DETERMINAN KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DO (1)

DETERMINAN KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS
DI RSUD KABUPATEN MUNA
TAHUN 2012

Moh.Guntur Nangi 1, Fitriani

1

2

Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Mandala Waluya Kendari
2

Pegawai Negeri Sipil RSUD Kabupaten Muna

Alamat Korespondensi : Jl. Tunggala II No.24 H
Contact Person : 082385496887
Email : [email protected]

ABSTRAK


Ketidaklengkapan rekam medis dapat menyebabkan berbagai masalah mutu pelayanan dan
kepuasan pasien. Rekam medis yang lengkap dan legal mencerminkan mutu pelayanan medis
yang diberikan kepada penderita. Mutu rekam medis rawat inap di RSUD Kab.Muna belum
berjalan dengan baik karena didapatkan kelengkapan rekam medis di tahun 2011 hanya sebesar
74%. Hal ini merupakan masalah karena masih jauh dari kondisi yang diharapkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor sumber daya manusia, material,
metode dan sarana prasarana dengan ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis rawat
inap di RSUD Kab.Muna.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan Cross-Sectional study.
Sampel dalam penelitian ini adalah petugas yang berperan dalam pengisian dokumen rekam
medis rawat inap, yaitu 3 orang dokter, 62 orang perawat dan 2 orang petugas rekam medis.
Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square dan untuk melihat keeratan hubungan
menggunakan uji Phi (φ).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang berhubungan dengan ketidaklengkapan
dokumen rekam medis adalah faktor sumber daya manusia (Pvalue = 0,000), material (Pvalue =
0,049), metode (Pvalue = 0,001) dan sarana prasarana (Pvalue = 0,001) dengan interval
kepercayaan (α) 5%.
Saran yang diberikan agar adanya kebijakan yang mengatur tentang phunisment dan
reward dalam kelengkapan pengisian dokumen rekam medis, Pengetatan regulasi dalam
pelaksanaan fungsi assembling dan penerapan SOP dalam pengisian rekam medis., mengadakan

tinjauan ulang dan sosialisasi secara berkesinambungan tentang pedoman tertulis rekam medis
dan mengadakan seminar atau pelatihan mengenai manajemen risiko ketidaklengkapan rekam
medis.
Kata Kunci : Ketidaklengkapan rekam medis, Sumber daya manusia, material, metode, sarana
prasarana,RSUD Kab.Muna.

Pendahuluan
Rekam medis yang lengkap dan benar akan memudahkan informasi bagi pihak rumah
sakit. Rekam medis yang lengkap dapat digunakan bagi referensi pelayanan kesehatan,
melindungi hukum, menunjang informasi untuk quality assurance, membantu menetapkan
diagnosis, prosedur pengkodean, penggantian biaya perawatan dan untuk kepentingan penelitian.
Sedangkan rekam medis yang tidak lengkap akan menghambat penyediaan informasi

1.

.

Ketidaklengkapan dokumen rekam medis menjadi satu masalah karena rekam medis seringkali
merupakan satu-satunya catatan yang dapat memberikan informasi terinci tentang apa yang
sudah terjadi selama pasien dirawat di rumah sakit.

Manfaat rekam medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MenKes/PER/III/2008 dapat dipakai sebagai pemeliharaan kesehatan atau pengobatan
pasien, alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan
penegakan etika kedokteran gigi, keperluan pendidikan dan penelitian, dasar pembayaran biaya
pelayanan kesehatan serta data statistik kesehatan. Untuk menunjang kegunaan rekam medis
tersebut, maka rekam medis harus dibuat dengan lengkap dan tepat waktu 2. Hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Theresia,2008(3) mengenai ketidaklengkapan berkas rekam medis rawat inap
di RS.Dr H.Marzoeki Mahdi Bogor menemukan bahwa ketidaklengkapan pengisian berkas
rekam medis rawat inap karena dokter dan perawat tidak mengisi lembaran seperti resume medis,
resume keperawatan dan tidak mencantumkan nama dan tanda tangannya di lembaran ringkasan
masuk dan keluar. Serta petugas di ruangan rawat inap tidak menuliskan tanggal keluar pasien.
Hasil observasi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Muna,
menunjukkan bahwa data kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap dalam kurun
waktu tahun 2009 – 2011 belum lengkap dari target kelengkapan 100%, pada tahun 2009
kelengkapan data rekam medis hanya sebesar 63% dari 3.615 pasien, tahun 2010 kelengkapan
data rekam medis hanya 59% dari 3.520 pasien, dan tahun 2011 hanya sebesar 74% dari 3.740
pasien. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis determinan
ketidaklengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Muna.


Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan menggunakan pendekatan
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel bebas

dan terikat dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(Point time approach)4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas rumah sakit yang
dipersepsikan memiliki keterkaitan dengan dokumen pengisian rekam medis seperti dokter,
perawat dan petugas rekam medis yang bertugas mengelola dan melaksanakan kegiatan rekam
medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab.Muna. Sampel dalam penelitian ini terdiri
atas kelompok yaitu dokter, perawat dan petugas rekam medis, maka teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportional stratified random sampling. Analisis
data yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
dengan uji statistik uji Chi-Square5.
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, dan status
kepegawaian dapat dilihat pada tabel 1. Terlihat bahwa distribusi responden berjenis kelamin
perempuan lebih banyak dibandingkan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 86,6%,
berdasarkan kelompok umur 20 – 30 tahun merupakan kelompok umur terbanyak yaitu 62,7%

dan status kepegawaian responden lebih banyak yang status pegawau negeri sipil di RSUD
Kab.Muna yaitu sebanyak 77,7%.
Hubungan Sumber Daya Manusia, Material, Metode dan Sarana Prasarana dengan
ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis.

Hasil analisis hubungan sumber daya manusia, material, metode dan sarana prasarana dengan
ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis dapat dilihat pada tabel 2. Hasil analisis
hubungan sumber daya manusia dengan ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis
menunjukan bahwa ada hubungan dengan tingkat kepercayaan 95% (P Value =0,000)
Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan antara SDM terhadap ketidaklengkapan rekam medis
diperoleh nilai Phi(φ) sebesar 0,5, sehingga hubungan antara SDM terhadap ketidaklengkapan

rekam medis memiliki hubungan yang cukup. Hubungan antara material terhadap
ketidaklengkapan rekam medis di RSUD Kab.Muna dengan tingkat kepercayaan 95% (P Value =
0,049). Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan antara SDM terhadap ketidaklengkapan rekam
medis diperoleh nilai Phi(φ) sebesar 0,27 sehingga hubungan antara material terhadap
ketidaklengkapan rekam medis memiliki hubungan yang rendah. Hubungan antara metode
terhadap ketidaklengkapan rekam medis di RSUD Kab.Muna dengan tingkat kepercayaan 95%
(P Value=0,001).


Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan antara metode terhadap

ketidaklengkapan rekam medis diperoleh nilai Phi(φ) sebesar 0,4 sehingga hubungan antara
metode terhadap ketidaklengkapan rekam medis memiliki hubungan yang cukup. Hubungan
antara sarana prasarana terhadap ketidaklengkapan rekam medis di RSUD Kab.Muna dengan
tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan antara sarana prasarana
terhadap ketidaklengkapan rekam medis diperoleh nilai Phi(φ) sebesar 0,5, sehingga hubungan
antara sarana prasarana terhadap ketidaklengkapan rekam medis memiliki hubungan yang cukup.
Pembahasan
Sumberdaya Manusia Terhadap Ketidaklengkapan Rekam Medis.

Pendidikan dan pelatihan yang bersifat teknis, artinya yang langsung berkaitan dengan pekerjaan
atau tugas-tugas yang menuntut keterampilan, pendidikan dan pelatihan sangat bermanfaat
dimana hasilnya segera dapat dilihat, dirasakan, baik oleh pegawai itu sendiri, maupun oleh
rumah sakit.
Latar belakang pendidikan tenaga pelaksana sangat penting disamping pelatihan. Pendidikan
kesehatan penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain6 . Ditjen Yanmed7
menyatakan bahwa dalam melakukan kegiatan analisis rekam medis harus memperkerjakan
tenaga rekam medik berpendidikan minimal DIII Rekam Medik 4 orang, S1 Rekam Medik 2
orang dan semua staf rekam medik mempunyai STLP Rekam Medik minimal 200 jam.

Dengan alasan tersebut akan lebih baik jika staf rekam medik dalam melaksanakan tugasnya juga
mendapatkan pelatihan khusus seperti pelatihan manajemen rekam medik. Dan diharapkan
dengan adanya pelatihan tersebut dapat meningkatkan mutu dari rekam medis. Tetapi sebaiknya
tidak hanya petugas rekam medik saja yang diberi pelatihan sebaiknya dokter maupun perawat

diberikan pelatihan khusus rekam medik, agar semua pihak yang terkait mengurusi berkas rekam
medis mengerti fungsi rekam medis bagi rumah sakit.
Material Terhadap Ketidaklengkapan Rekam Medis.

Material adalah berkas rekam medis yang harus disiapkan oleh petugas rekam medis dalam
mengisi dokumen rekam medis pasien rawat inap. Material dalam penelitian ini dapat dilihat
melalui dimensi, kelengkapan rekam medis, dan Instruksi pengisian dokumen rekam medis.
Berkas rekam medis yang baik haruslah memuat informasi yang memadai dalam usaha
mendukung diagnosa dan menguatkan proses pengobatan yang dilakukan oleh pemberi layanan
serta hasil akhir dari pengobatan yang telah dilakukan. Berkas rekam medis harus memuat
informasi yang cukup dan akurat tentang identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses
pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan7.Dari hasil pengamatan
didapatkan bahwa formulir berkas rekam medis rawat inap yang digunakan sudah sesuai dengan
KepMenKes No. 749a/MENKES/SK/XI/2008 namun dalam pengembalian dokumen rekam
medisnya masih banyak yang kurang lengkap hal ini disebakan karena beberapa dokter, perawat

maupun staff rekam medis yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan rekam medis masih
kurang menyadari terhadap manfaat atau kegunaan dari dokumen rekam medis tersebut. Mereka
lebih melihat kegunaan rekam medis hanya aspek adminstrasi dan aspek medis, padahal menurut
Ditjen Yanmed kegunaan rekam medis bukan saja kedua aspek tersebut tetapi juga aspek hukum,
aspek keuangan, aspek penelitian dan aspek pendidikan.
Prinsipnya setiap rumah sakit harus menyiapkan catatan medik yang di kategorikan rekam medis
dasar antara lain, yaitu ringkasan masuk dan keluar, anamnese dan pemeriksaan fisik, lembaran
grafik, perjalanan penyakit atau perkembangan perintah dokter dan pengobatan, catatan perawat
atau bidan, hasil pemeriksan laboratorium/rontgen, dan resume keluar. Sedangkan untuk
formulir-formulir khusus, antara lain lembar konsul istimewa, laporan operasi, laporan anestesi,
riwayat kehamilan, catatan/laporan persalinan, identifikasi bayi, resume akhir dan evaluasi
pengobatan
Metode Terhadap Ketidaklengkapan Rekam Medis

Metode adalah petunjuk – petunjuk tertulis untuk memberi pedoman kepada petugas rekam
medis dalam pengisian dokumen rekam medis dan biasanya disebut SOP. Menurut Suryanti8
SOP memiliki sifat yang dinamis, sehingga sewaktu-waktu dapat berubah dan dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap
proses pelaksanaan SOP secara periodik dan melakukan revisi SOP bila diperlukan. Kebijakan
harus dinyatakan secara tertulis dan jelas serta disusun secara sistematis. Dengan adanya

kebijakan atau peraturan yang jelas maka akan memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan juga
memudahkan pengawasannya.
Sarana dan Prasarana Terhadap Ketidaklengkapan Rekam Medik

Sarana dan Prasarana adalah fasilitas kerja yang digunakan oleh petugas rekam medis dalam
menunjang kelancaran pelaksanaan pengisian dokumen rekam medis. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa, sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung pengisian rekam
medik sudah sebagian dirasa cukup. Berdasarkan pengamatan peneliti hal ini disebabkan
walaupun kondisi fisik bangunan, ventilasi dan penerangan yang baik, alat tulis kantor dan
Pendingin ruangan yang ada sudah dirasakan cukup namun peralatan penunjang kerja masih
dirasakan kurang oleh staff rekam medis seperti komputer dirasakan kurang menunjang atau
belum mencukupi, yang mengakibatkan petugas harus bergantian ketika memakainya sehingga
memperlambat pekerjaan mereka.
Menurut Ilyas (2001)9 ,salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja staf adalah kondisi fisik
ruang kerja dan fasilitas alat kerja yang memenuhi kebutuhan kerja untuk setiap staf.
Peningkatan fasilitas fisik ruang kerja diharapakan staf akan menikmati pekerjaannya dan
selanjutnya akan meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja.
Menurut Hasibuan10 dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, lingkungan fisik
dimana individu bekerja mempunyai pengaruh pada jam kerja efektif maupun sikap mereka
terhadap pekerjaan itu sendiri. Selain itu kondisi fisik juga memengaruhi karyawan dalam

menjalankan tugasnya. Kondisi fisik disini antara lain temperatur ruangan, kelembaban,
ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja, kondisi alat-alat kerja, uraian tugas
dan tanggung jawab

Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
variabel yang diteliti yaitu Sumber daya manusia, Material, metode dan sarana prasarana
terhadap kelengkapan pengisian dokumen rekam medis di RSUD Kabupaten Muna. Saran yang
diberikan agar adanya kebijakan yang mengatur tentang phunisment dan reward dalam
kelengkapan pengisian dokumen rekam medis, Pengetatan regulasi dalam pelaksanaan fungsi
assembling dan penerapan SOP dalam pengisian rekam medis., mengadakan tinjauan ulang dan

sosialisasi secara berkesinambungan tentang pedoman tertulis rekam medis dan mengadakan
seminar atau pelatihan mengenai manajemen risiko ketidaklengkapan rekam medis.

Daftar Pustaka
1. Edna K.Huffman,1994. Medical Record Management. Physicians' Record Company.
2. Depkes RI,2008. Peraturan Menteri Kesehatan No 269 tentang Rekam Medis,
Jakarta.
3. Theressia,Sally. 2008. Analisis Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Di RS

Mardzoeki Mahdi. Skripsi FKM UI,Jakarta
4. Arikunto,S 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta
5. Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. ,Bandung.
6. Soekidjo Notoadmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
7. Depkes RI, 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
Indonesia,Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
8. Ilyas, Y, 2001. Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian, Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI, Jakarta.
9. Malayu S.P Hasibuan,2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara

Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,dan
Status Kepegawaian
Karakteristik responden

Jumlah

%

Laki-laki

9

13,4

Perempuan

58

86,6

Jumlah
Kelompok Umur
20 – 30 th

67

100

42

62,7

31 - 40 th

24

35,8

>41 th

1

1,5

Jumlah

67

100

PNS

52

77,6

Honorer

15

22,4

Total

67

100,0

Jenis Kelamin

Status Pegawai

Tabel 2
Sumber Daya Manusia, Material, Metode, Sarana dan Prasarana terhadap
ketidaklengkapan dokumen rekam medis di RSUD Kab.Muna
Rekam Medis

Determinan

Lengkap

Tidak

Jumlah
P Value / Phi(φ)

Lengkap

n

%

n

%

n

%

13

86,7

2

13,3

15

100

10

19,2

42

80,8

52

100

23

34,3

44

65,7

67

100

21

42,0

29

58,0

50

100

2

11,8

15

88,2

17

100

23

34,3

44

65,7

67

100

11

73,3

4

26,7

15

100

12

23,1

40

76,9

52

100

23

34,3

44

65,7

67

100

19

48,7

39

20

Sumber Daya Manusia
Cukup
Kurang
Total

0,000/ 0,5

Material
Ada
Tidak Ada
Total

0,049/ 0,27

Metode
Ada
Tidak Ada
Total

0,001/ 0,4

Sarana Dan Prasarana
Cukup
Kurang
Total

20

51,3

3

10,7

25

89,3

28

3

23

34,3

44

65,7

67

100

0,001/ 0,5