak akan sangat
perkembangan kepribadian, pengalaman
bergantung kepadanya. Baiknya sikap
hidup, serta konsep sosial budaya.
orang tua dalam hal mengajar dan
Menurut Lestari (2012), ada
mendidik anaknya, maka anak pun
enam
menjadi baik dan terdidik. Salah satu
orangtua dalam menyampaikan nilai
sikap orang tua dalam mengajar dan
pada anak, yakni diskusi, keteladanan,
mendidik
pembiasaan,
anak
yaitu
dengan
melakukan dan menjaga komunikasi
metode
yang
pemberian
digunakan
nasehat,
mendongeng, dan pemberian instruksi.
dengan baik.
8
1. Dialog
anak
dapat
menirunya.
Apabila
Dalam metode dialog orangtua
orangtua telah mencontohkan perilaku
menyampaikan alasan pemilihan nilai
yang diharapkan pada anak, orangtua
dan harapannya kepada anak. Dengan
juga merasa lebih mudah menasehati
cara
pada anak.
tersebut,
anak
memperoleh
penjelasan tentang harapan orangtua
3. Pembiasaan
kepada dirinya. Selain itu, orangtua
Metode
membiasakan
anak
juga memberi kesempatan pada anak
paling banyak digunakan orangtua
untuk menjelaskan alsan tindakannya
dalam mengajarkan ibadah kepada
maupun
orangtua
anak seperti melakukan salat dan
apabila ada penjelasan orangtua yang
puasa. Orangtua juga membiasakan
kurang
dipahami.
proses
anak untuk selalu bersikap jujur
dialog
terjadi
yang
seperti dalam hal ibadah jika anak
bersifat timbal balik antara orangtua
ditanya sudah melakukan salat atau
dengan anak.
belum, anak harus berkata jujur sudah
2. Keteladanan
melakukannya atau belum, atau ketika
bertanya
Metode
digunakan
pada
Melalui
komunikasi
pemberian
contoh
anak
orangtua
dalam
kelebihan kembalian uang maka wajib
berbelanja
dan
mendapat
mengajarkan perilaku jujur. Metode
untuk mengembalikan kembaliannya.
pemberian
4. Pemberian nasehat
contoh
pada
anak
dilakukan orangtua dengan melakukan
terlebih
dahulu
perilaku
Pada
yang
memberikan
umumnya
nasehat
orangtua
pada
anak
diharapkan orangtua untuk dilakukan
terutama setelah mengetahui anaknya
oleh
melakukan
anak.
Dengan
memberikan
contoh tersebut, orangtua berharap
pelanggaran
terhadap
aturan yang telah ditetapkan atau
9
berperilaku yang tidak sesuai dengan
Sedangkan
harapan orangtua. Namun, ada pula
pengenalan
orangtua yang menasehati anak agar
berangsur - angsur yang ditanamkan
lebih mandiri dan bertanggung jawab.
dalam diri manusia mengenai tatanan
5. Mendongeng
penciptaan,
Orangtua menggunakan metode
ta’dib
dan
yaitu
pengakuan
membimbing
proses
secara
dan
mengarahkan anak untuk mengetahui
mendongeng untuk menyampaikan
kekuasaan dan wujud keberadaanNya.
budi pekerti pada anak-anaknya.
Hubungan Antara Kualitas Hubungan
6. Pemberian instruksi
Orangtua dan Nilai Jujur Remaja
Metode memberikan instruksi
dilakukan
orangtua
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
dengan
tidak akan pernah terlepas dari aspek
memberikan perintah pada anak untuk
hubungan sosial di lingkungan tempat ia
melakukan sesuatu.
tinggal. Agar tercipta suasana atau relasi
Dalam Islam disebutkan tiga
hubungan yang baik antar sesama maupun
proses transmisi nilai orangtua terhadap
berkelompok, tentunya perlu menanamkan
anak, yaitu tarbiyah, ta’lim, ta’dib.
dan
Tarbiyah yaitu penanaman etika yang
dengan nilai-nilai yang luhur. Pentingnya
mulia padsa jiwa anak yang sedang
manusia dalam membawa nilai –nilai
tumbuh dengan cara member nasehat,
keluhuran akan membawa dampak positif
sehingga memiliki potensi - potensi
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
yang menghasilakan sifat-sifat bijak
Dengan berpedoman pada nilai yang telah
dan baik pada anak. Ta’lim yaitu proses
tertanam pada individu, tentunya akan
transmisi nilai dan berbagai ilmu
berpengaruh juga pada kualitas hubungan
pengetahuan pada individu tanpa ada
yang baik dengan orang lain.
batasan
dan
ketentuan
tertentu.
10
membiasakan
untuk
berperilaku
Penanaman sebuah nilai, semestinya telah
MenurutSchwarz, Trommsdorff,
diajarkan sejak usia anak-anak, karena usia
Albert, dan Mayek (2005), hubungan
anak-anak merupakan usia pembentukan
orang tua dan anak yang positif
awal karakter. Nilai adalah suatu pedoman
mendukung
yang menjadi dasar dalam kehidupan
keluarga. Jadi dalam hal ini faktor
sehari-hari untuk menentukan suatu sikap
kualitas merupakan faktor yang sangat
dan perilaku dapat dikatakan positif atau
mempengaruhi
negatif. Salah satu nilai yang sangat
pembentukan karakter, seperti halnya
penting untuk selalu dijaga pada setiap
nilai kejujuran. Keteladanan orang tua
individu adalah nilai kejujuran. Kejujuran
dalam berperilaku menjadi contoh
merupakan aspek yang sangat penting
nyata
dalam kehidupan bersosial (Syukur, 2011).
Kuczyn-ski,
Jujur memiliki beberapa aspek
(1997)
transmisi
nilai-nilai
pada
bagi
nilai-nilai
pembelajaran
Marshall,
dalam
dan
Lestari
anak.
Schell
(2012),
yaitu menyampaikan kebenaran dan
mengungkapkan bahwa pada dasarnya
mendapatkan sesuatu dalam prosedur
sosialisasi mencakup transmisi nilai,
yang
sikap,
benar
atau
Menyampaikan
bertindak
peran,
dan
produk-produk
berarti
budaya lain dari generasi tua ke
menyampaikan pesan kepada orang
generasi yang lebih muda dan orangtua
lain tentang suatu informasi atau berita
menjadi pemeran utama dalam proses
secara benar sesuai fakta yang ada.
tersebut. Adapun metode transmisi
Sedangkan
bertindak
kebenaran
fair.
bertindak
atau
fair
adalah
nilai yang dikemukakan oleh Lestari
berperilaku
sesuai
(2012),
yaitu
dialog,
keteladanan,
dengan prosedur atau aturan, adil dan
pembiasaan,
tidak curang.
mendongeng, dan pemberian instruksi.
11
pemberian
nasehat,
Transmisi nilai dalam keluarga dapat
hubungan orangtua dan anak. Definisi
dikatakan berhasil jika kualitas hubungan
operasional nilai jujur remaja ditinjau dari
orangtua-anak
kualitas hubungan orangtua dan anak yaitu
dan
penerapan
nilai,
khususnya nilai jujur dalam kehidupan
Semakin
sehari-hari, terjalin baik dan anak tetap
orangtua-anak, dan komunikasi antara
memegang teguh nilai yang diajarkan
orang tua dan anak, akan membuat anak
orangtua. Beberapa aspek dari kualitas
tetap memegang teguh nilai-nilai yang
hubungan anak dengan orangtua yaitu :
telah diajarkan oleh orang tua melalui
Kepercayaan anak terhadap orang tua dan
transmisi nilai keluarga, meskipun tanpa
kepercayaan orang tua terhadap anak,
pengawasan orang tua. Pada penelitian ini
kesediaan
nilai jujur remaja ditinju dari kualitas
anak
untuk
berkomunikasi
dekat
dan
baik
hubungan
dengan orang tua, kepuasan anak terhadap
hubungan
kontrol orang tua.
diungkap melalui skala dengan model
Hipotesis
vignette.Teknik pengambilan sampel yang
Terdapat hubungan positif antara kualitas
digunakan dalam penelitian ini adalah
hubungan orang tua dan transmisi nilai
Cluster random Sampling.
yang diturunkan orangtua terhadap nilai
Metode Analisis Data
jujur. Semakin tinggi kualitas hubungan
Hasil dari penelitian ini, akan dianalisis
orang tua dan anak dan transmisi nilai
dengan menggunakan pendekatan statistik
yang diturunkan, maka akan semakin
yaitu melalui uji asumsi yang meliputi uji
tinggi nilai jujur yang diterapkan remaja.
normalitas dan uji linieritas sedangkan
orangtua
dan
anak
dapat
untuk uji hipotesis akan menggunakan
METODE PENELITIAN
teknik analisis regresi ganda linear.
Gejala Penelitian
Gejala yang akan diteliti yaitu nilai
jujur
remaja
ditinjau
dari
kualitas
12
kualitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis regresi
hubungan
ibu
yang
terjalin, dan transmisi nilai ibu
ganda diperoleh koefisien korelasi :
yang diberikan maka akan semakin
a. Kualitas hubungan ayah memiliki
tinggi nilai jujur pada siswa atau
nilai r 0,885 dan transmisi ayah
remaja.
memiliki nilai r 0,844 terhadap
Berdasarkan uji hipotesis diketahui
nilai jujur, dan nilai sig = 0,00 (p <
bahwa kualitas hubungan ayah, ibu
0,05). Artinya ada pengaruh yang
dengan
signifikan antara kualitas hubungan
nilai
jujur
remaja.
signifikan antara variabel bebas dan
terikatnya.
nilai ayah yang diberikan, maka
Ada lima tujuan
akan semakin tinggi nilai jujur
yang dilakukan
peneliti dalam penelitian ini, pertama
pada siswa atau remaja.
untuk mengetahui adakah hubungan antara
b. Kualitas hubungan ibu memiliki
kualitas hubungan ibu dengan nilai jujur
nilai r 0,864 dan tranmisi ibu
pada anak. Kedua adakah hubungan antara
memiliki nilai r 0,860 terhadap
kualitas hubungan ayah dengan nilai jujur
nilai jujur, dan nilai sig = 0,00 (p <
pada anak. ketiga adakah hubungan antara
0,05). Artinya ada pengaruh yang
transmisi nilai ibu dengan nilai jujur pada
signifikan antara nilai jujur remaja
anak. keempat adakah hubungan antara
dengan kualitas hubungan ibu dan
transmisi nilai ayah dengan nilai jujur pada
transmisi nilai ibu terhadap nilai
Semakin
nilai
bahwa terdapat pengaruh yang sangat
ayah yang terjalin dan tranmisi
remaja.
transmisi
sebesar 0,899, hal ini menunjukkan
Semakin tinggi kualitas hubungan
jujur
dan
memiliki nilai alpha cronbach (R)
ayah dan transmisi nilai ayah
terhadap
anak
anak. Dan kelima adakah hubungan antara
tinggi
kualitas hubungan ayah, ibu dan transmisi
13
nilai ayah, ibu dengan nilai jujur. Hal ini
terhadap nilai jujur anak, diperoleh
dapat dilihat berdasarkan hasil analisis
nilai sumbangan sebesar 76,9%.
stepwise:
Hal ini dapat diartikan bahwa
a. Besarnya prosentase sumbangan
kualitas
hubungan
ibu
antara kualitas hubungan ayah dan ibu,
dan
dan tranmsisi nilai ayah dan ibu,
transmisi nilai ibu terhadap nilai
bersama-sama mempunyai sumbangan
jujur yaitu 78,1%.
yang sama besar dan pengaruh yang
b. Besar prosentase kualitas hubungan
signifikan terhadap nilai jujur.
ayah dan transmisi nilai ayah
e. Nilai
sumbangan
kualitas
terhadap nilai jujur yaitu sebesar
hubungan ayah, ibu dan transmisi
79,8%.
nilai ayah, ibu sebesar 80,4%
Hal ini dapat diartikan bahwa
terhadap nilai jujur anak. Dan
antara kualitas hubungan ibu, transmisi
sisanya 19,6% dipengaruhi oleh
nilai ibu, kualitas hubungan ayah dan
faktor-faktor lain.
transmisi nilai ayah bersama-sama
Hal ini dapat dilihat dari nilai
mempunyai sumbangan yang sama
sumbangan tiap variable terhadap
besar dan pengaruh yang signifikan
nilai
terhadap nilai jujur.
kualitas hubungan ayah terhadap
c. Besarnya prosentase peran ayah
nilai jujur sebesar 78,3%, kualitas
dan ibu dalam variabel kualitas
hubungan ibu terhadap nilai jujur
hubungan terhadap nilai jujur anak,
sebesar 74,6%, transmisi nilai ayah
didapatkan
terhadap nilai jujur sebesar 71,2%,
nilai
sumbangan
sebesar 79,7%.
variable
Nilai
sumbangan
dan transmisi nilai ibu terhadap
d. Sedangkan peran ayah dan ibu
dalam
jujur.
transmisi
nilai jujur sebesar 73,9%. Dapat
nilai
diartikan bahwa variable yang
14
paling
dominan
pada
kualitas
darikualitas hubungan orang tua anak dan
hubungan, yaitu ada pada ayah, dan
transmisi
pada transmisi nilai yaitu ada pada
berikut;
ibu.
nilai,
diantaranya
1. Hasil hipotesis dalam pengujian
Jadi dapat disimpulkan bahwaHasil
analisis
analisis yang didapat menunjukkan
hubungan orang tua (ayah, ibu)
antara kualitas hubungan ayah, ibu dan
dan
bersama-sama
anak
Dalam
besar dan pengaruh yang signifikan
transmisi
pengujian
didapatkan
terhadap nilai jujur. Dan kualitas
nilai
uji
Anova
persamaan
regresi
signifikansi 0,00 dengan p
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama
Islam
Oleh :
ASTERIA ARLITA
F.100 080 007 – G. 000 080 282
FAKULTAS PSIKOLOGI
DAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidkian Agama
Islam
Diajukan oleh:
ASTERIA ARLITA
F 100 080 007 – G 000 080 282
FAKULTAS PSIKOLOGI
DAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
Yang Diajukan Oleh :
ASTERIA ARLITA
F 100 080 007 – G 000 080 282
Telah Disetujui untuk dipertahankan
Di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Sri Lestari M.Si
Pembimbing II
Dra. Chusniatun M.Ag
Tanggal, 27 Juni 2014
iii
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA - ANAK DAN TRANSMISI NILAI
Yang diajukan oleh :
ASTERIA ARLITA
F 100 080 007 – G 000 080 282
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 18 Juli 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Dr. Sri Lestari, S.Psi., M.Si.
Penguji Pendamping I
Dra. Chusniatun M.Ag
Penguji Pendamping II
Dra. Wiwien Dinar Prastiti, S.Psi
Penguji Pendamping III
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
Drs. M. DarojatAriyanto, M.Ag
Penguji Pendamping IV
Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Fakultas Agama Islam
Dekan,
Dekan,
(Dr.Taufik, M. Si)
(Dr. M. Abdul Fattah Santoso M.Ag)
iv
NILAI JUJUR REMAJA DITINJAU DARI KUALITAS HUBUNGAN
ORANGTUA – ANAK DAN TRANSMISI NILAI
ABSTRAK
Asteria Arlita
FakultasPsikologidan Fakultas Agama Islam
UniversitasMuhammadiyah Surakarta
lita.asteria@yahoo.com
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kualitas hubungan orangtua – anak dan transmisi nilai yang diberikan orangtua
dengan nilai jujur pada remaja. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMK
Muhammadiyah Delanggu berusia 15-18 tahun dan tinggal bersama orangtua.
Jumlah sampel sebanyak 203 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik
cluster random sampling.Pengumpulan data menggunakan tigaskala yaitu skala
kualitas hubungan orangtua dan anak, skala transmisi nilai dan skala nilai jujur.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda metode
stepwise. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara transmisi nilai ayah, transmisi ibu dan kualitas hubungan ayah,
kualitas hubungan ibu terhadap nilai jujur pada remaja Secara bersama-sama
variabel transmisi nilai dan kualitas hubungan orangtua anak memberikan
sumbangan yang efektif sebesar 80,4% terhadap nilai jujur pada remaja.
Kata kunci : transmisi nilai, kualitas hubungan orangtua anak dan nilai jujur.
v
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: AsteriaArlita
NIM
: F 100 080 007 / G 000 080 282
Fakultas
: Psikologi / Agama Islam
Jurusan
: Psikologi / Tarbiyah
Judul
:NILAI
JUJUR
REMAJA
DITINJAU
DARI
KUALITAS
HUBUNGAN ORANGTUA – ANAK DAN TRANSMISI NILAI
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atau penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikam hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 18 Juli 2014
Yang menyatakan
(ASTERIA ARLITA)
vi
menghayati
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman membuat
yang dewasa.
kehidupan
Salah satu permasalahan yang
remaja masa lalu. Norma-norma dan
dihadapi oleh dunia remaja dewasaini
tata
juga
yang diungkapkan oleh Syukur (2011)
seiring
adalah memudarnya salah satu nilai
perputaran waktu. Sebagian norma
moral, yaitu nilai kejujuran, sehingga
menjadi lebih longgar dan masyarakat
dengan
juga makin permisif terhadap hal-hal
dalam diri seseorang akan berdampak
tertentu yang pada masa lalu menjadi
negatif dan dampak ini bukanhanya
sesuatu yang tabu.
dialami oleh pelakunya sendiri tapi
susila
mengalami
dengan
sebagai
sebuah prasyarat bagi kehidupan moral
kehidupan remaja saat ini tidak bisa
dibandingkan
kebebasannya
di
masyarakat
pergeseran
Dalam konteks pendidikan di
Indonesia,
fenomena
juga
memudarnya
akan
nilaikejujuran
berdampak
negatif
tentang
padaorang lain. Nilai jujur merupakan
kemerosotan nilai-nilai moral telah
salah satu tolok ukur keberhasilan
menjadi lampu merah yang mendesak
tujuan hidup.
semua pihak, untuk segera memandang
penting
sebuah
sinergi
Lestari dan Asyanti (2008)
bagi
melakukan
penelitian
terhadap
pengembangan pendidikan karakter.
keluarga Jawa
Menyiapkan karakter bangsa bukan
bahwa nilai-nilai kejujuran, rukun, dan
hanya berurusan dengan penanaman
hormat pada orang yang lebih tua
nilai-nilai, namun merupakan sebuah
dipandang sebagai hal penting untuk
usaha bersama untuk menciptakan
ditanamkan pada anak. Dalam hal ini
suatu lingkungan pendidikan tempat
jujur
dimana
menghalalkan
setiap
individu
dapat
1
yang menunjukkan
dimaknai
sebagai
segala
cara
tidak
untuk
mencapai
sesuatu.
Orang
moral bagi hukum itu sendiri.”(Ali,
tua
menyampaikan bahwa bagaimanapun
1995).
bentuknya, ketidakjujuran pasti akan
Salah satu nilai yang dianggap
terbongkar dan menimbulkan kesulitan
penting dalam kehidupan sehari-hari
bagi orang yang melakukannya.
bahkan wajib dimiliki oleh sebagian
kalangan adalah nilai jujur (Koellhofer,
Lingkungan keluarga sangat
2009). Kejujuran memegang pengaruh
mempengaruhi
bagi
pengembangan
besar
yang
menentukan
perilaku
kepribadian anak, dalam hal ini orang
seseorang dikatakan bermoral atau
tua harus berusaha untuk menciptakan
tidak. Kohlberg (Rice&Dolghin, 2008)
lingkungan
keluarga
yang
sesuai
juga menyatakan bahwa seseorang
dengan
keadaan
anak.
Dalam
yang jujur akan mengalami tahap
lingkungan keluarga harus diciptakan
pengembangan moral pada tingkat
suasana yang serasi, seimbang, dan
pertama,
yaitu
hukuman
untuk
orientasi
terhadap
selaras, orang tua harus bersikap
menerima
ketika
demokrasi baik dalam memberikan
seseorang
bertindak
tidak
jujur.
larangan. Pendapat lain tentang peran
Dampak dari tindakan yang jujur
dan tugas orang tua adalah sebagai
seperti keselamatan dan kedamaian
berikut, ”Komunikasi ibu dan ayah
juga memperkuat keyakinan individu
dalam keluarga sangat menentukan
dalam berperilaku jujur.
pembentukan pribadi anak-anak di
dalam dan di luar rumah. Selanjutnya
LANDASAN TEORI
dikatakan
bahwa
seorang
ayah
Nilai Jujur
umumnya berfungsi sebagai dasar
Nilai jujur adalah nilai yang
hukum bagi putra-putrinya, sedangkan
mengacu pada arti penuh kebenaran,
seorang ibu berfungsi sebagai landasan
2
kesesuaian perkataan hati nurani, dapat
Dalam
terjemahan
Bahasa
dipercaya dalam segala hal, bertindak
Indonesia, Prof. Dr. Mahmud Yunus
dengan adil, dan tulus. Nilai jujur juga
menterjemahkan kata shidq dengan arti
disebut nilai yang tertanam dalam jiwa
benar, jujur. Kata benar diartikan
yang merupakan prosespenyampaian
sesuai dengan sebagaimana adanya
informasi
untuk
(seharusnya). Sedangkan kata jujur,
mendapatkan sesuatu dengan cara yang
diartikan sebagai lurus hati, tidak
etis.
curang, tulus ikhlas. Kata jujur adalah
dan
upaya
Nilai jujur adalah nilai moral
kata
yang
digunakan
untuk
yang paling penting dan mendasar
menyatakan sikap seseorang. Jika ada
yang muncul dari dalam diri individu
seseorang berhadapan dengan sesuatu
sebagai cerminan dari nilai-nilai yang
atau fenomena maka orang itu akan
telah
lingkungannya,
memperoleh gambaran tentang sesuatu
terutama oleh orang tua, serta bukanlah
atau fenomena tersebut. Jikaorang
sebuah
bentuk
itu menceritakan
melainkan
sebuah
diajarkan
keterpaksaan,
tentang
dari
gambaran tersebut kepada orang lain
dalam dan sebuah wujud keterikatan
tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan
atau komitmen (Syukur, 2011).
realitasnya ) maka sikap yang seperti
Kejujuran
panggilan
informasi
adalah
perbuatan
itulah yang disebut dengan jujur.
yang sesuai dengan keadaan yang
Menurut Abdul Qadir Abu
berlaku. Kejujuran juga merupakan
Thalib (2012), orang yang datang
spirit amal, pembuka suasana, pengurai
dengan sifat jujur maka orang tersebut
kegundahan,
akan
dan
merupakan
sifat
pembeda antara oang munafik dan
berbuat
jujur,
baik
dalam
perkataan, perbuatan, dan keadaannya.
orang beriman (Abdul Qadir, 2012).
3
Karena kejujuran terangkum dalam
Berperilaku sesuai dengan
tiga hal, yaitu:
prosedur atau aturan, adil dan tidak
a.
Jujur
dalam
perkataan,
kesesuaian
antara
perbuatan
seperti
curang.
yaitu
lisan
dan
Remaja
Istilah remaja atau adolescence,
kesesuaian
berasal dari kata latinadolescere (kata
antara buah dan pohonnya
b.
Jujur
dalam
kesesuaian
adolescentia
yang
berarti
remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh
anjuran
menjadi dewasa. Istilah adolescent seperti
seperti kesesuaian antara kepala
yang digunakan saat ini, mempunyai arti
dengan tubuh
yang luas, mencakup kematangan mental,
Jujur
antara
bendanya
yaitu
perbuatan
dengan
c.
perbuatan,
perintah
dalam
dan
keadaan,
yaitu
emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini
kesesuaian antara amalan hati dan
yang
perbuatan secara ikhlas, tulus, dan
mengatakan bahwa, secara psikologis,
bersungguh-sungguh
masa remaja adalah dimana usia individu
Dengan demikian jujur memiliki dua
dikatakan
oleh
Piaget
yang
berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
aspek yaitu :
usia dimana anak tidak lagi merasa ada
a. Menyampaikan kebenaran
dibawah tingkat orang-orang yang lebih
Menyampaikan kebenaran berarti
dewasa melainkan berada pada tingkatan
menyampaikan pesan kepada orang
yang sama, sekurang-kurangnya dalam
lain tentang suatu informasi atau
masalah hak.
berita secara benar sesuai fakta
Papalia,
yang ada.
Old,
Feldman
(2009)
menyebutkan bahwa masa remaja adalah
b. Mendapatkan sesuatu dalam cara
peralihan masa perkembangan antara masa
yang benar
kanak - kanak ke masa dewasa yang
4
meliputi perubahan besar pada aspek fisik,
melewati usia baligh, maka diharuskan
kognitif, dan psikososial. Secara umum,
melakukan kewajiban agama.
masa
remaja
ditandai
dengan
masa
Menurut WHO, remaja adalah
pubertas (puberty), proses yang pada
bila anak telah mencapai usia 10-19
akhirnya akan menghasilkan kematangan
tahun. Batasan usia remaja yang
seksual dan fertilitas (kemampuan untuk
dikemukakan oleh Monks, Knoers, dan
melakukan reproduksi).
Haditono (2004), yaitu :
Dalam Islam, istilah remaja biasa
1. 10-12 tahun termasuk dalam masa
disebut dengan baligh. Baligh secara
pra remaja
bahasa berarti sampainya seorang anak
2. 12-15 tahun termasuk dalam masa
remaja awal
pada usia melaksanakan kewajiban agama.
3. 15-18 tahun termasuk dalam masa
Ahli fiqh mendefinisikan baligh adalah
remaja pertengahan, dan
berakhirnya masa anak-anak dan sampai
4. 18-21 tahun termasuk dalam masa
pada usia dimana telah memiliki kesiapan
untuk
melaksanakan
kewajiban
remaja akhir (Monks, Knoers, dan
dan
Haditono, 2004)
konsisten untuk melaksanakan hukum
syariat
(Ensiklopedia
2012).Sedangkan
ciri-ciri
IRIB,
Kualitas Hubungan Orangtua dan Anak
dalam
1. Pengertian Kualitas Hubungan
perubahan fisiologisnya, anak laki-laki
Menurut Tim Pusat Bahasa (2002)
sudah mengalami mimpi basah atau
pengertian kualitas adalah tingkat baik
mengelurkan cairan mani sedangkan pada
buruknya sesuatu, derajat, mutu, atau
anak perempuan anak sudah mengalami
taraf. Sedangkan berdasarkan pendapat
masa
para
menstruasi
bulannya.
Dalam
atau
haid
islam,
jika
di
tiap
ahli
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan komunikasi adalah proses
sudah
pertukaran
5
informasi
dengan
menggunakan
simbol
baik
secara
Trommsdorff,
Albert,
verbal dan non verbal yang dilakukan
2005),
semakin
oleh seseorang dengan pihak lain.
hubungan orang tua dan anak, maka
Menurut
(2006),
semakin besar kesesuaian norma dan
kualitas
nilai antara anak dan orang tua (Taris,
penelitian
menunjukkan
hubungan
Shek
bahwa
orangtua
dan
dan
Mayer,
berkualitas
dan
anak
pemaknaan
anak
Kualitas hubungan orang tua
terhadap kontrol orangtua. Menurut
dan anak terjalin melalui komunikasi.
Shek, kualitas hubungan orangtua dan
Hubungan dekat dan komunikasi yang
anak dapat diketahui dari kepercayaan
baik antara orang tua dan anak, akan
orang tua terhadap anak, kepercayaan
menimbulkan penginternalisasian nilai
anak terhadap orangtua, kesiapan anak
yang ditanamkan orang tua pada anak
untuk berkomunikasi dengan orangtua,
dengan
dan kepuasan anak terhadap kontrol
(Muhammad,
yang dilakukan oleh orangtua. Dalam
komunikasi
Alquran dijelaskan pada surat Ash-
dengan mana simbol verbal dan non
Shaaffaat ayat 102, yang artinya :
verbal dikirimkan, diterima, dan diberi
mempengaruhi
Semin, dan Bok, 1998).
“Maka ketika anak itu sampai (pada usia)
sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim
berkata, ‘wahai anakku, sesungguhnya
aku bermimpi menyembelihmu. Maka
pikirkanlah pendapatmu!’. Dia Ismail
menjawab, ‘wahai ayahku, lakukanlah apa
yang diperintahkan (Allah) kepadamu;
insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang sabar.”
baik.
Menurut
Seller
2007),
bahwa
adalah
suatu
proses
arti. Proses komunikasi dapat berjalan
dengan lancar jika masing-masing
pelaku
komunikasi
persepsi
penggunaan
yang
mempunyai
sama
simbol
terhadap
tersebut.
Hovland,dkk (Muhammad, 2007) juga
Hubungan orang tua dan anak
sependapat
dengan
Seller
(2007),
yang positif mendukung transmisi
komunikasi adalah proses individu
nilai-nilai
keluarga
(Schwarz,
6
mengirim
stimulus
yang
biasanya
anak,
maka
anak
akan
selalu
dalam bentuk verbal untuk mengubah
mengingat apa yang telah diajarakan
tingkah laku orang lain.
orangtua.
2. Aspek-aspek Kualitas Hubungan
menjelaskan bahwa hubungan yang
Hasil penelitian Shek (2006),
menunjukkan
hubungan
bahwa
orang
mempengaruhi
dan
pemaknaan
hanya
diukur
dari
juga
pemenuhan
anak
kebutuhan materiil saja, namun kasih
anak
sayang
dan
kepercayaan
terhadap kontrol orang tua. Menurut
keduanya
Shek, kualitas hubungan orang tua dan
keberhasilan
anak dapat diketahui dari beberapa
hubungan tersebut.
aspek, yaitu ;
2) Kesediaan
1) Kepercayaan anak terhadap orang
antara
merupakan
dalam
ukuran
menciptakan
anak
untuk
berkomunikasi dengan orang tua
tua dan kepercayaan orang tua
Jika
terhadap anak
kesediaan
berkomunikasi
Tingginya
(2001)
baik antara orangtua dan anak tidak
kualitas
tua
Djamarah
kepercayaan
meningkat,
anak
dengan
maka
untuk
orangtua
pengetahuan
orangtua dan anak, dihasilkan oleh
orangtua tentang anak juga meningkat.
tingginya
Karena,
pengetahuan
orangtua
kesediaan
anak
untuk
terhadap anak dan akan menghasilkan
berkomunikasi
kontrol dan pengawasan orangtua yang
proses sosialisasi yang mana akan
rendah.
mempermudah
Buseri
orangtua
(1990)
menumbuhkan
memfasilitasi
orangtua
untuk
menjelaskan,
mengontrol perilaku anak. Widjaja
sentral
bagi
(2000) mengatakan, bila seseorang
Dengan
menyampaikan pesan kepada orang
kepercayaan pada
lain dan orang tersebut memberi
merupakan
pendidikan
akan
anak.
7
respon, maka proses komunikasi dapat
Transmisi Nilai Jujur
dikatakan
Kualitas
Dalam suatu kelompok budaya terjadi
komunikasi yang dibicarakan adalah
proses transmisi budaya dari satu generasi
komunikasi
khususnya
ke generasi berikutnya, yang di dalamnya
komunikasi interpersonal antara orang
tercakup proses enkulturasi dan sosialisasi.
tua dan anak remaja mereka, karena
Menurut Bery, Poortinga, Segall, dan
keduanya
Dasen (1994) dalam
berlangsung.
keluarga,
saling
terikat
dan
berinteraksi.
Lestari
(2012),
terdapat tiga jenis transmisi budaya, yakni
Djamarah (2004) mengatakan
transmisi vertikal (dari orangtua ke anak),
bahwa dalam mengakrabkan hubungan
transmisi horizontal (dari teman sebaya),
keluarga, komunikasi yang harmonis
dan transmisi oblique (dari orang dewasa
perlu dibangun secara timbal balik dan
lain).
silih berganti antara orangtua dan anak.
Krebsbach, & Kurka, 1997 (dalam Lestari,
3) Kepuasan anak terhadap kontrol
2012)) menyatakan bahwa nilai dipelajari
orangtua
Rokeach
(disitasi
Berling,
melalui proses sosialisasi, dan setiap orang
Orang tua adalah pendidik
dalam individualnya dipengaruhi oleh
pertama dimana anak akan sangat
perkembangan kepribadian, pengalaman
bergantung kepadanya. Baiknya sikap
hidup, serta konsep sosial budaya.
orang tua dalam hal mengajar dan
Menurut Lestari (2012), ada
mendidik anaknya, maka anak pun
enam
menjadi baik dan terdidik. Salah satu
orangtua dalam menyampaikan nilai
sikap orang tua dalam mengajar dan
pada anak, yakni diskusi, keteladanan,
mendidik
pembiasaan,
anak
yaitu
dengan
melakukan dan menjaga komunikasi
metode
yang
pemberian
digunakan
nasehat,
mendongeng, dan pemberian instruksi.
dengan baik.
8
1. Dialog
anak
dapat
menirunya.
Apabila
Dalam metode dialog orangtua
orangtua telah mencontohkan perilaku
menyampaikan alasan pemilihan nilai
yang diharapkan pada anak, orangtua
dan harapannya kepada anak. Dengan
juga merasa lebih mudah menasehati
cara
pada anak.
tersebut,
anak
memperoleh
penjelasan tentang harapan orangtua
3. Pembiasaan
kepada dirinya. Selain itu, orangtua
Metode
membiasakan
anak
juga memberi kesempatan pada anak
paling banyak digunakan orangtua
untuk menjelaskan alsan tindakannya
dalam mengajarkan ibadah kepada
maupun
orangtua
anak seperti melakukan salat dan
apabila ada penjelasan orangtua yang
puasa. Orangtua juga membiasakan
kurang
dipahami.
proses
anak untuk selalu bersikap jujur
dialog
terjadi
yang
seperti dalam hal ibadah jika anak
bersifat timbal balik antara orangtua
ditanya sudah melakukan salat atau
dengan anak.
belum, anak harus berkata jujur sudah
2. Keteladanan
melakukannya atau belum, atau ketika
bertanya
Metode
digunakan
pada
Melalui
komunikasi
pemberian
contoh
anak
orangtua
dalam
kelebihan kembalian uang maka wajib
berbelanja
dan
mendapat
mengajarkan perilaku jujur. Metode
untuk mengembalikan kembaliannya.
pemberian
4. Pemberian nasehat
contoh
pada
anak
dilakukan orangtua dengan melakukan
terlebih
dahulu
perilaku
Pada
yang
memberikan
umumnya
nasehat
orangtua
pada
anak
diharapkan orangtua untuk dilakukan
terutama setelah mengetahui anaknya
oleh
melakukan
anak.
Dengan
memberikan
contoh tersebut, orangtua berharap
pelanggaran
terhadap
aturan yang telah ditetapkan atau
9
berperilaku yang tidak sesuai dengan
Sedangkan
harapan orangtua. Namun, ada pula
pengenalan
orangtua yang menasehati anak agar
berangsur - angsur yang ditanamkan
lebih mandiri dan bertanggung jawab.
dalam diri manusia mengenai tatanan
5. Mendongeng
penciptaan,
Orangtua menggunakan metode
ta’dib
dan
yaitu
pengakuan
membimbing
proses
secara
dan
mengarahkan anak untuk mengetahui
mendongeng untuk menyampaikan
kekuasaan dan wujud keberadaanNya.
budi pekerti pada anak-anaknya.
Hubungan Antara Kualitas Hubungan
6. Pemberian instruksi
Orangtua dan Nilai Jujur Remaja
Metode memberikan instruksi
dilakukan
orangtua
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
dengan
tidak akan pernah terlepas dari aspek
memberikan perintah pada anak untuk
hubungan sosial di lingkungan tempat ia
melakukan sesuatu.
tinggal. Agar tercipta suasana atau relasi
Dalam Islam disebutkan tiga
hubungan yang baik antar sesama maupun
proses transmisi nilai orangtua terhadap
berkelompok, tentunya perlu menanamkan
anak, yaitu tarbiyah, ta’lim, ta’dib.
dan
Tarbiyah yaitu penanaman etika yang
dengan nilai-nilai yang luhur. Pentingnya
mulia padsa jiwa anak yang sedang
manusia dalam membawa nilai –nilai
tumbuh dengan cara member nasehat,
keluhuran akan membawa dampak positif
sehingga memiliki potensi - potensi
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
yang menghasilakan sifat-sifat bijak
Dengan berpedoman pada nilai yang telah
dan baik pada anak. Ta’lim yaitu proses
tertanam pada individu, tentunya akan
transmisi nilai dan berbagai ilmu
berpengaruh juga pada kualitas hubungan
pengetahuan pada individu tanpa ada
yang baik dengan orang lain.
batasan
dan
ketentuan
tertentu.
10
membiasakan
untuk
berperilaku
Penanaman sebuah nilai, semestinya telah
MenurutSchwarz, Trommsdorff,
diajarkan sejak usia anak-anak, karena usia
Albert, dan Mayek (2005), hubungan
anak-anak merupakan usia pembentukan
orang tua dan anak yang positif
awal karakter. Nilai adalah suatu pedoman
mendukung
yang menjadi dasar dalam kehidupan
keluarga. Jadi dalam hal ini faktor
sehari-hari untuk menentukan suatu sikap
kualitas merupakan faktor yang sangat
dan perilaku dapat dikatakan positif atau
mempengaruhi
negatif. Salah satu nilai yang sangat
pembentukan karakter, seperti halnya
penting untuk selalu dijaga pada setiap
nilai kejujuran. Keteladanan orang tua
individu adalah nilai kejujuran. Kejujuran
dalam berperilaku menjadi contoh
merupakan aspek yang sangat penting
nyata
dalam kehidupan bersosial (Syukur, 2011).
Kuczyn-ski,
Jujur memiliki beberapa aspek
(1997)
transmisi
nilai-nilai
pada
bagi
nilai-nilai
pembelajaran
Marshall,
dalam
dan
Lestari
anak.
Schell
(2012),
yaitu menyampaikan kebenaran dan
mengungkapkan bahwa pada dasarnya
mendapatkan sesuatu dalam prosedur
sosialisasi mencakup transmisi nilai,
yang
sikap,
benar
atau
Menyampaikan
bertindak
peran,
dan
produk-produk
berarti
budaya lain dari generasi tua ke
menyampaikan pesan kepada orang
generasi yang lebih muda dan orangtua
lain tentang suatu informasi atau berita
menjadi pemeran utama dalam proses
secara benar sesuai fakta yang ada.
tersebut. Adapun metode transmisi
Sedangkan
bertindak
kebenaran
fair.
bertindak
atau
fair
adalah
nilai yang dikemukakan oleh Lestari
berperilaku
sesuai
(2012),
yaitu
dialog,
keteladanan,
dengan prosedur atau aturan, adil dan
pembiasaan,
tidak curang.
mendongeng, dan pemberian instruksi.
11
pemberian
nasehat,
Transmisi nilai dalam keluarga dapat
hubungan orangtua dan anak. Definisi
dikatakan berhasil jika kualitas hubungan
operasional nilai jujur remaja ditinjau dari
orangtua-anak
kualitas hubungan orangtua dan anak yaitu
dan
penerapan
nilai,
khususnya nilai jujur dalam kehidupan
Semakin
sehari-hari, terjalin baik dan anak tetap
orangtua-anak, dan komunikasi antara
memegang teguh nilai yang diajarkan
orang tua dan anak, akan membuat anak
orangtua. Beberapa aspek dari kualitas
tetap memegang teguh nilai-nilai yang
hubungan anak dengan orangtua yaitu :
telah diajarkan oleh orang tua melalui
Kepercayaan anak terhadap orang tua dan
transmisi nilai keluarga, meskipun tanpa
kepercayaan orang tua terhadap anak,
pengawasan orang tua. Pada penelitian ini
kesediaan
nilai jujur remaja ditinju dari kualitas
anak
untuk
berkomunikasi
dekat
dan
baik
hubungan
dengan orang tua, kepuasan anak terhadap
hubungan
kontrol orang tua.
diungkap melalui skala dengan model
Hipotesis
vignette.Teknik pengambilan sampel yang
Terdapat hubungan positif antara kualitas
digunakan dalam penelitian ini adalah
hubungan orang tua dan transmisi nilai
Cluster random Sampling.
yang diturunkan orangtua terhadap nilai
Metode Analisis Data
jujur. Semakin tinggi kualitas hubungan
Hasil dari penelitian ini, akan dianalisis
orang tua dan anak dan transmisi nilai
dengan menggunakan pendekatan statistik
yang diturunkan, maka akan semakin
yaitu melalui uji asumsi yang meliputi uji
tinggi nilai jujur yang diterapkan remaja.
normalitas dan uji linieritas sedangkan
orangtua
dan
anak
dapat
untuk uji hipotesis akan menggunakan
METODE PENELITIAN
teknik analisis regresi ganda linear.
Gejala Penelitian
Gejala yang akan diteliti yaitu nilai
jujur
remaja
ditinjau
dari
kualitas
12
kualitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis regresi
hubungan
ibu
yang
terjalin, dan transmisi nilai ibu
ganda diperoleh koefisien korelasi :
yang diberikan maka akan semakin
a. Kualitas hubungan ayah memiliki
tinggi nilai jujur pada siswa atau
nilai r 0,885 dan transmisi ayah
remaja.
memiliki nilai r 0,844 terhadap
Berdasarkan uji hipotesis diketahui
nilai jujur, dan nilai sig = 0,00 (p <
bahwa kualitas hubungan ayah, ibu
0,05). Artinya ada pengaruh yang
dengan
signifikan antara kualitas hubungan
nilai
jujur
remaja.
signifikan antara variabel bebas dan
terikatnya.
nilai ayah yang diberikan, maka
Ada lima tujuan
akan semakin tinggi nilai jujur
yang dilakukan
peneliti dalam penelitian ini, pertama
pada siswa atau remaja.
untuk mengetahui adakah hubungan antara
b. Kualitas hubungan ibu memiliki
kualitas hubungan ibu dengan nilai jujur
nilai r 0,864 dan tranmisi ibu
pada anak. Kedua adakah hubungan antara
memiliki nilai r 0,860 terhadap
kualitas hubungan ayah dengan nilai jujur
nilai jujur, dan nilai sig = 0,00 (p <
pada anak. ketiga adakah hubungan antara
0,05). Artinya ada pengaruh yang
transmisi nilai ibu dengan nilai jujur pada
signifikan antara nilai jujur remaja
anak. keempat adakah hubungan antara
dengan kualitas hubungan ibu dan
transmisi nilai ayah dengan nilai jujur pada
transmisi nilai ibu terhadap nilai
Semakin
nilai
bahwa terdapat pengaruh yang sangat
ayah yang terjalin dan tranmisi
remaja.
transmisi
sebesar 0,899, hal ini menunjukkan
Semakin tinggi kualitas hubungan
jujur
dan
memiliki nilai alpha cronbach (R)
ayah dan transmisi nilai ayah
terhadap
anak
anak. Dan kelima adakah hubungan antara
tinggi
kualitas hubungan ayah, ibu dan transmisi
13
nilai ayah, ibu dengan nilai jujur. Hal ini
terhadap nilai jujur anak, diperoleh
dapat dilihat berdasarkan hasil analisis
nilai sumbangan sebesar 76,9%.
stepwise:
Hal ini dapat diartikan bahwa
a. Besarnya prosentase sumbangan
kualitas
hubungan
ibu
antara kualitas hubungan ayah dan ibu,
dan
dan tranmsisi nilai ayah dan ibu,
transmisi nilai ibu terhadap nilai
bersama-sama mempunyai sumbangan
jujur yaitu 78,1%.
yang sama besar dan pengaruh yang
b. Besar prosentase kualitas hubungan
signifikan terhadap nilai jujur.
ayah dan transmisi nilai ayah
e. Nilai
sumbangan
kualitas
terhadap nilai jujur yaitu sebesar
hubungan ayah, ibu dan transmisi
79,8%.
nilai ayah, ibu sebesar 80,4%
Hal ini dapat diartikan bahwa
terhadap nilai jujur anak. Dan
antara kualitas hubungan ibu, transmisi
sisanya 19,6% dipengaruhi oleh
nilai ibu, kualitas hubungan ayah dan
faktor-faktor lain.
transmisi nilai ayah bersama-sama
Hal ini dapat dilihat dari nilai
mempunyai sumbangan yang sama
sumbangan tiap variable terhadap
besar dan pengaruh yang signifikan
nilai
terhadap nilai jujur.
kualitas hubungan ayah terhadap
c. Besarnya prosentase peran ayah
nilai jujur sebesar 78,3%, kualitas
dan ibu dalam variabel kualitas
hubungan ibu terhadap nilai jujur
hubungan terhadap nilai jujur anak,
sebesar 74,6%, transmisi nilai ayah
didapatkan
terhadap nilai jujur sebesar 71,2%,
nilai
sumbangan
sebesar 79,7%.
variable
Nilai
sumbangan
dan transmisi nilai ibu terhadap
d. Sedangkan peran ayah dan ibu
dalam
jujur.
transmisi
nilai jujur sebesar 73,9%. Dapat
nilai
diartikan bahwa variable yang
14
paling
dominan
pada
kualitas
darikualitas hubungan orang tua anak dan
hubungan, yaitu ada pada ayah, dan
transmisi
pada transmisi nilai yaitu ada pada
berikut;
ibu.
nilai,
diantaranya
1. Hasil hipotesis dalam pengujian
Jadi dapat disimpulkan bahwaHasil
analisis
analisis yang didapat menunjukkan
hubungan orang tua (ayah, ibu)
antara kualitas hubungan ayah, ibu dan
dan
bersama-sama
anak
Dalam
besar dan pengaruh yang signifikan
transmisi
pengujian
didapatkan
terhadap nilai jujur. Dan kualitas
nilai
uji
Anova
persamaan
regresi
signifikansi 0,00 dengan p