ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN PADA KELUARGA NY.T DENGAN DIABETES MELLITUS DI DESA KEMUKUS KECAMATAN GOMBONG - Elib Repository
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
DAN LATIHAN PADA KELUARGA NY.T DENGAN
DIABETES MELLITUS DI DESA KEMUKUS
KECAMATAN GOMBONG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif
Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
Yuliyanasari
A01301840
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 2016
Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016
1,
2 Yuliyanasari Rina Saraswati , S. Kep, Ns, M. Kep
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
DAN LATIHAN PADA KELUARGA NY.T DENGAN
DIABETES MELLITUS DI DESA KEMUKUS
KECAMATAN GOMBONG
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) adalah penyakit seumur hidup dimana
badan tidak bisa menggunakan insulin dengan baik, masalah yang dapat ditimbulkan akibat DM adalah ulkus kaki. Salah satu pencegahan komplikasi DM adalah melakukan senam kaki diabetik.
Tujuan Penulisan: Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada
klien dengan kebutuhan aktivitas dan latihan .Asuhan Keperawatan: Hasil pengkajian didapatkan data TD :100/70mmHg, N:
80x/m RR: 21x/m S:36˚, tangan dan kaki sering kesemutan dan kaku diagnosa yang muncul gaya hidup kurang gerak, tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengkaji tentang latihan fisik dan pengalaman latihan sebelumnya, melakukan penyuluhan senam kaki diabetik, mendemonstrasikan gerakan senam, memotivasi klien melanjutkan program latihan, melakukan evaluasi tentang latihan yang dilakukan, memberikan pujian untuk klien setelah melakukan latihan. Evaluasi tindakan yaitu klien mengatakan mengerti tentang senam kaki, manfaat dan gerakan, klien tampak mengikuti senam dengan baik sehingga masalah gaya hidup kurang gerak teratasi.
Kesimpulan: Senam kaki diabetik dapat memberikan peningkatan aktivitas dan
latihan pada pasien DM. Kata Kunci : asuhan keperawatan,diabetes melitus, senam kakiDiploma III Of Nursing Program Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong Nursing Care Report, August 2016
1,
2 Yuliyanasari Rina Saraswati , S. Kep, Ns, M. Kep
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING ACTIVITY AND EXERCISE NEED
TO THE FAMILY OF Mrs. T WITH DIABETES MELLITUS, IN
KEMUKUSVILLAGE, GOMBONGDISTRICT
Background: Diabetes mellitus (DM) is a lifelong disease in which the body can
not use insulin properly. Foot ulcersis a problem caused by DM. Diabetic foot gymnasticis one of the preventions of DM complications.
Objective: To describe nursing care of fulfilling activity and exercise need to the
family of Mrs. T with DM, in Kemukus Village, Gombong District.Nursing care: The results of the assessment data obtained blood pressure (BP):
100/70 mmHg, pulse: 80 bpm, respiration rate (RR): 21tpm, temperature : 36˚C, numband stiffhands and feet. Nursing diagnosis was sedentary lifestyle.
Interventions and implementations were examining physical exercise and the experience of the previous exercise, giving gymnastics counseling diabetic foot, demonstrating gymnastic movements, motivating client to continue the exercise program, an evaluating the exercise performed, giving reinforcement to the client after exercise. The evaluation showed that the client understood about legs
’gymnastics, the benefits and its movement. The client followed exercisevery well therefore the sedentary lifestyle problem has been resolved.
Conclusion: Diabetic foot gymnastics may provide increased activity and
exercise of DM client. Keywords: nursing care, diabetes mellitus, leg gymnasticsKATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan Pada Keluarga Ny.T Dengan Diabetes Mellitus Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan di STIKES Muhammadiyah Gombong.
Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada :
1. M. Madkhan Anis, S. Kep. Ns selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan keperawatan.
2. Sawiji, S. Kep. Ns, M. Sc selaku Ketua Prodi DIII keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah susah payah mendidik penulis.
3. Rina Saraswati, S. Kep, Ns, M. Kep selaku pembimbing langsung dalam penulisan karya tulis komprehensif yang telah banyak memberikan support dan bimbingan pada penulis.
4. Segenap karyawan Puskesmas Gombong II yang telah memberikan bimbingan langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Tim Penguji Komprehensif yang telah memberikan saran dan arahan.
6. Segenap dosen dan staf karyawan STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan materi selama penulis menempuh pendidikan.
7. Kedua orang tuaku ayah dan ibuku (Wasohir dan Katirah) yang telah dengan sabarnya membesarkan saya dari kecil sampai sebesar ini, yang rela bekerja keras serta membanting tulang untuk menyekolahkan ku sampai sejauh ini, keberhasilan dan perjuangan yang telah dicapai sampai saat ini tentu tidak lepas dari cinta, kasih sayang, dukungan dan do’a serta bimbingan dari mereka.
8. Adiku Akhmad Rokhibin yang selama ini telah memberikan dorongan dan semangat selama menempuh pendidikan serta membantu menghilangkan kejenuhan selama dirumah.
9. Teman yang paling dekat denganku Burhan yang selalu memberi semangat dan dorongan sehingga saya selalu semangat untuk menjalani hidup ini untuk meraih kesuksesan.
10. Sahabatku Tri Imroah Fatonah ,Dwi Iswanti , Yuyun Tity Wahyuni Siti Hardiyanti, yang telah membantu memberikan dorongan dan motivasi serta membantu penulis dalam pengumpulan materi dan menerjemahkanya.
11. Teman-teman seperjuangan (Yuyun, Dwi, Yusuf, Yudi, Sofi dan Karima) dan sahabatku yang telah memberikan saran dan bantuannya sehigga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga Alloh SWT selalu berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, amin Gombong, 22 Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................
5 C. Manfaat Penulisan ......................................................................
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan ....
7 B.Senam Kaki Diabetik ...................................................................
9 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ..................................................................................
12 B. Analisa Data ...............................................................................
16 C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi .......................................
17 BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan ............................................................... 23 1.
Gaya Hidup Kurang Gerak.................................................. 23 2. Hambatan Pemeliharaan Rumah ......................................... 27 B. Pembahasan ............................................................................... 31 C. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan.................................... 32
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
36 B. Saran ...........................................................................................
38 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tingginya kemajuan ekonomi yang terus berkembang dan meningkat, merubah juga perilaku dan pola hidup yang dijalani masyarakat. Salah satu fenomena yang terjadi dengan kemajuan masyarakat adalah terjadinya penyakit diabetes mellitus (DM) (Ahira, 2011). Kebutuhan aktivitas dan latihan pada pasien DM sangat penting untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang khususnya penderita DM. Aktivitas dan latihan yang dapat dilakukan oleh pasien DM yaitu seperti senam pagi, lari-lari kecil, jalan sehat dll sesuai kemampuan yang dimiliki klien.
Kebutuhan aktivitas dan latihan adalah salah satu bentuk latihan fisik pada seseorang termasuk makan/minum, mandi, toileting, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan ambulasi untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (Aziz, 2006). Kategori tingkat kemampuan aktivitas dan latihan adalah sebagai berikut : tingkat 0 adalah mampu merawat sendiri secara penuh, tingkat 1 adalah memerlukan penggunaan alat, tingkat 2 adalah memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain, tingkat 3 adalah memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan perawatan, tingkat 4 adalah sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan (Aziz, 2006).
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh (Tarwoto dan Martonah, 2007). Derajat kekuatan otot adalah sebagai berikut : skala 0 adalah paralisis sempurna, skala 1 adalah tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat, skala 2 gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan, skala 3 gerakan yang normal melawan gravitasi, skala 4 adalah gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal,
2 skala 5 adalah kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh (Tarwoto dan Martonah, 2007).
DM adalah penyakit seumur hidup dimana badan seseorang tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik (Johnson, 2013). Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urin) penderita DM banyak mengandung glukosa (Utama, 2010).
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah (IDF, 2013). Berdasarkan perolehan data IDF tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2012 sebesar (8,4%) dari populasi penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi 382 kasus pada tahun 2013. IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 40-59 tahun (IDF, 2013).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah penduduk Indonesia dengan prevalensi DM tipe II di daerah urban sebesar 14,7% dan daerah ural 7,2% dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penduduk dengan asumsi prevalensi DM tipe II mencapai 12 juta diabetesi. Sedangkan untuk di daerah Jawa Tengah pada tahun 2011, prevalensi penyakit DM tipe II mengalami peningkatan sebesar 9,7% dengan prevalensi tertinggi di kota Semarang (Depkes, 2015).
Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DIY (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Riskesdas, 2013).
3 Prevalensi DM tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar (0,06%) lebih rendah dibanding tahun 2012 (0,09%). Prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Semarang sebesar (0,66%). Sedangkan prevalensi kasus DM tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan DM tipe II, mengalami penurunan dari (0,63%) menjadi (0,55%) pada tahun 2013. Prevalensi tertinggi adalah Kota Magelang sebesar (7,93%) (Dinkes Provinsi Jateng, 2013 ).
Angka kejadian DM di Kabupaten Kebumen pada tahun 2015 menempati urutan kedua setelah hiperetensi yaitu dengan prevalensi hipertensi (8.131 kasus), diabetes melitus (2.216 kasus ). Berbagai faktor resiko penyakit tidak menular antara lain adalah merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok, minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup, kegemukan, obat- obatan dan riwayat keluarga atau keturunan (Dinkes Kebumen, 2015).
Pencegahan perlu dilakukan oleh penderita supaya tidak terjadi komplikasi dan kematian. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh penderita DM dengan mengontrol kadar gula darah tetap stabil dan tidak melebihi batas normal (Sugiarto, 2010). Pengontrolan gula darah merupakan cara yang paling efektif dilakukan oleh penderita DM karena penyakit DM tidak akan pernah sembuh dari penyakitnya. DM merupakan penyakit yang dibawa seumur hidup dan kadar gula darah dapat terkontrol tergantung pada penderita itu sendiri (Tandra, 2007).
Pencegahan yang efektif untuk menghindari terjadinya komplikasi pada DM menurut Johnson (2013) adalah kendalikan tekanan darah dalam batas normal (tekanan darah harus lebih rendah dari 140/90), hindari merokok, kendalikan berat badan, hindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi, harus lebih banyak makan buah-buahan dan sayuran dan kurangi makanan yang sudah diproses halus, kendalikan kadar gula darah dengan cermat, olahraga secara teratur sedikitnya setengah jam perhari.
Setiap orang dapat menderita DM baik usia tua maupun usia muda. Tingginya kadar glukosa darah secara terus menerus atau berkepanjangan dapat menyebabkan komplikasi diabetes. Komplikasi yang dapat ditimbulkan
4 akibat penyakit DM ada 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut merupakan komplikasi yang muncul secara mendadak. Keadaan ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani dan komplikasi akut masih menjadi masalah utama karena angka kematiannya masih tinggi. Komplikasi kronik merupakan komplikasi yang muncul secara bertahap dapat berupa komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung koroner, pembuluh darah otak, dan mikrovaskular seperti penyakit retinopati, nefropati, neuropati (Sukarmin dan Riyadi, 2008).
Penderita DM yang harus menjalani amputasi di Indonesia pada tahun 2003 jumlahnya sekitar 25% dari seluruh pasien yang dirawat karena kakinya bermasalah. Amputasi tidak perlu terjadi apabila penderita DM mempunyai pengetahuan dan cara yang baik untuk menjaga dan merawat kakinya secara rutin. Perawatan kaki yang baik dapat mencegah kejadian amputasi sekitar ½ sampai ¾ (Maulana, 2009).
Salah satu perawatan kaki yang dapat dilakukan oleh penderita DM adalah melakukan senam kaki diabetes secara rutin dan benar. Senam kaki diabetes dapat membantu sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Senam kaki diabetes juga digunakan sebagai latihan kaki. Latihan kaki juga dipercaya untuk mengelola pasien yang mengalami DM, pasien DM setelah latihan kaki merasa nyaman, mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf, mengontrol gula darah dan meningkatkan sirkulasi darah pada kaki (Taylor, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Setyorogo (2013) menunjukkan bahwa umur, riwayat keluarga, aktfivitas fisik, tekanan darah, stres dan kadar kolestrol berhubungan dengan kejaidan DM Tipe 2. Variabel yang sangat memiliki hubungan dengan kejadian DM Tipe 2 adalah Indekx Massa Tubuh (p 0,006 OR 0,14; 95% CI 0,037-0,524).
Orang yang memiliki obesitas lebih berisiko 7,14 kali untuk menderita DM Tipe 2 dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan
5 kejadian DM tipe 2 adalah variabel umur, riwayat DM, aktifitas fisik, Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, stress dan kadar kolesterol.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin menyusun masalah pada pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini diberi judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan Pada Keluarga Ny.T Dengan Diabetes Mellitus Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong ”.
B. TUJUAN 1.
Tujuan Umum Tujuan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menjelaskan
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan pada pasien DM Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong.
2. Tujuan Khusus
b.
Mampu memaparkan hasil dari analisa data pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
c.
Mampu memaparkan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
Mampu memaparkan hasil dari pengkajian pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
Mampu memaparkan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
e.
Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
f.
Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
g.
Mampu mendokumentasikan semua kegiatan dan tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : a.
d.
6
C. MANFAAT PENELITIAN 1.
Manfaat Keilmuan Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi kajian dan acuan serta bahan bacaan dalam studi literatur dalam konteks karya tulis ilmiah untuk mengatasi masalah DM.
2. Manfaat Aplikatif a.
Bagi pasien dan keluarga Dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan serta wawasan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya melakukan aktivitas dan latihan pada pasien DM.
b.
Bagi Rumah sakit Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan terhadap pasien DM dengan melakukan aktivitas dan latihan.
c.
Bagi institusi pendidikan Karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan aktivitas dan latihan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A. (2011). Pola Makan Sehat Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: EGC.Aziz, A. (2006). Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatn Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendikia. Asmadi. (2008). Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Prevalensi penyakit diabetes
melitus di Provinsi Jawa Tengah. dala
DINKES Jateng. (2013). Provil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah.Semarang.dalam DINKES Kebumen. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. Kebumen. dalam Dochterman, J. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth Edition.
Mosby: An Affiliate Of Elsevier. Hermand, T. (2015). Nanda Internasional Inc.Diagnosis Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Ilyas, E.I,. (2007). Olahraga bagi diabetesi. Jakarta: FKUI. International Diabetes Federation. 2013. One Adult In Ten Will Have Diabetes
By2030. http://www.idf.org/mediaevents/press-releases/2013/diabetes-atlas 8th-edition.diunduh pada 22 Juni 2016.
Irianto, DP. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Johnson, M. (2013). Diabetes: Terapi dan Pencegahannya. Bandung: Indonesia Publising House.
Krustrup P, et all., (2008). Recreational Soccer is an Effective Health- Promoting Activity for Untrained Men. Br J Sports Med, 1, 825 —831.
Maulana, M. (2009). Mengenal Diabetes Melitus. Jogjakarta: KATAHATI.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus Gangren Ulcer dan Infeksi (Mengenali
Gejala Menanggulangi Mencegah Komplikasi). Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Moorhead, S. et all., (2012). Nursing Outcomest Classification (NOC) Fifth Edition. Mosby: Elsevier. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Putri, Widodo & Shobirun. (2007). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap
Intensitas Nyeri Neuropati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016. RIKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan RI tahun. 2013. Riyadi dan Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
. Yogyakarta: Graha
Gangguan Eksokrin Dan Endokrin Pada Fangkreas Ilmu.
Ronnemaa, Hamalainen, Toikka & Liukkonen. (2007). Evaluation of The Impact of Podiatrist Care in the Primary Prevention of Foot Problem in Diabetic Subjects. Diabetic Care, Volume 20, Number 12. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
Santoso, M. (2006). Senam Diabetes Seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia. Setyowati. (2008). Asuhan Keperawat Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendik. Soegondo, S. (2007). Farmakologi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes
Mellitus Tipe 2 . Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam FKUI.
Soewondo, dkk., (2010). The Diabcare Asia 2008 Study
- – Outcomes on Control and Complications of type 2 Diabetic Patients in Indonesia. Vol. 19, No.4, November 2010 . Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
Sugiarto, E. (2010). Diabetes Mellitus: Memahami, Mencegah dan Merawat Penderita Penyakit Gula . Bantul: Kreasi Wacana. Sumosardjuno. (2006). Manfaat Dan Macam Olahraga Bagi Penderita Diabetes Melitus . Bandung : Alfabeta. Sunaryo & Sudiro. (2014). Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan Resiko Ulkus Kaki Diabetik Pada Pasien DM Tipe 2 Di Perkumpulan Diabetik.
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105.
Diakses pada hari Sabtu 2 Juli 2016. Supriyadi, Kusyati & Sulistyawati. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Kemampuan Merawat Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Management Keperawatan, Volume 1, No.1, Mei 2013; 39-47 . Diakses pada hari Sabtu 2 Juli 2016.
Suryanto. (2008). Peran Olahraga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: FKUI. Tandra, H. (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tarwoto & Martonah. (2007). Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika. Taylor, R. B. (2010). Managing Diabetes With Exercise 6 Tips for Nerve Pain.
Retrieved Juny 22, Trisnawati & Setyorogo. (2013). Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II
Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal . Diakses pada hari Jumat 1 Juli
Ilmiah Kesehatan , 5(1): Januari 2013 2016.
Utama, Hendra. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FK UI. WHO. (2010). Diabetes. Diakses tanggal 14 Juli 2016 pukul 14.15 WIB. Dari Wiramiharjo & Sutardjo. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama. Wilkinson, M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC . Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KEPADA NY. T
DI DESA KEMUKUS GOMBONG
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN AKHIR PROGRAM
PRAKTEK TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun oleh :
Yuliyanasari
(A01301840)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.T DI DESA KEMUKUS TANGGAL 9-11 JUNI 2016
A. Data Umum 1.
Nama kepala keluarga (KK) : Ny. T 2. Alamat dan telepon
: Ds. Kemukus, Gombong HP: - 3. Pekerjaan kepala keluarga
: Ibu Rumah Tangga 4. Pendidikan kepala keluarga : SD 5.
Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hub dengan KK Umur Pendidikan Keterangan
1 Ny.T P - 57 tahun SD Kurang sehat
2 Sdr.B L Anak kandung 32 tahun SD Sehat 6.
Genogram : Keluarga suami lansia lansia Keluarga istri lansia lansia liver bayi
- : Tinggal serumah
: Pasien 7.
Tipe keluarga Keluarga Ny. T adalah tipe keluarga single perent karena dalam keluarga terdiri dari orang tua dan anak akibat cerai mati. Ny. T mempunyai 3 orang anak , 2 anak perempuan dan 1 anak laki- laki. Sekarang klien hanya tinggal serumah dengan 1 anak laki-lakinya.
8. Suku bangsa Asal suku bangsa Ny.T dan Sdr.B adalah jawa , budaya yang berhubungan dengan kesehatan bahwa 3 anak sudah cukup dan bisa mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga menjadi hidup lebih baik.
9. Agama Islam,.jika sakit tindakan pertama yaitu membeli obat diwarung jika tidak sembuh baru ke Puskesmas atau Mantri dan keluarga Ny.T tidak percaya dengan dukun ataupun paranormal.
10. Status sosial ekonomi keluarga
a). Anggota keluarga yang mencari nafkah : penghasilan dari anak
b). Penghasilan : Rp 600.00/bulan
c). Harta benda yang dimiliki : Rumah, lemari,perabot rumah tangga,TV d). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Rp 600.000,- kurang untuk sebulan.
11. Aktivitas rekreasi keluarga Setiap malam Ny.T hanya pergi ke masjid dan pulangnya menonton TV bersama anaknya , dan anaknya juga jarang dirumah, klien mengatakan jarang olahraga ,olahraga sebulan sekali dipuskesmas karena klien tidak tahu manfaat olahraga bagi kesehatan .
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1.
Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Ny. T termasuk dalam tahap perkembangan usia dewasakarena anak pertama sudah menikah dan sudah mempunyai dua anak. Tapi anaknya tidak tinggal serumah dan berada diluar kota. Tugas perkembangan : Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya, membantu orang tua /lansia yang sakit-sakitan dari suami/istri.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Saat ini Ny.T belum sepenuhnya memenuhi tugas perkembangannya karena anak Ny.T yang ke 3 belum menikah padahal umurnya sudah 32 tahun . Ny.T selalu mendukung anak ke 3 untuk menikah tetapi anaknya tidak mau karena takut tidak bisa menghidupi keluarganya kelak. Anak ke dan 2 sudah menikah dan mempunyai anak.
3. Riwayat keluarga inti a.
Riwayat keluarga saat ini : Ny. T mempunyai masalah kesehatan yaitu penyakit DM sudah lama , klien merasa sering kesemutan dan kaku pada ujung tangan dan kaki. Klien juga mempunyai riwayat penyakit maagh karena klien sering merasa perih pada perut , klien menderita DM sejak 35 tahun yang lalu.Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular dan menurun .
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit DM dan hipertensi , TD = 100/70 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit katarak dimata sebelah kiri . BB =45 kg , TB =148 cm . Klien terlihat tidak bugar , mudah lelah, lesu,lemas , wajah tidak ceria dan terlihat jenuh.
b.
Riwayat keluarga sebelumnya Ny.T sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit satu tahun yang lalu karena operasi katarak pada mata sebelah kanan dan dulu juga pernah di rawat dipuskesmas karena kedua kakinya bengkak. Klien juga mengalami sakit magh sejak 20 tahun yang lalu. Sdr. B selalu sehat dan jika sakit hanya sakit biasa sembuh dengan obat warung/ dibawa kepuskesmas.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah Luas rumah
: 10 m
2
Tipe rumah : Permanen
Kepemilikan : Pribadi Jumlah dan ratio kamar : 2 kamar
Ventilasi jendela : ventilasi ada 5 tapi belum sempurna karena masih ditutup dengan plastik hanya pada sebagian jendela
Pemanfaatan ruangan : kurang penerangan
Septic tank : Ada dengan jarak kira
- –kira 5 m
Sumber air : Tidak punya sumber air dan masih menumpang dirumah tetangga
Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan WC, keadaan kamar mandi kurang bersih dan bau
Sampah : Pembuangan sampah pekarangan lalu dibakar Kebersihan lingkungan
:Lingkungan rumah kurang bersih , tampak kotor berantakan dan sedikit bau. B 1. Denah Rumah
S U T Halaman depan
1 Kamar
Halaman belakang
Ruang Tamu Kamar
2 DAPUR Kamar mandi dan WC
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Tetangga klien yang di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah pedesaan, jarak rumah satu dengan yang lain tidak terlalu dekat. Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan pengajian, yasinan sesuai dengan hari yang ditentukan oleh desa. Klien mengatakan walaupun tetangganya ramah tetapi klien selalu merasa kesepian karena hanya tinggal berdua dengan anakanya dan anaknya pun jarang pulang/dirumah . Jika sedang ada waktu luang klien hanya duduk/nonton TV dirumah.
3. Mobolitas geografis keluarga Sejak menikah Ny. T dan almarhum suaminya tidak pernah pindah ke daerah lain hanya tinggal di Kemukus ,Gombong .Suaminya meninggal sejak 15 bulan yang lalu.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Klien hanya tinggal berdua dengan anak ke 3 karena anak pertama dan kedua sudah menikah dan pisah dengan Ny.T . Anak ke 1 dan 2 berkunjung hanya pada waktu lebaran/setahun sekali. Sedangkan dengan anak ke 3 nya Ny.T jarang berkomunikasi . Ny.T juga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitarnya . Pola perkumpulan keluarga kurang baik. Ny.T selalu ikut kegiatan lansia seperti ikut kegiatan posyandu lansia.
5. Sistem pendukung keluarga Keluarga Ny.T belum mempunyai fasilitas yang baik karena belum mempunyai sumber air sendiri dan masih menumpang pada tetangganya . Klien tidak mempunyai alat transportasi dan selalu jalan kaki jika ingin bepergian, klien mempunyai tempat tidur dan WC . Fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan rumah sakit dan jarak fasilitas kesehatan tidak teralalu jauh bisa dijangkau dengan sepeda /jalan kaki . Ny.T sering menggunakan puskesmas untuk fasilitas kesehatan . Klien juga mempunyai kartu jaminan kesehatan.
D. Struktur Keluarga 1.
Pola komunikasi keluarga Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa jawa , klien susah dalam menggunakan bahasa indonesia , Pola komunikasi keluarga kurang baik , Klien juga mengalami sedikit gangguan pendengaran.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny.T termasuk tipe keluarga single perent karena suaminya sudah meninggal dan Ny.T hanya tinggal bersama anaknya yang terakhir. Ny.T selalu memberi nasehat kepada anaknya jika anaknya melakukan kesalahan tapi dalam memberi nasehat belum edukatif dan adaptif sehingga anaknya kurang paham dan mengerti.
3. Struktur peran Ny. T Peran formal : Ny. T sebagai kepala keluarga, hanya menjadi anggota masyarakat.
Peran informal : sebagai orang tua yang dihormati dan pengambil keputusan Sdr.B Peran formal : sebagai anak terakhir/ ke 3 Peran informal :sebagai anak bungsu dan mempunyai peran sebagai penghibur dan pelindung orang tuanya
4. Nilai atau norma keluarga Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai dengan nilai agama islam dan norma masyarakat disekitarnya. Ny. T selalu mengajarkan hal yang baik kepada anak-anaknya dan nilai yang dianut tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga 1.
Fungsi Afektif Keluarga kurang rukun , orang tua dan anak kurang perhatian antara satu dengan yang lain dan kurang memiliki rasa kasih sayang ,cinta dan membutuhkan antar keluarga semuanya sibuk dengan dunianya sendiri.
2. Fungsi sosial Kerukunan belum terjaga dengan baik masih saling bercekcok dalam saat berkomunikasi/pengambilan keputusan. Dalam keluarga komunikasi belum terbuka. Jika ada waktu luang keluarga hanya dirumah dan jarang berekreasi /berolahraga bersama . Ny.T juga kurang mengerti tentang rumah sehat , klien juga jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas karena tahunya hanya mencuci tangan biasa tidak tahu cara mencuci tangan yang baik dan benar.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan Mengenal masalah kesehatan
- Ny. T sudah mengenal tentang masalah penyakitnya. Setiap hari klien makan dan minum sesuai yang dianjurkan yaitun mengurangi konsumsi gula dan karena klien mempunyai
- Ny. T jika sakit ringan seperti batuk, pilek, demam hanya mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung atau apotik .Tetapi, jika penyakitnya tidak kunjung sembuh (>3 hari ) akan berobat ke Mantri atau Puskesmas. Ny.T selalu rutin periksa dipuskesmas setiap sebulan sekali.
- Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami nyeri perut karena magh , klien sudah minum obat warung tetapi belum sembuh juga dan kemudian pergi kepuskesmas , klien juga membeli obat penurun gula diapotik karena ujung tangan dan kakinya sering kesemutan dan kaku. Klien juga sudah mengerti jika mengkonsumsi obat gula sehari sekali.
Merawat anggota keluarga yang sakit
- Lingkungan rumah Ny.T ada tempat pembuangan sampah yaitu dipekarangan kemudian dibakar , kondisi lingkungan dan dalam rumah kurang rapi , kurang bersih dan tampak berantakan . Klien mengatakan jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan karena klien tidak tahu bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar.
Memelihara lingkungan rumah yang sehat
- Fasilitas kesehatan yang ada yaitu puskesmas, rumah bidan serta mantri yang semuanya masih bisa di jangkau dengan jalan kaki dan jaraknya relatif dekat dengan rumah Ny.T.
Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
4. Fungsi Reproduksi Ny. T mempunyai 3 orang anak 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan dan yang sudah menikah 2 orang 1 orang belum menikah. Dahulu Ny. K menggunkan KB suntik setiap 3 bulan sekali tetapi sekarang tidak menggunakan KB karena suaminya sudah meninggal.
5. Fungsi Ekonomi Ny. T sekarang tidak bekerja sudah 2 tahun dan hanya sebagai ibu rumah tangga , untuk keuangan Ny. T diberi oleh anaknya setiap bulan sebesar 600.000 . Ny. T mengatakan hidupnya masih serba kekurangan.
F. Stress dan Koping Keluarga 1.
Stressor jangka pendek dan panjang Panjang : Ny. T ingin anaknya selalu mengingat dan mengunjunginya dan anknya selalu bahagia dengan rumah tangganya .Ny. T ingin anaknya mampu hidup mandiri secara penuh tanpa bergantung dengan orang tuanya Pendek : Ny. T ingin anak-anaknya mampu belajar hidup sehat supaya tidak gampang sakit dan anak ke 3 nya cepat menikah .
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Ny. T belum dapat sepenuhnya beradaptasi dengan baik dengan perkembangan anaknya sekarang ini karena kurangnya kepedulian dan komunikasi, hal itu masih wajar dan masih bisa diperbaiki melalui pendekatan yang baik.
3. Strategi koping yang digunakan Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah apalagi menyangkut perkembangan anaknya dan kebutuhan hidup.
4. Strategi adaptasi disfungsional Keluarga belum sepenuhnya menggunakan pendekatan yang baik .Jika anaknya dalam perkembangan mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai harapan keluarga maka Ny.T harus melakukan pendekatan yang lebih edukatif dan adaptif.
G. Harapan Keluarga
Ny. T berharappenyakitnya cepat sembuh sehingga klien merasa nyaman dan aman dalam menjalani hidup. Ny.T berharap keluarganya selalu rukun dan sehat. Ny. T juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat, dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan., tidak membeda bedakan seseorang dalam memberikan pelayanan kesehatan baik yang miskin maupun kaya.
H. Pemeriksaan Fisik
Mesochepal, Tidak ada kelainan
13. Abdomen Bentuk datar, tidak ada bekas Bentuk datar, tidak ada bekas
Inspeksi : kedua belah dada simetris Tidak ada luka
12. Jantung Inspeksi : kedua belah dada simetris Tidak ada luka
Bentuk simetris, tidak ada batuk ,bunyi vesikuler , tidak sesak nafas
11. Paru-paru Bentuk simetris, tidak ada batuk ,bunyi vesikuler , tidak sesak nafas
10. Hidung Bentuk simetris,tidak ada sekret ,fungsi penciuman baik Bentuk simetris, tidak ada sekret ,fungsi penciuman baik
9. Mulut dan gigi Mukosa bibir lembab , gigi ada yang ompong dan berlubang Mukosa bibir lembab , gigi utuh
8. Telinga Bersih, bentuk simetris, fungsi pendengaran menurun Bersih, bentuk simetris, fungsi pendengaran baik
7. Leher Pembesaran kelenjar tiroid (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Fungsi penglihatan baik , Konjungtiva an anemis, sclera non ikterik
5. Mata Fungsi penglihatan menurun, mata kiri mengalami katarak, Konjungtiva an anemis, sclera non ikterik
No Jenis Pemeriksaan Ny. T Sdr.B
1. Kesadaran Compos Mentis Compos mentis
160 cm
3. BB dan TB BB : 47 kg TB : 155 cm 55 kg
C 76x/m 20x/m
o
36
120/80 mmHg
36 C 80 x/menit 21x/menit
d. Pernafasan 100/70 mmHg
c. Nadi
b. Suhu
a. TD
2. TTV :
4. Kepala Mesochepal, Tidak ada kelainan
luka, ada nyeri tekan luka,tidak ada nyeri tekan
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, CRT < 2 detik, kuku kurang bersih dan tidak panjang
Turgor kulit < 3 detik, CRT < 2 detik, kuku kurang bersih dan tidak panjang
15 Ekstremitas Kaki : akral hangat, tidak ada udema sering kaku dan kesemutan CRT<2 detik Tangan : akral hangat, tidak ada udema, jari kaku dan sering kesemutan
Kaki : akral hangat , udema (-), Tangan : akral hangat, tidak ada udema, CRT<2 detik
I. ANALISA DATA
NO DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS :
Gaya Hidup Kurang Gerak ( )
- Ny. T mengatakan tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dan berolahraga sebulan sekali
- Ny. T mengatakan jika ada waktu luang hanya dirumah duduk dan nonton TV
- Ny. T mengatakan jarang melakukan rekreasi dan selalu merasa kesepian
- Ny. T mengatakan tidak tahu apa keuntungan berolahraga
DO :
- Badan tidak bugar , mudah lelah,lesu,lemas ,wajah tidak ceria, terlihat jenuh.
- GDS tidak terukur
- Kaki dan tangan sering kesemutan dan kaku
- Klien mengatakan jarang menyapu rumahnya
- Klien mengatakan jarang merapikan rumahnya
- Klien mengatakan tidak mempunyai sumber air dan masih menumpang di tetangganya
- Klien mengatakan jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
- Klien mengatakan tidak tahu bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar
DO:
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
2. DS :
- Ada jendela tetapi tidak ada kacanya/jendela terbuka hanya ditutup plastik
- Rumah tampak kotor dan tidak terawat
- Barang-barang dirumah tampak berantakan
- Ruangan rumah mengalami bau yang tidak sedap
- Kamar mandi dan WC terlihat kotor dan bau
J. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
PROBLEM : Gaya Hidup Kurang Gerak KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN 1. Sifat Masalah
Ancaman Kesehatan 2. Kemungkinan masalah dapat diubah
2/3x1= 2/3 2/2x2= 4/2
1
2
2
2 Masalah mengancam kesehatan jika dilakukan terus menerus Masalah mudah ditangani dengan mengubah pola
Dengan Mudah hidup sehat dan penkes
3. 3/3x1= 3/3
1
3 Potensi masalah untuk Potensi Masalah untuk dicegah =1 dicegah tinggi dengan
Tinggi mengubah pola hidup sehat 4.
1
1 Masalah tidak perlu segera Menonjolnya masalah
Ada masalah tapi tidak 2/2x1= 2/2 ditangani tapi penting untuk perlu segera ditangani =1 diubah dan ditangani dalam hidup
2/3 JUMLAH = 2/3+2+1+1 = =4
Problem : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
5. 2/3x1= 2/3
1
2 Masalah mengancam Sifat Masalah
Ancaman Kesehatan kesehatan jika dilakukan terus menerus
6. 2/2x2= 4/2
2
2 Masalah mudah ditangani Kemungkinan masalah dapat diubah =2 dengan mengubah pola
Dengan Mudah hidup sehat dan memelihara kesehatan rumah
7. 3/3x1= 3/3
1
3 Potensi masalah untuk Potensi Masalah untuk dicegah =1 dicegah rendah dengan
Tinggi mengubah pola hidup sehat 8.
1
1 Masalah tidak perlu segera Menonjolnya masalah
Ada masalah tapi tidak 1/2x1 ditangani tapi penting untuk perlu segera ditangani =1/2 diubah dan ditangani dalam hidup
7/6 JUMLAH = 2/3+2+1+1/2 = =3
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS I.
Gaya Hidup Kurang Gerak II. Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan
L. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO TGL Diagnosa Keperawatan