BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan 1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) - BAB II ABDUL AZIZ MIFTAHUDIN TI'12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan 1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang membantu dalam

  proses pengambilan keputusan. SPK sebagai sistem informasi berbasis komputer yang adaptif, interaktif, fleksibel, yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung solusi dari pemasalahan manajemen yang kurang terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat ditarik satu definisi tentang SPK yaitu sebuah sistem berbasis komputer yang adaptif, fleksibel, dan interaktif yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur sehingga meningkatkan nilai keputusan yang diambil (Khoirudin, 2008).

2. Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan

  a. Dukungan untuk pengambilan keputusan, terutama pada situasi semitruktur dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi komputerisasi.

  b. Dukungan untuk semua level menejerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.

  c. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstrukutur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasi yang berbeda. d. Dukungan untuk keputusan independen atau sekuensial. Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval yang sama).

  e. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan (intelegensi, desain, pilihan, dan implementasi).

  f. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputsan.

  g. Adaptasi sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusna reaktif, bias menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi DSS untuk memenuhi perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel, oleh karena itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, mengubah, atau menyusun kembali elemen – elemen daras. DSS juga fleksibel dalam hal dapat dimodifikasi untuk menyelesaikan masalah lain yang sejenis.

  h. Pengguna seperti dirumah. Ramah pengguna, kapabilitar grafis yang sangat kuat, dan antar muka mesin – manusia yag interaktif dengan satu bahasa alami dapat meningkatkan efektifitas DSS. i. Peningkatan efektifitas pengambilan keputusan (akurasi, time lines, kualitas) dibandingkan efesiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika DSS disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik. j. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan dalam setiap langkah proses penambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara khusus menekankan untuk mendukung keputusan, tidak sebagai penentu keputusan. k. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi. Perangkat lunak OLAP dalam kaitanya dengan data

  warehouse memperbolehkan pengguna utuk membangun DSS yang cukup besar.

  l. Biasanya model – model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda dibawah konfigurasi yang berbeda. m. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe. Mulai dari sistem informasi geografis, sampat sistem beroreintasi objek. n. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan pada suatu lokasi atau didistribusikan si duatu organisasai secara keseluruhan di beberapa organisasi sepanjang raintai persediaan. Dapat di intregasikan dengan DSS lain atau aplikasi lain, serta dapat didistribusiakan scara internal dan eksternal menggunakan networking dan teknologi Web.

  Karakteristik dan kapabilitas dri DSS tersebut memungkinkan para pengambil keputusan dalam hal membantu menentukan keputusan yang lebih baik da lebih konsisten dalam satu cara yang dibatasi oleh waktu.

3. Proses Pengambilan Keputusan

  Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan. Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan realitas dan menuliskan hubungan di antara semua

  

variabel. Model ini kemudian di validasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan model sering mengidentifikasi solusi- solusi alternatif dan demikian sebaliknya.

  Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ini diuji untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal, maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan. Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil. Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sabelumnya (Turban, 2005).

  a. Fase Intelegensi Fase intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara berfikir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat.

  b. Fase Desain Fase merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan, dan menganalisa berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. pertimbangn- pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau tidak. c. Fase Memili milih Fase me memilih dan menelaah ini digunakan untuk memili milih satu rangkaian tindakan te tertentu dari beberapa yang tersedia dan melak elakukan penilaian terhadap tin ap tindakan yang telah dipilih.

  4. ddictive weighting Method (Metode SAW) Simple Addict Metode de SAW sering juga dikenal istilah metode penjum njumlahan terbobot.

  Konsep dasar dasar metod SAW adalah mencari penjumlahan terb terbobot dari rating kinerja pad pada setiap alternatif pada semua atribut. ut. Metode SAW membutuhk tuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke ) ke suatu skala yang dapat diperb iperbandingkan dengan semua alternatife yang ada. ada. jika j adalah atribut keuntungan (benefit) ………………………… (2.1) jika j adalah atribut biaya (cost) dimana adalah rating kinerja ternormalisasi dari alte alternatif pada atribut ; ; =1,2,...,m dan =1,2,...,n.

  Nilai prefere eferensi untuk setiap alternatif ( )diberikan sebagai agai:

  (2.2) Nilai yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif yang tif lebih terpilih.

5. Langkah Penyelesaian Dalam penelitian ini menggunakan model FMADM metode SAW.

  Adapun langkah-langkahnya adalah:

  1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu ( ).

  2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

  3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria ( ), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi.

  4. Hasil akhir diperoleh dari proses penentuan peringkat yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik ( ) sebagai solusi (Kusumadewi, 2006).

B. Perangkat Lunak Yang Digunakan 1. Java

  Java2 adalah generasi kedua dari Java platform (generasi awalnya adalah Java Development Kit). Java berdiri di atas sebuah mesin interpreter yang diberi nama JVM. JVM inilah yang akan membaca bytecode dalam file .class dari suatu program sebagai representasi langsung program yang berisi bahasa mesin. Oleh karena itu, bahasa Java disebut sebagai bahasa pemrograman yang portable karena dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi, asalkan pada sistem operasi tersebut terdapat JVM.

  

Platform Java terdiri dari kumpulan library, JVM, kelas- kelas loader yang

  dipaket dalam sebuah lingkungan rutin Java, dan sebuah compiler, debuger, dan perangkat lain yang dipaket dalam Java Development Kit (JDK). Java2 adalah generasi yang sekarang sedang berkembang dari platformJava. Agar sebuah program Java dapat dijalankan, maka file dengan ekstensi ''.java'' harus dikompilasi menjadi file bytecode. Untuk menjalankan bytecode tersebut dibutuhkan JRE (Java Runtime Environment) yang memungkinkan pemakai untuk menjalankan program Java, hanya menjalankan, tidak untuk membuat kode baru lagi. JRE berisi JVM dan library Java yang digunakan.

  

PlatformJava memiliki tiga buah edisi yang berbeda, yaitu J2EE (Java2

Enterprose Edition), J2ME (Java2 Micro Edition) dan J2SE (Java2 Second Edition).

  J2EE adalah kelompok dari beberapa API (Application Programming Interface) dari Java dan teknologi selain Java. J2EE sering dianggap sebagai middleware atau teknologi yang berjalan di server, namun sebenarnya J2EE tidak hanya terbatas untuk itu. Faktanya J2EE juga mencakup teknologi yang dapat digunakan di semua lapisan dari sebuah sistem informasi. Implementasi J2EE menyediakan kelas dasar dan API dari Java yang mendukung pengembangan dari rutin standar untuk aplikasi klien maupun server, termasuk aplikasi yang berjalan di web browser. J2SE adalah lingkungan dasar dari Java, sedangkan J2ME merupakan edisi library yang dirancang untuk digunakan pada device tertentu seperti pagers dan mobile phone.

  Java merupakan bahasa pemrogrman yang bersifat case sensitive yang berarti penulisan menggunakan huruf besar ataupun huruf kecil pada kode program dapat berarti lain. Misalnya penulisan "System" akan diartikan berbeda dengan "system" oleh interpreter. Java tidak seperti C++, Java tidak mendukung pemrograman prosedural, tapi mendukung pemrograman berorientasi objek sehingga ada sintaks class pada kode programnya (Prasetyo, 2010).

2. Java Server Pages (JSP)

  Java Server Pages (JSP) merupakan sebuah tenologi servlet-based yang digunakan pada web tier untuk menghadirkan dynamic dan static content. JSP merupakan text-based dan kebanyakan berisi template text HTML yang digabungkan dengan spesifik tags dynamic content. Alasan menggukanan JSP antara lain :

  a. Sejak JSPs merupakan dokumen text seperti HTML, para pengembang menghindari format dan manipulasi yang memungkinkan String yang sangat panjang untuk menghasilkan output. Content HTML sekarang tidak ditempelkan dengan berbagai macam kode dari Java. Hal ini membuat JSP lebih mudah dirawat.

  b. JSPs lebih dikenal oleh semua orang dengan pengetahuan dari HTML, hanya dengan mempelajari markup dynamic. Hal ini membuatnya mungkin untuk para desainer site untuk membuat template HTML dari sebuah site, dengan para pengembang memprosesnya suatu saat nanti untuk memasukkan tags yang menghasilkan dynamic content. Hal ini juga memudahkan dalam pengembangan web page.

  c. JSPs memiliki built-in yang mendukung untuk penggunaan komponen software yang dapat digunakan kembali (JavaBeans). Hal ini tidak hanya membiarkan para pengembang menghindari kemungkinan menemukan kembali inti/kemudi dari tiap aplikasi, mempunyai software pendukung untuk memisahkan komponen software untuk menghandle logic promotes separation dari presentasi dan business logic.

  d. JSPs, merupakan bagian solusi dari Java untuk pengembang aplikasi web, merupakan multi-platform yang tak terpisahkan dan dapat dijalankan pada berbagai container servlet yang compatible, dengan mengabaikan vendor atau sistem operasinya.

  e. Dalam kaitannya dengan cara kerja JSPs, mereka tidak membutuhkan kompilasi dari para pengembang. Kompilasi ini telah ada untuk kita pada kontainer servlet. Modifikasi JSPs dideteksi secara otomatis. Hal ini secara relatif membuatnya mudah untuk dibangun.

3. Database MySQL

  MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data atau

  

database management system (DBMS) yang multithread, multi-user, dengan

  sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

  Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.

  MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).

  Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

  Kehandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja

  

optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh

  user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan

  

query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih

cepat dibandingkan Interbase.

4. NetBeans

  NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang sukses dengan pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir 100 mitra (dan terus bertambah). Sun Microsystems mendirikan proyek kode terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi sponsor utama. Saat ini terdapat dua produk : NetBeans IDE dan NetBeans Platform (Hendry, 2008).

  Pengembangan NetBeans diawali dari Xelifi, sebuah proyek mahasiswa tahun 1997 di bawah bimbingan Fakultas matematika dan Fisika Universitas Charles, Praha. Sebuah perusahaan kemudian dibentuk untuk proyek tersebut dan menghasilkan versi komersial NetBeans IDE hingga kemudian dibeli oleh Sun Microsistem pada tahun 1999. Sun kemudian menjadikan NetBeans open source pada bulan Juni tahun 2000. Sejak itu komunitas NetBeans terus berkembang. NetBeans mengacu pada dua hal, yakni platform untuk pengembangan aplikasi desktop java, dan sebuah Integrated Development Kit (IDE) yang dibangun menggunakan platform NetBeans.

  Platfom NetBeans memungkinkan aplikasi dibangun dari sekumpulan

  komponen perangkat lunak moduler yang disebut ‘modul’. Sebuah modul adalah suatu arsip Java (Java archive) yang memuat kelas-kelas Java untuk berinteraksi dengan NetBeans Open API dan file manifestasi yang mengidentifikasinya sebagai modul. Aplikasi yang dibangun dengan modul- modul dapat dikembangkan dengan menambahkan modul-modul baru. Karena modul dapat dikembangkan secara independen, aplikasi berbasis platform NetBeans dapat dengan mudah dikembangkan oleh pihak ketiga secara mudah dan powerfull .

  NetBeans IDE adalah IDE open source yang ditulis sepenuhnya dengan bahasa Java menggunakan platform NetBeans. NetBeans IDE mendukung pengambangan semua tipe aplikasi Java (J2SE, web, EJB, dan aplikasi mobile). Fitur lainnya adalah sistem proyek berbasis Ant, control versi, dan refactoring

  Modularitas : Semua fungsi IDE disediakan oleh modul-modul. Tiap modul menyediakan fungsi yang didefinisikan dengan baik, seperti dukungan untuk bahasa pemrograman Java, editing, atau dukungan bagi CVS. NetBeans memuat semua modul yang diperlukan dalam pengembangan Java dalam sekali

  

download, memungkinkan pengguna untuk mulai bekerja sesegera mungkin.

  Modul-modul juga mengijinkan NetBeans untuk dikembangkan. Fitur-fitur baru, seperti dukungan bahasa pemrograman lain, dapat ditambahkan dengan menginstal modul tambahan. Sebagai contoh, Sun Studio, Sun Java Studio

  

Enterprise, dan Sun Java Studio Creator dari Sun Microsistem semuanya berbasis

NetBeans IDE.

5. Jesperreport

  JasperReport merupakan library di lingkungan Java untuk memproses laporan. Dengan library ini, kita dapat menampilkan laporan dalam bentuk print

  

preview, melakukan export ke beberapa format dokumen lain (antara lain PDF,

  HTML, text, Excel), menampilkan gambar, grafik maupun tabel. Berikut beberapa library lain yang digunakan juga dalam JasperReport : commons-

  

beanutils.jar, commons-collections.jar, commons-digester.jar, commons-

logging.jar, itext-1.02b.jar, jfreechart-0.9.21.jar.

  Penjelasan mengenai fungsi-fungsi tiap library yang digunakan seperti Tabel 1.

  Tabel 1. Fungsi Library Jasperreport

  Library Keterangan commons-logging untuk mengirim output ke log commons-collections untuk manage collection data commons-beanutils

  untuk java beans

  commons-digester untuk parsing xml jfreechart

  untuk mengatur penggunaan grafik

  itext untuk export report ke pdf atau rtf

  Laporan yang dibuat nantinya dapat dikaitkan ke database berdasar

  connection string dan sql yang kita inginkan. JasperReport mendasarkan format

  dokumen definisi laporan yang akan dikompilasi berbasis pada XML, sehingga nantinya dapat dengan mudah dapat dikonversi ke format dokumen lain dengan memanfaatkan XSLT ataupun FO (Format Object).

C. Tinjauan Pustaka

  Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau saran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambahkan dengan factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Dalam kasus penyeleksian penerima beasiswa sangat berpengaruh pada keputusan yang diambil, maka perlu di buat suatu sistem pengambilan keputusan untuk membantu mengambil keputusan dengan menitik beratkan pada informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan matematis. Sehingga dalam hasil yang diperoleh dalam rekomendasi pengambilan keputusan lebih objektif dan akurat. Dalam pengambilan keputusan memerlukan suatu metode yang dapat menghitung atau merumuskan kasus yang terjadi dan menghasilkan solusi sebagai bahan keputusan. Metode Simple Additive

  

Weighting (SAW) merupakan sebuah metode yang dapat digunakan digunakan

  untuk menghitung alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu dan menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses penentuan peringkat yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan guna menentukan hasil sebagai bahan pengambilan keputusan.

  Aplikasi sistem pendukung keputusan penentu penerima beasiswa, merupakan aplikasi yang dirancang untuk menampilkan objek dari beberapa objek yang sesuai dengan kriteria dan bobot yang telah ditentukan. Untuk membantu proses pemberian bobot maka disediakan kriteria berupa data gaji orang tua, semester, IPK, usia, dan jumlah tanggungan orang tua. Kriteria-kriteria tersebut kemudian melalui proses penentukan jumlah bobot yang diperoleh masing-masing objek, menghitung nilai rating, serta penentuan peringkat. Sehingga diperoleh satu alternatif sebagai rekomendasi dalam pengambilan keputusan.