Hubungan antara Tingkat Keparahan Gigi Berjejal dan Indeks Karies DMF-T (Penelitian pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dengan Usia 17 sampai 21 Tahun).

(1)

iv ABSTRAK

Gigi berjejal merupakan anomali gigi yang paling sering terjadi di bidang kedokteran gigi. Kondisi gigi berjejal meningkatkan akumulasi makanan dan retensi plak, yang juga merupakan salah satu faktor penyebab karies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gigi berjejal dan indeks DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria. Subjek penelitian yaitu 48 orang, dari setiap fakultas terdiri dari masing-masing 5 sampai 6 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Dilakukan pemeriksaan DMF-T dan pencetakan model studi subjek penelitian, kemudian dilakukan pengukuran TSALD pada model yang dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat keparahan gigi berjejal yaitu susunan gigi ideal, susunan gigi berjejal ringan, sedang dan berat. Melakukan perbandingan antara setiap tingkat keparahan gigi berjejal dengan DMF-T. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukan nilai P untuk uji korelasi Chi-Square sebesar 0.120, yang lebih besar dari 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Simpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung dengan usia 17 sampai 21 tahun.


(2)

ABSTRACT

Dental crowding is one of the most common anomalies that occurs in the field of dentistry. Such condition gives rise to food accumulation and retention of plaque, which could then result in caries. The main objective of this research is to understand the relation between dental crowding and DMF-T index of the students studying in University of Kristen Maranatha, Bandung.

The sampling method used is known as purposive sampling, which by sample is collected based on certain criteria. The sample size of this research is 48 students with 5 to 6 of students that fulfil the criteria coming from each of the faculty. DMF-T and printing model of the study subject research will first be carried out, followed with TSALD measurements on the 4 groups of models that are divided in accordance to the severity level of the crowding teeth, from ideal ones to the most severe conditions. Comparison of the severity level can be done through DMF-T. Data is analysed using Chi-Square correlation test.

The research results show the P value for the Chi-Square correlation test is 0.120, which is more than 0.05 which means there is nothing a relationship between the severity of dental crowding and caries index at students studying in Maranatha Christian University, Bandung.

The conclusions of this study are the nothing effect of dental crowding and severity index DMF-T in the University of Kristen Maranatha Bandung students between the age of 17 to 21.


(3)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR DIAGRAM... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 . Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Manfaat Akademis... .. 3

1.4.2. Manfaat Praktis ... ... 3

1.5. Kerangka Pemikiran, kerangka konsep dan Hipotesis ... 4


(4)

1.5.2. Kerangka Konsep ... ... 5

1.5.3. Hipotesis Penelitian... ... 5

1.6. Metode Penelitian... ... 6

1.7. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Gigi Berjejal... 7

2.1.1. Pengertian... 7

2.1.2. Etiologi …... 7

2.1.3. Tingkat Keparahan ... 8

2.1.4. Tooth Size Arch Lenght Discrepancy (TSALD) ... 11 2.2. Dental Karies ... 14

2.2.1. Definisi... 14

2.2.2. Etiologi... 14

2.2.3. Klasifikasi... 17

2.2.4. Patogenesis ... 22

2.2.5. Perkembangan Lesi Karies... 23

2.2.6. Indeks Karies DMF-T... 24

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 27


(5)

xi

3.2.1. Populasi Penelitian ... 27

3.2.2. Sampel Penelitian ... ... 27

3.2.3 Kriteria inklusi sampel... 28

3.2.4 Kriteria eksklusi sampel... 29

3.3 Variabel Penelitian ... 29

3.4. Definisi Operasional... 29

3.5 Aspek Alat dan Bahan ... 31

3.5.1. Alat ... 31

3.5.2. Bahan ... 31

3.6 Prosedur Penelitian ... 32

3.7 Alur Penelitian ... 34

3.8 Metode Analisis ... 34

3.8.1. Analisis Univariat ... 34

3.8.2. Analisis Bivariat ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Hasil Penelitian... 36

4.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 36

4.1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Gigi Berjejal... 37

4.1.3 Distribusi Frekuensi Indeks Karies DMF-T... 38

4.1.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Gigi Berjejal dan Indeks Karies DMF-T... 39


(6)

4.2 Analisis Statistik... 41

4.3 Pembahasan... 41

4.3.1 Tingkat Keparahan Gigi Berjejal dan Indeks Karies DMF-T... 41

4.3.2 Hubungan Antara Tingkat Keparahan Gigi Berjejal dan Indeks Karies DMF-T... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 48


(7)

xiii

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Gigi Berjejal

dan Indeks Karies DMF-T... 39 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Gigi Berjejal

dan Indeks Karies DMF-T Berdasarkan Lokasi... 40 Tabel 4.4. Hasil Analisis Korelasi Pearson antara Variabel Bebas


(8)

DAFTAR GAMBAR

No Gambaran Keterangan Halaman

Gambar 2.1. Gigi Berjejal Ringan pada Anak... 9

Gambar 2.2. Gigi Berjejal pada Dewasa... 9

Gambar 2.3. Gigi Berjejal Sedang pada Anak... 10

Gambar 2.4. Gigi Berjejal pada Dewasa... 10

Gambar 2.5. Gigi Berjejal Berat pada Dewasa... 11

Gambar 2.6. Pengukuran Panjang Lengkung Rahang... 13

Gambar 2.7. Pengukuran Panjang Gigi dengan Mengunakan Komputer... 13

Gambar 2.8. Faktor-Faktor Penyebab Karies... 17

Gambar 2.9. Karies Pit dan Fisure, Karies Proksimal, Karies Akar... 18


(9)

xv

Radiograf, Karies Residual... 18

Gambar 2.11. Klasifikasi Karies Menurut GV Black... 20

Gambar 2.12. Foward karies dan Backward Karies... 21

Gambar 2.13. Karies Sederhana, Karies Compound, Karies Kompleks... 21 Gambar 2.14. Karies Insipient, Karies Sedang, Karies Advanced, Karies


(10)

DAFTAR DIAGRAM

No Diagram Keterangan Halaman

Diagram 1.1. Kerangka konsep... 5

Diagram 3.1. Alur Penelitian... 34

Diagram 4.1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin... 36

Diagram 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Gigi Berjejal... 37


(11)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Keterangan Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 48

Lampiran 2 Lembar Informed Consent... 49

Lampiran 3 Lembar Anamnesa Sampel... 50

Lampiran 4 Lembar Pemeriksaan Indeks Karies DMF-T... 52

Lampiran 5 Lembar Pemeriksaan TSALD... 53

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ... 54 Lampiran 8 Data Hasil Pemeriksaan TSALD dan DMF-T... 55


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi berjejal atau crowding dapat diartikan sebagai ketidakharmonis antara ukuran gigi dengan ukuran rahang yang dapat menyebabkan gigi berada di luar lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi.1 Gigi berjejal merupakan anomali gigi yang paling sering terjadi di bidang kedokteran gigi.2 Susunan gigi yang berjejal sering ditemukan pada lebih dari 60% populasi dewasa di Inggris.3 Gigi berjejal dapat menyebabkan terganggunya kontak proksimal normal dan kontak gigi oklusal sehingga sulit untuk membersihkan dan menjangkau sisa makanan yang menempel pada daerah interdental gigi yang berjejal, kondisi gigi berjejal meningkatkan akumulasi makanan dan retensi plak, yang juga merupakan salah satu faktor penyebab karies. Proses karies dapat menyebabkan kerusakan pada struktur jaringan keras gigi.4

Pada penelitian di Arab Saudi, gigi berjejal sangat umum ditemukan. Dengan teknik TSALD (tooth size arch discrepancy) ditemukan susunan gigi berjejal sebanyak 49,5%, susunan gigi spacing sebanyak 28,6% dan susunan gigi normal sebanyak 21,9%.5 Keadaan tingginya gigi berjejal dapat menyebabkan kecenderungan terjadi karies seiring meningkatnya tingkat keparahan gigi yang berjejal.


(13)

2

penghancuran zat organik gigi. Beberapa penyebab karies yaitu host, mikroorganisme, substrat dan faktor waktu. Salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan karies adalah plak, sehingga permukaan gigi yang mudah menempel plak lebih rentan terhadap perkembangan karies.6

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dihadapi penduduk Indonesia adalah tingginya penyakit jaringan keras gigi atau karies. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013 melaporkan indeks DMF-T di Indonesia mencapai 4,6 pada kelompok umur lebih dari 12 tahun yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang.7 Penelitian di Polandia pada tahun 2012 menyatakan bahwa dari 225 sampel pada usia 15 sampai 19 tahun, menyatakan bahwa keadaan susunan gigi berjejal memiliki indeks DMF-T lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki keadaan susunan gigi berjejal.8

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan gigi berjejal terhadap karies. Penelitian dilakukan pada mahasiswa berusia 17 sampai 21 tahun dikarenakan erupsi gigi permanen lengkap yaitu usia 17 tahun.9

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah terdapat hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dengan usia 17 sampai 21 tahun.


(14)

3

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dengan usia 17 sampai 21 tahun.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini adalah memberikan data awal hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan jumlah DMF untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk lebih meningkatkan motivasi kepada dokter gigi dalam menanggulangi gigi berjejal serta masalah-masalah yang ditimbulkan oleh keadaan gigi berjejal.

Manfaat praktis lainnya yaitu sebagai informasi untuk mengadakan program penyuluhan pada masyarakat tentang dampak yang diakibatkan oleh gigi berjejal.

1.5 Kerangka pemikiran, Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 kerangka pemikiran

Gigi berjejal merupakan keadaan gigi yang tidak beraturan di luar susunan lengkung gigi normal, yang dapat menyebabkan terganggunya kontak proksimal


(15)

4

yang rotasi.3,10 Kondisi gigi berjejal menyebabkan sulitnya menjangkau sisa makanan yang menempel pada daerah interdental dengan sikat gigi, sehingga menyebabkan makanan dan debris terakumulasi serta terbentuknya plak.3,4

Bakteri dalam plak gigi mampu memfermentasi karbohidrat yang menghasilkan asam, kemudian terjadi penurunan pH dalam waktu beberapa menit pada permukaan enamel di bawah pH kritis. Pelarutan enamel dapat terjadi jika dibawah pH kritis sehingga menyebabkan demineralisasi dari jaringan keras gigi. Karies gigi terjadi apabila demineralisasi lebih besar dari pada proses remineralisasi. Penurunan pH tidak akan menyebabkan perubahan signifikan pada kandungan mineral permukaan gigi, namun diperlukan waktu yang cukup untuk terjadi demineralisasi. Plak yang menempel apabila tidak dapat dibersihkan maka proses demineralisasi akan lebih besar daripada remineralisasi sehingga gigi berjejal akan menyebabkan indeks karies lebih tinggi dan semakin parah tingkat berjejal gigi maka akan semakin parah tingkat karies.11

Gigi berjejal harus sesegera mungkin dirawat karena dapat menyebabkan sulitnya pembersihan pada seluruh permukaan gigi, yang memungkinkan peningkatan kerusakan gigi, hilangnya fungsi gigi, peningkatan angka penyakit pada gusi dan penurunan estetik. 12


(16)

5

1.5.2 Kerangka Konsep

Diagram 1.1. Kerangka konsep

1.5.3 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dengan usia 17 sampai 21 tahun.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian ini yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik korelasi dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa di Universitas Kristen Maranatha, yang dilakukan pemeriksaan pada susunan gigi

Terjadi penurunan pH yang menyebabkan demineralisasi enamel Peningkatan skor karies

Proses demineralisasi email lebih besar dari pada remineralisasi Karies

Tingkat keparahan gigi berjejal

Retensi/ terjebaknya makanan pada proksimal


(17)

6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa di lingkungan Universitas Kristen Maranatha di kota Bandung pada bulan Juni sampai Juli tahun 2015.


(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Tidak terdapat hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung dengan usia 17 sampai 21 tahun.

5.2Saran

1. Melakukan penelitian yang lebih spesifik seperti contoh hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-S pada proksimal (karies kelas II, III dan IV).

2. Lebih mengutamakan promosi perawatan pit and fissure sealant karena pit dan fissure merupakan lokasi paling sering terjadi karies dibandingkan


(19)

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Raymond P, James A. and Kathleen A. An Examination of Dental Crowding and its Relationship to Tooth Size and Arch Dimension. American Journal of Orthodontics; 1983. p.45-51

2. Mockers O, Aubry M, Mafart B. Dental Crowding in Prehistoric Population. [serial online] 2015 Okt [Cited 10 Nov 2015] p.151-6.

Available from: URL:

http://bertrand.mafart.free.fr/paleoanthropology_paleopathology_articles_f ull_text_mafart/Dental_paleopathology_occlusion_3Mockers.pdf

3. Sasea A,. Lampus BS, Supit A. Gambaran Status Kebersihan Rongga Mulut dan Status Gingiva pada Mahasiswa dengan Gigi Berjejal. [serial online] 2014 Jul [Cited 10 Nov 2015] p.52-8. Available from:URL:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=107355&v al=1000.

4. Malohing D, Anindita PS, Gunawan PN. Status Karies pada Gigi Berjejal di SD Negeri 12 Tuminting. [serial online] 2014 Sept [Cited 10 Nov 2015]

p.94-8. Available from: URL:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=107367&val=1000. 5. Al-Balkhi KM. Zahrani AA. The Pattern of Malocclusion in Saudi

Arabian Patients Attending for Orthodontic Treatment at the College of Dentistry, King Saud University, Riyadh. [serial online] 2015 Jan [Cited

10 Nov 2015] p.138-44. Available from: URL:

http://repository.ksu.edu.sa/jspui/bitstream/123456789/7746/1/The%20Pat tern%20of%20Malocclusions%20in%20Saudi%20Arabian%20Patients%2 0Attending%20for%20Orthodontic%20Treatment%20at%20the%20Colle ge%20of%20Dentistry,%20King%20Saud%20University,%20Riyadh.pdf. 6. Nisha G, Amit G. Textbook of Preclinical Conservative Dentistry. New

Delhi: Jaypee Brother Medical Publishers; 2011: p.51-66

7. Trihono. Riset Kesehatan Dasar. 4th ed. Jakarta: Riskesdas; 2013: p.110-8. 8. Buczkowska J, Szyszka L, Wozniak K. Anterior Tooth Crowding and

Prevalence of Dental Daries in Children in Szczecin Poland. [serial online] 2015 Jan [Cited 10 Nov 2015]. p. 168-72. Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22779379.

9. Bakar A. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media; 2011: p.92.


(20)

46

10.Bishara SE. An Approach to the Diagnosis of Different Malocclusion. Textbook of Orthodontics. Philadelphia, WB Saunders: 2001; p.31, 134-8, 151-3,168-74.

11.Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Master Dentistry vol 3. Chilelivingstone: 2011; p.166-7.

12.Alam MK. Orthodontic Treatment of Mandibular Anterior Crowding. [Serial Online] 2009 Jan [cited 2015 Des 2015]; p.33-6. Available from: URL:

http://www.banglajol.info/index.php/BJMS/article/viewFile/3188/2683 13.Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Color Atlas of Dental Medicine.

Orthodontic – Diagnosis. 1st ed. Germany; 1993: p.37.

14.Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed. Canada: Elsevier Health Sciences; 2007: p.195-7, 280-493.

15.Laviana A. Analisis Model Studi, Sumber Informasi Penting bagi Diagnosis Ortodonti. [Serial Online] 2009 Jan [cited 2014 Okt 22]; p.1-18. Available from: URL: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/analisis_model_studi.pdf

16.Wellens H. Applicability of Mathematical Curve-Fitting Procedures to Late Mixed Dentition Patients With Crowding. [Serial Online] 2007 Feb [cited 2014 Okt 11]; p.17-25. Available from: URL:

http://www.ajodo.org/article/S0889-5406(06)01181-4/abstract

17.Roberson TM, Heyman HO. Sturdevant's Art & Science of Operative Dentistry. 4th Ed. United States of America: Mosby; 2002: p.90-3.

18.Edwina A. M. Pickard’s Manual of Operative Dentistry. 8th ed. United States of America: Oxford University Press, 2003.p.5-6.

19.Fejerskov O & Kidd E. Dental Caries the Diseaase and Its Clinical Management. 2nd ed. United Kingdom: Munksgaard Blackwell; 2008: p.4. 20.SS.Hiremath. Textbook of Preventive and Comunity Dentistry. India:

Elsevier; 2007: p.192-196.

21.Carlos JP, Brunelle. JA. Oral Health Surveys of the National Institute of Dental Research. [Serial Online] 1997 Feb [cited 2015 Okt 21]; 5-6.

Available from: URL:


(21)

47

22.Carlos JP, Brunelle. JA. Oral Health Surveys of the National Institute of Dental Research. [Serial Online] 2015 Oct [cited 2015 Jun 21]; 5-6.

Available from: URL:

ftp://ftp.cdc.gov/pub/Data/DOH/DiagnosticCriteria.pdf

23.Majewski RF. Dental Caries in Adolescents Associated with Caffeinated Carbonated Beverages. [Serial Online] 2015 Oct [cited 2015 Nov 10]; 73-74. Available from: URL: http://www.aapd.org/assets/1/25/Majewski-23-03.pdf

24.Borutta A, Wagner M, Kneist S. Early Childhood Caries: A Multi-Factorial Disease. [Serial Online] 2015 Oct [cited 2015 Nov 10]; 32-8.

Available from: URL:

http://openventio.org/Volume2_Issue2/Early_Childhood_Caries_A_Preve ntable_Disease_DOJ_2_111.pdf


(1)

5

1.5.2 Kerangka Konsep

Diagram 1.1. Kerangka konsep

1.5.3 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dengan usia 17 sampai 21 tahun.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian ini yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik korelasi dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa di Universitas Kristen Maranatha, yang dilakukan pemeriksaan pada susunan gigi dan keadaan gigi yang mengalami karies.

Terjadi penurunan pH yang menyebabkan demineralisasi enamel Peningkatan skor karies

Proses demineralisasi email lebih besar dari pada remineralisasi Karies

Tingkat keparahan gigi berjejal

Retensi/ terjebaknya makanan pada proksimal


(2)

6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa di lingkungan Universitas Kristen Maranatha di kota Bandung pada bulan Juni sampai Juli tahun 2015.


(3)

44 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Tidak terdapat hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-T pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung dengan usia 17 sampai 21 tahun.

5.2Saran

1. Melakukan penelitian yang lebih spesifik seperti contoh hubungan antara tingkat keparahan gigi berjejal dan indeks karies DMF-S pada proksimal (karies kelas II, III dan IV).

2. Lebih mengutamakan promosi perawatan pit and fissure sealant karena pit dan fissure merupakan lokasi paling sering terjadi karies dibandingkan


(4)

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Raymond P, James A. and Kathleen A. An Examination of Dental Crowding and its Relationship to Tooth Size and Arch Dimension. American Journal of Orthodontics; 1983. p.45-51

2. Mockers O, Aubry M, Mafart B. Dental Crowding in Prehistoric Population. [serial online] 2015 Okt [Cited 10 Nov 2015] p.151-6.

Available from: URL:

http://bertrand.mafart.free.fr/paleoanthropology_paleopathology_articles_f ull_text_mafart/Dental_paleopathology_occlusion_3Mockers.pdf

3. Sasea A,. Lampus BS, Supit A. Gambaran Status Kebersihan Rongga Mulut dan Status Gingiva pada Mahasiswa dengan Gigi Berjejal. [serial online] 2014 Jul [Cited 10 Nov 2015] p.52-8. Available from:URL:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=107355&v al=1000.

4. Malohing D, Anindita PS, Gunawan PN. Status Karies pada Gigi Berjejal di SD Negeri 12 Tuminting. [serial online] 2014 Sept [Cited 10 Nov 2015]

p.94-8. Available from: URL:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=107367&val=1000. 5. Al-Balkhi KM. Zahrani AA. The Pattern of Malocclusion in Saudi

Arabian Patients Attending for Orthodontic Treatment at the College of Dentistry, King Saud University, Riyadh. [serial online] 2015 Jan [Cited 10 Nov 2015] p.138-44. Available from: URL: http://repository.ksu.edu.sa/jspui/bitstream/123456789/7746/1/The%20Pat tern%20of%20Malocclusions%20in%20Saudi%20Arabian%20Patients%2 0Attending%20for%20Orthodontic%20Treatment%20at%20the%20Colle ge%20of%20Dentistry,%20King%20Saud%20University,%20Riyadh.pdf. 6. Nisha G, Amit G. Textbook of Preclinical Conservative Dentistry. New

Delhi: Jaypee Brother Medical Publishers; 2011: p.51-66

7. Trihono. Riset Kesehatan Dasar. 4th ed. Jakarta: Riskesdas; 2013: p.110-8. 8. Buczkowska J, Szyszka L, Wozniak K. Anterior Tooth Crowding and

Prevalence of Dental Daries in Children in Szczecin Poland. [serial online] 2015 Jan [Cited 10 Nov 2015]. p. 168-72. Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22779379.

9. Bakar A. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media; 2011: p.92.


(5)

46

10.Bishara SE. An Approach to the Diagnosis of Different Malocclusion. Textbook of Orthodontics. Philadelphia, WB Saunders: 2001; p.31, 134-8, 151-3,168-74.

11.Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Master Dentistry vol 3. Chilelivingstone: 2011; p.166-7.

12.Alam MK. Orthodontic Treatment of Mandibular Anterior Crowding. [Serial Online] 2009 Jan [cited 2015 Des 2015]; p.33-6. Available from: URL:

http://www.banglajol.info/index.php/BJMS/article/viewFile/3188/2683 13.Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Color Atlas of Dental Medicine.

Orthodontic – Diagnosis. 1st ed. Germany; 1993: p.37.

14.Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed. Canada: Elsevier Health Sciences; 2007: p.195-7, 280-493.

15.Laviana A. Analisis Model Studi, Sumber Informasi Penting bagi Diagnosis Ortodonti. [Serial Online] 2009 Jan [cited 2014 Okt 22]; p.1-18. Available from: URL: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/analisis_model_studi.pdf

16.Wellens H. Applicability of Mathematical Curve-Fitting Procedures to Late Mixed Dentition Patients With Crowding. [Serial Online] 2007 Feb [cited 2014 Okt 11]; p.17-25. Available from: URL:

http://www.ajodo.org/article/S0889-5406(06)01181-4/abstract

17.Roberson TM, Heyman HO. Sturdevant's Art & Science of Operative Dentistry. 4th Ed. United States of America: Mosby; 2002: p.90-3.

18.Edwina A. M. Pickard’s Manual of Operative Dentistry. 8th ed. United States of America: Oxford University Press, 2003.p.5-6.

19.Fejerskov O & Kidd E. Dental Caries the Diseaase and Its Clinical Management. 2nd ed. United Kingdom: Munksgaard Blackwell; 2008: p.4. 20.SS.Hiremath. Textbook of Preventive and Comunity Dentistry. India:

Elsevier; 2007: p.192-196.

21.Carlos JP, Brunelle. JA. Oral Health Surveys of the National Institute of Dental Research. [Serial Online] 1997 Feb [cited 2015 Okt 21]; 5-6.

Available from: URL:


(6)

47

22.Carlos JP, Brunelle. JA. Oral Health Surveys of the National Institute of Dental Research. [Serial Online] 2015 Oct [cited 2015 Jun 21]; 5-6.

Available from: URL:

ftp://ftp.cdc.gov/pub/Data/DOH/DiagnosticCriteria.pdf

23.Majewski RF. Dental Caries in Adolescents Associated with Caffeinated Carbonated Beverages. [Serial Online] 2015 Oct [cited 2015 Nov 10]; 73-74. Available from: URL: http://www.aapd.org/assets/1/25/Majewski-23-03.pdf

24.Borutta A, Wagner M, Kneist S. Early Childhood Caries: A Multi-Factorial Disease. [Serial Online] 2015 Oct [cited 2015 Nov 10]; 32-8.

Available from: URL:

http://openventio.org/Volume2_Issue2/Early_Childhood_Caries_A_Preve ntable_Disease_DOJ_2_111.pdf