Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Penderes Di Ptpn Iii Kebun Sei Silau Tahun 2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu,
harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses
kerja industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).
Keselamatan kerja para pekerja sangat penting nilainya bagi suatu
perusahaan, karena hal tersebut merupakan kunci keberhasilan perusahaan dalam
meningkatkan nama baik perusahaan dalam bidang K3. Namun, seperti yang kita
lihat sekarang masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi di suatu perusahaan.
Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dalam pasal 86 ayat 1 menegaskan bahwa setiap pekerja/buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja. Dalam pasal 86 ayat 2 menegaskan melindungi keselamatan pekerja/buruh
guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan kesehatan kerja.
Pengendalian faktor-faktor bahaya yang dilakukan untuk meminimalkan

bahkan menghilangkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja adalah dengan
cara pengendalian teknis dan administratif, tetapi banyak perusahaan yang
menolak untuk melaksanakan pengendalian tersebut dengan alasan biaya yang
mahal. Maka perusahaan tersebut mengupayakan dengan merekomendasikan Alat
Pelindung Diri (APD) sebagai tindakan proteksi dini terhadap bahaya kecelakaan

Universitas Sumatera Utara

dan penyakit akibat kerja yang timbul di tempat kerja. Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi pihak
perusahaan untuk melindungi tenaga kerjanya dari faktor dan potensi bahaya.
Menurut ILO, di Indonesia rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus
kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70% berakibat fatal yaitu kematian
dan cacat seumur hidup. Dari data BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun 2015
menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dengan
korban meninggal dunia sebanyak 2.375 orang. Tahun 2014 yaitu 24.910 kasus
kecelakaan kerja dan Tahun 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja.
Berdasarkan data PT Jamsostek Provinsi Sumatera Utara cabang Medan
terjadi 744 kasus, Pematang Siantar 299 kasus, Kisaran 489 kasus, Sibolga 71
kasus, Tanjung Morawa 954 kasus, Belawan 1,708 kasus dan Binjai 321 kasus.

Dari 4.586 kasus tersebut, dibagi berdasarkan empat klasifikasi yaitu kondisi
kerja, cedera, kondisi kerja dan sumber kecelakaan. Berdasarkan klasifikasi
kondisi kerja, lanjutnya, di dalam lokasi kerja mencapai 76,93%, kecelakaan saat
lalu lintas 14,59% dan di luar lokasi 8.48%. Berdasarkan klasifikasi cedera, pada
bagian kaki mencapai angka dominan sebesar 20,80%, kemudian kecelakaan pada
jari tangan sebesar 19,28%, kecelakaan pada mata sebesar 13,45%, dan kepala
12,58%.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barisqi (2015) tentang hubungan
antara kepatuhan penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja PT. Adhi Karya Tbk Proyek Rumah Sakit Telogorejo Semarang, yang
menyatakan bahwa ada hubungan kepatuhan penggunaan APD (safety helmet &

Universitas Sumatera Utara

safety shoes) dengan kejadian kecelakaan kerja. Terdapat 50,8% angka kejadian
kecelakaan kerja pada pekerja PT. Adhi Karya Tbk akibat pekerja tidak patuh
dalam menggunakan APD di Proyek Rumah Sakit Telogorejo Semarang.
Terdapat hubungan antara kepatuhan penggunaan APD safety helmet (p=0,011)
dan safety shoes (p=0,013) dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja PT.
Adhi Karya Tbk di Proyek Rumah Sakit Telogorejo Semarang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irene (2016) pada proyek
konstruksi pembangunan gedung menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
antara penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja
konstruksi pembangunan gedung. Terdapat 65,7% pekerja yang tidak
menggunakan APD dan 54,3% pekerja tidak pernah mengalami kecelakaan
kerja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri Kartika dan Yustinus
Denny (2014) tentang Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Menggunakan Alat Pelindung Diri menyatakan bahwa pendidikan memiliki
hubungan yang signifikan dengan kepatuhan tenaga kerja dalam menggunakan
APD di unit produksi alumunium sulfat PT Liku Telaga. Faktor manusia salah
satunya berupa pendidikan.
Internasional Labour Organization menyatakan bahwa masalah usia dan
masa kerja merupakan faktor kunci penyebab kecelakaan, tetapi harus diingat pula
bahwa tingginya usia tidak otomatis dapat disamakan dengan banyaknya masa
kerja. Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kurangnya pengalaman kerja
merupakan faktor terpentig dalam penyebab kecelakaan.

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan

dalam

menjalankan

aktivitasnya

selalu

menginginkan

keberhasilan baik berupa hasil produksinya maupun hasil layanannya. Untuk
menjunjung keberhasilan tersebut maka diperlukan tempat kerja yang sehat dan
selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko
yang dapat menimbulkan kecelakaan dan berusaha mengatasinya sehingga
tercapai kondisi perusahaan tanpa kecelakaan atau zero accident.
Menurut Suma’mur, penyebab kecelakaan kerja secara umum adalah
karena adanya kondisi yang tidak aman dan tindakan tidak aman dari pekerja.
Khusus mengenai tindakan tidak aman sangat erat kaitannya dengan faktor

manusia atau terjadi karena kesalahan manusia.
Terjadinya kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja merupakan
dampak dari paparan risiko yang akan selalu ada di setiap tempat dan proses kerja,
bahkan di setiap tempat kegiatan manusia. Banyak sekali jenis risiko dan setiap
risiko memiliki dampak yang berlainan.
Penderes berisiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Sehari
sebelum menderes, biasanya pohon karet diberi bahan kimia yaitu ethrel yang
bertujuan agar merangsang banyaknya pengeluarkan getah. Kemudian pagi
harinya mulai dideres. Kegiatan bekerja penderes yaitu: (1) Pukul 05.30 mulai
menderes sekitar 750 pohon karet, kemudian menunggu getah penuh sampai
jam 11.00. (2) Pukul 11.00 mengutip hasil dalam bentuk cup lump; (3) pukul
13.00 sampai dengan selesai menimbang hasil di TPH (Tempat Pemungutan
Hasil) atau Latex Station.

Universitas Sumatera Utara

Risiko kecelakaan kerja pada penderes adalah terkena serpihan kayu saat
menderes, mata terkena percikan getah, mata terkena tatal, tangan terkena pisau
deres saat mengasah pisau, serta kejatuhan kayu atau ranting pohon, namun hal ini
jarang terjadi. Kecelakaan kerja yang sering terjadi ialah mata terkena percikan

getah dan mata terkena tatal. Mata terkena tatal getah jika penanganan pertolongan
pertama tidak dilakukan segera dan dengan tepat bisa menimbulkan kebutaan,
karena bahan kimia ethrel bereaksi ke mukosa mata yang dapat menyebabkan
infeksi ataupun peradangan pada mata. Apabila tidak segera diberikan pengobatan
lama kelamaan mata dapat berjamur dan dapat menyerang ke kornea mata,
sehingga menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan.
Akibat dari beberapa risiko kecelakaan kerja pada penderes maka sangat
pentingnya pemakaian alat pelindung diri pada pekerja untuk menghindari
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja, karena mata merupakan salah satu
sistem indera yang dimiliki tubuh kita. Organ ini berfungsi sebagai indera
penglihatan. Kita dapat melihat benda, membedakan gelap terang, membedakan
warna, dan lain sebagainya karena ditunjang oleh peran mata.
Berdasarkan hasil observasi saat survey pendahuluan, yang peneliti lihat di
Afdeling I pekerja menggunakan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja
walaupun belum lengkap. Ketika wawancara dengan mandor, kecelakaan yang
sering terjadi ialah mata terkena percikan getah saat menderes dan mata terkena
tatal. Terdapat satu kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2016 yaitu
mata terkena tatal sewaktu menderes. Kecelakaan tersebut dikarenakan pekerja


Universitas Sumatera Utara

yang tidak menggunakan kacamata saat menderes. Kecelakaan kerja ditemukan
bahwa penyebab utama dari kecelakaan kerja adalah akibat dari kelalaian pekerja
itu sendiri yaitu tidak menggunakan APD kacamata selama waktu kerja. Dalam
hal ini perusahaan menyediakan APD yang diperlukan pada pekerja penderes
yaitu berupa kacamata dan sepatu boot.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yaitu “Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja Pada Penderes di PTPN III Kebun Sei Silau Tahun 2017”.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Pemakaian Alat Pelindung
Diri (APD) dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Penderes di PTPN III Kebun
Sei Silau Tahun 2017”.
1.3


Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD) dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja penderes di
PTPN III Kebun Sei Silau Tahun 2017.
1.3.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu:

1.

Apakah ada hubungan umur dengan kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja penderes di PTPN III Kebun Sei Silau Tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

2.


Apakah ada hubungan masa kerja dengan kejadian kecelakaan kerja
pada pekerja penderes di PTPN III Kebun Sei Silau Tahun 2017.

3.

Apakah ada hubungan pendidikan dengan kejadian kecelakaan kerja
pada pekerja penderes di PTPN III Kebun Sei Silau Tahun 2017.

1.4

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka didapatkan hipotesis

penelitian sebagai berikut :
1.

Ada hubungan pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan kejadian
kecelakaan kerja pada pekerja penderes di PTPN III Kebun Sei Silau
Tahun 2017.


2.

Ada hubungan umur dengan kejadiaan kecelakaan kerja pada pekerja
penderes di PTPN III Kebun Sei Silau Tahun 2017.

3.

Ada hubungan masa kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja
penderes di PTPN III Kebub Sei Silau Tahun 2017.

4.

Ada hubungan pendidikan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja
penderes di PTPN III Kebun Sei Silau Tahun 2017.

1.5

Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:


1.

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan kesadaran pada
pekerja penderes akan pentingnya pemakaian APD dalam melakukan
pekerjaan yang berisiko sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan
kerja agar produktivitas tercapai secara optimal.

Universitas Sumatera Utara

2.

Sebagai bahan masukan bagi PTPN III Kebun Sei Silau untuk
mensukseskan pemakaian APD di perusahaan.

3.

Sebagai bahan masukan bagi PTPN III tentang pelaksanan kesehatan
dan keselamatan kerja yaitu khususnya tentang pemakaian alat pelindung
diri.

4.

Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam
melakukan penelitian mengenai alat pelindung diri pada pekerja penderes.

5.

Secara khusus bagi penulis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam penulisan skripsi.

Universitas Sumatera Utara