S KOR 0900285 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
berkembang dan menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Salah satu
indikatornya adalah peningkatan prestasi atlet dayung yang mengikuti kejuaraankejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional. Hal ini terbukti dengan
adanya peningkatan baik kualitas maupun kuantitas dari peserta yang mengikuti
kejuaraan yang diselenggarakan oleh Pengcab, Pengda, dan PB PODSI.
Cabang olahraga dayung yang berkembang di Indonesia merupakan
gabungan dari tiga induk cabang olahraga, yaitu: Rowing, Canoeing, dan
Traditional Boat Race. Dalam tataran dunia internasional ketiga cabang olahraga
tersebut memiliki induk organisasi tersendiri, yaitu Federation International
Societies de Avior (FISA) untuk rowing, International Canoe Federation (ICF)

untuk canoeing dan International Dragon Boat Federation (IDBF) untuk
traditional dragon boat race. Di Indonesia ketiga cabang olahraga tersebut berdiri

di dalam satu naungan yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia
(PODSI).
Perbedaan yang sangat mendasar dari nomor-nomor di atas terlihat dari

karakteristik perahunya, cara mendayung dan posisi pendayung di perahu. Pada
nomor scull dan sweep rowing posisi pendayung duduk pada tempat duduk yang
dapat bergerak maju dan mundur, menghadap pada buritan perahu. Pada nomor
canoe canadian posisi pendayung berlutut di atas perahu menghadap ke depan

dan mendayung hanya pada posisi satu sisi saja. Pada nomor kayak posisi
pendayung duduk di dalam perahu menggunakan satu tungkai pengayuh dengan
dua daun dayungan kiri dan kanan.
Bahkan olahraga ini dapat dikatakan sebagai olahraga yang cenderung
memberikan unsur seni, karena di dalamnya melibatkan perpaduan gerak tubuh
dengan alat yang digunakan untuk mendayung. Hal tersebut seperti diungkapkan

Yolif Citra Resmi, 2014
METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN
DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

oleh Rohmat, dkk (2002:8) bahwa: “gerakan dayung dilakukan secara berirama,

terus menerus, dan ada rasio yang baik antara fase kerja dan fase istirahat”.
Dalam pencapaian prestasi yang maksimal pada cabang olahraga dayung
diperlukan faktor latihan yang optimal, terencana dan berkesinambungan. Adapun
faktor latihan yang perlu adalah faktor teknik, taktik, fisik, mental. Prestasi tinggi
tidaklah cukup dengan latihan saja, melainkan dapat juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang saling menunjang, faktor-faktor tersebut bersifat eksternal
seperti sarana, peralatan, perlombaan dan internal seperti keadaan psikis, struktur
anatomis, kemampuan fisik, teknik, koordinasi, taktik. Dari keenam faktor
tersebut, faktor fisik merupakan faktor utama yang perlu dikembangkan tanpa
mengesampingkan faktor lainnya, karena kondisi fisik merupakan faktor penting
dalam semua cabang olahraga maka diperlukan program latihan kondisi fisik
terencana dan sistematis. Menurut Lutan, dkk (2000: 13) :
Secara umum dapat diklasifikasikan dua faktor utama yang mempengaruhi
pencapaian prestasi. Pertama, faktor yang melekat pada atlet seperti
karakteristik fisik dan sifat-sifat psikologis tertentu. Kedua, faktor
lingkungan seorang atlet. Ketiga, faktor mutu pelatihan. Ketiga faktor itu
berinteraksi sebagai sebuah sinergi sehingga terbentuk efisiensi teknis dan
kemampuan psikologis. Karena itu tempo peningkatan kemajuan prestasi
atlet ditentukan oleh beberapa faktor.
Berkaitan dengan prestasi, Baúersfeld & Schróuter dalam Sidik (2008:1)

menjelaskan dalam bentuk bagan tujuh pendukung prestasi puncak di bawah ini :
Sarana dan
Prasarana
Latihan
Kompetisi

Sistem ; Situasi
Kondisi Kompetisi

Psikis

Taktik/Strategi

PRESTASI
PUNCAK

Teknik

Konstitusi tubuh


Fisik

koordinasi

Gambar 1.1
Tujuh Pendukung Prestasi Puncak

Yolif Citra Resmi, 2014
METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN
DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Dari gambar di atas dapat diambil pengertian untuk mencapai prestasi tinggi
tidaklah cukup dengan latihan saja, melainkan dapat dipengaruhi juga oleh
beberapa faktor yang saling menunjang, faktor-faktor tersebut bersifat eksternal
seperti sarana, peralatan, perlombaan dan internal seperti keadaan psikis,
kemampuan fisik, teknik, koordinasi, taktik serta konstitusi tubuh.
Kondisi fisik merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam program

latihan atlet terutama untuk cabang-cabang olahraga pertandingan. Untuk
mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga salah satunya dibutuhkan
keterampilan dalam penguasaan teknik dasar. Penguasaan teknik dasar serta
keterampilan dalam bertanding ataupun bermain sangat dipengaruhi oleh keadaan
fisik. Artinya keadaan fisik ini berbanding lurus dengan penguasaan teknik
terhadap prestasi yang dicapai. Dengan penguasaan teknik yang baik didukung
dengan keadaan fisik yang maksimal, maka prestasi akan lebih mudah didapat.
Beberapa dampak / manfaat dari kondisi fisik yang baik bagi seorang atlet,
Harsono (1988:153), menjelaskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung.
Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan,
dan lain-lain komponen kondisi fisik.
Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.
Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu
respon demikian diperlukan.

Berdasarkan pada pemahaman batasan tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi fisik memiliki peranan yang sangat dominan dalam
peningkatan performa atau prestasi atlet khususnya pada cabang-cabang olahraga
pertandingan. Di samping itu pula keberadaan kondisi fisik yang baik akan
memberikan kontribusi positif pada atlet di dalam penguasaan teknik-teknik
dalam cabang olahraga. Hal tersebut dikarenakan dengan kondisi fisik yang baik,
maka penguasaan teknik akan lebih sempurna, karena walaupun dengan latihan
yang berulang-ulang, atlet tidak akan merasakan kelelahan yang berlebihan

Yolif Citra Resmi, 2014
METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN
DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


sehingga proses latihan akan memberikan pengalaman latihan yang bersifat relatif
menetap.
Dalam setiap cabang olahraga memiliki komponen kondisi fisik yang perlu
dilatih. Berikut komponen-komponen kondisi fisik yang dikemukakan oleh Sidik
(2008:15) diantaranya adalah : kekuatan (Strength), kelentukan (Flexibility),
kecepatan (Speed), dan daya tahan (Endurance).
Selanjutnya Rohmat (2002:17) menjelaskan bahwa, beberapa aspek fisik
yang menjadi keharusan pada cabang olahraga dayung di antaranya adalah: “daya
tahan, kecepatan dan daya tahan kecepatan, maximum strength, daya tahan otot,
koordinasi, flexibility, dan power ”.
Dari sejumlah komponen kondisi fisik tersebut, penulis akan meneliti salah
satu aspek yaitu daya tahan otot, karena cabang olahraga dayung merupakan
aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama.
Maka dari itu untuk meningkatkan daya tahan otot ada beberapa metode
latihan weight training yaitu, set system, super set system, split routines, multipoundage, burn-out, dan pyramid system. Dari beberapa metode yang disebutkan

di atas, penulis akan membandingkan dua metode latihan yaitu set system dan
super set system. Kedua metode ini merupakan metode yang popular di kalangan

atlet dan pelatih. Oleh karena itu banyak atlet dan pelatih lebih senang memakai

sistem ini dalam latihan beban.
Metode set system dan metode super set system adalah metode latihan yang
sama-sama dapat meningkatkan daya tahan otot. Kedua latihan tersebut menurut
para ahli memiliki kelebihan dan kekurangannya. Untuk mengetahui lebih jelas
dampak langsung dari kedua metode latihan ini terhadap peningkatan daya tahan
otot, maka penulis tertarik untuk membandingkan metode set system dan super set
system ini. Diharapkan dapat diketahui metode latihan mana yang lebih efektif

dalam meningkatkan daya tahan otot. Hal inilah yang melatarbelakangi
diadakannya penelitian tentang “METODE SET SYSTEM DAN METODE
SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA
TAHAN OTOT (Studi Eksperimen Pada Atlet Dayung Kabupaten Purwakarta)”.

Yolif Citra Resmi, 2014
METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN
DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5


B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan dan untuk
mempermudah proses penelitian serta menjaga tidak adanya penyimpangan
pembahasan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah latihan dengan metode set system memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot?
2. Apakah latihan dengan metode super set system memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan
metode set system dan metode super set system terhadap peningkatan daya
tahan otot?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah penelitian yang telah penulis kemukakan,
maka tujuan penelitian yang ingin penulis capai yaitu :
1. Untuk mengetahui signifikansi latihan dengan metode set system terhadap
peningkatan daya tahan otot.
2. Untuk mengetahui signifikansi latihan dengan metode super set system
terhadap peningkatan daya tahan otot.
3. Untuk mengetahui metode manakah yang lebih memberikan pengaruh yang
signifikan antara latihan dengan metode set system dan metode super set

system terhadap peningkatan daya tahan otot.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk
memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
bentuk latihan beban, khususnya latihan untuk meningkatkan daya tahan otot serta
dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi keilmuan olahraga dayung.
2. Manfaat Praktis

Yolif Citra Resmi, 2014
METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN
DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

a. Para atlet, pelatih, pembina olahraga dayung khususnya nomor rowing
dalam meningkatkan prestasi atlet.
b. Bagi atlet, pelatih, pembina olahraga dayung khususnya nomor rowing

dapat mengetahui seberapa besar perbedaan peningkatan latihan dengan
metode set system dan metode super set system terhadap peningkatan daya
tahan otot.
c. Bagi pelatih dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat program latihan
peningkatan daya tahan otot.
d. Bahasa informasi dan referensi dapat digunakan sebagai acuan atau
referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya khususnya di bidang
kebugaran pada cabang olahraga dayung khususnya nomor rowing.
E. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu:
1. BAB I Pendahuluan: berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian
2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian
3. BAB III Metode Penelitian: Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode
penelitian, termasuk beberapa komponen berikut:
3.1. Metode Penelitian
3.2. Desain penelitian
3.3. Lokasi dan Subjek Penelitian
3.4. Definisi Operasional
3.5. Instrumen penelitian
3.5. Sistematika Pelaksanaan Latihan
3.6. Prosedur Pengolahan Data
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: terdiri dari dua hal utama, yakni:
4.1. Pengolahan atau analisis data
4.2. Pembahasan atau analisis temuan
5. BAB V Kesimpulan dan Saran: Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti
terhadap hasil analisis temuan penelitian.

Yolif Citra Resmi, 2014
METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN
DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu