PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SD DAN SISWA SSB DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN SEPAKBOLA.
PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SD DAN SISWA SSB DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
0leh
CEFI MUHAMAD TAUFIK 0901675
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan
Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain
Sepakbola
Oleh
Cefi Muhamad Taufik
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahragadan Kepelatihan
© Cefi Muhamad Taufik 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
CEFI MUHAMAD TAUFIK
PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SD DAN SISWA SSB DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN SEPAKBOLA
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing: Pembimbing 1
(Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd) Nip: 196509091991021001
Pembimbing 2
(Suherman Slamet, M.Pd.) Nip: 197603062005011010
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatandan Rekreasi
(Drs. Mudjihartono, M.Pd.) Nip: 196508171990011001
(4)
i
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR BAGAN... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. RumusanMasalah ... 4
D. TujuanPenelitian ... 4
E. ManfaatPenelitian ... 4
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 6
A. Kajian Pustaka ... 6
1. Hakikat Permainan Sepakbola ... 6
2. Hakikat Pembelajaran ... 16
3. Kerja Sama Tim Dalam Sepak Bola ... 20
4. Keterampilan Sosial ... 24
5. Interaksi Sosial ... 31
B. Pengaruh Pembelajaran Sepak Bola Terhadap Keterampilan Sosial ... 37
C. Penelitian Yang Relevan ... 39
D. Kerangka Pikir ... 40
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 42
(5)
ii
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Lokasi Penelitian ... 42
2. Populasi Penelitian ... 42
3. Sampel Penelitian ... 42
B. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian ... 43
1. Metode Penelitian ... 43
2. Desain Penelitian ... 44
C. Definisi Operasional ... 46
D. Instrumen Penelitian ... 47
E. Analisis Data ... 53
F. Prosedur Pengolahan Data ... 53
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 57
A. HasilPengolahan Data ... 57
B. Analisis Data ... 58
C. Diskusi Hasil Penelitian ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN
(6)
iii
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
(7)
iv
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1Kisi-kisi angket ... 34
3.2 Skor Untuk Poin Positif... 50
3.3Skor Untuk poin Negatif... 50
3.4 kriteria frekuensi persentase... 55
4.1 Data Hasil Penghitungan dari KeterampilanSosialSiswa SD (X),KeterampilanSosialSiswa SSB (Y)... 57
4.2 Uji Normalitas Liliefors Hubungan antara KeterampilanSosialSiswa SD (X),KeterampilanSosialSiswa SSB (Y)... 58
4.3NilaiKoefisienDeterminasidanKoefisienKorelasi Serta PengujianKeberartiannya ... 61
(8)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SD DAN
SISWA SSB DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN SEPAKBOLA
Cefi Muhamad Taufik
Jurusan POR PJKR, Fakultas Pendidakan Olahraga dan Kesehatan
(FPOK), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Bambang Abduljabar
1Suherman Slamet
2ABSTRAK : Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui perbandingan keterampilan sosial antara siswa SD dan siswa SSB dalam pembelajaran bermain sepakbola. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Cileles dan siswa dari SSB PPM Jatinangor. Desain penelitian melalui cara one shoot design. Alat ukur yang digunakan adalah angket tentang kecerdasan emosi. Analisis data menggunakan, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji porsentase.
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, diperoleh temuan bahwa keterampilan sosial ada hubungan erat dengan interaksi sosial yang sering terjalin dan intensif untuk pengembangan diri karena dari analisis dan pengolahan data diperoleh hasil bahwa baik siswa SD maupun siswa SSB memiliki keterampilan sosial yang cukup dalam pembelajaran permainan sepakbola hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase nilai sebesar 74,8% untuk keterampilan sosial siswa SD dan 73,6% keterampilan sosial siswa SSB. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan perbedaan keterampilan sosial yang signifikan antara siswa SD dan siswa SSB.
Kata Kunci : Keterampilan Sosial, Sepakbola, Deskriptif, Purpossive Sampling
(9)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
COMPARISON OF SOCIAL SKILLS BETWEEN PRIMARY
SCHOOL STUDENTS AND SOCCER SCHOOL STUDENTS
WITHIN PLAYING FOOTBAL LEARNING
Cefi Muhamad Taufik
Jurusan POR PJKR, Fakultas Pendidakan Olahraga dan Kesehatan
(FPOK), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Bambang Abduljabar
3Suherman Slamet
4ABSTRACT : This research used descriptive methodology and purpossive sampling to investigate comparison of social skills between primary school students and soccer school students within playing footbal learning. Research object is 5th grade students of SDN Cileles and student of SSB PPM Jatinangor. Design research through one shoot design. Measuring instrument used was a questionnaire on emotional intelligence. Analysis of the data using, test validity, reliability test, normality test, and test Percentage. Based on the results of the research data processing, obtained the finding that there is a close relationship of social skills with social interaction occur and intensive self-development because of the analysis result and processing of the data obtained showed that both primary school and SSB students have sufficient social skills in terms of learning the game of football this is evidenced by the acquisition of a percentage value of 74.8% for social skills of elementary school students and 73.6% of students social skills SSB. With these results we can conclude that there were no significant differences in social skills among elementary school students and students SSB.
Keywords : Social Skills, Football, Descriptive
(10)
(11)
1
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran olahraga sepakbola baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, dan juga melalui sekolah sepakbola yang sudah terprogram siswa tidak saja belajar aspek kognitif dan psikomotorik, melainkan ia juga belajar aspek afektif, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan perilaku dan sikap.
Dalam proses belajar pendidikan jasmani, siswa diberi pengalaman-pengalaman gerak lewat aktivitas olahraga. Dengan aktivitas olahraga ini diharapkan akan berkembangnya kemampuan gerak dasar siswa. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) yaitu:
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Dapatlah dikatakan bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan lainnya yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan olahraga. Tidaklah mengherankan, apabila banyak pakar yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang wajib diterima oleh semua orang baik laki- laki maupun perempuan, tua, dewasa, remaja, bahkan anak- anak sejak usia dini dikarenakan pendidikan jasmani salah satu penentu keberhasilan seseorang kedepanya oleh sebab itu pendidikan harus selalu bermuara disemua tempat baik diedukasi maupun non edukasi baik secara langsung maupun tidak langsung yang bersifat formal maupun tidak formal.
(12)
2
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran sepakbola disekolah merupakan salah satu penerapan pembelajaran penjas yang merupakan materi yang sangat digemari siswa dengan banyaknya pertandingan antar pelajar ditingkat usia dini yaitu melalui O2SN tingkat sekolah dasar dapat memotivasi siswa untuk berkembang dalam pemahaman permainan sepakbola, dan juga melalui pembelajaran sekolah sepakbola banyak pertandingan yang dapat siswa ikuti yaitu melalui festival, melalui hal itu siswa dituntut untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan tujuan agar siswa yang dilatih dapat menguasai keterampilan bermain sepakbola mungkin dengan harapan munculnya pemain sepakbola yang mempunyai bakat dan kemampuan tinggi yang optimal. Dalam hal ini bnyak kendala yang dihadapi siswa diantaranya dalam keterampilan bermain sepakbola siswa masih kurang memiliki sikap sportif, fair-play, kerjasama, menghargai kemampuan orang lain.
Dalam permainan sepakbola membutuhkan keterampilan sosial yang baik dimana semua dalam permainan sepakbola perlu adanya interaksi dan komunikasi sesama pemain karena dalam permainan sepakbola yang merupakan permainan beregu atau tim. Karena pada siswa usia dini anak masih labil dan susah bergaul dan banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan main game dan kurangnya berinteraksi antar teman se baya. Dengan penerapan dimulai pada siswa usia dini akan menjadi modal bagi siswa untuk menjadi pemain sepakbola yang baik. Menurut Jarolimek (2006 : 9), menjelaskan bahwa : keterampilan sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup dan bekerjasama, keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain, keterampilan untuk saling berinteraksi satu sama dengan yang lainnya, saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyangkut bagi setiap anggota dan kelompoknya.
Dari penjelasan diatas bahwa keterampilan sosial siswa SD dan SSB yang mengikuti latihan sepakbola sangat perlu dikembangkan karena akan mempengaruh dalam penampilan bermain sepakbola agar dapat berkerjasama dengan baik dalam permainan sepakbola.
(13)
3
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam permainan sepakbola membutuhkan keterampilan dan kerjasama yang menuntut setiap pemainnya untuk memiliki teknik dasar yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal. Josyep Sneyers (2006 : 24) menjelaskan :
Mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, semakin terampil seorang pemain dengan bola akan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari situasi semakin baik jalannya pertandingannya bagi kesebelasaannya.
Dari penjelasan diatas permainan sepakbola tidak hanya mengandalkan dari segi satu pemain saja, melainkan didalam permainan sepakbola harus ada keterampilan sosial yang baik sebab bila didalam permainan sudah tidak ada keharmonisan dalam melakukan suatu cabang olahraga yang berbentuk tim, khususnya di sepakbola maka kerjasama sangat diperlukan baik dalam cabang olahraga yang beregu atau tim.
Maka dengan itu setiap sepakbola pada usia dini terutama dikalangan pelajar segala sesuatu yang diterapkan dalam jiwa tim ialah bekerjasama dengan baik, sebab dengan kerjasama pertandingan akan didapatkan dengan maksimal atau sesuai dengan yang diharapkan apalagi didukung dengan tingkat keterampilan setiap individu yang baik maka dalam bermain sepakbola penampilannya akan terlihat bagus dan hasilnya pun tentu akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, maka peneliti akan mencoba untuk meneliti Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD dan Siswa SSB dalam pembelajaran permainan Sepakbola.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada pembahasan latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi berbagai macam permasalahan yang terkait dengan masalah penelitian, identifikasi masalah tersebut antara lain:
1. Dalam keterampilan bermain sepakbola siswa masih kurang memilki sikap sportif, fair-play, kerjasama, menghargai kemampuan orang lain.
2. siswa usia dini anak masih labil dan susah bergaul dan banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan maen game dan kurangnya berinteraksi antar teman se baya.
(14)
4
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka dirumuskan masalah secara umum sebagai berikut:
1. Bagaimana keterampilan sosial siswa SD dalam pembelajaran permainan sepakbola?
2. Bagaimana keterampilan sosial siswa SSB dalam pelatihan permainan sepakbola?
3. Bagaimana perbandingan keterampilan sosial siswa SD dan siswa SSB dalam pembelajaran bermain sepakbola?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi bagaimana keterampilan sosial siswa SD dalam pembelajaran permainan Sepakbola.
2. Mengidentifikasi bagaimana keterampilan sosial siswa SSB dalam pelatihan permainan Sepakbola.
3. Mengidentifikasi bagaimana perbandingan keterampilan sosial siswa SD dan siswa SSB dalam pembelajaran permainan sepakbola.
E. Manfaat Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang, permasalahan, dan tujuan penelitian maka kegunaan penelitian ini akan menyentuh aspek-aspek:
1. Secara teoritis: Dapat memberikan sumbangan teori konseptual untuk memecahkan masalah mengenai apakah ada Perbedaan Keterampilan Sosial Siswa SD dan Siswa SSB dalam pembelajaran permainan Sepakbola.
2. Secara praktis: Dapat dijadikan masukan yang berharga bagi pembina sepakbola di tingkat sekolah dasar maupun sekolah sepakbola dan para pelatih sepakbola dan juga pemain muda dalam usaha meningkatkan keterampilan sosial pemain sepakbola usia dini pada siswa SD maupun SSB dalam pembelajaran permainan Sepakbola.
(15)
5
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur Organisasi Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu: BAB I Pendahuluan: berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, organisasi skripsi. BAB II memuat tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang ditunjukan “state of the art” dari teori yang sedang dikaji dalam bidang ilmu yang diteliti. Dan juga berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis yang diteliti dalam penelitian ini. Pada kerangka pemikiran adalah suatu tahapan yang merumuskan adanya hipotesis setelah hubungan variabel tersebut di dukung oleh teori yang dirujuk. BAB III Metode Penelitian: Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut: Metode penelitian, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain Penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrument Penelitian, analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: terdiri dari dua hal utama, yakni: Pengolahan atau analisis data, pembahasan atau analisis temuan. BAB V Kesimpulan dan Saran: Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadaphasil analisis temuan penelitian.
(16)
42 Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Dalam menyusun suatu penelitian hingga menganalisis data untuk mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber data. Pada penelitian kali ini peneliti melakukan penelitian di dua tempat yang berbeda yakni di SDN Cileles dan SSB PPM Jatinangor yang beralamat di jl. Cileles Jatinangor.
2. Populasi Penelitian
Pada umumnya sumber data pada penelitian disebut populasi dan sampel. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Sugiyono (2010: 80) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SDN Cileles kelas V dan SSB PPM Jatinangor Usia 12 tahun. Dari jumlah populasi yang dimaksud dalam penelitian ini, penulis menggunakan seluruh populasi yang ada untuk dijadikan sebagai sampel penelitian.
3. Sampel Penelitian
Untuk menentukan sampel diperlukan teknik sampel menurut Sugiyono (2011:118) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Sampling yang penulis gunakan disini adalah Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sampel Sugiyono
(17)
43
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2011:122), dengan teknik Purposive Sampling populasi dalam penelitian ini di gunakan sampel sebanyak 60 siswa yaitu siswa dari SDN Cileles kelas V berjumlah 30 orang dan siswa dari SSB PPM Jatinangor Usia 12 tahun berjumlah 30 orang yang dipilih dan ditentukan secara random.
Dalam suatu penelitian semua anggota populasi dapat dijadikan sebagai sumber data dan dapat pula hanya sebagian anggota populasi saja yang umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, sehingga di ambil sebanyak 60 orang yang dijadikan sampel, sebagai kebutuhan peneliti dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan populasi yang diambil untuk dijadikan sampel adalah siswa SDN Cileles kelas V dan SSB PPM Jatinangor Usia 12 tahun.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan sangat penting, karena dengan menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui bagaiman keterampilan sosial siswa SD, keterampilan siswa SSB dan bagaimana perbandingan keterampilan sosial siswa SD dan siswa SSB dalam pembelajaran permainan sepak bola.
Sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka untuk memperoleh dan menganalisis data diperlukan suatu metode yang tepat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sesuai yang diungkapkan Sugiyono (2009:147) adalah:
bahwa penelitian deskriptif adalah “penelitian yang digunakan untuk menanalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Pendapat lain mengenai metode deskriptif dikemukakan oleh Surakhmad (2004:139) sebagai berikut:
(18)
44
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Penyelidikan metode-metode tidak terbatas hanya pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tenteng arti data itu.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskiptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penelitian deskriptif yang akan penulis lakukan, informasi atau data akan diperoleh melalui pemberian instrumen tes, yaitu berupa pemberian angket keterampilan sosial kepada populasi atau sampel. Data yang diperoleh akan disusun dan diolah melalalui pengolahan data sehingga dapat ditetapkan untuk mencari sebuah kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan.
2. Desain Penelitian
Menurut Moh Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah:” semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisi data saja.” Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu sebagai berikut (Moh Nazir 2005:84):
1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
3. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.
4. Membangun penyelidikan atau percobaan.
5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. 6. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.
7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.
9. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistik.
(19)
45
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.
1. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, Peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada. 2. Menetukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah . 3. Memberikan limitasi atao scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini
akan dilaksanakan. Baik daerah geograpisnya, batasan kronologis, serta sebarapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.
4. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. 5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan
masalah yang ingin dipecahkan.
6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun implisit.
7. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitain.
8. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
9. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
(20)
46
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari proses di atas terlihat jelas bahwa dalam penelitian deskriptif terbagi atas dua proses, yaitu proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Proses selanjutnya merupakan tahap operasional dari penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, Peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:
Bagan 3.1
Langkah-langkah Penelitian PopP
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian C. Defenisi Operasional
Defenisi operasional berfungsi untuk menjelaskan makna variabel yang akan diteliti, yaitu :
POPULASI
SAMPLE
PENGAMBILAN DATA SDN Cileles kelas V
PENGOLAHAN DATA KESIMPULAN TES KETERAMPILAN
SOSIAL
(21)
47
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pendidikan jasmani Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) yaitu: Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
b. Keterampilan dan kerjasama yang menuntut setiap pemainnya untuk memiliki teknik dasar yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal. Josyep Sneyers (2006 : 24) menjelaskan : Mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, semakin terampil seorang pemain dengan bola akan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari situasi semakin baik jalannya pertandingannya bagi kesebelasaannya.
c. Keterampilan sosial. Menurut Jarolimek (2006 : 9), menjelaskan bahwa : keterampilan sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup dan bekerjasama, keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain, keterampilan untuk saling berinteraksi satu sama dengan yang lainnya, saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyangkut bagi setiap anggota dan kelompoknya.
d. Sepakbola menurut Sucipto, (2000:7) sepakbola adalah “merupakan
permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.” D. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Untuk mendukung kebenaran suatu hipotesis, diperlukan data atau fakta empirik. Data empirik bisa didapat dengan jalan pengetesan dan pengukuran terhadap yang akan diteliti. Pengetesan dan pengukuran menurut Nurhasan (2000:1), menjelaskan bahwa: “Tes dan pengukuran merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu obyek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data”.
(22)
48
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Arikunto (2006:149), menjelaskan pengertian instrument sebagai berikut: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengukur tingkat keterampilan sosial dalam permainan sepakbola. Adapun instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan:
1. Angket
Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh Sugiyono (2010:199) sebagai berikut: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket
Komponen Sub
Komponen
Indikator Pernyataan Nomor
Soal Positif (+) Negatif (-)
Keterampilan sosial. Menurut Jarolimek (2006 : 9), menjelaskan bahwa : keterampilan untuk bekerjasama, keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain, keterampilan untuk saling berinteraksi satu sama dengan yang lainnya, saling 1. Kerja sama 1.1 Saling membantu Menolong teman yang mendapat cedera Membiarkan teman berkelahi daam bermain
1 4
1.2 Saling memperbaiki Memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam bermain Suka mencari kesalahan-kesalahan teman satu tim
5 2
1.3 Saling
percaya Tidak berfikir negatif kepada teman satu tim
Kurang percaya kepada teman satu tim
12 19
1.4 Saling menutupi kelemahan Menutupi kelemahan teman dalam bermain Menceritakan kelemahan teman satu tim pada orang lain
8 7
2.Mengontrol diri 2.1Mengendalika n diri Sabar ketika ada teman yang marah Mudah marah ketika diberi masukan
(23)
49
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyangkut bagi setiap anggota dan kelompoknya
dalam bermain apabila ada kesalahan 2.2Memotivasi diri Tetap semangat sedang bermain Gelisah jika ada kesalahan dalam bermain
18 22
2.3Tidak gampang puas Pemain merasa masih ada yang kurang walaupun baru saja mendapat hasil maksimal Pemain berpuas diri apabila baru saja mendapat hasil maksimal
10 13
2.4Bersikap tenang Tidak terbawa emosi ketika diganggu saat sedang bermain Gelisah jika ada kesalahan dalam bermain
15 16
3.Dapat berinteraksi
3.1Menyapa Selalu menegur ketika bertemu dengan orang lain Tidak mau bertegur sapa dengan orang lain
21 9
3.2Melibatkan diri Saling membantu dan berbagi tugas dengan teman dalam bermain Tidak senang berbagi tugas dalam bermain
20 11
3.3Menyikapi Bersikap apa adanya kepada teman dalam satu tim Saya tidak pernah bersikap terbuka pada teman dalam satu tim apalagi orang lain
3 14
3.4Menindak lanjuti
Selalu bertindak cepat apabila teman satu tim membutuhkan
Kurang bertindak cepat apabila teman satu tim membutuhkan
23 27
4.Dapat bertukar fikiran
4.1Berbagi ide Suka memberikan ide-ide untuk kemenangan tim Bersikap diam ketika diminta ide-idenya
28 32
4.2Bertukar pendapat Memberikan masukan-masukan kepada teman dalam bermain Kurang suka berbagi pendapat dengan teman dalam bermain
(24)
50
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi tersebut selanjutnya dijadikan menjadi butir-butir pernyataan atau soal angket tersebut. Sedangkan penilaian dari alternaitif jawaban yang tersedia, penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala Likert untuk angket kerjasama dalam interaksi sosial, mengenai hal ini Sugiyono (2008:93) mengatakan:
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Ya = 1, Tidak = 0. Kategori untuk setiap pernyataan negatif, yaitu Ya = 0, Tidak = 1. Kategori penyekoran dalam tabel 3.2 dan 3.3.
Tabel 3.2
Skor Untuk Poin Positif
Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
Tabel 3.3
Skor Untuk Poin Negatif
Jawaban Skor
Ya 0
Tidak 1
4.3Memberi saran Memberikan arahan-arahan kepada teman dalam bermain Kurang memberikan arahan-arahan kepada teman dalam bermain
24 29
4.4Menghargai pendapat Walau bagaimana pun keadaannya saya selalu bisa menerima masukan dari teman satu tim
Walau bagaimana pun keadaannya saya kurang bisa menerima masukan teman satu tim
(25)
51
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada responden berjumlah 32 soal pernyataan untuk tes kerjasama dalam interaksi sosial. Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahakan, yaitu tingkat kerjasama dalam permainan sepakbola. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.
Uji coba angket ini dilaksanakan terhadap siswa pada tanggal 7 Juni 2014. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 40 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah:
1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah
2. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.
3. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir pernyataan kelompok atas dan nilai rata-rata (X) setiap butir kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
∑ Keterangan:
= Skor rata-rata yang dicari ∑ = Jumlah skor yang di dapat
(26)
52
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
S =√∑( )
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari
∑( ) = Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan = Jumlah sampel dikurangi satu
5. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
S2 = varians gabungan
S1 = Simpangan baku kelompok satu
S2 = Simpangan baku kelompok dua
n = sampel
6. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai berikut:
t =
√
Keterangan:
t = nilai t yang dicari
= rata-rata suatu kelompok S = Simpangan baku gabungan
(n1-1) Si 2
+ (n2 -1) S2 2
S2 =
(27)
53
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah sampel
7. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini memiliki tingkat kebebasan n1+ n2 – 2 = 11 + 11 – 2 = 20, nilai t-tabel
menunjukkan harga 1.72.
Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.
E. Analisis Data
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan yaitu dengan menganalisis data tersebut menggunakan Microsoft office Excel/ software Spss v.20.
F. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut:
Xi
X = n Keterangan:
X = Skor rata-rata yang dicari Xi = Nilai data
(28)
54
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai berikut:
S = √∑( )
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari n = Jumlah sampel
∑( ) = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut: a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn
dengan menggunakan rumus: Xi – X Z1 =
S
(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini
dinyatakan S(Zi), maka:
Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi
S (Zi) =
n
d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo
(29)
55
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh
dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut:
F =
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α)
= 0,05.
5. Menghitung Prosentase Gambaran Alternatif Jawaban
Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan menggunakan rumus:
1 x100%
X X P
n
Keterangan:
P : Prosentase
X1 : Jumlah skor aktual atau pengamatan
Xn : Jumlah skor ideal atau pengharapan 100 % : Bilangan tetapSetelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:246), dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Frekuensi
Rentang Nilai Kriteria
6,8 – 8 Sangat Baik
5,1 – 6,7 Baik
3,4 - 5,0 Cukup
(30)
56
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,0 – 1,6 Sangat Kurang
6. Pengujian signifikansi peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai berikut:
n s X t
Keterangan:
S = Simpangan baku µo = Rata-rata nilai pretest
n = Jumlah Sampel
X = Rata-rata nilai post test
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 –α. Untuk
harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.95 dan derajat kebebasan (dk) = (n-1).
(31)
64
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Penelitian ini didasarkan atas tujuan penelitian, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian yang dapat dikemukakan secara umum dalam hubungan antara, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Keterampilan sosial siswa SD memiliki kemampuan yang baik dan seimbang dari semua indikator.
2. Keterampilan sosial siswa SSB memiliki kemampuan yang baik dan ada dua indikator yang menonjol dari empat indiktor yaitu kerjasama dan bertukar pikiran.
3. Keterampilan sosial siswa SD memiliki kemampuan yang baik dan seimbang dari semua indikator sedangkan keterampilan sosial siswa SSB memiliki kemampuan yang baik, tetapi hanya dua indikator yang menonjol yaitu kerjasama dan bertukar pikiran, hal ini dikarnakan aktivitas siswa SSB lebih sering berinteraksi langsung dilapangan karena intesipnya dalam aktivitas bermain sepakbola.
B. Saran-saran
Setelah mengkaji seluruh permasalahan dan hasil dari penelitian mengenai keterampilan sosial dalam pembelajaran permainan Sepakbola pada siswa SD dan SSB, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru atau pelatih pembina sepakbola usia dini agar senantiasa menjaga keterampilan sosial dalam pembelajaran permainan Sepakbola, sebab hal ini sangat berpengaruh besar terhadap penampilan bermain sepakbola.
2. Kepada para guru atau pelatih pembina sepakbola usia dini agar lebih selektif dalam mengadakan latihan yang berkualitas baik kemampuan kerjasama tim, keterampilan pemain dan penampilan dalam bertanding.
(32)
65
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar dapat memajukan dunia sepakbola dalam negeri dan menghasilkan pemain yang handal.
Untuk peneliti selanjutnya agar dapat memunculkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penampilan bermain sepakbola dan dapat mengembangkan penelitian ini untuk penampilan bermain sepakbola yang tidak sama sehingga muncul faktor lain yang dapat mempengaruhi pembelajaran permainan sepakbola.
(33)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta
Atmaja, (1978), Jenis-Jenis Metode Penelitian, Jakarta : PT. Bina Aksara. Budiman, Indra, (2005), Jenis-Jenis Metode Penelitian, Bandung : Tarsito. Depdiknas. (2003). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Depdiknas. FIFA (2005) Laws of The Game. Jakarta: PSSI
Giriwijoyo, Santoso, (1992), Ilmu Faal Olahraga, Bandung : FPOK IKIP Bandung. Giriwijoyo (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Goleman, Daniel. (2000). Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Harsono (1988). Coaching : Aspek-aspek psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak kusuma.
Hermanu, E., Usli, L., dan Imanudin,I. (2008). Modul Pelatihan Cabang Olahraga Sepak Bola. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI
Harsono, (1988), Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta : Tambak Kusuma.
Ibrahim, Rusli, (2001), Perkembangan Perilaku Sosial Melalui Pendidina Jasmani, Jakarta : DEPDIKNAS.
Josep Sneyers, (1990), Sepak Bola Remaja, Jakarta : PT. Rosda Jaya Putra.
(34)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahendra, Agus (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: Modul Mata Kuliah Dual Modes/PPJ.
Martens, R. (2004). Succesfull Coaching. United States: Human Kinetics Nasir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Galia Indonesia
Nurhasan (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas. Nazir (1983) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Satiadarma, Monty (2000) Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Setyobroto, Sudibyo (1989) Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. Anem Kosong Anem.
Singarimbun (1995) Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Slameto, (1988), Evaluasi Pendidikan, Salatiga : FKIP-UKSW. Subardjah, Herman (1999) Psikologi Olahraga. Depdik Nas. Sucipto, dkk. (1999) Sepakbola. Jakarta: Depdikbud
Sudjana dan Ibrahim, (1978), Metode Statistika, Salatiga : Tarsito. Sugiyono (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alphabeta.
Sugiyono, (2005), Metode Statistik, Jakarta : PT. Bina Aksara
Suharsimi Arikunto, (1983), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT. Bina Aksara
Surakhmad Winarno, (1978), Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tekhnik, Bandung : Tarsito.
Surayin (1988) Penuntun Pelajaran Orkes Bandung: Ganeca Exact..
Satriya. (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI
(35)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia.
Sucipto, Dkk (2000). Sepakbola, Bandung : FPOK Sudjana (2005). Metode Statistika, Bandung: Tarsito
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sukintaka. (2003). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.
Sukatamsi, (1984).Bahan Mengajar dan Melatih Sepak Bola : Semarang
Universitas Pendidikan Indonesia (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Yusuf (2000) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa:Pencarian&search=penampilan&ns0=1&red irs=0 ,
(1)
56
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,0 – 1,6 Sangat Kurang
6. Pengujian signifikansi peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai berikut:
n s X t
Keterangan:
S = Simpangan baku µo = Rata-rata nilai pretest n = Jumlah Sampel
X = Rata-rata nilai post test
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 –α. Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.95 dan derajat kebebasan (dk) = (n-1).
(2)
64 Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Penelitian ini didasarkan atas tujuan penelitian, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian yang dapat dikemukakan secara umum dalam hubungan antara, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Keterampilan sosial siswa SD memiliki kemampuan yang baik dan seimbang dari semua indikator.
2. Keterampilan sosial siswa SSB memiliki kemampuan yang baik dan ada dua indikator yang menonjol dari empat indiktor yaitu kerjasama dan bertukar pikiran.
3. Keterampilan sosial siswa SD memiliki kemampuan yang baik dan seimbang dari semua indikator sedangkan keterampilan sosial siswa SSB memiliki kemampuan yang baik, tetapi hanya dua indikator yang menonjol yaitu kerjasama dan bertukar pikiran, hal ini dikarnakan aktivitas siswa SSB lebih sering berinteraksi langsung dilapangan karena intesipnya dalam aktivitas bermain sepakbola.
B. Saran-saran
Setelah mengkaji seluruh permasalahan dan hasil dari penelitian mengenai keterampilan sosial dalam pembelajaran permainan Sepakbola pada siswa SD dan SSB, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru atau pelatih pembina sepakbola usia dini agar senantiasa menjaga keterampilan sosial dalam pembelajaran permainan Sepakbola, sebab hal ini sangat berpengaruh besar terhadap penampilan bermain sepakbola.
2. Kepada para guru atau pelatih pembina sepakbola usia dini agar lebih selektif dalam mengadakan latihan yang berkualitas baik kemampuan kerjasama tim, keterampilan pemain dan penampilan dalam bertanding.
(3)
65
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar dapat memajukan dunia sepakbola dalam negeri dan menghasilkan pemain yang handal.
Untuk peneliti selanjutnya agar dapat memunculkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penampilan bermain sepakbola dan dapat mengembangkan penelitian ini untuk penampilan bermain sepakbola yang tidak sama sehingga muncul faktor lain yang dapat mempengaruhi pembelajaran permainan sepakbola.
(4)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta
Atmaja, (1978), Jenis-Jenis Metode Penelitian, Jakarta : PT. Bina Aksara. Budiman, Indra, (2005), Jenis-Jenis Metode Penelitian, Bandung : Tarsito. Depdiknas. (2003). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Depdiknas. FIFA (2005) Laws of The Game. Jakarta: PSSI
Giriwijoyo, Santoso, (1992), Ilmu Faal Olahraga, Bandung : FPOK IKIP Bandung. Giriwijoyo (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Goleman, Daniel. (2000). Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Harsono (1988). Coaching : Aspek-aspek psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak kusuma.
Hermanu, E., Usli, L., dan Imanudin,I. (2008). Modul Pelatihan Cabang Olahraga Sepak Bola. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI
Harsono, (1988), Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta : Tambak Kusuma.
Ibrahim, Rusli, (2001), Perkembangan Perilaku Sosial Melalui Pendidina Jasmani, Jakarta : DEPDIKNAS.
Josep Sneyers, (1990), Sepak Bola Remaja, Jakarta : PT. Rosda Jaya Putra.
(5)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahendra, Agus (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: Modul Mata Kuliah Dual Modes/PPJ.
Martens, R. (2004). Succesfull Coaching. United States: Human Kinetics Nasir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Galia Indonesia
Nurhasan (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas. Nazir (1983) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Satiadarma, Monty (2000) Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Setyobroto, Sudibyo (1989) Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. Anem Kosong Anem.
Singarimbun (1995) Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Slameto, (1988), Evaluasi Pendidikan, Salatiga : FKIP-UKSW. Subardjah, Herman (1999) Psikologi Olahraga. Depdik Nas. Sucipto, dkk. (1999) Sepakbola. Jakarta: Depdikbud
Sudjana dan Ibrahim, (1978), Metode Statistika, Salatiga : Tarsito. Sugiyono (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alphabeta.
Sugiyono, (2005), Metode Statistik, Jakarta : PT. Bina Aksara
Suharsimi Arikunto, (1983), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT. Bina Aksara
Surakhmad Winarno, (1978), Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tekhnik, Bandung : Tarsito.
Surayin (1988) Penuntun Pelajaran Orkes Bandung: Ganeca Exact..
Satriya. (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI
(6)
Cefi Muhamad Taufik, 2014
Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa SD Dan Siswa SSB Dalam Pembelajaran Keterampilan Bermain Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia.
Sucipto, Dkk (2000). Sepakbola, Bandung : FPOK Sudjana (2005). Metode Statistika, Bandung: Tarsito
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sukintaka. (2003). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.
Sukatamsi, (1984).Bahan Mengajar dan Melatih Sepak Bola : Semarang
Universitas Pendidikan Indonesia (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Yusuf (2000) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa:Pencarian&search=penampilan&ns0=1&red irs=0 ,