ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLAEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLAEN
TAHUN 1989 – 2011

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :
SRI DEWI HAKSARI
B 300 100 043

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAKSI
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLATEN
TAHUN 1989 – 2011
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang
mempengaruhi PAD di Kabupaten Klaten . Faktor – faktor tersebut antara lain :
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) , Jumlah Penduduk , Tingkat Inflasi ,
dan Jumlah Pengunjung Pariwisata.
Data yang diamati dalam penelitian in I adalah data time series ,myang
merupakan arsip dari kantor Badan Pusat Statistik ( BPS ) Jawa Tengah dan BPS
Klaten tahun 1989 – 2011. Model estimasi yang digunakan adalah Analisis regresi
ECM ( Error Correction Model ).
Hasil estimasi yang diperoleh dalam penelitian ini hasil ECM terlihat
bahwa nilai ECT sebesar 0.049113 signifikan 1 % . Hasil ini berarti model ECM
dalam penelitian ini dapat dipakai karena terletak antara 0 < ECT < 0,01.
Dari hasil uji asumsi klasik , tidak menunjukkan terjadi penyimpangan.
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan uji white dapat disimpulkan
bahwa besarnya χ2hitung yang dihasilkan adalah sebesar 20,20654. Jadi dapat
disimpulkan bahwa dalam model tidak ditemukan adanya masalah
heteroskedastisitas.
Hasil uji t menunjukkan variabel inflasi baik jangka panjang dan jangka
pendek berpengaruh positif terhadap PAD.hasil uji F menunjukkan bahwa model

eksis untuk digunakan dalam penelitian ini. Ini berarti bahwa variabel dependen
yaitu Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klaten melalui model ECM dapat
dijelaskan oleh variabel PDRB, Jumlah Penduduk, tingkat Inflasi dan Pengunjung
Pariwisata sebagai variabel independen,karena secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klaten.
Kata kunci : PDRB, Jumlah Penduduk, Tingkat Inflasi, Jumlah Pengunjung
Pariwisata

A. PENDAHULUAN
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pendapatan Daerah yang bersumber
dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah., seperti di atur dalam UU No. 33 Tahun
2004 pasal 6. Namun dalam prinsip kebijakan perimbangan keuangan dalam UU
No. 33 Tahun 2004 pasal 2 dijelaskan bahwa perimbangan keuangan antara
pemerintah dan pemerintah daerah merupakan subsistem keuangan Negara
sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah dan pemerintah Daerah.
Pemerintah pusat juga bertugas untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan fiskal
di daerah, untuk itu Pemerintah Pusat memberikan Dana Perimbangan. (Azis,1997)
Menurut (Todaro, 1997:105) faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi
dari suatu negara atau masyarakat yaitu pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang

berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja secara tradisional telah
dianggap positif dalam merangsang.
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian PDRB
PDRB adalah nilai tambah yang pengukurannya berdasarkan adanya
aktivitas ekonomi di suatu wilayah.Pertumbuhan ekonomi daerah
berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, yang diukur
dengan besaran dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan juga
sebagai indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah dalam
suatu periode tertentu.
2. Pengertian Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk (dikutip oleh Santosa dan Rahayu, 2005) Menjelaskan
bahwa, dengan didukung bukti empiris, pertumbuhan penduduk tinggi
akan dapat menaikkan output melalui penambahan tingkat dan ekspansi
pasar baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.
3. Pengertian Inflasi
Tingkat Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
secara umum atau terus menerus. Kenaikan harga meliputi semua barang
dan


proses

kenaikan

secara

berkesinambungan.Kenaikan

harga

berlangsung cukup lama dan terus menerus. Inflasi juga dapat
memperburuk kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya daya beli
masyarakat secara umum akibat harga-harga naik Selain itu distribusi
pendapatan pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat
menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi.
4. Pengertian Pengunjung Pariwisata
Pengaruh jumlah pengunjung wisata terhadap PAD menurut (aziz dan
rudi) adalah semakin lama wisatawan

tinggal di suatu daerah tujuan


wisata, maka semakin banyak pula uang yang di belanjakan di daerah
tujuan wisata tersebut, dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari
wisatawan mancanegara maupun domestik, maka akan memperbesar
pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah.
C. METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder , yang
diperoleh dari instansi terkait. Peneliti memperoleh data dari Badan Pusat Statistik
(BP ) kabupaten Klaten dan BPS Semarang dari tahun 1989 – 2011. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Error Correction Model (
ECM) . (Gujarati,2003) , yang diformulasikan sebagai berikut :
a. Fungsi estimasi jangka panjang
PADt* = β0 + β1 JPt + β2 INFt + β3 PDRBt + β4 PengPart + Ut
Keterangan :
PAD

: Pendapatan asli daerah

PDRB


: Produk domestik regional bruto

INF

: Inflasi

PENGPAR

: Pengunjung pariwisata

Ut

: Nilai residual

Β0

: Konstanta

Β1, Β2, Β3, Β4


: Pengaruh jangka panjang

b. Fungsi standar jangka pendek
Δ PADt = α1 Δ JPt + α2 Δ INFt + α3ΔPDRBt + α4 ΔPENGPARt– ( PADt-1 - β0
- β1 JPt-1 + β2 INFt-1 + β3 PDRBt-1 + β4 PengPart-1 + Vt

Keterangan :
α1, α2, α3

: pengaruh jangka pendek

λ

: koefisien standar adjustment ( 0 < λ < 1 )

c. Fungsi estimasi jangka pendek

Δ PADt = 0 + 1 Δ JPt + 2 Δ INFt +3 Δ PDRBt +4 Δ PENGPARt + 5 Δ

JPt-1 + 6 Δ INFt-1 +7 Δ PDRBt-1 +8 Δ PENGPARt + 9 ECT + εt

Keterangan :
0
1
2
3
4

5

6

7

8

9

= λ β0
= α1
= α2

= α3
=-

(1- β1 )

=-

(1- β2 )

=-

(1- β3 )

=-

(1- β4 )

=-

(1- β5 )


=

λ

ECT

= JPt-1 + INFt-1 +PDRBt-1 + PENGPARt-1 – PADt-1

1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Heteroskesdastisitas
Heteroskesdastisitas adalah kondisi dimana variabel pengganggu tidak
mempunyai varian yang sama untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah heteroskesdastisitas dapat dilakukan metode uji White (
Gujarati , 1995 : 336) .
Langkah – langkah metode ini adalah :
1) Regresi Lengkap
D Ln Yt = βo + β1 D LnX1t + β2 D LnX2t + β3 D LnX3t + β4 D
LnX4t + β5 B LnX1t + β6 B LnX2t + β7 B LnX3t + β8 B
LnX4t + β9 ECT + Ut

2) Regresi – regresi auxiliary sebagai berikut :

DLn Yt = βo + β1 D LnX1t + β2 D LnX2t + β3 D LnX3t + β4 B
LnX1t + β5 B LnX4t + β6 D LnX1t2 + β7 D LnX2t2 +
β8 D LnX3t2 + β8 B LnX1t2 + β9 B LnX1t2 + β10 B
LnX2t2 + β11 B LnX3t2 + β12 ECT + Ut
Dapatkan nilai R2 nya
3) Bila variabel independen tidak signifikan , berarti tidak
menyebabkan masalah heteroskesdastisitas ( Ho diterima ; tidak
signifikan )
4) Ho diterima , apabila probabilitas > α
5) Ho ditolak , apabila probabilitas < α
b. Autokorelasi
Autokorelasi terjadi apabila nilai variabel masa lalu memiliki
pengaruh terhadap nilai variabel masa kini , atau masa dating ,
konservasi dari keberadaan autokorelasi adalah metode regresi OLS
akan menghasilkan estimasi yang terlalu rendah untuk nilai variasi Ut
dan karenanya menghasilkan estimasi yang terlalu rendah maka
estimasi dari nilai variasi dari koefisien regresi mungkin akan terlalu
rendah dan karenanya akar signifikan dari uji t dan uji f tidak valid lagi
atau menghasilkan korklusi yang menyesatkan (Gujarati , 1995 : 411 ).
Dalam penelitian ini menggunakan uji Breusgh – Godtfrey
digunakan untuk menguji keberadaan autokorelasinya. Langkah –
langkah uji Breusgh – Godtfey adalah sebagai berikut

( Gujarati ,

1995 : 425 - 426 ) :
1) Regresi model lengkap
DLn Yt = β0 + β1 D Ln X1t + β2 D Ln X2t + β3 D Ln X3t + β4 B Ln
X1t + β5 B Ln X2t + β6 B Ln X3t + β1 Ut-1 + β2 Ut-2 + β3
Ut-3 + …. Βp Ut-p
2) Regresi Ut terhadap seluruh variabel dalam model ,U t-1 , Ut2….Ut-p

dapatkan nilai R2 nya.

DLn Yt = β0 + β1 D Ln X1t + β2 D Ln X2t + β3 D Ln X3t + β4 B Ln
X1t + β5 B Ln X2t + β6 B Ln X3t + β1 Ut-1 + β2 Ut-2 + β3
Ut-3 + …. Βp Ut-p

3) Hitung X2 dengan rumus ;
X2 = ( n – p ) R2
4) Apabila X2 lebih besar dari X2 ( α , p ) , maka terjadi autokorelasi
dalam model ( Ho ; tidak ada masalah , autokorelasi ditolak ).
2. Uji Normalitas
Asumsi normalitas dalam Ut adalah penting sekali mengingat uji
validitas pengaruh variabel independen baik secara serempak ( Uji F )
maupun sendiri – sendiri ( Uji t ) dan estimasi nilai variabel dependen
mensyaratkan hal ini. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka kedua uji ini
dan estimasi nilai variabel dependen adalah tidak valid untuk sampel kecil
atau tertentu. Uji normalitas Ut yang digunakan disini adalah uji Jaque
berra yang memiliki langkah – langkah sebagai berikut ( Gujarati , 1995 :

143-144 ) :
a. Regresi model lengkap
DLn Yt = β0 + β1 D LnX1t + β2 D LnX2t + β3 D LnX3t + β4 B LnX1t +
β5 B LnX2t + β6 B LnX3t + β7 ECT + Ut
b. Hitung nilai Jaque berra
JB =

[ S2 + ( k – 3 ) 2 ]

Dimana :
S = Skewness
k = Kurtosis
N = Jumlah
K = Jumlah parameter dalam model ( Jumlah variabel independen
ditambah konstanta )
c. Apabila nilai Jaque berra ststistik lebih besar dari X2 ( α , 2 ) maka
distribusi Ut adalah tidak normal ( Ho : distribusi Ut tidak normal
ditolak ).
3. Uji Spesifikasi Model ( Uji Ramsey – Reset )
Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji
asumsi CLRM tentang linearitas model , sehingga sering disebut juga
sebagai lineritas model. Pada penelitian ini menggunakan uji Ramsey

Reset yang terkenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau
general test of specification error , yang memiliki langkah sebagai berikut

( Gujarati , 1995 : 465 – 466 ) :
a. Regresi Lengkap
DLn Yt = β0 + β1 D LnX1t + β2 D LnX2t + β3 D LnX3t + β4 B
LnX1t + β5 B LnX2t + β6 B LnX3t + β7 ECT + Ut
Dapatkan R2 , disebut R2 old
Menghitung Y ( predicted Y ) , Y yang diperoleh dari persamaan
regresi dengan memasukkan nilai – nilai variabel independen.
b. Regresi model baru
DLn Yt = β0 + β1 D LnX1t + β2 D LnX2t + β3 D LnX3t + β4 B LnX1t +
β5 B LnX2t + β6 B LnX3t + β1DLn Yt2 + β2 DLn Yt3 + βp
DLn Yt p+1
c. Dapatkah R2 disebut sebagai R2 now
d. Hitung nilai F dengan rumus :
Fh = ( R2new - R2old / p / P
( 1 - Rnew ) ( n – k )
Apabila nilai Fh > F

(α ;p;n –k)

model yang diuji adalah salah , maka

spesifikasi model tidak linear ( linear ditolak ).

D. HASIL PENELITIAN
1. Uji ECM
Model ECM ( Error Correction Model) merupakan model ekonometrik
yang dapat digunakan untuk mencari persamaan regresi keseimbangan
jangka panjang dan jangka pendek. Dengan menggunakan alat bantu
program Eviews diperoleh hasil estimasi regresi sebagai berikut:

Tabel 4.2
Hasil Analisis Model ECM
Variable
C
D(LNX1)
D(LNX2)
D(X3)
D(LNX4)
LNX1(-1)
LNX2(-1)
X3(-1)
LNX4(-1)
ECT

Coefficient
-64.94276
-0.312138
-4.218580
0.011534
0.066740
-0.193974
4.673259
-0.045368
0.090552
0.049113

R-squared
0.713598
Adjusted R-squared
0.498797
S.E. of regression
0.076997
Sum squared resid
0.071143
Log likelihood
31.85851
Durbin-Watson stat
2.075551
Sumber : Pengolahan Data Sekunder

Std. Error
64.22307
0.290304
8.578617
0.004858
0.072643
0.175951
4.780705
0.023195
0.105561
0.021949

t-Statistic
-1.011206
-1.075211
-0.491755
2.374233
0.918750
-1.102431
0.977525
-1.955889
0.857817
2.237605

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

Prob.
0.3319
0.3034
0.6318
0.0351
0.3763
0.2919
0.3476
0.0742
0.4078
0.0450
0.153984
0.108760
-1.987137
-1.491208
3.322133
0.028141

Hasil analisis regresi tersebut bila ditulis dalam bentuk persamaan linier
menjadi:
D(LNY) = -64,94276 – 0,312138 D(LNX1) - 4,218580 D(LNX2) +
0,011534

D(X3)* +

0,066740D(LNX4)



0,193974LNX1(-1)

+

4,673259LNX2(-1) – 0,045368X3(-1)** + 0,090552 LNX4(-1) +
0,049113 ECT*
Keterangan :
* Signifikansi α = 0,05
** Signifikansi α = 0,10

2. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Heteroskedastisitas(Heteroskedasticity Test)
Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana variabel penganggu
(residual) tidak mempunyai varian yang sama. Untuk mengetahui ada

atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dilakukan pengujian dengan uji white.

Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan uji white dapat
disimpulkan bahwa besarnya χ2hitung yang dihasilkan adalah sebesar
20,20654.Sedangkan nilai dariχ2tabel (0,05:18) adalah 28,8693. Ini berarti
nilai χ2hitung lebih kecil daripada χ2tabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dalam model tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.
2) Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi apabila nilai variabel masa lalu memiliki pengaruh
terhadap nilai variabel masa kini, atau masa datang.Uji BreuschGodfrey digunakan untuk melacak keberadaan autokorelasi dalam
penelitian ini. Ho dari uji Breusch-Godfrey adalah “ tidak ada
autokorelasi ”, yang digunakan akan diterima apabila nilai χ2hitung lebih
kecil atau kurang dari pada nilaiχ2tabel.
Hasil estimasi melalui uji Breusch-Godfrey diperoleh nilai χ2hitung
dalam penelitian ini adalah (22-3) * 0,069607 = 1,322533. Sedangkan
nilai χ2tabel (0,05: 3) = 7,81473. Ini berarti nilai χ2hitung lebih kecil dari pada
nilaiχ2tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak
ditemukan adanya masalah autokorelasi.
3) Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Jarque
Bera.Apabila nilai Jarque Bera bisa lebih besar dari tabel Chi Square
maka distribusi Ut adalah tidak normal.Dalam

pengujian

ini

didapatkan nilai Jarque Bera sebesar 0,675571 dengan probabilitas
0,713348. Karena nilai Chi Square Jarque Bera sebesar 0,675571
lebih kecil dari nilai Chi-Square pada α = 0,05 adalah χ2(0,05:2) =
5,99146 atau nilai Chi Square Jarque Bera mempunyai probabilitas
lebih besar dari α= 5%maka dapat disimpulkan Ho diterima yang
berarti bahwa dalam model mempunyai distribusi Ut normal.
4) Uji Lineariitas model
Uji linearitas model dalam penelitian inimenggunakan uji Ramsey
Riset yang di kenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum
atau general test of spesification error . Setelah diadakan perhitungan

menggunakan komputer diperoleh Fstatistik sebesar 2,799961 dengan
probabilitas 0,108240. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai
probabilitas dan Fstatistik lebih besar dari α=5% hal ini menunjukkan
bahwa model yang digunakan adalah linear.
3. Uji Statistik
1) Uji Eksistensi atau Kebaikan Model (Uji-F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah model yang digunakan eksis
atau tidak. Hipotesis yang digunakan :
Ho : β1 = β2 = β3 ……….β4 = 0

: Model tidak eksis

Ha : β1 # β2 # β3 ………..β4 # 0

: Model eksis

Dengan menggunakan tingkat signifikan α = 0,10
nilaiF(tabel:0,10:

12:9)

diperoleh

= 2,80. Hasil estimasi memperoleh nilai F

hitung

sebesar 3,322133. Dari sini diketahui bahwa nilai Fhitung lebih besar
dari nilai Ftabel. Karena nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka
berada pada daerah Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa
persamaan dalam model cukup eksis untuk digunakan
2) Koefisien Determinasi Majemuk (R2).

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa

besar

pengaruh

variasi

variabel

independen

dalam

menerangkan secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Nilai
R2menunjukkan besarnya proporsi total variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen. Dari hasil estimasi diperoleh
besarnya nilai koefisien determinasi ( R2) adalah 0,713598. Jadi nilai
koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa keseluruhan variasi
darivariabel independen yang dapat dijelaskan oleh variabel dependen
sebesar 71,36%. Sedangkan sisanya yaitu 28,64 % dijelaskan oleh
variasi variabel - variabel lain diluar model yang diestimasi.
3) Uji Validitas Pengaruh (Uji-t)

Uji t–tes digunakan untuk mengetahui apakah variabel penjelas
(independen) secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan :

Ho : β1= β2 =β3 =β4 = 0 ( variabel independen ke i tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen )
Ha :β1≠ β2 ≠β3 β4 ≠ 0 (

independen ke i berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1974. Undang-undang Republika Indonesia Nomor 5 Tahun 1974
tentangPokok– pokok Pemerintahan Daerah.
Anonim. 1997. Undang-undang Republika Indonesia Nomor 18 Tahun 1974
tentangPajakdanRetribusi Daerah.
Anonim. 1999. Undang-undang Republika Indonesia Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuanganantarapusatdan Daerah.
Anonim. 2000. Undang-undang Republika Indonesia Nomor 34 Tahun 2000
tentangPerubahanatasUndang – undang nomor 18 tahun 1987
Anonim. 2004Undang-undang Republika Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah
Anonim. 2009 .Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klaten Tahun
2005-2009.Klaten : BPS
Anonim. Berbagai Terbitan. Klaten Dalam Angka. Klaten : BPS
Anonim. Berbagai Terbitan Klaten Dalam Angka. Semarang : BPS
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Budiharjo, Ari. 2003 Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, dan Inflasi
Terhadap Penerimaan PBB pada Kabupaten dan Kota di Propinsi
Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan, No 2, Vol 5, FE WI,
Yogyakarta
Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta :Erlangga.
Gujarati, Damodar.2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta :Erlangga
Halim , Abdul. 2001. Menejemen Keuangan Daerah .Yogyakarta : UPP AMP
YKPN.
Nugroho, Hendri. 2012. “Analisis Pengaruh Pajak Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kabupaten Sleman Periode 19892009”. Skripsi :Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kantor Statistik Kota Klaten, BerbagaiTahun, Klaten Dalam Angka, Klaten
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Ekonomi Pembangunan :Teori , Masalah , dan
Kebijakan. Yogyakarta : YKPN
Mangkusubroto ,Guritno, 1995. Ekonomi Publik, BPFE UGM , Yogyakarta

Mangkusubroto ,Guritno, 2001. Ekonomi Publik Edisi , BPFE UGM ,
Yogyakarta
Mill, R. Christie. 2000. Tourism The Internasional Bussines. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Muchtolifah ( 2010) “Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) di Kota Surabaya Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, No 1, Tahun 2011, Halaman 11-18
Rifqy Sabatini, Evi Yulia Purwanti. Jurnal ekonomi pembangunan Volume 2,
Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-7
Santosa ,Rahayu ; Retno Puji Rahayu. 2005. Analisis Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan Faktor– Faktor yang mempengaruhinya dalam
Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kediri. Jurnal
Dinamika Pembangunan Vol 2 No 1.
Satriya, Himawan Eka. 2009. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Asli Daerah ( PAD) di Propinsi Jawa Tengah Tahun 19812006. Jurnal Pembangunan vol.3 No. 1 / Juli 2005: 9 – 18
Sukirno, Sadono. 1974. Beberapa Aspek Tentang Persoalan Pembangunan
Daerah, LPFE – UI, Jakarta
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Sukirno ,Sadono. 2000. Makroekonomi Modern, Pemikiran klasik hingga
Keynesian Baru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tandelilin ,Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Menejemen Portofolio.
Yogyakarta : BPFE.
Todaro , Michele P. 2003. “ Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga “. Alih
Bahasa : Aminudin dan Drs. Mursid. Jakarta :Ghalia Indonesia.
Todaro , Michele P dan Stephen C Smith, 2010. “ Pembangunan Ekonomi “.
Jakarta : Erlangga.
Utomo ,Yuni Prihadi . 2007. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan
SPSS. Surakarta : Muhammadiyah University Press.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 0 13

ANALISIS FAKTORPENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Boyolali Tahun 1993-2012.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLATEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 1 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN PATI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Pati Tahun 1990 – 2012.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Boyolali tahun 1990 – 2009.

0 0 15

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah (pad) di kabupaten Sragen tahun 1994 – 2013 AWAL

0 0 16