PENERAPAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MEMINIMALKAN FOBIA MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 SALATIGA TA 2009/2010.

PENERAPAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)
DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP DAN MEMINIMALKAN FOBIA
MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

TINI NURINDAH SARI
A 410 060 183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010



 

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal penting. Sampai saat ini persoalan
pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan
pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan
menengah. Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai subjek
dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu
sendiri.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta
didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk
mengejar informasi, otak peserta didik dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam sains, matematika digunakan sebagai alat bantu dan dasar logika
penalaran. Sehingga tidak heran jika matematika diberikan di hampir semua

jenjang pendidikan. Meskipun kenyataan menunjukkan pentingnya penguasaan
matematika, tetapi kalangan siswa bahkan juga di masyarakat justru masih




 

terdapat pandangan bahwa matematika merupakan bidang studi yang sulit dan
menakutkan untuk dipelajari.
Pada dasarnya, belajar matematika merupakan belajar konsep. Hal
terpenting dari belajar matematika adalah bagaimana siswa dapat dengan mudah
memahami konsep-konsep dasar yang ada dalam matematika. Namun dalam
pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat
mengaplikasikan konssep. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami
konsep-konsep matematika dan siswa mengalami kesulitan mengaplikasikan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu siswa dituntut untuk
lebih aktif, trampil dan kreatif.
Khusus untuk pembelajaran matematika, selain mempunyai sifat abstrak,
pemahaman konsep yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep

sebelumnya. Matematika merupakan ide abstrak yang diberi simbol-simbol oleh
karena itu, konsep matematika harus dipahami lebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu dan untuk mempelajari suatu materi baru,
pengalaman belajar yang lalu akan mempengaruhi proses belajar materi
selanjutnya. Dengan demikian penyampaian materi pelajaran matematika harus
disesuaikan dengan tingkat intelektual peserta didik.
Fobia merupakan perasaan takut yang dialami peserta didik terhadap suatu
hal atau fenomena. Selain ketakutan, peserta didik bisa menjadi benci atau enggan
sehingga menimbulkan ketegangan mental dan fisik tanpa alasan yang jelas.


 

Misal ketegangan mental berupa rasa panik, ketakutan dan gejala psikologi yang
lain. Pada pembelajaran matematika misalnya mengalami ketakutan baik terhadap
guru atau mata pelajaran dan materi yang dianggap sulit sehingga tidak jarang
peserta didik yang sengaja membolos atau tidak mengikuti pelajaran matematika.
Ketakutan peserta didik harus diminimalkan karena akan berdampak
kurangnya keaktifan, kreatifitas dan kemampuan peserta didik juga menjadi
bagian masalah fobia peserta didik terhadap matematika. Karena begitu

pentingnya peranan guru dalam mengatasi fobia matematika maka pengajaran
matematika harus dirubah. Jika sebelumnya pengajaran matematika berfokus
pada hitungan aritmatika atau penekanan berlebihan pada penghafalan rumus
maka saat ini pengajaran matematika harus dapat menumbuhkembangkan
kemampuan peserta didik dalam belajar. Guru harus menerapkan metode
pembelajaran

yang

dapat

menumbuhkembangkan

kemampuan

penalaran

matematika peserta didik.
Berdasarkan penelitian, rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan
proses pembelajaran cenderung teacher-centered sehingga peserta didik menjadi

pasif. Dalam hal ini peserta didik tidak diajarkan strategi belajar yang dapat
memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini
banyak dijumpai dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan perlu dicarikan
formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa


 

dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan
menerapkan berbagai model yang variasi agar siswa tertarik dan bersemangat
dalam

belajar

matematika.

Salah

satunya


dengan

menerapkan

model

pembelajaran kooperatif.
Anita Lie (2002: 28) menjelaskan model pembelajaran Cooperative
Learning belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia
sangat membanggakan sifat gotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat.
Group Investigation (GI) merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang kegiatannya menyenangkan. GI merupakan model pembelajaran
yang didalamnya memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam
memecahkan masalah matematika dengan mengkombinasikan pengalaman dan
kemampuan antar personal (kelompok) sehingga diperoleh suatu kesepakatan
yang merupakan penyelesaian dari permasalahan tersebut.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika akan lebih
berkesan dan menarik sehingga membangkitkan dan memumbuhkan minat belajar
siswa dan pada akhirnya akan diperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik.

Namun masih banyak guru yang tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pengajaran.
Azhar Arsyad (2002: 2) menyatakan media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya.


 

B. Pembatasan Masalah
1. Meminimalkan fobia peserta didik terhadap matematika
Fobia peserta didik terhadap matematika yang akan diminimalkan adalah
sikap-sikap peserta didik berupa
a. Sikap takut dan gugup peserta didik jika diminta maju ke depan kelas,
bertanya dan menjawab pertanyaan.
b. Sikap takut mendapatkan tugas.
c. Sikap takut pada guru.
Ketakutan pada diri peserta didik perlu diminimalkan karena akan berdampak
kurangnya keaktifan, kreatifitas dan kemampuan peserta didik juga menjadi
bagian dari masalah fobia peserta didik terhadap matematika.

2. Peneliti meneliti hasil belajar yang ditekankan pada pemahaman konsep,
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tes pada pokok bahasan
kubus dan balok.
Hasil proses yang dicapai hanya meliputi aktivitas peserta didik di dalam
kelas pada saat mengikuti pelajaran dan prestasi yang dicapai setelah mengikuti
pembelajaran matematika.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:


 

1. Bagaimana penerapan pembelajaran Group Investigation (GI) sebagai upaya
untuk

meningkatkan

pemahaman


konsep

dan

meminimalisasi

fobia

matematika pada pokok bahasan kubus dan balok peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 9 Salatiga?
2. Apakah

penerapan

pembelajaran

Group

Investigation


(GI)

dengan

menggunakan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep peserta didik dan meminimalkan fobia matematika kelas VIII SMP
Negeri Salatiga pada pokok bahasan kubus dan balok?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran Group Investigation (GI)
sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalisasi
fobia matematika pada pokok bahasan kubus dan balok peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 9 Salatiga.
2. Meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalisasi fobia matematika
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 Salatiga melalui penerapan
pembelajaran Group Investigation (GI) dengan menggunakan alat peraga
pokok bahasan kubus dan balok.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:



 

1. Bagi Guru
Menambah pengalaman dengan inovasi dalam menerapkan strategi
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika. Lebih jauh lagi,
guru dapat ikut mengembangkan pembelajaran GI baik dalam pembelajaran
matematika maupun luar matematika.
2. Bagi Peserta didik
Pembelajaran GI dengan media alat peraga dapat menciptakan suasana
pembelajaran

yang

menyenangkan

dan

kondusif

sehingga

dapat

meningkatkan aktivitas, motivasi dan daya tarik peserta didik dalam
pembelajaran matematika, sehingga dapat meminimalisasi fobia terhadap
matematika.
3. Bagi Peneliti
Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan menguasai dan
kemampuan mengembangkan pembelajaran kooperatif GI dengan media alat
peraga. Selain itu, peneliti dapat meminimalisasi fobia terhadap matematika,
dapat mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik berupa pemahaman
konsep dengan alat peraga dan tingkat berpikir peserta didik dalam
pembelajaran matematika.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-B DI SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

0 5 25

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP MATERI KUBUS DAN BALOK

0 1 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 RAMBAH

0 2 5

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII DI SMP SALAFIYAH PEKALONGAN

0 0 9

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs NEGERI KESESI

0 0 73

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK

0 0 8

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD 1 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE KUBUS DAN BALOK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI PANGGUNG JEPARA

0 0 18