NASKAH PUBLIKASI Analisis Isi Kekerasan Dalam Film Indonesia Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober – Desember 2010.

NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA
BERGENRE KOMEDI PERIODE BULAN OKTOBER –
DESEMBER 2010
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata I (S-1)
Program Studi Komunikasi dan Informatika

Disusun oleh:
RISKA PUTRI KUSWOYO
L 100 070 077

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA BERGENRE
KOMEDI PERIODE BULAN OKTOBER – DESEMBER 2010
Riska Putri Kuswoyo
Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: rizqia_loverz@yahoo.com

ABSTRAK
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa frekuensi adegan
kekerasan dalam film dan pemilihan sinematografi pada kemunculan adegan
kekerasan dalam film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adegan
kekerasan fisik yang didominasi dengan adegan memukul yaitu baik dengan
benda maupun tangan kosong, sejumlah 215 variabel atau sebanyak 35% dari
612 variabel. Sedangkan dalam kekerasan psikis didominasi dengan adegan
membentak dengan kemunculan sejumlah 63 variabel atau sejumlah 31% dari
205 variabel. Dari jumlah keseluruhan variabel yang mengandung kekerasan
yaitu 1136 variabel. Secara keseluruhan terbukti bahwa pada film-film
Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 terdapat
banyak adegan kekerasan secara fisik maupun psikis. Dalam hasil uji
reliabilitas, bahwasanya seluruh adegan kekerasan yang dimunculkan pada
film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010
mencapai 91%. Jumlah tersebut sangat besar, jadi dapat mempengaruhi siapa

saja yang menontonnya karena adegan-adegannya menggunakan angle
medium shot (MS), yang cukup jelas terlihat penonton.
Kata Kunci: Analisis Isi, Kekerasan, Komedi, Film Indonesia

1

ABSTRACT
This research aims to know how many frequency of violence scene in film
and cinematography election at apparition of violence scene in film. Method
used in this research is content analysis. Result of this research indicate that
there are scene of physical violence predominated with the scene beat that is
with or use tool, is 215 variable or counted 35% from 612 variable. While in
psychical violence predominated with the scene snap at with the apparition is
63 variable or counted 31% from 205 variable. From the totaly of variable
the contains of violence is 1136 variabel. As a whole proven that on
Indonesia’s film in comedy’s genre of Oktober-Desember 2010 there are a lot
of violence scene in physical and also psychical. Result in reliabilitas test,
that of all violence scene which is show at Indonesia’s film in comedy’s
genre of Oktober-Desember 2010 reach 91%. The amount is huge, so it could
affect anyone who watched it because its scenes use the angle of medium shot

( MS), selfexplanatory seen by the audiences.
Keyword: Content Analysis, Violence, Comedy, Indonesia Film

2

PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini film merupakan pilihan yang tepat dan praktis bagi
khalayak ketika menginginkan suatu hiburan dan merupakan salah satu bentuk
penyampaian pesan yang didalamnya lebih mudah dicerna dan dipahami isinya.
Kekerasan merupakan salah satu formula dalam dunia tontonan dan
merupakan perlakuan fisik secara kejam atau bengis dalam mencapai tujuan. Pada
mulanya film-film bioskop dikutuk sebagai penyebar budaya kekerasan, yang
belakangan ini dipercontohkan didunia perfilman, baik dalam film laga, drama,
horror dan komedi. Film atau televisi hanya sebatas tontonan dan sebagai realitas
media, bahkan sebagai “realitas” buatan, yaitu fiksi, yang perlu dibedakan dari
realitas media berupa informasi faktual. Tetapi karena dipanggungkan dalam
kaidah dramatisasi, “realitas” ini menjadi menonjol (Siregar, 2006: 21-22).
Pada dasarnya jika sebuah film ada atau tidak ada, kekerasan merupakan hal
yang termasuk biasa dalam lingkungan kehidupan umat manusia, yang mana
peradaban menjadi sebuah gradasi kekerasan itu menjadi mencolok atau samar.

Perang, pembunuhan, penyiksaan atas makhluk hidup, berlangsung sepanjang
waktu dalam kehidupan umat manusia.
Menurut Johan Galtung, kekerasan secara fisik adalah menyakiti tubuh
manusia secara jasmani bahkan bisa sampai pada pembunuhan. Kekerasan secara
psikis merupakan bentuk tekanan yang dimaksudkan meredusir kemampuan
mental atau otak (Galtung dalam Windhu, 1992: 68). Menurut definisi diatas,
maka kekerasan fisik merupakan perlakukan negatif secara jasmani: seperti

3

penyiksaan, pemukulan dengan atau tanpa benda-benda tertentu. Kemudian
kekerasan psikis merupakan perlakukan negatif yang meliputi: penyampaian katakata kasar dan kotor.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.

Berapa frekuensi adegan kekerasan fisik dan psikis dalam film Indonesia
bergenre komedi periode bulan Oktober – Desember 2010?


2.

Bagaimana kecenderungan pemilihan sinematografi pada kemunculan adegan
kekerasan dalam film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober –
Desember 2010?

METODE PENELITIAN
Kajian “analisis isi kekerasan dalam film Indonesia bergenre komedi
periode oktober – desember 2010” ini menggunakan metodologi kuantitatif.
Kuantitatif yaitu suatu metode untuk mendeskripsikan hasil penelusuran informasi
ke fakta yang diolah menjadi data (Rakhmat, 1998: 24).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Analisis isi
adalah metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi
secara sistematik, objektif, dan kuantitatif. Dan analisis isi kuantitatif lebih
memfokuskan pada isi komunikasi yang tampak (manifest) (Kriyantono, 2006:
61-62). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menyimak dan mencatat hal-hal yang penting yang berhubungan dengan aksi

4


kekerasan pada film tersebut.
Menurut Berelson, analisis isi didefinisikan sebagai teknik penelitian untuk
mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuantitatif isi komunikasi yang
tampak (manifest) (Krippendorf, 1993 : 16). Dalam definisinya, Berelson hanya
menekankan pada hal yang “nampak (manifest) hanya agar pengkodean (coding)
data terjamin kemudian dalam analisisnya dapat diverifikasi secara inter-subyektif
dan handal. Definisinya telah mendapat kepercayaan dari banyak ilmuan bahwa
isi yang tak tampak (latent) tidak perlu dianalisis.
Menurut Sugiyono (2002: 55), menyebut bahwa populasi sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau objek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian
ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono dalam Kriyantono, 2006: 149). Maka
populasinya adalah film komedi Indonesia periode bulan Oktober – Desember
2010. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang harus memenuhi
unsur representatif atau mewakili dari seluruh sifat-sifat yang diriset oleh peneliti.
Maka sampel adalah seluruh adegan yang ada pada film Madame-X, Kabayan
Jadi Milyuner, Mafia Insyaf, 3 Pejantan Tanggung, Perjaka Terakhir 2, dan
Senggol Bacok.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisa data pada penelitian ini mendeskripsikan hasil data yang telah di

koding pada lembar koding berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan
sebelumnya. Operasionalisasi lembar koding sebelumnya harus melalui tahap uji
reliabilitas. Reliabilitas digunakan untuk menentukan sejauh mana suatu alat ukur

5

dapat dipercaya dan diandalkan, sehingga dapat dipakai lebih dari satu kali juga
oleh orang lain selain peneliti untuk mengukur penelitian yang sama.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik interkoder
reliability, yakni dengan cara membandingkan hasil koding yang akan dilakukan
terhadap data penelitian oleh tiga pengkode yang berbeda. Masing-masing
pengkoder melakukan perhitungan untuk kemudian dilakukan kesepakatan dari
hasil perhitungan mereka yang mengetahui tingkat objektifitas dari hasil
penelitian.
Data yang diperoleh dari ketiga pengkoder atau dihitung dengan
menggunakan rumus Holsty:
2M
CR = ———————
N1 + N2 + N3
Keterangan:

CR

: Coefficient Reliability (koefisien reliabilitas)

M

: Jumlah pernyataan yang disetujui oleh ketiga orang pengkode

N1 + N2 + N3 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode
Hasil tes uji reliabilitas yang mencapai antara 70% - 90% bisa dianggap
sebagai presentase atau kesesuaian yang layak walaupun belum ada kesepakatan
mengenai standart angka reliabilitas.
Tabel 1
Prosentase Kemunculan Variabel Kekerasan Fisik Keseluruhan Film
Variabel
Kekerasan Fisik

Coding
1. Menendang
2. Memukul

3. Menampar

6

Jumlah

Prosentase

145
215
34

24%
35%
6%

4. Menyiram
5. Membanting
6. Menusuk
7. Melempar barang/ orang

8. Mendorong
9. Membenturkan
10. Menginjak
11. Mencekik
12. Menarik Paksa
13. Menghimpit
14. Menabrak
15. Menjegal
16. Mencubit
TOTAL

4
10
17
31
53
24
8
11
39

3
6
7
5

1%
2%
3%
5%
9%
4%
1%
2%
6%
0%
1%
1%
1%

612

100%

(Sumber: Pengkoder)
Tabel diatas menunjukkan prosentase kemunculan variable kekerasan fisik
pada Film Indonesia Bergenre Komedi periode bulan Oktober-Desember 2010.
Pada variable kekerasan fisik yang paling banyak terdapat pada memukul, yaitu
dengan prosentase sebanyak 35% atau sejumlah 215 variabel.
Tabel 2
Prosentase Kemunculan Variabel Kekerasan Psikis Keseluruhan Film
Variabel
Kekerasan Psikis

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Coding
Mengancam
Membentak
Mencemooh
Menggunjing
Menakut-nakuti
Memprovokasi
Meremehkan
Mengusir
Mengatai

TOTAL
(Sumber: Pengkoder)

7

Jumlah
24
63
44
6
7
6
10
8
37

Prosentase
12%
31%
21%
3%
3%
3%
5%
4%
18%

205

100%

Tabel diatas menunjukkan prosentase kemunculan variable kekerasan fisik
pada Film Indonesia Bergenre Komedi periode bulan Oktober-Desember 2010.
Pada variable kekerasan fisik yang paling banyak terdapat pada memukul, yaitu
dengan prosentase sebanyak 31% atau sejumlah 63 variabel.
Tabel 3
Prosentase Pemilihan Angle Kamera Keseluruhan Film
Variabel
Angle Camera

Coding
1. Bird view
2. High angle
3. Normal eye
4. Low angle
5. Extreme Close Up
(ECU)
6. Close Up (CU)
7. Medium Close Up
(MCU)
8. Medium Shot (MS)
9. Long shot
10. Wide
angle/landscape

TOTAL
(Sumber: Pengkoder)

Jumlah
0
16
1
8
6

Prosentase
0%
5%
0%
3%
2%

52
86

16%
27%

100
50
0

31%
16%
0%

319

100%

Dari tabel diatas, pemilihan angle kamera yang paling sering digunakan
adalah medium shot, yaitu sebanyak 31% atau sejumlah 100 variabel kekerasan
muncul.
Tabel 4
Frekuensi Kemunculan Variabel Kekerasan Pada Film Indonesia Bergenre
Komedi Periode Bulan Oktober-Desember 2010

8

No.
1.

Judul Film
Perjaka Terakhir 2

Jumlah Variabel
314

Prosentase
28%

2.

Mafia Insyaf

234

21%

3.

Madame-X

228

20%

4.

Kabayan Jadi Milyuner

138

12%

5.

Senggol Bacok

131

11%

6.

3 Pejantan Tanggung

91

8%

1136

100%

Jumlah Keseluruhan
(Sumber: Pengkoder)

Berdasarkan hasil koding yang telah dilakukan peneliti dan juga telah
disajikan dalam tabel dari perhitungan masing-masing film Indonesia bergenre
komedi periode bulan Oktober-Desember 2010. Frekuensi kemunculan variabel
kekerasan paling banyak ditemukan pada film Perjaka Terakhir 2, yaitu sejumlah
314 variabel atau sebanyak 28% dari keseluruhan variable kekerasan 6 film yang
menjadi sampel penelitian yaitu sejumlah 1136 variabel. Sedangkan urutan
kemunculan variable kekerasan dari masing-masing film dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5
Frekuensi Kemunculan Variabel Kekerasan Pada Keseluruhan Film
Indonesia Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober-Desember 2010
No.
1.
2.
3.

Variabel
Kekerasan Fisik
Kekerasan Psikis
Angle Kamera

Jumlah
612
205
319

9

Prosentase
54%
18%
28%

TOTAL
(Sumber: Pengkoder)

1136

100%

Pada penelitian ini yaitu Analisis Isi kekerasan dalam Film Indonesia
Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober-Desember 2010 dalam penelitian ini
yaitu didominasi dengan kekerasan terutama pada kekerasan fisik. Maka dari itu,
penelitian ini menemukan banyak adegan kekerasan yang dimunculkan akan
berdampak buruk pada penontonnya. Kekerasan disini berupa kekerasan fisik
sebanyak 612 atau senilai 54% dengan tingkatan tinggi, sedangkan pada
kekerasan psikis sebanyak 205 atau senilai 18% dengan tingkatan rendah karena
pada penelitian ini hasil temuan menunjukkan bahwa kekerasan yang paling
banyak muncul adalah kekerasan fisik daripada kekerasan psikis. Menurut
Haryatmoko, efek akan tayangan kekerasan bagi pemirsa sama atau bahkan lebih
dasyat dari pertarungan tinju, karate, atau kontak fisik lain (Haryatmoko, 2007:
128).
Menurut Burton, efek yang akan terjadi pada film tidak akan membuat
banyak orang tidak lagi meyakini bahwa tidak baik orang-orang yang menonton
film-film yang mengandung kekerasan (Burton, 2008: 195). Maka dari itu, filmfilm yang mengandung kekerasan akan berpengaruh besar terhadap kehidupan
sehari-hari akan tindak kekerasan yang sudah menjadi hal biasa dan wajar di
kalangan

masyarakat.

Pada

adegan-adegan

tersebut

banyak

memilih

menggunakan angle medium shot (MS) dengan prosentase 28% sebanyak 319
variabel dan merupakan tingkatan sedang, yang mana bertujuan untuk
memperlihatkan lebih dekat reaksi seseorang terhadap objek karena penggambilan

10

gambar yang dengan jarak antara kepala sampai pinggang. Bagi kalangan
masyarakat, terutama para orangtua sebaiknya memberikan ajaran yang baik dan
lebih selektif terhadap apa yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka, yang baik
maupun buruk.
Pada penelitian ini terbukti bahwa film Indonesia bergenre komedi periode
bulan Oktober-Desember 2010 ini hanya sebagai realitas media, atau sebagai
realitas buatan. Kekerasan yang dimunculkan adalah kekerasan fiktif, yang mana
kekerasan yang digambarkan dalam kisah fiktif yang tidak meninggalkan luka
tetapi justru meninggalkan traumatisme dan perilaku agresif. Pada kisah tersebut
yang dimunculkan justru melebihi kekerasan yang sesungguhnya. Kemunculan
unsur kekerasan dengan repetisi yang diulang-ulang dan diambil dengan jarak
antara kepala sampai pinggang yang cukup memperjelas objek dalam film
Indonesia bergenre komedi menekankan bahwa perlakuan kekerasan itu sudah
menjadi hal yang biasa dan wajar dalam kehidupan manusia terutama disekitar
kita. Terlebih dalam film Indonesia bergenre komedi periode bulan OktoberDesember 2010 terdapat kemunculan unsur kekerasan yang sangat tinggi. Maka
film-film pada periode ini dapat menimbulkan pengaruh buruk yang sangat besar
bagi penontonnya, baik dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian terhadap kemunculan variable kekerasan yang paling
banyak dalam film Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember
2010 adalah menampilkan adegan kekerasan secara fisik dan psikis. Terbukti
dalam penelitian ini ditemukan banyak adegan kekerasan secara fisik, yaitu

11

berupa pemukulan, ditemukan juga banyak adegan kekerasan secara psikis, yaitu
berupa membentak.
Kemudian pada pemilihan sinematografi yaitu angle kamera pada
kemunculan adegan kekerasan film Indonesia bergenre komedi periode bulan
Oktober-Desember 2010 telah ditemukan bahwa penggunaan angle kamera yang
paling sering digunakan untuk mengambil adegan yang mengandung variabelvariabel kekerasan adalah medium shot (MS).
Apabila hasil uji reliabilitas mencapai 75% berarti sudah mencapai tingkat
keterandalan atau keterpercayaan pada penelitian ini terbukti dalam hasil uji
reliabilitas, bahwasanya seluruh adegan kekerasan yang dimunculkan pada film
Indonesia bergenre komedi periode bulan Oktober-Desember 2010 mencapai
91%.
Pada penelitian ini terbukti bahwa ternyata pada 3 bulan terakhir 2010
banyak film diproduksi, terutama film-film yang diteliti penulis bahwasanya filmfilm terebut mengandung unsur adegan-adegan kekerasan baik secara fisik
maupun psikis yang mana adegan tersebut tidak layak ditayangkan karena akan
berdampak negatif bagi penontonnya, terutama pada anak-anak maupun remaja
mengingat film tersebut adalah film komedi yang mana film yang mengandalkan
pada kelucuan semata.
Para orang tua lebih mencermati jenis-jenis film yang beredar di pasaran
dan di bioskop. Hal ini sangat penting dikarenakan menyangkut hal-hal kekerasan
yang secara fisik atau psikis maupun pornografi yang sering muncul dalam
beberapa film saat sekarang ini. Setidaknya para orang tua mengerti

12

perkembangan film saat ini, karena biasanya hal-hal apa saja yang mereka lihat
akan mereka tiru. Maka permasalahan ini perlu diperhatikan, apabila anak-anak
sudah ketagihan melihat dan menonton film-film dengan suguhan yang tidak
mendidik takutnya akan berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Firdaus, Iqra’. 2010. Buku Lengkap Tuntunan Menjadi Kameraman
Profesional. Yogyakarta: Penerbit BukuBiru.
Biagi, Shirley. 2010. Media/ Impact: Pengantar Media Massa. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
Burton, Graeme. 2008. Pengantar untuk Memahami: Media dan Budaya
Populer. Yogyakarta: Jalasutra.
Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek.
Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.
Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi Manipulasi Media, Kekerasan, dan
Pornografi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Irawan dan Laelasari. 2011. Sinematografi Panduan Usaha Mandiri. Bandung:
Penerbit Yrama Widya.
Krahe, Barbara. 2005. Perilaku Agresif. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Krippendorff, Klaus. 1991. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana.

13

Littlejohn, S.W dan Foss, K.A. 2009. Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Mc Quail, Denis. 1989. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh
Analisis Statistic. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santoso, Thomas. 2002. Teori-Teori Kekerasan. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Siregar, Ashadi. 2006. Etika Komunikasi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Tri, D., dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.
UU No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman
Widagdo, M. Bayu dan Gora S. Winastwan. 2004. Bikin Sendiri Fim Kamu:
Panduan Produksi Film Indonesia. Yogyakarta: Anindya.
Windhu, I. Marsana. 1992. Kekuasaan & Kekerasan Menurut Johan Galtung.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Zoebazary, Ilham. 2010. Kamus Istilah Televisi & Film. Jakarta: P.T Gramedia
Pustaka Utama.
SKRIPSI
Irianto, Agus. 2011. “ Kekerasan dalam Serial Televisi (Studi Analisis Isi
Tentang Adegan Kekerasan Dalam Serial Televisi Animasi Jepang

14

Naruto Shippunden Yang Ditayangkan Di Global TV Periode Bulan
November 2010 )”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahman, Ahmada Auliya. 2011. “Pornografi Dalam Film Horor: Analisis Isi
Pornografi Dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Januari-Juni
2009”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijaya, Stephanie. 2010. “Analisis Pesan kekerasan, Seks, dan Mistik dalam
Film-film Indonesia Terlaris 2009”. Surabaya: Universitas Kristen
Petra Surabaya.
WEBSITE
http://officialfilmindonesia.blogspot.com/2011/01/82-film-2010-rilis-setiapbulannya.html, diakses pada tanggal 11 Mei 2011, pukul: 10:44.
http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_20066.html, diakses tanggal 19 Maret 2012,
pukul 20:04.

15

Dokumen yang terkait

STUDI ANALISIS ISI KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM FILM INDONESIA BERGENRE RELIGI PERIODE Studi Analisis Isi Kekerasan Terhadap Wanita Dalam Film Indonesia Bergenre Religi Periode Tahun 2011.

0 2 16

PENDAHULUAN Studi Analisis Isi Kekerasan Terhadap Wanita Dalam Film Indonesia Bergenre Religi Periode Tahun 2011.

0 5 42

STUDI ANALISIS ISI KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM FILM INDONESIA BERGENRE RELIGI PERIODE TAHUN 2011 Studi Analisis Isi Kekerasan Terhadap Wanita Dalam Film Indonesia Bergenre Religi Periode Tahun 2011.

0 3 14

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bu

0 2 17

PENDAHULUAN Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Desember 2012).

0 4 35

PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Juli-Desember 2009).

0 0 20

PENDAHULUAN PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Juli-Desember 2009).

0 1 28

DAFTAR PUSTAKA PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Juli-Desember 2009).

0 0 4

ANALISIS ISI KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA BERGENRE KOMEDI PERIODE BULAN Analisis Isi Kekerasan Dalam Film Indonesia Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober – Desember 2010.

0 3 24

PENDAHULUAN Analisis Isi Kekerasan Dalam Film Indonesia Bergenre Komedi Periode Bulan Oktober – Desember 2010.

0 3 62