PENYELESAIAN CAPACITATEDVEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) MENGGUNAKAN ALGORITMA SWEEP UNTUK OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT.

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia yang sangat didukung dengan adanya alat transportasi yaitu dalam memindahkan atau mendistribusikan suatu barang dari suatu depot ke sejumlah agen, sehingga pendistribusian barang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Pendistribusian barang dari depot ke agen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan suatu perusahaan, aspek yang diperhatikan dalam pendistribusian barang adalah bagaimana cara mendistribusikan barang ke sejumlah agen dengan tujuan mengoptimalkan jarak dan waktu tempuh sehingga dapat meminimumkan total biaya pendistribusian barang. Menentukan rute optimal merupakan salah satu cara untuk meminimumkan total biaya pendistribusian.

Permasalahan menentukan rute kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan barang ke sejumlah agen dari suatu depot dengan tujuan meminimumkan total biaya perjalanan yang memenuhi kendala-kendala yang diberikan, termasuk dalam permasalahan yang disebut Traveling Salesman Problem (TSP). Inti dari TSP yaitu dalam melakukan satu kali perjalanan, seorang salesman diharuskan mengunjungi beberapa agen, dimana setiap agen hanya dikunjungi satu kali dan diakhiri dengan kembali ke tempat awal keberangkatan (depot) (Joze, 2007). Salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan


(2)

2

permasalahan TSP adalah metode Nearest Neighbour. Langkah metode ini yaitu memasukkan satu persatu agen dengan jarak terdekat yang belum dikunjungi ke dalam rute, selama memasukkan agen tersebut ke dalam rute kendaraan tidak melebihi batasan kapasitas kendaraan tersebut. Hal tersebut dilakukan sampai setiap agen dikunjungi. TSP kemudian berkembang atau diperluas menjadi Vehicle Routing Problem (VRP).

Braysy (2001) menyatakan bahwa permasalahan VRP dapat didefinisikan sebagai permasalahan mencari rute dengan biaya minimum dari suatu depot ke agen yang letaknya tersebar dengan jumlah permintaan yang berbeda-beda. Rute dibuat sedemikian rupa sehingga setiap agen dikunjungi hanya satu kali oleh satu kendaraan. Seluruh rute berawal dan berakhir di depot, dan jumlah permintaan dalam satu rute tidak boleh melebihi kapasitas kendaraan. Bentuk dasar dari VRP mengasumsikan bahwa kendaraan yang digunakan adalah homogen (memiliki kapasitas yang sama), hanya dilayani oleh satu rute, dan permintaan total dari seluruh agen dalam satu rute tidak melebihi kapasitas kendaraan yang melayani rute tersebut. Aplikasi dari masalah VRP dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti pendistribusian surat kabar kepada pembeli yang berlangganan, penentuan rute bus, pendistribusian surat dari kantor pos, dan lain-lain.

Salah satu variasi dari VRP adalah Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP). CVRP merupakan VRP yang mempunyai kendala berupa kapasitas kendaraan. Salah satu permasalahan yang merupakan aplikasi dari CVRP adalah masalah pendistribusian surat kabar kepada pembeli yang berlangganan. Menurut Gunawan dkk (2012), CVRP adalah masalah optimasi untuk menemukan rute


(3)

3

dengan biaya minimal (minimum cost) untuk sejumlah kendaraan (vehicles) dengan kapasitas tertentu dimana kendaraan yang digunakan homogen (memiliki kapasitas yang sama), yang melayani sejumlah agen dengan jumlah permintaan telah diketahui sebelum proses pendistribusian berlangsung. Pendistribusian dalam setiap kendaraan hanya dapat dilaksanakan sebanyak satu kali yaitu dari depot ke setiap agen kemudian kembali lagi ke depot. Sehingga suatu sistem pelayanan pada penentuan rute distribusi menjadi lebih efektif, efisien dan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan produk secara lebih cepat agar kepercayaan dan kepuasan konsumen meningkat.

Permasalahan mencari solusi yang baik dalam penentuan rute kendaraan menjadi lebih sulit dengan adanya kendala-kendala tambahan dari masalah tersebut. Time window, jumlah kendaraan dengan kapasitas terbatas, total maksimum waktu distribusi yang diizinkan dalam rute, perbedaan kecepatan, penghalang dalam perjalanan (sungai, belokan, gunung), dan waktu istirahat untuk pengemudi adalah beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam penentuan rute kendaraan. Beberapa contoh metode pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks antara lain yaitu Algoritma Sweep, Algoritma Saving, Algoritma Genetika, dan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hijri Virgiawan (2014) dimana dalam penelitian tersebut membandingkan antara Algoritma Saving dan Algoritma Sweep pada penentuan rute distribusi air mineral Club di Kota Balik Papan diperoleh hasil bahwa Algoritma Sweep memberikan hasil atau


(4)

4

solusi yang optimal dibandingkan dengan Algoritma Saving. Pada penulisan skripsi ini akan digunakan Algoritma Sweep untuk menyelesaikan permasalahan CVRP. Ballou (2005) mengatakan bahwa metode sweep adalah metode yang sederhana dalam perhitungannya, bahkan untuk memecahkan masalah yang cukup besar. Keakuratan metode ini rata-rata kesalahan perhitungannya adalah sebesar 10 %. Keakuratan metode ini adalah pada cara pembuatan jalur rutenya. Menurut Gunadi (2002), Algoritma Sweep terdiri dari dua tahap, pertama yaitu tahap pengelompokan (clustering) yang mana pengelompokkan awal dilakukan dengan menggabungkan titik-titik dalam satu kelompok berdasarkan kapasitas maksimal kendaraan. Permintaan total dalam satu kelompok mungkin akan melebihi kapasitas kendaraan, karenanya beberapa titik dimasukkan ke kelompok berikutnya. Tahap kedua yaitu dengan menentukan urutan rute dari setiap kelompok yang telah diperoleh dari tahap clustering dengan langkah yang sama dalam menyelesaikan permasalahan TSP menggunakan metode Nearest Neighbour.

Pada penulisan skripsi ini membahas mengenai penyelesaian masalah Capacitated vehicle routing problem (CVRP) menggunakan Algoritma Sweep dengan mengambil studi kasus di PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat. Kantor redaksi PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat beralamat di Jalan P. Mangkubumi No. 42-46, Yogyakarta sedangkan alamat percetakannya di Jalan Raya Yogya-Solo Km 11, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan ini bertugas untuk mendistribusikan produk surat kabar yang dikenal dengan nama Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (KR) yang juga merupakan surat kabar tertua di


(5)

5

Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendistribusian surat kabar KR meliputi wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Pendistribusian produk dari depot kepada masing-masing agen dilakukan setiap hari pada pukul 02.30-05.00 WIB dengan jumlah 24 halaman per eksemplar. Lebih khusus lagi, pada penulisan skripsi ini akan membahas masalah pendistribusian surat kabar KR di wilayah Kabupaten Sleman karena di wilayah ini memiliki permintaan surat kabar yang cukup banyak dengan kapasitas angkut kendaraan yang terbatas maka menyebabkan rute distribusi bisa dilalui lebih dari sekali sehingga membuat jarak tempuh dan biaya distribusi meningkat.

Proses pendistribusian di Kabupaten Sleman ini menggunakan kendaraan angkut berupa mobil Box Isuzu Panther dengan jumlah mobil yaitu sebanyak 2 mobil. Letak agen di Kabupaten Sleman tersebar dengan jarak yang bervariasi. Dalam penentuan rute distribusi, berdasarkan perkiraan saja tanpa mengetahui apakah jarak tempuh yang dipilih sudah minimum atau belum, sehingga mengakibatkan biaya bahan bakar yang dikeluarkan pun belum tentu minimum. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan metode khusus yang dapat membantu penentuan rute distribusi produk dari depot ke agen dengan tujuan untuk meminimumkan jarak tempuh, sehingga dengan terbentuknya rute terpendek maka waktu tempuh dalam perjalanan akan semakin cepat dan biaya penggunaan bahan bakar kendaraan pun dapat berkurang.

Permasalahan pendistribusian surat kabar KR dapat dimodelkan dengan Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) kemudian model tersebut akan diselesaikan menggunakan Algoritma Sweep. Hasil yang diperoleh pada penulisan


(6)

6

skripsi ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengurangi biaya distribusi yang dikeluarkan.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

1. Permasalahan Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah permasalahan CVRP dengan satu depot.

2. Data yang digunakan sebagai contoh permasalahan Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) adalah data permintaan setiap agen atau agen dari PT Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat untuk wilayah Kabupaten Sleman. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penulisan skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana membentuk model CVRP untuk distribusi surat kabar Kedaulatan Rakyat khususnya di wilayah Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana menyelesaikan model CVRP menggunakan Algoritma Sweep? D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah

1. Membentuk model CVRP untuk distribusi surat kabar Kedaulatan Rakyat khususnya di wilayah Kabupaten Sleman.


(7)

7 E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penyusunan skripsi ini adalah 1. Bagi perusahaan

Membantu perusahaan dalam menentukan rute pendistribusian yang efektif dengan batasan waktu dan kapasitas yang ditentukan sehingga dapat meminimumkan biaya distribusi.

2. Bagi pembaca

Menambah pengetahuan tentang CVRP dan Algoritma Sweep sebagai referensi untuk pengembangan aplikasi selanjutnya

3. Bagi penulis

Menambah pemahaman lebih dalam tentang VRP dan Algoritma Sweep dan juga mampu menerapkan Algoritma Sweep pada penyelesaian masalah CVRP (Capacitated Vehicle Routing Problem).


(8)

8

Diagram alir dari penulisan skripsi ini ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Skripsi

- - -

PT. Badan Penerbit KR menentukan

rute berdasarkan perkiraan saja tanpa mengetahui apakah jarak tempuh yang dipilih sudah minimal atau belum, sehingga mengakibatkan biaya bahan bakar yang dikeluarkan pun belum tentu minimal.

Menjadikan permasalahan nyata sebagai permasalahan CVRP

Membentuk model CVRP

Membuat kesimpulan untuk penyelesaian permasalahan

Menyelesaikan model CVRP

menggunakan Algoritma Sweep

Langkah-langkah penyelesaian menggunakan

Algoritma Sweep : 1. Tahap Clustering 2. Tahap Pembentukan

Rute

Masalah Nyata Akan dilakukan


(9)

9 BAB II DASAR TEORI

Pada bab ini akan diberikan dasar-dasar teori yang digunakan untuk menyelesaikan Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) yang meliputi optimasi, distribusi, teori graf, Traveling Salesman Problem (TSP), Vehicle Routing Problem (VRP), Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP), Algoritma Sweep dan juga penjelasan tentang PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat.

A. Optimasi

Brogran (1991 : 501) menyatakan bahwa optimasi adalah proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dicapai). Optimasi secara intuisi berarti melakukan pekerjaan dengan cara terbaik. Sedangkan menurut Licker (2003 : 170), optimasi berasal dari kata bahasa Inggris optimization memiliki arti memaksimumkan atau meminimumkan sebuah fungsi yang diberikan untuk beberapa macam kendala.

Masalah optimasi merujuk pada studi permasalahan yang mencoba untuk mencari nilai minimal atau maksimal dari suatu fungsi nyata. Banyak masalah dalam dunia nyata yang dapat direpresentasikan dalam kerangka permasalahan ini, misal pendapatan yang maksimum, biaya yang minimum dan lain sebagainya. Apabila hal yang dioptimumkan ternyata kuantitatif, maka masalah optimum akan menjadi masalah maksimum dan minimum (Susanta, 1994). Hasil dari optimasi disebut sebagai hasil yang optimal.


(10)

10

Berdasarkan beberapa pengertian optimasti tersebut dapat disimpulkan bahwa optimasi adalah proses untuk mencapai nilai yang minimal atau maksimal dari fungsi tujuan dengan mempertimbangkan beberapa kendala yang diberikan. Pada penulisan skripsi ini, optimasi yang ingin dicapai adalah optimasi rute. Optimasi rute adalah pencarian rute yang paling optimal (rute terpendek) dengan mempertimbangkan kapasitas kendaraan dan jangka waktu pelayanan (time windows).

B. Distribusi

Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak agen dalam suatu supply chain. Distribusi merupakan suatu kunci dari keuntungan yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung akan mempengaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan agen. Jaringan distribusi yang tepat dapat digunakan untuk mencapai berbagai macam tujuan dari supply chain, mulai dari biaya yang rendah sampai respon yang tinggi terhadap permintaan agen (Chopra & Meindl, 2010 : 86).

Distribusi meliputi semua aspek dalam pengiriman barang kepada agen. Sebenarnya, distribusi merupakan bagian dari material handling, karena material handling merupakan perpindahan material pada setiap saat dan setiap titik. Ada beberapa permasalahan yang biasa dihadapi dalam distribusi berkaitan dengan optimasi jaringan distribusi adalah (Harry dan Syamsudin, 2011):


(11)

11 1. Titik Depot

Titik depot sangat menentukan kelancaran pendistribusian barang, sehingga barang dapat sampai pada agen tepat pada waktunya.

2. Penentuan rute dan jadwal pengiriman

Salah satu keputusan terpenting dalam manajemen distribusi adalah penentuan jadwal serta rute pengiriman dari satu titik ke beberapa titik tujuan. Keputusan seperti ini sangat penting bagi perusahaan yang mengirimkan barangnya dari satu titik ke berbagai titik yang tersebar di sebuah kota. Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan ditempuh oleh setiap tipe kendaraan akan sangat berpengaruh terhadap biaya pengiriman. Namun demikian, biaya bukanlah satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengiriman. Selain itu, jadwal dan rute sering kali juga harus mempertimbangkan kendala lain seperti kapasitas kendaraan atau armada pengangkutan.

Secara umum permasalahan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai seperti tujuan untuk meminimumkan biaya pengiriman, meminimumkan waktu atau meminimumkan jarak tempuh. Salah satu dari tujuan tersebut bisa menjadi fungsi tujuan (objective fuction) dan yang lainnya menjadi kendala (constraint). Misalnya, fungsi tujuannya adalah meminimumkan biaya pendistribusian, namun ada kendala time window dan kendala maksimum jarak tempuh tiap kendaraan, disamping kendala lain seperti kapasitas atau kendala lainnya. Pada penulisan skripsi ini, manajemen distribusi merupakan pengelolaan terhadap kegiatan untuk memindahkan surat kabar dari suatu depot ke sejumlah agen dimana proses pemindahan tersebut akan


(12)

12

� �

� �

� �

� �

membentuk atau menghasilkan rute distribusi yang dibatasi oleh kapasitas kendaraan.

C. Teori Graf

1. Pengertian Graf (Mardiyono, 1996: 1)

Graf adalah kumpulan titik dan segmen garis yang menghubungkan dua titik yang disebut rusuk. Graf dapat dilambangkan dengan dengan himpunan yang unsur-unsurnya disebut titik dan himpunan yang unsur-unsurnya disebut rusuk. Titik-titik pada graf dapat merupakan obyek sembarang seperti kota. Rusuk dapat menunjukkan hubungan (relasi) sembarang seperti ruas jalan raya penghubung antar dua kota. Gambar 2.1 adalah contoh graf dengan V= { , , , } dan E = { , , , , , }

2. Jenis-jenis Graf

Menurut Mardiyono (1996:32) sesuai dengan kekhasan strukturnya, graf dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu graf sederhana, tidak sederhana, berarah, teratur, berbobot, pohon dan sebagainya.


(13)

13

1) Jenis graf berdasarkan ada tidaknya gelang dan rusuk ganda

Berdasarkan ada tidaknya gelang dan rusuk ganda graf dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu graf sederhana dan tidak sederhana. Dalam sebuah graf ada kemungkinan dijumpai dua rusuk atau lebih yang menghubungkan dua titik yang sama. Rusuk seperti ini disebut rusuk ganda. Ada pula rusuk yang menghubungkan titik tertentu dengan dirinya sendiri yang disebut gelang (Loop).

a. Graf sederhana

Graf sederhana adalah graf yang tidak memuat rusuk ganda dan gelang. Beberapa graf sederhana dapat ditunjukkan sebagai berikut:

i. Graf nol adalah graf yang tidak memiliki rusuk atau himpunan rusuknya merupakan himpunan kosong. Gambar 2 menunjukkan graf nol dengan 2 buah titik.

ii. Graf lengkap adalah graf sederhana yang setiap pasang titiknya saling berikatan. Notasi graf lengkap simpul adalah .

� �

Gambar 2.2 Graf nol dengan 2 buah titik

Gambar 2.3 Graf lengkap


(14)

14

(q)

iii. Graf bipartit adalah graf sederhana yang himpunan titiknya dapat dipartisi menjadi 2 bagian, misal dan sehingga setiap rusuknya mempunyai titik ujung di dan titik ujung yang lain di .

b. Graf tidak sederhana

Graf tidak sederhana adalah graf yang memiliki gelang atau rusuk ganda.

2) Jenis graf berdasarkan keteraturan derajat titiknya

Berdasarkan keteraturan derajat dari titiknya graf dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

a. Graf teratur

Graf teratur adalah graf yang setiap titiknya berderajat sama. Gambar 2.4 Graf bipartit

Gambar 2.5 (p) Graf yang memiliki rusuk ganda dan (q) Graf yang memiliki gelang

� �

� �

(p)

� �

� �

� �


(15)

15 b. Graf tidak teratur

Graf tidak teratur adalah graf yang setiap titiknya tidak mempunyai derajat yang sama.

3) Graf tak berarah (undirected graph)

Graf yang setiap rusuknya tidak memiliki orientasi arah.

4) Graf berarah (directed graph atau digraph) Graf yang setiap rusuknya memiliki orientasi arah

Gambar 2.7 Graf tidak teratur

Gambar 2.8 Graf tak berarah

� �

� �

Gambar 2.9 Graf berarah


(16)

16 5) Graf berbobot (weighted graph)

Graf yang setiap rusuknya diberi sebuah harga (bobot).

3. Keterhubungan

a. Jalan, jejak, lintasan, sirkuit dan sikel

Pada bagian ini akan dijelaskan pengertian jalan, jejak, lintasan, sirkuit dan sikel yang disertai dengan contoh-contoh untuk memperjelas definisi yang dimaksud.

1. Jalan (walk) pada graf didefinisikan sebagai barisan berhingga (tak kosong).

= ( , , , ,…, , ) dengan disebut titik awal dan titik akhir, yang suku-sukunya bergantian titik dan rusuk sedemikian hingga ujung adalah dan adalah titik-titik akhir rusuk untuk

. Suatu jalan disebut tertutup jika titik awal dan titik akhirnya berimpit. 2. Jejak (trail) merupakan jalan tanpa rusuk berulang.

3. Lintasan (path) merupakan jalan tanpa titik dan rusuk berulang. 4. Sirkuit (circuit) merupakan jejak yang tertutup.

Gambar 2.10 Graf berbobot

� �


(17)

17

5. Sikel (cycle) merupakan lintasan yang titik awal dan titik akhirnya berimpit. Jika sikel tersebut memuat semua simpul dalam graf G maka disebut sikel Hamilton dan graf yang memuat sikel Hamilton disebut graf Hamilton.

Lebih jelasnya diperhatikan gambar berikut:

i. = ( , , , , , , , , ) adalah sebuah jalan di yang panjangnya 4 satuan (setiap rusuk bernilai satu satuan), karena dalam barisan ini rusuk muncul lebih dari sekali maka bukan jejak. ii. = ( , , , , , , , , ) adalah sebuah jejak di yang

panjangnya 4 satuan (setiap rusuk bernilai satu satuan), karena dalam barisan ini titik muncul lebih dari sekali maka bukan lintasan. iii. = ( , , , , , , , , ) adalah sebuah lintasan di

yang panjangnya 4 satuan (setiap rusuk bernilai satu satuan), karena dalam barisan ini tidak ada rusuk dan titik yang muncul lebih dari sekali.

iv. = ( , , , , , , , , , , , , ) adalah sebuah sirkuit di yang panjangnya 6 satuan (setiap rusuk bernilai satu

Gambar 2.11 Graf �

� � � �

� �

� �

� �


(18)

18

satuan), karena internal muncul lebih dari sekali maka bukan sikel.

v. = ( , , , , , , , , ) adalah sebuah sikel di yang panjangnya 4 satuan (setiap rusuk bernilai satu satuan).

b. Keterhubungan Graf

Salah satu kajian penting dalam teori graf adalah mengenai connectivity atau keterhubungan. Connectivity dalam graf terbagi menjadi 2, yaitu vertex-connectivity dan edge-vertex-connectivity. Vertex-vertex-connectivity adalah jumlah minimum dari vertex yang akan dihilangkan untuk membuat suatu graf menjadi disconnected (tidak terhubung). Edge-connectivity adalah jumlah minimum edge yang akan dihilangkan untuk membentuk suatu graf menjadi disconnected (Devi dkk, 2013).

Suatu graf dikatakan terhubung (connected) jika untuk setiap dua simpul dan di , terdapat lintasan yang menghubungkan simpul itu, sebaliknya, graf dikatakan tidak terhubung (disconnected) jika tidak ada lintasan yang menghubungkannya. Jika suatu graf tidak terhubung maka graf akan terdiri dari beberapa subgraf yang disebut komponen graf. Banyaknya komponen graf dinotasikan dengan . Graf terhubung mempunyai satu komponen dan graf tidak terhubung mempunyai lebih dari satu komponen (Mardiyono, 1996:44). Contoh graf terhubung dan tidak terhubung pada Gambar 2.12.


(19)

19

Gambar 2.12 Graf terhubung dengan satu komponen dan graf tidak terhubung dengan dua komponen

D. Travelling Salesman Problem (TSP)

1. Pengertian Travelling Salesman Problem (TSP)

Travelling Salesman Problem (TSP) dikemukakan pada tahun 1800 oleh matematikawan Irlandia, William Rowan Hamilton dan matematikawan Inggris, Thomas Penyngton. TSP dikenal sebagai suatu permasalahan optimasi yang bersifat klasik dimana tidak ada penyelesaian yang paling optimal selain mencoba seluruh kemungkinan penyelesaian yang ada. Permasalahan ini melibatkan seorang salesman yang harus melakukan kunjungan sekali pada semua kota dalam sebuah rute sebelum salesman kembali ke titik awal (depot), sehingga perjalanannya dikatakan sempurna (Era Madonna dkk, 2013) .

Agus dan Wayan (2010) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa penentuan rute perjalanan merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yaitu rute manakah yang memiliki biaya paling murah untuk dilalui seorang salesman ketika harus mengunjungi sejumlah titik. Setiap titik tersebut harus dikunjungi tepat satu kali kemudian kembali lagi


(20)

20

ke titik semula. Permasalahan tersebut dikenal sebagai Travelling Salesman Problem (TSP). Secara matematis, TSP dapat diformulasikan sebagai berikut : Didefinisikan :

= { 0

menyatakan jarak dari titik menuju titik

Fungsi Tujuan : ∑ (2.1) dengan kendala

∑ untuk (2.2)

∑ untuk (2.3)

2. Penyelesaian Travelling Salesman Problem (TSP)

Permasalahan TSP dapat diselesaikan dengan beberapa cara, tergantung dengan sistem permasalahan yang dihadapi. Adapun metode atau cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan TSP yaitu Djikstra, Nearest Neighbour, Insertion. Pada penulisan skripsi ini akan digunakan metode Nearest Neighbour untuk menyelesaikan permasalahan distribusi surat kabar Harian KR. Menurut Era Madonna dkk (2013), pada metode Nearest Neighbour ini, pemilihan rute akan dimulai pada rute yang memiliki nilai jarak paling minimum setiap melalui agen, kemudian akan memilih agen selanjutnya yang belum dikunjungi dan memiliki jarak yang paling minimum.

Metode Nearest Neighbour merupakan metode paling sederhana untuk menyelesaikan masalah Traveling Salesman Problem. Pertama, memilih salah satu titik yang mewakili suatu titik awal. Selanjutnya, memilih titik tujuan yang akan dikunjungi berikutnya, dengan pertimbangan hanya memilih titik yang

jika ada perjalanan salesman dari titik menuju titik


(21)

21

memiliki jarak terdekat dengan titik yang sebelumnya dikunjungi. Setelah seluruh titik dikunjungi atau seluruh titik telah terhubung, maka tutup rute perjalanan dengan kembali ke titik asal.

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengerjaan pembentukan rute dengan menggunakan metode Nearest Neighbour (Era Madonna, 2013) :

1. Langkah 0 : Inisialisasi

1.1Menentukan satu titik yang akan menjadi titik awal (depot) perjalanan. 1.2 Menentukan sebagai himpunan titik yang akan

dikunjungi.

1.3 Menentukan urutan rute perjalanan saat ini (sementara) . 2. Langkah : Memilih titik yang selanjutnya akan dikunjungi

Jika adalah titik yang berada di urutan terakhir dari rute maka akan ditemukan titik berikutnya yang memiliki jarak paling minimum dengan , dimana merupakan anggota dari . Apabila terdapat banyak pilihan optimal artinya terdapat lebih dari satu titik yng memiliki jarak yang sama dari titik terakhir dalam rute dan jarak tersebut merupakan jarak yang paling minimum maka pilih secara acak.

3. Langkah : Menambahkan titik yang terpilih pada langkah 1 pada urutan rute berikutnya.

Menambahkan titik di urutan akhir dari rute sementara dan mengeluarkan yang terpilih tersebut dari daftar titik yang belum dikunjungi.


(22)

22

4. Langkah : Jika semua titik yang harus dikunjungi telah dimasukkan dalam rute atau , maka tidak ada lagi titik yang ada di . Selanjutnya, menutup rute dengan menambahkan titik inisialisasi atau titik awal perjalanan diakhir rute. Dengan kata lain, rute ditutup dengan kembali lagi ke titik asal. Jika sebaliknya, kembali melakukan langkah .

Metode Nearest Neighbour digunakan pada penulisan skripsi ini dikarenakan metode ini merupakan salah satu metode yang memiliki karakteristik pembentukan rute distribusi sesuai dengan keadaan nyata yang terdapat pada kondisi di lapangan, serta alasan penggunaan metode ini dikarenakan teknik penentuan rute yang diterapkan pada metode ini lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan metode TSP yang lain dan metode Nearest Neighbour ini merupakan metode yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan rute distribusi dengan menggunakan metode yang lainnya. Diagram alir dari metode Nearest Neighbour ditunjukan pada Gambar 2.13.


(23)

23

E. Vehicle Routing Problem (VRP)

1. Pengertian Vehicle Routing Problem (VRP)

Vehicle routing problem (VRP) merupakan masalah penentuan rute kendaraan yang memegang peranan penting dalam dunia industri yaitu pada masalah manajemen distribusi dan transportasi. Yeun dkk (2008) mendefinisikan VRP sebagai masalah penentuan rute optimal kendaraan dalam pendistribusian

Tidak

Selesai Mulai

Inisialisasi

Memilih titik yang selanjutnya akan dikunjungi (titik yang memiliki jarak paling minimum)

Menambahkan titik yang terpilih pada urutan rute berikutnya

Apakah semua titik sudah dimasukkan kedalam urutan rute?

Menutup urutan rute dengan menambahkan titik inisialisasi atau titik awal perjalanan di akhir rute

Ya


(24)

24

barang atau jasa dari satu atau lebih depot ke sejumlah agen di lokasi yang berbeda dengan permintaan yang telah diketahui dan memenuhi sejumlah kendala. VRP pertama kali dipelajari yaitu oleh Dantzig dan Ramser pada tahun 1959 dalam bentuk rute dan penjadwalan truk. Clarke dan Wright pada tahun 1964 kemudian melanjutkan penelitian ini dan berhasil menciptakan sebuah metode yaitu Saving Algorithm. Solusi dari sebuah VRP yaitu sejumlah rute pengiriman kebutuhan agen dimana kendaraan berangkat dari depot lalu menuju agen dan kembali lagi ke depot (Indra dkk, 2014).

Secara ringkas, berikut ini merupakan karakteristik dari permasalahan VRP : a. Perjalanan kendaraan berawal dan berakhir di depot.

b. Ada sejumlah tempat yang semuanya harus dikunjungi dan dipenuhi permintaannya tepat satu kali.

c. Jika kapasitas kendaraan sudah terpakai dan tidak dapat melayani titik berikutnya, kendaraan dapat kembali ke depot untuk memenuhi kapasitas kendaraan dan melayani titik berikutnya.

d. Tujuan dari permasalahan ini adalah meminimumkan total jarak yang ditempuh kendaraan dengan mengatur urut-urutan titik yang harus dikunjungi beserta kapan kembalinya kendaraan untuk mengisi kapasitasnya lagi.

Menurut Toth dan Vigo (2002) terdapat empat tujuan umum dari VRP adalah sebagai berikut :

a. Meminimumkan biaya transportasi, terkait dengan jarak dan biaya tetap yang berhubungan dengan kendaraan.


(25)

25

b. Meminimumkan jumlah kendaraan (atau pengemudi) yang dibutuhkan untuk melayani setiap agen.

c. Menyeimbangkan rute, untuk waktu perjalanan dan muatan kendaraan. d. Meminimumkan penalti akibat pelayanan yang kurang memuaskan dari

agen.

2. Klasifikasi Jenis-jenis VRP

Terdapat beberapa jenis VRP yang sangat bergantung pada jumlah faktor pembatas dan tujuan yang akan dicapai. Pembatas yang paling umum digunakan yaitu jarak dan waktu. Tujuan yang ingin dicapai biasanya meminimalkan jarak tempuh, waktu maupun biaya (Indra dkk, 2014).

VRP terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain : a. VRP with multiple trips

Setiap kendaraan dapat melakukan lebih dari satu rute untuk memenuhi kebutuhan agen.

b. VRP with time windows

Setiap agen yang dilayani oleh kendaraan memiliki waktu pelayanan. c. VRP with pickup and delivery

Terdapat sejumlah barang yang perlu dipindahkan dari lokasi penjemputan tertentu ke lokasi pengiriman lainnya.

d. Capacitated VRP

Kendaraan yang memiliki keterbatasan daya angkut (kapasitas) barang yang harus diantarkan ke suatu tempat.


(26)

26 e. VRP with Multiple Products

Agen memiliki pesanan lebih dari satu jenis produk yang harus diantarkan. f. VRP with Multiple Depots

Depot awal untuk melayani agen lebih dari satu. g. Periodic VRP

Adanya perencanaan yang berlaku untuk satuan waktu tertentu. h. VRP with heterogeneous fleet of vehicles

Kapasitas kendaraan antar kendaraan satu dengan kendaraan lain tidak selalu sama. Jumlah dan tipe kendaraan diketahui.

Berdasarkan jenisnya, masing-masing VRP memiliki keistimewaan tersendiri. Pada penulisan skrispsi ini akan dibahas jenis VRP yaitu Capacitated VRP dengan keistimewaan yaitu dapat menentukan rute dengan jarak tempuh minimum dengan penambahan kendala kapasitas kendaraan.

F. Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP)

Menurut Wijaya dkk (2004), Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) merupakan salah satu variasi yang paling umum dari masalah VRP, dimana terdapat penambahan kendala berupa kapasitas kendaraan yang homogen (identik) untuk mengunjungi sejumlah agen sesuai dengan permintaannya masing-masing. Permasalahan CVRP, total jumlah permintaan agen dalam satu rute tidak melebihi kapasitas kendaraan yang melayani rute tersebut, setiap agen dikunjungi hanya satu kali oleh satu kendaraan dan semua rute dimulai dan berakhir di depot. Permasalahan CVRP mempunyai tujuan meminimumkan total jarak tempuh rute


(27)

27

perjalanan kendaraan yang digunakan dalam mendistribusikan barang dari tempat pengiriman (depot) ke masing-masing agen.

Pemodelan untuk CVRP memiliki parameter-parameter sebagai berikut: adalah jumlah agen,

menunjukkan kapasitas setiap kendaraan, menunjukkan permintaan agen dan

adalah jarak tempuh perjalanan dari agen ke agen

Semua parameter dianggap nilai integer tidak negatif. Sejumlah kendaraan homogeny dengan kapasitas dan sebuah depot utama, dengan indeks 0, melakukan pengiriman ke agen, dengan indeks sampai . Permasalahannya adalah menentukan rute pasti setiap kendaraan dimulai dan diakhiri di depot. Setiap agen harus dipasangkan dengan tepat rute, karena setiap agen hanya dapat dilayani oleh satu kendaraan. Jumlah seluruh permintaan agen yang ada pada setiap rute harus berada dalam batas kapasitas kendaraan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan total jarak tempuh perjalanan (Wijaya dkk, 2004).

Menurut Wijaya dkk (2004), model matematika dari CVRP didefinisikan sebagai suatu graf . Himpunan terdiri atas gabungan himpunan agen dari sampai dengan penambahan depot sebagai titik 0 dan . Jaringan jalan yang digunakan oleh kendaraan dinyatakan sebagai himpunan rusuk berarah yaitu penghubung antar agen, | . Semua rute dimulai dari 0 dan berakhir di 0. Himpunan kendaraan merupakan kumpulan kendaraan yang homogen dengan kapasitas . Setiap agen untuk setiap memiliki permintaan sehingga panjang rute dibatasi oleh kapasitas kendaraan. Setiap


(28)

28

rusuk memiliki jarak tempuh dan jarak tempuh diasumsikan simetris, contoh = , dan juga bahwa = = 0. Satu-satunya variabel keputusan adalah :

= { 0

Fungsi tujuan dari model matematika CVRP adalah

Meminimumkan =

dengan kendala

1. Setiap titik dikunjungi tepat satu kali oleh suatu kendaraan :

∑ ∑

2. Total permintaan semua titik dalam satu rute tidak melebihi kapasitas kendaraan: ∑ ∑ 3. Setiap rute berawal dari depot 0 :

4. Setiap kendaraan yang mengunjungi satu titik pasti akan meninggalkan titik tersebut : ∑ ∑ 0

jika terdapat perjalanan dari ke dengan kendaraan k jika tidak terdapat perjalanan dari ke dengan kendaraan k

(2.4)

(2.5)

(2.6)

(2.7)


(29)

29 5. Setiap rute berakhir di depot :

6. Variabel xijk merupakan variabel biner :

0 ,

Berdasarkan definisi CVRP, diperoleh suatu kesimpulan mengenai input dari permasalahan CVRP sebagai berikut:

1. Input permasalahan CVRP adalah daftar jarak agen, daftar permintaan tiap agen dan kapasitas kendaraan.

2. Dalam terminologi graf, kumpulan agen atau titik pada permasalahan CVRP adalah sebuah graf lengkap dengan bobot rusuk adalah jarak antar agen.

G. Algoritma Sweep

Algoritma sweep merupakan algoritma dua tahap, yaitu tahap pertama terdiri dari clustering agen yang mana clustering awal dilakukan dengan menggabungkan titik-titik dalam satu cluster berdasarkan kapasitas maksimal kendaraan, dan tahap kedua adalah membentuk rute-rute untuk masing-masing cluster. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan CVRP dengan menggunakan algoritma sweep (Arunya Boonkleaw etc., 2009) :

1. Tahap Pengelompokkan (Clustering) :

Tahap pertama dalam algoritma sweep adalah mengelompokkan masing-masing titik agen ke dalam sebuah cluster. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengelompokkan :

(2.9)


(30)

30

a. Menggambar masing-masing agen (yang selanjutnya disebut sebagai titik) dalam koordinat kartesius dan menetapkan titik depot sebagai pusat koordinat.

b. Menentukan semua koordinat polar dari masing-masing titik yang berhubungan dengan depot. Langkah untuk mengubah koordinat kartesius menjadi koordinat polar adalah sebagai berikut :

√ (2.11)

(2.12)

Setelah diperoleh masing-masing titik dalam koordinat polar maka selanjutnya menggambarkan titik-titik tersebut dalam bidang dua dimensi. Langkah untuk mengubah koordinat kartesius menjadi koordinat polar juga dapat dilakukan dengan menggunakan Software Geogebra yang disajikan pada Lampiran 5.

c. Melakukan pengelompokkan (clustering) dimulai dari titik yang memiliki sudut polar terkecil dan seterusnya berurutan sampai titik yang memiliki sudut polar terbesar dengan memperhatikan kapasitas kendaraan.

d. Memastikan semua titik “tersapu” dalam cluster saat ini.

e. Pengelompokkan dihentikan ketika dalam satu cluster akan melebihi kapasitas maksimal kendaraan.

f. Membuat cluster baru dengan langkah yang sama seperti langkah c dimulai dari titik yang memiliki sudut polar terkecil yang belum termasuk dalam cluster sebelumnya (titik yang terakhir ditinggalkan).


(31)

31

Gambar 2.14 Diagram Alir Algoritma Sweep

g. Mengulangi langkah c - f, sampai semua titik telah dimasukkan dalam sebuah cluster.

2. Tahap Pembentukan Rute :

Tahap kedua dalam algoritma sweep yaitu membentuk rute-rute berdasarkan cluster yang telah diperoleh pada tahapan clustering. Setiap cluster akan menjadi sebuah permasalahan Travelling Salesman Problem (TSP). Oleh karena itu, dalam menyelesaikan tahapan pembentukan rute, langkah yang digunakan sama dengan ketika menyelesaikan permasalahan TSP. Pada penulisan skripsi ini, metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan TSP adalah metode Nearest Neighbour. Diagram alir dari algoritma Sweep ditunjukkan pada Gambar 2.14.

Menentukan rute dsitribusi menggunakan metode Nearest Neighbour

Selesai

Tidak

Mulai

Menggambar titik-titik dalam bidang koordinat kartesius

Mengubah koordinat kartesius menjadi koordinat polar

Mencari titik-titik yang memiliki sudut polar terendah kemudian digabungkan

Jumlah Permintaan Kapasitas Kendaraan


(32)

32 H. PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat 1. Sejarah Perusahaan

Surat kabar Kedaulatan Rakyat merupakan surat kabar tertua yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Surat kabar yang dipimpin oleh H. Soemadi M. Winohito ini memiliki motto dengan menggunakan bahasa Jawa yakni Migunanging Tumraping Liyan dan semboyannya adalah Suara Hati Nurani Rakyat. Arti dari motto tersebut adalah sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain, berguna bagi sesama membuat hidup lebih berarti. Surat kabar Kedaulatan Rakyat terbit setiap harinya dengan jumlah awal halamannya sebanyak 16 halaman , namun dengan berjalannya waktu bertambah menjadi 24 halaman dengan oplah lebih dari 125.000 kopi (Data Perusahaan).

Kedaulatan Rakyat lahir pada tanggal 5 September 1945, setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan daerah kekuasaannya menjadi bagian dari Republik Indonesia. Secara resmi Surat kabar Kedaulatan Rakyat resmi berdiri pada hari Kamis, 27 September 1945, tidak lama setelah kemerdekaan Republik Indonesia bulan Agustus (Data Perusahaan).

Nama Kedaulatan Rakyat dipilih oleh Soedarisman Poerwokoesoemo. Surat kabar yang terletak di Jalan P. Mangukbumi No. 40-46 ini bermula dari adanya sebuah koperasi, lalu pada tahun 1950 berubah menjadi NV dan kembali berubah menjadi PT. Badan Penerbitan Kedaulatan Rakyat yang sesuai dengan SK Menteri Kehakiman pada tanggal 7 Desember 1950. Kedaulatan Rakyat memiliki izin yakni SIUPP no 127 / SK / MEMPEN / A.7 / 1986 pada tanggal 4 Desember 1990 (Data Perusahaan). Selain Surat kabar, Kedaulatan Rakyat juga telah


(33)

33

menerbitkan beberapa media cetak, media penyiaran dan media online lainnya yakni Minggu Pagi, Surat Kabar Merapi, KR radio pada gelombang102.7 FM dan krjogja.com (Data Perusahaan).

2. Proses Surat Kabar Kedaulatan Rakyat sampai ke Agen

Proses pengolahan berita hingga surat kabar siap didistribusikan kepada agen dimulai setiap harinya dengan mengadakan rapat pagi untuk menentukan program berita. Setelah itu pelaksanaan hunting (proses pencarian berita) dari konferensi pers, undangan, release, kerja sama, internet, TV atau Radio dan kesaksian. Setelah semua informasi telah didapatkan kemudian informasi tersebut dijadikan narasi dan dilanjutkan dengan proses correcting. Pada proses koreksi naskah berita yang salah akan dibenarkan lagi. Setelah proses writing dan correcting, proses selanjutnya adalah proses design secara manual untuk mengatur letak berita dan iklan pada surat kabar. Proses dilanjutkan dengan layouting, filming, dan diakhiri dengan proses platting. Selanjutnya yaitu proses pendistribusian surat kabar yang dilakukan setiap hari pada pukul 02.30-05.00 WIB dengan satuan eksemplar. Harga untuk satu eksemplar surat kabar yaitu Rp 3.000,-.

Setiap media massa memiliki cara tersendiri untuk mempertahankan agennya demikian juga Kedaulatan Rakyat (KR) memiliki cara tersendiri dalam menghadapi persaingan media cetak dan juga media penyiaran lainnya sehingga dapat mempertahankan agennya yaitu dengan cara menginformasikan berita yang aktual, serta mengadakan social control, dan tidak menambahkan penilaian yang


(34)

34

negatif terhadap suatu berita yang disajikan. Surat kabar KR memuat rubrik Kaca untuk remaja serta berita sosial, politik, budaya, dan olahraga. Selain itu surat kabar KR juga membuat rubrik pendidikan bagi remaja yang suka menulis dan mengarang. Hal tersebut merupakan bagian dalam mendukung program pendidikan bagi pendidikan anak-anak dan remaja.

3. Rute Distribusi Surat Kabar Kedaulatan Rakyat

PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat setiap harinya mendistribusikan surat kabar dalam satuan eksemplar ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Pada penulisan skripsi ini hanya akan dibatasi pada kegiatan distribusi untuk wilayah Kabupaten Sleman. Jumlah agen yang ada di Kabupaten Sleman terdapat 20 agen dengan masing-masing permintaan yang berbeda-beda. Setiap harinya surat kabar didistribusikan dengan menggunakan kendaraan jenis Mobil Box Isuzu Panther.

Kegiatan distribusi dilakukan oleh 2 orang yang terdiri dari pengemudi (driver) dan asisten pengemudi (distributor). Selain melakukan pengiriman produk, driver dan distributor juga melakukan bongkar-muat dan meletakkan produk pada tempat yang telah disediakan. Proses distribusi dimulai dari depot (perusahaan) yang berada di Jalan Solo Km 11, Kalitirto, DIY dan kemudian kembali lagi ke depot. Berikut ini rute distribusi yang di lalui perusahaan saat ini untuk wilayah Kabupaten Sleman beserta jarak yang ditempuh:


(35)

35 Rute 1 (Total Jarak Tempuh = 106.2 Km) :

Depot Jalan Gejayan, Gang Guru, Mrican Pelem Kecut CT 10/41 Sleman Jalan Tluki I 169 CONCAT Jalan Gurameh Raya, Minomartani (Warnet Luna)

Pasar Gentan, Ngaglik Sleman Jalan Tegalrejo, Sardonoharjo, Sleman Jalan Besi KM 14 (Depan Kampus UII) Rumah Sakit Panti Nugroho Hargo Binangun, Pakem Donokerto, Turi, Sleman Karangnggeneng, Pakem, Sleman Depot

Rute 2 (Total Jarak Tempuh = 68.7 Km) :

Depot Pasar Terban Perempatan Tugu Yogya Karanganyar, Sinduadi, Mlati (Yogya Utara) Jombor Kidul, Sinduadi, Mlati, Sleman Jalan Magelang KM 5,2 Jalan Merapi Km 4 Beran Jalan Bhayangkara KM 13 Morangan Lumbungrejo, Tempel, Sleman Wadas, Tridadi, Sleman Depot


(36)

68

DAFTAR PUSTAKA

Arunya Boonkleaw, S. Suthikannarunai, dan R. Srinon. (2009). Strategic Planning and Vehicle Routing Algorithm for Newspaper Delivery Problem: Case Study of Morning Newsppaper, Bangkok, Thailand. Proceeding of the World Congress on Engineering and Computer Science, Sanfranciso, USA. Vol. 2.

Agus Wahyu W., dan Wayan, F.M. (2010). Penerapan Algoritma Genetika Pada Sistem Rekomendasi Wisata Kuliner. Jurnal Ilmiah Kursor. Vol. 5, No. 4, hlm.205-211

Ballou, R.H. (2005). Bussiness Logistics/Supply Chain Management Fifth Edition. Pearson Education International. Ohio. Di dalam Hijri Virgiawan. (2014). Aplikasi Vehicle Routing Problem Pada Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Club di Kota Balikpapan. Skripsi. FT-Universitas Mulawarman.

Bräysy, Olli. (2001) .Genetic Algorithms for the Vehicle Routing Problem with Time Windows. Dept. of Mathematics and Statistics, University of Vaasa Finland.

Brogan, William. (1991). Modern Control Theory. New Jersey: Prentice Hall. Inc Chopra, Sunil & Meindl, Peter . (2010). Supply Chain management : Strategy,

Planning and Opration. Fourth Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Devi Octaria S., Wamiliana, dan Fitriani. (2013). Keterhubungan Suatu Graf DIpandang Dari Teorema Whitney dan Teorema Menger. Prosiding, Semirata. Lampung : FMIPA Universitas Lampung.

Era Madonna, Muhammad, dan Irmansyah. (2013). Aplikasi Metode Nearest Neighbour pada Penentuan Jalur Evakuasi Terpendek untuk Daerah Rawan Gempa dan Tsunami. Jurnal Elektron. Vol. 5. No. 2. Hlm. 45-46. Gunadi W. Nurcahyo, dkk. (2002). Sweep Algorithm in Vehicle Routing Problem For Public Transport. Jurnal Antarbangsa(Teknologi Maklumat). Vol.2. Hlm. 51-64.

Gunawan, Indra Maryati, dan Henry Kurniawan W. (2012). Optimasi Penentuan Rute Kendaraan Pada Sistem Distribusi Barang dengan Ant Colony Optimization. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan. Surabaya : Sekolah Tinggi Teknik Surabaya.


(37)

69

Harry S. dan Syamsudin N. (2011). Penerapan Supply Chain Management Pada Proses Manajemen Distribusi Dan Transportasi Untuk Meminimasi Waktu Dan Biaya Pengiriman. Jurnal Poros Teknik. Vol. 3. No. 1. Hlm.26-33.

Hijri Virgiawan. (2014). Aplikasi Vehicle Routing Problem Pada Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Club di Kota Balikpapan. Skripsi. FT-Universitas Mulawarman.

Indra S.K., Susi S., dan Hari A. (2014). Usulan Rute Pendistribusian Air Mineral Dalam Kemasan Menggunakan Metode Nearest Neighbour dan Clarke & Wright Savings (Studi Kasus di PT. X Bandung). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol.01, No.02, Hlm.125-136.

Joze Rizal. (2007). Optimasi Pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan pendekatan Simulasi Annealing. Jurnal Gradien. Vol.3,No.2,Hlm:286-290.

Licker, M. D. (2003). Dictionary of Mathematics Second Edition. New York: McGraw-Hill.

Mardiyono, S. (1996). Matematika Diskret. Yogyakarta: FMIPA IKIP Yogyakarta.

Susanta, B. (1994). Program Linear. Jakarta: Depdikbud.

Toth, P. dan Vigo, D. (2002). The Vehicle Routing Problem. SIAM. Philadelphia. Wijaya S., Manahan P.S., dan Santi N. (2004). Penerapan Metode Algoritma

Genetik untuk Memecahkan Masalah Penentuan Rute Kendaraan Berkendala Kapasitas. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer : Universitas Komputer Indonesia.

Yeun, L. C., Ismail, W. R., Omar, K., & Zirour, M. (2008). Vehicle Routing Problem.: Model and Solution. Journal of Measurement and Analysis. 4(1). Hlm. 205-218.


(1)

32 H. PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat 1. Sejarah Perusahaan

Surat kabar Kedaulatan Rakyat merupakan surat kabar tertua yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Surat kabar yang dipimpin oleh H. Soemadi M. Winohito ini memiliki motto dengan menggunakan bahasa Jawa yakni Migunanging Tumraping Liyan dan semboyannya adalah Suara Hati Nurani Rakyat. Arti dari motto tersebut adalah sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain, berguna bagi sesama membuat hidup lebih berarti. Surat kabar Kedaulatan Rakyat terbit setiap harinya dengan jumlah awal halamannya sebanyak 16 halaman , namun dengan berjalannya waktu bertambah menjadi 24 halaman dengan oplah lebih dari 125.000 kopi (Data Perusahaan).

Kedaulatan Rakyat lahir pada tanggal 5 September 1945, setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan daerah kekuasaannya menjadi bagian dari Republik Indonesia. Secara resmi Surat kabar Kedaulatan Rakyat resmi berdiri pada hari Kamis, 27 September 1945, tidak lama setelah kemerdekaan Republik Indonesia bulan Agustus (Data Perusahaan).

Nama Kedaulatan Rakyat dipilih oleh Soedarisman Poerwokoesoemo. Surat kabar yang terletak di Jalan P. Mangukbumi No. 40-46 ini bermula dari adanya sebuah koperasi, lalu pada tahun 1950 berubah menjadi NV dan kembali berubah menjadi PT. Badan Penerbitan Kedaulatan Rakyat yang sesuai dengan SK Menteri Kehakiman pada tanggal 7 Desember 1950. Kedaulatan Rakyat memiliki izin yakni SIUPP no 127 / SK / MEMPEN / A.7 / 1986 pada tanggal 4 Desember 1990 (Data Perusahaan). Selain Surat kabar, Kedaulatan Rakyat juga telah


(2)

33

menerbitkan beberapa media cetak, media penyiaran dan media online lainnya yakni Minggu Pagi, Surat Kabar Merapi, KR radio pada gelombang102.7 FM dan krjogja.com (Data Perusahaan).

2. Proses Surat Kabar Kedaulatan Rakyat sampai ke Agen

Proses pengolahan berita hingga surat kabar siap didistribusikan kepada agen dimulai setiap harinya dengan mengadakan rapat pagi untuk menentukan program berita. Setelah itu pelaksanaan hunting (proses pencarian berita) dari konferensi pers, undangan, release, kerja sama, internet, TV atau Radio dan kesaksian. Setelah semua informasi telah didapatkan kemudian informasi tersebut dijadikan narasi dan dilanjutkan dengan proses correcting. Pada proses koreksi naskah berita yang salah akan dibenarkan lagi. Setelah proses writing dan correcting, proses selanjutnya adalah proses design secara manual untuk mengatur letak berita dan iklan pada surat kabar. Proses dilanjutkan dengan layouting, filming, dan diakhiri dengan proses platting. Selanjutnya yaitu proses pendistribusian surat kabar yang dilakukan setiap hari pada pukul 02.30-05.00 WIB dengan satuan eksemplar. Harga untuk satu eksemplar surat kabar yaitu Rp 3.000,-.

Setiap media massa memiliki cara tersendiri untuk mempertahankan agennya demikian juga Kedaulatan Rakyat (KR) memiliki cara tersendiri dalam menghadapi persaingan media cetak dan juga media penyiaran lainnya sehingga dapat mempertahankan agennya yaitu dengan cara menginformasikan berita yang aktual, serta mengadakan social control, dan tidak menambahkan penilaian yang


(3)

34

negatif terhadap suatu berita yang disajikan. Surat kabar KR memuat rubrik Kaca untuk remaja serta berita sosial, politik, budaya, dan olahraga. Selain itu surat kabar KR juga membuat rubrik pendidikan bagi remaja yang suka menulis dan mengarang. Hal tersebut merupakan bagian dalam mendukung program pendidikan bagi pendidikan anak-anak dan remaja.

3. Rute Distribusi Surat Kabar Kedaulatan Rakyat

PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat setiap harinya mendistribusikan surat kabar dalam satuan eksemplar ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Pada penulisan skripsi ini hanya akan dibatasi pada kegiatan distribusi untuk wilayah Kabupaten Sleman. Jumlah agen yang ada di Kabupaten Sleman terdapat 20 agen dengan masing-masing permintaan yang berbeda-beda. Setiap harinya surat kabar didistribusikan dengan menggunakan kendaraan jenis Mobil Box Isuzu Panther.

Kegiatan distribusi dilakukan oleh 2 orang yang terdiri dari pengemudi (driver) dan asisten pengemudi (distributor). Selain melakukan pengiriman produk, driver dan distributor juga melakukan bongkar-muat dan meletakkan produk pada tempat yang telah disediakan. Proses distribusi dimulai dari depot (perusahaan) yang berada di Jalan Solo Km 11, Kalitirto, DIY dan kemudian kembali lagi ke depot. Berikut ini rute distribusi yang di lalui perusahaan saat ini untuk wilayah Kabupaten Sleman beserta jarak yang ditempuh:


(4)

35 Rute 1 (Total Jarak Tempuh = 106.2 Km) :

Depot Jalan Gejayan, Gang Guru, Mrican Pelem Kecut CT 10/41 Sleman Jalan Tluki I 169 CONCAT Jalan Gurameh Raya, Minomartani (Warnet Luna)

Pasar Gentan, Ngaglik Sleman Jalan Tegalrejo, Sardonoharjo, Sleman Jalan Besi KM 14 (Depan Kampus UII) Rumah Sakit Panti Nugroho Hargo Binangun, Pakem Donokerto, Turi, Sleman Karangnggeneng, Pakem, Sleman Depot

Rute 2 (Total Jarak Tempuh = 68.7 Km) :

Depot Pasar Terban Perempatan Tugu Yogya Karanganyar, Sinduadi, Mlati (Yogya Utara) Jombor Kidul, Sinduadi, Mlati, Sleman Jalan Magelang KM 5,2 Jalan Merapi Km 4 Beran Jalan Bhayangkara KM 13 Morangan Lumbungrejo, Tempel, Sleman Wadas, Tridadi, Sleman Depot


(5)

68

DAFTAR PUSTAKA

Arunya Boonkleaw, S. Suthikannarunai, dan R. Srinon. (2009). Strategic Planning and Vehicle Routing Algorithm for Newspaper Delivery Problem: Case Study of Morning Newsppaper, Bangkok, Thailand. Proceeding of the World Congress on Engineering and Computer Science, Sanfranciso, USA. Vol. 2.

Agus Wahyu W., dan Wayan, F.M. (2010). Penerapan Algoritma Genetika Pada Sistem Rekomendasi Wisata Kuliner. Jurnal Ilmiah Kursor. Vol. 5, No. 4, hlm.205-211

Ballou, R.H. (2005). Bussiness Logistics/Supply Chain Management Fifth Edition. Pearson Education International. Ohio. Di dalam Hijri Virgiawan. (2014). Aplikasi Vehicle Routing Problem Pada Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Club di Kota Balikpapan. Skripsi. FT-Universitas Mulawarman.

Bräysy, Olli. (2001) .Genetic Algorithms for the Vehicle Routing Problem with Time Windows. Dept. of Mathematics and Statistics, University of Vaasa Finland.

Brogan, William. (1991). Modern Control Theory. New Jersey: Prentice Hall. Inc Chopra, Sunil & Meindl, Peter . (2010). Supply Chain management : Strategy,

Planning and Opration. Fourth Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Devi Octaria S., Wamiliana, dan Fitriani. (2013). Keterhubungan Suatu Graf DIpandang Dari Teorema Whitney dan Teorema Menger. Prosiding, Semirata. Lampung : FMIPA Universitas Lampung.

Era Madonna, Muhammad, dan Irmansyah. (2013). Aplikasi Metode Nearest Neighbour pada Penentuan Jalur Evakuasi Terpendek untuk Daerah Rawan Gempa dan Tsunami. Jurnal Elektron. Vol. 5. No. 2. Hlm. 45-46. Gunadi W. Nurcahyo, dkk. (2002). Sweep Algorithm in Vehicle Routing Problem For Public Transport. Jurnal Antarbangsa(Teknologi Maklumat). Vol.2. Hlm. 51-64.

Gunawan, Indra Maryati, dan Henry Kurniawan W. (2012). Optimasi Penentuan Rute Kendaraan Pada Sistem Distribusi Barang dengan Ant Colony Optimization. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan. Surabaya : Sekolah Tinggi Teknik Surabaya.


(6)

69

Harry S. dan Syamsudin N. (2011). Penerapan Supply Chain Management Pada Proses Manajemen Distribusi Dan Transportasi Untuk Meminimasi Waktu Dan Biaya Pengiriman. Jurnal Poros Teknik. Vol. 3. No. 1. Hlm.26-33.

Hijri Virgiawan. (2014). Aplikasi Vehicle Routing Problem Pada Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Club di Kota Balikpapan. Skripsi. FT-Universitas Mulawarman.

Indra S.K., Susi S., dan Hari A. (2014). Usulan Rute Pendistribusian Air Mineral Dalam Kemasan Menggunakan Metode Nearest Neighbour dan Clarke & Wright Savings (Studi Kasus di PT. X Bandung). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol.01, No.02, Hlm.125-136.

Joze Rizal. (2007). Optimasi Pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan pendekatan Simulasi Annealing. Jurnal Gradien. Vol.3,No.2,Hlm:286-290.

Licker, M. D. (2003). Dictionary of Mathematics Second Edition. New York: McGraw-Hill.

Mardiyono, S. (1996). Matematika Diskret. Yogyakarta: FMIPA IKIP Yogyakarta.

Susanta, B. (1994). Program Linear. Jakarta: Depdikbud.

Toth, P. dan Vigo, D. (2002). The Vehicle Routing Problem. SIAM. Philadelphia. Wijaya S., Manahan P.S., dan Santi N. (2004). Penerapan Metode Algoritma

Genetik untuk Memecahkan Masalah Penentuan Rute Kendaraan Berkendala Kapasitas. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer : Universitas Komputer Indonesia.

Yeun, L. C., Ismail, W. R., Omar, K., & Zirour, M. (2008). Vehicle Routing Problem.: Model and Solution. Journal of Measurement and Analysis. 4(1). Hlm. 205-218.