Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teoritis

2.1.1

Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi

peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk
menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu karena selain merupakan
suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu,
juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam Peraturan
Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengharuskan setiap perilaku individu
maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia

untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaannya secara tepat
waktu kepada Bapepam. Hal ini sesuai dengan teori kepatuhan (compliance
theory).
Perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan akan
dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf

13
Universitas Sumatera Utara

E Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa “emiten yang pernyataan
pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 (satu
juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan
ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus
juta

rupiah)”.

Perusahaan


yang

tidak

melaksanakan

kewajiban

dalam

menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004, tentang
Peraturan Nomor 1-H Tentang Sanksi : Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang
terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor 1-E tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan dikenakan sanksi mulai dari
Peringatan I sampai dengan Peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000
sampai Rp 150.000.000 bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaan sanksi
tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai peraturan.
2.1.2


Ketepatan Waktu
Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan

keuangan adalah ketepatan waktu. Ketepatan waktu merupakan rentang waktu
antara tanggal laporan keuangan perusahaan dengan tanggal ketika informasi
keuangan perusahaan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas
informasi keuangan yang dilaporkan (McGee, 2007).
Menurut Rachmawati (2008) dalam Marpaung (2012) menjelaskan bahwa
“tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar

14
Universitas Sumatera Utara

dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut”.
Laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu akan bermanfaat bagi
para penggunanya karena masih memiliki kesempatan atau kemampuan untuk
mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dan apabila tidak disampaikan tepat
waktu maka akan menyebabkan informasi di dalam laporan keuangan tersebut
kehilangan nilai dalam mempengaruhi kualitas keputusan yang hendak diambil.

Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai
dengan laporan auditor independen harus disampaikan selambat-lambatnya pada
akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Di dalam penelitian Astuti (2007) diuji beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi ketepatan waktu di dalam pelaporan keuangan, diantaranya adalah:
1.) Leverage
Dalam penelitiannya, leverage yang diproksikan dengan debt to equity
ratio menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan
dimana dapat dilihat struktur resiko tidak tertagihnya hutang. Rasio
leverage yang dikenal dengan debt to equity ratio merupakan
perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri.
2.) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari tepat waktu atau tidak tepat
waktunya suatu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan

15
Universitas Sumatera Utara

perusahaannya. Ukuran perusahaan dinyatakan dengan menggunakan
market capitalization atau market value.

3.) Profitabilitas
Profitabilitas

menunjukkan

keberhasilan

perusahaan

di

dalam

menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, profit dapat dikatakan
sebagai berita baik bagi perusahaan sehingga perusahaan tidak akan
menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Disimpulkan
bahwa perusahaan yang menghasilkan profit cenderung lebih tepat
waktu dalam pelaporan keuangannya apabila dibandingkan dengan
perusahaan yang mengalami kerugian.
4.) Kepemilikan Perusahaan

Berdasarkan struktur kepemilikan di dalam perusahaan terbagi menjadi
2 yaitu struktur kepemilikan luar dan struktur kepemilikan dalam.
Pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan lebih besar
untuk menekan manajemen perusahaan dalam menyajikan laporan
keuangan secara tepat waktu. Pihak luar membutuhkan informasi
finansial berupa laporan keuangan yang disampaikan secara tepat
waktu untuk pengambilan keputusan investasi mereka. Sedangkan
kepemilikan dalam (kepemilikan manajemen) adalah para pemegang
saham yang juga sebagai pemilik perusahaan dimana secara aktif ikut
didalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang
bersangkutan. Hak kepemilikan manajemen adalah hak mutlak yang
juga dipunyai oleh para manajemen terhadap perusahaan. Hak

16
Universitas Sumatera Utara

kepemilikan ini dapat dilihat dari jumlah modal yang ditanamkan oleh
para manajer yang bersangkutan.
5.) Umur Perusahaan
Umur


perusahaan

menunjukkan

kredibilitas

maupun

reputasi

perusahaan di mata masyarakat. Apabila perusahaan sudah lama
berdiri biasanya dianggap memiliki kinerja yang baik dan mampu
membuktikan bahwa perusahaan mampu bertahan dan meraih laba
dalam berbagai kondisi ekonomi sehingga menimbulkan kepercayaan
masyarakat.
6.) Reputasi Auditor
Menurut Johnson dan Lys (1990) dalam Na’im (1999) ukuran auditor
berhubungan dengan kualitas auditor. Dalam hal ini kualitas auditor
diukur dengan ukuran apakah kantor akuntan merupakan anggota KAP

besar atau bukan.
7.) Opini Auditor
Opini audit merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor setelah
melalui beberapa tahapan audit yang dilakukan sehingga menghasilkan
kesimpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan
yang telah diauditnya. Biasanya perusahaan yang diberikan pernyataan
unqualified opinion oleh auditor pada laporan keuangannya akan
menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu karena
pernyataan unqualified opinion dianggap sebagai berita baik (good
news) perusahaan sehingga dipercepat penyampaiannya.

17
Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
a. Opini Audit
Opini audit merupakan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan auditan, dalam semua hal material, yang didasarkan atas
kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip
akuntansi berlaku umum yang dinyatakan oleh auditor (Mulyadi,
2002).
Terdapat lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:
1. Unqualified Opinion (Pendapat Wajar tanpa Pengecualian)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika
tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat
pengecualian yang signifikan. Laporan audit yang berisi pendapat
wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan
oleh para pengguna.
Menurut Arens, dkk (2008:61), laporan audit standar tanpa
pengecualian diterbitkan bila kondisi berikut terpenuhi :
a. Laporan keuangan lengkap.
b. Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang
berkaitan dengan penugasan.
c. Ketiga standar pekerja lapangan telah terpenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
18

Universitas Sumatera Utara

e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu
untuk menambahkan sebuah paragraph penjelasan atau
modifikasi kata-kata dalam laporan.
2. Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph (Pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan)
Auditor dapat memberikan opini ini apabila terdapat hal-hal yang
memerlukan bahasa penjelasan namun laporan keuangan tetap
menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan.
Menurut Arens, dkk (2008:65) penyebab dari penambahan paragraf
penjelasan adalah:
a. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Keraguan yang substansial mengenai going concern.
c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang dirumuskan.
d. Penekanan pada suatu hal atau masalah.
e. Laporan yang melibatkan auditor lain.

3. Qualified Opinion (Pendapat Wajar dengan Pengecualian)
Pendapat ini diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan yang
disajikan adalah wajar tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan
dimana pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Menurut Mulyadi (2002:21) auditor

19
Universitas Sumatera Utara

memberikan

opini

ini

apabila

dalam

auditannya

auditor

menemukan kondisi-kondisi seperti ini:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting
atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena
kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien
maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum.
d. Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara
konsisten.
4. Adverse Opinion (Pendapat Tidak Wajar)
Pendapat ini diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan klien
tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum
sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Jika
laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar maka informasi yang
disajikan di dalam laporan keuangan tersebut sama sekali tidak
dapat dipercaya sehingga tidak dapat digunakan oleh para pemakai
laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
5. Disclaimer Opinion (Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat)

20
Universitas Sumatera Utara

Pendapat ini diberikan apabila auditor tidak dapat menyimpulkan
apakah laporan keuangan kliennya telah disajikan secara wajar atau
tidak. Menurut Mulyadi (2002:22) kondisi yang menyebabkan
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah adanya
pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
dan/atau auditor tidak independen dalam hubungannya dengan
kliennya.
b. Audit Report Lag
Audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan
audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari
sejak tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di
laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut
meninggalkan pekerjaan lapangan audit.
Menurut Dibia dan Onwuchekwa (2013) menyatakan “Audit report
lag is the number of days from the accounting year end of a company
and the audit report date”. Dari pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa audit report lag sangat berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karenanya, semakin rendah
audit report lag maka pelaporan keuangan cenderung lebih tepat waktu
begitu juga sebaliknya.
c. Reputasi KAP
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang memperoleh
izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam hal

21
Universitas Sumatera Utara

pemberian jasa professional untuk membantu perusahaan dalam
penyampaian laporan keuangannya kepada publik dengan informasi
yang akurat dan terpercaya. Maka dari itu, perusahaan menggunakan
jasa KAP yang memiliki reputasi yang besar karena jasa KAP yang
memiliki reputasi besar cenderung meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan perusahaan tersebut KAP yang baik ini biasanya berafiliasi
dengan KAP besar dunia yang dikenal dengan Big Four Worldwide
Accounting Firm (Big 4). Berikut adalah kategori KAP di Indonesia
yang berafiliasi dengan The Big Four adalah:
1.) KAP Price Waterhouse Coopers, yang berafiliasi dengan KAP
Haryanto Sahari dan rekan.
2.) KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang berafiliasi dengan Omsan,
Ramli, Satrio dan rekan.
3.) KAP Ernst and Young, yang berafiliasi dengan KAP Purwantono,
Sarwoko dan Sandjaja.
4.) KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang berafiliasi
dengan KAP Siddharta, Siddharta dan Widjaja.
The Big Four merupakan empat kantor akuntan publik berskala
internasional yang terbesar saat ini, yang menangani sebagaian besar
audit bagi perusahaan, baik terbuka (publik) maupun tertutup (private).
KAP The Big 4 sudah ada sejak tahun 2001. Dahulu, kelompok ini
dikenal dengan “delapan besar” yang kemudian dikurangi menjadi
“Big Five” oleh serangkaian merger. Lalu dari “Big Five” menjadi

22
Universitas Sumatera Utara

“Big Four” disusul dengan kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur
Andersen, yang mengaudit laporan keuangan Enron. Masing-masing
KAP ini berasal dari berbagai negara di dunia. KAP Ernst & Young
didirikian oleh seorang akuntan dari Scotlandia. Pricewaterhouse
Coopers dan Deloitte berasal dari Inggris. KPMG berasal dari Belgia
dan Belanda yang merupakan gabungan dari dua kantor akuntan besar.
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu
perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu. Ukuran
perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain total aset,
log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pengukuran yang
menggunakan

total

aset

sebagai

proksi

ukuran

perusahaan

mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan
dengan nilai pasar dan penjualan.
Perusahaan yang memiliki total aset yang lebih besar menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki arus kas yang positif dan dianggap
memiliki proyek yang baik dalam jangka waktu panjang dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki total aset yang lebih kecil.
e. Sanksi BEI
PT Bursa Efek Jakarta merupakan perseroan yang berkedudukan di
Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai pihak
yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli Efek

23
Universitas Sumatera Utara

pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara
mereka, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Pengenaan

sanksi

untuk

keterlambatan

penyampaian

Laporan

Keuangan sebagaimana yang tercatat di dalam Peraturan Nomor 1-E
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan adalah sebagai berikut :
1) Peringatan tertulis 1, atas keterlambatan penyampaian Laporan
Keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak
lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan.
2) Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari
kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan
Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban
penyampaian Laporan Keuangan.
3) Peringatan

tertulis

III

dan

tambahan

denda

sebesar

Rp

150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari
kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas
waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap
tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana
dimaksud dalam Peringatan tertulis II di atas.
4) Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas
waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap
tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan

24
Universitas Sumatera Utara

atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan
namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda
sebagaimana dimaksud dalam Peringatan tertulis II dan Peringatan
tertulis III di atas.
5) Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila
Perusahaan Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan
membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Peringatan tertulis
II dan Peringatan tertulis III di atas.
2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan

waktu pelaporan keuangan yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti

Judul Penelitian

Christina Dwi
Astuti
(2007)

Faktor-faktor
yang berpengaruh
terhadap
ketepatan waktu
pelaporan
keuangan

Variabel Penelitian
-

Reputasi
auditor
Opini auditor
Ukuran
perusahaan
Ketepatan
waktu
pelaporan

Hasil Penelitian
Reputasi auditor,
opini auditor dan
ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
ketepatan waktu
pelaporan
keuangan

25
Universitas Sumatera Utara

Asli Gunduzay
Turel
(2010)

Yan Christin Br
Sembiring
(2010)

Iffani Dinita
(2011)

Timeliness of
Financial
Reporting in
Emerging Capital
Markets:
Evidence from
Turkey

Analisis Faktorfaktor yang
Berpengaruh
Terhadap
Ketepatan Waktu
Pelaporan
Keuangan pada
Perusahaan
Perkebunan dan
Pertambangan
yang Terdaftar di
BEI

Pengaruh Opini
Audit dan Audit
Report Lag
Terhadap
Ketepatan Waktu
Penyampaian
Laporan Keuangan
dengan Reputasi
KAP sebagai
variabel
moderating pada
Perusahaan
Manufaktur di

-

Company’s
size
Auditor’s firm
Audit opinion

Auditor’s firm
and audit opinion
are found
statistically
significant
Company’s size
is found negative
but statistically
not significant

-

Audit report
lag
Ukuran
perusahaan
Opini audit
Ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan

Ukuran
perusahaan dan
audit report lag
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap
ketepatan waktu
pelaporan
keuangan
Opini audit tidak
berpengaruh
terhadap
ketepatan waktu
pelaporan
keuangan

-

Opini audit
Audit report
lag
Reputasi KAP
Ketepatan
waktu
penyampaian
laporan
keuangan

Audit report lag
secara signifikan
mempengaruhi
ketepatan waktu
penyampaian
laporan keuangan
Opini audit tidak
signifikan
mempengaruhi
ketepatan waktu

26
Universitas Sumatera Utara

Bursa Efek
Indonesia (BEI)

pelaporan
keuangan
Reputasi KAP
secara simultan
dapat
memperkuat
pengaruh opini
audit dan audit
report lag
terhadap
ketepatan waktu
penyampaian
laporan keuangan

Rio Salomo
Sidauruk
(2012)

Analisis Faktorfaktor yang
Berpengaruh
terhadap
Ketepatan Waktu
Penyampaian
Laporan
Keuangan
Perusahaan
Publik Sektor
Jasa Pariwisata
yang Terdaftar di
BEI

-

Reputasi KAP
Ukuran
perusahaan
Ketepatan
waktu
penyampaian
laporan
keuangan

Reputasi KAP
memiliki
pengaruh negatif
dan tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
ketepatan waktu
penyampaian
laporan keuangan
perusahaan
Ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh positif
dan tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
ketepatan waktu
penyampaian
laporan keuangan
perusahaan

27
Universitas Sumatera Utara

Ika Enda
Sukanti (2015)

Analisis Faktorfaktor yang
mempengaruhi
Audit Timeliness
pada Perusahaan
Perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia

-

-

Hedy Kuswanto
dan
Sodikin Manaf
(2015)

Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
ketepatan waktu
penyampaian
laporan keuangan
ke publik (Studi
empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 20102013)

-

Kualitas
auditor
(Reputasi
KAP)
Audit report
lag
Ukuran
perusahaan
Audit
timeliness
(ketepatan
waktu)

Ukuran
perusahaan dan
kualitas auditor
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap audit
timeliness

Opini auditor
Ukuran
perusahaan
Reputasi KAP
Ketepatan
waktu
penyampaian
laporan
keuangan

Opini auditor
secara signifikan
berpengaruh
terhadap
ketepatan waktu
penyampaian
laporan keuangan

2.3

Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.3.1

Kerangka Konseptual

Audit report lag
berpengaruh
signifikan
terhadap audit
timeliness

Ukuran
perusahaan dan
reputasi KAP
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap
ketepatan waktu
penyampaian
laporan keuangan

Kerangka konseptual penelitian dirumuskan berdasarkan tinjauan teoritis
dan tinjauan penelitian terdahulu sebagai berikut :

28
Universitas Sumatera Utara

H1

Opini Audit (X1)
H5

Ketepatan
Waktu

H2

Audit Report Lag (X2)

Pelaporan

H6

Keuangan

H3

Reputasi KAP (X3)

(Y)
Ukuran Perusahaan (X4)

H4
H7

H8

Sanksi BEI (Z)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan hal yang penting bagi
para pemakai lapoan keuangan. Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dapat
dilihat beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Di dalam penelitian ini, variabel dependen adalah ketepatan waktu pelaporan
keuangan, sedangkan variabel independen adalah Opini Audit, Audit Report Lag,
Reputasi KAP dan Ukuran Perusahaan. Serta menggunakan variabel moderasi
yaitu Sanksi BEI di dalam penelitian ini.
Opini audit merupakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan, dalam semua hal material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan

29
Universitas Sumatera Utara

laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berlaku umum yang
dinyatakan oleh auditor.
Audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit
laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku
yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen
yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan
audit.
Reputasi KAP menunjukkan kualitas dan citra yang dimiliki oleh KAP
yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Maka dari itu,
reputasi KAP memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Apabila KAP tersebut berafiliasi dengan The Big Four maka proses pengauditan
laporan keuangan akan membutuhkan lebih sedikit waktu penyelesaiannya
daripada KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four yang mungkin akan
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pengauditan laporan keuangan
perusahaan kliennya.
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu
perusahaan yang ditentukan dengan batas tertentu yang dapat diukur dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan memproksikan pengukuran ukuran
perusahaan sebagai total aset.
Sanksi BEI yang terlampir di dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Jakarta Nomor : Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-E dan Nomor
: Kep-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-H dimana berisi peraturan

30
Universitas Sumatera Utara

tentang kewajiban penyampaian informasi dan sanksi yang diberlakukan oleh PT
BEI untuk menjaga dan menjamin keterbukaan informasi kepada publik oleh
Perusahaan Tercatat.
2.3.2

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh

karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik (Sugiyono, 2006:51).
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian
terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
2.3.2.1 Pengaruh Opini Audit terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Opini audit merupakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan, dalam semua hal material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan
laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berlaku umum yang
dinyatakan oleh auditor (Mulyadi,2002). Menurut Arens (2003) dalam Astuti
(2007) menyatakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh

31
Universitas Sumatera Utara

proses audit. Dengan demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah
didasarkan pada keyakinan professional maupun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Perusahaan pada umumnya akan melaporkan
laporan keuangannya tepat waktu apabila auditor memberikan pernyataan
unqualified opinion atas laporan keuangan yang telah diauditnya. Hal ini
dikarenakan unqualified opinion berarti good news bagi perusahaan sehingga
perusahaan cenderung mempercepat pelaporan keuangannya. Sejalan dengan hasil
penelitian Astuti (2007) yang menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan
keuangan berhubungan dengan pendapat auditor yang disebabkan karena adanya
kepedulian perusahaan terhadap opini yang diberikan oleh auditor, apabila auditor
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang
menjadi berita baik bagi perusahaan sehingga tidak terlambat dalam
menyampaikan laporan keuangannya. Penelitian Dinita (2011) yang menyatakan
bahwa opini audit tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori tersebut, hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah :
H1 : Opini audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.

32
Universitas Sumatera Utara

2.3.2.2 Pengaruh Audit Report Lag terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit
laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku
yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen
yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan
audit. Lamanya penyelesaian proses audit (ARL) akan mempengaruhi ketepatan
waktu dalam pelaporan keuangan auditan. Keterlambatan dalam publikasi laporan
keuangan juga akan berdampak pada tingkat ketidakpastian keputusan yang
didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Dengan kata lain, semakin
panjang suatu audit report lag maka akan memberikan dampak negatif pula.
Penelitian Sukanti (2015) yang menyatakan bahwa audit report lag berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan di
dalam penelitian Sembiring (2010) menyatakan audit report lag berpengaruh
negatif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori tersebut, hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah :
H2 : Audit Report Lag berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.

33
Universitas Sumatera Utara

2.3.2.3 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Di dalam penyampaian laporan keuangan kepada publik, perusahaan
hendaknya menggunakan jasa dari KAP yang memiliki reputasi yang baik agar
informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dapat dipercaya dan
akurat. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan menggunakan jasa dari KAP yang
berafiliasi dengan KAP Big Four. Menurut Turel (2010) perusahaan yang
menggunakan jasa dari KAP besar cenderung memiliki waktu pengauditan yang
lebih sedikit dibandingkan dengan KAP kecil. Hal ini dikarenakan KAP besar
memiliki fleksibilitas yang bagus dan mampu mengaudit secara efisien jadi proses
pelaporannya cenderung tepat waktu. Akan tetapi, efek negatif dari perusahaan
yang menggunakan jasa dari KAP besar yaitu KAP besar cenderung memiliki
klien yang lebih banyak dibandingkan dengan KAP kecil sehingga ada
kemungkinan proses pengauditan oleh KAP besar bisa terlambat (tidak tepat
waktu) apabila dibandingkan dengan KAP kecil yang cenderung memiliki klien
yang jumlahnya lebih sedikit. Di dalam hasil penelitiannya, reputasi KAP terbukti
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Sama dengan hasil penelitian Astuti (2007) menyatakan bahwa reputasi auditor
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Berbeda
dengan hasil penelitian Sidauruk (2012) menyatakan bahwa reputasi KAP tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

34
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori tersebut, hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah :
H3 : Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
2.3.2.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu
perusahaan yang ditentukan dengan batas tertentu yang dapat diukur dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan memproksikan pengukuran ukuran
perusahaan sebagai total aset. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa
besar informasi yang terdapat didalamnya serta mencerminkan kesadaran pihak
manajemen akan pentingnya informasi yang terdapat didalamnya bagi pihak
eksternal maupun internal dari suatu perusahaan. Perusahaan besar cenderung
menyajikan laporan keuangannya lebih tepat waktu apabila dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Di dalam penelitian Astuti (2007) dan Sidauruk (2012)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Namun penelitian Turel (2010) dan Kuswanto dan Manaf
(2015) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori tersebut, hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah :

35
Universitas Sumatera Utara

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
2.3.2.5 Pengaruh Sanksi BEI, opini audit dengan Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
Di dalam Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian
Informasi Lampiran III.1.9 dan Lampiran III.1.10 dalam hal Laporan Keuangan
Auditan Perusahaan Tercatat apabila memperoleh opini Wajar Dengan
Pengecualian dan opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) atau opini
Tidak Wajar (Adverse) dari Akuntan Publik, maka pada saat menyampaikan
Laporan Keuangan pada BEI dan pada saat mengiklankan Laporan Keuangan di
surat kabar, Perusahaan Tercatat wajib menyampaikan penjelasan secara tertulis
kepada BEI sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam peraturan tersebut.
Apabila perusahaan yang mendapat opini tersebut di dalam Laporan Auditor
Independennya cenderung tidak melaksanakan peraturan tersebut dengan cepat
maka nantinya perusahaan akan telat dalam menyampaikan laporan keuangannya
karena batas waktu penyampaian laporan keuangan yang ditetapkan sudah
berakhir.
Berdasarkan teori tersebut, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah :
H5 : Sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara opini audit terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2.3.2.6 Pengaruh Sanksi BEI, audit report lag dengan Ketepatan Waktu

36
Universitas Sumatera Utara

Pelaporan Keuangan
Di dalam Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian
Informasi Lampiran III.1.6.2 mengatakan bahwa Laporan Keuangan Tahunan
harus disampaikan dalam bentuk Laporan Keuangan Auditan, selambat-lambatnya
pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan. Ini berarti
perusahaan tercatat harus menyampaikan laporannya secara tepat waktu dalam
kurun waktu 90 hari apabila tidak menyampaikannya sebelum kurun waktu yang
sudah ditentukan maka perusahaan akan memiliki audit report lag dikarenakan
keterlambatan perusahaan dalam pelaporannya.
Berdasarkan teori tersebut, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah :
H6 : Sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara audit report lag terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2.3.2.7 Pengaruh Sanksi BEI, reputasi KAP dengan Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
Di dalam Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian
Informasi Lampiran IV.9.4 mengatakan bahwa perusahaan tercatat wajib
melaporkan kepada BEI selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah terjadinya
penunjukkan atau penggantian akuntan publik berikut penyebab penggantiannya.
Dengan kata lain apabila perusahaan tercatat mengalami pergantian auditor maka
harus melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Perusahaan yang mengganti
auditornya apabila dari KAP kecil ke KAP besar atau sebaliknya akan

37
Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangannya dikarenakan
auditor baru masih membutuhkan banyak waktu dalam mempelajari dan mengenal
klien barunya sehingga memungkinkan adanya keterlambatan dalam melaporkan
laporan keuangan perusahaan kliennya tersebut.
Berdasarkan teori tersebut, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah :
H7 : Sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara reputasi KAP terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2.3.2.8 Pengaruh Sanksi BEI, ukuran perusahaan dengan Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
Perusahaan besar cenderung menyajikan laporan keuangannya lebih tepat
waktu apabila dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan publik
menaruh kepercayaan tinggi pada perusahaan besar serta perusahaan besar
cenderung memiliki kondisi keuangan yang cukup stabil. Di samping itu,
perusahaan besar cenderung mendapat banyak tekanan dari analisis media untuk
menyampaikan informasi keuangannya secara lebih tepat waktu dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain, apabila perusahaan yang tepat waktu
menyampaikan laporan keuangannya maka tidak akan melanggar sanksi BEI yang
berlaku di dalam Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian
Informasi, begitu juga sebaliknya apabila perusahaan yang tidak tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya maka otomatis perusahaan tersebut
telah melanggar sanksi BEI yang berlaku.

38
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan teori tersebut, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah :
H8 : Sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

39
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 7 73

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 130

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Sektor Finance Di Bursa Efek Indonesia Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating

0 0 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20