ASKEP Septum Deviasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SEPTUM
DEVIASI
Definisi :
Suatu kelainan dari bentuk hidung yang tidak lurus sempurna digaris
tengah.
Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung. Deviasi
septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi
itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung.
Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan
komplikasi.
Etiologi
Penyebab yang paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi
sesudah lahir, pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intra
uterin. Penyebab lainnya adalah ketidakseimbangan pertumbuhan.
Tulang rawan septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan
inferior telah menetap. Dengan demikian terjadilah deviasi pada
septum nasi tersebut.
Bentuk Deformitos
Bentuk deformitos septum ialah :
 Berbentuk huruf C atau S
 Dislokasi yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista

maksila dan masuk ke dalam rongga hidung
 Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari
depan kebelakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih
disebut spina
 Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka
dihadapannya disebut sinekia.
Gejala Klinik

Keluhan yang paling sering pada deviasi septum aialh sumbatan
hidung. Sumbatan bisa unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi
deviasi

terdapat

konka

hipotrofi,

sebagai


akibat

mekanisme

kompensasi. Keluhan lainnya ialah rasa nyeri dikepala dan disekitar
mata. Selain dari itu penciuman bisa terganggun apabila terdapat
deviasi pada bagian atas septum. Deviasi septum dapat menyumbat
ostium sinus, sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya
sinusitis.
Terapi
Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan
tindakan koreksi septum. Ada 2 jenis tindakan opertaif yang dapat
dilakukan pada pasien dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi
submukosa dan septoplasti.
Reseksi submukosa :
Pada operasi ini muko perikondrium dan mukoperiostium kedua sisi
dilepaskan dari tulang rawan dan tulangs eptum. Bagian tulang atau
tulang

rawan


dari

eptum

kemudian

diangkat,

sehingga

muoperikondrium dan mukoperiostium sisi kiri kanan akan langsung
bertemu digaris tengah. Reaksi submukosa dapat menyebabkan
komplikasi seperti terjadninya hidung pelana (saddle nose) akibat
turunnya puncak hidung. Oleh karena bagian atas tulang rawan
septum terlalu banyak diangkat.
Septoplasti atau reposisi septum
Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian
yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat
dicegah


komplikasi

yang

mungkin

timbul

pada

operasi

reseksi

submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.