Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB I

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Banyak pihak sekarang ini yang mengritik tajam sistem pendidikan di Indonesia. Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusia yang tak berkarakter dan tidak siap terjun ke dunia nyata. Banyak individu yang memiliki kecerdasan tinggi, tetapi rendah dalam kecerdasan emosi dan kecerdasan adversitas (Ronnie, 2006).

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi (Buku Peraturan Penyelenggara Kegiatan Akademik Dalam Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa termasuk dalam usia dewasa awal yaitu antara 18-40 tahun. Masa ini adalah masa yang mempunyai karakteristik, dimana kebiasaan, harapan, tuntutan, cita-cita, kebutuhan, minat, dan segala pola hidup yang diwarnai oleh idealisme yang tinggi.

Kehidupan seorang mahasiswa tidaklah statis, melainkan selalu dinamis dan diwarnai oleh berbagai masalah yang ada, baik itu masalah yang ringan maupun yang berat. Berbagai masalah tersebut ada yang bersumber dari dalam diri ataupun yang berasal dari lingkungan. Bentuk masalah yang dihadapi seperti ketika menghadapi masalah misalnya kegagalan dalam menjalani proses belajar, tidak mendapatkan nilai sesuai dengan yang diinginkan, terlalu lelah dalam menjalani rutinitas kuliah, ataupun permasalahan berat lainnya yang membuat seseorang merasa tidak


(2)

berdaya. Saat menghadapi masalah seperti itu maka akan berdampak munculnya perasaan kecewa, sedih, marah, malu, takut, putus asa, tidak bermakna, rendah diri, dan perasaan negatif lainnya (Hutasoit, 2009).

Dalam menyikapi suatu permasalahan yang ada, setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda, sehingga ada yang berakhir dengan kegagalan dan ada juga yang berakhir dengan kesuksesan. Demikian pula dalam dunia pendidikan, seseorang mungkin akan mengalami kesulitan. Kesulitan itu dapat diatasi supaya seseorang dapat mencapai prestasi yang baik dalam proses belajarnya. Ada orang yang berhasil dan mencapai prestasi dengan baik, ada juga yang sebaliknya yang gagal dan mendapatkan prestasi belajar yang kurang baik (Hardika, 2011).

Kualitas mahasiswa salah satunya dapat dilihat dari prestasi akademik yang diraihnya. Prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu. Kemudian dengan angka atau simbol tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai (Suryabrata, 2006). Kemauan untuk meraih prestasi dalam hal ini, yaitu individu mampu untuk mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan dalam mencapai sebuah tujuan yang disebut sebagai adversity quotient.

Adversity quotient merupakan salah satu faktor penting dalam pencapaian prestasi seseorang. Adversity quotient adalah salah satu


(3)

kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Pengertian mengubah hambatan disini, yaitu individu mampu mengelola, mengatasi dan merespon permasalahan yang ada. Menurut Stoltz (2000) seseorang yang mampu mengubah hambatan menjadi sebuah peluang adalah seseorang yang akan mampu berjuang dalam situasi apapun untuk mencapai kesuksesan.

Adversity quotient mendasari semua segi kesuksesan, termasuk dalam karier dan kehidupan seseorang. Seseorang yang memiliki adversity quotient tinggi akan mampu menikmati produktivitas, kinerja, vitalitas, keuletan, kesehatan, pengetahuan, perbaikan, motivasi dan kesuksesan yang jauh lebih besar dengan terus berjuang dalam menghadapi masalah yang muncul serta memiliki keinginan untuk berkembang sebagai bentuk aktualisasi diri. Dengan memiliki adversity quotient yang tinggi seseorang akan dapat mengatasi hambatan-hambatan atau masalah yang muncul dalam kehidupannya, tidak terlepas masalah yang dialami mahasiswa saat berada dalam masalah belajar di dunia pendidikan. Sebaliknya seseorang yang memiliki adversity quotient rendah akan merasa tak berdaya, mudah menyerah dan pesimis saat menghadapi berbagai rintangan ataupun bentuk-bentuk kesengsaraan lainnya. Sikap yang demikian jelas bukanlah sebuah kesuksesan (Stoltz, 2000).

Bimbingan dan Konseling bertujuan membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan


(4)

yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Insan seperti itu adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya secara tepat dan bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu, serta akhirnya mampu mewujudkan diri sendiri secara optimal (Prayitno, 1999). Sedangkan, konselor adalah tenaga pendidik professional yang bekerja dengan masalah-masalah personal, emosional, sosial, pendidikan, dan pekerjaan, yang kesemuanya itu untuk mencegah timbulnya masalah, pengentasan masalah, dan menunjang perkembangan individu anggota masyarakat Chiles & Eiken (dalam Prayitno, 1999).

Konselor dimasa depan bekerja disemua bidang kehidupan, mengabadikan peranan dan jasanya untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan sumber daya manusia, membantu individu warga masyarakat dari berbagai umur, mencegah timbulnya masalah dan mengentaskan berbagai masalah yang dihadapi warga masyarakat, dan menjadikan tahap perkembangan yang orang lain jalani menjadi optimal ( Prayitno, 1990). Jadi sebagai seorang calon Konselor, sebelum menjalankan pekerjaannya dengan memberikan pertolongan kepada orang lain, terlebih dahulu seorang konselor harus dapat menolong dirinya sendiri. Oleh karena itu sebagai mahasiswa bimbingan dan konseling dibutuhkan kemampuan untuk bertahan menghadapi rintangan dengan mengelola kesulitan menjadi peluang, yakni adversity quotient sebagai bekal untuk menjadi calon konselor profesional yang multimendisional.


(5)

Hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan berprestasi mahasiswa, karena kecerdasan akademis saja tidak cukup untuk memberikan kesiapan kepada individu pada saat menghadapi kegagalan secara akademis, maka harus dibekali dengan adversity quotient. Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi akademik siswa atau mahasiswa, faktor tersebut berasal dari dalam diri mahasiswa maupun dari luar diri mahasiswa.

Menurut Azwar (2004) secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik umum seperti penglihatan dan pendengaran. Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap dan kesehatan mental. Faktor eksternal meliputi faktor fisik dan faktor sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar. Faktor sosial menyangkut dukungan sosial dan pengaruh budaya. Jadi adversity quotient mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang, orang-orang yang memiliki adversity quotient tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, demikian pula sebaliknya.

Hardika (2011) telah melakukan penelitian kepada 160 siswa-siswi di SMA Kristen Kalam Kudus Solo dari 12 kelas, dan menemukan bahwa


(6)

ada hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar seseorang. Setelah dilakukan pengolahan data dengan mengkorelasikan hasil dari angket adversity quotient dengan prestasi yang didapatkan pada mid semester siswa-siswi SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo didapatkan angka korelasi sebesar 0.153 (r=0,153) dengan hasil korelasi positif tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi skor adversity quotient seseorang maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dimilikinya. Signifikansi sebesar 0.027 dengan syarat signifikansi p<0.05 (signifikansi lebih kecil dari 0.05) maka dapat diartikan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel yang diteliti.

Penelitian yang dilakukan oleh Hutasoit (2009) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar pada ranah kognitif siswa SMA Negeri 2 Ambon dengan koefisien korelasi sebesar 0,309. Sumbangan efektif adversity quotient terhadap prestasi belajar pada ranah kognitif siswa sebesar 9,6 %, sedangkan sisanya 0,04 % disumbangkan oleh faktor-faktor lain. Prestasi belajar pada ranah kognitif siswa SMA Negeri 2 Ambon termasuk dalam kategori tinggi. Adversity quotient pada siswa SMA Negeri 2 Ambon termasuk dalam kategori tinggi.

Hasil penelitian yang berbeda juga ditemukan oleh Bintari (2011) yang melakukan penelitian kepada peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seyegan, dengan rentang usia 15 tahun sampai 18 tahun sebanyak 36 peserta didik. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif yang


(7)

signifikan antara adversity quotient dan prestasi akademik. Semakin tinggi adversity quotient semakin tinggi prestasi akademik yang diraih anggota Tonti. Sedangkan hasil dari penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan positif antara adversity quotient dan prestasi akademik pada anggota Tonti siswa SMA. Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.00 for Windows menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada anggota Tonti siswa SMA. Besarnya nilai koefisien korelasi (r) antara adversity quotient dan prestasi akademik adalah -0,368, dengan nilai probabilitas kesalahan (p) 0,014.

Meko (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan adversity quotient dengan prestasi belajar siswa XI TKJ SMK N 2 Soe Kabupaten TTS Provinsi NTT Semester I tahun ajaran 2010/2011, dan menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI TKJ Negri 2 Soe pada semester I. Hasil dari analisa data penelitian diperoleh besarnya nilai signifikansi antara adversity quotient dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 2 Soe adalah sebesar 0,762 maka nilai signifikansi yang diperoleh >0,05, sehingga hal ini bermakna bahwa hubungan antara adversity quotient dan prestasi belajar sangat rendah atau dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikansi. Besarnya nilai korelasi = -0,056 masuk dalam kategori sangat rendah, sehingga korelasi antara variabel adversity quotient dengan prestasi belajar matematika siswa


(8)

kelas XI TKJ SMK Negeri 2 Soe adalah korelasi = -0,056 yang berlawanan arah. Hubungan antara adversity quotient dan prestasi belajar adalah sangat rendah atau dapat dikatakan tidak ada hubungan. Untuk tanda negatif pada nilai r, yaitu r = -0,056 bermakna hubungan antara adversity quotient dengan prestasi adalah berlawanan arah. Hubungan yang berlawan arah ini dimana semakin tinggi adversity quotient siswa semakin rendah belajar matematika siswa dan sebaliknnya, semakin rendah prestasi belajar matematika siswa kelas XI TKJ SMK Negri 2 Soe.

Dari hasil pra penelitian data awal tentang adversity quotient, penulis membagikan skala adversity quotient berdasarkan teori dari Stoltz (2000). Berikut merupakan hasil pra penelitian pada 30 mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2012.

Tabel 1.1 Hasil Pra Penelitian

No. Kategori Interval Frekuensi %

1. Rendah 0-59 0 0,0 %

2. Agak Sedang 60-94 0 0,0 %

3. Sedang 95-134 19 63,3 %

4. Agak Tinggi 135-165 11 36,7 %

5. Tinggi 166-200 0 0,0 %

JUMLAH 30

MEAN 1,3007E2


(9)

Mengenai aspek-aspek adversity quotient, dari hasil pra penelitian diketahui bahwa dari 30 mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 terdapat 63,3 % mahasiswa yang mempunyai adversity quotient dalam kategori sedang,

Dengan demikian berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi akademik mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013?


(10)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat teoritis

Apabila dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan positif signifikan antara adversity quotient dengan prestasi akademik, maka temuan ini sejalan dengan temuan Hardika (2011). Tetapi apabila hasil penelitian ini menemukan tidak ada hubungan signifikan, maka penelitian ini sejalan dengan temuan Bintari (2011) yang menemukan tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara adversity quotient dengan prestasi akademik.

1.4.2 Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis terutama bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat terutama dalam memberikan gambaran mengenai adversity quotient pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling agar tetap gigih melalui saat-saat yang penuh dengan tantangan yaitu dengan menjadikannya sebagai referensi dalam menghadapi masalah yang ada.


(11)

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I dengan judul Pendahuluan yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian , Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II dengan judul Landasan Teori yang berisi : Pengertian Prestasi Akademik, Tujuh Kemampuan Para Peraih Prestasi dalam Mengubah Kegagalan Menjadi Batu Loncatan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar di Perguruan Tinggi, Pengukuran Prestasi Akademik, Ciri-Ciri Individu yang Berprestasi, Pengertian Adversity Quotient, Teori Pendukung Adversity Quotient, Tipe Individu dalam Adversity Quotient, Dimensi-Dimensi Adversity Quotient, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adversity Quotient, Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Penelitian yang Relevan, Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik, Hipotesis.

Bab III dengan judul Metode Penelitian yang berisi : Jenis Penelitian, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Subyek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Bab IV dengan judul Pelaksanaan dan Hasil Penelitian yang berisi : Gambaran Subyek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Deskripsi dan Hasil Penelitian, Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan.


(1)

ada hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar seseorang. Setelah dilakukan pengolahan data dengan mengkorelasikan hasil dari angket adversity quotient dengan prestasi yang didapatkan pada mid semester siswa-siswi SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo didapatkan angka korelasi sebesar 0.153 (r=0,153) dengan hasil korelasi positif tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi skor adversity quotient seseorang maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dimilikinya. Signifikansi sebesar 0.027 dengan syarat signifikansi p<0.05 (signifikansi lebih kecil dari 0.05) maka dapat diartikan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel yang diteliti.

Penelitian yang dilakukan oleh Hutasoit (2009) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar pada ranah kognitif siswa SMA Negeri 2 Ambon dengan koefisien korelasi sebesar 0,309. Sumbangan efektif adversity quotient terhadap prestasi belajar pada ranah kognitif siswa sebesar 9,6 %, sedangkan sisanya 0,04 % disumbangkan oleh faktor-faktor lain. Prestasi belajar pada ranah kognitif siswa SMA Negeri 2 Ambon termasuk dalam kategori tinggi. Adversity quotient pada siswa SMA Negeri 2 Ambon termasuk dalam kategori tinggi.

Hasil penelitian yang berbeda juga ditemukan oleh Bintari (2011) yang melakukan penelitian kepada peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seyegan, dengan rentang usia 15 tahun sampai 18 tahun sebanyak 36 peserta didik. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif yang


(2)

signifikan antara adversity quotient dan prestasi akademik. Semakin tinggi adversity quotient semakin tinggi prestasi akademik yang diraih anggota Tonti. Sedangkan hasil dari penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan positif antara adversity quotient dan prestasi akademik pada anggota Tonti siswa SMA. Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.00 for Windows menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada anggota Tonti siswa SMA. Besarnya nilai koefisien korelasi (r) antara adversity quotient dan prestasi akademik adalah -0,368, dengan nilai probabilitas kesalahan (p) 0,014.

Meko (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan adversity quotient dengan prestasi belajar siswa XI TKJ SMK N 2 Soe Kabupaten TTS Provinsi NTT Semester I tahun ajaran 2010/2011, dan menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI TKJ Negri 2 Soe pada semester I. Hasil dari analisa data penelitian diperoleh besarnya nilai signifikansi antara adversity quotient dengan prestasi belajar matematika siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 2 Soe adalah sebesar 0,762 maka nilai signifikansi yang diperoleh >0,05, sehingga hal ini bermakna bahwa hubungan antara adversity quotient dan prestasi belajar sangat rendah atau dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikansi. Besarnya nilai korelasi = -0,056 masuk dalam kategori sangat rendah, sehingga korelasi antara variabel adversity quotient dengan prestasi belajar matematika siswa


(3)

kelas XI TKJ SMK Negeri 2 Soe adalah korelasi = -0,056 yang berlawanan arah. Hubungan antara adversity quotient dan prestasi belajar adalah sangat rendah atau dapat dikatakan tidak ada hubungan. Untuk tanda negatif pada nilai r, yaitu r = -0,056 bermakna hubungan antara adversity quotient dengan prestasi adalah berlawanan arah. Hubungan yang berlawan arah ini dimana semakin tinggi adversity quotient siswa semakin rendah belajar matematika siswa dan sebaliknnya, semakin rendah prestasi belajar matematika siswa kelas XI TKJ SMK Negri 2 Soe.

Dari hasil pra penelitian data awal tentang adversity quotient, penulis membagikan skala adversity quotient berdasarkan teori dari Stoltz (2000). Berikut merupakan hasil pra penelitian pada 30 mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2012.

Tabel 1.1 Hasil Pra Penelitian

No. Kategori Interval Frekuensi %

1. Rendah 0-59 0 0,0 %

2. Agak Sedang 60-94 0 0,0 %

3. Sedang 95-134 19 63,3 %

4. Agak Tinggi 135-165 11 36,7 %

5. Tinggi 166-200 0 0,0 %

JUMLAH 30

MEAN 1,3007E2


(4)

Mengenai aspek-aspek adversity quotient, dari hasil pra penelitian diketahui bahwa dari 30 mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 terdapat 63,3 % mahasiswa yang mempunyai adversity quotient dalam kategori sedang,

Dengan demikian berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi akademik mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013?


(5)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat teoritis

Apabila dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan positif signifikan antara adversity quotient dengan prestasi akademik, maka temuan ini sejalan dengan temuan Hardika (2011). Tetapi apabila hasil penelitian ini menemukan tidak ada hubungan signifikan, maka penelitian ini sejalan dengan temuan Bintari (2011) yang menemukan tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara adversity quotient dengan prestasi akademik.

1.4.2 Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis terutama bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat terutama dalam memberikan gambaran mengenai adversity quotient pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling agar tetap gigih melalui saat-saat yang penuh dengan tantangan yaitu dengan menjadikannya sebagai referensi dalam menghadapi masalah yang ada.


(6)

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I dengan judul Pendahuluan yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian , Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II dengan judul Landasan Teori yang berisi : Pengertian Prestasi Akademik, Tujuh Kemampuan Para Peraih Prestasi dalam Mengubah Kegagalan Menjadi Batu Loncatan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar di Perguruan Tinggi, Pengukuran Prestasi Akademik, Ciri-Ciri Individu yang Berprestasi, Pengertian Adversity Quotient, Teori Pendukung Adversity Quotient, Tipe Individu dalam Adversity Quotient, Dimensi-Dimensi Adversity Quotient, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adversity Quotient, Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Penelitian yang Relevan, Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik, Hipotesis.

Bab III dengan judul Metode Penelitian yang berisi : Jenis Penelitian, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Subyek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Bab IV dengan judul Pelaksanaan dan Hasil Penelitian yang berisi : Gambaran Subyek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Deskripsi dan Hasil Penelitian, Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Stres Akademik dalam Mengerjakan Skripsi pada Mahasiswa Psikologi UKSW

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Body Dissatisfaction Melalui Bibliokonseling untuk Mahasiswi BK FKIP UKSW Angkatan 2013-2015

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB II

1 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Terapi Musik untuk Menurunkan Kecemasan Menyusun Skripsi pada Mahasiswa BK-FKIP UKSW T1 132010089 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

0 0 5

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kesadaran Multikultural Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Angkatan 2013 Melalui Paket Kesadaran Multikultural T1 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Optimisme Akademik dengan Adversity Quotient pada Siswa SMP

0 0 31