Melindungi Diri Dari Penipuan Berkedok Investasi.

Melindungi Diri Dari Penipuan Berkedok Investasi
Oleh : Sulaeman Rahman *)
Membaca surat kabar PR tertanggal 8 November 2006, Ratusan Nasabah Ibist (Inter
Banking Bisnis Terencana) Tertipu, hampir sama dengan kejadian pada 27 Januari 2006
tentang investor yang memohon perlindungan kepada DPRD Jabar , mereka saat ini
dikejar-kejar oleh pihak Bank karena uang yang harus disetorkan menunggak di
perusahaan yang berjanji akan memberikan return atau imbal hasil yang tinggi yaitu
antara 6% - 10%/bulan . Juga pada surat pembaca tertanggal 21 Maret 2006 adanya
iming-iming investasi dalam kepemilikan mobil bersama, ternyata imbal hasil yang tinggi
hanya diperoleh pada 3 bulan pertama dan seterusnya macet. Apakah mereka tertipu
dengan iming-iming hasil investasi yang tinggi ?, jawabannya bisa ditebak oleh kita
masing-masing.
Bagaimana melidungi diri dari usaha-usaha penipuan yang berkedok investasi ?. Maka
perlu dimengerti mengapa kita melakukan investasi, dan apasaja hasil serta risiko yang
akan diterima oleh investor. Investasi merupakan usaha yang dilakukan seseorang atau
institusi dengan harapan dimasa yang akan datang diperoleh return atau imbal hasil
minimal sepadan dengan inflasi atau lebih. Harapan masa yang akan datang menjadi
masalah dikarenakan kita memang tidak tahu kepastian suatu kejadian. Hanya melalui
pendekatan fluktuasi atau variasi keuntungan yang akan diperoleh diketahui berapa besar
risiko yang akan diterima dari suatu investasi.
Investor atau orang yang melakukan investasi harus mengetahui berapa tingkat imbal

hasilnya, serta risikonya. Berdasarkan konsep keuangan dikatakan bahwa risiko investasi
yang tinggi akan menghasilkan tingkat return yang tinggi, demikian bila risiko investasi
rendah akan menghasilkan tingkat return yang rendah. Biasanya sipat atau perilaku
investor akan berlawanan dengan konsep tersebut diatas. Mereka menginginkan tingkat
risiko yang rendah dengan harapan hasil tingkat pengembalian atau return yang tinggi.
Ada yang mengatakan sipat manusia selalu bertentangan dengan hukum alam atau
konsep yang secara alami memang berlaku.
Ada juga yang mencoba mengutak-atik konsep diatas, dengan menggunakan konsep
portfolio atau melakukan investasi terhadap beberapa aset atau melakukan kombinasi