BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1. Pengertian - Reni Purwaningsih BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1. Pengertian Menurut Kepmenkes RI (2004) pengertian Buku KIA adalah alat yang

  menyebarkan informasi penting mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kepada keluarga. Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah pada ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan bud an anak termasuk rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita.

  Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil, suami dan anggota keluarga karena berisikan informasi penting dan berguna bagi kesehatan ibu dan anak. Buku kesehatan selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, juga dimaksudkan sebagai alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien, sehingga dapat diharapkan partisipasi masyarakat dalam mengontrol kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2009). Salah satu tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatan keluarga, ibu, anak merupakan kelompok yang

  10 rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi yang serinkali berakhir dengan kecacatan atau kematian (Depkes RI dan JICA, 2003).

  Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak maka salah satu upaya program adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga melalui penggunaan 2.

   Manfaat buku KIA

  Manfaat buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu melahirkan samapai anaknya berusia lima tahun sedangkan manfaat buku KIA secara khusus adalah untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan gizi dan paket (standar) pelayanan KIA, alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya, gabungan kartu-kartu kesehatan yang pernah ada dan yang masih ada, seperti KMS ibu hamil, kartu KB, KMS balita, kartu perkembangan anak (Depkes RI dan JICA,2003) Kewajiban ibu hamil dalam pemanfaatkan buku KIA : 1)

  Baca buku KIA Buku KIA ini merupakan buku pintar untuk ibu hamil, maka kewajiban bagi ibu hamil untuk membaca secara keseluruhan Buku

  KIA ini karena berisi informasi yang sangat berguna untuk kesehatan ibu dan anak.

  Bawa Buku KIA Buku ini dibawa oleh ibu hamil dan diberikan kepada petugas kesehatan setiap kali ke Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan/dokter praktik swasta dan rumah sakit, karena salah satu manfaat dari buku KIA untuk mencatat dan alat memantau serta memonitoring kesehatan ibu dan anak.

  3) Jaga Buku KIA

  Buku ini disimpan,jangan sampai hilang karena berisi catatan kesehatan ibu dan anak. Catatan yang ada di dalam buku ini akan sangat bermanfaat bagi ibu , anak dan petugas kesehatan. 4)

  Tanya ke petugas kesehatan Tanya ke bidan, dokter, atau petugas kesehatan lainnya jika ada hal-hal yang ingin diketahui ada masalah kesehatan ibu dan anak.

  Jangan malu dan jangan ragu untuk bertanya (Depkes RI dan JICA, 2008).

3. Isi buku KIA

  Menurut Depkes RI (2009), buku KIA ini terdiri dari: a.

Bagian ibu terdiri dari identitas keluarga dan kesehatan ibu. Kesehatan ibu terdiri dari:

  1) Ibu hamil :

  a) Pemeriksaan kehamilan secara rutin Persiapan melahirkan: tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan,suami dan keluarga mendampingi saat ibu hamil periksa,siapkan tabungan untuk biaya persalinan dan kendaraan,rencanakan melahirkan ditolong di bidan atau dokter,rencanakan ikut Keluarga Berencana (KB),siapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan.

  c) Perawatan sehari-hari: mandi 2 kali dengan sabun, gosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, boleh melakukan hubungan suami istri, setelah kandungan berumur 4 bulan, sering elus- elus perut dan ajak bicara bayi di dalam kandungan, kurangi kerja berat, istirahat berbaring minimal 1 jam disiang hari.

  Posisi tidur sebaiknya miring, sebaiknya ibu tidur pakai kelambu,jangan memakai obat nyamuk bakar atau semprot.

  d) Anjuran makan ibu hamil: Tanya kepada petugas kesehatan tentang makanan yang bergizi,makan dengan pola gizi seimbang dan tidak pantang makanan. Jika mual-mual, muntah, dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan seperti roti, ubi, singkong, biskuit,dan buah.Jangan minum jamu,minuman keras, atau merokok karena membahayakan kandungan, jika minum obat, tanyakan caranya kepada petugas kesehatan.

  Tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di kaki, tangan atau wajah yang disertai sakit kepala dan atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum waktunya, bayi di kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak, muntah terus dan tidak mau makan

  2) Ibu bersalin

  Tanda-tanda bayi akan lahir yaitu perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama, keluar lender dan bercampur darah dari jalan lahir, dan keluar air ketuban dari jalan lahir

  3) Ibu nifas

  Cara menyusui bayi yaitu susui sesering mungkin,paling sedikit 8 kali sehari, jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui, susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain, beri bayi hanya ASI saja sampai usia 6 bulan (ASI eksklusif), dan biasakan cuci tangan dengan sabun saat akan memegang bayi, sesudah buang air besar atau kecil, setelah menceboki anak 4)

  Keluarga Berencan (KB) 5)

  Catatan pelayanan kesehatan ibu:catatan kesehatan ibu hamil, nifas, dan keterangan lahir b.

  Kesehatan Anak Identitas anak

  2) Bayi Baru Lahir: tanda bayi sehat, cara merawat bayi baru lahir, tindakan pada bayi baru lahir, cara merawat bayi tetap hangat

  3) Bayi dan anak: tanda bayi sehat, pantau pertumbuhan dan perkembangan bayi, minta imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal imunisasi

  4) Balita: cara perawatan sehari-hari anak balita, perawatan anak sakit, cara memberi makan anak, cara merangsang perkembangan anak, cara membuat makanan pengganti ASI

  5) Catatan pelayanan kesehatan anak

  6) Catatan penyakit dan perkembangan anak 4.

   Pemanfaat Buku KIA

  Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, antara lain dengan kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI), strategi making pregnancy safer dan pengadaan buku KIA. Buku KIA telah diperkenalkan sejak 1994 dengan bantuan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Buku KIA diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak.

  Buku KIA selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien (Hasanbasri dan Ernoviana, 2006). sakit umum, puskesmas pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku KIA berisi informasi dan materi penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS bayi dan balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA disimpan di rumah dan dibawa selama pemeriksaan antenatal di pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan ibu dengan lengkap di buku KIA, agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak (Hasanbasri dan Ernoviana, 2006).

  Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader sebagai alat penyuluhan kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar datang dan menggunakan fasilitas kesehatan. Bagi petugas puskesmas, buku KIA dapat dipakai sebagai standar pelayanan, penyuluhan dan konseling kesehatan, sehingga pelayanan kepada ibu dan anak dapat diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

  Pemanfaatan buku KIA oleh petugas dalam melaksanakan pemeriksaan ibu dan anak dapat mencegah terjadinya ibu hamil anemia, BBLR, angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah terjadinya balita kurang gizi (Hasanbasri dan Ernoviana, 2006).

5. Karakteristik ibu hamil dalam memanfaatkan buku KIA a. Usia

  Usia adalah usia responden menurut tahun terakhir. Usia semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003).

  Kemajuan dibidang sosial ekonomi, termasuk peningkatan akses terhadap kesempatan kerja dan pendidikan menyebabkan terdensi untuk menikah di usia muda bagi kaum wanita semakin berkurang. Namun masih banyak terjadi di masyarakat pedesaan, wanita menikah di usia sangat muda. Kemungkinan mempunyai anak di usia dini semakin lebih besar.

  Usia muda pada dasrnya berkisar antara 13 sampai 19 tahun, secara umum dinyatakan bahwa wanita muda adalah wanita yang berumur di bawah 20 tahun atau yang berumur 19 tahun kebawah. Usia reproduksi optimal bagi seorang wanita adalah umur antara 20-35 tahun, dibawah dan diatas usia tersebut akan meningktakan resiko kehamilan maupun persalinan, karena perkembangan organ-organ reproduksi yang belum optimal, kematangan emosi dan kejiwaan kurang serta fungsi fisiologi yang belum optimal, sehingga lebih sering terjadi komplikasi yang tidak diinginkan dalam kehamilan.

  Sebaliknya pada usia ibu lebih tua telah terjadi kemunduran fungsi fisiologis maupun reproduksi secara umum, sehingga lebih sering terjadi akibat yang merugikan pada bayi (Sianturi, 2007).

  Perkawinan diusia muda yang disusul dengan kehamilan akan dikandungnya.

b. Pendidikan

  Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok masyarakat sehingga mereka memperoleh tujuan yang diharapkan. Sehingga mampu untuk meningkatkan kesehatan ( Hulick, 2004 ). Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang telah terselesaikan oleh seseorang, yaitu: SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi.

  Menurut Heru yang dikutip oleh Laksmono dan Tirto, semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi maka makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperanserta dalam pembangunan kesehatan.

  Latar belakang pendidikan ibu yang rendah akan menyulitkan berlangsungnya suatu penyuluhan kesehatan terhadap ibu karena mereka kurang menyadari pentingnya informasi-informasi tentang kesehatan ibu saat hamil, akibatnya mereka tidak mengetahui cara pemeliharan kesehatan terutama pada saat hamil.

  Menurut Undang-Undang No 20 pasal 17 tahun 2003, jalur 1)

  Pendidikan dasar (SD, MI, SMP, MTS) 2)

  Pendidikan menengah (SMA, MA, SMK, MAK) 3)

  Pendidikan tinggi (Pendidikan Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor)

  Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dan juga dalam motivasi kerjanya akan berpotensi dari pada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang. Maka visi pendidikan adalah mencerdaskan manusia. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang memahami tentang tanda- tanda bahaya kehamilan.

c. Pekerjaan

  Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan uang dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menyatakan bahwa pekerjaan akan mempengaruhi jumlah pedapatan . Selanjutnya pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak (Sianturi, 2007).

  Pekerjaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan tertama untuk menunjang kehidupan keluarga. Bekerja bagi ibu-ibu akan yang pekerjaan yang sering banyak duduk dapat bekerja dengan baik sampai dengan minggu ke 28 kehamilan tanpa kesulitan kemampuan bekerja selama hamil dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap (Joeharno, 2008).

  Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap kehamilannya. Resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan termasuk :

  1) Berdiri lebih dari 3 jam

  2) Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getar atau membutuhkan upaya yang besar untuk mengoprasukannya.

  3) Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong,dan membersihkan.

  4) Jam kerja yang penuh

  Kriteria pekerjaan dapat dibedakan menjadi buruh/ pegawai tidak tetap, swasta, PNS/ABRI, tidak bekerja/ ibu rumah tangga (Nursalam, 2001).

d. Paritas

  Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin 1)

  Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali 2)

  Multigravida adalah seorang wanita yang sudah hamil dua kali atau lebih Jumlah paritas merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G, P, Ab, dimana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas dan A menyatakan jumlah abortus. Sebagai contoh, seorang wanita dengan status paritas G3P1A1, berarti wanita tersebut sudah pernah mengandung sebanyak dua kali, dengan satu kali paritas dan satu kali abortus, dan saat ini tengah mengandung ketiga kalinya. Berdasarkan jumlahnya, maka paritas wanita dapat dibedakan menjadi: 1)

  Nullipara adalah wanita belum pernah hamil sama sekali

2) Primipara adalah wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali.

  3) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan sebanyak dua hingga empat kali

  4) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan sebanyak lima kali atau lebih

  Faktor yang mempengaruhi paritas 1.

  Pendidikan terhadap perkembangan orang lainmenuju kearah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang , maka makin mudah dalam memperoleh informasi. Sehingga kemampuan ibu hamil dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 anak.

2. Pekerjaan Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat.

  Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak yang beranggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi , maka boleh mempunyai anak yang banyak karena mampu memenuhi kehidupan sehari-hari.

  3. Keadaan ekonomi Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.

  4. Latar belakang budaya Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial adat istiadat penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.

  Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelopok masyarakat. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudahkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan bahwa semaki banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki.

5. Pengetahuan

  Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang tanda bahaya kehamilan, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman,2005)

   Pengetahuan 1. Pengertian

  Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2005), pengetahuan merupakan pengembangan dari 3 tingkat ranah perilaku yang artinya adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).

2. Tingkat Pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : a.

  Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu “tahu” itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

  b.

  Memahami (Comperhension) secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpertasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.

  c.

  Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

  Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

  d.

  Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masi ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokan.

  e.

  Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun f.

  Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan a.

  Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. b.

  Informasi atau media masa Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupum non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengethuan masyarakat c.

  Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga setatus ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

  d.

  Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dilingkungan tersebut. e.

  Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

  f.

  Umur seseorang. Semakin bertambah umur akan smakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.

4. Hubungan pengetahuan dengan perilaku

  Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas daripada manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Blum (1986) menyatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan padamanusia yaitu genetik (hereditas), lingkungan, pelayann kesehatan, dan perilaku (Notoatmodjo, 2007).

  Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok sebagai berikut: 1)

  Faktor yang mempermudah (predisposing faktor) yang mencangkup pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat. Faktor pendukung (enabling faktor) antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, dan sumber daya manusia.

  3) Faktor pendorong (reinforcing faktor) yaitu faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.

5. Pengukuran Pengetahuan

  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur apat kita sesuaikan dengan tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2005). Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan, kemudahan dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawabanbenardan nilai 0 untuk jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 4 katagori yaitu : 1)

  Baik, bila subyek menjawab dengan benar >75% - 100%

  2) Cukup baik, bila subyek mampu menjawab dengan benar >55% - 75% dari seluruh pertanyaan.

  3) Kurang baik, bila subyek mampu menjawab dengan benar >40% - 55% dari seluruh pertanyaan.

4) Tidak baik, jika presentase jawaban <40% (Arikunto,2006 ).

C. Sikap Pengertian

  Sikap evalusi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, subyek, atau issue (Azwar, 2003). Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfaforible) pada obyek tersebut.

  Nilai (value) dan opini (opinion) atau pendapat sangat erat berkaitan dengan sikap, bahkan kedua konsep tersebut seringkali digunakan dalam definisi-definisi mengenai sikap.Kadang-kadang dijumpai pula pemakaian istilah sikap, nilai, dan opini yang disamakan atau diperlukan artinya.

  Notoatmodjo (2007) menggambarkan terjadinya sikap dan reaksi tingkah laku manusia melalui suatu rangkaian proses tertentu, seperti terlihat pada skema berikut:

  Reaksi Proses

  Rangka tingkah laku stimulus stimulus

  (terbuka) Sikap tertutup

2. Komponen sikap

  Azwar (2003), mengatakan struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu : a.

  Komponen kognitif merupakan reprentasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe yang di miliki individu mengenai sesuatu yang dapat disamakan penanganannya (opini) terutama apabila menyangkut masalah issue atau problem yang kontroversial.

  b.

  Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasa berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. c.

  Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan bererilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan obyek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

   Tingkatan Sikap

  Sikap terdiri dari bebagai tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2002) : 1)

  Menerima (receiving) Menerima di artikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

  2) Merespon (responding)

  Memberikan jawaban apabila di tanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan.

  3) Menghargai (vauling)

  Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seseorang yang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara, dsb) untuk menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

  4) Bertanggung jawab (responsible)

  Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan 4.

   Sifat Sikap

  Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif : 1.

  Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyayangi, mengharapkan obyek tertentu.

  2. Sikap negatif terdapat kecenderungan adalah untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

  5. Pengukuran Sikap

  Salah satu aspek yang paling penting guna memahami sikap dan perilaku adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran (measuresment) sikap. Azwar (2003) menunjukan beberapa karakteristik sikap yaitu:

  1) Sikap mempunyai arah, sikap terpilah menjadi dua arah kesetujuan yaitu setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai subyek. Orang yang setuju, mendukung dan memihak terhadap suatu obyek sikap berarti memiliki sikap yang arahnya positif dan sebaliknya.

  2) Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahmya mungkin tidak berbeda.

  3) Sikap memiliki keluasan, kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek sikap.

  4) Sikap memiliki konsistensi, maksudnya kesesuaian anatara pernyataan sikap yang di kemukakan dengan responnya terhadap obyek sikap termaksud. Konsistensi sikap diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu.

  Beberapa metode pengungkapan sikap yang secara historik telah dilakukan orang (Azwar, 2003).

  a) Observasi perilaku

  Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu dapat dengan mempehatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu. Perilaku yang kita amati dapat menjadi indikator sikap dalam konteks situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat hati-hati apabila hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang di tampakan oleh sesorang. b) Penanyaan Langsung

  Sikap seseorang dapat diketahui dengan menanyakan langsung

  

(direct questioning) pada yang bersangkutan. Asumsi yang mendasari

  metode penanyaan langsung guna pengungkapan sikap pertama adalah asumsi bahwa individu orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri dan yang kedua adalah asumsi keterusterangan bahwa manusia

  Cara pengukuran ini mempunyai keterbatasan dan kelemahan yang mendasar. Metode ini akan menghasilkan ukuran yang valid hanya apabila apabila situasi dan kondisinya memungkinkan kebebasan berpendapat tanpa tekanan psikologis maupun fisik.

  c) Pengungkapan Langsung

  Suatu versi pengungkapan langsung (direct assessement) secara tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan aitem tunggal dengan menggunakan aitem ganda Azwar (2003).

  Prosedur pengungkapan langsung dengan aitem tunggal sangat sederhana. Responden meminta menjawab langsung pertanyaan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju. Penyajian dan pemberian responnya yang dilakukan lebih jujur bila dia tidak menuliskan nama dan identitasnya. Variasi bentuk pengungkapan dengan aitem tunggal adalah menggunakan kata sikap ekstrim pada suatu kontinum sepuluh titik suka sampai benci.

  Problem utama dalam aitem tunggal adalah masalah relaibilitas hasilnya. Aitem tunggal terlalu terbuka terhadap sumber error pengukuran. Error yang terjadi dapat berkaitan dengan masalah kalimat atau redaksional pertanyaannya yang mungkin kurang jelas, mungkin dipahami secara salah, mungkin menggunakan istilah teknis yang mempunyai arti khusus dan mungkin pula mengandung istilah menggambarkan jawaban yang seharusnya.

  Salah satu pengungkapan langsung dengan menggunakan aitem ganda adalah teknik deferensi semantik. Teknik defernsi semantik dirancang untuk mengungkapkan efek atau perasaan yang berkaitan dengan suatu obyek tertentu.

  d) Skala sikap

  Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh individu yang disebut dengan skala sikap.

  Skala sikap berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu obyek sikap. Dari respon subyek pada setiap pertanyaan ini kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Pada beberapa bentuk skala dapat pula diungkap mengenai keluasan serta konsistensi sikap. Salah satu sifat skala sikap adalah isi pertanyaan dapat berupa pertanyaan langsung yang jelas tujuan ukurannya tetapi dapat pula berupa pertanyaan tidak langsung yang tampak kurang jelas tujuan ukurannya bagi responden.

  Proses pengungkapan sikap merupakan proses yang rentan terhadap berbagai kemungkinan error dikarenakan sikap itu sendiri merupakan suatu kontrak hipotetik atau konsep psikologis yang tidak mengurangi kemungkinan error pengukuran, skala sikap harus dirancang secara hati-hati dengan sunggu-ungguh dan ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah penyusunan skala yang berlaku.

  e) Pengukuran terselabung

  Metode pengukuran terselabung sebenarnya berorientasi kembali ke metode observasi perilaku yang sudah dikemukakan diatas, akan tetapi sebagai obyek pengamatan bukan lagi perilaku yang tampak yang disadari atau sengaja dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reakasi fisiologis yang terjadi di luar kendali orang yang bersangkutan.

  Cara mengukur sikap, maka digunakan : a.

  Pernyataan positif (favorable) 1)

  Sangat setuju 2)

  Setuju 3)

  Tidak setuju b.

  Pernyataan negative (unfavorable) 1)

  Sangat setuju 2)

  Setuju 3)

  Tidak setuju ( Hidayat, 2007 ).

D. Kehamilan Pengertian

  Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah mulai dari kosepsi sampai bayi lahir. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan (Parwirohardjo, 2008).

  Periode kehamilan dihitung sejak dari hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai persalinan (Helen, 2006). Kehamilan berarti dimulainya kehidupan berdua dimana ibu mempunyai tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan menghadapi proses persalinan (Manuaba, 2007).

  Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen yaitu: mengupayakan kehamilan sehat, melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman, perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi (Azwar, 2006 ).

2. Perubahan yang terjadi selama kehamilan (Manuaba, 1998) a.

  Uterus atau Rahim Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi berat 1000 hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

  b.

  Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah, karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru- biruan (tanda chedwicks).

  c.

  Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu, kejadian ini tidak lepas dari kejadian vili korealis yang mengeluarkan hormon koeionik gunadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior. d.

  Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu: estrogen, progesteron, dan somatommamotropin.

  e.

  Srikulasi darah ibu 1)

  Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim. 2)

  Terjadi hubungan langsung antara rateri-vena pada sirkulasi plasenter.

  3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.

  3. Tanda dugaan hamil (Prawirohardjo, 2006) a.

  Amenorea Gejala ini sangat penting karena pada umumnya wanita hamil tidak haid lagi.

  b.

  Mual (nausea) dan muntah (emesis) Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan awal kehamilan, kadang-kadang disertai muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. c.

  Ngidam Ngidam ini sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan tuanya kehamilan.

  d.

  Payudara tegang Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae.

  Sering kencing Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang membesar. Pada triwulan kedua ini umumnya ini keluhan hilang oleh karena uterus yang keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena jain mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.

  f.

  Obstipasi Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh hormon steroid.

  g.

  Pigmentasi kulit Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas, pada pipi, hidung, dan dahi, kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal sebagai cloasma gravidarum. h.

  Varises Sering terjadi pada triwulan terakhir, didapat pada daerah genetalia ekstern, fossa poplitea, kaki dan betis.

4. Tanda dan gejala awal kehamilan

  Menurut Kusmiyati (2008) tanda-tanda kehamilan terdiri dari tanda yang tidak pasti dan tanda pasti kehamilan.

  Tanda yang tidak pasti (probable signs) / tanda mungkin kehamilan.

  Indikator mungkin hamil adalah karakteristik-karakteristik fisik yang bisa dilihat atau sebaliknya diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam perubahan-perubahan psikologis yang disebabkan oleh kehamilan. Kedua jenis tanda dan gejala kehamilan diatas mungkin ditemukan pada kondisi yang lain, meskipun tidak dapat dipertimbangkan sebagai indikator-indikator positif suatu kehamilan.

  Semakin banyak tanda tidak pasti ditemukan semakin besar kemungkinan kehamilan. Tanda-tanda mungkin adalah sebagai berikut: 1)

  Amenorrhea Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengekuh terlambat haid, maka perkiraan bahwa wanita hamil, walaupunkeadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatan terlambat haid.

  2) Mual dan muntah

  Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkempanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita perlu diberi menerangkanbahwa keadaan ini dalam batas normal orang hamil.

  Bila berlebihan dapat pula diberi obat-obat anti muntah. 3)

  Mastodinia Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengauh estrogen dan progesterone.

  4) Quickening

Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya

disadari oleh wanita pada kehamilan 18-30 minggu.

  5) Keluhan kencing

  Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan uterus ke cranial.

  6) Konstipasi

  Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan pola makan.

  7) Perubahan berat badan

  Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada stabilmenjelang aterm. 8)

  Perubahan temperature basal Kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah terjadinya kehamilan.

  9) Perubahan warna kulit

  Perubahan ini antara lain kloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah aerola dan putting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan- perubahan ini disebabkan oleh stimulasi melanocyte stimulating

  

hormone (MSH). Pada kulit daerah payudara dapat mengalami

  perubahan yang disebut strie gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan perut.Diduga terjadi karena pengaruh adrenokortikosteroid. Kadang-kadang timbul pula teleangiktasis karena pengaruh estrogen tinggi.

  10) Perubahan payudara

  Akibat stimulasiprolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.

  11) Perubahan pada uterus kosistensi. Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular.

  Teraba balotement, tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga Rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Ballotemen adalahtanda ada benang terapung/ melayang dalam cairan. Sebagai diagnosis banding adalah asites yang disertai dengan kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya. 12)

  Tanda piskacek’s Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implatasi plasenta.

  13) Perubahan-perubahan pada serviks

  a) Tanda Hegar

  Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthumus uteri, sehingga daerah tersbut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mulai difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke 6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

  b) Tanda Goodell’s

  Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini. Tanda Chadwick Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan.

  d) Terjadi pembesaran perut

  Pembesaran perut menjadi nyata setelahminggu ke 16, karena pada saat itu uterus lebih keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.

  e) Kontaksi Uterus

  Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

  f) Pemerisaan tes biologis kehamilan

  Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu.

  b.

  Tanda Pasti Kehamilan Menurut Kusmiyati (2008), indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.

  1) Denyut Jantung Janin (DJJ) Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18.

  Padaorang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJdapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti: bising tali pusat, bising uterus dan

  2) Palpasi

  Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke 22.Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24.

  c.

  Tanda Bahaya Kehamilan ` Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Tanda bahaya kehamilan tersebut adalah sebagai berikut: 1)

  Perdarahan yang keluar dari jalan lahir Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan bisa merupakan adanya tanda keguguran. Janin mungkin masih dapat diselamatkan. Bila perdarahan berlanjut, ibu perlu mendapatkan pertolongan medis agar kesehatannya terjaga (Yoseph, 2010).

  Menurut Yoseph (2010), perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bagian bawah yang hebat pada ibu yang terlambat haid 1-2 bulan, merupakan keadaan yang sangat berbahaya. Kehidupan ibu terancam dan harus dibawa kerumah sakit untuk keselamatan meskipun hanya sedikit perdarahannya tetap merupakan ancaman bagi ibu dan dapat menjadi penyebab kematian janin.

  2) Sakit kepala yang hebat

  Wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat merupakan tanda bahaya kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristrirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsi. Keadaan sakit kepala yang hebat ini juga merupakan tanda bahaya kehamilan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin (Kusmiyati, 2008). 3)

  Penglihatan kabur Wanita hamil mengeluh penglihatan kabur. Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misal pandangan kabur da nada baying-bayang. Perubahan penglihatan mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan preeklampsi (Kusmiyati, 2008). Selain itu penglihatan adalah gejala yang seringditemukan pada preeklampsi berat dan merupakan petunjuk akan terjadi eklampsi (Wiknjosastro, 2007). 4)

  Bengkak (oedema)diwajah dan tangan Oedema adalah penimbunan cairan secara umum dan kenaikan berat badan yang berlebihan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema merupakan salah satu tanda trias adanya preeklampsi. Kenaikan berat badan 1/2kg setiap minggu dalam kehamilan msih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu diwaspadai, karena dapat menimbulkan preeklampsi (Wiknjosastro, 2007). 5)

  Ketuban pecah sebelum waktunya Ketuban pecah sebelum waktunya atau ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada pembukaan pada servik.

  Untuk primigravida kurang dari 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm. Bila keadaan ini terjadi dapat mengakibatkan infeksi yang dapat membahayakan ibu dan janin (Wiknjosastro, 2007).

  6) Gerakan janin tidak terasa

  Memantau gerakan janin merupakan salah satu indikator kesejahteraan janin. Gerakan janin mulai dirasakan oleh ibu pada kehamilan trimester II sekitar minggu ke 20 atau minggu ke 24. Jika janin tidur maka gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi makan dan minum dengan baik. Pada trimester III, gerakan janin sudah bisa dirasakan ibu. Total gerakan janin pada trimester III mencapai 20 kali perhari. Keadaan berbahaya yang bisa mengancam keselamatan janin dalam kandungan yaitu bila gerakan kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam . Hal ini bisa merupakan pratanda adanya gawat janin (Kusmiyati, 2008).

  7) Nyeri abdomen yang hebat

  Jika ibu hamil mengeluh nyeri pada perut yang hebat dan menetap, hal ini merupakan tanda terjadinya kehamilan ektopik, aborsi, dan solusio plasenta (Kusmiyati, 2008). Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik. Apabila terjadi rupture dinding tuba pada kehamilan ektopik ini, nyeri perut dan disertai perdarahan bisa menyebabkan penderita pingsan atau syok. Pada penderita aborsinyeri abdomen juga dirasakan, tetapi nyeri penderita aborsi tidak begituhebat disbanding pendertia kehamilan ektopik. Terjadi nyeri abdomen pada waktu hamil mengindikasikan adanya tanda kehamilan ektopik, abortus dan solusio plasenta (Wiknjosastro, 2007). 8)

  Ibu muntah terus menerus dan tidak mau makan Keluhan hamil dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering ditemukan padakehamilan trimester I pada saat usia kehamilan 1-3 sedikit demi sedikit diakhir trimester pertama. Akan tetapiada kalanya keluhan ini akan makin bertambah berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan umum ibu buruk, keluhan ini disebut hyperemesis gravidarum. Keadaan mual dan muntah terus menerus merupakan keadaan yang berbahaya dalam kehamilan, karena akan mengganggu pertumbuhan janin (Huliana, 2003). 9)

  Demam tinggi Demam tinggi dapat disebabkan karena adanya infeksi

  (Huliana, 2003) 10)

  Hipertensi Gravidarum Ketika kehamilan berlanjut, hipoksia plasenta menginduksi plorifariasi sitototrofoblas dan penebalan membaran basalis trofoblas yang dapat mengganggu fungsi metabolik plasenta. Sekresi fasodilator protasiklin oleh sel-sel endothelial plasenta berkurang dan sekresi trombosan oleh trobosit bertambah, sehingga timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini terjadilah pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi ibu dan penurunan volume plasma ibu.