Peraturan Menteri BUMN | JDIH Kementerian BUMN PER 01 MBU 2009

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

ALINAN
PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR f PER - 01/11IBU/2009
TENTANG
PEDOMAN RESTRUICTURISASI DAN REVITALISASI
BADAN USAHA MILIK NEC OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN
(PERSERO) PT PER SAHAAN PENGELOLA ASET
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang

a. bahwa untuk Meningkatkan kinerja dan nilai perseroan, perlu
melalculcan restnikturisasi dan revitalisasi Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) me1a1ui penugasan kepada Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Pengelola Aset;
b. bahwa berdasarkan Pasal I angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Perseroan (PERSERO) di

Bidang Pengelolaan Aset, perlucinelalculcan pengaturan lebih lanjut
pelaksanaan restrukturisasi dan revitalisasi BUMN oleh Perusahaan
Perseroan (Persbro) PT Perusahaan Pengelola Met oleh Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara setelah dikonsultasikan dengan
Menteri Keuangan;
c. bahwa berdasar Can pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan hutuf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Pedoman Restrukturisasi
Dan Revitalisai Badan Usaha Milik Negara oleh Perusahaan
Perseroan (PerseM) PT Perusahaan Pengelola Met;
~

Mengingat

1. Undang-Undan Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
70; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297);
2. Undang-Undani Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan
Kedudukan, Tugas, Dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada
Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum), Dan
Perusahaan Jaran (Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4305);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pendirian
Perusahaan Perseroan (PERSERO) di Bidang Pengelolaan Met
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 23)
sebagaimana tblah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Perseroan (PERSERO) di
Bidang Pengelblaan Met (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Noinor 130);
5. Peraturan

/2

MEN ERI NEGARA

BADAN US HA MILIK NEGARA
-25. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
117; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4556);
6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor
31/P Tahun 2007;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATTJRAN NTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK
NEGARA TENTANG PEDOMAN RESTRUICTURISASI DAN
REVITALISASI 1ADAN USAHA MILIK NEGARA OLEH
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN
PENGELOLA ASET.
BAB I
KETNTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dim ud dengan:
1. Restrukturisasi adalah upaya yang ldilalcukan dalam rangka penyehatan BUMN yang

merupakan salah satu langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan
guna memperbaiki lcinerja dan meningkatkan nilai perusahaan.
2. Revitalisasi adalah upaya yang dilOcukan dalam rangka penyehatan BUMN dengan
melakukan pemberian pinjaman daniatau penambahan setoran modal guna memperbaiki
Icinerja dan meningkatkan nilai perusahaan.
3. Pengelola Aset adalah Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Pengelola Met
yang mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Perseroan (PERSERO)
di Bidang Pengelolaan Met sebag4mana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
2004 tentang Pendirian Perusahaan Pprseroan (PERSERO) di Bidang Pengelolaan Aset.
4. Surat Pernyataan Kesanggupan (Letter of Commitment) adalah surat yang wajib
ditandatangani oleh Direksi dan Devan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN yang akan
direstrukturisasi dan/atau direvitalisUsi yang berisi pernyataan dan kesanggupan untuk
mengikuti persyaratan dan ketentuan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi yang ditetapkan
oleh Pengelola Aset.
5. Uji Tuntas (due diligence) adalah prbses pemeriksaan secara menyeluruh dan mendalam
terhadap suatu BUMN yang akan direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi, termasuk tapi
tidak terbatas pada verifikasi dokuthen, evaluasi kegiatan operasional, dan pemeriksaan
fisik aset, untuk mengetahui kondisi dan permasalahan BUMN tersebut.

6. Kuasi Ekuitas adalah pinjaman yang memiliki sebagian karakteristik seperti ekuitas
dengan jangka waktu pengembaliar yang fleksibel atau dapat dikonversilc.an menjadi
ekuitas.

7.Komite.., ../3

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA

-37. Komite Restrukturisasi dan Re talisasi BUMN adalah Komite yang bertugas
memberikan pertimbangan tentang kelayakan BUMN untuk menempuh program
Restrukturisasi dan/atau dan rekomendasi skema Restrukturisasi dan/atau
Revitalisasi yang akan diterapkan keada BUMN.

BAB II
TUJUAN DAN PRINSIP-PRINS RESTRUKTURISASI DAN REVITALISASI
Pasal 2
(1)

Tujuan Restrukturisasi dan Revitalisasi adalah untuk meningkatkan kinerja dan nilai

BUMN secara sustainable jangka panjang, dan bukan sebagai alasan untuk memberi
bantuan jangka pendek di bidang keuangan.

(2) Restrukturisasi dan Revitalisasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawabart,
kemandirian, kewajaran, dan sustainabilitas.

BAB III
RESTRUKTURISASI DAN REVITALISASI
Bagian Pertama
Penugasan Kajian Restrukturisasi dan Revitalisasi
Pasal 3
(1)

BUMN mengajukan usulan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi kepada Menteri
Negara BUMN dengan dilengiapi data--sebagaimana format yang ditetapkan oleh
Pengelola Aset serta persetujuan RUPS/Pemilik Modal BUMN mengenai rencana
Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi dan Surat Pernyataan Kesanggupan yang-Aelah
ditandatangani oleh Direksi dan )ewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN dimaksud:


(2) Menteri Negara BUMN menulgaskan Pengelola Aset melakukan kajian/uji tuntas
kelayakan Restrukturisasi dan/Ettau Revitalisasi atas BUMN yang diusullcan Menteri
Negara BUMN.

Pasal 4
(1)

Surat Pernyataan Kesanggupan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) ditujukan
kepada Pengelola Aset.

(2)

Surat Pernyataan Kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedildt
berisi pernyataan dan kesanggupan Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
BUMN untuk:
(i) mendukung

/4




MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
-4(i) mendukung dan melaksanakn sepenuhnya keputusan dari RUPS /Pemilik Modal
BUMN sehubungan dengan pelaksanaan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi
yang ditugaskan kepada Pengelola Aset;
(ii) tetap melaksanakan tugas scara profesional sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab selama proses Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi;
(iii) menyetujui dan melaksanakan mekanisme, syarat dan kondisi yang ditetapkan
oleh Pengelola Aset, selama proses Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi;
(iv) bersedia mengungkapkan, menjelaskan dan memberikan segala informasi
maupun dokumen perusahaan, hukum dan perkreditan (termasuk tetapi tidak
terbatas pada dokumen-dokumen maupun informasi-informasi yang berkaitan
dengan perusahaan, utang-utang perusahaan, penjamin atas utang perusahaan dan
lain-lain) serta dokumen-dokumen maupun informasi-informasi lain yang diminta
oleh Pengelola Aset atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Pengelola Aset;
(v) menyetujui untuk menanggung dan melunasi segala biaya yang mungkin timbul
sehubungan dengan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi, termasuk tetapi tidak
terbatas pada, biaya konsultan bisnis, penasihat keuangan, auditor dan penasihat
hukum serta biaya-biaya laih, yang mungkin timbul sehubungan dengan proses

Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi perseroan pada uniumnya, baik yang
ditagihkan oleh Pengelola Aset maupun oleh pihak ketiga yang disetujui
Pengelola Aset;
(vi) melalcukan hal-hal lain yang dipandang sesuai dan perlu oleh Pengelola Aset,
guna terlaksananya program Kestrukturisasi dan/atau Revitalisasi;
(vii) bertanggung jawab secara tahggung renteng atas segala akibat hukum yang akan
timbul dari ketidakbenaran isi Pernyataan Kesanggupan, dalam hal terdapat
keterangan dan/atau inform i yang tidak benar atau menyesatkan.
(3) Surat Pernyataan Kesanggupan se agaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditarik
kembali dan tetap berlaku selama i)enugasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat
(2) dan Pasal 10 ayat (2) masih berlaku.
(4) Pengelola Aset wajib menjaga kerahasiaan data dan informasi yang diterima dari
BUMN yang akan direstrulcturisasi dan/atau direvitalisasi dan hanya digunakan untuk
kepentingan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Uji Tuntas (due diligence)
Pasal 5
(1) Pengelola Aset melakukan Uji Tuntas (due diligence) kelayakan Restrukturisasi
dan/atau Revitalisasi BUMN yang diusulkan oleh Menteri Negara BUMN sebagaimana
dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) setelah Pengelola Met menerima secara lengkap Surat

Tugas, persetujuan RUPS/Pemilik Modal BUMN dan Surat Pernyataan Kesanggupan.
(2) BUMN yang akan direstrulcturisasi dan/atau direvitalisasi wajib untuk menyampaikan
semua data dan informasi yang diminta oleh Pengelola Aset dalam rangka Uji Tuntas
(due diligence) sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 6

/5

MEN ERI NEGARA
BADAN USAHA MILII( NEGARA
-5Pasal 6
(1) Dalam melaksanakan Uji Tuntas (due diligence), sebagaimana dimaksud pada Pasal 5
ayat (1), berdasarkan data daninformasi lainnya yang relevan, Pengelola Met
melakukan antara lain tapi tidak te, batas pada :
a. pemetaan permasalahan dart potensi permasalahan yang dihadapi BUMN yang
akan direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi;
b. pengkajian potensi sumber Gaya BUMN;
c. pengidentifikasian peluang pengembangan usaha atau alternatif perbaikan
kegiatan usaha; dan
isasi dan/atau Revitalisasi.

d. perumusan opsi-opsi Res
(2) Opsi Restrukturisasi dan/atau Re italisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
secara umum terdiri dan salah satu atau kombinasi dari bidang-bidang:
a. Keuangan, yang antara lainmeliputi:
(i) penataan ulang struktur Mang BUMN;
(ii) pemberian pinjaman dan/atau penambahan ekuitas termasuk Kuasi Ekuitas
yang dapat digunakan oleh BUMN untuk investasi, modal kerja atau
pembelian kembali surat utang atau saham yang diterbitkan BUMN;
b. organisasi/manajemen, yang antara lain meliputi perampingan struktur organisasi
dan peleburan unit usaha;
c. operasional, yang antara lam meliputi kerjasama dengan pihak ketiga, akuisisi /
pengambilalihan, penjualan aset non inti dan aset non produktif atau divestasi
penyertaan;
d. sistem dan prosedur, yang antara lain meliputi penyempurnaan sistem pencatatan,
perbaikan mekanisme pengawasan dan/atau pengambilan keputusan.
(3) Pengelola Aset melakukan kajian komersial atas opsi-opsi Restrukturisasi dan/atau
Revitalisasi untuk menentukan layak atau tidaknya penerapan opsi-opsi dimaksud
dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7

(1) Pengelola Aset menyampaikan basil kajian Restrukturisasi dan/atau Revitalisa.si BUMN
kepada Menteri Negara BUMN dengan tembusan kepada Menteri Keuangan paling
lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak surat penugasan diterima secara lengkap.
(2) Hasil kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula rekomendasi terhadap
opsi terbaik yang mungkin dilaksanakan.
Bagian Ketiga
Komite Restrukturisasi dan Revitalisasi
Pasal 8

Dalam rangka Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi, Menteri Negara BUMN membentuk
Komite Restrukturisasi dan Revitalisasi, yang unsumya terdiri dari Menteri Negara BUMN,
Menteri Keuangan, Menteri terkait dan Kementerian Negara BUMN,
Departemen Keuangan, instansi lain yang terkait, dan ahli yang relevan dibidang BUMN
yang cfirestrulcturisasi.
Bagian Keempat.

.6/

MEN ERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
-6Bagian Keempat
Penetapan Opsi dan Pelaksanaan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi

Pasal 9
Berdasarkan hasil kajian Pengelola Met sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1),
Menteri Negara BUMN selaku Ketua Icomite Restrukturisasi dan Revitalisasi melakukan
pembahasan dalam Komite Restrukturisasi dan Revitalisasi untuk menetapkan BUMN yang
akan direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi
i
beserta tujuan yang akan dicapai melalui
Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi BUMN serta perkiraan waktu pelaksanaan
Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi.
Pasal 10
(1)

Menteri Negara BUMN menyampaikan Penetapan Komite Restrukturisasi dan
Revitalisasi atas BUMN yang akan direstrukturisasi sebagaimana dimaksud Pasal 9
kepada Menteri Keuangan untuk nendapatkan persetujuan.

(2)

Berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan, Menteri Negara BUMN menugaskan
Pengelola Met untuk melaksanakan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi BUMN yang
telah disetujui.
Pasal 11

(1) Pengelola Aset melalculcan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi setelah menerima
keputusan RUPS/Pemilik Modal BUMN yang akan direstrukturisasi dan/atau
direvitalisasi yang berisi:
a. persetujuan skema Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi beserta syarat dan kondisi
pokoknya; dan/atau
b. persetujuan biaya-biaya terkait Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi menjadi beban
BUMN.
(2) Menteri Negara BUMN selalcu RUPS/Pemilik Modal BUMN yang direstrukturisasi
dan/atau direvitalisasi dapat niemberikan kuasa atau melimpahkan kewenangankewenangan tertentu kepada Pengelola Aset dalam rangka melaksanakan proses
Restrukturisasi dan/atau Revitalitasi.
(3) Pengelola Aset melaksanakan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi, setelah
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS Pengelola Met
sebagaimana disyaratkan dalam anggaran dasar Pengelola Aset.
Bagian Kelima
Perjanjian Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi
Pasal 12

(1)

(2)

Berdasarkan penugasan Menter% Negara BUMN, Pengelola Aset dengan BUMN yang
direstrukturisasi dan/atau direVitalisasi menandatangani Perjanjian Restrukturisasi
dan/atau Revitalisasi beserta dolcumen-dolcumen lainnya sebagai dasar pelaksanaan
Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi.
Dokumen-dokumen yang dimaksud pada ayat (1) mengacu pada 'skema Restrukturisasi
dan/atau Revitalisasi yang antara lain, dapat berupa :
/7
a.Perjanjian

A10

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
-7a. perjanjian kredit;
b. perjanjian pemberian jaminan;
c. surat utang;
d. perjanjian penerbitan saharn3
(3) BUMN yang direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi dan Pengelola Aset wajib
melaksanakan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi sesuai dengan syarat dan kondisi
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi.
Bagian Keenam
Penggunaan Jasa Pihak Ketiga
Pasal 13
(1)

Pengelola Aset dapat menggunalcan jasa pihak ketiga dalam melakukan proses Uji
Tuntas (due diligence) dan kegiatan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi.

(2) Pengadaan jasa pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pengelola Met atau oleh BUMN yang akan direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi
dengan persetujuan terlebih dahulu dan Pengelola Met.

i

3agian Ketujuh
Sumber Dana Retrukturisasi dan/atau Revitalisasi

Pasal 14
(1) Dalam melakukan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi, dana yang digunakan dapat
bersumber dari :
a.
b.
c.

Anggaran Pendapatan Danfielanja Negara (APBN);
Dana Pengelola Met;
Dana dan pihak ketiga.

(2) Penggunaan Dana Pengelola Met untuk tujuan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi
pada setiap BUMN dibatasi maksimal sebesar 15% (lima belas persen) dan modal
disetor Pengelola Aset yang diperuntukkan dalam rangka kegiatan Restrukturisasi
dan/atau Revitalisasi.
(3) Penggunaan dana yang melampaui batas sebagaimana dimalcsud pada ayat (2), perlu
mendapatkan persetujuan dan Menteri Keuangan.
Bagian Kedelapan
Biaya-Biaya Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi

Pasal 15
(1) Biaya-biaya terkait persiapan cian pelaksanaan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi
menjadi beban BUMN yang direstrulcturisasi dan/atau direvitalisasi.
(2) Biaya-biaya tersebut pada ayat (1), meliputi biaya jasa pihak ketiga, biaya perjalanan
dinas dan biaya-biaya lain terkait dengan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi yang
besaran dan cakupan biaya mengikuti azas kepantasan, efisiensi, dan dapat
dipertanggungj awabkan.
(3) Dalam

/8

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
-8(3) Dalam hal biaya-biaya pada ayat (1) tersebut dibayarkan terlebih dahulu oleh Pengelola
Met, maka Pengelola Aset akan tnenagihkan biaya-biaya tersebut kepada BUMN yang
direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi setelah memperhitungkan pajak.
(4) BUMN yang direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi berkewajiban untuk membayar
biaya-biaya dimaksud, setelah diterimanya penagihan dan Pengelola Aset.
Pasal 16
(1) Atas pelaksanaan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi, selain biaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15, Pengelola Aset berhak membebankan biaya jasa dengan
jumlah dan mekanisme yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Pengelola Met
dengan BUMN yang direstrukturisasi dan/atau direvitalisasi.
(2) Biaya-biaya tersebut pada ayat (1) hanya merupakan biaya-biaya yang benar-benar
berhubungan dengan tujuan dan proses Restrulcttuisasi dan Revitalisasi, antara lain
biaya provisi dan biaya jasa pengelolaan dengan mengikuti R72S kepantasan, efisiensi
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bagian Kesembilan
Penyelesaian Atas Dana Yang Telah Dikeluarkan Sebagai
Pinjaman Dan/Atau Setoran Modal
Pasal 17
Penyelesaian atas dana yang telah dikeivarkan oleh Pengelola Met sebagai pinjaman dan/atau
setoran modal dapat dilakukan antara lain, melalui:
a.
b.
c.
d.
e.

pembayaran pinjaman;
penjualan atas pinjaman yang telah diberikan kepada BUMN;
pengalihan Flak tagih atas pinjaman BUMN kepada lembaga keuangan/investor strategis
dalam skema refinancing;
penerimaan aset-aset BUMN dehgan kualitas yang baik sebagai sumber pembayaran
pinjaman (asset settlement); dan/atau
divestasi atas penyertaan/tambahan modal yang disetorkan kepada BUMN.

Bagian Kesepuluh
Pelaporan
Pasal 18
Pengelola Aset menyampaikan laporan perkembangan Restrukturisasi dan/atau Revitalisasi
setiap 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Menteri Keuangan dan
Menteri Negara BUMN.

BAB IV.. . .. 9

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
I -9BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19
(1)

Pengelola Met dapat bekerja sama dengan instsnsi pemerintah maupun pihak ketiga
lainnya dalam rangka mendukung terlaksananya kegiatan Restrukturisasi dan/atau
Revitalisasi.

(2)

Pemberlakuan Peraturan Menteri Negara BUMN ini terhadap BUMN yang tidak
seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara, dikukuhkan dalam RUPS BUMN yang
bersangkutan.

(3)

Dalam rangka Restrulcturisasi dan/atau Revitalisasi, Pengelola Aset dapat menyusun
ketentuan lebih lanjut mengenai, tata cara pelaksanaan Restrukturisasi dan/atau
Revitalisasi dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN ini.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Peraturan Menteri Negara BUMN iii mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 April 2009

MENTERI NEGARA
BADAN USAHA MILIK NEGARA
ttd
SOFYAN A. DJALIL

dengan aslinya,
ltru Hukum dan Humas

/10,

(4: /at

zede-\-

ancuidayat
-060'66141