01MPERIII2008 Tim Insentif Badan Usaha

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 01/M/PER/III/2008
TENTANG
SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN TATA KERJA TIM
PENGKAJIAN DAN PENILAIAN PERMOHONAN INSENTIF
BADAN USAHA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Ayat 6 Peraturan
Pemerintah Nomor 35 tahun 2007 Tentang Pengalokasian Sebagian
Pendapatan Badan Usaha Untuk Peningkatan Perekayasaan, Inovasi,
Dan Difusi Teknologi perlu ditetapkan Peraturan Menteri Negara Riset
dan Teknologi Republik Indonesia Tentang Susunan Keanggotaan dan
Tata Kerja Tim Pengkajian Dan Penilaian Permohonan Insentif Badan

Usaha;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
(Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4219);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2007 Tentang
Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha Untuk
Peningkatan Perekayasaan, Inovasi, Dan Difusi Teknologi
(Lembaran Negara Repiblik Indonesia Tahun 2007 Nomor 78);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK
INDONESIA

TENTANG
SUSUNAN
KEANGGOTAAN DAN TATA KERJA TIM PENGKAJIAN DAN
PENILAIAN PERMOHONAN INSENTIF BADAN USAHA.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang berkaitan
dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi
dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik
kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya
untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
3. Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses

produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan susut pandang dan/atau konteks
teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika.
4. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
5. Difusi teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara lebih
ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan untuk
meningkatkan daya guna potensinya.
6. Tim Pengkajian dan Penilai Permohonan Insentif Badan Usaha yang selanjutnya
disebut Tim PPI adalah Tim yang bersifat non struktural yang memberikan saran dan
pertimbangan kepada Menteri dalam pemberian rekomendasi kepada badan usaha
yang melakukan peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi.
7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 2
Untuk melakukan pengkajian dan penilaian permohonan insentif peningkatan
kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi Badan Usaha, Menteri
membentuk Tim PPI.
Pasal 3

(1) Tim PPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 beranggotakan wakil-wakil dari
instansi pemerintah dan organisasi terkait lainnya yang merupakan wakil dan
bertindak untuk dan atas nama instansi/organisasi yang diwakilinya.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

(2) Tim PPI berkedudukan di Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Pasal 4
(1) Susunan keanggotaan Tim PPI terdiri dari :
a. Ketua merangkap anggota;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota.
(2) Keanggotaan Tim PPI sebagimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur-unsur :
a. Departemen Perindustrian;
b. Departemen Kesehatan;
c. Departemen Keuangan;
d. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;
e. Kementerian Negara Komperasi dan UKM;
f. Kementerian Negara Riset dan Teknologi;

g. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
h. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia;
i. Wakil Organisasi terkait lainnya.
(3) Keanggotaan Tim PPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri.
Pasal 5
(1) Tim PPI mempunyai tugas :
a. melakukan pengkajian dan penilaian terhadap permohonan insentif yang diajukan
badan usaha berdasarkan kriteria:
1. kegiatan peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi
melalui :
a). penelitian, pengembangan, dan/atau penerapan teknologi; dan/atau
b). pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan perguruan tinggi dan/atau
lembaga penelitian dan pengembangan.
2. potensi peningkatan kinerja produksi dan/atau daya saing barang dan/atau
jasa;

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

3. pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan di dalam negeri; dan

4. penggunaan sumber daya dalam negeri.
b. memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri berdasarkan hasil pengkajian
dan penilaian permohonan insentif badan usaha;
c. memberikan laporan kepada menteri mengenai hasil pengawasan pelaksanaan
pemberian insentif ke badan usaha.
(2) dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tim PPI
menyelenggarakan fungsi :
a. mengkaji dan menilai permohonan insentif badan usaha;
b. merekomendasikan hasil pengkajian dan penilaian permohonan insentif badan
usaha;
c. mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan yang
dilakukan oleh badan usaha yang mendapat insentif;
d. melaporkan kepada Menteri hasil pengawasan pelaksanaan pemberian insentif ke
badan usaha;
e. menetapkan kedudukan, susunan keanggotaan, tugas pokok dan fungsi, Sekretariat
Tim PPI;
f. menetapkan pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan/atau pedoman lainnya yang
bersifat teknis;
(3) Mekanisme pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (2) huruf e dan f
diatur dengan Ketetapan Ketua Tim PPI.

Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Tim PPI
mempunyai kewajiban menjaga kerahasiaan informasi pelaksanaan kegiatan penelitian
dan pengembangan.
Pasal 7
(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas, Ketua Tim PPI dapat membentuk
Sekretariat Tim PPI.
(2) Sekretariat Tim PPI dipimpin oleh Sekretaris Tim PPI.
(3) Sekretariat memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Tim PPI
Pasal 8
Tim PPI melakukan sidang secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan atau sewaktu-waktu bilamana diperlukan.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

Pasal 9
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Tim
PPI dapat mengikutsertakan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, swasta,
dan/atau masyarakat sesuai dengan keahlian berkenaan dengan masalah yang
dihadapi.

(2) Anggota Tim PPI menyampaikan hasil sidang/notulen Tim PPI kepada masingmasing pimpinan instansi pemerintah yang berwenang atau organisasi yang
diwakilinya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas dan tanggung jawabnya.
Pasal 10
Pembiayan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Tim PPI dan Sekretariat Tim PPI
dibebankan pada anggran Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Pasal 11
Pengawasan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan Badan Usaha yang
mendapat insentif dilakukan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Pasal 12
(1) Menteri melakukan pengawasan kegiatan penelitian dan pengembangan terhadap
badan usaha yang mendapat insentif;
(2) Pengawasan sebagaimana dimasud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Tim Pengkajian
dan Penilaian.
(3) Pelaksanaan pengawasan dilakukan melalui pengkajian dan penilaian laporan hasil
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan atau bilamana diperlukan dapat
dilakukan sewaktu-waktu di lokasi kegiatan dilaksanakan.
Pasal 13
Dalam pelaksanaan pengawasan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dapat

dilakukan dengan cara :
a. meminta, menerima dan/atau mengupayakan bahan-bahan dan/atau keterangan dari
pihak-pihak yang dipandang perlu;
b. melakukan pemeriksaan ditempat; dan
c. menyarankan pada instansi pemerintah yang berwenang mengenai tindakan yang
diperlukan.

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

Pasal 14
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Maret 2008
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
KUSMAYANTO KADIMAN

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS