7161eb4f95dcfe8a185f5f60fff06afc 104pmk 011 2012

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 104/PMK.011/2012
TENTANG
BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN
GUNA PEMBUATAN KOMPONEN DAN/ATAU PRODUK ELEKTRONIKA
UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi penyediaan barang dan/atau
jasa guna kepentingan umum dan meningkatkan daya saing
industri pembuatan komponen dan/atau produk elektronika di
dalam negeri, perlu memberikan insentif fiskal berupa Bea Masuk
Ditanggung Pemerintah atas impor barang dan bahan oleh
industri pembuatan komponen dan/atau produk elektronika;
b. bahwa terhadap impor barang dan bahan untuk industri
pembuatan komponen dan/atau produk elektronika telah
memenuhi kriteria penilaian dan ketentuan barang dan bahan

untuk dapat diberikan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah,
sesuai ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
23/PMK.011/2012 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang
Dan/Atau Jasa Guna Kepentingan Umum Dan Peningkatan Daya
Saing Industri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2012;
c. bahwa dalam rangka pemberian Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah atas impor barang dan bahan untuk industri
pembuatan komponen dan/atau produk elektronika sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, telah ditetapkan pagu anggaran untuk
pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran
2012;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c, serta dalam rangka melaksanakan
ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
23/PMK.011/2012 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang
Dan/Atau Jasa Guna Kepentingan Umum Dan Peningkatan Daya
Saing lndustri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2012,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Bea

Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan Bahan
Guna Pembuatan Komponen Dan/Atau Produk Elektronika
Untuk Tahun Anggaran 2012;
Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4661);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 113,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5254)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5303);
5. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.05/2010 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Atas Bea
Masuk Ditanggung Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 236/PMK.05/2011;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.011/2012 tentang
Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan
Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/Atau Jasa Guna
Kepentingan Umum Dan Peningkatan Daya Saing lndustri Sektor
Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2012;
MEMUTUSKAN:
Menetapka : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG BEA MASUK
DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN

n
GUNA
PEMBUATAN
KOMPONEN
DAN/ATAU
PRODUK
ELEKTRONIKA UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Perusahaan adalah Perusahaan yang termasuk dalam industri
dengan kegiatan utama membuat komponen dan/atau produk
elektronika.
2. Barang dan Bahan Untuk Industri Pembuatan Komponen
Dan/Atau Produk Elektronika yang selanjutnya disebut Barang
dan Bahan adalah barang jadi, barang setengah jadi dan/atau
bahan baku, termasuk suku cadang, komponen dan
subkomponen untuk diolah, dirakit, atau dipasang, guna
pembuatan komponen dan/atau produk elektronika oleh
Perusahaan.


Pasal 2
(1 Bea Masuk Ditanggung Pemerintah diberikan atas impor Barang
) dan Bahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2 Bea Masuk Ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
) ayat (1) merupakan belanja subsidi pajak ditanggung pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur
mengenai
mekanisme
pelaksanaan
dan
pertanggungjawaban atas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah.
(3 Bea Masuk Ditanggung Pemerintah tidak diberikan terhadap:
)
a. Barang dan Bahan yang dikenakan tarif umum bea masuk
sebesar 0% (nol persen);
b. Barang dan Bahan yang dikenakan tarif bea masuk sebesar
0% (nol persen) berdasarkan perjanjian atau kesepakatan
internasional;

c. Barang dan Bahan yang dikenakan Bea Masuk Anti
Dumping/Bea Masuk Anti Dumping Sementara, Bea Masuk
Tindakan Pengamanan/Bea Masuk Tindakan Pengamanan
Sementara, Bea Masuk Imbalan, atau Bea Masuk Tindakan
Pembalasan;
d. Barang dan Bahan yang diimpor oleh Perusahaan di Kawasan
Berikat; atau
e. Barang dan Bahan yang diimpor oleh Perusahaan yang
mendapat fasilitas pembebasan atau pengembalian bea masuk
atas impor Barang dan Bahan untuk diolah, dirakit, atau
dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor.
(4 Bea Masuk Ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
(1),
diberikan
dengan
pagu
anggaran
sebesar
) ayat
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).

(5 Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara sebagai
) Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara
menetapkan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis
Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian selaku Kuasa
Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pembayaran belanja
subsidi pajak ditanggung pemerintah.
(6 Alokasi anggaran Bea Masuk Ditanggung Pemerintah dengan
) pagu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk Perusahaan,
ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (5).
Pasal 3
(1 Untuk memperoleh Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Perusahaan
mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan
Cukai dengan dilampiri Rencana Impor Barang yang telah
disetujui dan ditandasahkan oleh Direktur Jenderal Industri
Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian.
(2 Rencana Impor Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
) paling sedikit memuat elemen data sebagai berikut:


a. nomor dan tanggal Rencana Impor Barang;
b. nomor Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
Anggaran 2012;
c. nama Perusahaan;
d. Nomor Pokok Wajib Pajak;
e. alamat;
f. kantor pabean tempat pemasukan barang;
g. uraian, jenis, dan spesifikasi teknis barang;
h. pos tarif (HS);
i. jumlah/satuan barang;
j. perkiraan harga impor;
k. negara asal;
l. perkiraan bea masuk yang ditanggung pemerintah; dan
m nama dan tanda tangan dari pimpinan Perusahaan.
.
Pasal 4
(1 Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1),
) Direktur Jenderal Bea dan Cukai memberikan persetujuan atau
penolakan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari
terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap.

(2 Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
) persetujuan sebagian atau persetujuan seluruhnya atas Barang
dan Bahan yang tercantum dalam Rencana Impor Barang yang
dilampirkan pada permohonan yang diajukan Perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
(3 Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
) ayat (1) disetujui sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal
Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan
Keputusan Menteri Keuangan mengenai Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah atas impor Barang dan Bahan guna pembuatan
komponen dan/atau produk elektronika oleh industri pembuatan
komponen dan/atau produk elektronika.
(4 Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
) ayat (1) ditolak, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama
Menteri
Keuangan
menyampaikan
surat
pemberitahuan
penolakan kepada Perusahaan dengan menyebutkan alasan

penolakan.
Pasal 5
(1 Atas realisasi impor Bea Masuk Ditanggung Pemerintah yang
) pelaksanaannya didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai atau Kantor
Pelayanan Utama Bea dan Cukai setempat membubuhkan cap
"BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH BERDASARKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.011/2012"
pada semua lembar Pemberitahuan Pabean Impor.
(2 Pemberitahuan Pabean Impor sebagaimana dimaksud pada ayat

)

(1), dipakai sebagai dasar untuk pencatatan penerimaan Bea
Masuk Ditanggung Pemerintah dan dialokasikan sebagai belanja
subsidi pajak dalam jumlah yang sama.
Pasal 6

(1 Dalam hal terdapat perbedaan antara Barang dan Bahan yang

) akan diimpor dengan daftar Barang dan Bahan yang terdapat
dalam Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3), Perusahaan dapat mengajukan
permohonan untuk melakukan perubahan terhadap Keputusan
Menteri Keuangan tersebut.
(2 Permohonan untuk melakukan perubahan terhadap Keputusan
) Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan
kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan
Rencana Impor Barang Perubahan yang telah disetujui dan
ditandasahkan oleh Direktur Jenderal Industri Unggulan
Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian.
Pasal 7
(1 Atas permohonan untuk melakukan perubahan terhadap
) Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, Direktur Jenderal Bea dan Cukai memberikan
persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 14
(empat belas) hari terhitung sejak permohonan diterima secara
lengkap.
(2 Persetujuan atas permohonan untuk melakukan perubahan
) terhadap Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa persetujuan sebagian atau
persetujuan seluruhnya.
(3 Dalam hal permohonan untuk melakukan perubahan terhadap
) Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 disetujui sebagian atau seluruhnya, Direktur Jenderal
Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menerbitkan
Keputusan Menteri Keuangan mengenai perubahan terhadap
Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3).
(4 Dalam hal permohonan untuk melakukan perubahan terhadap
) Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ditolak, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama
Menteri
Keuangan
menyampaikan
surat
pemberitahuan
penolakan kepada Perusahaan dengan menyebutkan alasan
penolakan.
Pasal 8
Pelaksanaan dan pertanggungjawaban atas Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur
mengenai
mekanisme
pelaksanaan
dan
pertanggungjawaban atas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah.
Pasal 9
(1 Terhadap Barang dan Bahan yang memperoleh Bea Masuk
) Ditanggung Pemerintah, wajib digunakan oleh Perusahaan yang
bersangkutan guna pembuatan komponen dan/atau produk

elektronika dan tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak
lain.
(2 Atas penyalahgunaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
) ayat (1), Perusahaan wajib membayar bea masuk yang
seharusnya dibayar ditambah dengan bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak
dilakukan realisasi impor Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).
Pasal 10
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
sampai dengan tanggal 31 Desember 2012.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Juni
2012
MENTERI KEUANGAN,

ttd.
AGUS D.W.
MARTOWARDOJO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Juni 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 616
 
 

 

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 104/PMK.011/2012 TENTANG BEA
MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR
BARANG DAN BAHAN GUNA PEMBUATAN KOMPONEN
DAN/ATAU PRODUK ELEKTRONIKA UNTUK TAHUN
ANGGARAN 2012

DAFTAR BARANG DAN BAHAN
GUNA PEMBUATAN KOMPONEN DAN/ATAU PRODUK ELEKTRONIKA
YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

NO.

URAIAN
BARANG

SPESIFIKASI

TERMASUK
DALAM
POS TARIF

1.

Silica

Dalam bentuk bubuk

2811.22.10.00

2.

Antioxidant

Powder Type 4,4 Thiobis (6TerButyl-M-Cresol)

2930.90.90.00

3.

Low Density
Polyethylene
(LDPE)

Dalam bentuk bubuk / chips

3901.10.99.10

4.

Linear LowDensity
Polyethylene
(LLDPE)

Dalam bentuk bubuk / chips

3901.10.92.00

5.

Polypropylene Dalam bentuk butiran
(PP)

3902.10.90.20

6.

Polypropylene Dalam bentuk butiran
(PP)
Copolymer

3902.30.90.10

7.

Polystyrene
(PS)

Dalam bentuk butiran

3903.19.29.00

Dalam bentuk bubuk

3903.19.99.00

8.

9.

Copolymer
Dalam bentuk butiran
Acrylonitrile
Butadiene
Styrene (ABS)

Polyol

3903.30.60.00

Dalam bentuk bubuk / chips

3903.30.90.00

Dalam bentuk cair / padat

3907.20.90.00

10. Polypropylene Jenis kopolimer
(PP) Sheet

3920.20.90.00

11. Polyvinyl
Chloride
(PVC) Sheet

Non seluler dan tidak diperkuat,
tidak dilaminasi, tidak didukung
atau tidak dikombinasi dengan
cara semacam itu dengan bahan
lain, mengandung bahan
plastisitas tidak kurang dari 6%

3920.43.00.00

12. Polyvinyl
Chloride
(PVC) Sheet

Non seluler dan tidak diperkuat,
tidak dilaminasi, tidak didukung
atau tidak dikombinasi dengan

3920.49.00.00

cara semacam itu dengan bahan
lain, mengandung bahan
plastisitas < 6%
13. PVF/ TPT/
TPE Film

0,2 mm < tebal < 0,5 mm, 500
mm < lebar < 1010 mm

3920.99.90.00

14. Ethylene
0,2 mm < tebal < 0,5 mm, 500
Vinyl Acetate mm < lebar < 1010 mm
(EVA) Sheet

3921.90.90.00

15. Low Iron
Tempered
Glass

Low Iron Tempered Glass

7007.19.90.00

16. Glass Fiber
mat

Tebal maksimum 5 mm

7019.31.00.00

17. Hot Rolled
4,75mm ≤ tebal < 10mm, Lebar ≥
Steel Sheet in 600mm
Coil

7208.37.00.00

18. Hot Rolled
3mm ≤ tebal < 4,75mm, Lebar ≥
Steel Sheet in 600mm
Coil

7208.38.00.00

19. Hot Rolled
Tebal < 3mm, Lebar ≥ 600mm
Steel Sheet in
Coil

7208.39.00.00

20. Hot Rolled
Steel Plate

4,75mm ≤ tebal ≤ 10mm, Lebar ≥
600mm

7208.52.00.00

21. Hot Rolled
Steel Plate

3mm ≤ tebal < 4,75mm, Lebar ≥
600mm

7208.53.00.00

22. Cold Rolled
0,5mm ≤ tebal ≤ 1mm, 600mm ≤
Steel Sheet in lebar ≤ 1250mm
Coil

7209.17.00.10

23. Cold Rolled
0,17mm < tebal < 0,5mm,
Steel Sheet in 600mm ≤ lebar ≤ 1250mm
Coil

7209.18.99.00

24. Galvanized
Steel Sheet

Lembaran baja bukan paduan
dengan lebar 600 mm atau lebih,
mengandung karbon kurang dari
0,6 % menurut beratnya, dengan
ketebalan tidak melebihi 1,2 mm.

7210.49.12.00

Lembaran baja bukan paduan
dengan lebar 600 mm atau lebih,
mengandung karbon kurang dari
0,6 % menurut beratnya, dengan
ketebalan melebihi 1,2 mm tetapi
tidak melebihi 1,5mm

7210.49.13.00

25. Galvanized
Steel Sheet

Lembaran baja bukan paduan
dengan lebar 600 mm atau lebih,
mengandung karbon kurang dari
0,6 % menurut beratnya, dengan
ketebalan melebihi 1,5 mm

7210.49.19.00

26. PCM (Pre-

Tebal ≤ 1,50 mm, lebar ≥ 600mm

7210.70.10.00

coated Color
Metal), VCM
(Vinyl Coated
Metal)
27. PCM (Pre0,15mm < tebal ≤ 0,5mm, lebar <
coated Color 600mm
Metal), VCM
(Vinyl Coated
Metal)

7212.40.90.00

28. Cold Rolled
Stainless
Steel Sheet

400mm < lebar < 600mm

7220.20.90.00

29. Steel Tube

Diameter luar < 12,5mm

7306.30.20.10

30. Metal Mesh
Material

Tidak dilapisi atau disepuh

7314.49.00.00

31. Copper Nickel Diameter 0,2mm
Alloy Wire

7408.22.00.00

32. Tinned
Copper Foil

0,003mm < tebal < 0,005mm,
0,05mm < lebar < 0,25mm

7410.12.00.00

33. Copper Tube

0,5mm ≤ diameter ≤ 1mm, tebal <
1,5mm

7411.10.00.00

34. Alumunium
Non Alloy
Sheet

Lembaran alumunium bukan
paduan dengan ketebalan 0,2mm
< tebal ≤ 1,5mm, polos atau
dibentuk dengan pencanaian
atau pengepresan tapi
permukaannya tidak dikerjakan

7606.11.10.00

Lembaran alumunium bukan
paduan dengan ketebalan 0,2mm
< tebal ≤ 1,5mm, selain polos
atau dibentuk dengan
pencanaian atau pengepresan
tapi permukaannya tidak
dikerjakan

7606.11.90.00

35. Alumunium
Alloy Sheet

Lembaran alumunium paduan
dengan ketebalan 0,2mm < tebal
≤ 1,5mm.

7606.12.39.90

36. Alumunium
Foil

Dalam gulungan dengan
ketebalan ≤ 0,2mm

7607.11.00.00

37. Aluminium
Non Alloy
Pipe

0,2mm ≤ tebal ≤ 1,5mm, 2mm ≤
diameter ≤ 15mm

7608.10.00.00

38. Aluminium
Alloy Pipe

0,2mm ≤ tebal ≤ 1,5mm, 2mm ≤
diameter ≤ 15mm

7608.20.00.00

39. Nikel Plated
Steel (NPS)
Wire of Alloy
Steel

0,4mm ≤ diameter ≤ 0,6mm

7806.00.20.00

40. Tungsten
Wire

-

8101.96.00.00

41. Compressor

Kapasitas ≤ 21 kW / jam

8414.30.90.00

42. Roll bond
evaporator

Untuk lemari pendingin

8418.99.40.00

43. Katup
pengurang
tekanan

Dari besi atau baja, selain
daripada katup pintu air atau
katup pintu yang dioperasikan
secara manual dengan diameter
bagian dalam pemasukan atau
pengeluaran melebihi 5 cm tapi
tidak melebihi 40 cm

8481.10.19.00

44. Katup
pengurang
tekanan

Terbuat dari paduan tembaga
dengan diameter bagian dalam
2,5 cm atau kurang

8481.10.21.00

Terbuat dari paduan tembaga
dengan diameter bagian dalam
lebih dari 2,5 cm

8481.10.22.00

Dari plastik, dengan diameter
bagian dalam tidak kurang dari 1
cm dan tidak lebih dari 2,5 cm

8481.10.91.00

Dari plastik, dengan diameter
bagian dalam kurang dari 1 cm
dan lebih dari 2,5 cm

8481.10.99.00

45. Drain valve

Dari tembaga atau paduan
tembaga dengan diameter dalam
≤ 2,5 cm

8481.40.10.00

46. Valve

Katup untuk keperluan mesin
cuci dengan diameter dalam > 2,5
cm

8481.40.90.00

47. Ball valve

Selain dari plastik dan
mempunyai diameter bagian
dalam tidak kurang dari 1 cm
dan tidak lebih dari 2,5 cm

8481.80.72.00

48. Oiless
Bearing

Untuk kipas angin, kipas
ventilasi

8482.80.00.00

49. Motor AC

Single phase, daya output ≤ 1kW

8501.40.11.00

50. Instrumen
Dengan tingkat voltase 110 kV
transformator atau lebih
potensial

8504.31.11.00

Dengan tingkat voltase 66 kV
atau lebih tetapi kurang dari 110
kV

8504.31.12.00

Dengan tingkat voltase 1 kV atau
lebih tetapi kurang dari 66 kV

8504.31.13.00

Dengan tingkat voltase kurang
dari 1 kV

8504.31.19.00

51. Electric
Heating
Resistors

Untuk peralatan rumah tangga

8516.80.30.00

52. Motor

Sakelar over current otomatis

8536.50.20.00

Protector

untuk kompressor lemari es dan
AC

53. Lamp Holders Untuk voltase tidak melebihi
1000 V, untuk refrigerator &
emergency lamp dengan arus
listrik kurang dari 16 A

8536.61.91.00

Untuk voltase tidak melebihi
1000 V, untuk refrigerator &
emergency lamp dengan arus
listrik 16 A atau lebih

8536.61.99.00

54. Junction Box Untuk panel modul 30WP 225WP

8536.90.29.00

55. Socket

Untuk voltase tidak melebihi
1000 V, untuk IC & printed circuit
dengan arus listrik kurang dari
16 A

8536.69.32.00

Untuk voltase tidak melebihi
1000 V, untuk IC & printed circuit
dengan arus listrik 16 A atau
lebih

8536.69.39.00

56. Lamp

Lampu khusus untuk produk
Refrigerator

8539.29.90.00

57. Remote
Control

Untuk barang elektronika

8543.70.20.00

58. Kawat gulung Dilak atau dienamel, dengan
dari tembaga ukuran 0,08mm ≤ diameter ≤
0,6mm

8544.11.10.00

59. Kawat gulung Tidak dilak atau dienamel,
dari tembaga dibungkus PVC, dengan ukuran
(Toroid Wire) 0,3mm ≤ diameter ≤ 0,9mm

8544.11.90.90

60. Coper Wire

Kawat gulung dari tembaga

8544.11.90.10

61. Timer

--

9106.90.90.00

MENTERI KEUANGAN

AGUS D.W. MARTOWARDOJO