Abstrak Permen No 11 tahun 2012

SNI – BAN – PEMBERLAKUAN
2012
PERMENPERIN NO.11/M-IND/PER/1/2012; BN.TH 2012/ No.154; LL KEMENPERIN:
15 HLM.
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR
NASIONAL ( SNI ) BAN SECARA WAJIB.
ABSTRAK :

- Dalam rangka optimalisasi pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) Ban Secara Wajib dan kelancaran dalam proses
perdagangan internasional atas produk dimaksud terkait dengan
perubahan nomor Harmonize System ( HS ) Tahun 2012, perlu
mengatur kembali pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI
Secara Wajib terhadap produk dimaksud , maka perlu menetapkan
Peraturan Menteri Perindustrian.
- Dasar Hukum Peraturan Menteri ini adalah : UU No. 5 Tahun 1984,
UU. No.10 Tahun 1995, UU. No. 8 Tahun 1994, UU. No. 32 Tahun
2004, PP. No. 38 Tahun 2007, PP. No. 102 Tahun 2000, PP. No. 17
Tahun 1986, PERPRES No. 47 Tahun 2009, PERPRES No. 24
Tahun 2010, KEPPRES No. 78 Tahun 2001, KEPPRES No. 84/P
Tahun 2009, PERMENDAG No. 62/M-DAG/PER/12/2009,

PERMENPERIN No. 86/M-IND/PER/9/2009, PERMENPERIN
No.105/M-IND/PER/10/2009, PERATURAN KEPALA BSN No.1
Tahun. 2011.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia ( SNI ) Ban Secara Wajib, dengan menetapkan
batasan istilah yang digunakan dalam pengaturannya.
Memberlakukan 6 (enam) jenis ban dengan SNI dan Pos Tarif/HS.
Perusahaan yang memproduksi Ban, wajib menerapkan SNI
dengan memiliki SPPT-SNI Ban sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, memberikan tanda SNI pada setiap produk dengan cara
emboss atau penandaan tetap ( permanent stamp ), batas akhir
tanda SNI melalui stiker hanya dapat dilakukan sampai dengan 1
Maret 2012 dan wajib disesuaikan dengan proses penandaan.
Pemberlakuan SNI Ban secara wajib dikecualikan untuk produk
ban yang dipergunakan untuk ; program penelitian dan
pengembangan; sebagai contoh uji untuk mendapatkan SPPT-SNI;
sebagai komponen kendaraan tujuan ekspor; atau digunakan
untuk keperluan khusus. Produk Ban untuk komponen kendaraan
tujuan ekspor hanya dapat diimpor oleh importir Produsen
kendaraan bermotor dan wajib memiliki Surat Pertimbangan

Teknis dari Dirjen BIM. Ban yang berasal dari impor dan telah
memenuhi ketentuan SNI serta belum dilakukan penandaan SNI
produk ban, pada saat kedatangan di Indonesia wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut: Tanda SNI dicantumkan dalam label
berbahasa Indonesia yang diletakkan pada telapak Ban: Importir
membuat Surat Bermaterai yang disampaikan kepada Dirjen BIM
yang berisi: identitas perusahaan, Angka Pengenal Importir (API);
jenis dan Nomor HS produk; dan pernyataan jaminan penandaan
SNI sebelum Ban diedarkan ditempat importir atau produsen.

Setiap Ban yang diperdagangkan didalam negeri yang berasal dari
produksi dalam negeri dan impor harus memenuhi ketentuan SNI.
Produk Ban yang tidak memenuhi ketentuan SNI harus ditarik dari
peredaran dan dimusnahkan oleh Produsen. LSPro wajib
melaporkan penerbitan SPPT-SNI Ban selambat-lambatnya 7 hari
kerja sejak penerbitan SPPT-SNI
kepada Direktur Jenderal
Pembina Industri (BIM) dan Kepala BPKIMI. LSPro bertanggung
jawab atas pelaksanaan Surveilan penggunaan tanda SNI dari
SPPT-SNI yang diterbitkan. Pembinaan dan pengawasan terhadap

penerapan SNI dilakukan oleh Direktorat Jenderal BIM yang
dilaksanakan oleh PPSP. Pengawasan dilakukan terhadap produk
mulai dari pra pasar sampai dengan peredaran produk di pasar
yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun. Dalam melaksanakan Pembinaan BPKIMI dapat
memberikan teguran tertulis dan sanksi terhadap LSPro yang tidak
menyampaikan laporan. Pelaku Usaha, LSPro dan Laboratorium
penguji yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi.
CATATAN

:

- Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 2
Februari 2012, ditetapkan 31 Januari 2012.
- SPPT-SNI Ban yang telah diterbitkan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri dinyatakan masih berlaku sampai dengan
dilakukan surveilan berikutnya, Perusahaan pemegang SPPT-SNI
wajib menyesuaikan SPPT-SNI dimaksud berdasarkan ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini.

- Peraturan pelaksana yang diatur berdasarkan Kepmenperindag.
No. 595/MPP/Kep/9/2004 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Bersama Permenperin dan Permendag
No.12/M-IND/PER/3/2006
dan
No.07/M-DAG/PER/3/2006
dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum
diganti berdasarkan Peraturan Menteri ini.
- Pada saat Peraturan menteri ini berlaku Kepmenperindag
No.595/MPP/Kep/9/2004, Perber. Menperin dan Mendag No.
02/M-IND/PER/3/2005; No.02/M-DAG/PER/3/2005; dan Perber
Menperin dan Mendag No. 12/M-IND/PER/3/2006 dan No.07/MDAG/PER/3/2006 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.