Lamp4 PermenPUPR07 2016
-1-
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 07/PRT/M/2016
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
MATRIKS KEWENANGAN PENDATANGANAN
A. Matriks Kewenangan Penandatanganan
Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas tercantum dalam matriks
di bawah ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jenis Naskah Dinas
Peraturan
Keputusan
Pedoman
Petunjuk
Pelaksanaan
Instruksi
Prosedur Tetap
Surat Edaran
Surat Perintah
Surat Dinas
Memo Dinas
Nota Dinas
Surat Undangan
Surat Perjanjian
Surat Kuasa
Berita Acara
Surat Keterangan
Surat Pengantar
Pengumuman
Laporan
Telaahan Staf
Menteri
√
√
√
Pimpinan
Tinggi
Madya
Staf
Ahli *)
Pimpinan
Tinggi
Pratama
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pejabat
Administrator
Pejabat
Pengawas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan:
Staf Ahli terdiri dari:
Bidang Keterpaduan Pembangunan
Bidang Ekonomi dan Investasi
Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat
Bidang Hubungan Antar Lembaga
Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan
JDIH Kementerian PUPR
-2-
B. Batasan Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas Korespondensi
Adapun batasan kewenangan penandatanganan naskah dinas
korespondensi bagi pejabat di lingkup Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat adalah sebagai berikut:
1. Surat keluar hanya diperbolehkan untuk ditandatangani oleh Pejabat
Madya dan Pejabat Pratama atau pejabat yang diberi wewenang
tertentu.
2. Pejabat Administrator atau yang sederajat hanya diperbolehkan
menandatangani surat dinas pada lingkup unit kerja eselon I.
3. Pejabat Pengawas atau yang sederajat hanya diperbolehkan
menandatangani surat dinas lingkup unit kerja eselon II.
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
JDIH Kementerian PUPR
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 07/PRT/M/2016
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
MATRIKS KEWENANGAN PENDATANGANAN
A. Matriks Kewenangan Penandatanganan
Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas tercantum dalam matriks
di bawah ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jenis Naskah Dinas
Peraturan
Keputusan
Pedoman
Petunjuk
Pelaksanaan
Instruksi
Prosedur Tetap
Surat Edaran
Surat Perintah
Surat Dinas
Memo Dinas
Nota Dinas
Surat Undangan
Surat Perjanjian
Surat Kuasa
Berita Acara
Surat Keterangan
Surat Pengantar
Pengumuman
Laporan
Telaahan Staf
Menteri
√
√
√
Pimpinan
Tinggi
Madya
Staf
Ahli *)
Pimpinan
Tinggi
Pratama
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pejabat
Administrator
Pejabat
Pengawas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan:
Staf Ahli terdiri dari:
Bidang Keterpaduan Pembangunan
Bidang Ekonomi dan Investasi
Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat
Bidang Hubungan Antar Lembaga
Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan
JDIH Kementerian PUPR
-2-
B. Batasan Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas Korespondensi
Adapun batasan kewenangan penandatanganan naskah dinas
korespondensi bagi pejabat di lingkup Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat adalah sebagai berikut:
1. Surat keluar hanya diperbolehkan untuk ditandatangani oleh Pejabat
Madya dan Pejabat Pratama atau pejabat yang diberi wewenang
tertentu.
2. Pejabat Administrator atau yang sederajat hanya diperbolehkan
menandatangani surat dinas pada lingkup unit kerja eselon I.
3. Pejabat Pengawas atau yang sederajat hanya diperbolehkan
menandatangani surat dinas lingkup unit kerja eselon II.
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
JDIH Kementerian PUPR