ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF BEBERAPA TANAMAN PANGAN UTAMA DI KABUPATEN CIAMIS | Hardiyanto | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 77 459 1 PB

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF
BEBERAPA TANAMAN PANGAN UTAMA DI KABUPATEN CIAMIS
Oleh
TITO HARDIYANTO
Fakultas Pertanian Universitas Galuh
e-mail : thardiyanto17@gmail.com
CECEP PARDANI
Fakultas Pertanian Universitas Galuh
e-mail : alfarhanic@gmail.com

Abstrak
Kabupaten Ciamis telah mengembangkan komoditas pangan utama dalam kerangka
agribisnis dengan komoditas pangan utamanya adalah padi, jagung, dan kedelai,
produktivitas tiga komoditas pangan utama di Kabupaten Ciamis tersebut lebih tinggi
dibandingkan produktivitas di Provinsi Jawa Barat maupun Nasional. Namun sayangnya,
belum dapat diketahui keunggulan kompetitifnya, karena pada dasarnya komoditas pangan
utama yang diusahakan Kabupaten Ciamis sama dengan komoditas di kabupaten lain
seperti Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Majalengka, ditambah lagi

sebagian komoditas pangan dari Provinsi Jawa Tengah juga dipasarkan di Kabupaten
Ciamis.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) Keunggulan kompetitif
dari tanaman pangan utama di Kabupaten Ciamis, (2) Efisiensi usahatani dari tanaman
pangan utama di Kabupaten Ciamis.
Metode penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survai yang berlokasi pada 2
kecamatan yaitu Kecamatan Cijeungjing dan Kecamatan Banjarsari, dengan pertimbangan
bahwa dua kecamatan tersebut memiliki produktivitas tertinggi dari salah satu pangan
utama (padi, jagung, kedelai) di Kabupaten Ciamis. Penentuan petani responden dilakukan
secara acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 62 orang petani.
Alat analisis untuk mengetahui tingkat keunggulan kompetitif dari tanaman pangan utama
di Kabupaten Ciamis dilakukan melalui pendekatan produktivitas, karena menurut Ramli
dan Swastika (2005), Analisis keunggulan kompetitif pada dasarnya analog dengan
penentuan tingkat produktivitas minimal dari suatu komoditas agar kompetitif terhadap
usahatani komoditas lain. Sedangkan untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani
dilakukan dengan cara membandingkan nilai R/C dari tiga komoditas pangan utama.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Kedelai memiliki
nilai R/C lebih besar dibanding komoditas padi sawah dan jagung, oleh karena itu
usahatani kedelai lebih efisien dibandingkan usahatani padi sawah dan jagung. (2)
Produktivitas minimum padi agar kompetitif terhadap kedelai adalah 4.099 ton/ha

sedangkan produktivitas minimum jagung agar kompetitif terhadap kedelai adalah 2.722
ton/ha. (3) Harga minimum padi agar kompetitif terhadap kedelai adalah Rp. 3.425 per
kilogram sedangkan harga minimum jagung agar kompetitif terhadap kedelai adalah Rp.
3.734 per kilogram.
73

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

Kata kunci: tanaman pangan utama, keunggulan kompetitif, produktivitas, efisiensi
memproduksi berbagai komoditas pangan
PENDAHULUAN
Peningkatan
merupakan

ketahanan

prioritas

pangan


dalam kerangka swasembada di tingkat

dalam

daerah, atau paling tidak mengurangi

utama

pembangunan karena pangan merupakan

ketergantungan

kebutuhan yang paling dasar bagi manusia

Kebijakan

sehingga pangan sangat berperan dalam

menguntungkan bagi perdagangan antar


pertumbuhan ekonomi nasional. Ketahanan

wilayah. Dampak lain dari kebijakan

pangan

persediaan

otonomi daerah akan memacu setiap

pangan dalam jumlah dan kualitas yang

kabupaten untuk menghasilkan komoditas

cukup,

pangan utama yang sesuai dengan kondisi

diartikan


sebagai

terdistribusi

dengan

harga

terjangkau dan aman dikonsumsi bagi

terhadap

ini

bisa

daerah
menjadi


lain.
tidak

wilayahnya.

setiap warga untuk menopang aktivitasnya

Salah satu kabupaten yang telah

sehari-hari sepanjang waktu (Rachman dan

mengembangkan komoditas pangan utama

Ariani, 2002)

dalam

Untuk

mewujudkan


kerangka

agribisnis

adalah

ketahanan

Kabupaten Ciamis, dengan komoditas

pangan tersebut, maka pengembangan

pangan utamanya adalah padi, jagung, dan

pertanian

kedelai. Berdasarkan data sekunder dari

sekarang


ini

tidak

hanya

berorientasi pada satu macam komoditas

Dinas

strategis tetapi juga mencari altenatif

Kabupaten

komoditas

menyangga

produktivitas padi di Kabupaten Ciamis


kebijakan swasembada pangan. Menurut

mencapai 6,482 ton/ha, jagung mencapai

Karama (2000), secara nasional, prioritas

6,988 ton/ha, sedangkan kedelai mencapai

pertama

padi,

1,595 ton/ha. Produktivitas tersebut lebih

jagung, kedelai, dan ubi kayu. Prioritas

tinggi dibandingkan dengan produktivitas

kedua adalah pengembangan kacang tanah,


padi, jagung, dan kedelai di Provinsi Jawa

kacang hijau, ubi jalar, dan sorgum.

Barat.

Prioritas ketiga adalah serealia, kacang-

komoditas pangan utama di Kabupaten

kacangan, dan umbi-umbian lainnya.

Ciamis

yang

adalah

dapat


pengembangan

Berkaitan dengan hal

Pertanian

Tanaman

Ciamis

Meskipun

lebih

Pangan

tahun

2014,

produktivitas

tinggi

tiga

dibandingkan

tersebut,

produktivitas di Provinsi Jawa Barat, akan

adanya otonomi daerah diperkirakan akan

tetapi belum dapat diketahui keunggulan

mendorong

kompetitifnya,

setiap

daerah

untuk
74

karena

pada

dasarnya

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

komoditas pangan utama yang diusahakan

Swastika, 2005). Kemudian Adnyana,

Kabupaten Ciamis sama dengan komoditas

Kariyasa, dan Sudana (1994) menyatakan,

di kabupaten lain seperti Kota Banjar,

bahwa tingkat persaingan komoditas yang

Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten

diusahakan dapat didekati dari dua sisi,

Majalengka,

sebagian

yaitu sisi tingkat produksi dan sisi tingkat

komoditas pangan dari Provinsi Jawa

harga. Analisis keunggulan kompetitif

Tengah juga dipasarkan di Kabupaten

produksi dan harga akan memberikan

Ciamis.

gambaran pada tingkat produksi minimal
Pada

ditambah

era

lagi

perdagangan

atau

bebas,

harga

minimal

berapa

suatu

semua komoditas pertanian dapat bebas

komoditas dapat memberikan keuntungan

diperdagangkan antar daerah, bahkan antar

yang

negara. Konsekuensi dari perdagangan

pesaingnya.

bebas

adalah hanya

komoditas

bersaing

dengan

komoditas

Untuk mengetahui seberapa jauh

yang

mempunyai keunggulan kompetitif saja

komoditas

yang dapat bersaing.

bersaing dengan komoditas pesaingnya,

Merujuk pada keadaan tersebut, maka

ada

perlu diketahui komoditas pangan utama

diperhatikan

yang memiliki keunggulan kompetitif di

1995) yaitu :

Kabupaten

1) Komoditas

Ciamis

sehingga

dalam

yang

beberapa

diusahakan

kondisi

(Adnyana

mampu

yang
dan

harus

Kariyasa,

pembandingnya

adalah

pengembangannya dapat menguntungkan

komoditas yang umumnya ditanam

bagi petani dan mendukung terhadap

pada hamparan dan musim yang sama.
2) Umur

program swasembada pangan.

komoditas

pembandingnya

relatif hampir sama.
3) Produksi

TINJAUAN PUSTAKA

dan

Keunggulan Kompetitif dan Efisiensi

pembandingnya

Usahatani

perubahan.
4) Biaya

Analisis keuggulan kompetitif pada

produksi

harga

komoditas

tidak

mengalami

komoditas

yang

dasarnya analog dengan penentuan tingkat

dibandingkan maupun pembandingnya

produktivitas

hampir sama.

komoditas

minimal
agar

dari

kompetitif

suatu
terhadap

Ramli

usahatani komoditas lain (Ramli dan

dan

Swastika

(2005)

menyatakan, analisis lain yang dapat
75

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

digunakan untuk membantu mengetahui

Tanaman Padi

keunggulan kompetitif adalah R/C, titik

Tanaman padi termasuk keluarga

impas produksi, dan titik impas harga.

rumput-rumputan

Sedangkan Rahim dan Hastuti (2007)

Batangnya beruas-ruas yang di dalamnya

menyatakan, analisis R/C dapat digunakan

berongga, tingginya 1 sampai 1,5 meter.

untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu

Pada tiap-tiap buku batang tumbuh daun

usaha.

yang berbentuk pita dan berpelepah. Padi
R/C

adalah

Gramineae).

imbangan

termasuk golongan tanaman semusim yaitu

antara penerimaan dengan biaya yang

tanaman yang berumur pendek, kurang

dapat digunakan untuk melihat kelayakan

dari satu tahun dan hanya satu kali

suatu cabang usahatani, bila R/C lebih

berproduksi.

besar dari satu maka usahatani tersebut

dikelompokkan dalam dua bagian yaitu

berarti menguntungkan, artinya setiap satu

bagian vegetatif yang terdiri dari akar,

rupiah

batang dan

biaya

yang

analisis

(Famili

dikeluarkan

akan

Tanaman

daun.

padi

Sedangkan

dapat

bagian

memberikan penerimaan lebih dari satu

generatif terdiri dari malai atau bulir,

rupiah. Jika R/C lebih kecil dari satu maka

bunga dan buah dalam bentuk gabah

usahatani tidak menguntungkan, artinya

(Soemartono, 2010).

setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan

Selanjutnya

Soemartono

(2010)

akan mendatangkan penerimaan kurang

menyatakan, syarat tumbuh yang harus

dari satu rupiah. Bila R/C sama dengan

diperhatikan

satu maka usahatani tersebut berarti tidak

tumbuh

untung tidak rugi, artinya setiap satu

bersuhu

rupiah

akan

mengandung uap air. Padi menghendaki

memberikan penerimaan satu rupiah pula.

tempat dan lingkungan yang terbuka, yang

Dalam suatu usaha, perhitungan nilai

banyak

imbangan ini dapat memperkirakan tingkat

Sebagai media tanam yang dikehendaki

keuntungan usaha tersebut (Rahim dan

mempunyai struktur tanah lapisan atas (top

Hastuti, 2007). R/C juga menggambarkan

soil) kurang lebih 20 sampai 30 centimeter.

tingkat efisiensi dari suatu usahatani.

Jika telah diolah akan menjadi lumpur

biaya

yang

dikeluarkan

yaitu

baik

di

panas

iklim,

padi

dapat

daerah-daerah

yang

dan

mendapatkan

udara

sinar

banyak

matahari.

yang bentuknya seperti bubur dan banyak
mengandung

76

bahan

organik.

Untuk

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

pertumbuhannya,

padi

penyajian bisa meningkatkan permintaan

sangat

komoditi jagung dari para konsumen.

membutuhkan air sehingga sawah harus
dapat digenangi air, maka dari itu bidang

Menurut Erwidodo, Hermanto dan

tanah yang ditanami padi terlebih dahulu

Pudjihastuti (2003), produk baru seperti

harus dibuat petak-petak dikelilingi oleh

minyak

pematang.

meningkat seiring dengan meningkatnya

Dengan

adanya

pematang

goreng

dari

jagung

terus

untuk

pendapatan dan kesadaran masyarakat

menggenangi tanah sawah. Tanaman padi

akan bahan makanan yang lebih sehat.

juga dapat tumbuh di dataran rendah

Minyak goreng dari jagung mempunyai

sampai ketinggian 1.300 meter di atas

kandungan kolesterol yang lebih rendah

permukaan laut, lebih tinggi lagi padi tidak

dibandingkan minyak sawi dan minyak

diusahakan

tumbuhnya

kelapa. Yang perlu juga diperhitungkan

lambat dan hasilnya rendah sehingga

adalah berkembangnya industri rumah

penggunaan tanah kurang ekonomis.

tangga yang menggunakan jagung, yang

tersebut,

air

dapat

orang,

ditampung

karena

tidak tercatat dalam Statistik Industri BPS.
Perkembangan ini memberikan indikasi

Tanaman Jagung
Jagung merupakan salah satu jenis

bahwa permintaan jagung diperkirakan

bahan makanan yang mengandung sumber

akan terus meningkat di masa mendatang

karbohidrat. Produksi jagung hingga kini

sebagai akibat dari meningkatnya ragam

dikonsumsi oleh manusia dalam berbagai

dan kapasitas industri pengolah.

bentuk penyajian.

Buah jagung yang

Usahatani

jagung di

Indonesia

masih muda, terutama jenis jagung manis

sebagian besar ditanam di lahan kering

(sweet corn) sangat disukai orang dan

(79%) dan sebagian lagi (21%) di lahan

biasanya disajikan dalam bentuk jagung

sawah irigasi atau tadah hujan. Cara

rebus atau jagung bakar. Selain itu juga

bercocok tanam yang baik diantaranya

sering dijumpai tepung jagung atau tepung

adalah

maizena dan minyak jagung. Kandungan

pengolahan tanah yang baik, pemupukan

zat makanan yang tinggi dalam jagung

yang cukup, pemeliharaan yang teratur,

menjadikan
berbagai

jagung
masakan

waktu

tanam

yang

tepat,

diolah

menjadi

pengairan yang sesuai dengan kebutuhan,

dengan

bentuk

pengendalian hama dan penyakit serta

penyajian yang memikat. Variasi bentuk
77

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

pemanenan dan pemungutan hasil yang

kemudian langsung dibuat lubang tanam

tepat dan baik (Suprapto, 2010).

dengan tugal.
Menurut

Jagung dapat hidup baik di daerah
beriklim

panas

dan

daerah

pemupukan

beriklim

yang

Suprapto
diperlukan

(2002),
tanaman

sedang, tumbuh baik pada temperatur

kedelai meliputi nitrogen 45 kg per hektar,

23OC sampai 27OC, suhu minimum yang

fosfor 90 kg per hektar, dan kalium 50 kg

menghambat pertumbuhan tanaman jagung

per hektar. Untuk menghasilkan 1 gram

O

O

3 C dan suhu maksimum 45 C. Distribusi

bahan kering, kedelai memerlukan air

curah

selama

sebnyak 650 gram, dan secara umum

pertumbuhan juga akan memberikan hasil

kedelai dapat diberi pengairan sebanyak 3-

yang baik, distribusi curah hujan yang

4 kali selama periode pertumbuhannya

ideal bagi pertumbuhan tanaman jagung

sesuai dengan masa peka kekurangan air

lebih dari 200 mm tiap bulan (Suprapto,

yaitu setelah tanam, 2-3 minggu sebelum

2010).

berbunga, pada saat berbunga, dan pada

hujan

yang

merata

saat pengisian polong.
Tanaman Kedelai
Kedelai berumur pendek hanya satu

METODE PENELITIAN

musim tanam (80-100 hari). Pertumbuhan

Metode yang digunakan dalam

akan baik pada ketinggian tidak lebih dari

penelitian ini adalah metode survai, dengan

500 m dpl, masa kritis kedelai terjadi pada

mengambil

pertumbuhan awal vegetatif, pembentukan

melaksanakan usahatani padi, jagung, dan

bunga, dan pengisian polong (Suprapto,

kedelai di dua kecamatan yaitu Kecamatan

2002).

Cijeungjing dan Kecamatan Banjarsari

kasus

pada

petani

yang

Kabupaten Ciamis.

Di Indonesia, kedelai ditanam pada
tanah bekas sawah dan pada lahan tegalan.
Pengolahan

tanah

yang

baik

sangat

Penentuan

diperlukan apabila kedelai ditanam pada

Penelitian

Lokasi

Penentuan

lahan tegalan, sedangkan pada tanah sawah

dan

lokasi

Sasaran

penelitian

persiapannya cukup dengan membabat

dilakukan secara bertahap dengan terlebih

jerami padi sampai pada permukaan tanah,

dahulu

menetapkan

sampel

daerah

penelitian, dasar utama pemilihan daerah

78

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

sampel adalah kecamatan yang memiliki

Cijeungjing dan 31 orang petani di

produktivitas tertinggi dari salah satu

Kecamatan Banjarsari.

diantara komoditas pangan utama yaitu
antara padi, jagung, dan kedelai.

Peubah yang Diamati/Diukur
Peubah

Data sekunder dari Dinas Pertanian
Tanaman

Pangan

Kabupaten

diamati/diukur

Ciamis

atau

variabel

dalam

penelitian

yang
ini

(2014) menunjukkan bahwa Kecamatan

meliputi :

Cijeungjing memiliki produktivitas jagung

1) Satu kali proses produksi, yaitu dimulai

Banjarsari

dari pengolahan tanah sampai dengan

memiliki produktivitas padi dan kedelai

pemanenan yang berlangsung selama

tertinggi diantara kecamatan-kecamatan

empat bulan.

tertinggi

dan

Kecamatan

2) Produktivitas adalah kemampuan lahan

yang ada di Kabupaten Ciamis. Dengan

untuk menghasilkan produksi.

demikian, dipilih secara sengaja (purposif)
Desa

Handapherang

3) Harga

Kecamatan

produk

adalah

harga

jual

komoditas yang berlaku saat penelitian.

Cijeungjing dan Desa Kalijaya Kecamatan

4) Biaya produksi adalah korbanan yang

Banjarsari sebagai lokasi penelitian.
Sasaran penelitian adalah petani

dicurahkan dalam proses produksi

yang melaksanakan usahatani padi, jagung,

sehingga menghasilkan produk yang

dan kedelai secara kontinu dan intensif,

terdiri dari biaya tetap dan biaya

dalam hal ini jumlah petani sampel

variabel.

ditentukan berdasarkan persentase dari

5) Penerimaan

adalah

produksi

total

keseluruhan jumlah petani di dua lokasi

dikalikan dengan harga jual yang

penelitian yaitu sebesar 10 persen. Jumlah

dinilai dalam satuan rupiah per satu

anggota populasi di Desa Handapherang

kali proses produksi.
6) Pendapatan dinilai dalam satuan rupiah

Kecamatan Cijeungjing sebanyak 313
orang dan Desa Kalijaya Kecamatan

per

Banjarsari sebanyak 309 orang sehingga

pendapatan merupakan selisih antara

diperoleh

penerimaan dengan biaya produksi

sampel

sebagai

sasaran

satu

kali

proses

total yang dikeluarkan.

penelitian sebanyak 62 orang petani yang
terdiri dari 31 orang petani di Kecamatan

79

produksi,

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

7) Revenue

cost

ratio

(R/C)

adalah

perbandingan antara penerimaan dan

Rancangan Analisis Data
Untuk

biaya.

keunggulan
pangan

Teknik Pengumpulan Data

mengetahui
kompetitif

utama

di

tingkat

dari

tanaman

Kabupaten

Ciamis

dianalisis

melalui

meliputi data primer dan data sekunder.

produktivitas.

Menurut

Data primer yaitu data yang diperoleh dari

Swastika (2005), Analisis keunggulan

hasil wawancara langsung dengan petani

kompetitif pada dasarnya analog dengan

menggunakan

pertanyaan,

penentuan tingkat produktivitas minimal

sedangkan data sekunder yaitu data yang

dari suatu komoditas agar kompetitif

diperoleh dari lembaga-lembaga yang ada

terhadap

kaitannya

kerangka analisis disajikan pada Tabel 1.

Adapun data yang dikumpulkan

dengan

daftar

permasalahan

yang

usahatani

pendekatan
Ramli

komoditas

dan

lain,

sedang diteliti, serta hasil-hasil penelitian
terdahulu yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.

Tabel 1. Kerangka Analisis Keunggulan Kompetitif Suatu Komoditas
No

Komoditas

1
2
3
4

Komoditas A
Komoditas B
Komoditas C
Keunggulan komoditas A
- terhadap B
- terhadap C

Produktivitas
(ton/ha)
Y1
Y2
Y3

Harga
(Rp/Kg)
H1
H2
H3

F1
F2

P1
P2

Keterangan : F1 = (E2 + D1)/H1
F2 = (E3 + D1)/H1
Dimana :

Biaya
(Rp/Ha)
D1
D2
D3

Keuntungan
(Rp/Ha)
E1
E2
E3

P1 = (E2 + D1)/Y1
P2 = (E3 + D1)/Y1

F1 = Produktivitas minimum komoditas A agar kompetitif terhadap komoditas B
F2 = Produktivitas minimum komoditas A agar kompetitif terhadap komoditas C
P1 = Harga minimum komoditas A agar kompetitif terhadap komoditas B
P2 = Harga minimum komoditas A agar kompetitif terhadap komoditas C

80

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

Untuk mengetahui tingkat efisiensi
usahatani

dilakukan

dengan

TVC

cara

= Total Variable Cost (Biaya

Variabel Total)

membandingkan nilai R/C dari komoditas
yang menjadi tanaman pangan utama di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kabupaten Ciamis. Untuk mengetahui R/C

Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa

yaitu membandingkan antara penerimaan

Handapherang

dengan total biaya produksi (Rahim dan

Desa

Handapherang

merupakan

Hastuti, 2007) secara matematis dapat

salah satu desa yang berada di wilayah

ditulis sebagai berikut :

Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.
Secara Geografis Desa Handapherang

Penerimaan Total

terletak di sebelah Utara Kecamatan

R/C =

Cijeungjing, terletak pada jarak 4,50

Biaya Total

kilometer dari Ibu kota Kecamatan dan 3
Dengan ketentuan-ketentuan sebagai

kilometer dari Ibu kota Kabupaten dengan

berikut :

luas wilayah keseluruhan 550,525 hektar.

a) R/C lebih besar dari 1 maka

Wilayah

Desa

Handapherang

usahatani tersebut menguntungkan.

memiliki ketinggian berkisar antara 134,00

b) R/C sama dengan 1 maka usahatani

meter di atas permukaan laut (dpl).

tersebut tidak untung tidak rugi

Adapun temperatur normal atau suhu rata-

(impas).

rata 20 derajat celsius sampai dengan 27

c) R/C kurang dari 1 maka usahatani

derajat celsius. Berdasarkan data curah

tersebut rugi.

hujan memiliki rata-rata bulan basah 6,8

Dimana :

dan rata-rata bulan kering 3 sehingga

R = Y . Hy

termasuk Tipe C (sedang).

C = TFC + TVC

Sebagian besar lahan di Desa

R = Revenue (Penerimaan Total)

Handapherang digunakan untuk lahan

C = Cost (Biaya Total)

pertanian

Y = Quantity (Volume Penjualan)

pertanian meliputi sawah yang mempunyai

Hy = Price (Harga Jual/Kg)

luas 118,10 hektar, ladang dengan luas

TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap

333,83 hektar, kolam dengan luas 113,40

Total)

hektar, dan tanah fasilitas umum dengan
81

dan

ladang.

Untuk

lahan

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

luas 60,255 hektar. Jumlah penduduk Desa

3.081 orang, yang terdiri dari 1.691 orang

Handapherang sebanyak 6.341 orang yang

laki-laki

terdiri dari laki-laki 3.116 orang dan

perempuan

perempuan 3.225 orang,

kepala keluarga sebanyak 1.359 KK.

Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa

Tingkat efisiensi usahatani di Desa

Kalijaya

Handapherang Kecamatan Cijeungjing

(54,88%)

dan

(45,12%),

1.390

orang

dengan

jumlah

Secara geografis Desa Kalijaya

Tingkat efisiensi usahatani dari

memiliki topografi berbukit yang terletak

sebuah komoditas dapat terlihat dengan

pada ketinggian 450 – 500 meter di atas

membandingkan R/C yang diperoleh dari

permukaan laut dengan kemiringan tanah

suatu

antara 0 – 15 persen, jenis tanah alluvial

penerimaan, pendapatan dan R/C masing-

dan podsolik merah kuning. Wilayah Desa

masing komoditas adalah sebagai berikut :

Kalijaya

topografinya

 Biaya total usahatani padi sawah

perbukitan

adalah sebesar Rp. 11.976.521, biaya

(bergelombang), dengan ketinggian tempat

total usahatani kedelai adalah sebesar

sekitar 450 sampai 500 meter di atas

Rp.

permukaan laut (dpl). Berdasarkan data

usahatani jagung adalah sebesar Rp.

curah hujan 10 tahun terakhir Desa

8.636.575 dengan demikian terlihat

Kalijaya diperoleh rata-rata curah hujan

bahwa biaya usahatani yang terbesar

2.463 milimeter dan termasuk tipe curah

dari tiga komoditas tersebut adalah

hujan C (agak basah).

usahatani padi sawah.

merupakan

dilihat

dari

daerah

usahatani.

Adapun

3.577.354

dan

biaya,

biaya

total

Sebagian besar penggunaan lahan di

 Rata-rata produksi padi sawah per

Desa Kalijaya didominasi oleh lahan

hektar dalam satu kali proses produksi

kering, berupa hutan negara seluas 451

adalah

hektar, lahan tegalan atau kebun seluas 151

dengan harga jual Rp. 4.800 per

hektar, pemukiman dan pekarangan seluas

kilogram,

11 hektar, sawah pengairan sederhana 6

penerimaan responden sebesar Rp.

hektar, sawah tadah hujan seluas 27 hektar

28.600.877. Rata-rata produksi kedelai

dan areal penggunaan lain seluas 2 hektar.

per hektar dalam satu kali proses

Jumlah penduduk Desa Kalijaya sebanyak

produksi

82

sebanyak

5.745

kilogram

sehingga

adalah

sebanyak

rata-rata

1.025

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

kilogram

dengan harga jual

Rp.

Tingkat Keunggulan Kompetitif Dari

11.000 per kilogram, sehingga rata-

Tanaman

rata penerimaan responden sebesar

Handapherang

Rp. 11.275.000. Rata-rata produksi

Hasil

Pangan

kajian

Utama

dari

Di

Desa

keunggulan

jagung per hektar dalam satu kali

kompetitif komoditas padi sawah, kedelai

proses

dan

produksi

adalah

sebanyak

jagung

di

Desa

Handapherang

4.375 kilogram dengan harga jual Rp.

Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

6.000 per kilogram, sehingga rata-rata

dapat dilihat pada Tabel 2.

penerimaan responden sebesar Rp.
26.249.613.
 Rata-rata R/C dari usahatani padi
sawah per hektar dalam satu kali
proses produksi adalah 2,40, rata-rata
R/C dari usahatani kedelai per hektar
dalam satu kali proses produksi adalah
3,27, dan rata-rata R/C dari usahatani
jagung per hektar dalam satu kali
proses

produksi

adalah

3,09.

Usahatani kedelai memiliki nilai R/C
lebih besar dibanding komoditas padi
sawah dan jagung, oleh karena itu
usahatani

kedelai

lebih

efisien

dibandingkan usahatani padi sawah
dan

jagung,

dengan

demikian

komoditas

kedelai

memiliki

keunggulan

kompetitif

dibanding

komoditas padi sawah dan jagung.

83

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

Tabel 2. Analisis Keunggulan Kompetitif Dari Tanaman Pangan Utama di Desa
Handapherang Tahun 2016
No

Komoditas

1
2
3
4

Komoditas Padi
Komoditas Kedelai
Komoditas Jagung
Keunggulan komoditas
Padi :
- terhadap Kedelai
- terhadap Jagung
Keunggulan komoditas
Kedelai :
- terhadap Jagung
- terhadap Padi
Keunggulan komoditas
Jagung :
- terhadap Padi
- terhadap Kedelai

5

6

Tabel

2

menunjukkan

Produktivitas
(ton/ha)
5.745
1.025
4.375

Harga
(Rp/Kg)
4.800
11.000
6.000

4.099
6.164

3.425
5.150

1.926
1.837

20.674
19.709

4.210
2.722

5.774
3.734

bahwa

Biaya
(Rp/Ha)
11.976.521
3.577.354
8.636.575

Keuntungan
(Rp/Ha)
16.624.356
7.697.647
17.613.038

agar kompetitif terhadap komoditas kedelai

produktivitas minimum komoditas padi

Rp.

agar

komoditas

terhadap jagung Rp. 5.150 per kilogram.

Kedelai adalah 4.099 ton/ha sedangkan

Harga minimum komoditas kedelai agar

terhadap komoditas jagung adalah 6.164

kompetitif terhadap komoditas jagung Rp.

ton/ha. Produktivitas minimum komoditas

20.674 per kilogram, sedangkan terhadap

kedelai agar kompetitif terhadap komoditas

padi Rp. 19.709 per kilogram. Harga

jagung adalah 1.926 ton/ha sedangkan

minimum

terhadap komoditas padi adalah 6.164

kompetitif terhadap komoditas padi Rp.

ton/ha. Produktivitas minimum komoditas

5.774 per kilogram, sedangkan terhadap

jagung agar kompetitif terhadap komoditas

kedelai Rp. 3.734 per kilogram.

padi

kompetitif

adalah

terhadap

4.210

ton/ha

3.425

per

kilogram,

komoditas

sedangkan

jagung

agar

sedangkan

terhadap komoditas kedelai adalah 2.722

Tingkat Efisiensi Usahatani di Desa

ton/ha.

Kalijaya Kecamatan Banjarsari
Selanjutnya Tabel 2 menunjukkan

 Biaya total usahatani padi sawah

bahwa harga minimum komoditas padi

adalah sebesar Rp. 19.373.459, biaya

84

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

total usahatani kedelai adalah sebesar

4,80, dan rata-rata R/C dari usahatani

Rp.

jagung per hektar dalam satu kali

8.751.446

dan

biaya

total

usahatani jagung adalah sebesar Rp.

proses

5.371.039 dengan demikian terlihat

Usahatani kedelai memiliki nilai R/C

bahwa biaya usahatani yang terbesar

lebih besar dibanding komoditas padi

dari tiga komoditas tersebut adalah

sawah dan jagung, oleh karena itu

usahatani padi sawah.

usahatani

 Rata-rata produksi padi sawah per

produksi

adalah

kedelai

3,27.

lebih

efisien

dibandingkan usahatani padi sawah

hektar dalam satu kali proses produksi

dan

adalah

komoditas

kedelai

memiliki

dengan harga jual Rp. 4.800 per

keunggulan

kompetitif

dibanding

kilogram,

komoditas padi sawah dan jagung.

sebanyak

9.693

kilogram

sehingga

rata-rata

jagung,

dengan

demikian

penerimaan responden sebesar Rp.
46.524.480. Rata-rata produksi kedelai

Tingkat Keunggulan Kompetitif Dari

per hektar dalam satu kali proses

Tanaman

produksi

adalah

Kalijaya

kilogram

dengan harga jual

sebanyak

6.909

Pangan

Hasil

Rp.

kajian

Utama

dari

Di

Desa

keunggulan

11.000 per kilogram, sehingga rata-

kompetitif komoditas padi sawah, kedelai

rata penerimaan responden sebesar

dan jagung di Desa Kalijaya Kecamatan

Rp. 41.453.713. Rata-rata produksi

Banjarsari Kabupaten Ciamis dapat dilihat

jagung per hektar dalam satu kali

pada Tabel 3.

proses

produksi

adalah

sebanyak

1.562 kilogram dengan harga jual Rp.
6.000 per kilogram, sehingga rata-rata
penerimaan responden sebesar Rp.
17.179.132.
 Rata-rata R/C dari usahatani padi
sawah per hektar dalam satu kali
proses produksi adalah 2,40. Rata-rata
R/C dari usahatani kedelai per hektar
dalam satu kali proses produksi adalah
85

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

Tabel 3. Analisis Keunggulan Kompetitif Dari Tanaman Pangan Utama di Desa
Kalijaya Tahun 2016
No

Komoditas

1
2
3
4

Komoditas Padi
Komoditas Kedelai
Komoditas Jagung
Keunggulan komoditas
Padi :
- terhadap Kedelai
- terhadap Jagung
Keunggulan komoditas
Kedelai :
- terhadap Jagung
- terhadap Padi
Keunggulan komoditas
Jagung :
- terhadap Padi
- terhadap Kedelai

5

6

Tabel

3

menunjukkan

Produktivitas
(ton/ha)
9.693
6.909
1.562

Harga
(Rp/Kg)
4.800
11.000
6.000

10.849
6.496

5.373
3.217

1.869
3.264

2.976
5.196

Biaya
(Rp/Ha)
19.373.459
8.751.446
5.371.039

Keuntungan
(Rp/Ha)
27.151.020
32.702.267
11.808.093

5.420
6.346

20.821
24.375

bahwa

agar kompetitif terhadap komoditas kedelai

produktivitas minimum komoditas padi

Rp.

agar

komoditas

terhadap jagung Rp. 3.217 per kilogram.

Kedelai adalah 10.849 ton/ha sedangkan

Harga minimum komoditas kedelai agar

terhadap komoditas jagung adalah 6.496

kompetitif terhadap komoditas jagung Rp.

ton/ha. Produktivitas minimum komoditas

2.976 per kilogram, sedangkan terhadap

kedelai agar kompetitif terhadap komoditas

padi Rp. 5.196 per kilogram. Harga

jagung adalah 1.869 ton/ha sedangkan

minimum

terhadap komoditas padi adalah 3.264

kompetitif terhadap komoditas padi Rp.

ton/ha. Produktivitas minimum komoditas

20.821 per kilogram, sedangkan terhadap

jagung agar kompetitif terhadap komoditas

kedelai Rp. 24.375 per kilogram.

padi

kompetitif

adalah

terhadap

5.420

ton/ha

5.373

per

kilogram,

komoditas

sedangkan

jagung

agar

sedangkan

terhadap komoditas kedelai adalah 6.346

PENUTUP

ton/ha.

Berdasarkan hasil dan pembahasan
Selanjutnya Tabel 3 menunjukkan

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut

bahwa harga minimum komoditas padi

:

86

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 73-88

1) Kedelai memiliki nilai R/C lebih besar

sedangkan terhadap kedelai Rp. 3.734

dibanding komoditas padi sawah dan

per kilogram.

jagung, oleh karena itu usahatani
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, M.O., dan Kariyasa, K. 1995.
Model Keuntungan Kompetitif
Sebagai Alat Analisis dalam
Memilih Komoditas Pertanian
Unggulan.
Informatika
Pertanian. Vol 5 No 2. Badan
Litbang Pertanian. Jakarta.
Adnyana, M.O., Kariyasa, K., dan Sudana,
W. 1994. Analisis Finansial
dan Keunggulan Kompetitif
Usahatani Jagung di Jawa
Tengah dalam Risalah Seminar
Hasil
Penelitian
Sistem
Usahatani dan Sosial Ekonomi.
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
Tanaman
Pangan.
Badan
Litbang
Pertanian. Jakarta.
Anjayani dan Haryanto. 2009. Geografi.
Penerbit
Cempaka
Putih.
Jakarta
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Edisi Revisi 2010. Rineka
Cipta. Jakarta.
BPS Provinsi Jawa Barat, 2015. Berita
Resmi Statistik BPS Provinsi
Jawa
Barat
No.
19/03/32.Th.XVII. 2 Maret
2015. Bandung.
Daniel, M. 2003. Metode Penelitian Sosial
Ekonomi.
Bumi
Aksara.
Jakarta.
Departemen Pertanian. 2006. Budidaya
Jagung. Departemen Pertanian
RI. Jakarta.
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan
Kabupaten
Ciamis.
2015.
Laporan Tahunan. Ciamis.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi
Jawa Barat. 2005. Petunjuk

kedelai lebih efisien dibandingkan
usahatani padi sawah dan jagung,
dengan demikian komoditas kedelai
memiliki

keunggulan

kompetitif

dibanding komoditas padi sawah dan
jagung.
2) Produktivitas minimum padi agar
kompetitif terhadap kedelai adalah
4.099

ton/ha

jagung

sedangkan

adalah

terhadap

6.164

ton/ha.

Produktivitas minimum kedelai agar
kompetitif terhadap jagung adalah
1.926 ton/ha sedangkan terhadap padi
adalah 6.164 ton/ha. Produktivitas
minimum

jagung

agar

kompetitif

terhadap padi adalah 4.210 ton/ha
sedangkan terhadap kedelai adalah
2.722 ton/ha.
3) Harga minimum padi agar kompetitif
terhadap kedelai adalah Rp. 3.425 per
kilogram, sedangkan terhadap jagung
Rp.

5.150

per

kilogram.

Harga

minimum kedelai agar kompetitif
terhadap

jagung Rp.

20.674 per

kilogram, sedangkan terhadap padi
Rp. 19.709 per kilogram. Harga
minimum

jagung

agar

kompetitif

terhadap padi Rp. 5.774 per kilogram,
87

Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama Di Kabupaten Ciamis
TITO HARDIYANTO, CECEP PARDANI

Teknis
Kegiatan
Pengembangan
Produksi
Unggulan Utama Tanaman
Pangan di 16 Kabupaten seJawa Barat APBD Tahun
Anggaran 2005. Bandung.
Hernanto, F. 1988. Ilmu Usahatani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Karama, S. 2000. Pemantapan Ketahanan
Pangan
Nasional
dengan
Penerapan Pertanian Modern.
Seminar Budidaya Pertanian
Olah Tanah Konservasi VII.
Banjarmasin.
Rachman, P.S. dan Ariani, M. 2002.
Ketahanan Pangan : Konsep,
Pengukuran, dan Strategi.
Jurnal FAE Vol. 20 No. 1.
Rahim, A. dan Hastuti, D. 2007.
Pengantar Teori dan Kasus
Ekonomika Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Ramli, R. dan Swastika, D.K.S. 2005.
Analisis Keunggulan Kompetitif
Beberapa Tanaman Palawija
Di Lahan Pasang Surut
Kalimantan Tengah. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian Vol.8
No.1. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian. Bogor.
Soekartawi. 2002. Ilmu Usahatani dan
Penelitian
Untuk
Perkembangan Petani Kecil.
Universitas Indonesia. Jakarta.
_________. 2005. Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian
Teori
dan
Aplikasinya. Rajawali Press.
Jakarta.
Soemartono. 2010. Bercocok Tanam Padi.
Yasaguna. Jakarta.
Sugeng, H.R. 2009. Bercocok Tanam Padi.
Aneka Ilmu. Semarang.
Suhardiyono, L. 1989. Perkembangan
Struktur
Produksi,

Ketenagakerjaan
dan
Pendapatan Rumah Tangga
Pedesaan. Pusat Penelitian
Agro
Ekonomi
Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor
Suprapto, H.S. 2002. Bertanam Kedelai.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapto, H.S. 2010. Bertanam Jagung.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Wirosuharjo.
2004.
Dasar-Dasar
Demografi. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.

88

Dokumen yang terkait

PROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS | Ramdan | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 33 135 1 PB

0 0 6

PENINGKATAN PENDAPATAN PERAJIN GULA MELALUI AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN TASIKMALAYA | Pardani | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 28 120 1 PB

0 2 8

ANALISA KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN CIAMIS | Khotimah | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 54 316 2 PB

2 8 10

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI STROBERI | Bunda | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 50 302 2 PB

0 0 12

KAJIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN DI KOTA TASIKMALAYA | Djoni | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 43 244 2 PB

0 0 12

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK (PO) CURAH | Pardani | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 40 232 2 PB

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFISIENSI USAHA AYAM SENTUL DI KABUPATEN CIAMIS | Isyanto | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 39 228 2 PB

0 0 6

KAJIAN DISTRIBUSI RASKIN DI KABUPATEN SUMEDANG | Sulistyowati | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 73 442 1 PB

0 0 11

EFISIENSI PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN CIAMIS DAN JAWABARAT | Suminartika | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 72 438 1 PB

0 0 16

STRATEGI PENGEMBANGAN AYAM SENTUL DI KABUPATEN CIAMIS | Isyanto | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 71 434 1 PB

0 0 12