PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI Pengaruh Pendidikan Akhlak Terhadap Perilaku Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial“Wanita tama”Surakarta- I.

PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP
PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI
REHABILITASI SOSIAL“WANITA UTAMA”SURAKARTA- I

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
Heni Sri Wijayanti
NIM: G000100056
NIRM: 10/X/02.2.1/T/4391

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Pengaruh Pendidikan Akhlak terhadap Perilaku Eks Pekerja Seks Komersial di Balai Rehabilitasi

Sosial “Wanita Utama” Surakarta – I Tahun 2014
Oleh: Heni Sri Wijayanti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan akhlak terhadap
pembentukan perilaku eks pekerja seks komersial. dan faktor pendukung dan penghambat
perubahan perilaku eks pekerja seks komersial. Metode penelitian ini menggunakan metode
penulisan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi terhadap para informan yang dipilih secara purposive. Analisis deduktif dipilih
untuk menguji teori dengan pendapat, pengamatan dan dokumentasi di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan akhlak yang diajarkan pada Balai Rehabilitasi Sosial Wanita
Utama Surakarta merupakan pendidikan non-formal yang dibimbing langsung oleh para
fasilitator dan beberapa lembaga lainya. Pendidikan akhlak di Balai Rehabilitasi Sosial diajarkan
kepada para penerima manfaat untuk memahami pendidikan akhlak Islam secara sebenarbenarnya, yaitu dengan menjalani segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya yang di
dalamnya termasuk meninggalkan perzinaan. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan
pendidikan akhlak terhadap perilaku penerima manfaat antara lain (1) Dukungan dari Pemerintah
dan masyarakat, (2) Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan lingkungan yang mendukung, (3)
Kinerja yang baik dari pihak Balai dalam setiap pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pembinaan
khususnya pembinaan pendidikan akhlak, (4) Sarana dan prasarana yang mendukung, (5)
Suasana yang senantiasa ditumbuhkan dan dijaga oleh pihak balai untuk menciptakan suasana

yang nyaman bagi penerima manfaat.
Sedangkan faktor penghambatnya antara lain (1) Kurang maksimalnya penggunaan
sarana multimedia di dalam kegiatan kegiatan pembinaan, (2) Ketidakcocokan yang dirasakan
oleh beberapa penerima manfaat terhadap penerima manfaat yang lain dan pembina, (3) Rasa
bosan para penerima manfaat dikarenakan terjadinya pengulangan di dalam metode yang
disampaikan, (4) Tidak dibedakannya pemberian materi kepada penerima manfaat yang baru
datang.

Kata Kunci: Pendidikan Akhlak, Perilaku, Eks Pekerja Seks Komersial

mereka

PENDAHULUAN

itu

menjadi

manusia


yang

kebutuhan

berkepribadian baik, berfungsi dengan situasi

bagi semua manusia yang sangat penting

dan keadaan sehat, mental kuat, bertingkah

untuk

laku sesuai dengan norma-norma

Pendidikan

merupakan

kelangsungan


hidupnya.

Tanpa

yang

pendidikan, manusia sulit dari mana, untuk

berlaku dalam masyarakat, serta mencintai

apa, dan hendak ke mana manusia pergi.

jalan hidup yang benar.
Kasus

Pentingnya pendidikan menjadikan investasi

prostitusi

yang


begitu

sumber daya manusia jangka panjang yang

membludak menjadikan Balai Rehabilitasi

mempunyai nilai strategis bagi pembangunan

Wanita Utama Surakarta sebagai tempat

bangsa dan negara. Salah satu tujuanya

penampungan para pekerja seks komersial

adalah pembentukan akhlak mulia.

yang terjaring razia aparat yang nantinya
akan diberikan bekal dan pengarahan sebagai


Akhlak adalah gambaran jiwa yang
muncul saat manusia akan mengerjakan suatu

pegangan

dalam

perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

bermasyarakat

pertimbangan. Jika manusia akan sehat, jika

memeberikan konstribusi berupa pembinaan

didukung oleh akhlak yang baik, oleh

agama Islam dan keterampilan-keterampilan

demikian akhlak merupakan faktor yang


yang

sangat penting di dalam pemunculan tingkah

menjalani kehidupan usai terlepas dari panti.

laku, dengan dasar akhlak yang ada pada diri

“Pengaruh Pendidikan Akhlak Terhadap

manusia maka akan membentuk pandangan

Perilaku

hidup yang positif dan berorientasi pada

Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama

dasar akhlak yaitu al-Qur’an dan Hadits.1


Surakarta – I Tahun 2014”

dimaksudkan

menjalani

kehidupan

selanjutnya,

untuk

Eks-Pekerja

panti

bekal

Seks


dalam

Komersial

Pembentukan akhlak ditujukan kepada setiap

Rumusan masalah dalam penelitian

orang termasuk orang-orang yang dipandang

ini adalah Bagaimana pengaruh pendidikan

rendah seperti eks wanita tuna susila.

akhlak terhadap pembentukan perilaku eks
pekerja seks komersial di Balai Rehabilitasi

Rehabilitasi tuna susila adalah usaha
dengan


Wanita Utama dan faktor pendukung dan

kehidupan

penghambat perubahan perilaku eks pekerja

orang yang terlibat dalam pelacuran agar

seks komersial di Balai Rehabilitasi wanita

penanggulangan
mengembalikan

pelacuran
keadaan

dan

utama.

1

Yusuf
Burhanudin, Kesehatan
(Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 23.

Mental.

1

2
dijadikan

3. Muhammad Arifin (UMS, 2012) dalam

rujukan diantaranya sebagaimana yang telah

skripsinya Strategi Dakwah Terhadap

dilakukan oleh:

Eks Pekerja Seks Komersial di Balai

Tinjauan

Pustaka

yang

1. Khoristina Martha Khoirunnisa (UMS,

Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama”

2011) dalam skripsinya yang berjudul

Surakarta-1

Pembinaan Agama Islam pada Eks

Menyimpulkan bahwa strategi dakwah

pekerja

Balai

dapat digunakan untuk menumbuhkan

Utama

nilai-nilai kerohanian bagi pekerja eks

Seks

Rehabilitasi

Komersial
Sosial

Surakarta-1

di

Wanita

tahun

menyimpulkan,

2011,

pembinaan

agama

Tahun

2012.

komersial.4
Akhlak

merupakan

sikap

yang

merupakan salah satu kegiatan yang

melahirkan perbuatan dan tingkah laku

penting

untuk

manusia. Oleh sebab itu, akhlak tidak dapat

memperbaiki mental dan cara berfikir

dipisahkan dari akidah maupun ibadah.

serta

diri

Karena itu, ruang lingkup akhlak meliputi

seseorang yang tadinya belum sesuai

semua aktivitas manusia dalam segala bidang

dalam

bertingkah

upaya

laku

pada
2

dengan tuntunan di dalam agama.

kehidupan. Akhlak dibagi menjadi dua yaitu

2. Marganus Satya Negara (UMS, 2005)

akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap

dalam skripsinya yang berjudul Peran

makhluk. Akhlaq terhadap makhluk, terdiri

Pendidikan

dari diri sendiri maupun orang lain5.

Akhlak

terhadap

Pembentukan Perilaku Ihsan Kepada

Dengan demikian pendidikan akhlak

Orang Tua pada Siswa – Siswi MI

adalah merupakan usaha yang dilakukan

PLUS AT TAQWA Ngunter Sukoharjo,

secara

menyimpulkan

pendidikan

mengarahkan seseorang untuk mencapai

terhadap

suatu tingkah laku yang baik dan terpuji serta

bahwa

akhlak berperan positif

perilaku ihsan kepada kedua orang tua
yang diterima kebenaranya. 3

sadar

untuk

membimbing

dan

menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.
Pendidikan akhlak yang diajarkan pada
Balai Rehabilitasi sosial Wanita Utama

2

Khoristina Martha Khoirunnisa, Pembinaan
Agama Islam pada Eks Pekerja Seks Komersial di
Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta-1
tahun 2011, (UMS, 2011), Unpublished.
3
Marganus Satya Negara, Peran Pendidikan
Akhlak terhadap Pembentukan Perilaku Ihsan Kepada
Orang Tua pada Siswa – Siswi MI PLUS AT TAQWA
Ngunter Sukoharjo, (UMS, 2005), Unpublished.

4

Muhammad Arifin, Strategi Dakwah
Terhadap Eks Pekerja Seks Komersial di Balai
Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta-1
Tahun 2012, (UMS, 2012), Unpublished.
5
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama
Islam.(Jakarta: PT. Grafindo Persada), hlm. 351.

3
Surakarta merupakan pendidikan non formal

petugas yang ada di balai rehabilitasi sosial

yang dibimbing langsung oleh para fasilitator

wanita Utama.

dari bahersos dan beberapa lembaga lainnya.

Metode

pengumpulan
ini

data

Pendidikan nonformal adalah pendidikan

penelitian

sepanjang hayat yang wilayah jangkau yang

wawancara untuk mengetahui data dari

tak terbatas dan kelompok sasaran yang

sumber yang diwawancarai, metode observasi

sangan heterogen, baik dari sisi status sosial

untuk mengamati bagaimana kegiatan itu

maupun wilayah tempat tinggalnya.6

berjalan, dan metode dokumentasi untuk
memperkuat

hasil

dari

metode

wawancar

dan

observasi.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
research)

menggunakan

dalam

Peneliti

menggunakan

pendekatan

dengan

deskriftif kualitatif dengan metode deduktif

menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu

yang peneliti membiarkan permasalahan-

penelitian yang bermaksud untuk memahami

permasalahan dari data atau dibiarkan terbuka

fenomena tentang apa yang dialami oleh

untuk interpretasi. Data dihimpun dengan

subyek penelitian misalnya pelaku, persepsi,

pengamatan

motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara

deskripsi dalam konteks yang mendetail

holistik dan dengan cara deskripsi dalam

disertai catatan-catatan hasil hasil wawancara

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

yang mendalam, serta hasil analisis dokumen

konteks

dan catatan-catatan.8 Metode ini dipilih untuk

lapangan

(field

khusus

alamiah

dan

dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.7
Subyek penelitian berdasarkan sumber
data primer dan sekunder,

yang

seksama,

mencakup

menguji teori dengan pendapat, observasi dan
dokumentasi di lapangan.

sumber data

primer di dapatkan dari penerima manfaat

HASIL PENELITIAN DAN

atau Eks pekerja seks komersial di balai

PEMBAHASAN

rehabilitasi sosial wanita utama, dan data
skunder diperoleh dari ketua, fasilitator dan

Balai
Utama”

Rehabilitasi sosial “Wanita

Surakarta-I

sudah

ada

sejak

Pemerintahan Keraton Surakarta pada waktu
6

Ishak Abdulhak, Penelitian Tindan dan
Pendidikan Nonformal (Jakarta: Rajawali pers, 2012),
hlm. 2.
7
Lexy Moleong. Metodologi Penelitian
Kualitatif. ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 4.

itu terkenal dengan sebutan wangkung, yaitu
tempat penampungan bagi orang-orang yang
8

Ibid, hlm. 60.

4
kesejahteraan

telah mengupayakan pelaksanaan pendidikan

social. Pada periode selanjutnya hingga

akhlak agar para penerima manfaat dapat

sekarang sebagai balai rehabilitasi bagi para

berperilaku dan berakhlak yang baik sehingga

eks pekerja seks komersial, yang disebut

menjadi sebuah

sebagai penerima manfaat.

manfaat untuk melakukannya secara spontan.

mengalami

permasalahan

Balai

Rehabilitasi

Sosial

“Wanita

Akhlak

kebiasaan para penerima

merupakan

sikap

yang

Utama” Surakarta-I berupaya memulihkan

melahirkan perbuatan dan tingkah laku

harga diri serta kemandirian para penerima

manusia. Oleh sebab itu, akhlak tidak dapat

manfaat

dengan program pelayanan dan

dipisahkan dari aqidah maupun ibadah.

rehabilitasi social melalui kegiatan-kegiatan

Karena itu, ruang lingkup akhlak meliputi

penyantunan dan pembinaan agar kedepan

semua aktivitas manusia dalam segala bidang

para penerima manfaat dapat melaksanakan

kehidupan.

fungsi sosialnya secara wajar. Program

tersebut balai rehabilitasi telah menanamkan

pelayanan dan rehabilitasi yang dilaksanakan

sikap dan perbutan yang nantinya menjadi

ini

cerminan akhlak yang baik bagi penerima

tentunya

tidak

lepas

dari

aktifitas

Sesuai

manfaat,

sebagai salah satu jenis pembinaan yang

berjamaah

diterapkan untuk membentuk perilaku islami

pemberian materi pada sore harinya oleh

para penerima manfaat di Bahersos wanita

pembimbing keagamaan.
Sesuai

di

dalam

pernyataan

pembinaan pendidikan akhlak yang dijadikan

utama Surakarta –I.

seperti

dengan

Musola

kegiatan

sholat

Khoirunnisa

dan

yang tercantum di bab II

pendidikan akhlak

merupakan usaha yang

A. Pengaruh Pendidikan Akhlak Terhadap

dilakukan secara sadar untuk membimbing

Perilaku Eks Pekerja Seks Komersial

dan mengarahkan seseorang untuk mencapai

Bahersos Wanita Utama Surakarta - I

suatu tingkah laku yang baik dan terpuji serta

Pengertian akhlak adalah sifat yang

menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.

tertanam dalam jiwa manusia, sehingga akan

Pendidikan akhlak yang diajarkan pada

muncul secara spontan apabila dibutuhkan,

Balai Rehabilitasi sosial Wanita Utama

tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu

Surakarta merupakan pendidikan non formal

dan tidak membutuhkan dorongan dari luar.

yang dibimbing langsung oleh para fasilitator

Sesuai dengan pengertian tersebut balai

dari bahersos dan beberapa lembaga lainnya.

rehabilitasi sosial wanita utama Surakarta- I

Para fasilitator telah menerapkan berbagai

5
usaha untuk membimbing para penerima

masyarakat dan mengembalikan citra diri

manfaat dengan cara melakukan sholat

dalam pandangan masyarakat.

membersihkan

Pendidikan akhlak dibalai rehabilitasi

lingkungan asrama, saling menghormati dan

sosial diharapkan kepada para penerima

menghargai,

manfaat memahami pendidikan akhlak Islam

berjamaah,

bekerja

bakti

bertingkah laku yang baik

secara

sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Masalah akhlak menjadi barometer

sebenar-benarnya,

yaitu

dengan

melakukan segala perintahNya dan menjauhi

tinggi rendahnya derajat seseorang. Sekalipun

segala

orang pandai setinggi langit, tetapi jika suka

termasuk

melanggar norma agama atau melanggar

Pendidikan akhlak dikatakan berhasil jika

peraturan pemerintah, maka ia tidak dapat

alumni Balai yang pernah tinggal di panti

dikatakan seorang yang mulia.

rehabilitasi sosial tidak terjun lagi dalam

Dasar pendidikan akhlak bersumber
pada kitab suci al Qur’an disertai Sunnah
Rasul

Muhammad

Rehabilitasi

SAW.

Sosial

Di

“Wanita

Balai

larangan-Nya

yang

meninggalkan

didalamnya
perzinaan.

bisnis asusila tersebut.
1. Evaluasi di Balai Rehabilitasi Sosial
Wanita Utama Surakarta -1

Utama”

Evaluasi

pendidikan

akhlak

Surakarta I sangat dibutuhkan perhatian

dibalai rehabilitasi dilakuakan untuk

khusus untuk pembenahan mental para Eks

mengetahui perubahan para penerima

Pekerja

yang terdaftar

manfaat sebelum datang dibalai sampai

sebagai penerima manfaat, karena mental,

keluar dari balai selama 6 bulan

akhlak dan perilaku mereka yang masih labil,

dengan cara non tes

dan belum bersumber pada al Qur’an dan

dengan wawancara dan pengamatan

Sunnah Rasul.

terhadap perilaku penerima manfaat.

Seks

Komersial

yang dilakukan

Perubahan perilaku penerima

Pada dasarnya penanganan masalah
merupakan

manfaat di balai rehabilitasi sangat

serangkaian pelayanan proses penyantunan

signifikan walaupun secara pelan-pelan

dan rehabilitasi didalam balai. Kegiatan yang

dan

ada didalam panti diharapkan dapat merubah

bimbingan pada perubahan perilaku

pandangan dan cara berfikir para penerima

penerima

manfaat agar sesuai dengan ajaran Islam dan

utama para pembimbing agar para

berakhlak

penerima manfaat memiliki akhlak

tuna

susila

dalam

mulia

balai

ketika

kembali

di

bertahap,

manfaat

berbagai

menjadi

upaya

tujuan

6
yang sesuai dengan tuntunan AlQur’an

tapi pola lingkungan hidup mereka

dan tidak kembali pada dunia prostitusi.

yang berbeda sebelumnya, sehingga

Disamping itu ada bimbingan

dibalai

mereka

diwajibkan

secara

dan

perlahan bisa saling bertoleransi dalam

penerima manfaat secara individu atau

kegiatan apaun di asrama dari ketidak

konseling, biasanya

cocokan antara yang satu dengan yang

langsung

antara

pembimbing

para

penerima

manfaat selalu menuangkan segala
keluh

kesah

mereka

lain.

kepada

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

pembimbing masing-masing terutama

dalam Pendidikan Akhlak di Bahersos

tentang masalah yang dihadapi didalam

“Wanita Utama” Surakarta-1

asrama antara penerima manfat satu

1. Faktor Pendukung dalam pelaksanaan

dengan yang lain, dan bagaimana

pendidikan Akhlak terhadap perilaku

terealisasinya

penerima manfaat

perkembangan

materi

yang telah disampaikan oleh fasilitator

a. Dukungan

dari

pemerintah

kepada penerima manfaat baik di

Masyarakat,

gunakan dalam kegiatan sehari-hari di

Tengah

balai sebagai upaya untuk perubahan

penuh terhadap Balai Rehabilitasi

perilaku para eks dari yang sebelumnya

Wanita Utama untuk membimbing

bersikap arogan dan seenaknya menjadi

dan mengarahkan para eks agar

mempunyai akhlak yang baik bersopan

nantinya tidak kembali pada dunia

santun dan saling menghargai terhadap

prostitusi. Masyarakat disekitar juga

diri sendiri dan orang lain.

mendukung

Dari hasil evaluasi tersebut

pemerintah

dan
Jawa

memberikan kewenangan

pembinaan

penuh
para

eks

kegiatan
di

Balai

kendala pertama para penerima manfaat

Rehabilitasi Sosial sehingga para

biasanya

penerima

mengeluhkan

tentang

manfaat

dapat

penerima

mengembalikan citra diri mereka

manfaat yang satu dengan yang lain dan

dalam pandangan masyarakat setelah

rasa jenuh dan bosan dengan kegiatan

kelur dari Balai.

hubungan

antar

sesama

yang ada dan orang-orang yang sama,
telah disebutkan bahwa berakhlak baik

b. Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi

terhadap orang lain adalah keharusan

yang dilakukan kepada penerima

7
manfaat senantiasa ditumbuhkan dan

terkadang

dijaga

untuk

ketidakcocokan pada metode yang

menciptakan suasana yang nyaman

diberikan saat pemberian materi

bagi

ataupun saat bertegur sapa.

oleh

pihak

Balai

penerima

manfaat.dan

Lingkungan yang mendukung dalam

mengeluhkan

b. Rasa bosan para penerima manfaat

pembinaan

dikarenakan terjadinya pengulangan

akhlak yang dilakukan di sore hari

di dalam metode yang disampaikan.

membuat penerima manfaat lebih

Dilihat dari Tidak dibedakannya

rileks dalam menyerap materi-materi

pemberian materi kepada penerima

yang diberikan

manfaat yang baru datang dan

kegiatan

pelaksanaan

c. Kinerja yang baik dari pihak Balai

penerima

manfaat

yang

lama,

dalam setiap pelaksanaan kegiatan

sehingga materi yang disampaikan

pelayanan dan pembinaan khususnya

diberikan secara berulang-ulang.

pembinaan

pendidikan

akhlak

,

c. Belum

adanya

terlihat dari turut andilnya semua

penyampaian

karyawan/

umur/

karyawati

bahersos

didalam suatu program pembinaan

dan

materi

berdasarkan

kedewasaan

penerima

manfaat.
Pembinaan pendidikan akhlak

rutin harian.
d. Sarana

klasifikasi

prasarana

yang

yang dijalankan Bahersos bukanlah hal

mendukung dalam pada kegiatan

yang

keagamaan ruangan yang luas di

memberikan pengertian yang besar

aula dan metode yang digunakan

kepada penerima manfaat bahwa untuk

membuat para penerima manfaat

menjalankan kehidupan haruslah sesuai

dapat

dengan tuntunan yang telah ditetapkan

menyerap

materi

yang

mudah.

Bahersos

harus

dalam agama dan juga sesuai dengan

diberikan secara baik.
2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan
pendidikan akhlak terhadap perilaku

yang

dicontohkan

oleh

Nabi

Muhammad SAW.
Tidak semua penerima manfaat

penerima manfaat:
a. Ketidakcocokan yang dirasakan oleh

memahami dan menerima hal tersebut,

beberapa penerima manfaat terhadap

namun banyak juga penerima manfaat

pembimbing,

bisa menerima dan mengaplikasikannya

penerima

manfaat

8
serta

Rehabilitasi

pada

lembaga

kegiatan yang lebih bermanfaat untuk

beberapa

bekal kehidupan di akhirat kelak

belum menerapkan kegiatan-kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

mengembangkan diri

mereka

Perubahan
membutuhkan

perilaku

waktu

yang

cukup

Meskipun

ada

yang diajarkan dan menerapkannya,
tetapi

fasilitator

perilaku

yang

beberapa

penerima manfaat yang

memberikan

komersial

dan

lainnya.

panjang dan lama, apalagi merubah
para

Sosial

selalu

berusaha

pengarahan

tentang

pekerja

seks

pentingnya memiliki akhlak yang baik,

sebelumnya

tidak

dan berperilaku yang baik sesuai ajaran

eks

mengenal Tuhan dan yang sudah tau

Islam kepada para penerima manfaat.
Pendidikan

tapi tidak percaya sangangatlah sulit,

akhlak

di

Balai

sehingga pendidikan Akhlak dirasa

Rehabilitasi Sosial diajarkan kepada

sangat dibutuhkan dan penting untuk

para

para penerima manfaat dibalai.

memahami pendidikan akhlak Islam

penerima

manfaat

untuk

secara sebenar-benarnya, yaitu dengan
menjalani

PENUTUP

perintahNya

dan

menjauhi segala laranganNya yang di

A. KESIMPULAN
penelitian

dalamnya

mengenai pengaruh pendidikan akhlak

perzinaan.

Berdasarkan

segala

hasil

termasuk

meninggalkan

seks

Pendidikan Akhlak di Balai

komersial di Balai Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi Sosial dikatakan berhasil

(Bahersos) Wanita Utama Surakarta I,

karena para penerima manfaat sudah

maka

menerapkan secara langsung dalam

terhadap

perilaku

dapat

eks

pekerja

mengambil

kesimpulan

sebagai berikut :

berperilaku yang baik di lingkungan

1. Pengaruh Pendidikan Akhlak terhadap

balai,

Perilaku Penerima Manfaat
Pendidikan

akhlak

yang

pendidikan

akhlak

pengaruh

yang sangat

penerima

manfaat,

memiliki

besar bagi
dari

yang

diajarkan pada Balai Rehabilitasi Sosial

sebelumnya perilakunya tidak sesuai

Wanita Utama Surakarta merupakan

dengan tuntunan Islam dengan etika,

pendidikan non-formal yang dibimbing

tata karma dan akhlak yang buruk, saat

langsung oleh para fasilitator dari Balai

dibina

di

Balai

Rehabilitasi

para

9
Penerima Manfaat mulai merubah sifat-

manfaat

dikarenakan

metode

yang

sifat yang tidak sesuai menjadi lebih

disampaikan. Ketiga, tidak dibedakannya

baik berakhlak dan bermoral, sehingga

pemberian materi sehingga materi yang

setelah keluar dari balai para penerima

disampaikan diberikan secara berulang-ulang.

manfaat telah memiliki bekal untuk
kembali pada masyarakat dan tidak
kembali

pada

dunia

Prostitusi.

B. SARAN – SARAN
1. Kepala Balai
Berhasilnya

Perubahan perilaku dibutuhkan waktu

pelayanan

Sosial

yang

dan

yang cukup lama dan panjang sehingga

Rehabilitasi

diberikan

waktu 6 bulan masih belum cukup

kepada pihak penerima manfaat akan

untuk mengetahui perubahan perilaku

terlihat pada perubahan tingkah laku,

penerima manfaat.

cara berfikir, hasil keputusan yang

2. Faktor Pendukung dan Penghambat

diambil dan tidak terjunnya lagi para

dalam Pelaksanaan Pendidikan Akhlak

penerima manfaat pada dunia prostitusi

terhadap Perilaku Penerima Manfaat

setelah kembali kemasyarakat setelah

Faktor pendukung pendidikan akhlak di

mengikuti bimbingan di Balai. Adapun

bahersos meliputi: Pertama, dukungan dari

kegiatan pelayanan dan rehabilitasi

Pemerintah

dan

Masyarakat.

pelaksanaan

Kegiatan

Lingkungan

yang

Kedua,

Rehabilitasi

mendukung.

dan

Ketiga,

menjadi

baik

jika

pada

pelaksanaaannya di dukung dengan
memaksimalkan

kembali

kegiatan-

kinerja yang baik dari pihak Balai dalam

kegiatan yang belum berjalan optimal

setiap pelaksanaan kegiatan. Keempat sarana

dan selanjutnya dilakukan pengawasan

dan prasarana yang mendukung, Kelima,

secara

suasana senantiasa ditumbuhkan dan dijaga

pengawasan perubahan perilaku para

oleh pihak balai dalam menciptakan suasana

Penerima Manfaat di Balai tetapi juga

yang nyaman.

untuk dilakukan tinjauan setelah para

kontinyu,

tidak

hanya

penghambatnya

penerima manfaat keluar dari Balai

meliputi: Pertama, ketidakcocokan yang

Rehabilitasi “Wanita Utama” untuk

dirasakan oleh beberapa penerima manfaat

menghindari terjunya kembali para

terhadap penerima manfaat yang lain

penerima

Adapun

faktor

dan

pembina. Kedua, rasa bosan para penerima

Prostitusi.

manfaat

dalam

dunia

10
C. Fasilitator

DAFTAR PUSTAKA

Fasilitator

merupakan

public

Al-Jazairi. Minhajul Muslim. 2010. Malang:

figur bagi penerima manfaat, dimana

PT.

setiap tingkah laku, tutur kata serta

Terjemah oleh Mustofa aini, Amir

pembawaan

Hamzah Fachrudin, Kholif Mutaqin

fasilitator

akan

Megatama

Sofwa

Pressindo

diperhatikan. Oleh karena itu alangkah

Andry Pramudya. Konsep Islam. Dasar

baiknya bagi seorang fasilitator untuk

pendidikan akhlak.(http://www. Konsep

lebih memberi contoh dan perilaku

Islam - ‫ اإسامية المفاهيم‬- Islamic Concept

yang baik sebagai upaya perubahan

Dasar Pendidikan Akhlak.html) diakses

perilaku penerima manfaat. Selain itu

tanggal 2 Agustus 2014.

juga perlu mematangkan kembali dalam
penyusunan

materi

disampaikan

selama

yang
satu

akan
periode,

sehingga dalam penyampaian materi

Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan Metode
dan

Paradigma

baru.

Bandung:

2006.

Prosedur

Remaja Rosdakarya
Arikunto,

Suharsimi.

tidak terjadi pengulangan, terutama

Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

materi akhlak. Alangkah baiknya jika

Jakarta: Rineka Cipta.

materi akhlak tidak hanya dituangkan
dan diberikan dalam bentuk cerita yang

Burhanudin, Yusuf. 1999. Kesehatan mental.
Bandung : Pustaka Setia

mengandung hikmah karena mengingat

Daud, Muhammad ali. 1998. Pendidikan

pentingkan pendidikan akhlak bagi para

Agama Islam. Jakarta : PT. Grafindo

penerima manfaat, perlu menambah

persada

metode pembinaan Akhlak. Misalnya
dengan

cara

berdiskusi

dibentuk

Harirotunnadhiroh. Fungsi dan tugas Tutor
Fasilitator dalam Pendidikan Orang

kelompok dan dilakukan diluar Musola

Dewasa.

sebagai

(https://harirotunnadhiroh.wordpress.co

upaya

untuk

menciptakan

komunikasi dan suasana kekeluargaan

m/2013/04/22/fungsi-dan-tugas-tutor-

antar penerima manfaat selalu terjaga

fasilitator-dalam-pendidikan-orang-

dan kompak sehingga tercipta akhlak

dewasa/) diakses tanggal 18 november

yang baik

2014

bagi

sesama

manfaat dan warga Balai.

penerima

11
Ilyas,Yanuar.

1999.

Kuliah

Akhlak.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode

Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Penelitian

Pengamalan Islam.

Remaja Rosdakarya

Ishak, Abdulhak, 2012. Penelitian Tinadan
dan pendidikan nonformal. Jakarta:
Rajawali pers
Kitab Undang-undang Hukum Pidana Buku
Kedua Pasal 296
Koentjoro. 1999. Pelacur dan Resosialisasi
antara patologi dan Rehabilitasi Sosial.
Laporan penelitian. Surakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Moleong

J,

Lexy.

Penelitian

2004.

Kualitatif

Metodologi

(edisi

revisi).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana,

Deddy.

2008.

Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nata, Abudin. 2003. Pemikiran Para Tokoh
Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Shobron, Sudarno, dkk. 2013. Studi Islam 1.
Surakarta: Lembaga Pengembangan AlIslam dan Kemuhammadiyahan.
Soekarno.

2012.

Pendidikan

Akhlak.(http://naimsoekarno81.blogspot
.com/2012/03/pendidikan-akhlak.html)
diakses tanggal 18 November 2014.

Pendidikan.

Bandung:

Dokumen yang terkait

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL Pembinaan Karakter Religius Pada Eks Pekerja Seks Komersial (Studi Kasus Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta).

0 2 11

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL Pembinaan Karakter Religius Pada Eks Pekerja Seks Komersial (Studi Kasus Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta).

0 3 17

PENDAHULUAN Pembinaan Karakter Religius Pada Eks Pekerja Seks Komersial (Studi Kasus Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta).

0 3 10

PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP PERILAKU EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI Pengaruh Pendidikan Akhlak Terhadap Perilaku Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial“Wanita tama”Surakarta- I.

0 2 13

PEMBINAAN AGAMA ISLAM PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” Pembinaan Agama Islam Pada Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Srakarta-I Tahun 2011.

0 1 16

PENDAHULUAN Pembinaan Agama Islam Pada Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Srakarta-I Tahun 2011.

0 2 19

STRATEGI DAKWAH TERHADAP EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” SURAKARTA-1 Strategi Dakwah Terhadap Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta-1 Tahun 2012.

0 0 15

PENDAHULUAN Strategi Dakwah Terhadap Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta-1 Tahun 2012.

0 0 24

STRATEGI DAKWAH TERHADAP EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” SURAKARTA-1 Strategi Dakwah Terhadap Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta-1 Tahun 2012.

0 0 13