orientasi pra rekonstruksi Lamp4
Lampiran 4. KRITERIA (DESKRIPSI) KELAS TUTUPAN HUTAN /PENGGUNAAN LAHAN
No
1
2
3
4
Kelas
Hutan lahan kering
primer dataran
rendah
Hutan lahan kering
primer pegunungan
rendah
Hutan lahan kering
primer pegunungan
tinggi
Hutan lahan kering
primer sub-alpine
5
Hutan lahan kering
sekunder dataran
rendah
6
Hutan lahan kering
sekunder
pegunungan
rendah
7
Hutan lahan kering
sekunder
pegunungan tinggi
8
Hutan lahan kering
sekunder subalpine
9
Hutan rawa primer
10
Hutan rawa
sekunder
11
Hutan mangrove
primer
Hutan mangrove
sekunder
12
13
Semak/belukar
14
Semak/belukar
rawa
Keterangan
Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 – 1200 meter),
yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi
rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan rendah (1200 –
1500 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk
vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan tinggi (1500 – 3000
meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk
vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di zone sub-alpine (>3000 meter),
yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi
rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 – 1200 meter),
yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur
dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah
tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian
dimasukkan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan rendah (1200 –
1500 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan
(kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas
penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI,
perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan tinggi (1500 – 3000
meter), yang telah menampakkan bekas penebangan
(kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas
penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI,
perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di zone sub-alpine (>3000 meter),
yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur
dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah
tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian
dimasukan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-rawa,termasuk
rawa gambut yang belum menampakan tanda penebangan.
Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa yang telah
menampakkan bekas penebangan. Bekas penebangan yang
parah jika tidak memperlihatkan liputan air digolongkan tanah
terbuka, sedangkan jika memperlihatkan liputan air digolongkan
menjadi tubuh air (rawa).
Hutan bakau, nipah dan nibung yang berada di sekitar pantai
yang belum ditebang.
Hutan bakau, nipah dan nibung yang telah ditebang) yang
ditampakan dengan pole alur di dalamnya. Khusus untuk areal
bekas tebangan yang telah dijadikan tambak/sawah (tampak
pola persegi pematang) dimasukan dalam kelas tambak/sawah
(tampak pole persegi/pematang) dimasukan dalam kelas
tambak /sawah.
Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali,
didominasi vegetasi rendah dan tidak menampakkan lagi bekas
alur/ bercak penebangan.
Semak / belukar dari bekas hutan di daerah rawa.
77
No
15
Kelas
Savanna
16
HTI
17
Perkebunan
18
20
Pertanian lahan
kering
Pertanian lahan
kering bercampur
dengan semak
Transrnigrasi
21
Sawah
22
23
Tambak
Tanah terbuka
24
Pertambangan
25
26
Salju
Permukiman
27
Tubuh air
28
29
Rawa
Awan
19
Keterangan
Kenampakan non hutan alami berupa padang rumput dengan
sedikit pohon. (Kenampakan alami daerah Nusa Tenggara
Timur dan pantai selatan Irian laya).
Seluruh kawasan HTI baik yang sudah ditanami maupun yang
belum (masih berupa kahan kosong). Identifikasi lokasi dapat
diperoleh pada Peta Persebaran HTI.
Seluruh kawasan perkebunan, baik yang sudah ditanami
maupun yang belum (masih berupa lahan kosong). Identifikasi
dapat diperoleh pada Peta Persebaran Perkebunan
(Perkebunan Besar). Lokasi perkebunan rakyat mungkin tidak
termasuk dalam peta sehingga memerlukan informasi
pendukung lain.
Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan, kebun
campuran dan ladang
Semua ativitas pertanian di lahan kering, berselang-seling
dengan semak, belukar dan hutan bekas tebangan.
Seluruh kawasan baik yang sudah diusahakan maupun yang
belum, termasuk areal pertanian, perladangan dan permukiman
yang berada didalamnya.
Semua aktifias pertanian di lahan basah yang dicirikan oleh pola
pematang.
Aktivitas perikanan yang tampak sejajar pantai.
Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi (singkapan
batuan puncak gunung, kawah vulkan, gosong pasir, pasir
pantai) tanah terbuka bekas kebakaran dan tanah terbuka yang
ditumbuhi rumput/alang-alang. Kenamapakan tanah terbuka
untuk pertambangan dimasukan ke kelas pertambangan,
sedangkan lahan terbuka bekas land clearing dimasukkan ke
kelas pertanian, perkebunan atau HTI.
Tanah terbuka yang digunakan untuk kegiatan pertambangan
terbuka, openpit (batubara, timah, tembaga dll.). Tambang
tertutup seperti minyak, gas dll. Tidak dikelaskan tersendiri,
kecuali mempunyai areal yang luas sehingga dapat dibedakan
dengan jelas pada citra.
Areal yang tertutup oleh salju abadi.
Kawasan permukiman baik perkotaan, pedesaan, pelabuhan,
bandara, industri dll. yang memperlihatkan pola alur yang rapat.
Semua kenampakan perairan, termasuk laut, sungai, danau,
waduk, terumbu karang dan lamun (lumpur pantai). Khusus
kenampakan tambak di tepi pantai dimasukkan ke pertanian
lahan basah.
Kenampakan rawa yang sudah tidak berhutan.
Semua kenampakan awan yang menutupi suatu kawasan. Jika
terdapat awan tipis yang masih mempelihatkan kenampakan di
bawahnya dan masih memungkinkan untuk ditafsir, penafsiran
tetap dilakukan. Poligon terkecil yang di delineasi untuk awan
adalah 2 x 2 cm2.
Sumber : - Baplan Dep Hut, 2001.
- T.C. Whitmore (An Introduction Tropical Rain Forest), 1990.
78
No
1
2
3
4
Kelas
Hutan lahan kering
primer dataran
rendah
Hutan lahan kering
primer pegunungan
rendah
Hutan lahan kering
primer pegunungan
tinggi
Hutan lahan kering
primer sub-alpine
5
Hutan lahan kering
sekunder dataran
rendah
6
Hutan lahan kering
sekunder
pegunungan
rendah
7
Hutan lahan kering
sekunder
pegunungan tinggi
8
Hutan lahan kering
sekunder subalpine
9
Hutan rawa primer
10
Hutan rawa
sekunder
11
Hutan mangrove
primer
Hutan mangrove
sekunder
12
13
Semak/belukar
14
Semak/belukar
rawa
Keterangan
Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 – 1200 meter),
yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi
rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan rendah (1200 –
1500 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk
vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan tinggi (1500 – 3000
meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk
vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di zone sub-alpine (>3000 meter),
yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi
rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif.
Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 – 1200 meter),
yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur
dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah
tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian
dimasukkan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan rendah (1200 –
1500 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan
(kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas
penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI,
perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di pegunungan tinggi (1500 – 3000
meter), yang telah menampakkan bekas penebangan
(kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas
penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI,
perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di zone sub-alpine (>3000 meter),
yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur
dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah
tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian
dimasukan dalam lahan terbuka.
Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa-rawa,termasuk
rawa gambut yang belum menampakan tanda penebangan.
Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa yang telah
menampakkan bekas penebangan. Bekas penebangan yang
parah jika tidak memperlihatkan liputan air digolongkan tanah
terbuka, sedangkan jika memperlihatkan liputan air digolongkan
menjadi tubuh air (rawa).
Hutan bakau, nipah dan nibung yang berada di sekitar pantai
yang belum ditebang.
Hutan bakau, nipah dan nibung yang telah ditebang) yang
ditampakan dengan pole alur di dalamnya. Khusus untuk areal
bekas tebangan yang telah dijadikan tambak/sawah (tampak
pola persegi pematang) dimasukan dalam kelas tambak/sawah
(tampak pole persegi/pematang) dimasukan dalam kelas
tambak /sawah.
Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali,
didominasi vegetasi rendah dan tidak menampakkan lagi bekas
alur/ bercak penebangan.
Semak / belukar dari bekas hutan di daerah rawa.
77
No
15
Kelas
Savanna
16
HTI
17
Perkebunan
18
20
Pertanian lahan
kering
Pertanian lahan
kering bercampur
dengan semak
Transrnigrasi
21
Sawah
22
23
Tambak
Tanah terbuka
24
Pertambangan
25
26
Salju
Permukiman
27
Tubuh air
28
29
Rawa
Awan
19
Keterangan
Kenampakan non hutan alami berupa padang rumput dengan
sedikit pohon. (Kenampakan alami daerah Nusa Tenggara
Timur dan pantai selatan Irian laya).
Seluruh kawasan HTI baik yang sudah ditanami maupun yang
belum (masih berupa kahan kosong). Identifikasi lokasi dapat
diperoleh pada Peta Persebaran HTI.
Seluruh kawasan perkebunan, baik yang sudah ditanami
maupun yang belum (masih berupa lahan kosong). Identifikasi
dapat diperoleh pada Peta Persebaran Perkebunan
(Perkebunan Besar). Lokasi perkebunan rakyat mungkin tidak
termasuk dalam peta sehingga memerlukan informasi
pendukung lain.
Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan, kebun
campuran dan ladang
Semua ativitas pertanian di lahan kering, berselang-seling
dengan semak, belukar dan hutan bekas tebangan.
Seluruh kawasan baik yang sudah diusahakan maupun yang
belum, termasuk areal pertanian, perladangan dan permukiman
yang berada didalamnya.
Semua aktifias pertanian di lahan basah yang dicirikan oleh pola
pematang.
Aktivitas perikanan yang tampak sejajar pantai.
Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi (singkapan
batuan puncak gunung, kawah vulkan, gosong pasir, pasir
pantai) tanah terbuka bekas kebakaran dan tanah terbuka yang
ditumbuhi rumput/alang-alang. Kenamapakan tanah terbuka
untuk pertambangan dimasukan ke kelas pertambangan,
sedangkan lahan terbuka bekas land clearing dimasukkan ke
kelas pertanian, perkebunan atau HTI.
Tanah terbuka yang digunakan untuk kegiatan pertambangan
terbuka, openpit (batubara, timah, tembaga dll.). Tambang
tertutup seperti minyak, gas dll. Tidak dikelaskan tersendiri,
kecuali mempunyai areal yang luas sehingga dapat dibedakan
dengan jelas pada citra.
Areal yang tertutup oleh salju abadi.
Kawasan permukiman baik perkotaan, pedesaan, pelabuhan,
bandara, industri dll. yang memperlihatkan pola alur yang rapat.
Semua kenampakan perairan, termasuk laut, sungai, danau,
waduk, terumbu karang dan lamun (lumpur pantai). Khusus
kenampakan tambak di tepi pantai dimasukkan ke pertanian
lahan basah.
Kenampakan rawa yang sudah tidak berhutan.
Semua kenampakan awan yang menutupi suatu kawasan. Jika
terdapat awan tipis yang masih mempelihatkan kenampakan di
bawahnya dan masih memungkinkan untuk ditafsir, penafsiran
tetap dilakukan. Poligon terkecil yang di delineasi untuk awan
adalah 2 x 2 cm2.
Sumber : - Baplan Dep Hut, 2001.
- T.C. Whitmore (An Introduction Tropical Rain Forest), 1990.
78