STUDI ANALISIS ISI KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM FILM INDONESIA BERGENRE RELIGI PERIODE TAHUN 2011 Studi Analisis Isi Kekerasan Terhadap Wanita Dalam Film Indonesia Bergenre Religi Periode Tahun 2011.
STUDI ANALISIS ISI KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM
FILM INDONESIA BERGENRE RELIGI PERIODE TAHUN 2011
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Komunikasi
Diajukan Oleh :
EVI FITRI
L 100 080 045
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura. Telp (0271) 717417, 719483 Fax 715448 Surakarta 57102
Surat persetujuan artikel publikasi ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:
Nama
: Ika Damayanti, S. Sos
Telah membaca mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi
(tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama
: Evi Fitri
NIM
: L100080045
Program Studi
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
: KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM FILM RELIGI (Studi
Analisis isi Kekerasan Terhadap Wanita Dalam Film Indonesia Bergenre Religi Periode Tahun
2011)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan
yang dibuat, semoga dapat dipergunakan sepenuhnya.
Pembimbing
Ika Damayanti, S. Sos
2
maupun
PENDAHULUAN
Kemajuan
media
perkembangan
layar
lebar.
Selain
itu
dalam
perempuan hanya berperan sebagai wanita
mampu
yang lemah selalu hidup dalam aturan sang
massa
teknologi
film
menghasilkan sebuah informasi dan hiburan
suami,
bagi
perfilman
mengatakan dan memandang bahwa wanita
tengah-tengah
hanya berada pada sektor domestik dan
khalayak.
Munculnya
Indonesia
berada
di
masyarakat
mempunyai
sehinngga
banyak
dari
orang
yang
identik dengan istilah 3M, masak (masak),
sangat besar bagi pendukungkelangsungan
mancak (berdandan), manak (melahirkan).
hidup. Adapun unsur cerita yang terkandung
Disadari atau tidak, selama ini wanita telah
di dalamnya mempunyai nilai dan pesan
menjadi bahan konsumsi bagi publik demi
tersendiri bagi yang melihat. Sehingga pesan
mendapatkan
di dalam film dapat memunculkan makna
keuntungan besar. Sehingga banyak media
yang unik di antara media komunikasi
massa yang memanfaatkan wanita sebagai
lainnya.
nilai jual bagi produk mereka.
pengaruh
berbagai
tema
yang
diangkat,
yang
Wanita dalam
Seiring dengan perkembangan film
dengan
rating
tinggi
dan
ranah perfilman
Indonesia sering kali
ditampilkan dan
membuat sutradara menciptakan ide kreatif
menjadi tema yang menarik dalam film
lagi dalam mengemas alur cerita yang lebih
religi bernuansa islami, perilakuan tidak adil
menarik untuk ditonton. Perkembangan
banyak
dunia film tidak jauh dari para penikmat
berbagai
film. Apabila penikmat tidak ada maka
dilakukan oleh laki-laki maupun keluarga.
perkembangan dunia perfilman akan mati.
Kekerasan dalam berbagai bentuk, berupa
Hal tersebut menimbulkan adanya ide-ide
fisik maupun non fisik kerap dimunculkan
yang bermunculan untuk mengangkat tema
,tayangan kekerasan yang berlebihan pada
religi kelayar lebar. Fenomena film bertema
media
religi semakin bayak digemari dengan
terjadinya
setting drama yang diperankan oleh wanita
sterotype dalam film religi.
ditemui
tekanan
pula
pada
wanita
dan
yang
pendapat
dengan
kekerasan
yang
akhirnya
memicu
tentang
adanya
Kekerasan terhadap wanita juga
sebagai pemeran utamanya.
yang
salah satu praktek ketidakadilan kekerasan
dalam
fisik maupun kekerasan psikologi yang
perfiman Indonesia, baik dalam sinetron
mampu mempengaruhi mental seseorang.
Gambaran
lemah
sering
seorang
kali
wanita
ditemukan
3
Dalam ranah lingkup keluarga islam wanita
terjadi kekerasan fisik, kekerasan seksual,
dijodohkan dan di tuntun untuk tidak
dan kekerasan psikis. Tindak kekerasan
menolak perjodohan. Padahal wanita juga
terjadi tidak hanya pada ibu rumah tangga,
mempunyai hak untuk menolak. Kekerasan
akan
yang sering muncul dalam film bergenre
perempuan hilangnya hak utuk memilih.
tetapi
religi membentuk pola pikir tentang ketidak
Maka
juga
dialami
menjadi
oleh
alasan
anak
untuk
adilan pada wanita. Pembentukan sterotype
mengukur adegan kekerasan yang muncul
dapat dilihat melalui adanya penandaan
dan
negatif yang sering didapat wanita berupa
wanita dalam film Indonesia bergenre religi
adegan kekerasan (violence) pada sebuah
periode tahun 2011. Karena pada periode
media massa.
tersebut film religi menjadi favorit bagi yang
kecenderungan
kekerasan
terhadap
Sedangkan di dalam ajaran islam
menonton. Film tersebut adalah Dibawah
mengakui persamaan hak antara laki-laki
Lindungan Ka’bah, Kehormatan dibalik
dan perempuan di jelaskan dalam al-Qur’an
Kerudung, Khalifah, Sajadah Kab’ah dan
yang
berbunyi
“
Hai
manusia,
Khafalan Sholat Delisa
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
Maka bisa kita identifikasi dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan
banyaknya
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
mengandung unsur kekerasan pada wanita
dan bersuku-suku
yang dilakukan oleh laki-laki maupun dari
supaya kamu saling
film
Indonesia
religi
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
pihak
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
dalam media massa tidak pernah jauh dari
orang yang paling bertaqwa di anatara
wanita,
kamu.“ (S. Al-hujurat :13). Ayat di atas
frekuensi adegan kekerasan dalam film
menegaskan
Indonesia bergenre religi periode Tahun
bahwa
yang
membedakan
keluarga.
Tampaknya
bagaimana kecenderungan,
kaum antara laki-laki dan perempuan di
2011.
mata Allah hanyalah tingkat keimanan dan
TINJAUAN PUSTAKA
ketaqwaannya.
Film sebagai Komunikasi Massa
Banyaknya kasus kekerasan yang
menimpa
kaum
perempuan
sangat
disayangkan hingga menimbulkan dampak
negatif yang nyata, diantaranya sering
kekerasan
dan
Komunikasi dalam bahasa inggris
adalah communication dan berasal dari
bahasa latin comunicatio, dan bersumber
dari kata communis yang berarti sama,
4
maksudnya adalah sama makna. Menurut
sosok yang ter-aniaya, dari banyaknya kasus
Laswel komunikasi adalah suatu proses
kekerasan keluarga, sebagian besar yang
penyampaian
menjadi
pesan
oleh
komunikator
kepada komunikan melalui media yang
wanita.
menimbulkan efek media tertentu (Effendy,
Gender
korban
dan
dirugikan
adalah
adalah
Banyak sekali penyebab munculnya
melalui
gender yang ditampilkan dalam media
pemancar yang berupa audio atau audio
massa, banyak dari berbagai film dan acara
visual. Komunikasi massa barangkali akan
hiburan lainnya wanita selalu dalam tekanan
lebih
bila
kaum laki-laki maupun keluarga. Sehingga
didefinisikan menurut bentuknya: telivisi,
wanita menjadi sosok yang selalu teraniaya,
radio, surat kabar, film, buku dan pita
dan sering kali wanita sebagai bahan
(Effendy, 2011:21).
eksploitasi oleh media.
2011:10).
Komunikasi
komunikasi
yang
mudah
dan
massa
disalurkan
lebih
logis
Kekuatan dan kemampuan film mampu
Gender sendiri dimengerti sebagai
menjangkau banyak segmen sosial, lantas
membuat para ahli bahwa film memiliki potensi
untuk
mempengaruhi
khalayaknya
(Sobur,
salah
satu
perbedaan
antara
kaum
perempuan dan laki-laki berdasarkan social
2004:127).
construction
Genre Religi
kehidupan
sehingga
sosial
tercermin
yang
dalam
berawal
dari
Genre sendiri berasal dari bahasa
keluarga. Wanita disosialisasi dan di didik
perancis yang mempunyai makna “bentuk”
secara berbeda dengan laki-laki. Hal ini
atau “tipe”.Penggunaan kata genre bertujuan
yang menunjukan adanya social expectation
untuk membantu mengklasifikasikan sebuah
(ekspektasi sosial) yang berbeda terhadap
film agar lebih sederhana. Sedangkan religi
anak perempuan maupun dengan anak laki-
sendiri
laki (Sihite, 2007: 230).
sering
dimengerti
masyarakat
sebagai salah satu bentuk ajaran agama yang
bernuansa islami.
Dapat kita simpulkan bahwa genre
religi adalah salah satu bentuk film yang
dibuat untuk memperlihatkan nilai-nilai
kepercayaan islami, dimana wanita dalam
film religi sering kali digambarkan sebagai
Perbedaan
gender
sesungguhnya
tidaklah menjadi masalah yang sangat serius
sepanjang
tidak
melahirkan
adanya
ketidakadilan gender (gender inequalities).
Namun yang menjadi persoalan hingga saat
ini,
ternyata
perbedaan
gender
telah
5
melahirkan berbagai macam ketidakadilan
inferensi-inferensi
terhadap
gender
(replicable) dan kesahihan data dengan
termanifestasikan dalam berbagai bentuk
memperhatikan konteksnya (Krippendroff,
ketidakadilan, yakni: marginalisasi atau
1993: 15).
wanita.
kemiskinan
Ketidakadilan
ekonomi,
subordinasi
yang
dapat
ditiru
atau
Analisis isi merupakan suatu metode
anggapan tidak penting dalam keputusan
untuk mempelajari dan menganalisis isi
politik,
pembentukan
melalui
pelabelan
stereotype
negatif,
atau
komunikasi secara sistematik, objektif, dan
kekerasan
kuantitatif terhadap pesan yang tampak
(violence), beban kerja lebih panjang dan
(Kriyantono, 2008: 230).
lebih banyak, serta sosialisasi ideologi nilai
peran gender (Fakih, 1996; 11-12)
Analisis
menganalisis
isi
semua
digunakan
hasil
dari
untuk
bentuk
komunikasi yang berupa: surat kabar, buku,
Kekerasan
puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato,
Definisi
Lardellier
kekerasan
(2003)
menurut
dalam
P.
Haryatmoko
surat,
peraturan
per-undang-undangan,
musik, teatrikal dan sebagainya (Rakhmat,
(2007:19) yaitu prinsip sebuah tindakan
2005: 89).
yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk
METODE PENELITIAN
memaksa pihak lain tanpa persetujuan.
Jenis Penelitian
Kekerasan (violence) adalah serangan atau
Penelitian ini menggunakan metode
invasi (assault) terhadap fisik maupun
pendekatan
integritas mental psikologi seseorang (Fakih,
penelitian yang digunakan adalah dengan
2007:17).
pendekatan deskriptif kuantitatif.Karena di
Ada empat jenis kekerasan yang
dapat diidentifikasikan menurut
kuantitatif,
untuk
jenis
dalam penelitian film religi sendiri ini tidak
Thomas
mencari atau menjelaskan sebuah hubungan,
Santoso (2002), sebagai berikut; kekerasan
tidak menguji hipotesis, atau membuat
terbuka,
kekerasan
tertutup,
kekerasan
prediksi (Rakhmat, 1994: 24).
agresif,
kekerasan
defensif
(Santoso,
Untuk
memperoleh
data
secara
2002:11).
cermat dalam film religi maka penelitian
Analisis Isi
menggunakan metode tersebut guna untuk
Analisis isi adalah suatu tehnik
memperkuat dari hasil analisis yang lebih
penelitian yang dirancang untuk membuat
sitematis pada analisis dokumenter. Apa pun
6
jenis analisis penelitian yang di pergunakan,
Reliabilitas
Tes reliabilitas dalam penelitian ini
penelitian histori bertujuan menemukan
generalisasi.
Generalisasi
tersebut
digunakan
untuk
menguji
kebenaran
memungkinkan untuk mencari “sebab” dari
maupun
peristiwa-peristiwa sejarah (Rakhmat, 1994:
diperoleh,
24).
dilakukan oleh peneliti dan pengkoder lain
Generalisasi
bernama
Kesimpulan
diambil
berdasarkan
keabsahan
uji
tes
Gabriella
data
yang
reliabilitas
Hemas
sudah
sendiri
Sebatini,
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di
frekuensi dan presentasi yang terdapat pada
Universitas
hasil data-data yang telah diteliti. Klaus
Dalam penelitian ini menggunakan rumus
Krippendrof
dari Hostli untuk menghitung data yang
mengatakan
bentuk
representasi data paling umum yang ada
dari
analisis,
berkaitan
dengan
Surakarta.
diperoleh oleh dua pengkoder.
pada pokoknya membantu meringkaskan
fungsi
Muhammadiyah
CR=
Keterangan :
2.ܯ
ܰ1+ܰ2
frekuensi adalah frekuensi absolute seperti
CR:
jumlah kejadian yang ditemukan dalam
Reabilitas)
sampel (Krippendrof, 1993 :168). Dengan
M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh
demikian frekuensi tertinggi akan menjadi
dua pengkoder.
sebuah pertimbangan yang utama untuk
N1+N2 : adalah pernyataan yang diberikan
menarik sebuah kesimpulan.
kode oleh dua pengkode (Holsti, dalam
Metode analisis yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
analisis
isi.Analisis isi merupakan suatu tehnik yang
di
gunakan
untuk
Reliability
(Koefisien
Eriyanto, 2011 : 290).
HASIL dan PEMBAHASAN
Film Khalifah
sebuah
Unsur adegan kekerasan fisik dan
kesimpulan melalui karekteristik pesan yang
psikologi yang terdapat pada film Khalifah
mendominasi secara obyektif dan sistematis
mempunyai kecenderungan dan frekuensi yang
(Kriyantono,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
2010:
menarik
Coefficent
60).
Analisis
isi
kuantitatif disini menekankan pada isi
komunikasi
yang
/manifest/nyata).
tampak
(tersurat
7
Gambar 1
kekerasan psikologinya antara lain 0,89% (2
Presentase Kekerasan Fisik
adegan) memaki,
Dalam Film Khalifah
menjam
bak
menc 25
ekik
0
me mena Memuku
nen mpar
l
dan 0
25
g
0
0,89%
(4
adegan)
membentak,
Memukul
1,79% (1 adegan) mengusir, 0,89% (1
Menarik
adegan)
mendorong
menghina,
melecehkan,
0,89%
terdapat
(3
juga
adegan)
adegan
mencekik
menjambak
mendor
ong
25
Menarik
25
mengancam berupa 0,89% (2 adegan) dan
menendang
0,89%
(7
adegan)
memaksa.
Adegan
menampar
kekerasan tersebut terdapat dalam sajian
adegan film Khalifah.
Jumlah pada gambar 1 menunjukkan
presentase kekerasan fisik dari 112 scene
dengan jumlah
Film Kehormatan Di Balik Kerudung
Unsur adegan kekerasan fisik dan
3,57%, maka diketahui
psikologi yang terdapat pada film Kehormatan
bahwa jenis kekerasan fisiknya antara lain
Di Balik Kerudung mempunyai kecenderungan
0,89%
dan frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di
(1 adegan) memukul, 0,89% (1
adegan)
menarik,
0,89%
(1
adegan)
bawah ini:
Gambar 2
mendorong, 0,89% (1 adegan) menjambak.
Presentase Kekerasan Fisik Dalam Film
Gambar 1.2
Kehormatan Di Balik Kerudung
Presentase Kekerasan Psikologi Dalam Film
Khalifah
memaks
a
33,3
mengan
cam
9,5
Memaki memben Memaki
tak
9,5
membentak
19,0
mengusir
mengusimenghina
r
4,8 melecehkan
meleceh menghin
mengancam
a
kan
memaksa
9,5
14,3
Jumlah
menunjukkan
pada
gambar
presentase
1.2
kekerasan
psikologi dari 112 scene dengan jumlah
7,14%.
Maka
diketahui
bahwa
jenis
menen menamp
dang
ar
0,0
16,7
me
nce
kik
0
menjam
bak
16,7
Memuku
l
16,7
Memukul
Menarik
Menarikmendorong
16,7 mencekik
menjambak
mendor
ong
33,3
menendang
menampar
Dari jumlah gambar 2 menunjukkan
presentase kekerasan fisik dari 163 scene
dengan jumlah 3,68%, diketahui bahwa jenis
kekerasan fisiknya antara lain 1,23% (1
adegan)
memukul,
0,61%
(1
adegan)
menarik, 0,61% (2 adegan) mendorong,
8
Gambar 3
0,61% (1 adegan) menjambak dan terakhir
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film Di
0,61% (1 adegan ) menampar.
Bawah Lindungan Ka’bah
Gambar 2.2
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film
Memaki
0,0
Kehormatan Di Balik Kerudung
mengan
cam
12,5
memaks Memaki
a 25,0
12,5
Memaki
membentak
mengusir
menghina
mel
ece men
hka ghina mengusi
r 12,5
n0 0
melecehkan
memaks
a
77,8
memben mengancam
tak 37,5
memben
men menghin
Memaki
tak
gusirmel a
11,1
11,1
membentak
0,0 ece
hka
mengusir
nme
menghina
0nga
nca
melecehkan
m
mengancam
0,0
memaksa
Jumlah pada gambar 3 menunjukan
pada
presentase kekerasan psikologi dari 157
gambar 2.2 menunjukkan adegan kekerasan
scene dengan jumlah presentase keseluruhan
psikologi dari 163 scene dengan jumlah
1,76%, bahwa jenis kekerasan psikologinya
presentase
kekerasan
berupa, 0,61% (1 adegan ) membentak,
psikologinya berupa 0,61% (1 adegan)
0,61% (1 adegan) menghina, dan terakhir 7
memaki, 0,61% (3 adegan) membentak,
adegan memaksa dengan presentase 0,56%.
0,61% (1 adegan) mengusir, 0,41% (2
Hasil tersebut di dapat dalam film Di Bawah
adegan)
adegan
Lindungan Ka’bah.
Adegan
Film Sajadah Ka’bah
Kemudian
memaksa
diketahui
2,86%,
juga
maka
mengancam,
dan
berupa
(0,61%).
2
Unsur adegan kekerasan fisik dan
kekerasan tersebut terdapat dalam film
Kehormatan Di Balik Kerudung.
psikologi yang terdapat pada film Sajadah
Film Di Bawah Lindungan Ka’bah
Ka’bah
Unsur adegan kekerasan fisik dan
psikologi yang terdapat pada film Di Bawah
Lindungan Ka’bah mempunyai kecenderungan
dan frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
mempunyai
kecenderungan
dan
frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
9
Gambar 4
diketahui juga adegan kekerasan psikologi
Presentase Kekerasan Fisik dalam Film Sajadah
berupa 0,64% (4 adegan) membentak,
Ka’bah
0,64% (1 adegan) melecehkan, 0,64% (4
Memuku
l 20,00
menamp
ar 40,00
Memukul
adegan)
Menarik
memaksa berupa (0,61%). Hasil adegan
mendorong
Menarik
20,00 mencekik
menen
dang
0,00
menjambak
mendor
ong
20,00
menjam
bak 0,00 menceki
k 0,00
presentase kekerasan fisik dari 158 scene
dengan
jumlah
presentase
keseluruhan
2,56%, bahwa jenis kekerasan fisiknya
antara lain, antara lain 0,64% (1 adegan)
memukul, 0,64% (1 adegan) menarik, 0,64%
(1 adegan) mendorong, dan terakhir 0,64%
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film
Analisa Data
Tehnik analisa data yang akan
dilakukan dengan menghitung hasil koding
pada setiap kategori kekerasan yaitu bentuk
kekerasan, dan kecenderungan kekerasan.
Untuk melihat frekuensi kekerasan dan
kecenderungan kekerasan dihitung dengan
mengakumulasikan seluruh isi adegan yang
bersifat kekerasan pada film religi.
No
Dimensi
Frekuensi
Presentase
1.
Kekerasan
15
22,4%
52
77, 62%
Sajadah K’bah
mengan
cam
28,57
adegan
Bentuk Kekerasan
Gambar 4.1
Memaki
0,00
5
Sajadah Ka’bah.
(1 adegan ) menampar.
memaks
a
35,71
dan
kekerasan tersebut terdapat dalam film
menendang
Jumlah pada gambar 4 menunjukan
mengancam,
Fisik
memben
Memaki
tak
28,57
membentak
me
me
mengusir
ngu
ngh
sir
ina
menghina
0,0
0,0
melecehkan
00 meleceh
mengancam
kan
7,14
2.
Kekerasan
Psikologi
Berdasarkan data koding tersebut
data dan hasil data riset menunjukan bahwa
dalam film religi, kekerasan psikologi masih
berada pada urutan pertama dalam hal
bentuk kekerasan terhadap wanita.
Jumlah
menunjukkan
pada
gambar
presentase
4.1
Kekerasan psikologi terlihat melalui
kekerasan
psikologi dari 158 scene dengan jumlah
bentuk
presentase keseluruhan 2,55%,
mengusir,
Kemudian
perilaku,
memaki,
menghina,
membentak,
melecehakan,
mengancam, memaksa. Berikut ini adalah
10
Dengan hasil yang didapat maka
contoh kekerasan psikologi yang muncul
dapat disimpulkan bahwa wanita selalu saja
pada film religi yang ditemukan.
“kalau kamu tidak menjual tanah ini,
maka aku akan datang setiap hari ke rumah
mu!”
ditampilkan sebagai sosok yang lemah dan
selalu
dalam
digunakan
laki-laki
subordinasi
terhadap
kuam
pelaku
perempuan dan munculnya bias gender.
terhadap wanita ketika sedang menyulam
Bukankah sudah jelas bahwa di dalam al-
sajadah di gubuk kecil depan rumahnya.
Qur’an surat al-hujurat ayat 13 sendiri
Pelaku adalah seorang anak buah suruhan
bahwa yang membedakan antara kaum laki-
dari majikannya untuk memaksa menjual
laki dan perempuan hanya iman dan
tanah wanita tersebut dengan nada tinggi
ketakwaannya. Pemahaman yang seperti
pada
mampu memunculkan pandangan adanya
korban
ini
kaum
maupaun keluarga yang mengakibatkan
adanya
Kata-kata
tekanan
sambil
memaksa
dan
mengancam.
sterotype terhadap kaum wanita yang terus
menerus di tampuilkan oleh media (Fakih,
Kesimpulan Sajian Data
2001:16 ).
Hasil dari sajian data yang didapat
Gambaran dengan sosok seorang
pada semua film religi periode tahun 2011
terdapat aadnya kekerasan terhadap wanita,
waluapun dalam film religi ini tergolong
mempunyai tingkat frekuensi kekerasan
yang cukup tinggi dari ke lima film yang
ada. Frekuensi tersebut dilihat berdasarkan
jumlah keseluruhan 721 scene dalam film,
dari setiap adegan kekerasan yang muncul
dengan jumlah keseluruhan 67 kekerasan,
dengan presentase kecenderungan kekerasan
psikologi sebesar 77,62% hasil yang di
dapat. Meskipun demikian, tetap saja film
religi
ini
masih
mengandung
kekerasan di dalamnya.
unsur
wanita yang lemah dengan beben kerja yang
yang lebih berat, salah satu efek dari peran
media
sosial
perempuan.
yang
menimpa
Ketiadakadilan
kaum
gender
termanifestasikan dalam berbagai bentuk
ketidaka dilan yakni : marginalisasi atau
kemiskinan
ekonomi,
subordinasi
atau
anggapan tidak penting dalam keputusan
politik, pembentukan sterotype atau melalui
pelabelen negatif, kekerasan violance, beban
kerja lebih panjang dan lebih banyak, serta
sosialisasi ideologi nilai peran gender
(Fakih, 1996:11-12).
11
KESIMPULAN
kepada penulis untuk menyelesaikan
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
skripsi ini.
peneliti menarik kesimpulan bahwa pada
2. Kepada Bapak Mahmud, Ibu Kismatun
film Religi Indonesia periode Tahun 2011
untuk adik-ku Nasik, Ida dan Zulfi yang
terdapat adegan kekerasan yang berupa:
senantiasa selalu memberikan dorongan
1. Terdapat dua jenis kekerasan baik
fisik
maupun
presentase
yang
psikologi
tinggi
dan semangat serta kasih sayang mereka
dan
selama ini, doa yang tiada henti kepada
terhadap
penulis hingga terselesaikannya skripsi
wanita dalam film religi.
ini.
2. Kemunculan variabel kekerasan fisik
sebanyak 22,4%, dan
kekerasan
psikologi berupa 77,62%, dari hasil
keseluruhan film.
3. Husni Thamrin, Ph.D selaku dekan
Fakultas
Komunikasi
Murtono
M.Sn,
dan
Informatika
4. Taufik
3. Kecenderungan adegan mendorong
Ilmu
pembimbing
I
yang
selaku
selama
ini
(4 adegan) yang terdapat pada
memberikan begitu banyak masukan dan
kekerasan fisik, dan kencenderungan
pengarahan selama pembuatan skripsi
adegan
ini.
memaksa
(21
adegan)
terdapat pada kekerasan psikologi.
5. Ika
Damayanti
pembimbing
Saran
Pada
penelitian
selanjutnya
memberikan
diaharapkan dapat mengembangkan kembali
membantu
penelitian secara lebih luas dan lebih
skripsi.
2
S.Sos,
yang
motivasi
hingga
selaku
senantiasa
dan
sangat
terselesaikannya
mendalam, agar tidak berhenti dan terpatok
6. Seluruh dosen di Program Studi Ilmu
pada penelitian ini saja melainkan mampu
Komunikasi UMS, yang telah begitu
menambah teori-teori dan lebih mengkritisi
banyak memberikan ilmu pengetahuan
kembali dalam mengembangkan materi
yang
pokok
bermanfaat bagi penulis kedepan-Nya.
utamanya
dengan
penggunaan
metode analisi isi.
nantinya
7. Teman-teman
isyaallah
terbaiku,
Devi
dapat
Novia
PERSANTUNAN
Pratiwi, Nindya Tri Pratiwi, Aisyah
1. Allah SWT yang senantiasa selalu
Fatin, Gabriella Hemas Sebatini, Irfa
memberikan kemudahan dan petunjuk
Nurfaizah, Septina Arifiani, Septiani
12
Baroroh,
Ayu
Surti
Setyaningrum,
Agnestya, dan seluruh teman-taman
yang senantiasa yang selalu memberikan
dukungan
untuk
terselesaikannya
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Effendy, Onong Uchyana. 2011. Ilmu
Komunikasi: Teori dan Prakteknya,
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Eriyanto, 2011.Analisis Isi: Pengantar
Metodologi untuk Penelitian
IlmuKomunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Fakih, Mansour. 2007. Analisis Gender dan
Transformasi Sosial, Yogjakarta
:Pustaka Pelajar.
Fakih, Mansour. 1996, Analisis Gender dan
Transformasi Sosial, Yogjakarta
:Pustaka Pelajar.
Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi,
Manipulasi Media, Kekerasan dan
Pornografi.Yogyakarta : Kanisius
Krippendorff, Klaus. 1993. Analisi isi:
Pengantar Teori dan Metodelogi,
Jakarta : CV. Rajawali.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Tehnik Praktik
Riset Komunikasi : Disertai Contoh
Praktik Riset Media, Public
Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
McQuail. D. 1989. Teori Komunikasi Massa
ed.2. Jakarta: Erlangga.
Nurdin. 2007. Pengantar Komunikasi
Massa. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rakhmat, Jalaludin. 1994. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung:
Remaja RosdaKarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung:
CV. Remaja Rosdakarya.
Santoso. Thomas. 2002. Teori-Teori
Kekerasan. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Siregar, Ashadi. 1996. Pers dalam Perspektif
Hukum dan Politik. Yogyakarta.
Sobur, A. 2004.Semiotika Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif, Bandung :
CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kualitatif, Bandung : CV. Alfabeta
Suryadi, Ace dan Idris, Ecep. 2004.
Kesetaraan Gender Dalam Bidang
Pendidikan, Bandung : Genesindo.
Sihite, Roman. 2007. Perempuan,
Kesetaraan dan Keadilan, Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal :
(hhtp://www.jurnal ilmu komunikasi Vol. 1
No. 2 Oktober 2009.Opini
Mahasiswa Tentang Film
Perempuan Berkalung sorban Oleh
Sumardjijati Fisip UPN (Diakses
pada hari jumat Tanggal 14
Desember jam 20:30).
Skripsi
Irianto, Agus., 2011. Kekerasan Dalam
Serial Telivisi (Studi Analisis Isi
Tentang Adegan Kekerasan dalam
serial Televisi Animasi Jepang
Naruto Shippunden yang
Ditayangkan di Global Tv Periode
Bulan November 2010), (Skripsi).
Surakarta: FKI UMS (tidak
dipublikasikan).
Yuliastutik, Endri., 2010. Sinetron dan
Kekerasan (Analisis Isi kekerasan
pada Sinetron Lepas di Sctv hari
Minggu pukul 10.00 WIB periode
Juni 2009), (skripsi). Surakarta:
FISIP UNS (tidak dipublikasikan).
13
Ramadhani, Tito., 2013. Kekerasan dan
Pornomedia dalam Komedi
Pesbukers (Analisis Isi Kekerasan
dan Pornomedia dalam Tayangan
Televisi pada Program Acara
Komedi Pesbukers di Antv Periode
Bulan Juni 2012), (Skripsi).
Surakarta: FKI UMS (tidak
dipublikasikan).
Website :
(http://id.shvoong.com/humanities/film-andtheater-studies/2187062-pengertiangenre-dan-fungsi/ Pengertian Genre
dan Fungsi (Diakses pada hari
selasa Tanggal 18 Desember jam
20:35)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Agama.
Agama(Diakses pada hari selasa
Tanggal 18 Desember 20.33)
(http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=
1&submit.x=0&submit.y=0&qual=h
igh&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/ji
unkpe-ns-s1-2008-51403022-8792sinetron_religi-cover.pdfPetra
Christian Universitas, Analisis Isi
Kekerasan dalam Rumah Tangga
pada Sinetron Religi (Diakses pada
hari Kamis Tanggal 22 Desember
Jam 23:30).
(http://www.artikata.com/arti-370251melecehkan.html Kamus Besar &
Sinonim Kata (Diakses pada hari
kamis Tanggal 9 Mei jam 17:54).
(http://www.indomovieguide.com/2011/10/m
ovie-trailer-sajadah-kabah2011.html) (Diakses pada hari
jum’at Tanggal 3 Juni jam 21.56).
(http://www.kpi.go.id/download/regulasi/U
U%20No.%208%20Tahun%201992
%20tentang%20Perfilman.pdf
Undang-undang Republik Indonesia
No.8 Tahun 1992 tentang Perfilman
(Diakses pada hari Selasa Tanggal
18 Desember jam 14:50).
(http://www.statmyweb.com/s/film-religiArti
dari Religi (Diakses pada hari Senin jam
20:35).
FILM INDONESIA BERGENRE RELIGI PERIODE TAHUN 2011
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Komunikasi
Diajukan Oleh :
EVI FITRI
L 100 080 045
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura. Telp (0271) 717417, 719483 Fax 715448 Surakarta 57102
Surat persetujuan artikel publikasi ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:
Nama
: Ika Damayanti, S. Sos
Telah membaca mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi
(tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama
: Evi Fitri
NIM
: L100080045
Program Studi
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
: KEKERASAN TERHADAP WANITA DALAM FILM RELIGI (Studi
Analisis isi Kekerasan Terhadap Wanita Dalam Film Indonesia Bergenre Religi Periode Tahun
2011)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan
yang dibuat, semoga dapat dipergunakan sepenuhnya.
Pembimbing
Ika Damayanti, S. Sos
2
maupun
PENDAHULUAN
Kemajuan
media
perkembangan
layar
lebar.
Selain
itu
dalam
perempuan hanya berperan sebagai wanita
mampu
yang lemah selalu hidup dalam aturan sang
massa
teknologi
film
menghasilkan sebuah informasi dan hiburan
suami,
bagi
perfilman
mengatakan dan memandang bahwa wanita
tengah-tengah
hanya berada pada sektor domestik dan
khalayak.
Munculnya
Indonesia
berada
di
masyarakat
mempunyai
sehinngga
banyak
dari
orang
yang
identik dengan istilah 3M, masak (masak),
sangat besar bagi pendukungkelangsungan
mancak (berdandan), manak (melahirkan).
hidup. Adapun unsur cerita yang terkandung
Disadari atau tidak, selama ini wanita telah
di dalamnya mempunyai nilai dan pesan
menjadi bahan konsumsi bagi publik demi
tersendiri bagi yang melihat. Sehingga pesan
mendapatkan
di dalam film dapat memunculkan makna
keuntungan besar. Sehingga banyak media
yang unik di antara media komunikasi
massa yang memanfaatkan wanita sebagai
lainnya.
nilai jual bagi produk mereka.
pengaruh
berbagai
tema
yang
diangkat,
yang
Wanita dalam
Seiring dengan perkembangan film
dengan
rating
tinggi
dan
ranah perfilman
Indonesia sering kali
ditampilkan dan
membuat sutradara menciptakan ide kreatif
menjadi tema yang menarik dalam film
lagi dalam mengemas alur cerita yang lebih
religi bernuansa islami, perilakuan tidak adil
menarik untuk ditonton. Perkembangan
banyak
dunia film tidak jauh dari para penikmat
berbagai
film. Apabila penikmat tidak ada maka
dilakukan oleh laki-laki maupun keluarga.
perkembangan dunia perfilman akan mati.
Kekerasan dalam berbagai bentuk, berupa
Hal tersebut menimbulkan adanya ide-ide
fisik maupun non fisik kerap dimunculkan
yang bermunculan untuk mengangkat tema
,tayangan kekerasan yang berlebihan pada
religi kelayar lebar. Fenomena film bertema
media
religi semakin bayak digemari dengan
terjadinya
setting drama yang diperankan oleh wanita
sterotype dalam film religi.
ditemui
tekanan
pula
pada
wanita
dan
yang
pendapat
dengan
kekerasan
yang
akhirnya
memicu
tentang
adanya
Kekerasan terhadap wanita juga
sebagai pemeran utamanya.
yang
salah satu praktek ketidakadilan kekerasan
dalam
fisik maupun kekerasan psikologi yang
perfiman Indonesia, baik dalam sinetron
mampu mempengaruhi mental seseorang.
Gambaran
lemah
sering
seorang
kali
wanita
ditemukan
3
Dalam ranah lingkup keluarga islam wanita
terjadi kekerasan fisik, kekerasan seksual,
dijodohkan dan di tuntun untuk tidak
dan kekerasan psikis. Tindak kekerasan
menolak perjodohan. Padahal wanita juga
terjadi tidak hanya pada ibu rumah tangga,
mempunyai hak untuk menolak. Kekerasan
akan
yang sering muncul dalam film bergenre
perempuan hilangnya hak utuk memilih.
tetapi
religi membentuk pola pikir tentang ketidak
Maka
juga
dialami
menjadi
oleh
alasan
anak
untuk
adilan pada wanita. Pembentukan sterotype
mengukur adegan kekerasan yang muncul
dapat dilihat melalui adanya penandaan
dan
negatif yang sering didapat wanita berupa
wanita dalam film Indonesia bergenre religi
adegan kekerasan (violence) pada sebuah
periode tahun 2011. Karena pada periode
media massa.
tersebut film religi menjadi favorit bagi yang
kecenderungan
kekerasan
terhadap
Sedangkan di dalam ajaran islam
menonton. Film tersebut adalah Dibawah
mengakui persamaan hak antara laki-laki
Lindungan Ka’bah, Kehormatan dibalik
dan perempuan di jelaskan dalam al-Qur’an
Kerudung, Khalifah, Sajadah Kab’ah dan
yang
berbunyi
“
Hai
manusia,
Khafalan Sholat Delisa
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
Maka bisa kita identifikasi dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan
banyaknya
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
mengandung unsur kekerasan pada wanita
dan bersuku-suku
yang dilakukan oleh laki-laki maupun dari
supaya kamu saling
film
Indonesia
religi
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
pihak
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
dalam media massa tidak pernah jauh dari
orang yang paling bertaqwa di anatara
wanita,
kamu.“ (S. Al-hujurat :13). Ayat di atas
frekuensi adegan kekerasan dalam film
menegaskan
Indonesia bergenre religi periode Tahun
bahwa
yang
membedakan
keluarga.
Tampaknya
bagaimana kecenderungan,
kaum antara laki-laki dan perempuan di
2011.
mata Allah hanyalah tingkat keimanan dan
TINJAUAN PUSTAKA
ketaqwaannya.
Film sebagai Komunikasi Massa
Banyaknya kasus kekerasan yang
menimpa
kaum
perempuan
sangat
disayangkan hingga menimbulkan dampak
negatif yang nyata, diantaranya sering
kekerasan
dan
Komunikasi dalam bahasa inggris
adalah communication dan berasal dari
bahasa latin comunicatio, dan bersumber
dari kata communis yang berarti sama,
4
maksudnya adalah sama makna. Menurut
sosok yang ter-aniaya, dari banyaknya kasus
Laswel komunikasi adalah suatu proses
kekerasan keluarga, sebagian besar yang
penyampaian
menjadi
pesan
oleh
komunikator
kepada komunikan melalui media yang
wanita.
menimbulkan efek media tertentu (Effendy,
Gender
korban
dan
dirugikan
adalah
adalah
Banyak sekali penyebab munculnya
melalui
gender yang ditampilkan dalam media
pemancar yang berupa audio atau audio
massa, banyak dari berbagai film dan acara
visual. Komunikasi massa barangkali akan
hiburan lainnya wanita selalu dalam tekanan
lebih
bila
kaum laki-laki maupun keluarga. Sehingga
didefinisikan menurut bentuknya: telivisi,
wanita menjadi sosok yang selalu teraniaya,
radio, surat kabar, film, buku dan pita
dan sering kali wanita sebagai bahan
(Effendy, 2011:21).
eksploitasi oleh media.
2011:10).
Komunikasi
komunikasi
yang
mudah
dan
massa
disalurkan
lebih
logis
Kekuatan dan kemampuan film mampu
Gender sendiri dimengerti sebagai
menjangkau banyak segmen sosial, lantas
membuat para ahli bahwa film memiliki potensi
untuk
mempengaruhi
khalayaknya
(Sobur,
salah
satu
perbedaan
antara
kaum
perempuan dan laki-laki berdasarkan social
2004:127).
construction
Genre Religi
kehidupan
sehingga
sosial
tercermin
yang
dalam
berawal
dari
Genre sendiri berasal dari bahasa
keluarga. Wanita disosialisasi dan di didik
perancis yang mempunyai makna “bentuk”
secara berbeda dengan laki-laki. Hal ini
atau “tipe”.Penggunaan kata genre bertujuan
yang menunjukan adanya social expectation
untuk membantu mengklasifikasikan sebuah
(ekspektasi sosial) yang berbeda terhadap
film agar lebih sederhana. Sedangkan religi
anak perempuan maupun dengan anak laki-
sendiri
laki (Sihite, 2007: 230).
sering
dimengerti
masyarakat
sebagai salah satu bentuk ajaran agama yang
bernuansa islami.
Dapat kita simpulkan bahwa genre
religi adalah salah satu bentuk film yang
dibuat untuk memperlihatkan nilai-nilai
kepercayaan islami, dimana wanita dalam
film religi sering kali digambarkan sebagai
Perbedaan
gender
sesungguhnya
tidaklah menjadi masalah yang sangat serius
sepanjang
tidak
melahirkan
adanya
ketidakadilan gender (gender inequalities).
Namun yang menjadi persoalan hingga saat
ini,
ternyata
perbedaan
gender
telah
5
melahirkan berbagai macam ketidakadilan
inferensi-inferensi
terhadap
gender
(replicable) dan kesahihan data dengan
termanifestasikan dalam berbagai bentuk
memperhatikan konteksnya (Krippendroff,
ketidakadilan, yakni: marginalisasi atau
1993: 15).
wanita.
kemiskinan
Ketidakadilan
ekonomi,
subordinasi
yang
dapat
ditiru
atau
Analisis isi merupakan suatu metode
anggapan tidak penting dalam keputusan
untuk mempelajari dan menganalisis isi
politik,
pembentukan
melalui
pelabelan
stereotype
negatif,
atau
komunikasi secara sistematik, objektif, dan
kekerasan
kuantitatif terhadap pesan yang tampak
(violence), beban kerja lebih panjang dan
(Kriyantono, 2008: 230).
lebih banyak, serta sosialisasi ideologi nilai
peran gender (Fakih, 1996; 11-12)
Analisis
menganalisis
isi
semua
digunakan
hasil
dari
untuk
bentuk
komunikasi yang berupa: surat kabar, buku,
Kekerasan
puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato,
Definisi
Lardellier
kekerasan
(2003)
menurut
dalam
P.
Haryatmoko
surat,
peraturan
per-undang-undangan,
musik, teatrikal dan sebagainya (Rakhmat,
(2007:19) yaitu prinsip sebuah tindakan
2005: 89).
yang mendasarkan diri pada kekuatan untuk
METODE PENELITIAN
memaksa pihak lain tanpa persetujuan.
Jenis Penelitian
Kekerasan (violence) adalah serangan atau
Penelitian ini menggunakan metode
invasi (assault) terhadap fisik maupun
pendekatan
integritas mental psikologi seseorang (Fakih,
penelitian yang digunakan adalah dengan
2007:17).
pendekatan deskriptif kuantitatif.Karena di
Ada empat jenis kekerasan yang
dapat diidentifikasikan menurut
kuantitatif,
untuk
jenis
dalam penelitian film religi sendiri ini tidak
Thomas
mencari atau menjelaskan sebuah hubungan,
Santoso (2002), sebagai berikut; kekerasan
tidak menguji hipotesis, atau membuat
terbuka,
kekerasan
tertutup,
kekerasan
prediksi (Rakhmat, 1994: 24).
agresif,
kekerasan
defensif
(Santoso,
Untuk
memperoleh
data
secara
2002:11).
cermat dalam film religi maka penelitian
Analisis Isi
menggunakan metode tersebut guna untuk
Analisis isi adalah suatu tehnik
memperkuat dari hasil analisis yang lebih
penelitian yang dirancang untuk membuat
sitematis pada analisis dokumenter. Apa pun
6
jenis analisis penelitian yang di pergunakan,
Reliabilitas
Tes reliabilitas dalam penelitian ini
penelitian histori bertujuan menemukan
generalisasi.
Generalisasi
tersebut
digunakan
untuk
menguji
kebenaran
memungkinkan untuk mencari “sebab” dari
maupun
peristiwa-peristiwa sejarah (Rakhmat, 1994:
diperoleh,
24).
dilakukan oleh peneliti dan pengkoder lain
Generalisasi
bernama
Kesimpulan
diambil
berdasarkan
keabsahan
uji
tes
Gabriella
data
yang
reliabilitas
Hemas
sudah
sendiri
Sebatini,
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di
frekuensi dan presentasi yang terdapat pada
Universitas
hasil data-data yang telah diteliti. Klaus
Dalam penelitian ini menggunakan rumus
Krippendrof
dari Hostli untuk menghitung data yang
mengatakan
bentuk
representasi data paling umum yang ada
dari
analisis,
berkaitan
dengan
Surakarta.
diperoleh oleh dua pengkoder.
pada pokoknya membantu meringkaskan
fungsi
Muhammadiyah
CR=
Keterangan :
2.ܯ
ܰ1+ܰ2
frekuensi adalah frekuensi absolute seperti
CR:
jumlah kejadian yang ditemukan dalam
Reabilitas)
sampel (Krippendrof, 1993 :168). Dengan
M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh
demikian frekuensi tertinggi akan menjadi
dua pengkoder.
sebuah pertimbangan yang utama untuk
N1+N2 : adalah pernyataan yang diberikan
menarik sebuah kesimpulan.
kode oleh dua pengkode (Holsti, dalam
Metode analisis yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
analisis
isi.Analisis isi merupakan suatu tehnik yang
di
gunakan
untuk
Reliability
(Koefisien
Eriyanto, 2011 : 290).
HASIL dan PEMBAHASAN
Film Khalifah
sebuah
Unsur adegan kekerasan fisik dan
kesimpulan melalui karekteristik pesan yang
psikologi yang terdapat pada film Khalifah
mendominasi secara obyektif dan sistematis
mempunyai kecenderungan dan frekuensi yang
(Kriyantono,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
2010:
menarik
Coefficent
60).
Analisis
isi
kuantitatif disini menekankan pada isi
komunikasi
yang
/manifest/nyata).
tampak
(tersurat
7
Gambar 1
kekerasan psikologinya antara lain 0,89% (2
Presentase Kekerasan Fisik
adegan) memaki,
Dalam Film Khalifah
menjam
bak
menc 25
ekik
0
me mena Memuku
nen mpar
l
dan 0
25
g
0
0,89%
(4
adegan)
membentak,
Memukul
1,79% (1 adegan) mengusir, 0,89% (1
Menarik
adegan)
mendorong
menghina,
melecehkan,
0,89%
terdapat
(3
juga
adegan)
adegan
mencekik
menjambak
mendor
ong
25
Menarik
25
mengancam berupa 0,89% (2 adegan) dan
menendang
0,89%
(7
adegan)
memaksa.
Adegan
menampar
kekerasan tersebut terdapat dalam sajian
adegan film Khalifah.
Jumlah pada gambar 1 menunjukkan
presentase kekerasan fisik dari 112 scene
dengan jumlah
Film Kehormatan Di Balik Kerudung
Unsur adegan kekerasan fisik dan
3,57%, maka diketahui
psikologi yang terdapat pada film Kehormatan
bahwa jenis kekerasan fisiknya antara lain
Di Balik Kerudung mempunyai kecenderungan
0,89%
dan frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di
(1 adegan) memukul, 0,89% (1
adegan)
menarik,
0,89%
(1
adegan)
bawah ini:
Gambar 2
mendorong, 0,89% (1 adegan) menjambak.
Presentase Kekerasan Fisik Dalam Film
Gambar 1.2
Kehormatan Di Balik Kerudung
Presentase Kekerasan Psikologi Dalam Film
Khalifah
memaks
a
33,3
mengan
cam
9,5
Memaki memben Memaki
tak
9,5
membentak
19,0
mengusir
mengusimenghina
r
4,8 melecehkan
meleceh menghin
mengancam
a
kan
memaksa
9,5
14,3
Jumlah
menunjukkan
pada
gambar
presentase
1.2
kekerasan
psikologi dari 112 scene dengan jumlah
7,14%.
Maka
diketahui
bahwa
jenis
menen menamp
dang
ar
0,0
16,7
me
nce
kik
0
menjam
bak
16,7
Memuku
l
16,7
Memukul
Menarik
Menarikmendorong
16,7 mencekik
menjambak
mendor
ong
33,3
menendang
menampar
Dari jumlah gambar 2 menunjukkan
presentase kekerasan fisik dari 163 scene
dengan jumlah 3,68%, diketahui bahwa jenis
kekerasan fisiknya antara lain 1,23% (1
adegan)
memukul,
0,61%
(1
adegan)
menarik, 0,61% (2 adegan) mendorong,
8
Gambar 3
0,61% (1 adegan) menjambak dan terakhir
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film Di
0,61% (1 adegan ) menampar.
Bawah Lindungan Ka’bah
Gambar 2.2
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film
Memaki
0,0
Kehormatan Di Balik Kerudung
mengan
cam
12,5
memaks Memaki
a 25,0
12,5
Memaki
membentak
mengusir
menghina
mel
ece men
hka ghina mengusi
r 12,5
n0 0
melecehkan
memaks
a
77,8
memben mengancam
tak 37,5
memben
men menghin
Memaki
tak
gusirmel a
11,1
11,1
membentak
0,0 ece
hka
mengusir
nme
menghina
0nga
nca
melecehkan
m
mengancam
0,0
memaksa
Jumlah pada gambar 3 menunjukan
pada
presentase kekerasan psikologi dari 157
gambar 2.2 menunjukkan adegan kekerasan
scene dengan jumlah presentase keseluruhan
psikologi dari 163 scene dengan jumlah
1,76%, bahwa jenis kekerasan psikologinya
presentase
kekerasan
berupa, 0,61% (1 adegan ) membentak,
psikologinya berupa 0,61% (1 adegan)
0,61% (1 adegan) menghina, dan terakhir 7
memaki, 0,61% (3 adegan) membentak,
adegan memaksa dengan presentase 0,56%.
0,61% (1 adegan) mengusir, 0,41% (2
Hasil tersebut di dapat dalam film Di Bawah
adegan)
adegan
Lindungan Ka’bah.
Adegan
Film Sajadah Ka’bah
Kemudian
memaksa
diketahui
2,86%,
juga
maka
mengancam,
dan
berupa
(0,61%).
2
Unsur adegan kekerasan fisik dan
kekerasan tersebut terdapat dalam film
Kehormatan Di Balik Kerudung.
psikologi yang terdapat pada film Sajadah
Film Di Bawah Lindungan Ka’bah
Ka’bah
Unsur adegan kekerasan fisik dan
psikologi yang terdapat pada film Di Bawah
Lindungan Ka’bah mempunyai kecenderungan
dan frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
mempunyai
kecenderungan
dan
frekuensi yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
9
Gambar 4
diketahui juga adegan kekerasan psikologi
Presentase Kekerasan Fisik dalam Film Sajadah
berupa 0,64% (4 adegan) membentak,
Ka’bah
0,64% (1 adegan) melecehkan, 0,64% (4
Memuku
l 20,00
menamp
ar 40,00
Memukul
adegan)
Menarik
memaksa berupa (0,61%). Hasil adegan
mendorong
Menarik
20,00 mencekik
menen
dang
0,00
menjambak
mendor
ong
20,00
menjam
bak 0,00 menceki
k 0,00
presentase kekerasan fisik dari 158 scene
dengan
jumlah
presentase
keseluruhan
2,56%, bahwa jenis kekerasan fisiknya
antara lain, antara lain 0,64% (1 adegan)
memukul, 0,64% (1 adegan) menarik, 0,64%
(1 adegan) mendorong, dan terakhir 0,64%
Presentase Kekerasan Psikologi dalam Film
Analisa Data
Tehnik analisa data yang akan
dilakukan dengan menghitung hasil koding
pada setiap kategori kekerasan yaitu bentuk
kekerasan, dan kecenderungan kekerasan.
Untuk melihat frekuensi kekerasan dan
kecenderungan kekerasan dihitung dengan
mengakumulasikan seluruh isi adegan yang
bersifat kekerasan pada film religi.
No
Dimensi
Frekuensi
Presentase
1.
Kekerasan
15
22,4%
52
77, 62%
Sajadah K’bah
mengan
cam
28,57
adegan
Bentuk Kekerasan
Gambar 4.1
Memaki
0,00
5
Sajadah Ka’bah.
(1 adegan ) menampar.
memaks
a
35,71
dan
kekerasan tersebut terdapat dalam film
menendang
Jumlah pada gambar 4 menunjukan
mengancam,
Fisik
memben
Memaki
tak
28,57
membentak
me
me
mengusir
ngu
ngh
sir
ina
menghina
0,0
0,0
melecehkan
00 meleceh
mengancam
kan
7,14
2.
Kekerasan
Psikologi
Berdasarkan data koding tersebut
data dan hasil data riset menunjukan bahwa
dalam film religi, kekerasan psikologi masih
berada pada urutan pertama dalam hal
bentuk kekerasan terhadap wanita.
Jumlah
menunjukkan
pada
gambar
presentase
4.1
Kekerasan psikologi terlihat melalui
kekerasan
psikologi dari 158 scene dengan jumlah
bentuk
presentase keseluruhan 2,55%,
mengusir,
Kemudian
perilaku,
memaki,
menghina,
membentak,
melecehakan,
mengancam, memaksa. Berikut ini adalah
10
Dengan hasil yang didapat maka
contoh kekerasan psikologi yang muncul
dapat disimpulkan bahwa wanita selalu saja
pada film religi yang ditemukan.
“kalau kamu tidak menjual tanah ini,
maka aku akan datang setiap hari ke rumah
mu!”
ditampilkan sebagai sosok yang lemah dan
selalu
dalam
digunakan
laki-laki
subordinasi
terhadap
kuam
pelaku
perempuan dan munculnya bias gender.
terhadap wanita ketika sedang menyulam
Bukankah sudah jelas bahwa di dalam al-
sajadah di gubuk kecil depan rumahnya.
Qur’an surat al-hujurat ayat 13 sendiri
Pelaku adalah seorang anak buah suruhan
bahwa yang membedakan antara kaum laki-
dari majikannya untuk memaksa menjual
laki dan perempuan hanya iman dan
tanah wanita tersebut dengan nada tinggi
ketakwaannya. Pemahaman yang seperti
pada
mampu memunculkan pandangan adanya
korban
ini
kaum
maupaun keluarga yang mengakibatkan
adanya
Kata-kata
tekanan
sambil
memaksa
dan
mengancam.
sterotype terhadap kaum wanita yang terus
menerus di tampuilkan oleh media (Fakih,
Kesimpulan Sajian Data
2001:16 ).
Hasil dari sajian data yang didapat
Gambaran dengan sosok seorang
pada semua film religi periode tahun 2011
terdapat aadnya kekerasan terhadap wanita,
waluapun dalam film religi ini tergolong
mempunyai tingkat frekuensi kekerasan
yang cukup tinggi dari ke lima film yang
ada. Frekuensi tersebut dilihat berdasarkan
jumlah keseluruhan 721 scene dalam film,
dari setiap adegan kekerasan yang muncul
dengan jumlah keseluruhan 67 kekerasan,
dengan presentase kecenderungan kekerasan
psikologi sebesar 77,62% hasil yang di
dapat. Meskipun demikian, tetap saja film
religi
ini
masih
mengandung
kekerasan di dalamnya.
unsur
wanita yang lemah dengan beben kerja yang
yang lebih berat, salah satu efek dari peran
media
sosial
perempuan.
yang
menimpa
Ketiadakadilan
kaum
gender
termanifestasikan dalam berbagai bentuk
ketidaka dilan yakni : marginalisasi atau
kemiskinan
ekonomi,
subordinasi
atau
anggapan tidak penting dalam keputusan
politik, pembentukan sterotype atau melalui
pelabelen negatif, kekerasan violance, beban
kerja lebih panjang dan lebih banyak, serta
sosialisasi ideologi nilai peran gender
(Fakih, 1996:11-12).
11
KESIMPULAN
kepada penulis untuk menyelesaikan
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
skripsi ini.
peneliti menarik kesimpulan bahwa pada
2. Kepada Bapak Mahmud, Ibu Kismatun
film Religi Indonesia periode Tahun 2011
untuk adik-ku Nasik, Ida dan Zulfi yang
terdapat adegan kekerasan yang berupa:
senantiasa selalu memberikan dorongan
1. Terdapat dua jenis kekerasan baik
fisik
maupun
presentase
yang
psikologi
tinggi
dan semangat serta kasih sayang mereka
dan
selama ini, doa yang tiada henti kepada
terhadap
penulis hingga terselesaikannya skripsi
wanita dalam film religi.
ini.
2. Kemunculan variabel kekerasan fisik
sebanyak 22,4%, dan
kekerasan
psikologi berupa 77,62%, dari hasil
keseluruhan film.
3. Husni Thamrin, Ph.D selaku dekan
Fakultas
Komunikasi
Murtono
M.Sn,
dan
Informatika
4. Taufik
3. Kecenderungan adegan mendorong
Ilmu
pembimbing
I
yang
selaku
selama
ini
(4 adegan) yang terdapat pada
memberikan begitu banyak masukan dan
kekerasan fisik, dan kencenderungan
pengarahan selama pembuatan skripsi
adegan
ini.
memaksa
(21
adegan)
terdapat pada kekerasan psikologi.
5. Ika
Damayanti
pembimbing
Saran
Pada
penelitian
selanjutnya
memberikan
diaharapkan dapat mengembangkan kembali
membantu
penelitian secara lebih luas dan lebih
skripsi.
2
S.Sos,
yang
motivasi
hingga
selaku
senantiasa
dan
sangat
terselesaikannya
mendalam, agar tidak berhenti dan terpatok
6. Seluruh dosen di Program Studi Ilmu
pada penelitian ini saja melainkan mampu
Komunikasi UMS, yang telah begitu
menambah teori-teori dan lebih mengkritisi
banyak memberikan ilmu pengetahuan
kembali dalam mengembangkan materi
yang
pokok
bermanfaat bagi penulis kedepan-Nya.
utamanya
dengan
penggunaan
metode analisi isi.
nantinya
7. Teman-teman
isyaallah
terbaiku,
Devi
dapat
Novia
PERSANTUNAN
Pratiwi, Nindya Tri Pratiwi, Aisyah
1. Allah SWT yang senantiasa selalu
Fatin, Gabriella Hemas Sebatini, Irfa
memberikan kemudahan dan petunjuk
Nurfaizah, Septina Arifiani, Septiani
12
Baroroh,
Ayu
Surti
Setyaningrum,
Agnestya, dan seluruh teman-taman
yang senantiasa yang selalu memberikan
dukungan
untuk
terselesaikannya
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Effendy, Onong Uchyana. 2011. Ilmu
Komunikasi: Teori dan Prakteknya,
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Eriyanto, 2011.Analisis Isi: Pengantar
Metodologi untuk Penelitian
IlmuKomunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Fakih, Mansour. 2007. Analisis Gender dan
Transformasi Sosial, Yogjakarta
:Pustaka Pelajar.
Fakih, Mansour. 1996, Analisis Gender dan
Transformasi Sosial, Yogjakarta
:Pustaka Pelajar.
Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi,
Manipulasi Media, Kekerasan dan
Pornografi.Yogyakarta : Kanisius
Krippendorff, Klaus. 1993. Analisi isi:
Pengantar Teori dan Metodelogi,
Jakarta : CV. Rajawali.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Tehnik Praktik
Riset Komunikasi : Disertai Contoh
Praktik Riset Media, Public
Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
McQuail. D. 1989. Teori Komunikasi Massa
ed.2. Jakarta: Erlangga.
Nurdin. 2007. Pengantar Komunikasi
Massa. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rakhmat, Jalaludin. 1994. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung:
Remaja RosdaKarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung:
CV. Remaja Rosdakarya.
Santoso. Thomas. 2002. Teori-Teori
Kekerasan. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Siregar, Ashadi. 1996. Pers dalam Perspektif
Hukum dan Politik. Yogyakarta.
Sobur, A. 2004.Semiotika Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif, Bandung :
CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kualitatif, Bandung : CV. Alfabeta
Suryadi, Ace dan Idris, Ecep. 2004.
Kesetaraan Gender Dalam Bidang
Pendidikan, Bandung : Genesindo.
Sihite, Roman. 2007. Perempuan,
Kesetaraan dan Keadilan, Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal :
(hhtp://www.jurnal ilmu komunikasi Vol. 1
No. 2 Oktober 2009.Opini
Mahasiswa Tentang Film
Perempuan Berkalung sorban Oleh
Sumardjijati Fisip UPN (Diakses
pada hari jumat Tanggal 14
Desember jam 20:30).
Skripsi
Irianto, Agus., 2011. Kekerasan Dalam
Serial Telivisi (Studi Analisis Isi
Tentang Adegan Kekerasan dalam
serial Televisi Animasi Jepang
Naruto Shippunden yang
Ditayangkan di Global Tv Periode
Bulan November 2010), (Skripsi).
Surakarta: FKI UMS (tidak
dipublikasikan).
Yuliastutik, Endri., 2010. Sinetron dan
Kekerasan (Analisis Isi kekerasan
pada Sinetron Lepas di Sctv hari
Minggu pukul 10.00 WIB periode
Juni 2009), (skripsi). Surakarta:
FISIP UNS (tidak dipublikasikan).
13
Ramadhani, Tito., 2013. Kekerasan dan
Pornomedia dalam Komedi
Pesbukers (Analisis Isi Kekerasan
dan Pornomedia dalam Tayangan
Televisi pada Program Acara
Komedi Pesbukers di Antv Periode
Bulan Juni 2012), (Skripsi).
Surakarta: FKI UMS (tidak
dipublikasikan).
Website :
(http://id.shvoong.com/humanities/film-andtheater-studies/2187062-pengertiangenre-dan-fungsi/ Pengertian Genre
dan Fungsi (Diakses pada hari
selasa Tanggal 18 Desember jam
20:35)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Agama.
Agama(Diakses pada hari selasa
Tanggal 18 Desember 20.33)
(http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=
1&submit.x=0&submit.y=0&qual=h
igh&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/ji
unkpe-ns-s1-2008-51403022-8792sinetron_religi-cover.pdfPetra
Christian Universitas, Analisis Isi
Kekerasan dalam Rumah Tangga
pada Sinetron Religi (Diakses pada
hari Kamis Tanggal 22 Desember
Jam 23:30).
(http://www.artikata.com/arti-370251melecehkan.html Kamus Besar &
Sinonim Kata (Diakses pada hari
kamis Tanggal 9 Mei jam 17:54).
(http://www.indomovieguide.com/2011/10/m
ovie-trailer-sajadah-kabah2011.html) (Diakses pada hari
jum’at Tanggal 3 Juni jam 21.56).
(http://www.kpi.go.id/download/regulasi/U
U%20No.%208%20Tahun%201992
%20tentang%20Perfilman.pdf
Undang-undang Republik Indonesia
No.8 Tahun 1992 tentang Perfilman
(Diakses pada hari Selasa Tanggal
18 Desember jam 14:50).
(http://www.statmyweb.com/s/film-religiArti
dari Religi (Diakses pada hari Senin jam
20:35).