fatwa 28 shalat buru buru

Saudara Wasiman, siswa SLTP di Yogyakarta
Pertanyaan :
Saya adalah seorang siswa dari sebuah SLTP di Yogyakarta. Karena sangat
sibuk, maka saya tidak dapat shalat dengan baik. Orang bilang shalat saya seperti ayam
notol/makan makanan. Yang saya tanyakan, apakah shalat saya itu sesuai dengan ajaran
Nabi saw? Mohon dijawab dengan jelas.
Jawaban :
Tuma’ninah (ketenangan) adalah suatu unsur yang sangat penting dan sangat
diperlukan dalam shalat. Dengan tuma’ninah itulah kekhusyu’an dalam shalat dapat
dicapai. Karena itulah Rasulullah saw memerintahkan agar dalam mengerjakan shalat
disertai dengan tuma’ninah, baik ketika ruku’, sujud, dan amalan shalat lainnya. Shalat
adalah suatu ibadah yang sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang beriman dan
khusyu’. Maka kadang-kadang sebagian orang tidak sabar dalam mengerjakan shalat,
ingin cepat selesai, karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga
ketika ruku’, sujud, dan sebagainya tidak disertai dengan tuma’ninah. Sebagian ulama
sering menggambarkan shalat yang tanpa tuma’ninah seperti ayam mematuk makanan,
karena sujud, ruku’, dan sebagainya dilakukan dengan sangat cepat. Shalat seperti itu,
tidak hanya dilakukan pada masa sekarang, melainkan pada masa Rasul pun pernah
terjadi, sehingga ditegur oleh Rasulullah saw, sebagaimana diungkapkan dalam suatu
hadits:


‫سون ل‬
‫ن أ عببيِ ع عب ند ب اللهب ا نل ع ن‬
ِ‫صللللي‬
‫عع‬
‫صلليِ عر ل‬
‫ل اللللهب ع‬
‫ ع‬:‫شععاَبريِ قاَل‬
‫ن‬
‫ع‬
‫س بفيِ ع‬
‫خ ع‬
‫ل‬
‫طاَئ ب ع‬
‫م فعد ع ع‬
‫فة ة ب‬
‫م ع‬
‫ص ع‬
‫ه ع عل عي نهب وع ع‬
‫من نهل ن‬
‫حاَب بهب ث ل ل‬

‫سل ل ع‬
‫الل ل‬
‫جل ع ع‬
‫م ب بأ ن‬
‫قللاَ ع‬
‫جع ع ع‬
‫ج ل‬
‫ل‬
‫جوند بهب فع ع‬
‫ل ي عنرك عللعل وعي عن ن ل‬
‫ل فع ع‬
‫سلل ل‬
‫صلليِ فع ع‬
‫عر ل‬
‫قاَ ع‬
‫قلللر فبلليِ ل‬
‫م يل ع‬
‫ع‬
‫ت ع ععليِ هع ع‬
‫ن هع ع‬

‫ذا‬
‫ أت ععرون ع‬:‫م‬
‫ه ع عل عي نهب وع ع‬
‫ماَ ع‬
‫ن ع‬
‫ذا ع‬
‫سل ل ع‬
‫صلليِ الل ل‬
‫يِ ع‬
‫م ن‬
‫الن لب ب ي‬
‫ب‬
‫مللاَ ي عن ن ل‬
‫مد ة ي عن ن ل‬
‫ت ع ععليِ غ عي نرب ب‬
‫قلللر نالغلللعرا ل‬
‫م ع‬
‫ه كع ع‬
‫صللل عت ع ل‬
‫ح ل‬

‫مل لةب ل‬
‫ماَ ع‬
‫ع‬
‫قلللر ع‬
:1426،‫ شمس الدين‬:(1/332:‫م … )رواه ابن خزيمة‬
‫الد ل ع‬
(89
Artinya: “Dari Abi ‘Abdillah al-Asy’ariy, ia berkata: Setelah Rasulullah saw
mengerjakan shalat bersama para shahabat, duduklah beliau di tengah kelompok para
shahabat. Kemudian datang seorang laki-laki, lalu mengerjakan shalat; kemudian ia
ruku’ dan sujud dengan sangat cepat, lalu Nabi bersabda: Tahukah kalian
(bagaimanakah orang) ini? Barangsiapa mati (dengan shalat seperti) ini, maka ia mati
atas selain agama Muhammad, mematuk shalatnya, bagaikan burung gagak mematuk
darah …” (HR. Ibnu Khuzaimah; al-Bani dalam syarh Shahih Ibnu Khuzaimah:(1/332)
Syamsuddin, 1416 H.:89).
Dalam hadits lainnya diungkapkan sebagai berikut:

‫ل‬
‫ل الله صلليِ الله ع عل عيه وسل ل ع‬
‫سون ل‬

‫س‬
‫مأ ن‬
‫صلليِ عر ل‬
‫ن ب ع ع ع‬
‫ل‬
‫ب ع‬
‫ ع‬:‫قاَل‬
‫سوعأ اللناَ ب‬
‫سون ع‬
‫ف‬
‫ل اللهب وعك عي ن ع‬
‫سربقع ة‬
‫صل عت ب ب‬
‫سربقل ب‬
‫ عياَ عر ل‬:‫وا‬
‫ة ا عل لذ بيِن ي ع ن‬
‫ع‬
‫ن ع‬
‫ِ عقاَل ل ن‬.‫ه‬
‫م ن‬

‫ه؟ِ عقاَ ع‬
‫هاَ )رواه‬
‫جوند ع ع‬
‫صل عت ب ب‬
‫س ل‬
‫م لرك لونع ععهاَ وعل ع ل‬
‫يع ن‬
‫ ل ع ي لت ب ي‬:‫ل‬
‫ن ع‬
‫سربقل ع ع ن‬
(997 :‫ الجاَمع الصغير‬:‫أحمد‬
Artinya: “Rasulullah saw bersabda: Pencurian yang paling buruk yang
dilakukan manusia ialah mencuri dari shalatnya. Kemudian orang-orang bertanya: Hai
Rasulullah, bagaimana ia mencuri dari shalatnya? Beliau menjawab: Tidak
menyempurnakan ruku’nya dan sujudnya.” (HR. Ahmad: al-Jami’ ash-Shaghir: 997)
Dari hadits-hadits inilah para ulama mengambil kesimpulan bahwa ruku’, sujud,
berdiri, dan duduk wajib dilakukan dengan tuma’ninah; tenang dan tidak dengan
tergesa-gesa, kemudian baru meneruskan gerakan selanjutnya. Oleh karena itu agar
dapat shalat dengan tuma’ninah seseorang perlu membiasakan mengerjakan shalat
dengan baik. *sd)