10. BAB IX RPJMD EDIT 291013
232
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator Kinerja Kunci (IKK) adalah indikator kinerja utama yang mencerminkan
keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan yang terdiri dari 3
(tiga) aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan
aspek daya saing daerah. Tujuan akhir otonomi daerah ditunjukkan dengan
parameter tinggi kualitas manusia yang secara internasional diukur dengan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM digunakan untuk mengecek apakah
aspekaspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyelenggaraan
otonomi daerah dapat dipertanggungjawabkan.
Indikator Kinerja Kunci pada aspek kesejahteraan masyarakat diantaranya
adalah nilai PDRB perkapita, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Nilai Tukar
Petani, produksi padi, Produksi hortikultura (ton) :buahbuahan dan sayuran,
Produksi palawija (ton), produksi perkebunan unggulan, produksi daging ternak
dan Produksi Perikanan sebesar. Pada aspek Meningkatnya kualitas sumber daya
manusia, IKK nya adalah sebagai berikut Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
usia harapan hidup, angka melek huruf, ratarata lama sekolah, pengeluaran
perkapita masyarakat, Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar
(APK), Angka Partisipasi Murni (APM), rasio ketersediaan sekolah per penduduk
usia sekolah, rasio guru terhadap murid, Angka Kematian Bayi per 1000
kelahiran bayi, angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan, rasio posyandu
per satuan balita, rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk, rasio
rumah sakit per satuan penduduk, rasio dokter per satuan penduduk, rasio
tenaga medis per satuan penduduk. Indikator Kinerja Kunci pada aspek daya
saing daerah diantaranya angka konsumsi rumah tangga perkapita dan rasio
kualitas tenaga kerja (rasio lulusan S1/S2/S3).
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional
(provinsi/kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk
menciptakan output (nilai tambah) pada waktu tertentu. Laju inflasi merupakan
ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari
sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli
masyarakat. Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke
atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka
233
usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup ratarata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.
Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin
terhadap jumlah penduduk.
Angka partisipasi sekolah adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar
(712 tahun dan 1315 tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per
1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ketersediaan sekolah
adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10000 jumlah penduduk
usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk
menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Rasio rumah sakit per
satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000 penduduk. Rasio ini
mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk.
Rasio dokter per jumlah penduduk adalah jumlah dokter per 1.000 penduduk.
Rasio ini mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga dokter.
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam
kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan
panjang jalan.
Angka konsumsi RT perkapita adalah ratarata pengeluaran konsumsi rumah
tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk
makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Rasio lulusan S1/S2/S3
adalah jumlah lulusan S1/S2/S3 per 10.000 penduduk. Kualitas tenaga kerja di
suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi
tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin
baik kualitas tenaga kerjanya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditargetkan naik sebesar 2,35 – 2,82 dimana
pada tahun 2010, IPM Provinsi Bengkulu sebesar 73,06 dan pada tahun 2015
ditargetkan menjadi 75,41 75,88. Pertumbuhan PDRB (pertumbuhan ekonomi)
pada tahun 2010 sebesar 6,02 % dan pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 7
7,2 % atau naik sebesar 0,98 1,18 %. Inflasi pada tahun 2010 sebesar 4,73 %
dan lima tahun ke depan diproyeksikan turun sebesar 1,07 – 1,25 % menjadi
3,66 – 3,48 %. PDRB perkapita pada tahun 2010 sebesar Rp. 10,3 juta dan pada
tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 14,3 – 15,1 juta. Angka kemiskinan pada
tahun 2015 diproyeksikan sebesar 14,18 – 13,26 % atau turun sebesar 4,41 –
5,33 % dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 18,59 %. Angka pengangguran
234
diproyeksikan turun sebesar 2,01 – 2,42 % selama 5 tahun ke depan dimana
angka pengangguran pada tahun 2010 sebesar 4,22 % dan tahun 2015
dipeoyeksikan menjadi 2,21 – 1,8 %.
Angka partisipasi sekolah (APS) pendidikan dasar tahun 2010 sebesar 826,81
dan pada tahun 2015 diproyeksikan menjadi 860,86 – 867,67 sedangkan untuk
pendidikan menengah tahun 2010 sebesar 312,2 dan tahun 2015 ditargetkan
menjadi 344,72 – 351,23. Rasio ketersediaan sekolah pendidikan dasar tahun
2010 sebesar 44,88 dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi sebesar 46,50 –
46,82 sedangkan untuk pendidikan menengah tahun 2010 sebesar 11,22 dan
tahun 2015 sebesar 13,92 – 14,46. Rasio dokter persatuan penduduk tahun 2010
sebesar 0,258 dan tahun 2015 diproyeksikan naik menjadi 0,265 – 0,270.
Proporsi panjang jaringan dalam kondisi baik tahun 2010 sebesar 0,38 dan
tahun 2015 sebesar 0,53 – 0,55.
Angka konsumsi rumah tangga perkapita tahun 2010 sebesar Rp. 4 juta dan
pada tahun 2015 ditargetkan menjadi sebesar Rp. 5,5 – 5,8 juta atau naik
sebesar Rp. 1,5 – 1,8 juta. Rasio kualitas tenaga kerja tahun 2010 sebesar 193,67
dan pada tahun 2015 menjadi 309,59 – 332,23 atau naik sebesar 115,92 –
138,56. Indikator kinerja kunci secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
235
236
237
238
239
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator Kinerja Kunci (IKK) adalah indikator kinerja utama yang mencerminkan
keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan yang terdiri dari 3
(tiga) aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan
aspek daya saing daerah. Tujuan akhir otonomi daerah ditunjukkan dengan
parameter tinggi kualitas manusia yang secara internasional diukur dengan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM digunakan untuk mengecek apakah
aspekaspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyelenggaraan
otonomi daerah dapat dipertanggungjawabkan.
Indikator Kinerja Kunci pada aspek kesejahteraan masyarakat diantaranya
adalah nilai PDRB perkapita, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Nilai Tukar
Petani, produksi padi, Produksi hortikultura (ton) :buahbuahan dan sayuran,
Produksi palawija (ton), produksi perkebunan unggulan, produksi daging ternak
dan Produksi Perikanan sebesar. Pada aspek Meningkatnya kualitas sumber daya
manusia, IKK nya adalah sebagai berikut Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
usia harapan hidup, angka melek huruf, ratarata lama sekolah, pengeluaran
perkapita masyarakat, Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar
(APK), Angka Partisipasi Murni (APM), rasio ketersediaan sekolah per penduduk
usia sekolah, rasio guru terhadap murid, Angka Kematian Bayi per 1000
kelahiran bayi, angka kematian ibu per 10.000 ibu melahirkan, rasio posyandu
per satuan balita, rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk, rasio
rumah sakit per satuan penduduk, rasio dokter per satuan penduduk, rasio
tenaga medis per satuan penduduk. Indikator Kinerja Kunci pada aspek daya
saing daerah diantaranya angka konsumsi rumah tangga perkapita dan rasio
kualitas tenaga kerja (rasio lulusan S1/S2/S3).
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional
(provinsi/kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk
menciptakan output (nilai tambah) pada waktu tertentu. Laju inflasi merupakan
ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari
sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli
masyarakat. Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke
atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka
233
usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup ratarata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.
Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin
terhadap jumlah penduduk.
Angka partisipasi sekolah adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar
(712 tahun dan 1315 tahun) yang masih menempuh pendidikan dasar per
1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ketersediaan sekolah
adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10000 jumlah penduduk
usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk
menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Rasio rumah sakit per
satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000 penduduk. Rasio ini
mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk.
Rasio dokter per jumlah penduduk adalah jumlah dokter per 1.000 penduduk.
Rasio ini mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga dokter.
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam
kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan
panjang jalan.
Angka konsumsi RT perkapita adalah ratarata pengeluaran konsumsi rumah
tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk
makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Rasio lulusan S1/S2/S3
adalah jumlah lulusan S1/S2/S3 per 10.000 penduduk. Kualitas tenaga kerja di
suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi
tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin
baik kualitas tenaga kerjanya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditargetkan naik sebesar 2,35 – 2,82 dimana
pada tahun 2010, IPM Provinsi Bengkulu sebesar 73,06 dan pada tahun 2015
ditargetkan menjadi 75,41 75,88. Pertumbuhan PDRB (pertumbuhan ekonomi)
pada tahun 2010 sebesar 6,02 % dan pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 7
7,2 % atau naik sebesar 0,98 1,18 %. Inflasi pada tahun 2010 sebesar 4,73 %
dan lima tahun ke depan diproyeksikan turun sebesar 1,07 – 1,25 % menjadi
3,66 – 3,48 %. PDRB perkapita pada tahun 2010 sebesar Rp. 10,3 juta dan pada
tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 14,3 – 15,1 juta. Angka kemiskinan pada
tahun 2015 diproyeksikan sebesar 14,18 – 13,26 % atau turun sebesar 4,41 –
5,33 % dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 18,59 %. Angka pengangguran
234
diproyeksikan turun sebesar 2,01 – 2,42 % selama 5 tahun ke depan dimana
angka pengangguran pada tahun 2010 sebesar 4,22 % dan tahun 2015
dipeoyeksikan menjadi 2,21 – 1,8 %.
Angka partisipasi sekolah (APS) pendidikan dasar tahun 2010 sebesar 826,81
dan pada tahun 2015 diproyeksikan menjadi 860,86 – 867,67 sedangkan untuk
pendidikan menengah tahun 2010 sebesar 312,2 dan tahun 2015 ditargetkan
menjadi 344,72 – 351,23. Rasio ketersediaan sekolah pendidikan dasar tahun
2010 sebesar 44,88 dan pada tahun 2015 ditargetkan menjadi sebesar 46,50 –
46,82 sedangkan untuk pendidikan menengah tahun 2010 sebesar 11,22 dan
tahun 2015 sebesar 13,92 – 14,46. Rasio dokter persatuan penduduk tahun 2010
sebesar 0,258 dan tahun 2015 diproyeksikan naik menjadi 0,265 – 0,270.
Proporsi panjang jaringan dalam kondisi baik tahun 2010 sebesar 0,38 dan
tahun 2015 sebesar 0,53 – 0,55.
Angka konsumsi rumah tangga perkapita tahun 2010 sebesar Rp. 4 juta dan
pada tahun 2015 ditargetkan menjadi sebesar Rp. 5,5 – 5,8 juta atau naik
sebesar Rp. 1,5 – 1,8 juta. Rasio kualitas tenaga kerja tahun 2010 sebesar 193,67
dan pada tahun 2015 menjadi 309,59 – 332,23 atau naik sebesar 115,92 –
138,56. Indikator kinerja kunci secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
235
236
237
238
239