BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Dyah Elvina Wulandari BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang

  berada di atas batas normal yaitu tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg, beberapa orang menyebutnya penyakit darah tinggi. Jangka waktu lama dan terus menerus dapat memicu stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. Hipertensi adalah penyakit yang dikatagorikan sebagai

  the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya (Purnomo, 2009).

  Menurut data World Health Organitatiaon (WHO, 2010) yang melakukan penelitian pada beberapa negara didapatkan hipertensi telah menyerang 26,4% populasi yang ada di dunia. Peningkatan insiden penyakit hipertensi karena kebanyakan orang menganggap hipertensi merupakan hal yang biasa terjadi pada lansia, sehingga mayoritas masyarakat menganggap remeh akan penyakit ini.

  Pada tahun 2014 di Indonesia penyakit hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stoke dan tuberkolosis, yaitu mencapai 6,8 % dari populasi kematian di Indonesia (KemenKes RI, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 25,8% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Prevalensi kasus hipertensi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 26,4%. Fenomena ini disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat secara global, seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji membuat konsumsi segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi garam, lemak, gula, dan kalori, yang terus meningkat sehingga berperan besar dalam meningkatkan angka kejadian hipertensi (DinKes Provinsi Jateng, 2014).

  Penderita hipertensi perlu segera di tangani sebelum terjadi mengganggu kehidupan penderita, komplikasi atau kerusakan organ diantaranya jantung, pembuluh darah otak, pembuluh darah perifer, ginjal dan retina (Arjatmo & Hendra, 2001).

  Faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan faktor resiko yang dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain adalah umur, jenis kelamin, dan keturunan atau genetik. Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah antara lain adalah kegemukan (obesitas), faktor pesikososial atau stress, merokok, kurangnya olahraga konsumsi alkohol, dan pola asupan garam yang berlebihan. (DepKes RI, 2006).

  Penderita hipertensi kebanyakan menyerang pada lansia. Lansia atau lanjut usia merupakan penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap penyakit-penyakit degeneratife. Salah satu permasalahan yang sering dialami lansia yaitu rentannya kondisi fisik lansia terhadap berbagai penyakit dikarenakan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar serta menurunnya efisiensi mekanisme sistem kardoivaskuler. Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler diantaranya yaitu penyakit hipertensi (Perry & Potter, 2009).

  Keluarga merupakan sebagai sumber dukungan sosial yang dapat berpengaruh dalam program pengendalian tekanan darah. Bimbingan penderita hipertensi tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat di terima untuk melakukan pengendalian tekanan darah. Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam kepatuhan terhadap program yang dijalankan, pada pelaksanaan pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi, dengan adanya dukungan keluarga merupakan sesuatu yang sangat berarti (Friedman, 1998).

  Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit, terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan. Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan internal, seperti dukungan dari suami, istri, ayah, ibu, atau saudara kandung, sedangkan dukungan eksternal di dapat dari teman ataupun sahabat ataupun petugas kesehatan (Friedman, 1998).

  Dalam study pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga pada bualan Maret 2015, penyakit hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kalimanah. Hipertensi berada diurutan ke 3 dalam 10 besar penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di wilayah tersebut.

  Dalam profil kesehatan Kabupaten Purbalingga perbulan Maret 2015 penyakit hipertensi di Kecamatan Kalimanah menduduki peringkat ke 3 terbanyak 517 orang penderita hipertensi. Hal ini dapat disimpulkan tinggi. Selain itu dapat dilihat dari data kesehatan 3 bulan terakhir di Puskesmas Kalimanah yang menunjukan peningkatan penderita hipertensi yang memeriksakan kesehatannya ke puskesmas sebanyak 106 penderita.

  Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara dengan lansia pada tanggal 20 Maret 2015 di Puskesmas Kalimanah kepada 8 lansia penderita hipertensi yang sedang memeriksakan diri ke Puskesmas Kalimanah, 6 dari 8 lansia yang memeriksakan dirinya tidak didampingi oleh keluarganya melainkan lansia datang sendiri. Sedangkan berdasarkan pertanyaan kedua tentang pola makan 5 dari 8 lansia mengatakan dalam makanan sehari-hari mereka makan bersama keluarga dengan menu yang sama. Keluarga jarang mengingatkan makanan apa saja yang harus dihindari bagi penderita hipertensi. Dan berdasarkan pertanyaan ketiga 2 dari 8 lansia mengatakan anggota keluarganya jarang menganjurkan untuk melakukan olah raga. Sedangkan pertanyaan keempat tentang aturan meminum obat 5 dari 8 lansia mengatakan keluarga tidak pernah mengingatkan untuk meminum obat secara teratur.

  Berdasarkan dari studi pendahuluan maka peneliti melakukan penelitian ini dengan judul ”Hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga” B.

   Rumusan Masalah

  menderita penyakit hipertensi setelah stoke dan tuberkolosis. Penderita hipertensi kebanyakan menyerang pada lansia, lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap penyakit-penyakit degenerative seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes militus, reumatik, dan kanker. Karena itu peran keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam kepatuhan terhadap program yang dijalankan, pada pelaksanaan pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi. Oleh karena itu dukungan keluarga merupakan sebagai sumber dukungan sosial yang dapat berpengaruh dalam program pengendalian tekanan darah.

  Oleh karena itu rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengendalian Tekanan Darah Pada Lanjut Usia Penderita Hipertensi di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga?’’

  C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan pengendalian tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga.

   Tujuan Khusus a.

  Mendeskripsikan karakteristik responden.

  b.

  Mendeskripsikan dukungan keluarga pada lansia penderita hipertensi.

  c.

  Mendeskripsikan pengendalian tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.

  d.

  Menganalisis hubungan antara dukungan keluaga dengan pengendalian tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.

  D. Manfaat Penelitian

  Berdasarkan penelitian diatas maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Puskesmas

  Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga medis, khususnya tenaga keperawatan terkait untuk melakukan atau melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan keterlibatan keluarga dalam pengendalian tekanan darah dengan memberikan dukungan sosial.

  2. Bagi Keluarga

  Bisa menjadi masukan, indikator dalam melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi.

  3. Bagi Praktisi Perawat

  memberikan gambaran tentang kemampuan merawat penderita hipertensi serta untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan terutama di bidang keperawatan.

  4. Bagi Peneliti

  Untuk menerapkan ilmu yang didapat dari akademik dalam kehidupan nyata khususnya yang berkaitan dengan dukungan keluarga dan sebagai refrensi penelitian bagi penelitian berikutnya dan sebagai bahan perbndingan untuk melanjutkan penelitian yang lebih kompleks.

E. Penelitian Terkait

  Beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti antara lain:

1. Handayani, 2012. Dengan judul “ Hubungan Dukungan Keluarga

  Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo”. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sempel dalam penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling, dengan jumlah sampel penelitian 100 orang responden yang memenuhi kriteria untuk dijadikan populasi dalam penelitian ini.

  Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Hasil analisa univariat menunjukan bahwa sebagian responden memiliki kepatuhan yang rendah (60%). Analisa bivariat dengan menggunakan chi square di dapatkan hasil tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan p value = 0,393, OR = 1.615 dan CI = 95% (0,674 – 3, 871). Kesimpulan tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia jetis.

  

Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

  menggunakan variabel dependen yaitu Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia, kemudian metode pada penelitian ini menggunakan penelitian analitik, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode deskriptif analitik. Persamaan pada variabel independen yaitu sama-sama dukungan keluarga dan menggunakan pendekatan cross sectional, jenis penelitiannya sama-sama menggunakan sample random sampling.

  2. Wulandhani, 2014. Dengan judul “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan Motivasi Lansia Hipertensi Dalam Memeriksakan Tekanan Darahnya”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 91 responden lansia hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi. Dan metode pengambilan sampel menggunakan cluster sampling, dan umur yang terbanyak yaitu usia lanjut (60-65 tahun) dengan jumlah 52 responden (57,1%). Karakteristik berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 74 responden (81,3%). Berdasarkan agama yang dianut responden terbanyak yaitu 86 responden beagama islam (94,5%). Suku bangsa terbanyak yaitu minang dengan jumlah 42 responden (46,2%). Untuk data demografi yang terahir yaitu karakteristik responden berdasarkan setatus pendidikan terakhir, didapatkan hasil bahwa setatus pendidikan terakhir responden yang terbanyak yaitu Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 31 responden (34,1%). Berdasarkan karakteristik responden menurut dukungan keluarga yang terbanyak yaitu dukungan keluarga yang positif dengan jumlah 50 responden (54,9%) dan karakteristik responden berdasarkan motivasi lansia hipertensi yaitu tinggi dengan jumlah 49 responden (53,8%). Analisa bivariat menggunakan chi

  square test dengan p value = 0,000 <

  (α=0,05). Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya.

  

Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

  menggunakan variabel dependen yaitu motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darah, kemudian metode pada penelitian ini menggunakan deskriptif kolerasi, sedangkan pada deskriptif analitik. Persamaan pada variabel independen yaitu sama- sama dukungan keluarga dan menggunakan pendekatan cross sectional

  3. Nainggolan, 2012. Dengan judul “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam dan Keteraturan Kontrol Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik RSUD Tugurejo Semarang ”. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional study, dengan tekhnik stratified random sampling. Jumlah ada 45 responden, jumlah responden paling banyak pada umur lebih dari 41-65 tahun sebanyak 86,66%, sebagian besar responden berjenis klamin permpuan sebanyak 33 orang (73,3%). Data yang di dapat di ketahui bahwa usia responden bekisat antara 37-70 tahun dengan rata-rata 53,36 tahun dengan standar deviation 7,97 tahun. Responden memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 62,2%. Pada tekanan darah responden saat melakukan control paling banyak dalam katagori ringan, sebanyak 53,33%. Hasil dari dukungan keluarga pada responden sebagian besar termasuk dalam katagori baik sebanyak 27 responden (60,0%). Hasil dari keterturan control tekanan darah responden paling banyak termasuk dalam katagori cukup teratur sebanyak 24 responden (53,3%).

  Berdasarkan hasil penelitian menunjukan ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam dukungan keluarga dengan keteraturankontrol tekanan dengan nilai p=0,697(p>0,05).

  

Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

  menggunakan variabel dependen yaitu Kepatuhan Diit Rendah Garam dan Keteraturan Kontrol Tekanan Darah, kemudian metode pada penelitian ini menggunakan cross sectional study, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode deskriptif analitik. Dan pada pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan stratified random sampling sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan sample random sampling. Persamaan pada variabel independen yaitu sama-sama dukungan keluarga.