Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Perilaku Beresiko pada Pasien Hipertensi JURNAL PENELITIAN

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENYULUHAN HIPERTENSI TERHADAP
PERUBAHAN PERILAKU BERISIKO PADA
PASIEN HIPERTENSI
Nur Haryani1, AA. Subiyanto2, Nunuk Suryani3
Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana UNS

ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit yang dapat memicu terjadinya
stroke, serangan jantung, gagal jantung sehingga dapat menyebabkan kematian.
Seseorang yang memiliki faktor risiko hipertensi harus lebih waspada dan lebih
dini dalam melakukan upaya-upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan
adalah melakukan kontrol darah dan meningkatkan pemahaman tentang hipertensi
melalui pendidikan kesehatan guna mengetahui dan mengurangi perilaku berisiko
hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan kesehatan
hipertensi terhadap perubahan perilaku berisiko pada penderita hipertensi.
Subyek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental kuasi

dengan rancangan pre test-post test design with control design. Lokasi penelitian
di Posbindu Purwo Bakti Husodo Kelurahan Purwodiningratan dan Posbindu
Hidup Sehat Kelurahan Mojosongo dengan sampel pasien hipertensi sebanyak 30
orang sebagai kelompok perlakuan dan 32 orang kelompok kontrol. Analisis data
menggunakan paired sample t-test atau wilcoxon dan menggunakan independent
sample t-test atau mann whitney.
Hasil: ada pengaruh pendidikan kesehatan hipertensi terhadap pengetahuan
tentang hipertensi (p < 0,001). Ada pengaruh pendidikan kesehatan hipertensi
terhadap sikap penderita hipertensi (p=0,014). Pendidikan kesehatan hipertensi
berpengaruh terhadap perubahan perilaku berisiko yaitu riwayat merokok
(p=0,005), pola makan makanan asin (p=0,008) dan frekuensi olahraga (p= 0,001)
sedangkan pendidikan kesehatan hipertensi tidak mempunyai pengaruh yang
secara statistik signifikan terhadap perubahan perilaku berisiko yaitu stres
(p=0,322) dan IMT (p=0,502).
Kesimpulan: Pendidikan kesehatan tentang hipertensi berpengaruh pada
pengetahuan, sikap, merokok, pola makan makanan asin dan olahraga sedangkan
tidak berpengaruh terhadap stress dan IMT .
Kata Kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan, sikap dan perilaku
berisiko hipertensi
kehidupan dunia termasuk satu

Kesehatan merupakan salah

hal yang menjadi tujuan manusia.

satu isu penting di dunia, sehingga

Manusia sebagai makhluk sosial

menjaga

membutuhkan kesehatan, karena

kesehatan

dalam

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

hal ini menjadi modal manusia

tidak menyadari dirinya mengidap

untuk

PTM, sehingga terlambat dalam

menjalani

dan

kehidupan

masa

mendatang


yang

menata

kini

dan

lebih

baik.

mendapatkan
mengakibatkan

Mengupayakan dan selalu menjaga

komplikasi,

kesehatan


kematian.

menjadi

kewajiban

penanganan

yang

terjadinya

kecacatan
Padahal

bahkan

kejadian


ini

setiap manusia, dimulai dari diri

sesungguhnya

sendiri, keluarga, masyarakat dan

melalui pengendalian faktor risiko

lingkungan. Kesehatan bagi semua

PTM (Kementerian Kesehatan RI,

menurut WHO,

dapat

dicegah


Seri 4, 2014).

pencapaian tingkat kesehatan oleh

Hipertensi merupakan salah

semua orang di dunia yang akan

satu PTM. Menurut Kurniadi

memungkinkan

(2014), hipertensi menjadi

mereka

untuk

karena pada sebagian besar


menjalani kehidupan sosial dan
ekonomi

produktif.

WHO

kasus tidak menunjukkan gejala

prioritas

promosi

apa pun hingga pada suatu hari

menetapkan

kesehatan pada Tahun 2011-2016

hipertensi


meliputi:

serangan

(1)

kesehatan;

.,

determinan

(2)

pencegahan

pengendalian

penyakit


menular;

sistem

(3)

sosial
dan

menjadi

stroke

jantung

dan
yang

mengakibatkan meninggal, tetapi


tidak

sejatinya

promosi

termasuk

hipertensi
ke

adalah

dalam

golongan

kesehatan; (4) promosi kesehatan

penyakit

yang

dikelola sedini mungkin. Pendapat

berkelanjutan

melalui

yang bisa dicegah dan

pendekatan kemitraan, pendekatan

lain,

lingkungan, pencegahan bencana

penyakit

dan manajemen paska bencana

karakteristik

(Sulaeman, 2013).

cenderung naik turun dalam waktu

Peningkatan
kesakitan

dan

Penyakit

Tidak

kejadian

merupakan

kronis

dengan

tekanan

darah

yang lama, sehingga diperlukan

kematian

akibat

pengobatan

Menular

(PTM)

mungkin seumur hidup (Triyanto,

menjadi ancaman serius kesehatan
masyarakat

hipertensi

karena

yang

lama

bahkan

2014).

menambah

Hipertensi

adalah penyakit

beban ekonomi dan sosial keluarga

yang bisa menyerang siapa saja,

dan

baik muda maupun tua, kaya dan

masyarakat.

Dari

100

penderita PTM sebanyak 70 orang

miskin.

commit to user

Hipertensi

merupakan

perpustakaan.uns.ac.id

salah

digilib.uns.ac.id

satu

penyakit

paling

lengkap, sebagian besar penderita

mematikan didunia. Sebanyak 1

hipertensi

miliar orang di dunia atau 1 dari 4

terdeteksi, sementara mereka yang

orang dewasa menderita penyakit

terdeteksi

ini. Bahkan diperkirakan jumlah

menyadari

penderita

(Maharani,

hipertensi

meningkat

menjadi

akan

1,6

milyar

menjelang Tahun 2025 (Rudianto,

di

Indonesia

umumnya
kondisi

, 2013).
hipertensi

dikategorikan sebagai the
karena

adalah

suatu

tidak

penyakitnya

Penyakit

2013),
Hipertensi

tidak

mengetahui

penderita

dirinya

tidak

mengidap

kondisi kesehatan kronis utama

hipertensi sebelum memeriksakan

yang mempengaruhi hampir satu

tekanan darahnya. Hipertensi yang

miliar orang dewasa di seluruh

terjadi dalam jangka waktu lama

dunia. Jika tidak diobati, dapat

dan terus menerus bisa memicu

menyebabkan kecacatan serius dan

stroke, serangan jantung, gagal

kematian.

Meskipun

jantung dan merupakan penyebab

hipertensi

menurun

prevalensi
di

negara-

utama gagal ginjal kronik. Bagi

negara maju, sementara prevalensi

yang memiliki faktor risiko ini

terus meningkat di negara-negara

seharusnya

berkembang (Witten,

lebih dini dalam melakukan upaya-

, 2013).

Data

lebih

waspada

dan

upaya preventif, contohnya yang

(WHO)

dari

70%

penderita

paling

sederhana

adalah

rutin

hipertensi yang diketahui hanya

kontrol tekanan darah lebih dari

25% yang mendapat pengobatan,

satu kali (Novian, 2013).

dan hanya 12,5% yang diobati
dengan baik (

Adanya perubahan perilaku
kesehatan adalah pedoman terbaik

) diperkirakan sampai tahun

untuk

mengendalikan

2025 tingkat terjadinya tekanan

darah.

Kontrol

darah tinggi akan bertambah 60%,

dapat

dan

penyakit jantung dan mengurangi

akan

mempengaruhi

1,56

tekanan

membantu

milyar penduduk di seluruh dunia.

komplikasi,

tetapi

Prevalensi hipertensi di Indonesia

pasien

lebih

pada

daerah

berkisar
secara

urban

tekanan
darah

mencegah

kebanyakan
memilih

dan

rural

farmakoterapi untuk mengontrol

antara

17-21%.

Data

tekanan darah mereka. Selain itu,

nasional

yang

belum

pasien mungkin tidak menyadari

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bahwa mereka memiliki hipertensi,

penting

karena

tidak

tindakan seseorang. Perilaku yang

atau

didasari oleh pengetahuan akan

menyebabkan penderitaan banyak

lebih langgeng daripada perilaku

penyakit lainnya (Jaiyungyuen,

yang

penyakit

menunjukkan

ini

gejala

yang

, 2012).

untuk

tidak

terbentuknya

didasari

oleh

pengetahuan. Pengetahuan harus

Salah
dilakukan

satu

usaha

untuk

pemahaman

yang

meningkatkan

tentang

hipertensi

dimiliki oleh pasien karena pasien
adalah

orang

bertanggung

yang

paling

jawab

terhadap

yaitu dengan dilakukan pendidikan

terkontrolnya

kesehatan kesehatan. Pendidikan

Berdasarkan hal tersebut, faktor

kesehatan merupakan suatu upaya

pengetahuan

tentang

yang

mempunyai

hubungan

dengan

tekanan

darah.

direncanakan

untuk

tekanan

darah.

hipertensi

menyebarkan pesan, menanamkan

terkontrolnya

keyakinan,

masyarakat

Tenaga

tahu

dan

dapat berperan serta memberikan

mengerti, tetapi juga mau dan bisa

informasi dan mengawasi pasien

melakukan

hipertensi

tidak

saja

sehingga
sadar,

suatu

anjuran

yang

diharapkan untuk meningkatkan
status

kesehatan,

kesehatan

diharapkan

untuk

mengatasi

masalah kesehatan di masyarakat.
Pendidikan

mencegah

kesehatan

timbulnya penyakit, meningkatkan

tentang

derajat kesehatan, memaksimalkan

hipertensi sudah dilakukan oleh

fungsi dan peran penderita selama

petugas

sakit, membantu penderita dan

tersebut

keluarga

menunjukkan

mengatasi

masalah
, 2014).

kesehatan (Purwati,

Pendidikan kesehatan sangat

hipertensi

pada

kesehatan,

namun

belum

signifikan.

hal

dapat

hasil
Proses

pasien

yang
perubahan

perilaku dipengaruhi oleh faktor

penting bagi masyarakat penderita

yang berasal dari

hipertensi agar lebih memahami

individu itu sendiri. Hasil data

tentang

rekapitulasi PTM kota Surakarta

dapat
demi

penyakit
merubah

tercapainya

tersebut
pola

dan

hidupnya

hidup

sehat.

Tahun
pasien

2013

dalam diri

terdapat

hipertensi

72.898
essensial.

Notoatmodjo (2007) menyatakan

Diantaranya

bahwa pengetahuan atau kognitif

Purwodiningratan terdapat 4.334

merupakan domain yang sangat

pasien dan Puskesmas Sibela 5.775

commit to user

Puskesmas

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pasien. Hasil studi pendahuluan di

maupun orang dewasa yang tidak

kedua puskesmas tersebut dengan

memiliki faktior risiko PTM. Fokus

melakukan

dengan

Dalam penelitian ini fokus pada

pasien yang berobat menunjukkan

Posbindu ini karena masih adanya

bahwa

anggapan bahwa hipertensi hanya

wawancara

keluhan

yang

dirasakan

pasien adalah sakit kepala sampai

dialami

ke

belakang

padahal sekarang bisa menyerang

tengkuk terasa pegal dan mudah

semua umur. Namun terkadang

marah.

mereka tidak menyadari bahwa

tengkuk,

bagian

Hasil

wawancara

menunjukkan

bahwa

juga

timbulnya

oleh

mereka

orang

tua

mengalami

saja,

hipertensi,

gejala tersebut disebabkan karena

biasanya mereka baru sadar ketika

tidak

mereka

membatasi

makanan

dan

jarang berolahraga.
Peneliti

melakukan

pemeriksaan

kesehatan. Oleh karena itu perlu
memfokuskan

juga antisipasi untuk mengetahui

penelitian pada kedua puskesmas

faktor-faktor apa saja yang dapat

tersebut

menyebabkan hipertensi.

dengan

pertimbangan

adanya Posbindu PTM di kedua

Tujuan

penelitian

ini

tempat tersebut. Pos Pembinaan

adalah

Terpadu atau disingkat Posbindu

penyuluhan

adalah suatu bentuk pelayanan

perubahan perilaku berisiko pada

yang

penderita hipertensi

melibatkan

masyarakat
promotif

melalui

dan

mendeteksi
secara

Jenis penelitian ini adalah

mengendalikan
faktor

Kegiatan Posbindu

untuk

hipertensi terhadap

untuk

keberadaan

risiko PTM.

serta

mengetahui

upaya

preventif

dan

dini

ditujukan

peran

untuk

orang

penelitian

eksperimental

kuasi

dengan rancangan

dewasa

mulai umur 15 tahun ke atas,

Lokasi penelitian di

baik yang memiliki faktor risiko

Purwo Bakti Husodo Kelurahan

PTM (merokok, pola makan tidak

Purwodiningratan

seimbang,

tekanan

Hidup Sehat Kelurahan Mojosongo

kolesterol

dengan sampel pasien hipertensi

darah
tinggi,

kegemukan,

tinggi,
kurang

kadar

aktifitas

fisik,

sebanyak

30

dan

orang

Posbindu

Posbindu

sebagai

riwayat keluarga dengan penyakit

kelompok perlakuan dan 32 orang

tidak

kelompok kontrol. Analisis data

menular,

dan

lain-lain)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

menggunakan paired sample t-test
atau

wilcoxon

dan

juga

Hasil

penelitian

perlakuan dengan
diperoleh

menggunakan independent sample

sehingga

t-test atau mann whitney.

Kelompok Perlakuan
Kel

SD

Pretest

1,94
15.90
Postest
1,76
17.53
Kelompok Kontrol
Kel

SD

Mean

Pretest

16,41

16.41

Postest

16,00

16.00

uji

kelompok

t

p

-5.05

< 0,001

T

p

1,03

0,313

kesehatan terhadap

sikap tentang hipertensi.

Hasil

uji

statistik

dengan

paired sample t-test menunjukkan p

terdapat perbedaan sikap tentang
hipertensi pada kelompok kontrol.
Tabel 3. Pengaruh stres sebelum dan
sesudah
pemberian
penyuluhan
kesehatan
Kelompok Perlakuan

statistik

perlakuan

pada
dengan

diperoleh

Kel
Pretest

SD

Mean

12,86

32.77

Postest
8,36
Kelompok Kontrol

0,001 sehingga terdapat pengaruh
penyuluhan

pengaruh

value 0,058 > 0,05 sehingga terdapat

Mean

Hasil

0,014 < 0,05

terdapat

penyuluhan
Pengaruh pengetahuan
tentang hipertensi sebelum dan
sesudah pemberian penyuluhan
kesehatan

kelompok

kesehatan terhadap

30.30

Kel

SD

Mean

Pretest

11,36

35.03

Postest

9,83

33.78

t

p

1.01

0,322

T

p

-0,58

0,559

pengetahuan tentang hipertensi.

Hasil

uji

statistik

paired sample t-test menunjukkan p
value 0,313 > 0,05 sehingga tidak

terdapat

perbedaan

Hasil uji kelompok perlakuan

dengan

pengetahuan

tentang hipertensi pada kelompok
kontrol.

dengan
menunjukkan

sehingga tidak terdapat pengaruh
penyuluhan

kesehatan terhadap

stres sebagai salah satu faktor
perilaku berisiko hipertensi.

Tabel 2. Pengaruh sikap tentang
hipertensi sebelum dan sesudah
pemberian penyuluhan kesehatan
SD

Mean

Pretest

6,09
67,33
Postest
5,94
71,10
Kelompok Kontrol
Kel
SD
Mean
Pretest

4,12

65,34

Postest

3,43

66,41

Hasil

t

p

-2,61

0,014

T

p

-1,97

0,058

uji

statistik

dengan

menunjukkan
0,559

Kelompok Perlakuan
Kel

0,322 > 0,05

>

terdapat

0,05

sehingga

perbedaan

stres

tidak
pada

kelompok kontrol.

Tabel 4. Pengaruh IMT sebelum dan
sesudah
pemberian
penyuluhan
kesehatan
Kelompok Perlakuan
Kel

commit to user

SD

Mean

t

p

perpustakaan.uns.ac.id

Pretest

digilib.uns.ac.id

6,38

26.85

Postest
6,33
Kelompok Kontrol
Kel
SD

25.94

Pretest

3,77

24.94

Postest

3,77

24.94

0,68

0,502

perbedaan riwayat merokok pada
kelompok kontrol.

Mean

t

p

0,00

1,000

Hasil uji statistik kelopok

Tabel 6. Pengaruh pola makan asin
sebelum dan sesudah pemberian
penyuluhan kesehatan
Kelompok Perlakuan

perlakuan dengan

Kel

diperoleh

0,502 > 0,05

sehingga tidak terdapat pengaruh
penyuluhan

SD

1,000

>

0,05

tidak

1.41

Hasil

penelitian

menunjukkan

pola

SD

Mean

1,44

3,00
3,70

SD

Mean

Pretest

0,25

3.94

Postest

0,18

3.97

t

p

-2,84

0,005

T

p

-1,00

0,317

Hasil uji kelompok perlakuan
dengan

menunjukkan
<

0,05

pengaruh

pengaruh

kesehatan terhadap
yang

berasa

asin

sebagai salah satu faktor perilaku

Hasil

penyuluhan
riwayat

<

terdapat

statistik

dengan

0,05

sehingga

tidak

pola

makan

pada

kelompok kontrol
Tabel
7.
Pengaruh
frekuensi
olahraga sebelum dan sesudah
pemberian penyuluhan kesehatan
Kelompok Perlakuan
Kel
Pretest

SD

Mean

0,90

1.87

Postest
0,86
Kelompok Kontrol

merokok sebagai salah satu faktor
perilaku berisiko hipertensi
statistik

uji

menunjukkan

sehingga

terhadap

uji

terdapat

makan

0,058

Kel

Hasil

0,008 < 0,05

berisiko hipertensi.

Kelompok Perlakuan

kesehatan

kelompok

dengan

Tabel
5.
Pengaruh
perilaku
merokok sebelum dan sesudah
pemberian penyuluhan kesehatan

terdapat

0,058

1.22

0,61

penyuluhan

0,005

-1,90

0,49

pada kelompok kontrol.

Postest
0,65
Kelompok Kontrol

p

Postest

sehingga

Pretest

t

Mean

terdapat perbedaan IMT (obesitas)

Kel

0,008

SD

perlakuan

sehingga

-2,64

Kel

dengan

menunjukkan

1.97
2.43

Pretest

faktor perilaku berisiko hipertensi.
statistik

p

0,81
Postest
0,68
Kelompok Kontrol

kesehatan terhadap

uji

t

Pretest

IMT (obesitas) sebagai salah satu

Hasil

Mean

dengan

menunjukkan

2.53

Kel

SD

Mean

Pretest

0,68

2.09

Postest

0,69

2.19

t

p

-3,47

0,001

t

p

-1,73

0,083

Hasil uji kelompok perlakuan

0,317 > 0,05 sehingga terdapat

dengan

commit to user

menunjukkan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

0,001
terdapat

<

0,05

pengaruh

kesehatan

sehingga

Hasil

frekuensi

menunjukkan

olahraga sebagai salah satu faktor

terdapat

perilaku berisiko hipertensi.

bermakna

uji

statistik

dengan

>

0,05

dengan

sehingga

tidak

terdapat perbedaan frekuensi pada
kelompok kontrol.
Tabel 8. Pengaruh waktu olahraga
sebelum dan sesudah pemberian
penyuluhan kesehatan

0,001 sehingga
perbedaan

antara

yang

pengetahuan

tentang hipertensi pada kelompok
perlakuan

menunjukkan
0,083

statistik

penyuluhan

terhadap

Hasil

uji

dengan

kelompok

kontrol.
Tabel 10. Perbedaan sikap pada
kelompok
perlakuan
dan
kelompok kontrol
Kel

SD

Mean

Kontrol

3,43

66,41

Perlakuan

5,94

71,10

t

p

-3.77

< 0.001

Kelompok Perlakuan
Kel
Pretest

SD

Mean

0,74

1.73

Postest
0,90
Kelompok Kontrol

2.00

p

-1,45

0,147

t

p

-0,58

0,564

SD

Mean

Pretest

0,62

1.75

0,61

1.78

menunjukkan

dengan

0,147 > 0,05 sehingga tidak
pengaruh

kesehatan

statistik

penyuluhan

terhadap

uji

dengan

0,000 < 0,05

waktu

bermakna antara

statistik

dengan

sikap tentang

hipertensi

pada

kelompok

perlakuan

dengan

kelompok

kontrol.
Tabel 11. Perbedaan stres pada
kelompok
perlakuan
dan
kelompok kontrol
Kel

SD

Mean

Kontrol

9,83

33.78

Perlakuan

6,79

27.23

olahraga.
Hasil

uji

sehingga terdapat perbedaan yang

Hasil uji kelompok perlakuan

terdapat

Hasil

menunjukkan

Kel

Postest

t

Z

p

-2,24

0,025

menunjukkan
0,564

>

0,05

terdapat

sehingga

perbedaan

Hasil

tidak

Tabel 9. Perbedaan pengetahuan
tentang hipertensi pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol
SD

Mean

Kontrol

1,30

16.00

Perlakuan

1,76

17.53

statistik

t

p

dengan

menunjukkan

waktu
0,025

olahraga pada kelompok kontrol.

Kel

uji

terdapat
bermakna
kelompok

<

0,05

sehingga

perbedaan
antara

stres

perlakuan

yang
pada
dengan

kelompok kontrol.
-3.89

< 0,001

Tabel 12. Perbedaan IMT pada
kelompok
perlakuan
dan
kelompok kontrol

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kel

SD

Mean

Kontrol

3,77

24.94

Perlakuan

6,33

25.94

Hasil

uji

Z

p

-0,89

0,371

statistik

dengan

Tabel 14. Perbedaan frekuensi
olahraga pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
Kel

SD

Mean

Kontrol

0,69

2.19

Perlakuan

0,86

2.53

menunjukkan

Hasil

uji

perbedaan

bermakna

antara

kelompok

perlakuan

pada
dengan

-1,86

0,064

dengan

menunjukkan

yang

IMT

p

statistik

0,371 > 0,05 sehingga tidak
terdapat

Z

0,064 > 0,05 sehingga tidak
terdapat

perbedaan

bermakna

antara

yang
frekuensi

kelompok kontrol.

olahraga pada kelompok perlakuan

Tabel 13. Perbedaan riwayat
merokok
pada
kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol

dengan kelompok kontrol.

Kel

SD

Mean

Kontrol

0,18

3.97

Perlakuan

0,65

3.70

Hasil

uji

Z

p

-2,12

0,034

statistik
<

terdapat

0,05

Kel

SD

Mean

Kontrol

0,61

1.78

Perlakuan

0,91

2.00

dengan

menunjukkan
0,034

Tabel
15.
Perbedaan
waktu
olahraga pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol

sehingga

perbedaan

Hasil

pada kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol.

Kel

SD

Mean

Kontrol

0,61

1.41

Perlakuan

0,68

2.43

Z

p

-4,91

< 0,001

statistik

terdapat
bermakna

<

dengan

0,433 > 0,05 sehingga tidak
terdapat

perbedaan

yang

pada kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol.

dengan
Hasil

0,05

perbedaan
antara

pola

penelitian

sehingga

menunjukkan bahwa penyuluhan

yang

hipertensi mempunyai pengaruh

makan

yang

bermakna

makanan yang asin pada kelompok

pengetahuan

perlakuan

(0,000

kontrol.

0,433

menunjukkan

menunjukkan
0,000

-0,78

bermakna antara waktu olahraga

Tabel 13. Perbedaan pola makan
asin pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol

uji

p

statistik

yang

bermakna antara riwayat merokok

Hasil

uji

Z

dengan

kelompok

<

diperkuat
pretest

commit to user

terhadap

tentang
0,05)

dari

hipertensi

dimana

juga

hasil

rata-rata

pengetahuan

tentang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

hipertensi (15,90) sedangkan ratarata postest (17,53).
Hasil

yang

penelitian

ini

mendukung penelitian Beigi,
(2014)

bahwa

program

ada

.

pengaruh

pendidikan

dengan

perubahan pengetahuan.

Purwati,

(2014) dalam penelitiannya
menyatakan

Masih

ada

adanya

mempunyai

kurang

baik

responden
pengetahuan

tentang

hipertensi

tentu menjadi masalah tersendiri
karena

akan

hipertensi
mengetahui

selalu

berisiko

karena

tidak

tentang pencegahan

perilaku yang berisiko hipertensi.

pengaruh

Hal ini sesuai pernyataan dari

pendidikan kesehatan kesehatan

Sunaryo (2006) faktor penyebab

terhadap pengetahuan. Sari (2012)

masalah kesehatan adalah faktor

menyatakan

perilaku dan faktor non perilaku.

bahwa

peningkatan

terdapat

pengetahuan

yang

bermakna

sehingga

terdapat

pengaruh

pendidikan

kesehatan

terhadap pengetahuan,
Hasil

penelitian

menunjukkan
pengetahuan

bahwa
tentang

juga
rata-rata

hipertensi

Faktor

perilaku

khususnya

perilaku

kesehatan

dipengaruhi

oleh

faktor

predisposisi

(

)

faktor-faktor

predisposisi

mencakup

dimana

pengetahuan

masyarakat

terhadap

pada kelompok kontrol sebesar

tradisi

(16,00),

masyarakat terhadap hal-hal yang

sedangkan

pengetahuan

rata-rata

pada

kelompok

dan

kesehatan,

berkaitan

kepercayaan

dengan
nilai

kesehatan,

perlakuan sebesar (17,63). Hal ini

sistem

yang

menunjukkan bahwa pengetahuan

masyarakat,

tentang hipertensi pada kelompok

tingkat sosial ekonomi, pekerjaan,

perlakuan

lebih

tinggi

dan sebagainya.

dibandingkan

pada

kelompok

tingkat

dianut

pendidikan,

kontrol dan terdapat perbedaan
Hasil

pengetahuan kelompok perlakuan

penelitian

dengan kelompok kontrol (

menunjukkan bahwa penyuluhan

0,000 < 0,05) sehingga terbukti

hipertensi mempunyai pengaruh

bahwa

yang

tentang

penyuluhan

kesehatan

tentang hipertensi.

terhadap

sikap

mampu

tentang hipertensi (0,014 < 0,05)

pengetahuan

dimana juga diperkuat dari hasil

hipertensi

meningkatkan

bermakna

rata-rata

commit to user

pretest

sikap

tentang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

hipertensi (67,33) sedangkan rata-

sikap negatif terhadap hipertensi,

rata

walaupun

postest

penelitian

(71,00).
ini

mendukung

penelitian

Sari

terdapat

terdapat

pendidikan

Hasil

(2012)

bahwa

pendidikan kesehatan mengalami
rata-rata

peningkatan

sikap

menjadi lebih positif. Hal ini sesuai

terhadap

pernyataan Allport dalam Azwar

sikap penderita hipertensi.

(2010), bahwa sikap mempunyai 4

penelitian

menunjukkan

diberikan

pengaruh

kesehatan

Hasil

setelah

rata-rata

sikap

(empat) tingkatan yaitu menerima,
merespon,

menghargai

dan

tentang hipertensi pada kelompok

bertanggung

kontrol sebesar (66,41), sedangkan

diartikan

rata-rata

sikap pada kelompok

mau dan memperhatikan stimulus

perlakuan sebesar (71,10). Hal ini

yang diberikan (objek), merespon,

menunjukkan bahwa sikap tentang

diartikan

hipertensi

apabila ditanya, mengerjakan dan

pada

kelompok

perlakuan

lebih

tinggi

dibandingkan

pada

kelompok

kontrol dengan

0,000 <

jawab.

bahwa

Menerima

orang

memberikan

menyelesaikan

(subjek)

jawaban,

tugas

yang

diberikan adalah suatu indikasi
dari

sikap,

menghargai

0,05 sehingga terdapat perbedaan

mengajak

yang

mengerjakan atau mendiskusikan

bermakna

antara

sikap

orang

lain

yaitu
untuk

tentang hipertensi pada kelompok

suatu

perlakuan

indikasi sikap tingkat tiga dan

dengan

kelompok

kontrol.

masalah

bertanggung

Pemberian

penyuluhan

bertanggung

adalah

suatu

jawab,
jawab

dimana

atas

segala

kesehatan mampu meningkatkan

sesuatu

sikap

tentang

dengan segala risiko merupakan

mayoritas

sikap yang paling tinggi, sehingga

sikap responden pada kelompok

dengan adanya hipertensi yang

perlakuan dan kontrol cenderung

dialaminya responden perlu lebih

negatif, hal ini memang karena

bertanggung

hipertensi

mempunyai

responden

hipertensi,

yang

walaupun

merupakan

berbahaya

penyakit

karena

dapat

positif

yang

telah

jawab
sikap

dalam

menyebabkan kematian sehingga

membantu

responden

berisiko hipertensi.

masih

memiliki

kecenderungan untuk mempunyai

commit to user

dipilihnya

untuk

yang

upaya

mengurangi

lebih
untuk

perilaku

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

pengaruh penyuluhan
Hasil

kesehatan

diketahui

terhadap riwayat merokok sebagai

bahwa tidak terdapat pengaruh

salah satu faktor perilaku berisiko

penyuluhan

hipertensi (

0,005 < 0,05).

stres sebagai salah satu faktor

Menurut

dan

perilaku hipertensi, dimana

(2012)

rata

penelitian

terdapat

kesehatan

pretest

sedangkan

terhadap

stres

rata-rata

(30,30),

rata-

Anggara

Prayitno

menyatakan

bahwa

(32,77)

konsumsi

postest

dengan tekanan darah. Hal ini

walaupun

terjadi

berarti

rokok

dengan

berhubungan

pretest

riwayat

penurunan stres tetapi pemberian

merokok (3,00) sedangkan rata-

penyuluhan

kesehatan

tidak

rata postest (3,70) yang berarti

mempunyai

pengaruh

yang

responden

bermakna

dalam

kekebalan

terhadap

responden.
bahwa

Hal

meningkatkan

ini

terjadinya

stres

pada

disebabkan
stres

mengurangi

aktivitas

merokoknya

sehingga

mampu

mengurangi

perilaku

berisiko

hipertensi.

dapat

Hasil

penelitian

dipengaruhi oleh beberapa faktor,

menunjukkan

misalnya adalah tekanan pekerjaan

pengaruh penyuluhan

ataupun terjadinya masalah dalam

terhadap pola

rumah tangga.

asin

Hasil

penelitian

menunjukkan

perilaku

kesehatan

makan
salah

berisiko

terdapat

makanan

satu

faktor

hipertensi

(

tidak

0,008 < 0,05) dengan rata-

penyuluhan

rata rata pretest pola makan (1,97)

kesehatan terhadap IMT (obesitas)

sedangkan rata-rata postest (2,43).

sebagai salah satu faktor perilaku

Rekomendasi dari

terdapat

bahwa

sebagai

bahwa

pengaruh

berisiko hipertensi (

0,502 >

(WHO) bahwa pola

0,05), dimana rata-rata pretest IMT

konsumsi garam yang tepat dapat

(26,85) sedangkan rata-rata postest

mengurangi

(25,94).

mendukung

hipertensi yaitu tidak lebih dari

penelitian Taylor dan Wu (2009)

100 mmol atau sekitar 2,4 gram

bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT)

sodium atau 6 gram garam setiap

relatif

harinya (Anggraini,

Hasil

tidak

ini

berubah

setelah

konseling genetik.

commit to user

risiko

terjadinya

2009).

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hasil
menunjukkan

frekuensi dan lamanya waktu yang

terdapat

digunakan dengan baik dan benar

bahwa

pengaruh penyuluhan
terhadap

penelitian

kesehatan

frekuensi

olahraga

dapat

membantu

tekanan

darah.

menurunkan

Olahraga

yang

sebagai salah satu faktor perilaku

dilakukan secara rutin dan teratur

berisiko hipertensi (

0,001 <

dapat mengurangi faktor risiko

0,05)

pretest

terhadap

(1,87)

koroner,

dengan

frekuensi

rata-rata
olahraga

sedangkan rata-rata postest (2,53).

(2012)

jantung

termasuk

hipertensi

(Simamora, 2012).

Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Lawler,

penyakit

Hasil

penelitian

keseluruhan

bahwa

secara

penyuluhan

bahwa konseling telepon secara

kesehatan berpengaruh terhadap

signifikan

perubahan perilaku berisiko yaitu

dapat

meningkatkan

perubahan

beberapa

perilaku

kesehatan

yaitu aktivitas fisik

asupan lemak dan sayuran.
Beavers (2009) menyatakan
bahwa

ekanan

meningkat

darah

ketika

akan
sedang

riwayat

merokok,

makanan

asin

olahraga

(

pola

dan

makan

frekuensi
<

0,05)

sedangkan penyuluhan kesehatan
tidak

berpengaruh

terhadap

perubahan perilaku berisiko yaitu
> 0,05), hal

melakukan aktivitas fisik, tetapi

stres dan IMT (

jika seseorang melakukan aktivitas

ini

fisik secara teratur akan lebih

responden

sehat dan tekanan darahnya akan

perilaku

lebih rendah daripada seseorang

mendapatkan

yang tidak melakukan aktivitas

kesehatan

fisik. Selain itu, aktivitas fisik yang

mengurangi merokok, mengurangi

kurang

membuat

makan makanan yang asin serta

seseorang mengalami kegemukan

meningkatkan frekuensi dan waktu

dan

berolahraga

cenderung

akan

menaikkan

tekanan

darah (Suiraoka, 2012). Zuraidah,

berarti

faktor

bahwa
mampu

mayoritas
mengurangi

berisiko

setelah
penyuluhan

yaitu

sedangkan

stres,

hal

dengan

untuk
tersebut

(2012) menyatakan bahwa

tergantung dari pribadi masing-

aktivitas fisik berhubungan dengan

masing responden dimana stres

hipertensi.

dapat terjadi setiap saat karena

Aktivitas fisik yang dilakukan
secara tepat dan teratur, serta

problem keluarga ataupun tekanan
pekerjaan

commit to user

sedangkan

tidak

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terdapat

pengaruh

penyuluhan

sesuai pernyataan dari Sunaryo

kesehatan terahdap IMT karena

(2006)

waktu

mempengaruhi

penelitian

yang

tidak

melakukan observasi dalam jangka

bahwa

faktor

faktor
perilaku

pendukung

yang
adalah

(

) yang diantaranya adalah

panjang
Hal

ini

sesuai

dengan

pernyataan dari Muninjaya (2010)
bahwa

tujuan

kesehatan

kesehatan.

penyuluhan

adalah

perilaku

sikap dan perilaku pada petugas

Kesimpulan dari penelitian

mengubah

masyarakat

ke

arah

ini

bahwa

ada

pengaruh

perilaku sehat sehingga tercapai

penyuluhan

hipertensi

terhadap

derajat kesehatan masyarakat yang

pengetahuan

tentang

hipertensi

optimal,

pada penderita hipertensi

untuk

perubahan
diharapkan

mewujudkannya,
perilaku

setelah

penyuluhan

tidak

sekaligus.

Oleh

pencapaian

menerima

dapat

terjadi

karena

target

itu,

penyuluhan

kesehatan dibagi menjadi tujuan
jangka pendek yaitu tercapainya
perubahan
jangka

pengetahuan,

menengah

diharapkan

tujuan

hasil

adalah

Ada

yang

pengaruh

penyuluhan

hipertensi terhadap sikap pada
penderita hipertensi

Penyuluhan
berpengaruh

terhadap

hipertensi
perubahan

perilaku berisiko meliputi riwayat
merokok, pola makan asin
frekuensi
penyuluhan

olahraga

dan

sedangkan

hipertensi

tidak

yang

mempunyai pengaruh yang secara

adanya

statistik signifikan terhadap stres

peningkatan pengertian, sikap, dan

dan IMT.

keterampilan yang akan mengubah
perilaku ke arah perilaku sehat,
dan tujuan jangka panjang adalah
dapat menjalankan perilaku sehat
dalam kehidupan sehari-harinya.
Perubahan perilaku berisiko

Anggraini,
AD;
Waren,
Situmorang, E; Asputra,
Siahaan, SS. 2009.

A;
H;

pada pasien hipertensi tersebut
juga disebabkan adanya tokohtokoh yang mempengaruhi, yaitu
tokoh-tokoh
penyuluhan

yang

memberikan

kesehatan.

Hal

ini

commit to user

. Pekanbaru
Riau : Faculty of Medicine –
University of Riau

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Azwar S, 2010.
.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Beavers, DG. 2009,
Jakarta : Dian Rakyat.
Jaiyungyuen, U., Suwonnaroop, n.,
Priyatruk, P., and Moopayak, K.
2012.
Factors
Influencing
Health-Promoting Behaviors Of
Older
People
With
Hypertension.

. Manado : Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sam
Ratulangi
Manado.
Rudianto, BF. 2013.

Yogyakarta

, pp : 1-9.

:

Sakkhasukma.
Kementerian Kesehatan RI. 2014.
:
Seri 4. Jakarta:
Direktorat
Jendral
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan

Lawler, SP., Winkler, E., Reeves,
MM., Owen, N., Graves, N and
Eakin EG. 2010. Multiple
Health Behavior Changes and
Co-variation in a Telephone
Counseling Trial.
, 39 (3) pp.
250-257.

Simamora, JP. 2012.
Pengaruh
Karakteristik dan Gaya Hidup
Kelompok
Dewasa
Madya
Terhadap Kejadian Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Matiti Kabupaten Humbang
. Medan :
Hasundutan.
Program
Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.,
Sulaeman,

Muninjaya,

A.A.G.

2010.
. Jakarta

: EGC
Novian, A. 2013. Kepatuhan Diet
Pasien
Hipertensi.
. 9 (1).
pp : 100-105

2013.

Surakarta : UNS Press.
Sunaryo.

Maharani, Chaeruddin, Darmawan,
S. 2013. Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan
Terhadap
Pengetahuan
Masyarakat
Tentang Penyakit Hipertensi di
Desa Patobong
Kecamatan
Mattiro
Sompe
Kabupaten
Pinrang . Vol 3 No. 1, pp : 146150.

ES.

2006.
. Jakarta : EGC

Triyanto,

E.

2014.
.

Yogyakarta : Graha Ilmu.
Zuraidah; Maksuk; Apriliadi, N.
2012. Analisis Faktor Risiko
Penyakit Hipertensi
Pada
Masyarakat di Kecamatan
Kemuning Kota Palembang
Tahun 2012.
.
Palembang
:
Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia
Politeknik
Kesehatan Palembang.

Purwati, RD., Bidjuini, H., Babakal,
A. 2014.

commit to user

Dokumen yang terkait

Analisis Perubahan Perilaku Merokok Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Ciputat Tanggerang Selatan

0 6 96

Pengaruh Blog Edukatif Tentang Hipertensi Terhadap Pengetahuan Tentang Hipertensi dan Perilaku Diet Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta

0 4 10

PENGARUH BLOG EDUKATIF TENTANG HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN PERILAKU DIET HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 3 10

Upaya Pendidikan Kesehatan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Keluarga Tentang Resiko Jatuh Pada Pasien Hipertensi.

0 3 20

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI PADA Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Pengetahuan Tentang Hipertensi Pada Posyandu Gelatik Wilayah Kerja Puskesmas Pundong Kabupaten Bantul.

1 4 14

Pendidikan kesehatan ttg hipertensi dan pengaruhnya terhadap perubahan perilaku pada pasien hipertensi.

0 0 13

Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Perilaku Beresiko pada Pasien Hipertensi Halaman Awal

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP PERAWATAN HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI

0 0 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU GAYA HIDUP KLIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DAU KABUPATEN MALANG

0 1 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PA

0 0 13