MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Cerita Bergambar Pada Anak Kelompok B Di TK Genengsari 03 Polokarto Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK
MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK GENENGSARI 03 POLOKARTO SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Disusun Oleh :
ATIK UTAMI
A520081038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENGESAHAN
MEIIINGKATKAN KECERDASAI{ EMOSIONAL ANAK
MELALTJI CERITA BERGAMBAR PAI)A ANAK KELOMPOK B
DI
TK GEI{ENGSARI
03 FOLOKARTO ST'KOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2OIII2OI2
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
ATIK T.]TAMI
A 520 081 038
Telah Dipertahankan di Depan Dewan penguji
Pada Tanggal: 16 Oktober 2012
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Susunan Dewan Penguji:
L
Drs. Hasto Daryanto, M. Pd
2. Drs llham Sunaryoo Il{. Pd
3. Dra. Surtikanti, SH,lld.Pd
Suralrarta,
Disahkan,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Muharrrmadiyah Surakarta
#ffiNDekan
fF[ffi
\(',f'ffi
"\ffi#
z 547
lll
PERSETUJUAN
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK
FIELALTiT CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK GENENGSARI
OS
POLOKARTO SUKOIIARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dipersiapkan dan Disusun Oleh
:
ATIK T}TAMI
A s20081038
Di setujui Untuk Dipertahankan Dihadapan
Dervan Penguji Skripsi Sarjana Strata
Pembimbing
I
arvanto, M. Pd
Tanggal :oB -to
'LolL
-
1
Pembimbing
II
Drs.Ilham Sunaryo, M, Pd
Tanggal
z o3'lo'zotz
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.
Surakarta,
Oktober 2012
ATIK UTAMI
A 520 081 038
iv
ABSTRAK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI
CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK
GENENGSARI 03 POLOKARTO SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Atik Utami, A 520 081 038, Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 82 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui
cerita bergambar pada anak kelompok B di TK Genengsari 03, Polokarto,
Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, penerima
tindakan adalah anak kelompok B. Pelaksana tindakan adalah peneliti, sedangkan
guru kelas bertindak sebagai kolaborator. Data dikumpulkan melalui observasi
wawancara,catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data secara deskiptif
kualitatif dengan model alur yang terdiri atas pengumpulan data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
kecerdasan emosional anak secara berarti dalam proses pembelajaran melalui
kegiatan cerita bergambar. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
prosentase kecerdasan emosional anak, yakni sebelum tindakan nilai rata-rata
kelas 9,05, dengan prosentase 37,71,%, peningkatan siklus I nilai rata-rata kelas
11,23, dengan prosentase 46,78%, pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 15,29, dengan prosentase 63,68%, dan pada siklus III nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 20,35, dengan prosentase 84,77%. Dengan demikian
penelitian ini menyimpulkan bahwa kegiatan cerita bergambar dapat
meningkatkan kecerdasan emosional anak.
Kata kunci: kecerdasan emosional, metode cerita bergambar
tanggungjawab Untuk itu dalam
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang
pelaksanaan pendidikan di sekolah
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
hendaknya
Pendidikan
berorientasi pada aspek kognitif saja,
Nasional,
pendidikan
Anak Usia Dini adalah suatu upaya
tetapi
optimalisasi tumbuh kembang bagi
psikomotor.
juga
guru
aspek
tidak
hanya
afektif,
dan
anak sejak lahir sampai dengan usia
Perkembangan emosional
enam tahun yang dilakukan melalui
pada anak sangatlah penting, hal ini
pemberian
rangsangan
akan mempengaruhi kehidupannya
pendidikan.Sehingga dapat dicapai
dimasa yang akan datang. Emosi
pertumbuhan
dan
merupakan
jasmani
rohani
dan
perkembangan
perasaan
anak
seseorang terhadap apa yang sedang
memiliki kesiapan dan memasuki
mereka alami. Pada usia anak-anak
pendidikan lebih lanjut.
biasanya
Melalui
agar
ungkapan
perkembangan
pendidikan
emosionalnya cukup pesat sehingga
dapat
perlu adanya stimulasi yang tepat
mutu
agar perkembangan emosional pada
kehidupan, dan martabat manusia
anak-anak dapat berkembang secara
Indonesia.
optimal dan sesuai dengan tahap
nasional
diharapkan
meningkatkan
kemampuan,
Pendidikan
nasional
diharapkan menghasilkan manusia
terdidik
yang
pekerti
luhur,
beriman,
berbudi
perkembangan anak.
Dalam
pengembangan
berpengetahuan,
emosional anak TK hendaknya guru
berketerampilan, dan memiliki rasa
tidak hanya melakukan pembelajaran
di dalam kelas, justru sebaliknya
juga di ungkapkan oleh Solehudin
lebih sering diadakan pembelajaran
(2004 : 46) bahwa rasa ingin tahu
di luar kelas agar anak dapat melihat
dan
dan
terhadap segala sesuatu merupakan
memperoleh
langsung
pengalaman
tentang
berkaitan
hal-hal
dengan
yang
sikap
antusias
yang
kuat
ciri anak usia dini.
kehidupan
Pengembangan
Emosional
lingkungan mereka. Pembelajaran di
di Taman Kanak-Kanak merupakan
luar kelas ini dapat dilakukan dengan
hal
cara
lingkungan
diperhatikan oleh orang tua dan guru.
sebagai sumber belajar peserta didik.
Ketrampilan emosional pada anak
memanfaatkan
Peran
penting
dan
harus
sebagai
sangat menentukan kepribadian anak
pelaksanaan
pada masa selanjutnya. Beberapahal
pendidikan untuk anak usia dini
yang penting yang perlu diperhatikan
hendaknya
mampu
memberikan
dan dibutuhkan anak dalam upaya
kemudahan
untuk
mempelajari
pengembangan emosional yang sehat
terdapat
di
sebagaimana yang dikemukakan oleh
bahwa
Reynolds (1990) diantaranya adalah
fasilitator
barbagai
guru
yang
dalam
hal
lingkungannya.
yang
Diketahui
Anak Usia Dini memiliki rasa ingin
tahu dan sikap antusias yang kuat
terhadap
segala
memiliki
keinginan
serta
minat
yang
sesuatu
sebagai berikut:
1. Anak
TK
harus
serta
mendapatkan rasa cinta
berpetualang
dan kasih sayang dari
kuat
orang tuanya, keluarga,
untuk
mengobservasi lingkungan. Hal ini
guru,
dan
teman-
temannya,
memiliki
kegagalannya
bukan
perasaan diinginkan dan
cemoohan. Anak yang
memiliki tempat dalam
senantiasa dikritik akan
keluarga, sekolah, dan
tidak mau lagi untuk
lingkungannya,
mencoba sesuatu yang
(perasaan
saling
memiliki).
2. Anak
baru, perlu memperoleh
kesempatan
TK
perlu
untuk
mandiri dan membuat
memperoleh kesempatan
keputusan
untuk merasakan rasa
dengan
berprestasi dan rasa puas
untuk mencoba kembali
terhadap
hal-
bila ia gagal. Ia juga
yang
harus belajar bagaimana
dilakukannya sendiri. Ia
cara memimpin (sebagai
harus diberi tugas dan
pemimpin),
hal-hal lain yang harus
bagaimana
cara
dikerjakan
mengikuti
sebagai
hal/pekerjaan
baik
rumah,
disekolah
di
maupun
kesempatan
sebaik
dari
suatu
diberi
kelompok,
untuk
bagaimana cara belajar
keberhasilannya. Ia juga
berbagi dengan orang
memerlukan
lain.
pujian
dalam
dan
anggota
sendiri,
dorongan
menghadapi
dan
3. Seorang anak TK harus
dengan
menggunakan
cerita
mempunyai rasa aman
bergambar ini diharapkan anak dapat
dalam
mengembangkan aspek emosional
menjalin
hubungan dengan orang
dengan
lain,
memiliki
cerita dari guru, dan juga anak dapat
pada
mengekspresikan emosinya. Karena
dirinya dan membangun
pada usia Taman Kanak-Kanak anak
kesadaran
akan lebih tertarik serta mudah
kepercayaan
akan
mendengarkan
kebaikan-kebaikan yang
mencerna
ada pada dirinya. Ia
tersebut.
harus belajar bagaimana
cara
menghargai
diri
sendiri.
4. Anak
maksud
berbagai
dari
cerita
Pada anak usia 3-5 tahun
anak cenderung memiliki emosional
yang tidak terkontrol, mereka selalu
TK
diperlakukan
harus
sebagai
beranggapan bahwa apapun yang
mereka
inginkan
harus
segera
seseorang, tidak sebagai
dituruti. Maka dari itu diharapkan
seseorang
anak usia TK mampu mengendalikan
yang
mempunyai identitas.
emosionalnya di dalam kehidupan
Dengan banyaknya orang
sehari-hari. Melalui kegiatan cerita
tua yang menghendaki agar anak-
bergambar
anak memiliki kemampuan emosi
memperkenalkan serta mengetahui
yang baik disamping membaca dan
kecerdasan
menulis, nmaka dalam pembelajaran
emosionalnya.
ini
anak
guru
dapat
mengenai
Berdasarkan
dan
wawancara
pengamatan
dengan
Taman Kanak-Kanak Genengsari
Kepala
03 jarang sekali menggunakan
Taman Kanak-kanak Genengsari 03,
metode cerita bergambar dalam
para
pembelajaran.
pendidiknya
sering
sekali
menemui tingkah laku anak yang
Melalui
kegiatan
cerita
mudah marah tanpa sebab, dan sifat
bergambar
tidak mau mengalah,serta emosional
wawasan dan cara berfikir anak,
yang kurang terkontrol. Pada usia
sebab dalam kegiatan bercerita
taman
anak
kanak-kanak
tersebut
sering
peristiwa
sekali
terjadi.
dapat
memperluas
mendapat
pengalaman
tambahan
yang
bisa
jadi
Fenomena ini jika tidak segera
merupakan hal yang baru baginya,
teratasi dalam waktu yang cepat,
atau jika seandainya bukan hal
kemungkinan besar akan memberi
baru
dampak yang kurang baik terhadap
kesempatan
tahapan
anak
kembali ingatan akan hal yang
berikutnya. Untuk itu maka perlu
pernah didapat atau dialaminya.
dicari
perkembangan
solusi
pemecahannya.
sebenarnya
atau
Dalam
banyak
akan
mendapatkan
untuk
mengulang
alternatif
Tambahan
hal
tentu akan memperluas wawasan
cara
ini
untuk
pengalaman
tersebut
anak.
tersebut,
Berdasarkan latar belakang
salah satu alternatif yaitu melalui
masalah di atas, dalam penelitian
sebuah pembelajaran dengan cerita
tindakan kelas ini akan difokuskan
bergambar. Selain itu guru di
pada
mengatasi
permasalahan
tentu
upaya
guru
dalam
meningkatkan kecerdasan emosional
sudah mampu mengenal emosi diri,
anak melalui cerita bergambar di
mengelola emosi diri, memotivasi
Taman Kanak-kanak
diri, mengenal emosi orang lain dan
mampu membina hubungan dengan
LANDASAN TEORI
Tinjauan
pustaka
orang lain secara baik. Hal ini juga
merupakan uraian sistematis tentang
tidak lepas dari peran orang tua yang
hasil-hasil
mendukung.
penelitian
yang
dilakukan. Penelitian ini mengacu
pada
penelitian
terdahulu
yang
Menurut Retno Wulandari
(2011),
yang
berjudul
pengaruh
relevan dengan penelitian yang akan
lingkungan
dilakukan dan diteliti. Pada dasarnya
perkembangan emosional anak usia
penelitian
dini
dapat
mengacu
pada
di
sekolah
TK
terhadap
Kemala
Boyolali,
penelitian lain yang dapat dijadikan
mengemukakan bahwa lingkungan
sebagai tolok ukur.
sekolah
Menurut
Siti
mempengaruhi
Kartini
perkembangan sosial emosional anak
(2011), yang berjudul Implementasi
seperti : peduli / rasa empati terhadap
pola asuh single parent terhadap
orang lain / teman sebayanya dan
perkembangan emosional anak pra
rasa penerimaan sosial serta dapat
sekolah di TK Pertiwi Rembun
mengembangkan
Nogosari Boyolali, sudah sesuai
mandiri, peduli terhadap kebersihan
dengan standar perkembangan sosial
lingkungan.
emosional yang ada. Hal ini di tandai
dengan kenyataan bahwa mereka
Sedangkan
kepribadiaan
menurut
Maurice Elias, Rutgers University
(Goleman,
1995:434),
melakukan
ketrampilan
setelah
sosial
kolaboratif antara kepala sekolah,
guru
kelas
dan
peneliti
untuk
emosional di Taman Kanak-kanak,
menyamakan
New Jersey yang mengikuti hasilnya
kesepakatan tentang permasalahan,
adalah anak lebih peka terhadap
pengambilan
perasaan orang lain, lebih peduli
melahirkan
pada
(Action)
keadaan
sekitarnya,
lebih
pemahaman,
keputusan
kesamaan
bertujuan
yang
tindakan
meningkatkan
memahami akibat dari tindak-tanduk
keaktifan dan kreatifitas anak usia
mereka
dini. Kegiatan penelitian meliputi :
lebih
mampu
mengatasi
transisi ke sekolah berikutnya.
perencanaan (planning), pelaksanaan
METODE PENELITIAN
(action),
Jenis
(observing)
dilakukankan
Penelitian
adalah
yang
Penelitian
pengumpulan
dan
data
menganalisis
data/informasi untuk memutuskan
Tindakan Kelas (Classroom Action
sejauh
Research).
Arikunto
(1998)
kelemahan
menjelaskan
penelitian
tindakan
mana
kelebihan
tindakan
atau
tersebut
(reflecting).
kelas (PTK) adalah penelitian yang
HASIL PENELITIAN DAN
dilakukan dengan suatu pencermatan
PEMBAHASAN
terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah
tindakan
dimunculkan
sebuah
Penelitian
kelas
ini
yang
dan
sengaja
kecerdasan interpersonal anak
dalam
dari sebelum tindakan sampai
bersama.
dengan siklus III menunjukkan
secara
peningkatan. Sebelum tindakan
terjadi
secara
dilakukan
dapat diketahui bahwa
37,71%,
siklus
I
sebesar
konsekuensi dari setiap perilaku
46,78%,
siklus
II
sebesar
yang dilakukan anak, baik itu
63,68%, dan siklus III sebesar
perilaku
84,77%. Berdasarkan analisis
perilaku negatif.
yang dilakukan oleh peneliti,
Menurut
kecerdasan
emosional
dipengaruhi
oleh
positif
maupun
Hurlock
anak
(1993:2), bercerita merupakan
suasana
salah satu dari beberapa bidang
yang
kreativitas. Bercerita tidak saja
pembelajaran
menyenangkan bagi anak, di
membantu
mana anak dapat menghayati
penyesuaian sosial yang baik,
cerita, sehingga anak dapat
bercerita juga membantu anak
terbawa perasaan dan dapat
melatih
merasakan apa yang dirasakan
membantu
oleh tokoh yang ada dalam
wawasan
cerita
mengetahui bagaimana reaksi
bergambar, pemberian
motivasi
dan
pribadi
melakukan
yang
baik,
meningkatkan
diri
dengan
yang
orang lain terhadapnya dan
diberikan oleh peneliti dan juga
caranya bercerita, anak belajar
guru
bagaimana
kelas,
menjadi
untuk
reward
anak
membuat
lebih
anak
percaya
berinteraksi
diri
dengan
berbicara
dengan
orang lain dan memperoleh
ketrampilan
bercakap-cakap
teman dan guru. Selain itu,
yang
peneliti
penerimaan sosial dan peran
dan
guru
selalu
memberikan pengertian tentang
diperlukan
kepemimpinan
bagi
Berdasarkan
pembahasan
meningkatkan rasa berani dan
pada
bab-bab
percaya
diri
sebelumnya, maka dapat ditarik
berinteraksi
kesimpulan, yaitu:
Penyajian
Kecerdasan
anak
untuk
dengan
cerita
teman.
bergambar
emosional
dengan cara yang menarik,
anak melalui kegiatan cerita
dapat membuat anak fokus
bergambar
terhadap
dapat
meningkat.
materi
yang
Hal ini ditandai dengan adanya
disampaikan,
peningkatan prosentase pada
dapat menghayati isi cerita
setiap siklus, yang dimulai dari
bergambar
sebelum
merasakan apa yang dirasakan
tindakan
sampai
sehingga
dan
anak
dengan tindakan atau siklus III,
maupun
yakni sebelum tindakan sebesar
tokoh
37,71%,
pada
cerita
bergambar
46,78%,
Selain
itu
siklus
peningkatan
I
sebesar
yang
yang
anak
dapat
dialami
terdapat
oleh
dalam
tersebut.
pemberian
peningkatan siklus II sebesar
pengetahuan
63,68%, dan peningkatan pada
konsekuensi dari setiap perilaku
siklus III sebesar 84,77%. Oleh
yang dilakukan anak, baik itu
karena
perilaku
itu,
kegiatan
cerita
tentang
positif
maupun
bergambar dapat meningkatkan
perilaku negatif, dapat membuat
kecerdasan
anak lebih berhati-hati dalam
Disamping
emosional
itu,
anak.
pemberian
motivasi dan reward, dapat
berperilaku.
Kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya:
Airlangga University Press
Amirin, Tatang M. 2003. Menyusun
Rencana Penelitian, Jakarta:
PT. Raja Grafindo
Diknas. 2006. Pedoman Pembuatan
Cerita Anak untuk Taman
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Kanak-Kanak.
Jakarta:
Penelitian Suatu Pendekatan
Departemen
Praktek.
Jakarta:
Pendidikan
Rineka
Nasional
Cipta
Emzir.2010. Metodologi Penelitian
Ardianto,
Tommy.
2007.
Pendidikan Kuantitatif dan
Perencanaan
Buku
Cerita
Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Bergambar
Sejarah
Goa
Grafindo Perkasa
Selonangleng
Kediri.
Surabaya: Universitas Kristen
Hidayat, Otib Satibi. 2004. Metode
Pengembangan Moral dan
Petra
Nilai Agama. Edisi Kesatu.
Bachri,
Bachtiar
S.
2005.
Jkt: Pusat Penerbit UT
Pengembangan
Kegiatan
Bercerita di Taman KanakKanak
(Teknik
Prosesnya).
dan
Jakarta:
Elizabeth
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi
Penelitian Sosial: FormatKuantitatif
dan
B.
1978.
Perkembangan Anak (Jilid 2
edisi
Erlangga
Depdiknas
format
Hurlock,
keenam).
Jakarta:
Musfiroh,
Tadkhiroatun.2005.
Bercerita Untuk Anak Usia
Dini.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional
Mustakim, Nur Muh. 2005. Peranan
Cerita Dalam Pembentukan
Perkembangan
Anak
TK.
Jakarta: Depdiknas
Nugroho, Ali dan Yeni Rachmati.
2004. Metode Pengembangan
Sosial
Emosional.
Edisi
Kesatu.
Jakarta:
Pusat
Penerbit UT
Yulianto.
2007.
Pengaruh
Lingkungan
Terhadap
Sekolah
Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia
Dini. Skripsi: UMS
MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK GENENGSARI 03 POLOKARTO SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Disusun Oleh :
ATIK UTAMI
A520081038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENGESAHAN
MEIIINGKATKAN KECERDASAI{ EMOSIONAL ANAK
MELALTJI CERITA BERGAMBAR PAI)A ANAK KELOMPOK B
DI
TK GEI{ENGSARI
03 FOLOKARTO ST'KOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2OIII2OI2
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
ATIK T.]TAMI
A 520 081 038
Telah Dipertahankan di Depan Dewan penguji
Pada Tanggal: 16 Oktober 2012
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Susunan Dewan Penguji:
L
Drs. Hasto Daryanto, M. Pd
2. Drs llham Sunaryoo Il{. Pd
3. Dra. Surtikanti, SH,lld.Pd
Suralrarta,
Disahkan,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Muharrrmadiyah Surakarta
#ffiNDekan
fF[ffi
\(',f'ffi
"\ffi#
z 547
lll
PERSETUJUAN
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK
FIELALTiT CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK GENENGSARI
OS
POLOKARTO SUKOIIARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dipersiapkan dan Disusun Oleh
:
ATIK T}TAMI
A s20081038
Di setujui Untuk Dipertahankan Dihadapan
Dervan Penguji Skripsi Sarjana Strata
Pembimbing
I
arvanto, M. Pd
Tanggal :oB -to
'LolL
-
1
Pembimbing
II
Drs.Ilham Sunaryo, M, Pd
Tanggal
z o3'lo'zotz
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.
Surakarta,
Oktober 2012
ATIK UTAMI
A 520 081 038
iv
ABSTRAK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI
CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK
GENENGSARI 03 POLOKARTO SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Atik Utami, A 520 081 038, Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 82 halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui
cerita bergambar pada anak kelompok B di TK Genengsari 03, Polokarto,
Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, penerima
tindakan adalah anak kelompok B. Pelaksana tindakan adalah peneliti, sedangkan
guru kelas bertindak sebagai kolaborator. Data dikumpulkan melalui observasi
wawancara,catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data secara deskiptif
kualitatif dengan model alur yang terdiri atas pengumpulan data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
kecerdasan emosional anak secara berarti dalam proses pembelajaran melalui
kegiatan cerita bergambar. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
prosentase kecerdasan emosional anak, yakni sebelum tindakan nilai rata-rata
kelas 9,05, dengan prosentase 37,71,%, peningkatan siklus I nilai rata-rata kelas
11,23, dengan prosentase 46,78%, pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 15,29, dengan prosentase 63,68%, dan pada siklus III nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 20,35, dengan prosentase 84,77%. Dengan demikian
penelitian ini menyimpulkan bahwa kegiatan cerita bergambar dapat
meningkatkan kecerdasan emosional anak.
Kata kunci: kecerdasan emosional, metode cerita bergambar
tanggungjawab Untuk itu dalam
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang
pelaksanaan pendidikan di sekolah
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
hendaknya
Pendidikan
berorientasi pada aspek kognitif saja,
Nasional,
pendidikan
Anak Usia Dini adalah suatu upaya
tetapi
optimalisasi tumbuh kembang bagi
psikomotor.
juga
guru
aspek
tidak
hanya
afektif,
dan
anak sejak lahir sampai dengan usia
Perkembangan emosional
enam tahun yang dilakukan melalui
pada anak sangatlah penting, hal ini
pemberian
rangsangan
akan mempengaruhi kehidupannya
pendidikan.Sehingga dapat dicapai
dimasa yang akan datang. Emosi
pertumbuhan
dan
merupakan
jasmani
rohani
dan
perkembangan
perasaan
anak
seseorang terhadap apa yang sedang
memiliki kesiapan dan memasuki
mereka alami. Pada usia anak-anak
pendidikan lebih lanjut.
biasanya
Melalui
agar
ungkapan
perkembangan
pendidikan
emosionalnya cukup pesat sehingga
dapat
perlu adanya stimulasi yang tepat
mutu
agar perkembangan emosional pada
kehidupan, dan martabat manusia
anak-anak dapat berkembang secara
Indonesia.
optimal dan sesuai dengan tahap
nasional
diharapkan
meningkatkan
kemampuan,
Pendidikan
nasional
diharapkan menghasilkan manusia
terdidik
yang
pekerti
luhur,
beriman,
berbudi
perkembangan anak.
Dalam
pengembangan
berpengetahuan,
emosional anak TK hendaknya guru
berketerampilan, dan memiliki rasa
tidak hanya melakukan pembelajaran
di dalam kelas, justru sebaliknya
juga di ungkapkan oleh Solehudin
lebih sering diadakan pembelajaran
(2004 : 46) bahwa rasa ingin tahu
di luar kelas agar anak dapat melihat
dan
dan
terhadap segala sesuatu merupakan
memperoleh
langsung
pengalaman
tentang
berkaitan
hal-hal
dengan
yang
sikap
antusias
yang
kuat
ciri anak usia dini.
kehidupan
Pengembangan
Emosional
lingkungan mereka. Pembelajaran di
di Taman Kanak-Kanak merupakan
luar kelas ini dapat dilakukan dengan
hal
cara
lingkungan
diperhatikan oleh orang tua dan guru.
sebagai sumber belajar peserta didik.
Ketrampilan emosional pada anak
memanfaatkan
Peran
penting
dan
harus
sebagai
sangat menentukan kepribadian anak
pelaksanaan
pada masa selanjutnya. Beberapahal
pendidikan untuk anak usia dini
yang penting yang perlu diperhatikan
hendaknya
mampu
memberikan
dan dibutuhkan anak dalam upaya
kemudahan
untuk
mempelajari
pengembangan emosional yang sehat
terdapat
di
sebagaimana yang dikemukakan oleh
bahwa
Reynolds (1990) diantaranya adalah
fasilitator
barbagai
guru
yang
dalam
hal
lingkungannya.
yang
Diketahui
Anak Usia Dini memiliki rasa ingin
tahu dan sikap antusias yang kuat
terhadap
segala
memiliki
keinginan
serta
minat
yang
sesuatu
sebagai berikut:
1. Anak
TK
harus
serta
mendapatkan rasa cinta
berpetualang
dan kasih sayang dari
kuat
orang tuanya, keluarga,
untuk
mengobservasi lingkungan. Hal ini
guru,
dan
teman-
temannya,
memiliki
kegagalannya
bukan
perasaan diinginkan dan
cemoohan. Anak yang
memiliki tempat dalam
senantiasa dikritik akan
keluarga, sekolah, dan
tidak mau lagi untuk
lingkungannya,
mencoba sesuatu yang
(perasaan
saling
memiliki).
2. Anak
baru, perlu memperoleh
kesempatan
TK
perlu
untuk
mandiri dan membuat
memperoleh kesempatan
keputusan
untuk merasakan rasa
dengan
berprestasi dan rasa puas
untuk mencoba kembali
terhadap
hal-
bila ia gagal. Ia juga
yang
harus belajar bagaimana
dilakukannya sendiri. Ia
cara memimpin (sebagai
harus diberi tugas dan
pemimpin),
hal-hal lain yang harus
bagaimana
cara
dikerjakan
mengikuti
sebagai
hal/pekerjaan
baik
rumah,
disekolah
di
maupun
kesempatan
sebaik
dari
suatu
diberi
kelompok,
untuk
bagaimana cara belajar
keberhasilannya. Ia juga
berbagi dengan orang
memerlukan
lain.
pujian
dalam
dan
anggota
sendiri,
dorongan
menghadapi
dan
3. Seorang anak TK harus
dengan
menggunakan
cerita
mempunyai rasa aman
bergambar ini diharapkan anak dapat
dalam
mengembangkan aspek emosional
menjalin
hubungan dengan orang
dengan
lain,
memiliki
cerita dari guru, dan juga anak dapat
pada
mengekspresikan emosinya. Karena
dirinya dan membangun
pada usia Taman Kanak-Kanak anak
kesadaran
akan lebih tertarik serta mudah
kepercayaan
akan
mendengarkan
kebaikan-kebaikan yang
mencerna
ada pada dirinya. Ia
tersebut.
harus belajar bagaimana
cara
menghargai
diri
sendiri.
4. Anak
maksud
berbagai
dari
cerita
Pada anak usia 3-5 tahun
anak cenderung memiliki emosional
yang tidak terkontrol, mereka selalu
TK
diperlakukan
harus
sebagai
beranggapan bahwa apapun yang
mereka
inginkan
harus
segera
seseorang, tidak sebagai
dituruti. Maka dari itu diharapkan
seseorang
anak usia TK mampu mengendalikan
yang
mempunyai identitas.
emosionalnya di dalam kehidupan
Dengan banyaknya orang
sehari-hari. Melalui kegiatan cerita
tua yang menghendaki agar anak-
bergambar
anak memiliki kemampuan emosi
memperkenalkan serta mengetahui
yang baik disamping membaca dan
kecerdasan
menulis, nmaka dalam pembelajaran
emosionalnya.
ini
anak
guru
dapat
mengenai
Berdasarkan
dan
wawancara
pengamatan
dengan
Taman Kanak-Kanak Genengsari
Kepala
03 jarang sekali menggunakan
Taman Kanak-kanak Genengsari 03,
metode cerita bergambar dalam
para
pembelajaran.
pendidiknya
sering
sekali
menemui tingkah laku anak yang
Melalui
kegiatan
cerita
mudah marah tanpa sebab, dan sifat
bergambar
tidak mau mengalah,serta emosional
wawasan dan cara berfikir anak,
yang kurang terkontrol. Pada usia
sebab dalam kegiatan bercerita
taman
anak
kanak-kanak
tersebut
sering
peristiwa
sekali
terjadi.
dapat
memperluas
mendapat
pengalaman
tambahan
yang
bisa
jadi
Fenomena ini jika tidak segera
merupakan hal yang baru baginya,
teratasi dalam waktu yang cepat,
atau jika seandainya bukan hal
kemungkinan besar akan memberi
baru
dampak yang kurang baik terhadap
kesempatan
tahapan
anak
kembali ingatan akan hal yang
berikutnya. Untuk itu maka perlu
pernah didapat atau dialaminya.
dicari
perkembangan
solusi
pemecahannya.
sebenarnya
atau
Dalam
banyak
akan
mendapatkan
untuk
mengulang
alternatif
Tambahan
hal
tentu akan memperluas wawasan
cara
ini
untuk
pengalaman
tersebut
anak.
tersebut,
Berdasarkan latar belakang
salah satu alternatif yaitu melalui
masalah di atas, dalam penelitian
sebuah pembelajaran dengan cerita
tindakan kelas ini akan difokuskan
bergambar. Selain itu guru di
pada
mengatasi
permasalahan
tentu
upaya
guru
dalam
meningkatkan kecerdasan emosional
sudah mampu mengenal emosi diri,
anak melalui cerita bergambar di
mengelola emosi diri, memotivasi
Taman Kanak-kanak
diri, mengenal emosi orang lain dan
mampu membina hubungan dengan
LANDASAN TEORI
Tinjauan
pustaka
orang lain secara baik. Hal ini juga
merupakan uraian sistematis tentang
tidak lepas dari peran orang tua yang
hasil-hasil
mendukung.
penelitian
yang
dilakukan. Penelitian ini mengacu
pada
penelitian
terdahulu
yang
Menurut Retno Wulandari
(2011),
yang
berjudul
pengaruh
relevan dengan penelitian yang akan
lingkungan
dilakukan dan diteliti. Pada dasarnya
perkembangan emosional anak usia
penelitian
dini
dapat
mengacu
pada
di
sekolah
TK
terhadap
Kemala
Boyolali,
penelitian lain yang dapat dijadikan
mengemukakan bahwa lingkungan
sebagai tolok ukur.
sekolah
Menurut
Siti
mempengaruhi
Kartini
perkembangan sosial emosional anak
(2011), yang berjudul Implementasi
seperti : peduli / rasa empati terhadap
pola asuh single parent terhadap
orang lain / teman sebayanya dan
perkembangan emosional anak pra
rasa penerimaan sosial serta dapat
sekolah di TK Pertiwi Rembun
mengembangkan
Nogosari Boyolali, sudah sesuai
mandiri, peduli terhadap kebersihan
dengan standar perkembangan sosial
lingkungan.
emosional yang ada. Hal ini di tandai
dengan kenyataan bahwa mereka
Sedangkan
kepribadiaan
menurut
Maurice Elias, Rutgers University
(Goleman,
1995:434),
melakukan
ketrampilan
setelah
sosial
kolaboratif antara kepala sekolah,
guru
kelas
dan
peneliti
untuk
emosional di Taman Kanak-kanak,
menyamakan
New Jersey yang mengikuti hasilnya
kesepakatan tentang permasalahan,
adalah anak lebih peka terhadap
pengambilan
perasaan orang lain, lebih peduli
melahirkan
pada
(Action)
keadaan
sekitarnya,
lebih
pemahaman,
keputusan
kesamaan
bertujuan
yang
tindakan
meningkatkan
memahami akibat dari tindak-tanduk
keaktifan dan kreatifitas anak usia
mereka
dini. Kegiatan penelitian meliputi :
lebih
mampu
mengatasi
transisi ke sekolah berikutnya.
perencanaan (planning), pelaksanaan
METODE PENELITIAN
(action),
Jenis
(observing)
dilakukankan
Penelitian
adalah
yang
Penelitian
pengumpulan
dan
data
menganalisis
data/informasi untuk memutuskan
Tindakan Kelas (Classroom Action
sejauh
Research).
Arikunto
(1998)
kelemahan
menjelaskan
penelitian
tindakan
mana
kelebihan
tindakan
atau
tersebut
(reflecting).
kelas (PTK) adalah penelitian yang
HASIL PENELITIAN DAN
dilakukan dengan suatu pencermatan
PEMBAHASAN
terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah
tindakan
dimunculkan
sebuah
Penelitian
kelas
ini
yang
dan
sengaja
kecerdasan interpersonal anak
dalam
dari sebelum tindakan sampai
bersama.
dengan siklus III menunjukkan
secara
peningkatan. Sebelum tindakan
terjadi
secara
dilakukan
dapat diketahui bahwa
37,71%,
siklus
I
sebesar
konsekuensi dari setiap perilaku
46,78%,
siklus
II
sebesar
yang dilakukan anak, baik itu
63,68%, dan siklus III sebesar
perilaku
84,77%. Berdasarkan analisis
perilaku negatif.
yang dilakukan oleh peneliti,
Menurut
kecerdasan
emosional
dipengaruhi
oleh
positif
maupun
Hurlock
anak
(1993:2), bercerita merupakan
suasana
salah satu dari beberapa bidang
yang
kreativitas. Bercerita tidak saja
pembelajaran
menyenangkan bagi anak, di
membantu
mana anak dapat menghayati
penyesuaian sosial yang baik,
cerita, sehingga anak dapat
bercerita juga membantu anak
terbawa perasaan dan dapat
melatih
merasakan apa yang dirasakan
membantu
oleh tokoh yang ada dalam
wawasan
cerita
mengetahui bagaimana reaksi
bergambar, pemberian
motivasi
dan
pribadi
melakukan
yang
baik,
meningkatkan
diri
dengan
yang
orang lain terhadapnya dan
diberikan oleh peneliti dan juga
caranya bercerita, anak belajar
guru
bagaimana
kelas,
menjadi
untuk
reward
anak
membuat
lebih
anak
percaya
berinteraksi
diri
dengan
berbicara
dengan
orang lain dan memperoleh
ketrampilan
bercakap-cakap
teman dan guru. Selain itu,
yang
peneliti
penerimaan sosial dan peran
dan
guru
selalu
memberikan pengertian tentang
diperlukan
kepemimpinan
bagi
Berdasarkan
pembahasan
meningkatkan rasa berani dan
pada
bab-bab
percaya
diri
sebelumnya, maka dapat ditarik
berinteraksi
kesimpulan, yaitu:
Penyajian
Kecerdasan
anak
untuk
dengan
cerita
teman.
bergambar
emosional
dengan cara yang menarik,
anak melalui kegiatan cerita
dapat membuat anak fokus
bergambar
terhadap
dapat
meningkat.
materi
yang
Hal ini ditandai dengan adanya
disampaikan,
peningkatan prosentase pada
dapat menghayati isi cerita
setiap siklus, yang dimulai dari
bergambar
sebelum
merasakan apa yang dirasakan
tindakan
sampai
sehingga
dan
anak
dengan tindakan atau siklus III,
maupun
yakni sebelum tindakan sebesar
tokoh
37,71%,
pada
cerita
bergambar
46,78%,
Selain
itu
siklus
peningkatan
I
sebesar
yang
yang
anak
dapat
dialami
terdapat
oleh
dalam
tersebut.
pemberian
peningkatan siklus II sebesar
pengetahuan
63,68%, dan peningkatan pada
konsekuensi dari setiap perilaku
siklus III sebesar 84,77%. Oleh
yang dilakukan anak, baik itu
karena
perilaku
itu,
kegiatan
cerita
tentang
positif
maupun
bergambar dapat meningkatkan
perilaku negatif, dapat membuat
kecerdasan
anak lebih berhati-hati dalam
Disamping
emosional
itu,
anak.
pemberian
motivasi dan reward, dapat
berperilaku.
Kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya:
Airlangga University Press
Amirin, Tatang M. 2003. Menyusun
Rencana Penelitian, Jakarta:
PT. Raja Grafindo
Diknas. 2006. Pedoman Pembuatan
Cerita Anak untuk Taman
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Kanak-Kanak.
Jakarta:
Penelitian Suatu Pendekatan
Departemen
Praktek.
Jakarta:
Pendidikan
Rineka
Nasional
Cipta
Emzir.2010. Metodologi Penelitian
Ardianto,
Tommy.
2007.
Pendidikan Kuantitatif dan
Perencanaan
Buku
Cerita
Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Bergambar
Sejarah
Goa
Grafindo Perkasa
Selonangleng
Kediri.
Surabaya: Universitas Kristen
Hidayat, Otib Satibi. 2004. Metode
Pengembangan Moral dan
Petra
Nilai Agama. Edisi Kesatu.
Bachri,
Bachtiar
S.
2005.
Jkt: Pusat Penerbit UT
Pengembangan
Kegiatan
Bercerita di Taman KanakKanak
(Teknik
Prosesnya).
dan
Jakarta:
Elizabeth
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi
Penelitian Sosial: FormatKuantitatif
dan
B.
1978.
Perkembangan Anak (Jilid 2
edisi
Erlangga
Depdiknas
format
Hurlock,
keenam).
Jakarta:
Musfiroh,
Tadkhiroatun.2005.
Bercerita Untuk Anak Usia
Dini.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional
Mustakim, Nur Muh. 2005. Peranan
Cerita Dalam Pembentukan
Perkembangan
Anak
TK.
Jakarta: Depdiknas
Nugroho, Ali dan Yeni Rachmati.
2004. Metode Pengembangan
Sosial
Emosional.
Edisi
Kesatu.
Jakarta:
Pusat
Penerbit UT
Yulianto.
2007.
Pengaruh
Lingkungan
Terhadap
Sekolah
Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia
Dini. Skripsi: UMS