Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang mempunyai dana
(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) dan bank
juga berfungsi sebagai lembaga yang memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mana
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah suatu badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank berusaha bagaimana menghimpun dana sebesar-besarnya dari
masyarakat. Semakin besar bank dapat menghimpun dana dari masyarakat, akan
semakin besar kemungkinan bank tersebut dapat memberikan kredit dan ini
berarti semakin besar kemungkinan bank tersebut memperoleh pendapatan
(interest income), sebaliknya semakin kecil dana yang dapat dihimpun semakin
kecil pula kredit yang diberikan, maka semakin kecil pula pendapatan bank.
Menurut (Standar Akuntansi Keuangan, 2004) Pada persaingan bisnis
sekarang ini yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya
agar dapat menarik minat investor. Investor sebelum menginvestasikan dananya
Universitas Sumatera Utara
sangat membutuhkan informasi mengenai kinerja perusahaan, sehingga para
pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami,
relevan, handal dan dapat dibandingkan dalam menganalisa posisi keuangan dan
cara kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Dalam industri perbankan risiko kegagalan pasti ada akan tetapi risiko
kegagalan yang terjadi biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani
portofolio kredit ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada
kesulitan keuangan bahkan kegagalan usaha perbankan, sehingga pada akhirnya
dapat merugikan kegiatan perekonomian nasional dan merugikan masyarakat
selaku pemilik dana.
Perusahaan perbankan dituntut menjadi lebih dinamis dalam berbagai hal
termasuk untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam meraih kembali
kepercayaan masyarakat yang selama ini semakin menurun.
Bagi masyarakat (nasabah) yang menyimpan uangnya di bank, bank
memberikan atau membayar bunga/bagi hasil sebagai kontra prestasi dan kepada
nasabah yang meminjam uang (kredit), bank akan menarik/membebankan bunga
atau bagi hasil. Dengan demikian, pendapatan utama bank adalah dari usaha
membeli dan menjual dana dari masyarakat dengan membayar harga berupa
bunga/bagi hasil atau diskonto dan bank menjual/meminjamkan dana kepada
masyarakat yang membutuhkan juga dengan menerima harga berupa bunga/bagi
hasil atau diskonto.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu
indikator utama yang dijadikan sebagai dasar penilaian adalah laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung
sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat
kesehatan
bank.
Hasil
analisis
laporan
keuangan
akan
membantu
menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecendrungan yang dapat
memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan
dimasa yang akan datang (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk meneliti atau menilai
cara kinerja keuangan pada umumnya, adapun cara kinerja keuangan yang
dimaksud meliputi lima aspek yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management,
Earning, Liquidity).
Aspek capital meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio),
aspek asset meliputi NPL (Non Performing Loan), aspek earning meliputi NIM
(Net interest Margin) dan BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional), sedangkan aspek likuiditas meliputi LDR (Loan to Deposit Ratio)
dan GWM (Giro Wajib Minimum). kelima aspek tersebut masing-masing capital,
asset, management, earning dan liquidity dinilai dengan menggunakan rasio
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai
kondisi keuangan suatu perusahaan.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity
(ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA) pada
perusahaan perbankan. Keduanya dapat digunakan dalam mengukur besarnya
kinerja keuangan pada industri perbankan, Return on Asset (ROA) memfokuskan
pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang
diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut.
Sehingga
dalam penelitian ini ukuran kinerja keuangan perbankan diukur dengan
menggunakan ROA (Siamat, 2002).
Capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan
sebagai dasar pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalam komponen
CAMEL. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan Capital Adequacy Ratio (CAR)
sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya
dengan tingkat risiko bank. Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Wedaningtyas,
2002).
Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan kolektibilitas
sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank
sampai lunas.
Non Performing Loan (NPL) merupakan persentase jumlah kredit
bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total
kredit yang dikeluarkan bank. Apabila suatu bank mempunyai Non Performing
Loan (NPL) yang tinggi maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan
aktiva produktif maupun biaya lainnya dengan kata lain semakin tinggi Non
Performing Loan (NPL) suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja
bank tersebut (Meydianawathi, 2007).
Universitas Sumatera Utara
BOPO diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi.
Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah menggunakan semua
faktor produksinya dengan efektif dan efisien. Adapun efisien usaha bank diukur
dengan menggunakan rasio biaya operasional dibanding dengan pendapatan
operasional (BOPO).
Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
merupakan perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan
operasional.
Dalam mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada resiko yang
sepadan, semakin tinggi keuntungannya semakin besar resiko yang dihadapi
dalam perbankan, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh suku bunga. Peningkatan
keuntungan dalam kaitannya dengan perubahan suku bunga sering disebut dengan
Net Interest Margin (NIM), yaitu selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga,
dengan demikian besarnya Net Interest Margin (NIM) akan mempengaruhi labarugi bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.
Ukuran untuk menghitug likuiditas bank adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan
Bank Indonesia tentang Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu antara ratio 80%
hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi LDR maka laba bank akan
semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menayalurkan
kreditnya dengan efektif sehingga dengan meningkatnya laba bank tersebut maka
kinerja bank juga semakin meningkat).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 dibawah ini merupakan perhitungan rata-rata rasio ROA, CAR,
NPL, BOPO, LDR, dan NIM pada 20 bank yang go public di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2010.
Tabel 1.1
Rata-rata nilai rasio ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM dari tahun
2007-2010
NO RASIO 2007 (%)
2008 (%)
2009 (%)
2010 (%)
1
ROA
1,73
1,99
2,31
2,24
2
CAR
17,42
16,10
15,29
14,75
3
NPL
3,42
2,89
2,96
2,53
4
BOPO
83,41
85,12
85,21
69,79
5
LDR
70,01
80,91
71,93
72,61
6
NIM
6,06
6,42
9,28
7,73
Sumber: Laporan Keuangan BI yang diolah dari tahun 2007-2010
Dari tabel 1.1 diatas rasio keuangan yang dihitung dari rasio Return On
Asset (ROA) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, menunjukkan rata-rata
nilai rasio ROA yang semakin meningkat dan mengalami penurunan pada tahun
2010. Jika dilihat dari perhitungan rata-rata nilai ROA tahun 2007 sampai dengan
tahun 2009 selalu mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2007 ROA sebesar
1,73% dan mengalami kenaikan sebesar 0,26% pada tahun 2008, sehingga ROA
pada tahun 2008 sebesar 1,99% begitu juga sebaliknya ROA pada tahun 2009
sebesar 2,31% dan mengalami penurunan sebesar 0,07% sehingga ROA pada
tahun 2010 adalah sebesar 2,24%.
Begitu juga dengan nilai CAR yang mengalami penurunan, yakni pada
tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup drastis,
yakni nilai CAR pada tahun 2007 adalah sebesar 17,42% dan nengalami
penurunan sebesar 1,32% sehingga nilai CAR pada tahun 2008 adalah sebesar
Universitas Sumatera Utara
16,10%. Dan begitu juga pada tahun 2009 nilai CAR adalah sebesar 15,29% dan
mengalami penurunan lagi pada tahun 2010, sehingga nilai CAR menjadi 14,75%.
Nilai NPL mengalami penurunan pada tahun 2008, karena nilai NPL pada
tahun 2007 adalah sebesar 3,42% dan nilai NPL pada tahun 2008 adalah sebesar
2,89%, dari hal ini dapat diketahui bahwa penurunan NPL dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2008 adalah sebesar 0,53%, dan mengalami kenaikan pada tahun
2009 yaitu sebesar 0,07% sehingga nilai NPL pada tahun 2009 adalah sebesar
2,96%, dan NPL pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,43% sehingga
nilai NPL pada tahun 2010 adalah sebesar 2,53%.
Jika dilihat dari rasio BOPO, maka nilai rasio BOPO pada tahun 2007
sampai dengan tahun 2009 selalu mengalami kenaikan, walaupun kenaikannya
tidak terlalu besar. Nilai BOPO pada tahun 2007 adalah sebesar 83,41%, dan nilai
BOPO pada tahun 2008 adalah sebesar 85,12% dan nilai BOPO pada tahun 2009
adalah sebesar 85,21%, dan pada tahun 2010 nilai BOPO mengalami penurunan
sebesar 15,42% sehingga nilai BOPO pada tahun 2010 adalah sebesar 69,79%.
Nilai LDR pada tahun 2007 adalah sebesar 70,01% dan mengalami
kenaikan pada tahun 2008 dengan nilai LDR sebesar 80,91% dan mengalami
penurunan pada tahun 2009 yang menyebabkan nilai LDR menjadi 71,39% dan
nilai ini juga mengalami kenaikan pada tahun 2010, sehingga nilai LDR pada
tahun 2010 adalah sebesar 72,61%. Dan nilai NIM pada tahun 2007 adalah
sebesar 6,06% dan mengalami kenaikan pada tahun 2008 dan tahun 2009,
sehingga nilai NIM pada tahun 2008 dan 2009 adalah sebesar 6,42% dan 9,28%.
Universitas Sumatera Utara
Dan nilai NIM ini mengalami penurunan sebesar 1,55% sehingga nilai NIM pada
tahun 2010 adalah sebesar 7,73%.
Menurut (Pandia Frianto, 2012) ada tiga hal permasalahan pokok yang
perlu mendapatkan perhatian dalam manajemen dana bank adalah:
1.
Bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk berbagai kepentingan masingmasing bank dengan biaya yang serendah-rendahnya dan dengan syaratsyarat yang paling menguntungkan ditinjau dari berbagai segi keuangan.
2.
Bagaimana dana tersebut dapat digunakan (diinvestasikan) ke berbagai
bentuk usaha/asset dengan cara-cara yang menguntungkan dengan tetap
memperhatikan tingkat likuiditas yang sehat, Bank Indonesia menetapkan
likuiditas minimum dan Giro Wajib Minimum (GWM). Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK).
3.
Bagaimana bank mengantisipasi kemungkinan risiko yang mungkin akan
timbul (risk- base bank rating).
Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam lembaga
perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar
namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggara
keuangan, oleh karena itu diperlukan pengolahan bank dalam melakukan
usahanya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas. Penilaian ini
dilakukan untuk meningkatkan kinerja keuangan perbankan baik dari segi
manajemen, pemegang saham maupun pemerintah.
Ada beberapa penelitian yang menggunakan rasio keuangan untuk menilai
kinerja keuangan pada perbankan dan ada juga yang menggunakan rasio keuangan
Universitas Sumatera Utara
untuk menilai tingkat profitabilitas perbankan antara lain penelitian yang
dilakukan oleh (Hesti Werdaningtyas, 2002) dan (Yuliani, 2007) yang melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank yang
menunjukkan bahwa variabel CAR signifikan positif terhadap profitabilitas, hal
ini menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka semakin baik profitabilitas
suatu bank.
Penelitian yang dilakukan oleh (Wisnu Mawardi, 2005) meneliti bahwa
CAR juga berpengaruh positif terhadap profitabiltas, dan menunjukkan bahwa
NIM mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap profitabilitas
perbankan, Sedangkan NPL menunjukkan pengaruh yang signifikan negatif
terhadap profitabilitas perbankan.
Penelitian (Hesti Werdaningtyas, 2002) sangat berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Yuliani, 2007) dimana menurut (Hesti Werdaningtyas,
2002) mengatakan/menunjukkan bahwa variabel LDR signifikan negatif terhadap
profitabilitas, sedangkan menurut (Yuliani, 2007) dimana LDR berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Menurut penelitian (Wisnu Mawardi, 2005) dan
(Yuliani, 2007) bahwa variabel BOPO signifikan negatif terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Loan (NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net
Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank-bank yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2010.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang muncul, maka dirumuskan pertanyaan sebagai
berikut:
1.
Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net
Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On
Asset (ROA)?
2.
Seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel CAR, NPL, BOPO,
LDR dan NIM terhadap ROA?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to
Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) dan penelitian ini juga
bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel
CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap ROA.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi tingkat profitabilitas
perusahaan perbankan.
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para
investor yang ingin berinvestasi di perusahaan perbankan dengan melihat
Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non performing Loan (NPL), Biaya
Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest
Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi diperusahaan
perbankan.
4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi
peneliti yang ingin meneliti kinerja keuangan perusahaan perbankan yang
go public di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio keuangan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang mempunyai dana
(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) dan bank
juga berfungsi sebagai lembaga yang memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mana
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah suatu badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank berusaha bagaimana menghimpun dana sebesar-besarnya dari
masyarakat. Semakin besar bank dapat menghimpun dana dari masyarakat, akan
semakin besar kemungkinan bank tersebut dapat memberikan kredit dan ini
berarti semakin besar kemungkinan bank tersebut memperoleh pendapatan
(interest income), sebaliknya semakin kecil dana yang dapat dihimpun semakin
kecil pula kredit yang diberikan, maka semakin kecil pula pendapatan bank.
Menurut (Standar Akuntansi Keuangan, 2004) Pada persaingan bisnis
sekarang ini yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya
agar dapat menarik minat investor. Investor sebelum menginvestasikan dananya
Universitas Sumatera Utara
sangat membutuhkan informasi mengenai kinerja perusahaan, sehingga para
pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami,
relevan, handal dan dapat dibandingkan dalam menganalisa posisi keuangan dan
cara kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Dalam industri perbankan risiko kegagalan pasti ada akan tetapi risiko
kegagalan yang terjadi biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani
portofolio kredit ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada
kesulitan keuangan bahkan kegagalan usaha perbankan, sehingga pada akhirnya
dapat merugikan kegiatan perekonomian nasional dan merugikan masyarakat
selaku pemilik dana.
Perusahaan perbankan dituntut menjadi lebih dinamis dalam berbagai hal
termasuk untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam meraih kembali
kepercayaan masyarakat yang selama ini semakin menurun.
Bagi masyarakat (nasabah) yang menyimpan uangnya di bank, bank
memberikan atau membayar bunga/bagi hasil sebagai kontra prestasi dan kepada
nasabah yang meminjam uang (kredit), bank akan menarik/membebankan bunga
atau bagi hasil. Dengan demikian, pendapatan utama bank adalah dari usaha
membeli dan menjual dana dari masyarakat dengan membayar harga berupa
bunga/bagi hasil atau diskonto dan bank menjual/meminjamkan dana kepada
masyarakat yang membutuhkan juga dengan menerima harga berupa bunga/bagi
hasil atau diskonto.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu
indikator utama yang dijadikan sebagai dasar penilaian adalah laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung
sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat
kesehatan
bank.
Hasil
analisis
laporan
keuangan
akan
membantu
menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecendrungan yang dapat
memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan
dimasa yang akan datang (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk meneliti atau menilai
cara kinerja keuangan pada umumnya, adapun cara kinerja keuangan yang
dimaksud meliputi lima aspek yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management,
Earning, Liquidity).
Aspek capital meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio),
aspek asset meliputi NPL (Non Performing Loan), aspek earning meliputi NIM
(Net interest Margin) dan BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional), sedangkan aspek likuiditas meliputi LDR (Loan to Deposit Ratio)
dan GWM (Giro Wajib Minimum). kelima aspek tersebut masing-masing capital,
asset, management, earning dan liquidity dinilai dengan menggunakan rasio
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai
kondisi keuangan suatu perusahaan.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity
(ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA) pada
perusahaan perbankan. Keduanya dapat digunakan dalam mengukur besarnya
kinerja keuangan pada industri perbankan, Return on Asset (ROA) memfokuskan
pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang
diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut.
Sehingga
dalam penelitian ini ukuran kinerja keuangan perbankan diukur dengan
menggunakan ROA (Siamat, 2002).
Capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan
sebagai dasar pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalam komponen
CAMEL. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan Capital Adequacy Ratio (CAR)
sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya
dengan tingkat risiko bank. Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Wedaningtyas,
2002).
Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan kolektibilitas
sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank
sampai lunas.
Non Performing Loan (NPL) merupakan persentase jumlah kredit
bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total
kredit yang dikeluarkan bank. Apabila suatu bank mempunyai Non Performing
Loan (NPL) yang tinggi maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan
aktiva produktif maupun biaya lainnya dengan kata lain semakin tinggi Non
Performing Loan (NPL) suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja
bank tersebut (Meydianawathi, 2007).
Universitas Sumatera Utara
BOPO diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi.
Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah menggunakan semua
faktor produksinya dengan efektif dan efisien. Adapun efisien usaha bank diukur
dengan menggunakan rasio biaya operasional dibanding dengan pendapatan
operasional (BOPO).
Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
merupakan perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan
operasional.
Dalam mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada resiko yang
sepadan, semakin tinggi keuntungannya semakin besar resiko yang dihadapi
dalam perbankan, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh suku bunga. Peningkatan
keuntungan dalam kaitannya dengan perubahan suku bunga sering disebut dengan
Net Interest Margin (NIM), yaitu selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga,
dengan demikian besarnya Net Interest Margin (NIM) akan mempengaruhi labarugi bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.
Ukuran untuk menghitug likuiditas bank adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan
Bank Indonesia tentang Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu antara ratio 80%
hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi LDR maka laba bank akan
semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menayalurkan
kreditnya dengan efektif sehingga dengan meningkatnya laba bank tersebut maka
kinerja bank juga semakin meningkat).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 dibawah ini merupakan perhitungan rata-rata rasio ROA, CAR,
NPL, BOPO, LDR, dan NIM pada 20 bank yang go public di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2010.
Tabel 1.1
Rata-rata nilai rasio ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM dari tahun
2007-2010
NO RASIO 2007 (%)
2008 (%)
2009 (%)
2010 (%)
1
ROA
1,73
1,99
2,31
2,24
2
CAR
17,42
16,10
15,29
14,75
3
NPL
3,42
2,89
2,96
2,53
4
BOPO
83,41
85,12
85,21
69,79
5
LDR
70,01
80,91
71,93
72,61
6
NIM
6,06
6,42
9,28
7,73
Sumber: Laporan Keuangan BI yang diolah dari tahun 2007-2010
Dari tabel 1.1 diatas rasio keuangan yang dihitung dari rasio Return On
Asset (ROA) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, menunjukkan rata-rata
nilai rasio ROA yang semakin meningkat dan mengalami penurunan pada tahun
2010. Jika dilihat dari perhitungan rata-rata nilai ROA tahun 2007 sampai dengan
tahun 2009 selalu mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2007 ROA sebesar
1,73% dan mengalami kenaikan sebesar 0,26% pada tahun 2008, sehingga ROA
pada tahun 2008 sebesar 1,99% begitu juga sebaliknya ROA pada tahun 2009
sebesar 2,31% dan mengalami penurunan sebesar 0,07% sehingga ROA pada
tahun 2010 adalah sebesar 2,24%.
Begitu juga dengan nilai CAR yang mengalami penurunan, yakni pada
tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup drastis,
yakni nilai CAR pada tahun 2007 adalah sebesar 17,42% dan nengalami
penurunan sebesar 1,32% sehingga nilai CAR pada tahun 2008 adalah sebesar
Universitas Sumatera Utara
16,10%. Dan begitu juga pada tahun 2009 nilai CAR adalah sebesar 15,29% dan
mengalami penurunan lagi pada tahun 2010, sehingga nilai CAR menjadi 14,75%.
Nilai NPL mengalami penurunan pada tahun 2008, karena nilai NPL pada
tahun 2007 adalah sebesar 3,42% dan nilai NPL pada tahun 2008 adalah sebesar
2,89%, dari hal ini dapat diketahui bahwa penurunan NPL dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2008 adalah sebesar 0,53%, dan mengalami kenaikan pada tahun
2009 yaitu sebesar 0,07% sehingga nilai NPL pada tahun 2009 adalah sebesar
2,96%, dan NPL pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,43% sehingga
nilai NPL pada tahun 2010 adalah sebesar 2,53%.
Jika dilihat dari rasio BOPO, maka nilai rasio BOPO pada tahun 2007
sampai dengan tahun 2009 selalu mengalami kenaikan, walaupun kenaikannya
tidak terlalu besar. Nilai BOPO pada tahun 2007 adalah sebesar 83,41%, dan nilai
BOPO pada tahun 2008 adalah sebesar 85,12% dan nilai BOPO pada tahun 2009
adalah sebesar 85,21%, dan pada tahun 2010 nilai BOPO mengalami penurunan
sebesar 15,42% sehingga nilai BOPO pada tahun 2010 adalah sebesar 69,79%.
Nilai LDR pada tahun 2007 adalah sebesar 70,01% dan mengalami
kenaikan pada tahun 2008 dengan nilai LDR sebesar 80,91% dan mengalami
penurunan pada tahun 2009 yang menyebabkan nilai LDR menjadi 71,39% dan
nilai ini juga mengalami kenaikan pada tahun 2010, sehingga nilai LDR pada
tahun 2010 adalah sebesar 72,61%. Dan nilai NIM pada tahun 2007 adalah
sebesar 6,06% dan mengalami kenaikan pada tahun 2008 dan tahun 2009,
sehingga nilai NIM pada tahun 2008 dan 2009 adalah sebesar 6,42% dan 9,28%.
Universitas Sumatera Utara
Dan nilai NIM ini mengalami penurunan sebesar 1,55% sehingga nilai NIM pada
tahun 2010 adalah sebesar 7,73%.
Menurut (Pandia Frianto, 2012) ada tiga hal permasalahan pokok yang
perlu mendapatkan perhatian dalam manajemen dana bank adalah:
1.
Bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk berbagai kepentingan masingmasing bank dengan biaya yang serendah-rendahnya dan dengan syaratsyarat yang paling menguntungkan ditinjau dari berbagai segi keuangan.
2.
Bagaimana dana tersebut dapat digunakan (diinvestasikan) ke berbagai
bentuk usaha/asset dengan cara-cara yang menguntungkan dengan tetap
memperhatikan tingkat likuiditas yang sehat, Bank Indonesia menetapkan
likuiditas minimum dan Giro Wajib Minimum (GWM). Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK).
3.
Bagaimana bank mengantisipasi kemungkinan risiko yang mungkin akan
timbul (risk- base bank rating).
Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam lembaga
perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar
namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggara
keuangan, oleh karena itu diperlukan pengolahan bank dalam melakukan
usahanya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas. Penilaian ini
dilakukan untuk meningkatkan kinerja keuangan perbankan baik dari segi
manajemen, pemegang saham maupun pemerintah.
Ada beberapa penelitian yang menggunakan rasio keuangan untuk menilai
kinerja keuangan pada perbankan dan ada juga yang menggunakan rasio keuangan
Universitas Sumatera Utara
untuk menilai tingkat profitabilitas perbankan antara lain penelitian yang
dilakukan oleh (Hesti Werdaningtyas, 2002) dan (Yuliani, 2007) yang melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank yang
menunjukkan bahwa variabel CAR signifikan positif terhadap profitabilitas, hal
ini menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka semakin baik profitabilitas
suatu bank.
Penelitian yang dilakukan oleh (Wisnu Mawardi, 2005) meneliti bahwa
CAR juga berpengaruh positif terhadap profitabiltas, dan menunjukkan bahwa
NIM mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap profitabilitas
perbankan, Sedangkan NPL menunjukkan pengaruh yang signifikan negatif
terhadap profitabilitas perbankan.
Penelitian (Hesti Werdaningtyas, 2002) sangat berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Yuliani, 2007) dimana menurut (Hesti Werdaningtyas,
2002) mengatakan/menunjukkan bahwa variabel LDR signifikan negatif terhadap
profitabilitas, sedangkan menurut (Yuliani, 2007) dimana LDR berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Menurut penelitian (Wisnu Mawardi, 2005) dan
(Yuliani, 2007) bahwa variabel BOPO signifikan negatif terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Loan (NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net
Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank-bank yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2010.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang muncul, maka dirumuskan pertanyaan sebagai
berikut:
1.
Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net
Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On
Asset (ROA)?
2.
Seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel CAR, NPL, BOPO,
LDR dan NIM terhadap ROA?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to
Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) dan penelitian ini juga
bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel
CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap ROA.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi tingkat profitabilitas
perusahaan perbankan.
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para
investor yang ingin berinvestasi di perusahaan perbankan dengan melihat
Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non performing Loan (NPL), Biaya
Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest
Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi diperusahaan
perbankan.
4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi
peneliti yang ingin meneliti kinerja keuangan perusahaan perbankan yang
go public di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio keuangan.
Universitas Sumatera Utara