ADINTEN.docx

A.

CARA MENGGUNAKAN TEKNIK CELUP IKAT

Teknik celup ikat adalah kerajinan kain favorit untuk anak-anak
dan orang dewasa segala usia. Dengan menggunakan berbagai
cara pengikatan, Anda bisa menciptakan berbagai pola yang
menarik dengan teknik ikat celup. Berbicara mengenai pewarna,
ada berbagai jenis pewarna siap pakai yang bisa digunakan, dan
umumnya bisa didapatkan di toko kerajinan atau pengecer biasa di
tempat Anda. Anda juga bisa membuat pewarna dari bahan-bahan
alami! Langkah-langkah untuk melakukan teknik ikat celup hampir
sama, baik menggunakan pewarna komersial atau buatan sendiri.
Anda perlu mengikat kain untuk menciptakan pola yang menarik
dengan pewarna, menyiapkan kain untuk diwarnai, dan
merendam kain di dalam pewarna untuk menciptakan karya ikat
celup yang luar biasa.

B. MENGAPRESIASI TEKNIK DASAR PEMBUATAN
CELUP IKAT
• Di sini yang akan di perkenalkan adalah mengenai batik jumputan (batik

celup ikat ). Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara
ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak
menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut
dengan menggunakan tali. Tali berfungsi sama halnya dengan malam
yakni untuk menutup bagian yang tidak terkena warna.
• Kata jumputan berasal dari bahasa jawa. Menjumput berarti memungut
atau mengambil  dengan semua ujung jari tangan. cara pembuatan kain
batik jumputan sangat sederhana dan mudah dilakukan karena tidak
menggunakan lilin dan canting.Sesuai dengan namanya, batik jumputan
dibuat dengan cara menjumput kain yang di isi biji-bijian sesuai dengan
motif yang di kehendaki, selanjutkan mengikat, dan terakhir melakukan
pencelupan kedalam pewarna.Meskipun dengan cara sederhana. hasil
kain batik jumputan tidak kalah indah dengan jenis batik yang lain.

• Batik jumputan merupakan suatu karya seni yang mempunyai nilai
budaya dan nilai ekonomi tinggi.
• Menurut sejarah, teknik celup ikat berasal dari tiongkok, teknik ini
kemudian berkembang sampai keindia dan wilayah-wilayah nusantara.
Teknik celup ikat diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang india
melalui misi perdagangan teknik ini mendapat perhatian besar terutama

karena keindahan ragam hiasnya dalam rangkayan warna warni yang
menaawan. Penggunaan teknik celup ikat ini antara lain di sumatra,
khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa dan bali.
• Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat pewarna
yang digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi zat pewarna alami mulai di tinggalkan hal ini
terjadi terutama karena pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang
hampir tak terbatas, disamping itu juga, proses pewarnaan alam juga
lebih rumit pewarna sintesias. Meskipun demikian, keduanya memiliki
keunggulan masing-masing.Ada dua teknik membuat batik jumputan,

1.Teknik ikat
Teknik ikatan adalah teknik dengan cara ikatatan, artinya median
yang diikat akan menimbulkan motif, cara mengikatnya harus
kencang supaya pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga
setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya, teknik iket ini
dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari,
lalu permukaan kain itu di ikat dengan jelas baik denagn ikatan
tunggal maupun jamak. Cara mengikatnya beragam, ada ikatan
datar, miring, dan kombinasi adapun teknik lipat dan gulung. Pada

saat mengikat jalinan kain
Contoh batik jumputan dengan cara ikatan
 PERSIAPAN
Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat
celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak
menggunakan malam tetapi kainnya diikat dan dikerut dengan
menggunakan tali.

 ALAT DAN BAHAN :

1. Kain mori putih ukuran 100*100 cm
2. Kelereng
3. Karet gelang
4. Daun pandan
: ¼ kg
5. Plastic
6. Kompor
7. Air mendidih
: 1,25 liter
8. Ember

: 2 buah
9. Alat pengaduk
10. Tempat jemuran
11. Blender

PROSES
Langkah Pengikatan Kain :
• Teknik ikatan adalah Bagian yang ikat, kencang itu pada saat
dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas
akan terbentuk gambarnya.
• Pertama, masukkan kelereng pada kain mori dari bagian buruk
kain. Kedua, ikat kelereng yang telah terbungkus kain tersebut
dengan karet gelang dari bagian baik kain.
Proses Pembuatan Warna :
• Blender daun pandan sampai halus. Lalu campur dengan air
secukupnya.
Langkah Pewarnaan (Pencelupan) :
• Kain yang sudah diikat, dicelupkan kedalam air bersih beberapa
kali sampai warna air tidak keruh (dengan tujuan agar kanji dalam
kain terlepas, sehingga pewarnaan dapat merata dengan baik)


• Tiriskan kain tersebut dan diperas supaya air
berkurang.
• Rebuslah kurang lebih 1,25 liter air bersama
¼ kg bahan pewarna alami yang kalian pilih
sampai mendidih (jika ada campuran gambir
atau kapur atau trawas ikut dilarutkan),
semakin banyak bahan pewarna yang
digunakan mempunyai kepekatan hasil
pewarnaan.

C. MERENCANAKAN PROSEDUR KERJA PEMBUATAN
BENDA KERAJINAN DENGAN TEKNIK CELUP IKAT

 Menggunakan Pola Spiral Dasar
1. Buatlah pola spiral dasar. Pola spiral
adalah penampilan ikat celup yang klasik.
Pola spiral dasar mengumpulkan semua
kain ke dalam sebuah gulungan. Dengan
menggunakan cara pengikatan ini, akan

tercipta desain yang melingkar dari bagian
tengah spiral.

2.  Bentangkan kain di permukaan yang
rata. Namun sebelum melakukannya,
pastikan permukaan tersebut bersih! Jika
Anda mengerjakan di atas permukaan
yang biasa dipakai, seperti meja makan,
sisa makanan atau minyak bisa menodai
kain dan merusak konsistensi pola yang
dibuat dengan pewarna.





Sisa-sisa makanan yang mengenai kain bisa
menimbulkan titik-titik yang terlihat jelas
pada pewarna atau bintik-bintik putih.
Ambil lap lembap dan sekalah permukaan

sebelum membentangkan kain di atasnya.
Anda perlu melindungi permukaan yang
akan menjadi tempat kerja dengan
membentangkan alas yang tahan pewarna
atau alas sekali pakai. Beberapa pilihan
yang biasa digunakan adalah kardus,
plastik, dan terpal.

3.

 

Cubitlah bagian tengah kain dengan ibu
jari dan dua jari. Anda hanya perlu
mengumpulkan sedikit kain di antara jari
pada tahap ini. Kain yang dipegang dengan
jari akan membentuk titik tengah pada
kain. Mengumpulkan terlalu banyak kain
bisa menghasilkan gumpalan besar di
tengah spiral.


4. Gulunglah kain sambil dipegang dengan jari.
Gulunglah sekencang dan serata mungkin. Untuk
membantu menciptakan bentuk spiral biasa, Anda
harus meratakan kain pada permukaan dengan
gulungan kain di tangan. Saat terus menggulung, kain
akan mulai membentuk spiral.
• Anda perlu menggunakan alat untuk membantu
menggulung kain untuk menghasilkan spiral yang
sekencang mungkin. Spiral yang kencang akan
menghasilkan lebih banyak lingkaran dalam pola,
sehingga lebih rumit. Beberapa alat yang bisa
digunakan untuk menggulung spiral adalah garpu
tumpul atau penghapus pada ujung pensil yang
kuat.

5. Satukan spiral dengan tangan yang satunya lagi.
Ambil ujung spiral yang teruntai dan
sambungkan ke bagian gulungan utama dengan
tangan yang tidak digunakan untuk menggulung

kain. Tariklah ujung bagian luar gulungan dengan
kencang sehingga spiral tergulung sekencang
mungkin.
6. Ikatlah spiral dengan karet gelang. Sambil terus
memegang spiral dengan satu tangan, gunakan
tangan lain untuk memasukkan beberapa karet
gelang pada kain. Karet harus berada di tengah
gulungan, terentang dari satu ujung gulungan ke
sisi yang berlawanan.

7. Mulailah dengan empat buah karet gelang dan
tambah lagi jika perlu. Kain yang lebih besar,
gulungan kain yang kencang, atau kain yang lebih
tebal memerlukan karet gelang yang lebih banyak
untuk menahan spiral.
 Menggunakan Simpul 
1.Kenali efek teknik celup ikat dengan simpul.
Keuntungan membuat simpul pada teknik ikat celup
adalah Anda bisa membuat simpul sebanyak mungkin
sesuai keinginan. Hal ini berguna untuk lembaran kain

yang panjang. Mewarnai kain yang dibentuk simpul
menghasilkan desain garis-garis halus berwarna putih,
seperti retakan kaca yang tak beraturan, menyebar
pada warna dengan arah yang acak.

2. Pelintir kain menjadi lilitan panjang. Peganglah
tiap ujung kain sehingga panjang kain terentang
di antara tangan. Kemudian, pelintir kain dengan
arah yang berlawanan dengan gerakan memeras.
Lanjutkan memelintir hingga kain tidak bisa
dipelintir lagi.

3.Buatlah simpul pada lilitan kain tersebut. Anda
memerlukan simpul yang besar di tengah lilitan kain
untuk menciptakan titik pusat desain. Anda juga bisa
membuat banyak simpul untuk menciptakan serangkaian
titik seperti ledakan pada kain. 
 
 


• Berhati-hatilah saat memelintir dan membuat simpul
kain. Simpul harus kencang, namun simpul yang
terlalu kencang bisa menyebabkan kain robek atau
rusak.
 

4. Ikatlah simpul dengan karet gelang. Setelah
membuat tiap simpul, tarik dengan kencang.
Pegang simpul yang dikencangkan dengan satu
tangan agar tidak lepas. Lalu, dengan tangan
yang lain, kencangkan tiap simpul dengan
diikat menggunakan karet gelang.

 Membuat Pola Tak Beraturan dengan Teknik
Electric Bunching
1. Pahami efeknya. Teknik electric bunching
mudah untuk dibentuk namun sulit
diprediksikan. Setelah kain diwarnai,
hasilnya adalah “kejutan” warna yang
menyebar tak beraturan pada pakaian

2. Kumpulkan kainnya. Hal ini harus dilakukan
dalam porsi kecil dan tak beraturan. Gunakan
satu tangan untuk memegang kumpulan kain
tersebut sehingga tidak terlepas dan tariklah
seluruh bagian kain menjadi berbentuk bola.
Lakukan sedemikian rupa agar sebanyak
mungkin sisi “muka” pakaian atau sisi luar
kain terlihat

3. Kencangkan bola kain. Dengan satu tangan,
peganglah bola kain. Dengan tangan yang
lain, ikatlah bola kain dengan beberapa karet
gelang agar menyatu. Anda juga bisa
menggunakan benang kasur atau tali untuk
mengencangkan bola kain, namun dengan
kedua pengikat ini, jangan mengikat bola
terlalu kencang.

• Mengikat bola terlalu kencang bisa menyulitkan pewarna
menembus ke bagian inti gumpalan kain. Hal ini bisa
menciptakan celah dalam desain yang diwarnai. Gunakan
sedikit pengikat untuk mengikat selonggar mungkin sambil
tetap mempertahankan bentuk bola.
• Jika Anda ingin menggunakan benang kasur atau tali,
mungkin yang paling mudah adalah meminta bantuan
teman untuk memegang gumpalan kain saat Anda
mengikatnya, atau sebaliknya. Jika tidak ada teman yang
bisa membantu, bentangkan tali pada permukaan, letakkan
bola kain di atasnya, yaitu di tengah tali sambil memegang
bola dengan satu tangan, silangkan ujung-ujung tali di atas
bola, dan gunakan tangan yang lain untuk membuat simpul
sederhana.

 Membuat Pola Mawar
1. Kenali pola mawar yang akan dibuat. Pola
mawar menghasilkan serangkaian lingkaran
kecil yang tumpang tindih yang bisa
dihubungkan bersama dalam berbagai pola.
Pola ini akan dibuat dengan mengumpulkan
beberapa titik pada kain dan diikat.
 
 

2. Buatlah pola mawar. Lengkungan mawar
harus berada di bawah bagian atas kain, di
atas lipatan jahitan bawah kain, bagian atas
dan bawah sisi-sisinya, atau berbagai variasi
lain. Jika sudah memutuskan letak mawar,
gunakan kapur untuk menggambar titik-titik
di sepanjang kain tempat tiap mawar berada.

• Anda bisa menciptakan bentuk yang mawar lebih
detail. Misalnya, Anda bisa membuat lingkaran
mawar di tengah kaus atau mengumpulkannya
menjadi bentuk bintang. Imajinasi Anda adalah
batasnya!
3. Kumpulkan semua titik. Dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk, cubitlah tiap titik dan tarik bersama
titik di sebelahnya. Gunakan satu tangan untuk
memegang semua titik dan tangan yang lain untuk
melanjutkan membuat titik. Lanjutkan melakukan hal
ini hingga semua titik terkumpul.

 

4. Ikat semua pola mawar. Lilitkan tali atau karet
gelang sekitar 5 cm di bawah titik paling atas,
tempat pertama kali membuat titik. Pola
mawar harus diikat kencang. Hal ini
membutuhkan lebih dari satu pengikat.

5. Kumpulkan dan ikat kain yang tersisa.
Peganglah kain di bawah lokasi pola mawar
yang diikat dan dengan tangan yang lain,
tariklah ujung yang menjuntai dan peganglah
dengan kuat. Tariklah kain hingga kencang,
lalu gunakan karet gelang atau tali untuk
mengikatnya pada jarak yang sama.

Dokumen yang terkait

ADINTEN.docx

0 0 34