this file 98 171 1 SM

PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA
UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DESA PONGGOK KABUPATEN KLATEN
Oleh
Eko Nur Fatmawati
Emmelia Nadira Satiti
Hapsari Wahyuningsih
(Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta)
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan potensi Desa Wisata Ponggok.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui atraksi wisata yang dimiliki oleh Desa Wisata
Ponggok, pengaruh dalam mengembangkan potensi wisata Desa Wisata Ponggok untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Ponggok, serta kendala-kendala yang
dihadapi dalam melakukan pengembangan Desa Wisata Ponggok.
Metode analisis yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data berupa observasi langsung di Desa Wisata Ponggok serta
wawancara dengan staf Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga
Kabupaten Klaten, staf pengelola Banyu Mili, staf Desa Ponggok, tokoh masyarakat serta
pemuda Desa Ponggok serta menggunakan studi dokumen dan studi pustaka untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan kemudian dilakukan analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki oleh Desa Wisata Ponggok

masih dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Desa Wisata
Ponggok. Selain itu pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam pengembangan
Desa Wisata Ponggok. Dan masyarakat Desa Ponggok sudah berperan aktif sebagai
pelaku maupun sebagai inisiator. Kerjasama dari pemerintah dan masyarakat sangat
diperlukan. Pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata Ponggok
sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Ponggok. Walaupun masih
terdapat kendala-kendala seperti kurangnya pendanaan, akses jalan menuju obyek satu
ke obyek yang lain serta kurangnya fasilitas. Hal itu dapat diminimalisir oleh pemerintah
yang bekerjasama dengan masyarakat untuk membangun fasilitas yang masih dibutuhkan
oleh wisatawan.
Kata kunci: Potensi Desa Wisata, Kesejahteraan Masyarakat
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu
sumber devisa bagi pemerintahan
Indonesia. Pemerintah terus berusaha
untuk menambah devisa negara melalui
kegiatan pariwisata, salah satunya

dengan cara meningkatkan pariwisata

lokal. Pariwisata lokal merupakan potensi
wilayah yang dimiliki oleh setiap daerah.
Potensi pariwisata lokal bisa berupa
wisata alam, wisata buatan maupun
wisata khusus. Setiap daerah yang
memiliki berbagai potensi pariwisata lokal
atau daerah akan dikelola serta

dikembangkan
untuk
memenuhi
kebutuhan masyarakat, baik secara
ekonomi maupun non ekonomi.
Dunia pariwisata merupakan suatu
fenomena yang mencakup segala bidang,
diantaranya ekonomi, sosial, lingkungan
dan budaya. Memahami fenomena
pariwisata perlu mengetahui perilaku
individu dan psikologi. Pengembangan
dan pengujian model yang dapat

menjelaskan sebab dan akibat perilaku
seorang wisatawan menentukan suatu
pilihan dalam berwisata merupakan
sebuah hasil penelitian yang penting.
Informasi seperti itu sangat membantu
pengembangan pariwisata dalam upaya
mengembangkan produk wisata untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Pengembangan
pariwisata
pada
dasarnya merupakan suatu aktivitas
untuk segala potensi pariwisata yang
berasal dari sumber daya alam, manusia,
ataupun buatan yang semuanya saling
berpengaruh satu dengan yang lainnya
(Happy Marpaung, 2002).
Kota Klaten dikenal memiliki banyak
potensi objek dan daya tarik wisata yang
mampu untuk menarik wisatawan. Hal ini

yang kemudian ditangkap oleh pelaku
usaha pariwisata untuk membuat suatu
objek dan atraksi wisata baru yang berisi
pesan edukatif, kreatif, serta atraktif
dengan mengambil konsep alam. Salah
satu sektor yang bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat desa adalah pariwisata, yang
di kemudian hari berkembang menjadi
wisata minat khusus, yakni desa wisata.
Melalui pengembangan desa wisata ini
diharapkan bisa menjadi upaya untuk
memberdayakan masyarakat setempat
untuk lebih maju dan mandiri. Desa
Ponggok telah berusaha memanfaatkan
potensi-potensi yang mereka miliki
dengan menjadikan desa mereka menjadi
desa wisata dengan menonjolkan
keindahan alam dan mereka miliki. Dalam

pengelolaan desa wisata tentunya

masyarakat diberi andil untuk ikut serta
dalam upaya pengembangannya. Dengan
adanya keikutsertaan masyarakat secara
langsung dalam pengembangan desa
wisata, maka bisa juga dimanfaatkan
untuk usaha pemberdayaan masyarakat
setempat.
Sejalan dengan dinamika, gerak
perkembangan pariwisata merambah
dalam berbagai terminologi seperti,
sustainable tourism development, village
tourism,
ecotourism,
merupakan
pendekatan
pengembangan
kepariwisataan yang berupaya untuk
menjamin agar wisata dapat dilaksanakan
di daerah tujuan wisata bukan perkotaan.
Salah satu pendekatan pengembangan

wisata alternatif adalah desa wisata untuk
pembangunan
pedesaan
yang
berkelanjutan dalam bidang pariwisata.
Daya tarik pariwisata yang dimiliki
oleh Kabupaten Klaten antara lain
meliputi berbagai obyek dan daya tarik
wisata alam yaitu Panorama Alam Deles
Indah, Rowo Jombor, Umbul Ponggok,
dll. Selain itu juga mempunyai obyek dan
daya tarik wisata buatan yaitu Obyek
Mata Air Cokro (OMAC), Museum Gula
Gondang,
Pemandian
Jolotundo,
Museum Juang 45, dll. Ada juga obyek
dan daya tarik wisata budaya dan ziarah
yaitu Makam K.A Gribig, Makam K.A
Padanaran, Candi Sojowan, Candi

Plaosan, dll.
Desa Ponggok saat ini telah
dikembangkan menjadi desa wisata air,
mengingat Desa Ponggok memiliki
potensi air yang melimpah. Di Desa
Ponggok terdapat beberapa sumber air
atau yang biasa disebut dengan “umbul”
oleh warga setempat yaitu Umbul Besuki,
Umbul Sigedang, Umbul Ponggok, Umbul
Kapilaler serta Umbul Cokro. Pada setiap
umbul tersebut dapat kita jumpai
pemandangan alam yang indah serta air

yang jernih, didukung dengan suasana
desa yang asri, maka sangat sesuai jika
desa ini dikembangkan menjadi sebuah
desa wisata oleh pemerintah Kabupaten
Klaten.
Selain dikembangkan untuk daerah
wisata, sumber air yang melimpah

dimanfaatkan oleh warga Desa Ponggok
untuk membudidayakan ikan, terutama
ikan nila. Desa Ponggok memiliki lahan
potensial seluas 8.0 ha dan lahan yang
digunakan untuk usaha di sektor
perikanan seluas 5 ha dengan
penghasilan produksi 0.57 ton per hari.
Selain budidaya ikan Nila di Desa
Ponggok juga terdapat budidaya udang
galah, di mana budidaya ini dapat
menghasilkan 1 kuintal per bulan. Selain
udang galah dan nila, warga desa juga
mulai mengembangkan budidaya ikan koi
sebagai alternatif untuk mendapatkan
penghasilan.
Potensi Desa Ponggok lainnya
adalah adanya perhatian yang besar
terhadap perkembangan Desa Ponggok
baik dari warga masyarakat Desa
Ponggok maupun aparat Desa Ponggok.

Selain itu Desa Ponggok memiliki banyak
lembaga desa (institusi lokal) yang
mendukung
perkembangan
dan
pembangunan pariwisata di Desa
Ponggok seperti BUMDES, Gapoktan
(Gabungan Kelompok Tani), Pokdakan,
Unit Pengelola Lingkungan (UPL), dan
Unit Pengelola Sosial.
Maka dilihat dari potensi yang dimiliki
oleh Desa Wisata Ponggok, perlu adanya
pengembangan yang dilakukan oleh
pemerintah setempat untuk menarik minat
pengunjung agar dapat meningkatkan
jumlah pengunjung Desa Wisata Ponggok
sehingga
dapat
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa Wisata

Ponggok.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan potensi
Desa Wisata Ponggok Kabupaten
Klaten?
2. Bagaimana
pengaruh
pengembangan potensi Desa Wisata
Ponggok terhadap kesejahteraan
masyarakat
Desa
Ponggok,
Kabupaten Klaten?
3. Apakah kendala yang dihadapi
dalam pengembangan potensi Desa
Wisata Ponggok Kabupaten Klaten?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengembangan
potensi Desa Wisata Ponggok,

Kabupaten Klaten.
2. Untuk
mengetahui
pengaruh
pengembangan potensi Desa Wisata
Ponggok
dalam
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa
Ponggok, Kabupaten Klaten.
3. Untuk mengetahui kendala yang
dihadapi dalam pengembangan
potensi Desa Wisata Ponggok
Kabupaten Klaten.
LANDASAN TEORI
Pengertian Pariwisata
Kegiatan melakukan perjalanan
dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati
olahrga atau istirahat, menunaikan tugas,
berziarah, dan lain-lain, bukanlah
merupakan kegiatan yang baru saja
dilakukan oleh manusia masa kini.
Pengertian Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang
melakukan kegiatan wisata (Undangundang nomor 10 tahun 2009). Jadi,
semua orang yang melakukan perjalanan
wisata dinamakan wisatawan. Apapun
tujuannya yang penting, perjalanan itu

bukan untuk menetap dan tidak untuk
mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi.
Wisatawan dapat dibedakan lagi
menjadi:
1. Wisatawan
Internasional
(Mancanegara) adalah orang yang
melakukan perjalanan wisata di luar
negerinya dan wisatawan di dalam
negerinya.
2. Wisatawan Nasional
(Domestik)
adalah penduduk Indonesia yang
melakukan perjalanan di wilayah
Indonesia
di
luar
tempatnya
berdomisili, dalam jangka waktu
sekurang-kurangya 24 jam atau
menginap kecuali kegiatan yang
mendatangkan nafkah di tempat yang
dikunjungi.
Pengertian Desa Wisata
Desa wisata dalam artian sederhana
merupakan suatu obyek wisata yang
memiliki potensi seni dan budaya
unggulan di suatu wilayah perdesaan
yang berada di pemerintah daerah. Desa
wisata merupakan sebuah desa yang
hidup mandiri dengan potensi yang
dimilikinya dan dapat menjual berbagai
atraksi-atraksinya sebagai daya tarik
wisata tanpa melibatkan investor.
Pengembangan Potensi Desa Wisata
Pengembangan potensi wisata
dalam suatu daerah dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD) dengan
pengelolaan yang menerapkan konsep
ekoturisme. Pendapatan Asli Daerah
yang merupakan gambaran potensi
keuangan daerah pada umumnya
mengandalkan unsur pajak daerah dan
restribusi daerah. Berkaitan dengan
pendapatan asli daerah dari sektor
restribusi, maka daerah dapat menggali
potensi sumber daya alam yang berupa
obyek wisata. Pemerintah menyadari

bahwa sektor pariwisata bukanlah
merupakan sektor penyumbang terbesar
dalam pendapatan daerah, tetapi
berpotensi
dalam
meningkatkan
pendapatan asli daerah.
Kerangka Berpikir
Potensi wisata antara lain, atraksi
wisata, aktivitas wisata, dan aksesibilitas
yang dimiliki Desa Ponggok mempunyai
nilai
jual
tinggi.
Dengan
dikembangkannya
Desa
Ponggok
menjadi desa wisata maka hal tersebut
akan memberikan dampak secara
langsung bagi masyarakat Desa
Ponggok.
Pengembangan desa wisata akan
menunjang upaya menumbuhkan potensi
kewirausahaan,
mendiversifikasikan
produk wisata, menopang perekonomian
masyarakat setempat, melestarikan dan
memberlanjutkan sumber daya alam yang
ada di kawasan pedesaan, serta
merevitalisasi budaya lokal.
Jadi pengembangan desa wisata
untuk pemberdayaan masyarakat di Desa
Ponggok adalah dimulai dari potensi
wisata yang ada di Desa Ponggok yang
dikembangkan menjadi salah satu Obyek
dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yaitu
desa wisata oleh pelaku wisata antara
lain: masyarakat setempat, pemerintah
desa, pemerintah kecamatan, pemerintah
kabupaten, dan wisatawan. Dalam
pelaksanaan pengembangan desa wisata
baik yang dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat, dan wisatawan, ini terdapat
beberapa faktor pendukung (potensi
wisata) dan penghambat (kebijakan,
anggaran, sumber daya).
Pengembangan desa wisata akan
menimbulkan dampak bagi masyarakat
Desa Ponggok, sehingga akan membuat
masyarakat lebih mampu dan mandiri
untuk menjadikan keadaan mereka lebih
baik.

Pengembangan desa wisata perlu
didasarkan
pada
konsep
yang
komprehensif
yang
dapat
mengakomodasikan semua aspek yang
mendukung ke arah pengoptimalan
sumber daya terutama sumber daya
manusia yang dimiliki desa tersebut.
Berikut ini adalah bagan kerangka
pemikiran “Pengembangan Potensi Desa
Wisata
Untuk
Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat
Desa
Ponggok Kabupaten Klaten”
x=
Pengembangan
Potensi
Desa
Wisata
x1=Atraksi
x2=Amenitas
x3=Aksesibilitas
x4=Aktivitas

Y= Kesejahteraan
Masyarakat
1. Kesejahteraan
masyarakat
meningkat
2. Bertambahnya
lapangan pekerjaan
3. Meningkatkan
interaksi sosial antar
masyarakat

Gambar 1. Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penyusunan penelitian inii
penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif. Menurut Lexy J. Moloeng (2004:
6) mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.
secara holistik, dan dengan cara
penelitian dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan
penggalian data melalui observasi lokasi
penelitian yaitu potensi-potensi desa
wisata yang ada di Desa Ponggok serta
melakukan wawancara kepada para
informan yang terdiri dari berbagai

macam lapisan masyarakat. Dengan
pertimbangan agar data yang didapatkan
akan lebih dapat mewakili populasi dalam
penelitian ini.
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Desa
Ponggok Kecamatan Polanharjo. Alasan
dari pemilihan tempat penelitian karena
Desa Ponggok tersebut memiliki obyek
wisata berupa obyek wisata alam yang
jarang kita temukan di tempat lain. Selain
itu tingkat partisipasi masyarakat
terhadap pengembangan desa wisata di
daerahnya dirasa masih kurang, jadi
peneliti mengambil tempat penelitian di
Desa Ponggok tersebut untuk mengetahui
sejauh mana partisipasi masyarakatnya.
Keterbatasan geografis dan praktis
seperti waktu, biaya, tenaga perlu pula
dijadikan pertimbangan dalam penentuan
lokasi penelitian. Oleh sebab itu, faktor
jarak juga mempengaruhi pemilihan lokasi
penelitian. Penelitian ini dilakukan pada
Bulan April – Juni 2015.
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Sampling, memilih informan
(masyarakat Desa Ponggok) yang
mengetahui informasi secara mendalam
untuk menjadi sumber data sehingga
kemungkinan pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan.
Informan ditetapkan dengan maksimum
variation sampling (berdasar keterlibatan
dalam desa wisata).
Adapun populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah:
a. Populasi
Populasi
adalah
keseluruhan
komponen atau unit-unit analisis
yang memiliki spesifikasi atau ciri-ciri
tertentu. Dalam penelitian ini
populasi sampel yang diambil

b.

peneliti adalah sejumlah 10 orang
staf Desa Ponggok.
Sampel
Dari sekian banyak warga Desa
Ponggok, peneliti mengambil 10
orang sebagai sampel dan diambil
semua, sehingga sampel yang
diambil yaitu:
1. Pegawai Dinas Perhubungan
Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Klaten: 1 orang
informan ini digunakan untuk
mengetahui awal berdirinya Desa
Wisata Ponggok.
2. Pamong Desa Ponggok: 2 orang
Pamong Desa Ponggok yang
dijadikan
informan
adalah
Lurah/Kepala
Desa
serta
Sekretaris Desa Ponggok. Karena
2 tokoh ini memegang peranan
penting dalam pengambilan
kebijakan di Desa Ponggok.
3. BumDES: 2 orang Badan Usaha
Milik Desa merupakan tangan
panjang dari masyarakat dalam
kelurahan, sehingga juga punya
peranan bagi pengembangan
desa wisata. Karena kebijakan
tentang pengembangan desa
wisata dibicarakan dalam sebuah
forum di mana BumDES tersebut
juga hadir. Adapun BumDES
yang dijadikan informan adalah
yaitu direktur serta sekretaris.
4. Pengelola Obyek Wisata: 2 orang
sampel pengelola obyek wisata
yang diambil dalam penelitian ini
adalah obyek wisata Banyu Mili.
5. Tokoh masyarakat: 2 orang,
Tokoh masyarakat yang dipilih
sebagai
informan
dalam
penelitian ini orang yang mengerti
tentang
masyarakat
Desa
Ponggok.
6. Pemuda: 1 orang. Pemuda
adalah generasi penerus dalam

pengembangan desa wisata
sehingga dijadikan salah satu
informan. Adapun yang terpilih
adalah Karang Taruna di Desa
Ponggok. Hal tersebut dipilih
karena dari informan-informan
tersebut mewakili masyarakat
Desa Ponggok yang terdiri dari
orang tua dan remaja.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
merupakan hal sangat penting bagi orang
yang sedang mengadakan penelitian
karena
menyangkut
bagaimana
memperoleh
data
baik
dengan
wawancara
mendalam
maupun
observasi.
a. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan ke
lokasi penelitian untuk melihat
potensi-potensi Desa Ponggok
sehingga dapat dijadikan desa
wisata oleh pemerintah Kabupaten
Klaten. Adapun yang menjadi obyek
observasi ini adalah potensi/obyekobyek wisata yang ada di Desa
Ponggok, Kecamatan Polanharjo.
Kabupaten Klaten, antara lain:
Obyek wisata Umbul Ponggok.
b. Wawancara
Teknik wawancara ini dimaksudkan
agar terbina suasana yang tidak
kaku melainkan santai, sehingga
tidak ada jarak yang cukup jauh
antara peneliti dan informan.
Wawancara
dilakukan
dengan
pedoman panduan wawancara
mendalam terhadap 10 staf Desa
Ponggok yang berisi hal-hal pokok
yang berkaitan dengan apa yang
ingin digali lebih dalam dari
narasumber. Dalam pelaksanaannya
metode ini dilakukan dengan
mewawancarai pihak-pihak yang
terkait dengan masalah penelitian.

c.

d.

Selain secara terus menerus dalam
pelaksanaannya peneliti juga bisa
mengajukan pertanyaan secara
berulang-ulang guna mendapatkan
penjelasan yang lebih lanjut tentang
keterangan informan yang dianggap
penting oleh peneliti.
Studi Pustaka
Untuk melengkapi data dan
penelitian dilakukan dengan cara
mencari informasi tambahan dari
buku-buku dan laporan lainnya yang
terdapat di perpustakaan Sekolah
Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta,
dari LaboratoriumI Usaha Perjalanan
Wisata, dan dari perpustakaan pusat
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dokumen
Studi dokumen yang dipergunakan
dalam penulisan penelitian ini adalah
sumber-sumber tertulis yang sesuai
dengan permasalahan yang dibahas
yaitu dengan melakukan pencatatan,
pengambilan
gambar,
adan
penggandaan
dokumen
yang
dianggap perlu yang mempunyai
hubungan dengan topik penulisan
(Sugiyono, 2012: 82). Dokumen dan
arsip merupakan sumber data yang
sering memiliki posisi penting dalam
penelitian kualitatif, terutama jika
sasaran kajian mengarah pada latar
belakang atau berbagai peristiwa
masa kini yang sedang diteliti.

HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN

DAN

Pengembangan Potensi Desa Wisata
Ponggok
Dalam rangka mengembangkan
wisata Desa Ponggok guna meningkatkan
kunjungan wisatawan, beberapa upaya
pengembangan telah dilakukan oleh
BumDES yang juga mendapatkan
bantuan dari pihak lain. Pengembangan

suatu desa dalam konteks pariwisata
harus diimbangi dengan pemahaman
terhadap karakteristik dan tatanan sosial
budaya masyarakat. Hal ini perlu
dilakukan untuk dapat melihat tingkatan
masyarakat dalam penerimaan atau
kesediaannya terhadap pengembangan
pariwisata di desa tersebut. Pola pikir dan
sikap masyarakat sangat berpengaruh
dalam upaya pengembangan suatu desa
dalam
ruang lingkup
pariwisata.
Pengembangan wisata Desa Ponggok
melibatkan masyarakat desa sehingga
masyarakat memperoleh manfaat dengan
adanya kegiatan wisata desa tersebut.
Pengembangan dilakukan dengan
tujuan mempertahankan wisata Desa
Ponggok dari persaingan di bidang
pariwisata khususnya dalam persaingan
wisata
pedesaan
dengan
mengembangkan potensi yang ada.
Pengembangan dalam Desa Wisata
Ponggok yang dilakukan pengelola
adalah dengan menambahkan arena
untuk outbond di sekitar Umbul Sigedang
sebagai salah satu daya tarik dalam Desa
Wisata Ponggok.
Desa Wisata Ponggok mendapatkan
bantuan dari PT. Tirta Investama (Aqua)
setiap tahunnya. Yang dimanfaatkan
untuk mengembangkan potensi obyek
wisata yang terdapat di Desa Wisata
Ponggok serta pemeliharaan Umbul
Ponggok yang menjadi obyek andalan di
Desa Wisata Ponggok. Hal ini diharapkan
mampu
meningkatkan
kunjungan
wisatawan asing untuk berkunjung ke
Desa Wisata Ponggok melakukan
snorkeling tanpa harus pergi ke pantai.
Potensi pengembangan desa wisata
dapat
dikaji
melalui
keterkaitan
pendekatan faktor pengunjung dan 4A
yaitu atraksi, aksesibilitas, amenitas,
aktivitas.
1. Hubungan pengunjung dengan atraksi
pariwisata

2.

3.

Hal ini sangat mempengaruhi jumlah
wisatawan yang berkunjung ke suatu
destinasi pariwisata. Semakin bagus
atraksinya,
semakin
banyak
pengunjung
yang
akan
mengunjunginya sehingga atraksi itu
akan semakin berkembang. Atraksi
pariwisata ada yang bersifat natural
dan ada pula yang bersifat kultural.
Hal ini sangat menarik perhatian
wisatawan, semakin khas dan
menarik
sebuah
atraksi akan
semakin banyak pula wisatawan
yang
ingin
melihat
atau
mengunjunginya. Seiring dengan
permintaan pengunjung, maka
berkembanglah
atraksi buatan
manusia, misalnya taman bermain,
dan sebagainya. Dari penjelasan
tersebut, maka dapat kita simpulkan
bahwa
pengunjung sangat
mempengaruhi atraksi, begitu juga
sebaliknya.
Hubungan pengunjung dengan
aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan suatu hal
vital yang sangat mempengaruhi
kunjungan pengunjung. Jika di suatu
daerah tidak tersedia aksesibilitas
yang mencukupi, seperti bandar
udara, pelabuhan dan jalan raya
maka
tidak
akan
ada
pengunjung yang
mengunjungi
daerah tersebut. Pengunjung pulalah
yang mempengaruhi perkembangan
aksesibilitas di suatu daerah. Jika
suatu daerah memiliki potensi
pariwisata, maka harus disediakan
aksesibilitas
yang
memadai
sehingga daerah tersebut dapat
dikunjungi wisatawan.
Hubungan pengunjung dengan
amenitas
Amenitas merupakan hal yang
sangat dibutuhkan dalam pariwisata.
Amenitas ini adalah fasilitas-fasilitas

4.

seperti penginapan, transportasi,
restoran, dan yang lainnya. Jika di
suatu daerah tidak terdapat amenitas
yang mencukupi, maka pengunjung
tidak akan betah berkunjung di
tempat tersebut. Amenitas ini sangat
dipengaruhi oleh permintaan dan
harapan
konsumen.
Jika
amenitasnya tidak berkualitas dan
mencukupi, maka pengunjung tidak
akan tertarik untuk mengunjungi
desa wisata tersebut. Begitu pula
sebaliknya,
jika
tidak
ada
pengunjung maka
amenitas pun
tidak akan berkembang karena tidak
ada pemasukan atau keuntungan.
Hubungan pengunjung dengan
aktivitas
Aktivitas merupakan suatu hal yang
dapat dilakukan oleh wisatawan
ketika berkunjung ke desa wisata.
Aktivitas ini ada dan harus di
kembangkan agar para wisatawan
tidak
mudah
bosan
ketika
berkunjung ke desa wisata tersebut.
Aktivitas juga dapat menarik
wisatawan masuk ke desa wisata
tersebut.

Analisis SWOT
Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan, diperoleh gambaran desa
wisata dilihat dari faktor internal dan
eksternal.
Gambaran
tersebut
dipergunakan untuk identifikasi analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat) untuk selanjutnya diperoleh solusi
terbaik atas permasalahan yang ada.
Strength (Kekuatan)
a. Masyarakat pedesaan yang masih
kuat rasa gotong royong serta
kebersamaannya
b. Semakin meningkatnya tingkat
pendidikan para pemuda di Desa
Ponggok

c.

d.

e.

f.

g.
h.

i.
j.

Individu yang masih mau untuk
selalu belajar hal-hal baru dan
mendapatkan pembinaan
Terdapat Umbul Ponggok sebagai
obyek wisata andalan karena bisa
digunakan untuk snorkeling di air
yang bersih dan bersama ikan-ikan
tanpa harus pergi ke laut
Jalan menuju ke Desa Ponggok
yang sudah bagus serta perjalanan
menuju Desa Ponggok melewati
persawahan
yang
indah
pemandangannya
Komitmen dari pemerintah untuk
mengembangkan Desa Ponggok
sebagai Desa Wisata
Dibentuknya BumDES Tirta Mandiri
sebagai pengelola obyek wisata dan
menuju pengembangan Desa Wisata
Umbul Ponggok menjadi andalan
obyek wisata di Desa Wisata
Ponggok
sebagai
destinasi
pariwisata
Tingkat kunjungan wisatawan yang
setiap tahun semakin meningkat
Adanya pembinaan dari BumDES
dan
pemerintah
terhadap
masyarakat Desa Wisata Ponggok.

Weakness (Kelemahan)
a. Tingkat kepedulian dan pemahaman
masyarakat terhadap kesadaran
tentang pariwisata masih kurang
b. Pengetahuan tentang desa wisata
yang masih kurang
c. Kurangnya
kreativitas
untuk
membuat sesuatu suvenir yang khas
di Desa Ponggok
d. Belum terdapat lahan yang luas
sebagai tempat parkir di Umbul
Ponggok
e. Lahan yang sempit di sekitar Umbul
Besuki dan Sigedang sehingga agak
sulit ketika akan ditambahkan
wahana

f.
g.
h.

Arah kebijakan yang belum konkret
untuk pengembangan Desa Wisata
Konsep desa wisata yang masih
kurang
untuk
dilakukan
pengembangan
Belum optimalnya SDM masyarakat
Desa Wisata Ponggok dalam
mengembangkan potensi yang
terdapat di Desa Ponggok

Opportunity (Peluang)
a. Dengan
adanya
masyarakat
pedesaan yang masih kuat gotong
royongnya sebagai modal dasar
untuk pengembangan desa wisata
yang dapat diaplikasikan secara
bersama-sama dengan masyarakat
lokal
b. Dengan pengembangan desa wisata
yang berkesinambungan dapat
memupuk rasa memiliki dan
memelihara apa yang sudah ada di
Desa Wisata Ponggok
c. Warga masyarakat yang mudah
diajak
kerjasama
dalam
pengembangan desa wisata
d. Air yang mengalir ke umbul semua
masih asli dan dingin serta
pemandangan yang indah
e. Umbul yang dapat digunakan untuk
snorkeling
f. Umbul yang digunakan untuk berfoto
di bawah air dengan berbagai
properti dan dapat untuk prewedding
g. Adanya program pengembangan
obyek
wisata
yang
berkesinambungan
dengan
pemberdayaan masyarakat serta
berwawasan tentang desa wisata
h. Memasyarakatkan konsep baru atau
paket wisata baru di Desa Ponggok
yang bertujuan pada pengembangan
desa wisata yang berkesinambungan
serta berwawasan pada desa wisata

Threat (Ancaman)
a. Adanya shock culture ketika
menghadapi banyak kunjungan
wisatawan dari berbagai daerah dan
budaya yang berbeda
b. Generasi muda yang mudah merasa
puas dengan apa yang sudah ada di
Desa Ponggok
c. Timbulnya kerusakan lingkungan
akibat jumlah kunjungan wisatawan
yang
banyak,
misalnya
permasalahan sampah
d. Masyarakat masih merasa kurang
diperhatikan
oleh
pemerintah
sehingga masih ada masyarakat
yang kurang menyambut baik
adanya desa wisata
e. Pelayanan dari masyarakat yang
masih kurang ramah serta masih
kurangnya sarana dan prasarana di
Desa Wisata Ponggok
f. Kurangnya dana untuk melakukan
pengembangan
Desa
Wisata
Ponggok
g. Akses jalan antara obyek yang satu
dengan yang lainnya terlalu jauh
h. Kurangnya lahan untuk parkir
Pemberdayaan
Masyarakat
Desa
Ponggok
Pemberdayaan masyarakat Desa
Wisata Ponggok merupakan sebuah
upaya untuk mengaktualisasikan semua
potensi dan sumber daya yang sudah
dimiliki oleh masyarakat dan menekankan
pada pentingnya masyarakat lokal yang
mandiri. Pemberdayaan masyarakat
adalah masyarakat diberi kekuasaan
untuk
menyebarkan
kekuasaannya
melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan organisasi masyarakat
dengan mampu menguasai atas
kehidupannya, juga merupakan proses
untuk mewujudkan perubahan pada
masyarakat yang pada awalnya tidak
berdaya menjadi masyarakat yang

berdaya setelah diberikan sudatu
pembinaan atau penyuluhan dari
pemerintah setempat.
Sebagai upaya untuk memandirikan
masyarakat Desa Wisata Ponggok,
BumDES Tirta mandiri sebagai pengelola
berperan sebagai pelaku pemberdayaan
masyarakat dengan berpegang teguh
pada prinsip partisipatif, musyawarah dan
mufakat. Hal ini penting untuk dijadikan
pertimbangan dan landasan untuk
menentukan pilihan tersebut, karena
dalam kegiatan masyarakat akan diajak
untuk menyelesaikan permasalahan yang
mereka hadapi dengan cara menentukan
pilihan sendiri yang selaras dengan
kemampuan yang mereka miliki.
Masyarakat Desa Wisata Ponggok
pada awalnya merupakan masyarakat
yang tertinggal dan dengan kondisi
ekonomi yang kurang baik serta
berpendidikan rendah, tetapi dibalik
kekurangan itu semua Desa Wisata
Ponggok mempunyai potensi yang cukup
besar dan didukung dengan wilayah yang
mempunyai sumber daya alam yang
dapat
dimanfaatkan
dalam
pengembangan desa wisata.
Namun dahulu sumber daya tersebut
belum digali, dikembangkan dan dikelola
masyarakat dengan baik dan tepat guna.
Hal ini dikarenakan mereka belum
mengetahui manfaat baik secara
ekonomi, sosial dan budaya yang akan
diperoleh dari pengembangan sumber
daya alam tersebut serta sumber daya
tersebut berpeluang sebagai modal dalam
pariwisata.
Ketidaktahuan masyarakat Desa
Wisata disebabkan salah satunya adalah
ketidakberdayaan
masyarakat
memanfaatkan sumber daya alam
dengan baik, kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan sumber daya alam yang
sudah tersedia. Hal itu juga disebabkan
oleh aspek :

1.

Masyarakat Desa Wisata Ponggok
masih berpendidikan rendah
2. Masyarakat Desa Wisata Ponggok
belum mampu menggali dan
memanfaatkan potensi yang dimiliki
3. Terbatasnya sarana dan prasarana
untuk mewujudkan pengembangan
Desa Wisata Ponggok
4. Kualitas sumber daya manusia yang
masih rendah
5. Masyarakat Desa Wisata Ponggok
belum
mengetahui
pentingnya
melestarikan sumber daya alam
yang ada dan menjaga kebersihan
lingkungan
Pemberdayaan masyarakat lebih
menitikberatkan
pada
pemberian
kesempatan dan pelibatan masyarakat
dalam pengembangan dan pengelolaan
potensi-potensi Desa Wisata Ponggok,
mengoptimalkan potensi yang dimiliki
masyarakat dengan tujuan meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat,
selain masyarakat yang belum mampu
dapat menggali dan memanfaatkan
potensi-potensi desa melalui pembinaan
dan fasilitas yang baik dan terarah,
sehingga mereka pada akhirnya memiliki
kemampuan untuk menggali dan
memanfatkan
potensi-potensi
desa
tersebut secara mandiri.
Adapun bentuk-bentuk kegiatan
yang dilakukan masyarakat di Desa
Wisata Ponggok untuk mengembangkan
potensi desa yang ada:
1. Pertemuan
Pertemuan merupakan
bentuk
perkumpulan informal dan rutinitas
masyarakat Desa Ponggok yang
diselenggarakan oleh BumDES Tirta
Mandiri. Yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan serta
bimbingan/pembinaan
kepada
masyarakat mengenai potensipotensi
yang
dimiliki
serta
bagaimana cara mengembangakn

2.

3.

sekaligus
mengelola.
Dalam
pertemuan tersebut masyarakat
Desa Ponggok diberi pengarahan
mengenai bagaimana pengelolaan
kolam ikan nila yang dimiliki warga
agar wisatawan dapat ikut memberi
makan atau memanen ikan tersebut
sehingga dapat dijadikan atraksi
wisata baru di Desa Wisata
Ponggok.
Pendampingan
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut
dari apa yang telah dibicarakan
dalam pertemuan antara pengelola
dengan masyarakat untuk menilai
sejauh mana masyarakat sudah
paham terhadap materi yang telah
disampaikan oleh pihak pengelola.
Kegiatan ini bersifat komunitas yang
ditujukan untuk mengetahui secara
langsung bagaimana setiap anggota
masyarakat mengidentifikasi isu,
masalah dan kebutuhan apa saja
yang terjadi dan memfasilitasi
munculnya
upaya
pemecahan
secara bersama-sama atas isu,
masalah dan kebutuhan. Selain itu
juga dapat membantu masyarakat
memaksimalkan kekuatan dan
sumber daya yang dimiliki untuk
mewujudkan kebersamaan orientasi
pada perbaikan kehidupan menuju
keberdayaan dan kemandirian.
Bantuan Modal
Dalam
rangka
mempercepat
keberdayaan masyarakat Desa
Wisata Ponggok, pihak pengelola
telah memberikan pinjaman kepada
warga Desa Ponggok melalui KUR
BRI agar mempermudah dalam
pencairan. Hal ini bertujuan agar
supaya masyarakat Desa Ponggok
dapat menikmati hasil dari usaha
mereka
sekaligus
menambah
pendapatan melalui kegiatan wisata.

4.

5.

Pembangunan
Sarana
dan
Prasarana
Pembangunan
sarana
dan
prasarana selama ini disesuaikan
dengan kebutuhan wisatawan yang
datang berkunjung ke Desa Wisata
Ponggok. Seperti pembangunan
MCK, mushola dan lainnya.
Pembangunan
sarana
dan
prasarana
bertujuan
untuk
mempermudah akses wisatawan
menuju Desa Ponggok serta dapata
membuat wisatawan nyaman dan
betah untuk mengunjungi Desa
Wisata Ponggok, yang hasilnya tetap
akan kembali untuk meningkatkan
kesejahteraan warga masyarakat
Desa Ponggok. Pembangunan yang
demikian telah merubah dan
berdampak
positif
bagi
keberlangsungan hidup masyarakat,
karena dalam pengimplementasinya
kegiatan tersebut tidak semata-mata
dikerjakan oleh pengelola saja tetapi
juga
masyarakat
desa
ikut
bekerjasama agar tercipta rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki,
dengan
cara
merawat
dan
memelihara dengan baik.
Pembentukan organisasi BumDES
Tirta Mandiri
Untuk
mengoptimalkan
dan
mengorganisir potensi masyarakat
serta sumber daya di Desa Wisata
Ponggok di bentuklah BumDES Tirta
Mandiri oleh Kepala Desa Ponggok.
Organisasi ini merupakan pengelola
semua obyek wisata di Desa Wisata
Ponggok. Yang berfungsi untuk
menjaga dan mempertahankan
seumber daya yang dimiliki oleh
Desa Wisata Ponggok serta
memberikan pengerahan kepada
masyarakat Desa Ponggok dalam
mengembangkan wisata Desa
Ponggok. Selain itu organisasi ini

wadah untuk menyalurkan aspirasi
masyarakat
dan
membantu
memberikan pemecahan masalah
yang dialami oleh masyarakat.
6. Kemandirian
sebagai
hasil
pemberdayaan masyarakat Desa
Ponggok
BumDES Tirta Mandiri sebagai
pengelola yang berfungsi sebagai
fasilitator harus mampu menjalin
hubungan secara sehat dengan
masyarakat, karena fasilitator adalah
bagian lain dari masyarakat yang
berupaya menjadi jembatan bagi
peningkatan dan pengembangan
masyarakat menjadi lebih baik.
Pemberdayaan
masyarakat
diharapkan dapat mewujudkan
keberdayaan masyarakat, keadaan
demikian sangat memungkinkan
masyarakat untuk mandiri dan
mampu meningkatkan harkat dan
martabat
sebagai
manusia,
meningkatkan
taraf
hidupnya,
menggunakan dan mengakses
sumber daya yang ada sebaik
mungkin. Hasil dari adanya bentukbentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat yaitu masyarakat yang
mandiri, kemandirian tersebut dapat
dilihat melalui proses dan waktu
yang relatif panjang, dilihat dari:
1. Aktivitas masyarakat sendiri
2. Inisiatif dan kreatif
3. Tanggung jawab
Dari aspek tersebut menjadi tolak
ukur akan kemandirian masyarakat yang
dilakukan oleh pihak pengelola untuk
memahami kekuatan dan kelemahan
sendiri, memperhitungkan kesempatan
dan ancaman di lingkungan sekitar, dan
memilih berbagai alternatif yang tersedia
untuk mengatasi persoalan sekaligus
mengembangkan kehidupan secara
serasi dan berkesinambungan, yang
akhirnya pemberdayaan bukan hanya

sekedar berorientasi pada proses tetapi
juga pada hasil sendiri.
Sebagian besar mata pencaharian
warga Desa Ponggok adalah pegawai
swasta yaitu
bekerja di PT. Tirta
Investama (Aqua), karena warga Desa
Ponggok memang telah mendapatkan
jatah dapat bekerja di PT. Tirta Investama
setiap warganya walaupun hanya di
bagian OB atau produksi. Warga Desa
Ponggok belum sepenuhnya sadar akan
adanya pariwisata yang berkembang di
Desa mereka. Maka dari itu pemerintah
desa harus melakukan penyuluhan dan
pembinaan kepada warga masyarakat
Ponggok agar mau belajar tentang cara
mengembangkan potensi Desa Wisata
Ponggok agar tidak diambil alih oleh
pihak ketiga sehingga keuntungan dapat
masuk ke masyarakat sendiri.
Pengaruh Pemberdayaan Masyarakat
terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Desa Ponggok
A. Masyarakat Desa Ponggok sebagai
pelaku dalam pengembangan desa
Wisata Ponggok.
B. Pengaruh ekonomi:
1. Terciptanya banyak lapangan
kerja di Desa Ponggok seperti
sebagai
petugas
parkir,
menyewakan ban, dan warung
makan.
2. Penghasilan dari obyek wisata
Desa
Ponggok
dapat
memberikan bantuan kepada
warga Desa Ponggok yang
kekurangan,
membuatkan
rumah yang sudah tidak layak
huni, membuatkan MCK untuk
rumah setiap warganya, dan
pemasangan listrik untuk rumah
yang belum ada listriknya.
C. Pengaruh sosial:
1. Lebih banyak terjalin interaksi
antara warga satu dengan

satunya karena warga yang
dahulu hanya di rumah belum
mempunyai pekerjaan sekarang
bisa berjualan di kios di dalam
Umbul Ponggok sehingga dapat
bertemu dengan warga yang
lainnya yang semula jarang
bertemu atau bertegur sapa.
2. Dengan adanya pembinaan dari
pemerintah dan pengelola
kepada masyarakat sehingga
masyarakat lebih baik lagi
dalam melayani waisatawan
yang berkunjung ke Desa
Ponggok.
D. Pengaruh budaya:
1. Masyarakat yang sudah mampu
berpikir terbuka dan mau untuk
mengutarakan pendapat ketika
diadakan pertemuan untuk
mengembangkan Desa Wisata
Ponggok dan mengevaluasi
kegiatan atraksi yang ada di
Desa Wisata Ponggok pada
saat ini.
2. Kepedulian terhadap lingkungan
saat ini masih kurang untuk
masalah
sampah
karena
banyaknya pengunjung dan
masih kurangnya kesadaran
pengunjung dan masyarakat
ketika membuang sampah di
sekitar Desa Wisata Ponggok.
Masyarakat Desa Wisata Ponggok
sebagai
inisiator
dalam
pengembangan Desa Wisata Ponggok
A. Pengaruh ekonomi:
1. Warga masyarakat Desa Ponggok
yang bisa mempunyai pekerjaan
tambahan lainnya karena ide kreatif
dari
masyarakat
seperti
menyewakan peralatan snorkeling
yang dititipkan ke BumDES, dan
sebagai EO photo prewedding di
dalam air.

2. Tidak ada warga desa yang
menganggur untuk warga yang
belum mempunyai pekerjaan
mendapatkan pekerjaan sebagai
petugas foto dalam air.
B. Pengaruh sosial:
1. Dengan diadakannya pertemuan
antar warga sehingga sering
bertemu untuk membahas langkahlangkah pengembangan Desa
Ponggok.
2. Dapat merekrut masyarakat lain
untuk membantu ide kreatif
sehingga anatara warga satu
dengan
yang
lain
saling
membutuhkan dan membantu.
C. Pengaruh budaya:
1. Masyarakat
sudah
dapat
mengeluarkan ide-ide kreatif dalam
mengembangkan Desa Wisata
Ponggok.
2. Masyarakat sudah mempunyai ide
kreatif dalam memasarkan Desa
Wisata Ponggok melalui media
online (Facebook, twitter maupun
website).
Masyarakat Desa Ponggok sebagai
Pengelola dalam Pengembangan Desa
Wisata Ponggok
A. Pengaruh ekonomi:
1. Masyarakat
yang
belum
mendapatkan pekerjaan dapat
direkrut
menjadi
pengurus
BumDES dengan sistem kontrak
untuk mengelola pengembangan
Desa Wisata Ponggok.
2. Masyarakat
mendapatkan
pekerjaan sebagai pengelola
persewaan alat snorkeling di Umbul
Ponggok.
B. Pengaruh sosial:
1. Masyarakat dapat berinteraksi
langsung terhadap wisatawan yang
berkunjung.

2. Masyarakat lebih ramah dalam
melayani
wisatawan
yang
berkunjung ke Umbul Ponggok.
C. Pengaruh budaya:
1. Masyarakat mampu berfikir dan
mengemukakan pendapat dalam
mengembangkan Desa Wisata
Ponggok untuk jangka waktu
panjang agar pengelolaan Desa
Wisata Ponggok dapat berjalan
dengan baik.
Hasil Observasi
Dalam
melakukan
observasi
lapangan, penulis mendapatkan beberapa
informasi pendukung tentang Desa
Wisata Ponggok. Informasi-informasi
tersebut merupakan informasi yang
didapat dari 10 (sepuluh) narasumber
yang terkait langsung dengan Desa
Wisata Ponggok. Observasi dilakukan
dengan teknik wawancara untuk
mendapatkan informasi yang benar-benar
relevan dengan Desa Wisata Ponggok.
Hasil Wawancara
Beberapa informasi yang didapat
dari para narasumber bisa mendapatkan
kesimpulan bahwa, pengembangan Desa
Wisata Ponggok masih perlu dilakukan
karena Desa Ponggok mempunyai
banyak
potensi
yang
dapat
dikembangkan secara maksimal. Fasilitas
dari pemerintah sudah ada tetapi masih
harus dijaga dan ditambahkan lagi serta
memberikan
pembinaan
kepada
masyarakat agar muncul ide-ide kreatif
dalam mengembangkan Desa Wisata
Ponggok dan masyarakat
dapat
mengetahui lebih banyak lagi tentang
desa wisata. Agar terjalin kerjasama yang
baik
antara
pemerintah
dengan
masyarakat Desa Wisata Ponggok.

Kendala yang Dihadapi dalam
Pengembangan Desa Wisata Ponggok
Kendala-kendala yang dihadapi
adalah:
1. Dana yang terbatas
Faktor yang mempengaruhi tidak dan
lancarnya pembangunan pariwisata di Desa
Wisata Ponggok adalah keterbatasan
dana. Sektor pariwisata merupakan sector
pilihan bukan sektor yang wajib
didahului oleh pemerintah daerah.
Walaupun sudah mendapat dana dari
PT. Tirta Investama tetapi uang
tersebut juga dibagi-bagi untuk
bantuan kepada warga yang masih
kekurangan. Seharusnya pemerintah
Kabupaten Klaten juga mengupayakan
secara maksimal dalam anggaran di bidang
pariwisata karena pariwisata daerah
merupakan aset yang dimiliki dan bisa
menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Klaten sendiri.
2. Akses Jalan
Akses jalan dari obyek yang satu
dengan obyek yang lain sangat
berjauhan sehingga pemerintah harus
membangun akses jalan baru agar
wisatawan nyaman dan betah
berkunjung di Desa Wisata Ponggok.
3. Fasilitas
Di Desa Ponggok masih belum
terdapat penginapan. Untuk saat ini
pemerintah sedang membangun
fasilitas tersebut agar wisatawan yang
berkunjung dapat menginap sehingga
dapat
memberikan
tambahan
pendapatan kepada masyarakat
sekitar.
4. Masyarakat masih merasa kurang
diperhatikan oleh pemerintah sehingga
masih ada masyarakat yang kurang
menyambut baik adanya desa wisata
5. Kurangnya ide kreatif dari masyarakat
untuk pengembangan Desa Wisata
Ponggok.

6. Pelayanan yang masih kurang optimal
dari masyarakat dalam sebuah
konteks desa wisata.
Implikasi
Hasil
Penelitian
Pengembangan Desa Wisata Ponggok
Hasil penelitian yang dilakukan
penulis dalam pengembangan Desa
Ponggok, yang terletak di Kecamatan
Polanharjo, Kabupaten Klaten adalah
potensi-potensi yang menarik dan dapat
dikembangkan secara berkelanjutan
sehingga
dapat
mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat sekitar Desa
Ponggok lebih meningkatkan dari
sebelumnya. Karena pengembangan
Desa Ponggok masih pada tahap
pertumbuhan, maka diperlukan dukungan
dari pemerintah sangat diperlukan untuk
proses pengembangan Desa Wisata
Ponggok yang lebih baik dan lebih kreatif
lagi agar wisatawan tidak bosan ketika
berkunjung ke Desa Wisata Ponggok.
Namun masih ada beberapa kendala
yang ada dalam pengembangan tersebut
antar lain: belum adanya penginapan di
Desa Wisata Ponggok. Dalam hal ini
pemerintah bekerja sama dengan
masyarakat untuk meminimalisir kendala
yang ada demi kemajuan Desa Wisata
Ponggok.
Upaya-upaya pengembangan Desa
Wisata Ponggok dengan pemberdayaan
masyarakat sudah dapat dilihat dengan
jelas dalam hal promosi maupun
keterlibatan
masyarakat
dalam
mengembangkan Desa Wisata Ponggok
melalui BumDES Tirta Mandiri, kemudian
masyarakat sudah ikut berperan serta
dalam pengelolan Desa Wisata Ponggok.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengembangan potensi Desa Wisata
Ponggok Kabupaten Klaten meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
a. Atraksi yang terdapat di Desa
Ponggok yaitu Umbul Ponggok,
Umbul Besuki, Umbul Sigedang,
Pemancingan Waduk Galau, dan
Banyu Mili. Untuk atraksi andalan
di Desa Wisata Ponggok adalah
Umbul Ponggok. Karena wisatawan
dapat
melakukan
snorkeling
bersama ikan-ikan yang sudah
jinak dengan air yang jernih dan
dingin karena langsung berasal dari
mata air di Desa Ponggok tersebut
tanpa harus menuju ke laut.
Pengembangan potensi dilakukan
di sekitar Umbul Besuki dan Umbul
Sigedang dengan ditambahkan
wahana permainan anak-anak
serta sarana outbond.
b. Aksesibilitas ke Desa Ponggok
berupa jalan, tanda lalu lintas,
petunjuk
arah,
dan
moda
transportasi. Untuk jalan di Desa
Ponggok dalam keadaan yang
sudah baik walaupun ada jalan
yang masih sempit. Dan belum ada
jalan yang menghubungkan antara
obyek satu dengan yang lainnya
pemerintah
harus
segera
membangun jalan tersebut agar
pengunjung dapat mengetahui
serta mengunjungi semua obyek
yang terdapat di Desa Wisata
Ponggok
sehingga
dapat
meningkatkan pendapatan warga
sekitar obyek tersebut dan
wisatawan tidak bosan hanya
bermain di satu obyek saja.
Petunjuk arah sudah ada dan
terawat dengan baik. Untuk moda
transportasi di Desa Ponggok

belum terdapat transportasi umum
sehingga wisatawan yang akan
berkunjung harus menggunakan
kendaraan pribadi.
c. Amenitas yang terdapat di Desa
Wisata Ponggok seperti warung
makan, MCK, Mushola, lahan
parkir, dan papan informasi. Tetapi
di Desa Wisata Ponggok belum
terdapat penginapan. Saat ini
pemerintah sedang melakukan
pembangunan penginapan di
dalam Umbul Ponggok. Agar
wisatawan dapat lama tinggal di
Desa Ponggok sehingga akan
mempengaruhi
pendapatan
masyarakat sekitar Desa Ponggok.
d. Aktivitas yang dapat dilakukan
wisatawan ketika berkunjung ke
Desa Wisata Ponggok yaitu
melakukan snorkeling, memberi
ikan nila, memancing, berenang,
serta berfoto di dalam air. Yang
paling diminati oleh pengunjung
yaitu
melakukan
snorkeling
maupun berenang di Umbul
Ponggok.
2. Pengembangan Desa Wisata Ponggok
sangat
berpengaruh
terhadap
masyarakat sekitar Desa Ponggok.
Masyarakat sudah berperan aktif
dalam mengembangkan potensi Desa
Wisata Ponggok sebagai pelaku,
inisiator, dan pengelola. Masyarakat
sebagai pelaku, inisiator dan
pengelola
dari
pemberdayaan
masyarakat berpengaruh kepada
ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat Desa Wisata Ponggok.
Sehingga
dapat
mendorong
perubahan
ekonomi
dan
meningkatkan pendapatan masyarakat
Desa Wisata Ponggok.
3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh
pemerintah serta masyarakat dalam
mengembangkan
Desa
Wisata

Ponggok yaitu: kurangnya dalam hal
pendanaan dalam mengembangkan
Desa Wisata Ponggok, kurangnya
akses jalan dari obyek satu ke obyek
yang lainnya, kurangnya fasilitas di
Desa Wisata Ponggok seperti
penginapan,
masyarakat
masih
merasa kurang diperhatikan oleh
pemerintah sehingga masih ada
masyarakat yang kurang menyambut
baik adanya desa wisata, kurangnya
ide kreatif dari masyarakat untuk
pengembangan
Desa
Wisata
Ponggok, dan pelayanan yang masih
kurang optimal dari masyarakat dalam
sebuah konteks desa wisata.
Saran
a. Saran pengembangan produk Desa
Wisata Ponggok:
1. Pemerintah Kabupaten Klaten ikut
membantu dalam hal pendanaan
dalam mengembangkan potensi
Desa Wisata Ponggok agar dapat
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
2. Ditambah akses jalan antara obyek
yang satu dengan yang lainnya
agar wisatawan dapat dengan
mudah mengunjungi obyek yang
satu dengan yang lainnya di Desa
Wisata
Ponggok
sehingga
wisatawan tidak merasa bosan.
b. Saran pengembangan pemberdayaan
masyarakat Desa Ponggok:
1. Memberikan pengarahan serta
pembinaan kepada masyarakat
dalam pemberdayakan masyarakat
Desa Ponggok agar masyarakat
Desa Ponggok sadar dan mau
untuk melakukan pengembangan
Desa Wisata Ponggok.
2. Memberikan
pelatihan-pelatihan
yang
berhubungan
dengan
pariwisata.

3. Memberikan pelatihan ide kreatif
untuk membuat suvenir khas Desa
Wisata Ponggok.

DAFTAR PUSTAKA
Fandeli Chofid. 1995. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty.
Fredey Rangkuti. 2003. Analisis Swot Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Gamal Suwantoro, 1997. Dasar-dasar Pariwisata di Indonesia. Jakarta: PT.Agung.
Happy Marpaung, 2002. Ilmu Pariwisata.
H. Khodyat dan Ramaini. 1992. Kamus Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Indriantoro Supomo. 2000. Dasar Kepariwisataan Indonesia
Nana Sudjana. 2001. Ilmu Pengantar Pariwisata. Jakarta.
Nyoman S. Pendit. 1986. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitha.
Oka A Yoeti.1980. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.
R.S Damardjati. 2001. Istilah-istilah Dunia Pariwisata, Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
Sugiarto. 2001. Pedoman Kepariwisataan. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sutrisno Hadi. 2004. Manajemen Istilah Ilmu Pariwisata.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2008. Pedoman Penelitian Laporan Tugas Akhir
(Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa).
Dinas

Pariwisata

Kabupaten

Klaten.

1997.

Buku

Petunjuk

Pariwisata

Klaten.