Makalah Jembatan - Makalah

PEM BAN GUN AN I N FRASTRUKTUR JALAN D AN JEM BATAN

I.

Pe n da h u lua n
I nfrast r ukt ur m em egang peranan pent ing sebagai salah sat u roda
penggerak pert um buhan ekonom i dan pem bangunan. Keberadaan infrast rukt ur
yang m em adai sangat diperlukan sepert i halnya infr ast rukt ur j alan dan
j em bat an. Ket erbat asan pem bangunan infr ast rukt ur j alan dan j em bat an,
m enyebabkan m elam bat nya laj u invest asi.
Tahun 2008, Pem erint ah m encurahkan perhat ian lebih pada
pem bangunan infrast rukt ur j alan dan j em bat an dem i m engej ar t arget
pert um buhan 6,8% , m endorong laj u invest asi, dan m enggerakkan sekt or riil.
Anggaran yang dikeluarkan pun m em bengkak hingga puluhan persen dari
t ahun sebelum nya. Pem erint ah m engalokasikan anggaran bagi Depart em en PU
sebesar Rp 35,6 t riliun at au naik 41,4% dibandingkan dengan perkiraan
realisasi dalam Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara- Perubahan ( APBN- P)
t ahun 2007. Anggaran t ersebut akan dim anfaat kan unt uk program peningkat an
dan pem bangunan j alan. Sasaran peningkat an pem bangunan j alan di
ant aranya Lint as Pulau Sum at era, Jawa, Kalim ant an, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua sebesar Rp 15,5 t riliun. Kem udian, program

rehabilit asi dan pem eliharaan dengan anggaran Rp 3,1 t riliun yang dit uj ukan
bagi sekit ar 30.000 kilom et er j alan nasional dan 50.500 m et er j em bat an di
seluruh provinsi di I ndonesia 1 . Sedangkan unt uk Tahun Anggaran 2009, alokasi
DAK bidang infrast rukt ur m encapai Rp 7,2 t riliun, m engalam i kenaikan sebesar
7,6 persen dibandingkan dengan alokasi t ahun lalu yakni Rp 6,7 t riliun. Tiga
bidang yang t ercakup di dalam sekt or infrast rukt ur yait u bidang infr ast rukt ur
j alan m endapat kan porsi paling besar yakni Rp 4,5 t riliun, infrast r ukt ur ir igasi
sebesar Rp 1,6 t riliun dan infrast rukt ur air m inum sert a sanit asi sebesar Rp 1,1
t riliun 2 .

II.

Pe m ba ha sa n
De fin isi Ja la n da n Je m ba t a n
Pasal 1 angka 4 UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan, m em berikan
definisi m engenai Ja la n yait u prasarana t r ansport asi darat yang m eliput i
segala bagian j alan, t erm asuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperunt ukkan bagi lalu lint as, yang berada pada perm ukaan t anah, di at as

1


2

Sum ber: ht t p: / / ww w.m adani- ri.com / 2008/ 01/ 24/ out look- pem bangunan- infrast rukt ur- 2008m engguyur- dana- m enggapai- asa/
Sum ber: ht t p: / / ww w.pu.go.id

Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

1

perm ukaan t anah, di bawah perm ukaan t anah dan/ at au air, sert a di at as
perm ukaan air, kecuali j alan keret a api, j alan lori, dan j alan kabel.
Adapun definisi Je m ba t a n secara um um adalah suat u Konst ruksi
yang dibangun unt uk m elewat kan suat u m assa at au t raffic lewat at as suat u
penghalang at au rint angan sepert i sungai, rel keret a api at aupun j alan raya 3 .
Penj elasan Pasal 86 ayat ( 3) PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan m enyebut kan
bahwa yang dim aksud dengan “ j em bat an” adalah j alan yang t erlet ak di at as
perm ukaan air dan/ at au di at as perm ukaan t anah.
W e w e n a ng Pe n ye len gga r a a n
Penguasaan infrast rukt ur berupa j alan dan j em bat an berada pada

Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah yang dalam penyelenggaraan dilim pahkan
dan/ at au diserahkan kepada inst ansi- inst ansi di daerah at au diserahkan kepada
badan usaha at au perorangan. Pelim pahan dan/ at au penyerahan wewenang
penyelenggaraan j alan dan j em bat an t idak m elepas t anggung j awab
pem erint ah.
Adanya ot onom i daerah, m aka penyelenggaraan j alan dan j em bat an
dipisahkan berdasarkan kewenangannya sebagaim ana diat ur m enurut Pasal 14,
Pasal 15 dan Pasal 16 UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan, yait u :
1. Wewenang
Pem erint ah
dalam
penyelenggaraan
j alan
m eliput i
penyelenggaraan j alan secara um um dan penyelenggaraan j alan nasional
[ Pasal 14 ayat ( 1) ] ;
2. Wewenang pem erint ah provinsi dalam penyelenggaraan j alan m eliput i
penyelenggaraan j alan provinsi [ Pasal 15 ayat ( 1) ] ;
3. Wewenang pem erint ah kabupat en dalam penyelenggaraan j alan m eliput i
penyelenggaraan j alan kabupat en dan j alan desa [ Pasal 16 ayat ( 1) ] ;

4. Wewenang pem erint ah kot a dalam penyelenggaraan j alan m eliput i
penyelenggaraan j alan kot a [ Pasal 16 ayat ( 2) ] .
An gga r a n Pe m ba ngun a n
Penyelenggaraan j alan m enj adi t anggung j awab Pem erint ah pusat dan
Pem erint ah Daerah, oleh karenanya m em punyai kewaj iban unt uk m engat ur,
m em bina, m em bangun, dan m engawasi j alan dan j em bat an. Dalam upaya
unt uk m em bangun j alan dan j em bat an secara um um , Pem erint ah dan
Pem erint ah Daerah m elakukan kegiat an pem rogram an dan penganggaran,
perencanaan t eknis, pelaksanaan konst ruksi, sert a pengoperasian dan
pem eliharaan j alan ( t erm asuk j em bat an) .
Anggaran pem bangunan j alan dan j em bat an bersum ber dari
APBN/ APBD sebagaim ana diat ur dalam UU t ent ang Anggaran Pendapat an
Belanj a Negara, UU t ent ang Perim bangan Keuangan Ant ara Pem erint ah Pusat
dan Pem erint ah Daerah, sert a PP t ent ang Dana Perim bangan. Dana
pem bangunan t ersebut diperoleh dari penerim aan negara/ daerah m aupun dari
pinj am an at au hibah luar negeri.

3

sum ber : ht t p: / / id.wikipedia.org/ wiki/ Jem bat an


Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

2

Pem erint ah Pusat m engalokasikan APBN di bidang infrast rukt ur
khususnya j alan dan j em bat an, baik unt uk pem bangunan, peningkat an
m aupun pem eliharaan ke dalam anggaran Depart em en Pekerj aan Um um .
Unt uk Pem erint ah Daerah, dana unt uk pem bangunan j alan dan j em bat an
dialokasikan dalam APBD m asing- m asing daerah, hal t ersebut sebagaim ana
diat ur dalam Pasal 85 ayat ( 1) PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan yait u
bahwa:
“ Penganggaran dalam rangka pelaksanaan program penanganan j aringan j alan
m erupakan kegiat an pengalokasian dana yang diperlukan unt uk m ewuj udkan
sasaran program ” .

Nam un
j ika
Pem erint ah
Daerah

t idak
m am pu
m em biayai
pem bangunan j alan secara keseluruhan m aka Pem erint ah Pusat akan
m em bant u, sebagaim ana diat ur dalam Pasal 85 ayat ( 2) dan ( 3) PP No. 34
Tahun 2006 yang m enyebut kan :
( 2) “ Dalam hal pem erint ah daerah belum m am pu m em biayai pem bangunan j alan
yang m enj adi t anggung j awabnya secara keseluruhan, Pem erint ah dapat
m em bant u sesuai dengan perat uran perundang- undangan.
( 3) Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a cara dan persyarat an pem berian
bant uan pem biayaan kepada pem erint ah daerah sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 2) diat ur dalam Perat uran Ment eri” .

Unt uk m em bant u Pem erint ah Daerah dalam rangka pem bangunan,
peningkat an dan pem elihar aan j alan dan j em bat an, m aka Pem erint ah Pusat
m em berikan bant uan pem biayaan yang diberikan m elalui Dana Alokasi Khusus
( DAK) bidang I nfrast rukt ur at aupun Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi
Bidang I nfr ast rukt ur. Dana Alokasi Khusus ( DAK) m erupakan j enis t ransfer
dana perim bangan dari pem erint ah pusat kepada daerah yang bersifat spesific
grant ( bant uan spesifik) . DAK bidang I nfrast rukt ur at aupun DAK Non Reboisasi

bidang I nfr ast rukt ur ini, penet apan alokasi dan pedom an um um nya diat ur
dengan Perat uran Ment eri Keuangan ( m isal : PMK No. 128/ PMK.07/ 2006
t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus TA 2007 dan PMK No. 142/ PMK.07/ 2007 t ent ang Penet apan Alokasi
dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2008)
Dari sisi t eknis, penggunaan/ pem anfaat annya DAK diat ur dalam
Perat uran/ Keput usan Ment eri Pekerj aan Um um ( m isal : Perat uran Ment eri PU
No. 39/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pet unj uk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang I nfr ast rukt ur Tahun 2007 dan Perat uran Ment eri PU No. 42/ PRT/ M/ 2007
t ent ang Pet unj uk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang I nfrast rukt ur
Tahun 2008) . DAK dialokasikan unt uk pem elihar aan berkala j alan sebesar
m inim al 70% danpeningkat an j alan sebesar m aksim al 30% . Kegiat an
pem eliharaan rut in j alan dan pem bangunan j alan t idak dapat dibiayai dengan
DAK. DAK infrast rukt ur j alan t erut am a dialokasikan unt uk kegiat an
pem eliharaan berkala j alan dan peningkat an prasarana j alan dan j em bat an
pada ruas- r uas j alan yang secara resm i berst at us j alan kabupat en/ kot a. Unt uk
pem anfaat an DAK, Ment eri PU m em bent uk Tim Koordinasi dan Tim Teknis
t ingkat depart em en, dan depart em en m enyediakan biaya khusus unt uk
kegiat an operasional t im - t im t ersebut . Di t ingkat provinsi, gubernur j uga


Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

3

m em bent uk t im penyelenggara yang t erdiri dari unsur Bappeda, dinas t eknis
t erkait , dan sat uan kerj a pusat di daerah ( Perencanaan dan Pengawasan Jalan
dan Jem bat an–P2JJ) . Unt uk m elaksanakan kegiat an di t ingkat kabupat en/ kot a
yang didanai oleh DAK, bupat i/ walikot a m em bent uk t im penyelenggara yang
t erdiri dari unsur Bappeda dan dinas t erkait . Kepala SKPD yang m em bidangi
urusan j alan bert anggung j awab secara fisik dan keuangan at as pelaksanaan
kegiat an yang dibiayai dengan DAK.
Dalam Perat uran Ment eri PU di at as, t erdapat pasal t ent ang sanksi
bagi penyelenggara DAK yang t idak m elaksanakan t ugasnya sesuai dengan
Perat uran Ment eri PU ini dalam bent uk penilaian kinerj a yang akan dit uangkan
dalam laporan m ent eri kepada Menkeu, Meneg PPN, Mendagri, dan DPR. Unt uk
m em berikan penilaian yang dim aksud m ent eri m em erlukan laporan
pelaksanaan kegiat an DAK set iap daerah penerim a. Pelaporan pelaksanaan
kegiat an DAK dilakukan secara berj enj ang oleh kepala SKPD, kepala daerah,
dan m ent eri. Dalam Pasal 102 UU No. 33 Tahun 2004, m em beri kewenangan
kepada Menkeu unt uk m em berikan sanksi berupa penundaan penyaluran dana

perim bangan, t erm asuk DAK, kepada daerah yang t idak m enyam paikan
inform asi. Hal ini kem ungkinan akan berakibat bahwa set iap penundaan
penyaluran dana ke daerah berdam pak pada t erham bat nya perekonom ian
rakyat di daerah.
Pe m ba ngun a n Ja la n da n Je m ba t a n
Dalam
rangka
pem bangunan
j alan
dan
j em bat an,
m aka
penyelenggara harus m em perhat ikan UU No. 18 Tahun 1999 t ent ang Jasa
Konst ruksi, UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan, PP No. 29 Tahun 2000
t ent ang Penyelenggaraan Jasa Konst ruksi, PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang
Jalan, dan Keppres No. 80 Tahun 2003 t ent ang Pedom an Pelaksanaan
Pengadaan barang/ Jasa Pem erint ah, dan perat uran t eknis lainnya yang t erkait
langsung dalam penyelenggaraan pem bangunan j alan dan j em bat an.
Nam un dengan banyaknya kerusakan j alan dan j em bat an ham pir pada
sebagian besar daerah di I ndonesia, Pem erint ah dianggap gagal m em bangun

j alan dan j em bat an sesuai st andar t eknisnya. Unt uk it u, perlu segera dilakukan
engineering audit t erhadap penyelenggara j alan. Kerusakan st rukt ural j alan
dipengaruhi t iga fakt or pent ing, yait u: Pert am a, kendaraan berat dengan
m uat an lebih ( overloading) ; Kedua, kondisi drainase perm ukaan j alan; dan
Ket iga, m ut u pelaksanaan konst ruksi j alan.
Fakt or lain yang t idak kalah pent ing adalah m ut u pelaksanaan
konst ruksi j alan. Mulyono ( 2008) m enyim pulkan ada lim a aspek t eknis yang
m em engaruhi m ut u pelaksanaan, yait u: Pert am a, ket epat an pem ilihan
m at erial; Kedua, ket epat an kualit as peralat an lapangan; Ket iga, ket epat an
penguj ian m ut u; Keem pat , ket epat an disain; Kelim a, kom pet ensi pelaksana di
lapangan. Fakt a lapangan m enunj ukkan ket idakt epat an pelaksanaan yang
t erj adi karena lem ahnya pengendalian aspek m ikro oleh kont rakt or dan
pengawas4 .

4

I bid.

Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m


4

Salah sat u kendala yang sering diungkapkan penyelenggara j alan
adalah ket ent uan Keppres No. 80 Tahun 2003, yang m ensyarat kan t ender
t erbuka sehingga m em erlukan j eda wakt u dalam t ender penanganan j alan.
langkah unt uk m engant isipasi kendala t ersebut dapat dilak ukan dengan :
1. Melakukan kont rak m ult i t ahun berbasis kinerj a ( perform ance based
cont ract ) kepada kont rakt or, sehingga t idak ada alasan unt uk t idak segera
m em perbaiki kerusakan j alan dalam j angka wakt u t erkont rak.
2. Melakukan audit m ut u konst ruksi j alan, audit sist em drainase dan t at a air
penunj ang, sert a audit beban m uat an lebih angkut an barang.
3. Kont rak berbasis kinerj a dapat j uga dilakukan dengan
pengelolaan j em bat an t im bang dengan pem eliharaan j alan 5 .

m em bundel

4. Melakukan engineering audit t erhadap j alan dan j em bat an yang t elah
selesai
dibangun
dan
diperbaiki,
sehingga
apabila
dit em ukan
penyelewengan dapat segera dit indak. Engineering audit t ersebut m eliput i
proses konst ruksi, perencanaan, pelaksanaan, konsult an, proses t ender,
pengawas, hingga proses penyerahan dari kont rakt or ke penyelenggara
j alan saat perbaikan j alan dinyat akan selesai.
Be be r a pa Pe r a t ur a n Ya ng Ter k a it D e nga n Pe m ba n gu na n Ja la n da n
Je m ba t a n
Anggaran
1. UU t ent ang Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara ( APBN) dan UU
t ent ang Perubahan APBN ( APBN- P) ;
2. UU No. 33 Tahun 2004 t ent ang Perim bangan Keuangan Ant ara Pem erint ah
Pusat dan Pem erint ah Daerah;
3. PP No. 55 Tahun 2005 t ent ang Dana Perim bangan;
4. PP No. 2 Tahun 2006 t ent ang Tat a Cara Pengadaan Pinj am an dan/ At au
Penerim aan Hibah Sert a Penerusan Pinj am an Dan/ At au Hibah Luar Negeri;
5. Keppres No. 42 Tahun 2002 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Anggaran
Pendapat an dan Belanj a Negara sebagaim ana t elah diubah dengan Keppres
No. 72 Tahun 2004;
6. Perat uran Ment eri Keuangan ( PMK) No. 119/ PMK.05/ 2006 t ent ang Tat a
Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pengelolaan Dana Dukungan I nfrast rukt ur
sebagaim ana t elah diubah dengan PMK No. 136/ PMK.05/ 2006;
7. PMK t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana
Alokasi Khusus, ant ara lain :
a. PMK No. 128/ PMK.07/ 2006 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an
Um um Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2007;
b. PMK No. 142/ PMK.07/ 2007 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an
Um um Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2008;
c. PMK No. 171.1/ PMK.07/ 2008 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an
Um um Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2009.
5

I bid.

Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

5

8. Perat uran/ Keput usan
Ment eri
Pekerj aan
Um um
( PU)
Pem anfaat an/ Penggunaan Dana Alokasi Khusus, ant ara lain :

t ent ang

d. Keput usan Ment eri PU No. 63/ KPTS/ M/ 2004 t ent ang Pet unj uk Teknis
Pem anfaat an Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang
I nfrast r ukt ur Tahun 2004;
e. Keput usan Ment eri PU No. 607/ KPTS/ M/ 2005 t ent ang Pet unj uk Teknis
Pem anfaat an Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang
I nfrast r ukt ur Tahun 2006;
f.

Perat uran Ment eri PU No. 39/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pet unj uk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang I nfrast rukt ur Tahun 2007;

g. Perat uran Ment eri PU No. 42/ PRT/ M/ 2007 t ent ang Pet unj uk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang I nfrast rukt ur.
9. Perat uran Ment eri PU No. 18/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pet unj uk Teknis
Pengendalian Pinj am an Dan/ At au Hibah Luar Negeri Bidang Pekerj aan
Um um .
Penyelenggaraan
1. UU No. 18 Tahun 1999 t ent ang Jasa Konst ruksi;
2. UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan;
3. PP No. 28 Tahun 2000 t ent ang Usaha Dan Peran Masyarakat
Konst ruksi;

Jasa

4. PP No. 29 Tahun 2000 t ent ang Penyelenggaraan Jasa Konst ruksi;
5. PP No. 30
Konst ruksi;

Tahun

2000

t ent ang

Penyelenggaraan

Pem binaan

Jasa

6. PP No. 15 Tahun 2005 t ent ang Jalan Tol;
7. PP No. 6 Tahun 2006 t ent ang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah;
8. PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan;
9. Keppres No.
Pert anahan;

34 Tahun

2003

t ent ang Kebij akan

Nasional Di Bidang

10. Keppres No. 80 Tahun 2003 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Pengadaan
Barang/ Jasa Pem erint ah, sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir
dengan Perpres No. 95 Tahun 2007;
11. Perpres No. 36 Tahun 2005 t ent ang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pem bangunan Unt uk Kepent ingan Um um , sebagaim ana t elah diubah
dengan Perpres No. 65 Tahun 2006;
12. Perat uran Ment eri PU No. 78/ PRT/ M/ 2005 t ent ang Leger Jalan, Form at
Leger, Cat at an Hasil Leger, Hasil Leger, Cont oh Kart u Leger;
13. Perat uran Ment eri PU No. 207/ PRT/ M/ 2005 t ent ang Pedom an Pengadaan
Jasa Konst ruksi Pem erint ah Secara Elekt ronik;
14. Perat uran Ment eri PU No. 295/ PRT/ M/ 2005 t ent ang Badan Pengat ur Jalan
Tol;

Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

6

15. Perat uran Ment eri PU No. 392/ PRT/ M/ 2005 t ent ang St andar Pelayanan
Minim al Jalan Tol;
16. Perat uran Ment eri PU No. 603/ PRT/ M/ 2005 t ent ang Pedom an Um um Sist em
Pengendalian Manaj em en Penyelenggaraan Pem bangunan Prasarana Dan
Sarana Bidang Pekerj aan Um um ;
17. Perat uran Ment eri PU No. 22/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pengam anan
Perkuat an Hak At as Tanah Depart em en Pekerj aan Um um ;

dan

18. Perat uran Ment eri PU No. 28/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Perizinan Perwakilan
Badan Usaha Jasa Konst ruksi Asing;
19. Perat uran Ment eri PU No. 32/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pet unj uk Teknis
Dokum en Pem asukan Barang dan/ at au Peralat an Dalam Rangka Bant uan
Pinj am an dan/ at au Hibah Luar Negeri Dilingkungan Depart em en Pekerj aan
Um um ;
20. Perat uran Ment eri PU No. 37/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pedom an Pelaksanaan
Kegiat an Bidang Pekerj aan Um um Yang Merupakan Kewenangan
Pem erint ah Dan Dilaksanakan Sendiri Tahun 2007;
21. Perat uran Ment eri PU No. 38/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pedom an Pelaksanaan
Kegiat an Bidang Pekerj aan Um um Yang Merupakan Kewenangan
Pem erint ah Dan Dilaksanakan Melalui Dekonsent rasi Dan Tugas
Pem bent ukan Tahun 2007;
22. Perat uran Ment eri PU No. 43/ PRT/ M/ 2007 t ent ang St andar dan Pedom an
Pengadaan Jasa Konst r uksi;
23. Perat uran Ment eri PU No. 02/ PRT/ M/ 2008 t ent ang Pedom an Pelaksanaan
Kegiat an Depart em en Pekerj aan Um um yang m erupakan Kewenangan
Pem erint ah dan Dilaksanakan sendiri;
24. Perat uran Ment eri PU No. 03/ PRT/ M/ 2008 t ent ang Pedom an Pelaksanaan
Kegiat an Depart em en Pekerj aan Um um yang m erupakan Kewenangan
Pem erint ah
dan
Dilaksanakan
m elalui Dekonsent rasi dan
Tugas
Pem bant uan;
25. Keput usan Ment eri PU No. 339/ KPTS/ M/ 2003 t ent ang Pet unj uk Pelaksanaan
Pengadaan Jasa Konst r uksi Oleh I nst ansi Pem erint ah;
26. Keput usan Ment eri PU No. 257/ KPTS/ M/ 2004 t ent ang St andar dan Pedom an
Pengadaan Jasa Konst r uksi;
27. Keput usan Ment eri PU No. 16/ KPTS/ KE/ 2004 t ent ang Sist em Manaj em en
Mut u Konst ruksi Bagi Badan Usaha Pelaksana Konst ruksi Golongan Kecil;
28. Keput usan
Ment eri PU No.
349/ KPTS/ M/ 2004
t ent ang
Pedom an
Penyelenggaraan Kont rak Jasa Pelaksanaan Konst ruksi ( Pem borongan) ;
29. Keput usan Ment eri PU No. 362/ KPTS/ M/ 2004 t ent ang Sist em Manaj em en
Mut u Konst ruksi Depart em en Perm ukim an Dan Prasarana Wilayah;
30. Keput usan Ment eri PU No. 369/ KPTS/ M/ 2005 t ent ang Rencana Um um
Jar ingan Jalan Nasional;

Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

7

31. Surat Edaran Ment eri PU No. 03/ SE/ I J/ 2006 t ent ang Tat a Cara Pem eriksaan
Pem ilihan Penyedia Jasa Pelaksanaan Konst ruksi/ Pem borongan dan Jasa
Konsult ansi Konst ruksi t ert ent u;
32. Surat Edaran Ment eri PU No. 12.1/ SE/ M/ 2006 t ent ang Pelaksanaan
Pem ilihan Pengadaan Barang/ Jasa Pem erint ah sebelum dokum en anggaran
disahkan;
33. Surat Edaran Ment eri PU No. 13/ SE/ M/ 2006 t ent ang Persyarat an
Perusahaan Asing dalam Mengikut i Proses Pengadaan Barang/ Jasa di
I ndonesia;
34. Surat Edaran Ment eri PU No. 59/ SE/ M/ 2006 t ent ang Prosedur Perizinan
Penyewaan Tanah Depart em en Pekerj aan Um um ;
35. Surat Edaran Ment eri PU No. 01/ SE/ M/ 2007 t ent ang Pendapat Ahli Hukum
Kont rak
unt uk
Kont rak
Pekerj aan
Barang/ Jasa
bernilai
diat as
Rp.50.000.000.000,00 ( Lim a Puluh Milliar Rupiah) .

I I I . Pe n ut up
Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah sebagai penyelenggara j alan
sebagaim ana diam anat kan Pasal 13 UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan
m em punyai kewaj iban waj ib m em riorit askan pem eliharaan, perawat an dan
pem eriksaan j alan secara berkala unt uk m em pert ahankan t ingkat pelayanan
j alan sesuai dengan st andar pelayanan m inim al yang dit et apkan. Pem biayaan
pem bangunan j alan um um dan j em bat an m enj adi t anggung j awab Pem erint ah
dan/ at au pem erint ah daerah. Unt uk m engat asi kendala yang dihadapi dalam
pem bangunan j alan dan j em bat an:
1. Pem erint ah pusat dapat m em bant u sesuai dengan perat uran perundangundangan, bant uan pem biayaan yang diberikan m elalui Dana Alokasi
Khusus ( DAK) bidang I nfrast rukt ur at aupun Dana Alokasi Khusus Non Dana
Reboisasi Bidang I nfrast rukt ur. Dana Alokasi Khusus ( DAK) m erupakan
j enis t ransfer dana perim bangan dari pem erint ah pusat kepada daerah yang
bersifat spesific grant ( bant uan spesifik) .
2. Dalam perencanaan t eknis, pem rogram an dan penganggaran, pengadaan
lahan, sert a pelaksanaan konst ruksi j alan, pengoperasian dan pem eliharaan
j alan sert a pengem bangan dan pengelolaan sist em m anaj em en j alan sert a
j em bat an, Penyelenggara Jalan ( Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah) harus
m em perhat ikan dan m engacu pada UU No. 18 Tahun 1999 t ent ang Jasa
Konst ruksi, UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan, PP No. 29 Tahun 2000
t ent ang Penyelenggaraan Jasa Konst ruksi, PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang
Jalan, dan Keppres No. 80 Tahun 2003 t ent ang Pedom an Pelaksanaan
Pengadaan Barang/ Jasa Pem erint ah, dan perat uran t eknis lainnya yang
t erkait langsung dalam penyelenggaraan pem bangunan j alan ( t erm asuk
j em bat an) .

Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

8

3. Engineering audit ( audit t ehnik) m eliput i proses konst ruksi, perencanaan,
pelaksanaan, konsult an, proses t ender, pengawas, hingga proses
penyerahan dari kont r akt or ke penyelenggara j alan saat perbaikan j alan
dinyat akan selesai.

Re fe r en si :
1. UU No. 18 Tahun 1999 t ent ang Jasa Konst ruksi;
2. UU No. 33 Tahun 2004 t ent ang Perim bangan Keuangan Ant ara Pem erint ah Pusat dan
Pem erint ah Daerah;
3. UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan;
4. PP No. 29 Tahun 2000 t ent ang Penyelenggaraan Jasa Konst ruk si;
5. PP No. 55 Tahun 2005 t ent ang Dana Perim bangan;
6. PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan;
7. ht t p: / / ww w .m adani- ri.com / 2008/ 01/ 24/ out look- pem bangunan- infrast rukt ur- 2008- m engguyurdana- m enggapai- asa/ ;
8. Bam bang Susant ono & A. Taufik Mulyono, “ Jalan rusak dan good governance” , Bisnis
I ndonesia, 1 April 2008;
9. ht t p: / / id.w ik ipedia.org/ wiki/ Jem bat an;
10. ht t p: / / ww w .pu.go.id/ bapek in/ Mut u/ default _referensi.ht m ;
11. ht t p: / / www.pu.go.id, Senin 24 Novem ber 2008;
12. “ Audit Penyelenggara Jalan” , Harian Kom pas, edisi Rabu, 18 Februari 2009.

Sie I nfok u m – D it a m a Binba n gk u m

9