PENERAPAN LATIHAN FISIK: JALAN KAKI DAN SENAM KAKI DIABETIK UNTUK MELIHAT NILAI CRT DAN KADAR GULA DARAH PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG - Elib Repository

  

PENERAPAN LATIHAN FISIK: JALAN KAKI DAN SENAM KAKI

DIABETIK UNTUK MELIHAT NILAI CRT DAN KADAR GULA

DARAH PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN

DIABETES MELLITUS TIPE II DI DESA

KLOPOGODO KECAMATAN

GOMBONG

  

Karya Tulis Ilmiah

Disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................... HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. HALAMAN PENGESAHAN................................................................... DAFTAR ISI…………..............................................................................

  ii iii iv v viii

DAFTAR TABEL………….....................................................................

  e.

  Komplikasi..................................................................... 13 f.

  14 Pathofisiologi.................................................................

  g.

  15 Pemeriksaan Penunjang.................................................

  h.

  15 Penatalaksanaan Medis..................................................

  3. Latihan Fisik....................................................................... 17 a.

  17 Pengertian Latihan Fisik................................................

  b.

  Manfaat Latihan Fisik.................................................... 17 c.

  17 Macam-macam Latihan Fisik……................................ 1)

  17 Jalan kaki................................................................ 2)

  Diabetik............................................................................

  38 3.

  39 Latihan Fisik Jalan Kaki dan Senam Kaki Diabetik........

  C.

  43 Keterbatasan Penerapan..........................................................

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................

  44 A. Kesimpulan.............................................................................. 44 B.

  44 Saran...................................................................................... Daftar Pustaka Lampiran

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan Keluarga yang mungkin muncul pada Penerapan KasusTabel 2.2 Perencanaan Keperawatan Keluarga dengan Diagnosa Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan KeluargaTabel 4.1 Hasil Penilaian Perbedaan Pengetahuan Pre dan Post Latihan Fisik Jalan Kaki dan Senam Kaki Diabetik tahun 2017Tabel 4.2 Hasil Penilaian Perbedaan Capillary Refill Time dan Kadar Gula Darah

  Lampiran 1 SOP Jalan Kaki Pada Pasien DM Lampiran 2 SOP Senam Kaki Diabetik Lampiran 3 Pre Planning Kunjungan Ke 1-4 Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 5 Lembar Balik Latihan Fisik Lampiran 6 Leaflet

Lampiran 7 Lembar Observasi Penilaian Pengetahuan Klien Tentang Latihan

  Assalamu ’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah mlimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

  “Penerapan Latihan Fisik: Jalan

Kaki dan Senam Kaki Diabetik Untuk Melihat Nilai CRT dan Kadar Gula Darah

Pada Anggota Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Tipe II Di Desa Klopogodo

Kecamatan Gombong” dengan lancar. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan di Stikes Muhammadiyah Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Gombong, Agustus 2017 Penulis

  Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2017 1 2 Riski Alfi Nur Hidayah , Marsito

  

ABSTRAK

PENERAPAN LATIHAN FISIK: JALAN KAKI DAN SENAM KAKI DIABETIK

UNTUK MELIHAT NILAI CRT DAN KADAR GULA DARAH PADA ANGGOTA

KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II

DI DESA KLOPOGODO KECAMATAN GOMBONG DIII Program of Nursing Department Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, August 2017 1 2 Riski Alfi Nur Hidayah , Marsito

  

ABSTRACT

THE APPLICATION OF WALKING AND DIABETHIC FOOT EXERCISES AS

PHYSICAL EXERCISES TO SEE THE VALUE OF CRT AND BLOOD SUGAR

LEVEL FOR FAMILY MEMBER WITH DIABETES MELITUS TYPE II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut American Diabetes Association (ADA) (2012), Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

  yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan gangguan kerja insulin atau keduanya. Diabetes Mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup besar karena jumlah penderita yang sangat tinggi dan selalu

  2

  

kronis terdiri dari makrovaskular dan mikrovaskular. Makrovaskular yang

mengenai pembuluh darah besar seperti jantung, dan darah tepi otak.

Sedangkan mikrovaskular terjadi pada pembuluh darah kecil seperti

kapiler retina mata, kapiler ginjal dan ulkus diabetik.

  Ulkus diabetik merupakan komplikasi kronik yang paling ditakuti

karena membutuhkan perawatan yang lama dan biaya perawatan yang

mahal (Waspadji, 2006). Komplikasi ini bila tidak diberikan pengobatan

dan perawatan, maka akan mudah terkena infeksi yang meluas dan harus

dilakukan amputasi. Tingkat keparahan DM Tipe II dapat menyebabkan

Penyakit Arteri Perifer (PAP) dan sekitar 75% penderita DM Tipe II

  3

  (2009) menunjukkan bahwa latihan senam kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah sehingga nutrisi ke jaringan lebih lancar, memperkuat otot- otot kecil, otot betis, dan otot paha, serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami oleh penderita Diabetes Mellitus. Salah satu hal yang dapat menunjukkan lancarnya sirkulasi darah pada kaki adalah dengan pengukuran nilai CRT atau pengisian kembali kapiler yang digunakan untuk memperkirakan kecepatan aliran darah perifer. Selain itu, dalam latihan fisik ini pengukuran nilai kadar gula darah digunakan untuk menunjukkan adanya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga dapat menurunkan gula darah.

  4

  a.

  Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelums dan sesudah diberikan latihan fisik jalan kaki dan senam kaki diabetik bagi penderita Diabetes Mellitus.

  b.

  Untuk mengetahui perbedaan capillary refill time (CRT) sebelum dan sesudah diberikan latihan jalan kaki.

  c.

  Untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan latihan senam kaki diabetik.

  D.

  Manfaat Penerapan Kasus

Penerapan kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

  

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2011. Standards of Medical in Diabetes-2011.

  Journal Diabetes Care, 34: 511-561 Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008.

  Jakarta: Depkes RI.

  Diabetes Outreach. (2011). Type 2 Diabetes and Exercise. Tahun 2011.

  Government of south Australia. Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. 2011. Profil Kesehatan Jawa Tengah. http://www.dinas kesehatanjateng.co.id. Diakses pada 31 Mei 2017 Priyanto, Sigit. 2012. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan

  Kadar Guala darah Pada Anggota Lansia DM di Magelang. Universitas Indonesia. http:/jurnal.fik.ui.ac.id. Diakses pada 31 Mei 2017.

  Rani, A, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Balai Penerbit FKUI: Jakarta

  Riset Kesehatan Dasar. 2013. Pokok-pokok Hasil Riskesdas Provinsi Jawa Tengah 2013. Jakarta: Lembaga Penerbitan Badan Litbangkes. Rusli, G. R, dan Farianingsih, S.2015. Senam Kaki Diabetes Mellitus Menurunkan

  Kadar Gula darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Journal of Ners

  Community. 6. 2 November 2015: 189-197 Semendawai, Rudi Ksumajaya. 2013. Pengaruh Latihan Senam Kaki Terhadap Efektifitas Sensori di Puskesmas Kedung Mundu Kota Semarang.

  

LAMPIRAN 1

SOP Jalan Kaki Pada Pasien DM

  Alat : Persiapkan sandal yang aman dan nyaman.

  Prosedur :

  1. Lakukan pemeriksaan CRT (latihan pertama)

  2. Lakukan jalan kaki kurang lebih selama 30 menit

  3. Latihan ini dilakukan secara teratur 3-4 kali seminggu

  4. Evaluasi apakah klien dapat menyebutkan kembali pengertian jalan kaki,

  LAMPIRAN 2 SOP Senam Kaki Diabetik

  Alat : Alat yang harus dipersiapkan adalah kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk), dan 1 lembar Koran.

  Prosedur : 1. Periksa kadar gula darah sebelum melakukan latihan.

  2. Posisikan klien di atas kursi dengan kaki menyentuh lantai tidak bersandar pada sandaran kursi. pula tindakan yang dilakukan klien apakah sesuai atau tidak dengan prosedur, dan perhatikan tingkat kemampuan klien melakukan senam kaki.

  10. Lakukan latihan senam kaki ini 3-5 kali seminggu.

  11. Periksa kembali gula darah setelah melakukan latihan ini 3 kali.

  

LAMPIRAN 3

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

  Pertemuan ke: 1

  A. Latar Belakang Pengkajian merupakan tahap awal untuk menggali informasi tentang kesehatan dan kondisi keluarga Tn. R Pengkajian dilakukan untuk

  5) Komposisi keluarga 6) Tipe keluarga 7) Suku 8) Agama 9) Status sosial ekonomi keluarga 10) Aktivitas rekreasi keluarga

  b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi: 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini 2) Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti 4) Riwayat keluarga sebelumnya d) Fungsi reproduksi

  e) Fungsi ekonomi

  f) Stess dan koping

  a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang

  b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

  c) Strategi koping yang digunakan

  d) Strategi adaptasi disfungsional

  g) Harapan keluarga

  C. Rancangan Kegiatan

  A. Metode : Tanya jawab b. Alamat klien

  c. Pekerjaan kepala keluarga

  d. Pendidiksn kepala keluarga

  e. Komposisi keluarga

  f. Tipe keluarga

  g. Suku

  h. Agama i. Status sosial ekonomi keluarga j. Aktivitas rekreasi keluarga

  2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi:

  a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

  6. Stress dan Koping Keluarga

  a. Stressor jangka pendek dan panjang Stressor jangka pendek

  • Stressor jangka panjang -

  b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

  c. Strategi koping yang digunakan

  d. Strategi adaptasi disfungsional

  E. Lampiran Pertanyaan

  1. Data Umum

  3) Adakah anak bapak/ibu yang masih sekolah dan adakah yang sudah bekerja? b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi

  Adakah harapan atau tugas keluarga yang belum tercapai, mengapa belum tercapai? apa kendalanya? c. Riwayat keluarga inti

  1) Apakah ada anggota keluarga yang sedang sakit? Sakit apa? 2) Adakah dikeluarga bapak/ibu yang punya penyakit keturunan? 3) Keluhan apa yang dirasakan terkait dengan penyakit yang diderita? d. Riwayat keluarga sebelumnya

  2) Adakah sarana di lingkungan yang dapat di gunakan untuk mendukung kesehatan keluarga? f. Struktur Keluarga

  1) Pola komunikasi keluarga Bagaimana komunikasi di dalam keluarga, apakah saling terbuka?

  2) Struktur kekuatan keluarga Siapa yang mengambil keputusan di dalam keluarga?

  3) Struktur peran Apakah semua anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing? a) Stressor jangka pendek Apakah ada masalah yang dipikirkan keluaraga akhir-akhir ini? b) Stressor jangka panjang

  Apakah ada masalah yang dipikirkan setahun ini? 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

  Bagaimana kemampuan keluarga dalam menanggapi masalah ini? Apakah mampu? 3) Strategi koping yang digunakan

  Bagaimana cara keluarga dalam memecahkan masalah?

  

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn.R

  Pertemuan ke : ke 2 Tanggal: 11 Juli 2017

  F. Latar Belakang Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang latihan fisik jalan kaki dan senam kaki diabetik dapat

  2) Media yang digunakan : Lembar balik dan leaflet, stopwatch, kursi, koran, alat cek gula darah, form penilaian SOP jalan kaki dan senam kaki diabetik

  3) Kontrak : Topik : Melakukan pendidikan kesehatan Waktu : Selasa/ 11 Juli 2017, pukul 08.30 WIB - selesai Tempat : Rumah keluarga Tn.R Klopogodo

  b. Evaluasi Proses Saat proses pemberian materi dan latihan pada keluarga Tn.R khusuanya Ny.S berjalan lancar.

  c. Evaluasi Hasil

  

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn.R

  Pertemuan ke : ke 3 Tanggal: 13 Juli 2017

  A. Latar Belakang Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan penerapan latihan fisik pertama, kemampuan melakukan latihan fisik hanya 65% dan masih lupa, maka klien

  Topik : Penerapan latihan jalan kaki dan senam kaki diabetik Waktu : Kamis/13 Juli 2017, pukul 09.00 WIB - selesai Tempat : Rumah keluarga Tn.R Klopogodo

  b. Evaluasi Proses Saat proses pemberian latihan pada keluarga Tn.R khusuanya Ny.S berjalan lancar.

  c. Evaluasi Hasil 1) Sasaran dapat melakukan latihan jalan kaki dan mengingatnya.

  2) Sasaran dapat melakukan senam kaki diabetik dengan baik >65% dan mengingatnya..

  

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -4

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn.R

  Pertemuan ke : ke 4 Tanggal: 15 Juli 2017

  A. Latar Belakang Setelah diberikan latihan fisik kedua, kemampuan melakukan latihan fisik klien 75% tetapi masih kadang lupa, maka klien akan diberikan latihan

  3) Kontrak : Topik : Penerapan latihan jalan kaki dan senam kaki diabetik Waktu : Sabtu/15 Juli 2017, pukul 09.00 WIB - selesai Tempat : Rumah keluarga Tn.R Klopogodo

  b. Evaluasi Proses Saat proses pemberian latihan pada keluarga Tn.R khusuanya Ny.S berjalan lancar.

  c. Evaluasi Hasil 1) Sasaran dapat melakukan latihan jalan kaki, hasil CRT naik dan mengingatnya.

  

LAMPIRAN 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

  Pokok Bahasan : Latihan Fisik Diabetes Mellitus Sub Pokok Bahasan : Jalan Kaki dan Senam Kaki Diabetik Hari/ Tanggal : Selasa/ 11 Juli 2017 Waktu : 25 menit Tempat : Rumah keluarga Tn.R

  2. Pengertian Latihan Fisik

  3. Tujuan Latihan Fisik

  4. Langkah-langkah latihan jalan kaki

  5. Hal yang perlu diperhatikan saat latihan jalan kaki

  6. Pengertian Senam Kaki Diabetik

  7. Tujuan Senam Kaki Diabetik

  8. Langkah-langkah latihan Senam Kaki Diabetik

  D. Kegiatan Penyuluhan

  1. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab

  2. Media : Leaflet dan Lembar balik E. Evaluasi

  1. Evaluasi Persiapan

  a. Materi telah dipersiapkan dan dipelajari 2 hari sebelum penkes

  b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes

  c. Kontrak waktu dan tempat dengan klien sudah disampaikan 1 hari sebelum penkes

  2. Evaluasi Proses

  a. Klien siap diberikan penkes

  b. Klien memperhatikan saat penkes

  c. Media dapat digunakan secara efektif

  MATERI PENYULUHAN Latihan Fisik Diabetes Mellitus Jalan Kaki dan Senam Kaki Diabetik

  A. Komplikasi DM

  1. Pengertian Komplikasi DM adalah penyakit tambahan yang timbul pada penyakit DM.

  2. Macam-macam Macam-macam komplikasi DM diantaranya kerusakan ginjal, infeksi/ganggren kaki, impoten, penyakit jantung, stroke, buta, gigi

  Jangan pakai sepatu atau kaos kaki yang sempit, jangan gunakan sepatu berhak tinggi dan ujung sepatu lancip.

  C. Latihan Senam Kaki Diabetik

  1. Pengertian Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan aliran darah bagian kaki.

  2. Tujuan

  a. Menurunkan gula darah

  b. Memperkuat otot-otot kecil

  c. Mencegah terjadinya kelainan pada bentuk kaki h. Letakkan koran di lantai bentuk kertas menjadi bola dengan kedua kaki, buka bola menjadi bentuk koran semula dengan kedua kaki, lalu robek koran menjadi 2 bagian, pasangkan kedua bagian kertas koran tersebut, pada koran satunya koran di sobek-sobek kecil- kecil dengan kedua kaki, pindahkan kertas sobekan tersebut pada koran yang utuh dengan menggunakan 1 kaki secara bergantian, bungkus menjadiu satu menggunakan 2 kaki i. Lakukan evaluasi : apakah klien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki, dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki, dan dapat memperagakan sendiri tehnik-tehik senam kaki secara mandiri. Lihat pula tindakan yang dilakukan klien

  

PENERAPAN LATIHAN FISIK : JALAN KAKI

DAN SENAM KAKI DIABETIK UNTUK

MENCEGAH KOMPLIKASI PADA DM / PENYAKIT GULA

LATIHAN FISIK Jalan Kaki

  Pengertian jalan kaki:

   Latihan jalan kaki adalah latihan aerobic yang memiliki resiko paling rendah dan termasuk olahraga paling sederhana yang mempunyai manfaat mengontrol gula darah.

Tujuan jalan kaki:

   1. Mengontrol gula darah

  2. Melancarkan aliran darah ke kaki

  3. Mengurangi kesemutan

Selanjutnya……………………………………….

  Langkah-langakah latihan jalan kaki:

   1. Periksa CRT sebelum melakukan jalan kaki untuk mengetahui alirah darah ke kaki sebelum latihan 2. Lakukan jalan kaki di pagi hari kurang lebih selama 30 menit.

  

Latihan ini dilakukan secara teratur 3-4 kali seminggu.

  Hal yang perlu diperhatikan saat latihan jalan kaki :

   Jangan pakai sepatu atau kaos kaki yang sempit,

LATIHAN FISIK Senam Kaki Diabetik

  Pengertian Senam Kaki Diabetik

   Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh

pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka

dan membantu melancarkan aliran darah bagian kaki

Tujuan senam kaki diabetik:

   1. Menurunkan gula darah

  2. Memperkuat otot-otot kecil

  

3. Mencegah terjadinya kelainan pada bentuk kaki

  4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha

  5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

  Langkah-langkah Senam Kaki Diabetik: Alat yang perlu disiapkan: Kursi dan 1 lembar Koran Kaki menyentuh lantai tidak bersandar kaki kemudian angkat tumit turunkan pada sandaran kursi, lakukan 10x kembali, lakukan 10x

  2.

  Angkat kedua ujung kaki, pada pergelangan kaki arahkan kearah luar turunkan kembali ke lantai dan gerakkan kearah jempol, lakukan 10x

  angkat kaki tersebut gerakkan ujung jari kaki kearah wajah, lakukan 10x .

  7 Buka bola menjadi bentuk koran - Pindahkan kertas sobekan tersebut - semula dengan kedua kaki pada koran yang utuh dengan Lalu robek koran menjadi 2 bagian menggunakan 1 - kaki secara

  • Pasangkan kedua bagian kertas bergantian koran tersebut
  • Bungkus menjadi
  • Pada koran satunya koran di menggunakan 2 kaki sobek-sobek kecil-kecil dengan kedua kaki

   Pengertian jalan kaki: Latihan jalan kaki adalah latihan aerobic yang memiliki resiko paling rendah dan termasuk olahraga paling sederhana yang mempunyai manfaat mengontrol gula darah.

  2. SENAM KAKI DIABETIK  Pengertian Senam Kaki Senam kaki diabetik kegiatan atau latihan dilakukan oleh pasien untuk mencegah luka dan membantu melancarkan aliran bagian kaki.

LATIHAN FISIK DM

Langkah– langkah Senam Kaki Diabetik

  Tumit diletakkan di lantai angkat ujung kaki kemudian angkat tumit turunkan kembali, lakukan 10x 6.

  Luruskan salah satu kaki angkat kaki tersebut gerakkan jari kaki kearah wajah, lakukan

  Kaki menyentuh lantai ti- dak bersandar pada sanda- ran kursi, lakukan 10x 4.

  Angkat kedua ujung kaki, pada per-

  LAMPIRAN 7

LEMBAR OBSERVASI

PENILAIAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG LATIHAN

JALAN KAKI DAN SENAM KAKI DIABETIK

  Sebelum diberikan latihan

  • NILAI BOBOT X PENGETAHUAN BOBOT NILAI

  1

  2 Pengertian jalan kaki bagi klien

  5

  5

   DM Pengertian senam kaki diabetik

  5

   Tujuan jalan kaki bagi klien DM

  10

   Tujuan senam kaki diabetik

  10

  

  

LEMBAR OBSERVASI

PENILAIAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG LATIHAN

JALAN KAKI DAN SENAM KAKI DIABETIK

Sesudah diberikan latihan

  • NILAI BOBOT X PENGETAHUAN BOBOT NILAI

  1

  2 Pengertian latihan jalan kaki

  5

  5

   bagi klien DM Pengertianlatihan senam kaki

  5

  5

   diabetic Tujuan jalan kaki bagi klien DM

  10

  10

   Tujuan senam kaki diabetic

  10

  10  Keterangan Jawaban:

  1. Ny.S megatakan bahwa latihan jalan kaki adalah latihan jalan-jalan yang bermanfaat.

  2. Ny.S mengatakan latihan senam kaki adalah latihansenam untuk DM agar aliran darah lancar.

  3. Ny.S mengatakan tujuan jalan kaki untuk mengontrol gula, mengurangi kesemutan

  4. Ny.S mengatakan tujuan senam kaki untuk menguatkan otot kaki, menurunkan gula

  5. Ny.S mengatakan langkah jalan kaki pertama gunakan sandal yang aman, melakukan jalan kaki di pagi hari, selama 30 menit, 3-4 kali seminggu

  LAMPIRAN 8

LEMBAR OBSERVASI

PENILAIAN CAPILLARY REFILL TIME DAN KADAR GULA DARAH

  PETUNJUK PENILAIAN: Capillary Refill Time: Hasil pengukuran menggunakan stof watch (dalam detik) Kadar Gula Darah:

  Hasil pengukuran menggunakan glukometer (dalam mg/dl)

  Capillary Refill Time Kadar Gula Darah Nama

(Inisial) PRE POST PRE POST

  LAMPIRAN 9

LEMBAR OBSERVASI

PENILAIAN KEMAMPUAN LATIHAN SENAM KAKI DIABETIK

  Nama (Inisial) : Ny.S Latihan Ke- :1

  NILAI BOBOT No. ASPEK YANG DINILAI BOBOT

  1 2 × NILAI

  Posisikan klien di atas kursi dengan kaki menyentuh lantai

  1

  5

  10

   tidak bersandar pada sandaran kursi kecil-kecil dengan kedua kaki, pindahkan kertas sobekan tersebut pada koran yang utuh dengan menggunakan 1 kaki secara bergantian, bungkus menjadiu satu menggunakan 2 kaki Lakukan evaluasi: apakah klien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki, dapat

  8

  10

  10 menyebutkan kembali 2 dari 4

   tujuan senam kaki, dan dapat memperagakan sendiri tehnik- tehik senam kaki secara mandiri.

  TOTAL

  50

  65

  LAMPIRAN

LEMBAR OBSERVASI

PENILAIAN KEMAMPUAN LATIHAN SENAM KAKI DIABETIK

  Nama (Inisial) : Ny.S Latihan Ke- :2

  NILAI BOBOT No. ASPEK YANG DINILAI BOBOT

  1 2 × NILAI

  Posisikan klien di atas kursi dengan kaki menyentuh lantai

  1

  5

  10

   tidak bersandar pada sandaran kursi kecil-kecil dengan kedua kaki, pindahkan kertas sobekan tersebut pada koran yang utuh dengan menggunakan 1 kaki secara bergantian, bungkus menjadiu satu menggunakan 2 kaki Lakukan evaluasi: apakah klien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki, dapat

  8

  10

  10 menyebutkan kembali 2 dari 4

   tujuan senam kaki, dan dapat memperagakan sendiri tehnik- tehik senam kaki secara mandiri.

  TOTAL

  50

  75

  LAMPIRAN

LEMBAR OBSERVASI

PENILAIAN KEMAMPUAN LATIHAN SENAM KAKI DIABETIK

  Nama (Inisial) : Ny.S Latihan Ke- :3

  NILAI BOBOT No. ASPEK YANG DINILAI BOBOT

  1 2 × NILAI

  Posisikan klien di atas kursi dengan kaki menyentuh lantai

  1

  5

  10

   tidak bersandar pada sandaran kursi kecil-kecil dengan kedua kaki, pindahkan kertas sobekan tersebut pada koran yang utuh dengan menggunakan 1 kaki secara bergantian, bungkus menjadiu satu menggunakan 2 kaki Lakukan evaluasi: apakah klien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki, dapat

  8

  10

  10 menyebutkan kembali 2 dari 4

   tujuan senam kaki, dan dapat memperagakan sendiri tehnik- tehik senam kaki secara mandiri.

  TOTAL

  50

  90

  I Dewa Putu Gede Putra Yasa

  I Made Oka Bagiarta Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Putrayasa71@yahoo.co.id

  Abstract : Walking Aerobik Exercise of Diabetic Type II Patients. The purpose of this study is to determine effect of walking aerobik exercise of capillary refill time of the lower extremities of diabetic type II patients. This study used quasy experiment design with non-equivalent group design performed on 30 samples. The samples was taken by purposive sampling. The data was collectted by physical examination capillary refill time (CRT) using stopwatch.The results showed an average CRT lower extremities before doing walking aerobik exercise in the treatment group is 2,87 jumlah pasien diabetes yang jauh lebih besar yaitu 86-138% (Sudoyo, 2009).

  Berdasarkan data Surveilens Terpadu Penyakit (STP) oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali, prevalensi kejadian diabetes melitus melitus di Bali tahun 2010 adalah 3735 orang, dengan prevalensi diabetes melitus tipe I adalah 1297 penderita atau 34,73% dan diabetes melitus tipe II adalah 2438 penderita atau sekitar 65,27% (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2010). Berdasarkan data yang dikumpulkan Tim Surveilans Terpadu Penyakit Rawat Jalan RS Pemerintah dan Puskesmas Sentinel, penyakit tidak menular yang mendominasi saat ini di Bali adalah diabetes melitus (DM) (Bali Post, 27 Juni 2012). Pada tahun 2011, Arterosklerosis ditandai dengan sirkulasi perifer yang buruk yang turut menyebabkan komplikasi pada kaki atau diabetik foot (Smeltzer & Bare, 2002). Kurangnya sirkulasi darah ke kaki juga menimbulkan kelainan pada pembuluh darah kecil dalam bentuk pengerasan dan kakunya dinding pembuluh darah, sehingga sirkulasi darah di kaki akan semakin berkurang secara progresif (Yatim, 2010).

  Diperkirakan jumlah penderita diabetes melitus dengan komplikasi pada kaki sekitar 15% dari keseluruhan penderita diabetes melitus di dunia (Widianti, 2010). Salah satu hal yang bisa menunjukkan lancarnya sirkulasi pada ekstremitas bawah adalah dengan pengukuran CRT atau pengisian Bawah pada pasien DM tipe II di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat?”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik jalan kaki terhadap CRT ekstremitas bawah pada pasien diabetes melitus tipe II.

  METODE Penelitian menggunakan desain quasy- experiment dengan rancangan non- equivalent control group design. Penelitian telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat pada bulan April-Mei 2013. Sampel berjumlah 30 orang (15 kelompok perlakukan dan 15 kelompok kontrol) diambil dengan purposive sampling dari populasi pasien

  Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa umur kelompok perlakuan terbanyak pada rentang umur diatas 57,62 tahun yaitu sebanyak 33,3%. Dan pada kelompok kontrol terbanyak berkisar pada rentang umur 63-70 tahun yaitu sebanyak 46,7%. Jenis kelamin pada kelompok perlakuan dan kontrol perlakuan terbanyak adalah laki-laki. Pada kelompok perlakuan sebanyak 60,0% dan pada kelompok kontrol sebanyak 66,7%. Responden kebanyakan menderita DM 3-7 tahun 8 orang (53,3%) baik pada kelompok perlakuan dan control. Tabel 2 : Nilai CRT Ekstremitas Bawah pada Kelompok Perlakuan dan

  Kontrol menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan Diabetes melitus tipe II.

  Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki. Latihan ini dapat memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.

  Kembalinya sensitivitas insulin, maka insulin dapat bekerja kembali dengan baik, dimana insulin bekerja menghambat proses lipolysis, yaitu penguraian trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol, sehingga terjadi penurunan pengeluaran asam lemak merupakan faktor terpenting yang menyebabkan arterosklerosis.

  Arterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif memepersempit lumen pembuluh darah (Price & Wilson, 2006). Penyempitan lumen pembuluh darah terutama pembuluh darah ekstremitas bawah akibat arterosklerosis, akan menyebabkan penurunan aliran darah yang karena penurunan gradient tekanan atau penurunan daya yang mendorong darah melalui pembuluh darah (Guyton & Hall,

2008).

  Salah satu cara untuk memperlancar aliran darah di ekstremitas bawah adalah dengan melakuan latihan fisik seperti latihan Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit ekstremitas bawah pada pasien DM tipe II Dalam Jilid 1 . Jakarta: FKUI (p=0,0001).

  Syahputra. 2003. Diabetik Ketoasidosis.

  Available: Bali Post. Senin 27 Juni 2012. Di Bali (6

  Penyakit Noninfeksi Didominasi DM Februari 2013) dan Hipertensi . Available : (6 Februari Wiarto, G. 2013. Fisiologi Olah Raga.

  2013) Yogyaarta : Graha Ilmu Debora, O. 2011. Proses Keperawatan dan

  Widianti, A. T. dan Proverawati A. 2010.

  Pemeriksaan Fisik , Jakarta : Senam Kesehatan , Yogyakarta: Salemba Medika Nuha Medika

  Dinkes Prov. Bali, 2010. Laporan Yatim, F. 2010. Kendalikan Obesitas dan Surveilans Terpadu Penyakit Rawat Diabetes . Jakarta, : Indocamp Jalan RS Pemerintah dan Puskesmas Sentinel, Dinkes Prov. Bali.

  Dugdale, D. C. 2011. Capillary Nail Refill Test . Available :

  

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes Mellitus terhadap Perubahan

Perilaku Penduduk Desa Bulan, Wonosari, Klaten

N. Juni Triastuti

Fakultas Kedoktera Universitas Muhammadiyah Surakarta

Correspondence to : dr. N. Juni Triastuti

Email : nj_triastuti@yahoo.com

ABSTRACT

  

Health education is very important to improve health knowledge level. High level of health understanding can

cause chanced of understanding and people behaviourist, therefore people could adoupted new behaviour. The

purpose of this study was to determine wheter health education about diabetes mellitus can effect on behaviour

chanced of society’s Bulan village, Wonosari, Klaten.This study involve 15 responden that have higher blood

glucose up than 110 mg/dl. Responden must to fill the quisioner after that responden gived educational about

diabetes mellitus and hand out for take it home. Approximately three month later responden checked again their

blood glucose and asked filled the same quisioner. With Paired Simple t-test , the result of this study show that

S

  Biomedika, No. 2 Vol. 1, Februari 2010

  Sangat Setuju, (R) Ragu-ragu, (TS) Tidak Setuju, Darah Perilaku Gula Nilai Gula Nilai (STS) Sangat Tidak Setuju. Responden memilih N Darah Perilaku Nama Umur/ 2 2 jawaban yang paling sesuai dengan keadaan th 1 1 dirinya. Miin

  Pengumpulan data dilakukan dengan 1 pawirosuharjo 80 142 7.7 121 9.8 cara pengumpulan data primer diperoleh dari 2 Sumiatun 55 217 8.2 134 9.9 sampel sebagai subjek penelitian dengan melalui 3 Kadarwati 43 124 8.43 110 9.93 pengisian kuisioner sebelum dan sesudah 4 Suprihartinem 42 124 8.83 85 10.2 dilakukan pendidikan kesehatan, yang berisi 5 Retno Jastuti 37 121 8.83 87 10.26 rangkaian beberapa pertanyaan dalam menilai 6 Suharti 45 192 7.95 114 10.4 tingkat pengetahuan dan sikap penduduk desa 7 Srimulyani 45 366 7.7 174 10.73 Bulan, Wonosari, Klaten tentang diabetes 8 Dwi Hardani 54 160 7.7 124 10 mellitus dan pemeriksaan kadar gula darah 9 Partini 55 130 6.76 90 9.53 sebelum diberi pendidikan dan tiga bulan setelah 10 Sugiharto 49 315 7.2 89 9.83 dilakukan pendidikan kesehatan . 11 Sarbini 65 337 8.55 170 10.2 Analisis data dilakukan untuk tujuan 12 Utami 36 124 6.8 89 9.7 menjawab hipotesis penelitian. Untuk alasan 13 Sutarti 56 134 6.1 95 8 tersebut dipergunakan uji statistik yang cocok 14 Parjinem Sri 60 160 8.83 90 10.73 dengan variabel penelitian. Analisis dibagi

  2 4 6 8 10 12 Resp-6 Resp-7 Resp-8 Resp-9 Resp-10 Pretest Postest Gambar 2. Perbandingan nilai perilaku responden 6- 10 sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan 12

  meningkat. Hal ini berarti bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman penduduk tentang diabetes mellitus beserta komplikasinya yang sangat serius. Pemahaman inilah yang kemudian dapat mendorong penduduk untuk berusaha merubah perilakunya dari hidup yang kurang sehat menuju hidup sehat sehingga terhindar dari segala hal yang dapat memperburuk kondisi tubuhnya.

  Hasil pengukuran kadar gula darah menunjukkan penurunan dari sebelum pemberian pendidikan dan setelahnya. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan yang kuat dari penduduk untuk berperilaku sehat dan terhindar dari segala macam komplikasi diabetes mellitus menyebabkan penduduk berusaha benar untuk menghindari segala hal yang menjadi pemicu tingginya gula darah seperti mengurangi asupan karbohidrat yang tinggi, mengurangi makanan Biomedika, No. 2 Vol. 1, Februari 2010

  memungkinkan. Faktor yang mendukung tersebut adalah: 1) faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi), (2) faktor pendukung (akses pada pelayanan kesehatan, keterampilan dan adanya referensi), (3) faktor pendorong terwujud dalam bentu dukungan keluarga, tetangga, dan tokoh masyarakat.

  Simpulan

  Pada penelitian ini didapatkan pengaruh yang cukup besar antara pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus terhadap perilaku penduduk desa Bulan, Wonosari, Klaten yaitu 0,768. Pada penelitian ini pemberian pendidikan tentang diabetes mellitus dapat meningkatkan pengetahuan penduduk desa Bulan, Wonosari, Klaten. Dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang diabetes mellitus dapat merubah sikap

  Daftar Pustaka Anderson S, Price and McCarty L., 1995.

  Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. EGC. Jakarta.

  Bastable S.B., 2000, Perawat Sebagai Pendidik,

  Prinsip-prinsip Pengajaran dan Pembelajaran , Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Jakarta.

  Depkes akses tanggal 15 Januari 2008.

  Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani W.I., Setiowulan W., 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

  PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia),1998. Konsensus Pengelolaan

  Available online at www.scholarsresearchlibrary.com

European Journal of Zoological Research, 2014, 3 (2):86-93

(http://scholarsresearchlibrary.com/archive.html)

Scholars Research Library

  ISSN: 2278–7356 Exercise and diabetes mellitus type II (with approach to animal and human studies) 1 2 1 Mohammad Hassan Boostani* and Saeed Khatamsaz Young Researchers and Elites Club, Zarghan Branch, Islamic Azad University, Zarghan, Iran 2

  

Mohammad Hassan Boostani and Saeed Khatamsaz Euro J Zool Res, 2014, 3 (2):86-93

supplement [1]. Neurological disease in type II diabetic patients, seen, or in those who are treated with insulin can

tissues is disrupted [4]. Sam worsens insulin resistance by increasing insulin and therefore may be necessary to

Type II diabetes usually remove excess sugar after a meal due to carrier proteins in insulin resistance in target

______________________________________________________________________________

genesis of insulin resistance, enlarged fat tissue growth, and at the center of the body, is pooled. Some research

Because approximately 80% of patients with non-insulin dependent diabetes are overweight, a major factor in the

syndrome X as it creates a mysterious killer dubbed the disease occurs [3].

lead to high blood pressure [5] . There is no doubt that the combination of these factors with the insulin resistance

and even prevent it, consider [2].

therefore, a reduction in body weight can be used as one of the key recommendations for treatment Type II diabetes,

findings suggest that, in these patients, if they find a decrease in adipose tissue, insulin resistance is also low, and

  

Mohammad Hassan Boostani and Saeed Khatamsaz Euro J Zool Res, 2014, 3 (2):86-93

lipoproteins (LDL and HDL) and albumin [11] can help.

and ultimately to abnormal tissue may result [10]. Proteins such as hemoglobin, collagen, myelin, light and heavy

of sorbitol and fructose in the retina and the nerves, and the rally is likely to develop edema, electrolyte imbalance,

______________________________________________________________________________

that exercise can also have benefits similar to those of type II diabetes [2]. Effect of exercise on blood glucose levels

provides prosperity and happiness. However, there is a possibility of sports injuries in sports. It has been suggested

In normal subjects, exercise reduces the risk of cardiovascular disease, improves insulin action, and the state

Based exercise

is inconsistent. One study found that 3 to 6 weeks of exercise training, but no effect on glucose tolerance improves

an important place for the use of glucose-induced insulin, and because muscle is consistent with exercise, so we can

Also, exercise by reducing insulin resistance, texture, rising to a possible improvement in NIDDM. As the muscles,

tolerance [2].

intravenous glucose tolerance [12]. Physical activity, it is likely that significant changes occur in the oral glucose

35 per cent [7]. In addition, exercise insulin response to an oral glucose meal reduces [6].

exercise, glucose-stimulated insulin of normal individuals and patients with non-insulin dependent diabetes mellitus,

II diabetes mellitus decreases. In agreement with this hypothesis, there is evidence that the statement is that, after

accept the hypothesis that changes in muscle after exercise, the probability of insulin resistance in people with type

  

Mohammad Hassan Boostani and Saeed Khatamsaz Euro J Zool Res, 2014, 3 (2):86-93

cardiovascular disease in the general population [15].

with moderate hypertension [12]. In addition, epidemiological studies show that exercise reduces the incidence of

In patients with NIDDM, exercise may help lower blood triglyceride levels. It can reduce blood pressure in people

______________________________________________________________________________