S IKOR 1203248 Chapter 3

22

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaanpertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini untuk membandingkan keterampilan
sosial daalm keterlibatan olahraga atlet dan non atlet disabilitas. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif, karena
penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Adapun pengertian kuantitatif
menurut Sugiono (2014, hlm.14) menjelaskan bahwa
“metode kuantitatif dapat diartikan dengan memberikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk
meneliti pada popolasi atau sempel tertentu, teknik pengambilan sempel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian analisis data bersifat kuantitatif/ststistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Selanjutnya desain dalam penelitian ini menggunakan desain kausal komparatif
(casual comparative). “Pada desain ini memilih dua atau lebih kelompok yang

berbeda pada variabel tertentu untuk dibandingkan pada variabel lain dan tidak
ada manipulasi di dalamnya” Natsir (dalam Palwaguna, R, 2015 hlm. 31). Dalam
penelitian ini peneliti dapat menentukan alasan atau penyebab status suatu objek.
Menurut Darmadi, H (2014, hlm.266) “Sebenarnya dalam penelitian kausal
komparatif, peneliti dapat juga menentukan alasan atau penyebab status objek
yang diteliti”.

Ryanwar Iqbal, 2016
Perbandingan Keterampilan Sosial dalam Keterlibatan Olahraga Atlet dan Non Atlet
Disabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

Adapun desain kausal komparatif yang dimaksud dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut ini:

(Variabel independen)

(Variabel dependen)


(X)

O1 (Y)

C

O2 (Y)
Gambar 3.1
Desain Penelitian
(Sumber: Emzir, dalam Palwaguna, R, 2015, hlm. 31)

Keterangan:
(X)

= Atlet Disabilitas

O1 (Y) = Observasi (post test) (Keterampilan sosial) Atlet
O2 (Y) = Observasi (post test) (Keterampilan sosial) Non Atlet
C


= Kontrol (Orang Disabilitas Yang Bukan Atlet)

B. Partisipan
Peneitian ini melibatkan orang-orang disabilitas yang tingkat partisipasi
dalam berolahraganya tinggi dan tidak ada partisipasinya dalam berolahraga.
Partisipan disini menggunakan atlet yang ada di kota Bandung dan orang
disabilitas yang tidak ada partisipasinya dalam berolahraga. Dalam penelitian
yang dilakukan peneliti hanya mengambil orang-orang disabilitas yang masuk
kedalam katagori tuna daksa. Hal ini diambil karena lebih mampu bersosialisasi
namun terhalang dengan keterbatasan fisik yang dimiliki.

C. Populasi dan Sampel
1. Pengertian Populasi
Menurut Sugiono (2014, hlm. 119) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang didaptakan oleh peneliti untuk mempelajari dan ditarik kesimpulan.
Berdasarkan topik penelitian populasi dalam penelitian ini adalah orang disabilitas

24


yang sangat aktif berolahrag dan tidak terlalu aktif berolahraga. Adapun populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang-orang disabilitas.

2. Pengertian Sampel
Menurut Sugiono (2014, hlm. 120) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel harus
mewakili keseluruhan dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini yaitu Sampling Purposive. Menurut Sugiono (2014, hlm. 126) Sampling
Purposive adalah:
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertrntu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan,
atau penelitian tentang kondisi politik disuatubb daerah, maka sumber
datanya adalah orang yang ahli dalam politik. Sampel ini lebih cocok
digunakan untuk penwlitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan
generelasi”.
Adapun sempel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 atlet
PEPARNAS (Pekan Paralimpiade Nasional Jawa Barat) atlet Jawa Barat dan
orang disabilitas yang berjumlah 10 orang.


D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai tingkatan keterampilan sosial ini dilakukan di kantor
NPCI (National Paralympic Committee Indonesia) yang ada Di Kota Bandung,
serta di lingkungan sekitar wilayah peneliti berada lyang dilakukan pada
pertengahan bulan Mei 2016.

E. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel
penelitian Sugiono (2015, hlm. 148). Adapun instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket, menurut Kurtono 1990 (dalam Setiawan, 2012, hlm.
24) angket adalah: “penyelidikan suatu masalah yang banyak menyangkut
kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir daftar
pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek, untuk mendapatkan

25

jawaban tertulis seperlunya”. Adapun tes yang digunaka dalam penelitian ini
adalah tes keterampilan sosial. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket

keterampilan sosial yang diambil dari Riko Septian (2014, hlm. 77) yang
berjumlah 42 butir soal dan sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas dengan
nilai 0.897.
Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dikembangkan dan
menghasilkan item-item pernyataan yang akan dijawab oleh mahasiswa. untuk
mengukur kecerdasan emosional,

menggunakan Skala Likert dengan pilihan

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai
(STS). Dalam hal ini meniadakan jawaban ragu-ragu, dengan alasan, jawaban ini
mempunyai arti ganda, bisa diartikan netral atau ragu-ragu. Sehingga
menimbulkan kecenderungan jawaban ditengah. Menurut Ridwan 2012 yang
dikutif oleh Seprtian (2014, hlm. 28) “skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseoarang atau kelompok tentang kejadian atau
gejala sosial”. Skala liket hanya menggunakan item yang pasti baik dan secara
pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik dan yang agak kurang dan yang
netral. Lebih lanjut dijelaskan oleh Nurhasan dan Choli 2007 yang dikutip oleh
Septian (2014, hlm. 28) bahwa “skala likert disusun dari sejumlah pertanyaanpertanyaan tentang suatu objek, sebagian dari pertanyaan itu mengekspresikan
sikap menyenangkan dan sebagian lagi peryantaan-pertanyaan itu tidak

menyenangkan”.
Tabel 3.1
Kategori Jawaban dan Nilai Skala
Kategori Jawaban

Positif (+)

Negatif (-)

Sangat Sesuai (SS)

4

1

Sesuai (S)

3

2


Tidak Sesuai (TS)

2

3

Sangat Tidak Sesuai (STS)

1

4

26

Sedangkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data disajikan berupa kisikisi instrumen penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuisioner
Variabel


Dimensi

Indikator

No soal
(+)

1. Fungsi

1.1 Mampu

1.1.1 tidak merasa cemas

sosio

mengelola

1.1.2 tidak mudah tersinggung


emosiona

ketegangan dan

1.1.3 tidak takut pada

l

konflik pada
individu

kerumunan banyak orang

(-)
29

30

2


3

31

34

6

7

35

36

8

1.1.4 tidak sukar
tidur/beristirahat dan
tidak bermimpi buruk
1.1.5 tidak sukar
berkonsentreasi
1.1.6 perasaan gembira

1.2 merasa memiliki
komunitas

1.2.1 mempunyai banyak
teman

sehingga tidak

1.2.2 merasa diperhatikan

dikucilkan dan

1.2.3 merasa memiliki

9

37

bisa

1.2.4 mampu mempertahankan

38

10

11

39

mempertahankan

eksistensi budaya

eksistensi
budaya
1.3 dapat
mela[iaskan
perilaku agresif,
kepuasan setelah

1.3.1 merasa senang setelah
berolahraga
1.3.2 melakukan tindakan
keras yang direstui dalam

27

berhasil

olahraga (agresi non

mengendalikan

verbal)

gerak

1.3.3 kepuasan mengendalikan
gerak tubuh saat
berolahraga

13

41

42

14

1.3.4 mampu melampiaskan
rasa frustasi
1.3.5 mampu melampiaskan
emosi
1.3.6 tidak ingin dicerdai atau
43

mencelekai orang lain.
1.3.7 Tidak menghina orang

44

16

lain (lawan main atau tim
lawan)
45

1.3.8 Tidak melakukan
inimidasi terhadap
lawan/tim lawan (verbal
maupun non verbal)

46

18

1.3.9 Tidak mengintimidasi
lawan.
19
2. Fungsi

2.1 Mempelajari

2.1.1 Bersalaman sebelum dan

sosialisa

sikap, norma dan

sesudah bertanding

si

moral yang

(menghargai lawan)

lumrah dalam
olahraga.

48

2.1.2 Menghargai peraturan
pertandingan dan
permainan
2.1.3 Percaya diri saat
bertanding
2.1.4 Disiplin dalam latihan
permainan

49

28

2.1.5 Kerjasama saat bermain

3. Fungsi
integrasi

3.1 mampu

3.1.1 menyukai tergabung

berintegrasi

dalam suatu tim

(berbaur) dengan
satu komunitas

3.1.2 menyukai kebersamaa

50

22

23

51

52

24

25

53

54
27

dalam kegiatan satu tim
56

28

3.1.3 terjalin komunikasi
dengan rekan satu tim
3.1.4 bangga menjadi anggota
tim dan menggunakan atribut
tim sebagai pembedaan dengan
anggota lain
4.

Untuk penafsiran kategori tingkat kecerdasan emosional dengan
menggunakan kategori jenjang. Kategori tingkat harapan ini disusun
berdasarkan pendapat Azwar (1999) dalam tesis Prias Ayu (2014, hlm.
77) sebgai berikut:
Tabel 3.3
Penafsiran Kategori
X < ( µ - 1,0σ)

Kategori Rendah

( µ - 1,0σ) ≤ X < ( µ + 1,0σ)

Kategori Sedang

29

( µ + 1,0σ) ≤ X

Kategori Tinggi

Keterangan :
X max

: Skor tertinggi yang diperoleh dari setiap item pernyataan

X min

: Skpor terendah yang diperoleh dari setiap item pernyataan

σ

: Standar Deviasi adalah jarak rentangan yang dibagi dalam
6 satuan deviasi sebaran

µ

: Mean teoritik (rata-rat dari skor maksimum dan minimum)

F. Prosedur Penelitian
1. Menetukan sample dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik
Sampling Purposive.
2. Melakukan pengumpulan data tentang keterampilan sosial melalui
pemberian angket kepada sampel.
3. Melakukan penghitungan terhadap skor setiap sampel dengan menggunakan
SPSS versi 21.
4. Menyimpulkan hasil analisis data.

Gambar 3.4
Prosedur Penelitian

Populas
i

Sempel

Pengisian angket
keterampilan
sosial

Pengolahan
data dan
analisis

Kesimpulan

G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 21. Berikut analisis data dalam penelitian ini:
1. Analisis uji Kolmogorov-smirnov untuk melihat apakah data yang digunakan
dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan
keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data
tersebut berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi
atau nilai probabilitas > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.

30

2. Uji homogenitas dengan menggunakan Levene test yang terdapat pada
analisis one way anova untuk mengetahui apakah variansi antar kelompok
yang diuji berbeda atau tidak, variansinya homogen atau heterogen.
3. Jika dari hasil uji normalitas data berdistribusi normal maka akan dilakukan
pengujian perbandingan dengan menggunakan Statistika parametrik, apabila
data

yang didapat berdistribusi normal maka akan menggunakan

Independent sample t Test, dan apabila data tidak berdistribusi normal maka
menggunakan

statistik

non

parametrik

dengan

Uji

Mann-Whitne

31