Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa BK FKIP UKSW Angkatan 2013 T1 132010060 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient
dengan prestasi akademik pada mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan
2013 dengan diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,821 yang berarti korelasi
sangat kuat dengan nilai p = 0,000
5.2
Saran
Berdasarkan hasil analisa dan kesimpulan dari penelitian ini, maka
penulis mengemukakan sebagai berikut :
5.2.1
Bagi Subjek Penelitian
Subjek penelitian khususnya mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana diharapkan agar memiliki kemampuan
dalam menghadapi berbagai kesulitan di berbagai aspek terutama
kaitannya untuk meraih prestasi akademik yang tinggi. Peningkatan
adversity quotient tersebut dapat dilakukan dengan cara mengikuti
pelatihan/training mengenai adversity quotient atau pelatihan lainnya
sehingga bisa memperlancar proses belajar dan dapat meningkatkan
prestasi belajar. Mahasiswa hendaknya tidak hanya puas dengan menjadi
60
quitters dan campers
yang tidak melanjutkan pendakian ketika
menghadapi berbagai kesulitan yang ada dengan menghindar dari masalah
ataupun tetap berada dalam zona nyaman tanpa adanya perubahan
perkembangan yang berarti dalam diri individu tersebut. Mahasiswa
hendaknya berusaha belajar menjadi climbers yang selalu terus mendaki
walaupun menghadapi berbagai kesulian yang ada.
5.2.2. Bagi Progdi Bimbingan dan Konseling
Setelah diketahui bahwa tingkat adversity quotient mahasiswa
progdi BK angkatan 2013 termasuk dalam kategori sedang maka kepada
para pendidik (dosen) agar dapat lebih memotivasi aktivitas proses belajar
mahasiswa dengan mengadakan training/pelatihan adversity quotient yang
diikuti oleh mahasiswa untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan
adversity quotient sehingga prestasi akademik mahasiswa dapat meningkat
pula. Caranya dengan memberikan materi pemahaman mengenai dimensidimensi adversity quotient untuk mengetahui respon seseorang termasuk
dalam adversity quotient yang rendah atau tinggi. Setelah menyadari
respons yang dimiliki individu akan mampu secara sadar mengubah dan
memperbaiki responsnya terhadap sebuah peristiwa yang buruk.
5.2.3
Bagi Orang tua
Bagi orang tua diharapkan untuk memperhatikan perkembangan
anak-anaknya dan dapat memberikan kontribusi dengan mendukung dan
memfasilitasi anaknya untuk mengikuti pelatihan/training adversity
quotient
sehingga dapat mendorong anaknya untuk lebih dapat
61
meningkatkan adversity quotient yang dimilikinya untuk mencapai prestasi
akademik yang tinggi.
5.2.4
Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lebih lanjut yang tertarik ingin melakukan penelitian
yang sama, diharapkan menghubungan dengan variabel-variabel yang lain,
misalnya bakat, minat membaca, motivasi belajar, hubungan dosen dan
mahasiswa, hubungan orangtua dan mahasiswa, lingkungan keluarga, dan
variabel lainnya agar hasil yang diperoleh lebih komprehensif dan
penelitian ini bisa dipakai sebagai bahan referensi.
62
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient
dengan prestasi akademik pada mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan
2013 dengan diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,821 yang berarti korelasi
sangat kuat dengan nilai p = 0,000
5.2
Saran
Berdasarkan hasil analisa dan kesimpulan dari penelitian ini, maka
penulis mengemukakan sebagai berikut :
5.2.1
Bagi Subjek Penelitian
Subjek penelitian khususnya mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana diharapkan agar memiliki kemampuan
dalam menghadapi berbagai kesulitan di berbagai aspek terutama
kaitannya untuk meraih prestasi akademik yang tinggi. Peningkatan
adversity quotient tersebut dapat dilakukan dengan cara mengikuti
pelatihan/training mengenai adversity quotient atau pelatihan lainnya
sehingga bisa memperlancar proses belajar dan dapat meningkatkan
prestasi belajar. Mahasiswa hendaknya tidak hanya puas dengan menjadi
60
quitters dan campers
yang tidak melanjutkan pendakian ketika
menghadapi berbagai kesulitan yang ada dengan menghindar dari masalah
ataupun tetap berada dalam zona nyaman tanpa adanya perubahan
perkembangan yang berarti dalam diri individu tersebut. Mahasiswa
hendaknya berusaha belajar menjadi climbers yang selalu terus mendaki
walaupun menghadapi berbagai kesulian yang ada.
5.2.2. Bagi Progdi Bimbingan dan Konseling
Setelah diketahui bahwa tingkat adversity quotient mahasiswa
progdi BK angkatan 2013 termasuk dalam kategori sedang maka kepada
para pendidik (dosen) agar dapat lebih memotivasi aktivitas proses belajar
mahasiswa dengan mengadakan training/pelatihan adversity quotient yang
diikuti oleh mahasiswa untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan
adversity quotient sehingga prestasi akademik mahasiswa dapat meningkat
pula. Caranya dengan memberikan materi pemahaman mengenai dimensidimensi adversity quotient untuk mengetahui respon seseorang termasuk
dalam adversity quotient yang rendah atau tinggi. Setelah menyadari
respons yang dimiliki individu akan mampu secara sadar mengubah dan
memperbaiki responsnya terhadap sebuah peristiwa yang buruk.
5.2.3
Bagi Orang tua
Bagi orang tua diharapkan untuk memperhatikan perkembangan
anak-anaknya dan dapat memberikan kontribusi dengan mendukung dan
memfasilitasi anaknya untuk mengikuti pelatihan/training adversity
quotient
sehingga dapat mendorong anaknya untuk lebih dapat
61
meningkatkan adversity quotient yang dimilikinya untuk mencapai prestasi
akademik yang tinggi.
5.2.4
Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lebih lanjut yang tertarik ingin melakukan penelitian
yang sama, diharapkan menghubungan dengan variabel-variabel yang lain,
misalnya bakat, minat membaca, motivasi belajar, hubungan dosen dan
mahasiswa, hubungan orangtua dan mahasiswa, lingkungan keluarga, dan
variabel lainnya agar hasil yang diperoleh lebih komprehensif dan
penelitian ini bisa dipakai sebagai bahan referensi.
62