OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL DENGAN KAJIAN PENELITIAN KECEPATAN PUTAR MIXER DAN WAKTU PENCAMPURAN MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI

  

OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL

DENGAN KAJIAN PENELITIAN

KECEPATAN PUTAR MIXER DAN WAKTU PENCAMPURAN

MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm )

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  I Made Soma Putra Antar Nusa NIM : 058114035

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL

DENGAN KAJIAN PENELITIAN

KECEPATAN PUTAR MIXER DAN WAKTU PENCAMPURAN

MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm )

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  I Made Soma Putra Antar Nusa NIM : 058114035

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009 Tanggal 21 Agustus 2009

  

Halaman Persembahan

Sebab Aku ini mengetahui rancangan- rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yeremia 29 : 11

  

Karya ini dengan segenap hati, segenap akal budi dan

segenap kekuatan kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia-Nya

Kedua orang tuaku, sebagai ungkapan bakti dan

hormatku.

Semua orang yang kukasihi

Angkatanku, angkatan 2005

  

Dan Almamaterku.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : I Made Soma Putra Antar Nusa Nomor Mahasiswa : 058114035

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL

DENGAN KAJIAN PENELITIAN

KECEPATAN PUTAR MIXER DAN WAKTU PENCAMPURAN

MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta. Pada Tanggal: 21 Agustus 2009 Yang menyatakan,

  I Made Soma Putra Antar Nusa

  

PRAKATA

  Puji syukur, sembah dan hormat, kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab oleh karena kasih karunia-Nya penulis dimampukan untuk menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “Optimasi Proses Pencampuran Lotion Virgin

  

Coconut Oil dengan Kajian Penelitian Kecepatan Putar Mixer dan Waktu

  Pencampuran Menggunakan Metode Desain Faktorial”. Penyusunan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana farmasi (S. Farm) dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  Peneliti mampu menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, juga karena didukung oleh banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis tak lupa ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Mama, Papa, Mbak Prima, dan Pakde Sugeng yang selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat dan atas perhatiannya selama ini terhadap penulis.

  2. Romo Petrus Sunu Hardiyanta SJ, M.Sc., dan Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan dedikasi untuk membimbing, memberi saran, dan kritik yang membangun bagi penulis.

  3. Ibu Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt dan Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt., atas dedikasi dan kesediaannya untuk meluangkan waktu sebagai dosen penguji, sekaligus memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.

  4. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Semua dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingannya selama ini.

  6. Ade dan Berto atas suka duka, kerjasama, bantuan, kebersamaan, dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  7. Teman-teman UKK-A (Dani, Nixon, Yoyok, Berto, Erlin, Sinta, Sekar, Imel, Ani, Ana, David, Inuz, Mia, Dewi, Happy, Adrian, Prima, Rini, Budi, Agus, Widi.) yang memberi dukungan dan semangat.

  8. Teman-teman di kontrakan, Agus, Wisely, Hadian dan Fian atas bantuannya selama ini.

  9. Teman-temanku di kelas A 2005 atas dukungannya selama ini dan teman- teman angkatan 2005 atas kekompakan dan kebersamaan kita selama ini.

  10. Teman-teman di lab Farmasi Fisika (Ong, Omega, Pan-pan, Tyas, Suci) dan Jovan atas kerjasama dan bantuanya.

  11. Mas Agung, Pak Musiffin, Mas sigit, Mas Ottok dan Mas Iswandi, serta laboran-laboran lain atas dukungan dan bantuannya.

  12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan skripsi ini, semoga penelitian dan skripsi ini berguna bagi ilmu pengetahuan.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 18 Agustus 2009 Penulis

  I Made Soma Putra Antar Nusa

  

INTISARI

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran atau interaksi antara keduanya yang paling berpengaruh dominan terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion yang dihasilkan. Formula yang akan dioptimasi adalah formula optimum yang telah diperoleh pada penelitian Hartanto (2007).

  Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental murni menggunakan metode desain faktorial. Subyek dalam penelitian ini adalah lotion

  VCO. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecepatan putar mixer dan lama pencampuran. Berturut-turut,level rendah dan tinggi yang digunakan adalah, untuk kecepatan putar mixer, 500 rpm dan 700 rpm, dan untuk lama pencampuran 10 menit dan 20 menit. Variabel tergantung adalah daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, stabilitas setelah penyimpanan selama satu bulan, dan ukuran droplet. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan yate’s treatment dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan percobaan diperoleh hasil yang menunjukan. Kecepatan putar dominan dalam menentukan respon daya sebar dan viskositas lotion VCO. Untuk respon ukuran droplet, pergeseran viskositas, dan pergeseran ukuran droplet tidak dipengaruhi oleh kecepatan putar, waktu pencampuran atau interaksi antara keduanya. Melalui superimposed contour plot, dapat diketahui area optimum dari daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang diperkirakan sebagai proses pencampuran optimum pada level yang diteliti. Kata kunci : lotion, virgin coconut oil, kecepatan putar mixer, waktu pencampuran, desain faktorial.

  ABTRACT The aim of this study was to determine the effect of mixing rate and mixing duration or interaction of both which have dominant influence to physical properties and stability of the lotion produced. The optimized formula used is the optimum formula from Hartanto’s (2007) study.

  This study was an experimental research, by using factorial design method. The subject in this study was VCO lotion. The independent variable of this study were mixing rate and mixing duration. High level and low level used for mixing rate were 500 rpm and 700 rpm, and for mixing duration were 10 minutes and 20 minutes, respectively. Whereas, the dependent variables were spreadibility , viscosity, viscosity shift, stabilization after one month storage, and droplet’s size. The study data result was analyzed statistically by applying Yate’s treatment with 95% of confidence.

  The experiment showed that mixing duration and mixing rate influence

  VCO lotion physical characteristic and physical stabilization. The mixing rate was dominant in determining the spreadibility response and VCO lotion viscosity. Droplet’s size, viscosity shift, and droplet’s size shift was not affected by mixing rate and mixing duration or interaction of both. Contour plot superimposed showed the area of the spreadibility, viscosity, and which was assumed as the optimum mixing process on the level studied.

  Keyword: lotion, virgin coconut oil, mixing rate, mixing duration, factorial design.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….....................i HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….........iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………….iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………...........v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................................vi PRAKATA…………………………………………………………………...……..…vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………..…...….ix

  INTISARI…………………………………………………………………..………..….x ABSTRAK………………………………………………………………...…..…...…..xi DAFTAR ISI……………………………………………………………………...…...xii DAFTAR TABEL………………………………………………………...……….….xvi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….......xvii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………...xviii

  BAB I. PENGANTAR…………………………………………………………….........1 A. Latar Belakang…………………………………………………….......................1 B. Perumusan Masalah…………………………………………………………..…..3 C. Manfaat Penelitian.…………………………………………………………..…...3 D. Keaslian Penelitian.…………………………………………………………..…..3 E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..…..4 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………………..5

  A.

  Virgin Coconut Oil……………………………...…………………………..……5

  B. Emulsi……………….......……………………………………………….…….…6 C.

  Lotion………………………………………………………………...….……….7

  D. Moisturizer……………………………………………………...………….…….8

  E. Pencampuran……………………………………………………...…….………..9 F.

  Pembentukan Droplet…………………………………………………………….9

  G. Mixer……………………………………………………...………….…………12 H.

  Uji Sifat Fisik………...……………………………………………….………...13

  1. Daya Sebar………………………………………………………….....13

  2. Viskositas…………………………………………………………......13 H. Stabilitas Emulsi...................................................................................................14

  1. Creaming ...............................................................................................14

  2. Flokulasi................................................................................................15

  3. Koalesen................................................................................................15

  4. Inversi....................................................................................................16

  I. Mikromeritik........................................................................................................17 J. Metode Desain Faktorial......................................................................................18 K.

  Landasan Teori.....................................................................................................19 L. Hipotesis………………………………………………………………………...21

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….……….22 A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………………...…22 B. Variabel Dalam Penelitian…………………...…………………………………22 C.

  D.

  Bahan dan Alat Penelitian……………………………………...……………….24

  1. Bahan Penelitian………………………………………………………24

  2. Alat Penelitian……………………………………………..………….24

  E. Tata Cara Penelitian…………………………………………………………….24

  1. Formula………………………………………………………………..24

  2. Pembuatan Lotion ……………………………………………………..25

  3. Penentuan Tipe Emulsi Lotion VCO………………………………….25

  4. Pengujian Daya Sebar……………………………………………..…..26

  5. Pengujian Viskositas………………………………………………….26

  6. Mikromeritik…………………………………………………………..27

  7. Pengujian Stabilitas…………………………………………...………27

  F. Analisis Hasil………………………………………………………...…………27

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………..………………………………….30 A. Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil (VCO).....................................................30 B. Penentuan Tipe Emulsi Lotion VCO....................................................................33

  1. Penambahan Salah Satu Fase secara Berlebih......................................33

  2. Penambahan Zat Warna Larut Air........................................................33 3.

  Pencucian dengan Air............................................................................34

  C. Sifat Fisik dan Stabilitas Lotion VCO..................................................................35 1.

  Uji Sifat Fisik Lotion.............................................................................38

  a. Distribusi Ukuran Partikel (Droplet)...........................................38

  b. Daya Sebar ..................................................................................42 c.

  2. Uji Stabilitas..........................................................................................46

  a. Pergeseran Viskositas...................................................................46 b.

  Uji Persen Pemisahan...................................................................48

  c. Pergeseran Ukuran Partikel (Droplet)..........................................49

  D. Optimasi Proses Pencampuran.............................................................................53 1.

  Daya Sebar............................................................................................53

  2. Viskositas..............................................................................................54 3.

  Pergeseran Viskositas............................................................................55

  4. Contour Plot Super Imposed.................................................................56

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………….……………………….57 A. KESIMPULAN....................................................................................................58 B. SARAN................................................................................................................59 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..60 LAMPIRAN…………………………………………………………………………….61 BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………………..95

  DAFTAR TABEL Tabel I. Rancangan Percobaan Desain faktorial.......................................................25 Tabel II. Respon Hasil Percobaan...............................................................................36 Tabel III. Respon hasil Percobaan (Efek Waktu pencampuran, Kecepatan Putar Mixer dan Interaksi antara keduanya)....................................................................37 Tabel IV. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Ukuran Droplet................... 41 Tabel V. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Daya Sebar..............42 Tabel VI. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Viskositas................43 TabelVII. Hasil Perhitungan Yate’s treatment Terhadap Respon Pergeseran

  Viskositas....................................................................................................47

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Hubungan Antara Fluid Shear dan Laplace Surface Force........................10 Gambar 2. Kemungkinan Perubahan Bentuk yang Terjadi..........................................11 Gambar 3. Variasi dari Rata-Rata Diameter Droplet, dengan Kajian Faktor Waktu

  Pencampuran Pada Variasi Waktu yang Ditentukan...................................12 Gambar 4. Hasil Pengujian Tipe Lotion VCO dengan Menggunakan Metilen Blue....34 Gambar 5. Grafik Hubungan Ukuran Droplet Terhadap Frekuensi Droplet.................39 Gambar 6. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran

  Terhadap Ukuran Droplet ...........................................................................40 Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran

  Terhadap Daya Sebar .................................................................................42 Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran

  Terhadap Viskositas ...................................................................................44 Gambar 9. Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar dan Waktu Pencampuran

  Terhadap Pergeseran Viskositas .................................................................47 Gambar 10. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan 1......................................49 Gambar 11. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan a......................................50 Gambar 12. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan b......................................50 Gambar 13. Grafik Pergeseran Distribusi Partikel Percobaan ab....................................50 Gambar 14. Contour Plot Daya Sebar Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)......................54 Gambar 15. Contour Plot Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO)........................55 Gambar 16. Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut Oil (VCO).....56 Gambar 17. Super Imposed Contour Plot Pergeseran Viskositas Lotion Virgin Coconut

  Oil (VCO)....................................................................................................57

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penimbangan…………………...…..………………………………..61 Lampiran 2. Data Sifat fisik ………………………...………...……………………......62 Lampiran 3. Data Stabilitas…………………………...……...………………………....63 Lampiran 4. Data Mikromeritik.......................................................................................65 Lampiran 5. Frekuensi Nilai Tengah Interval Ukuran Droplet........................................74 Lampiran 6. Perhitungan Efek Sifat Fisik dan Stabilitas.................................................76 Lampiran 7. Persamaan Regresi.......................................................................................80 Lampiran 8. Perhitungan Yate’s Treatment ………………….....………………...…….85 Lampiran 9. Dokumentasi................................................................................................93

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Minyak kelapa sangat baik untuk melembabkan kulit yang kasar dan

  keriput. Minyak kelapa membantu mengangkat sel kulit mati dan menggantinya dengan sel-sel baru sehingga kulit menjadi elastis dan kuat (Sukartin dan Sitanggang, 2005). Akan tetapi jika minyak kelapa langsung digunakan pada kulit akan menimbulkan rasa yang kurang nyaman oleh karena itu VCO dibuat dalam bentuk lotion.

  Sebelumnya, telah dilakukan penelitian oleh (Hartanto, 2007) mengenai optimasi formula dari lotion VCO dan diperoleh formula optimum untuk lotion

  VCO. Suatu formula dikatakan optimum jika sediaan yang dihasilkan memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang sesuai dengan persyaratan mutu lotion. Dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya proses pencampuran lotion VCO dilakukan secara manual. Proses pencampuran manual yang dilakukan menggunakan mortir dan stamper. Faktor-faktor penting dalam proses pencampuran seperti suhu, waktu pencampuran dan kecepatan putar mixer tidak dapat ditentukan, sehingga keterulangan dalam pembuatan lotion VCO ini sulit tercapai. Kekurangan dari penelitian tersebut adalah belum adanya optimasi proses pembuatan agar diperoleh hasil pencampuran yang memiliki sifat fisik yang diharapkan.

  Kebanyakan produk farmasi terdiri dari banyak komponen, sehingga dalam proses produksi memerlukan pencampuran dari berbagai macam komponen tersebut untuk menjamin homogenitas dari tiap-tiap komponen (Aulton, 2002). Optimasi proses dilakukan agar setiap kali proses produksi dilakukan dapat diperoleh produk dengan kualitas yang seragam (Martin, 1993).

  Proses pencampuran akan berpengaruh pada emulsi yang dihasilkan melalui pengecilan ukuran droplet yang dihasilkan sebagai fase dispers. Proses pencampuran dapat mengecilkan ukuran partikel berkaitan dengan mixer yang digunakan yaitu planetary mixer yang gigi-giginya dapat memperkecil ukuran partikel (Lantz dan Schwartz, 1990).

  Faktor yang berpengaruh dan dapat dikendalikan dalam proses pencampuran terhadap sifat fisik lotion adalah kecepatan putar mixer, waktu pencampuran dan suhu pencampuran. Di dalam penelitian ini dilakukan optimasi proses pencampuran terhadap faktor kecepatan putar dan waktu pencampuran.

  Pencampuran tergantung pada waktu pencampuran akan tetapi pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya homogenitas yang dikehendaki, sebab proses pencampuran dan pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt,1994). Selama proses pencampuran kecepatan putar yang digunakan akan menimbulkan gaya geser pada yang dapat menyebabkan perubahan sifat fisik dari lotion. Oleh karena itu

  lotion

  diperlukan optimasi terhadap kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran untuk memperoleh hasil pencampuran yang optimum.

B. Perumusan Masalah

  1. Antara kecepatan putar mixer, waktu pencampuran, atau interaksi keduanya, manakah yang paling berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion

  VCO?

  2. Apakah diperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat fisik dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode desain faktorial?

C. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis

  Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai sediaan lotion yang menggunakan bahan-bahan dari alam.

  2. Manfaat metodologis

  Menambah informasi dalam bidang kefarmasian mengenai penggunaan metode desain faktorial.

  3. Manfaat praktis

  Mengetahui kondisi optimal antara kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran yang menentukan sifat fisik dan stabilitas lotion VCO.

D. Keaslian Penulisan

  Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai Optimasi Proses Pencampuran Lotion Virgin Coconut Oil Dengan Kajian Penelitian Kecepatan Putar Mixer dan Waktu pencampuran Menggunakan Desain Faktorial, belum pernah dilakukan. Penelitian ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hartanto, W pada tahun 2007, dimana untuk optimasi proses pencampuran dengan kajian penelitian kecepatan putar mixer dan waktu pencampuran menggunakan desain faktorial tidak dilakukan oleh penulis sebelumnya.

E. Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion VCO.

2. Memperoleh area proses pembuatan lotion yang optimum menurut sifat fisik dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode desain faktorial.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Virgin Coconut Oil Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari daging

  buah kelapa (Cocos nucifera L.) yang masih segar (Shilhavy, 2005). VCO merupakan minyak yang diperoleh dari buah kelapa tanpa mengalami pemanasan.

  VCO mempunyai kenampakan bening serta mengandung banyak asam laurat.

  VCO mengandung asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA ) (Timoti, 2005).

  Kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat) dalam VCO, sifatnya melembutkan kulit. Minyak kelapa ini akan membantu menghilangkan sel kulit yang sudah mati yang membuat kulit menjadi lebih halus (Lucida, 2008).

  VCO merupakan hasil olahan kelapa, yang baru berkembang dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi, karena manfaatnya begitu besar untuk kesehatan tubuh manusia. Minyak kelapa murni merupakan bahan baku industri pangan, farmasi dan kosmetik, terutama untuk perawatan tubuh.(Anonim, 2008).

  Minyak ini juga membantu menjaga kulit agar tetap lembut dan halus, serta mengurangi risiko terkena kanker kulit. Minyak kelapa dapat menghilangkan sel mati di permukaan luar kulit, dan membuat kulit lebih halus. Mekanisme VCO sebagai moisturizer adalah dengan cara membentuk lapisan tipis di permukaan kulit (occlusives) yang mencegah hilangnya air dari dalam kulit (Schwartz, 2006).

B. Emulsi

  Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain (Anief, 2000)

  Suatu emulsi terdiri dari fase dispers (fase internal atau fase diskontinyu), medium dispers (fase eksternal atau fase kontinyu), dan ketiga yang diketahui sebagai emulsifying agent. Diameter tetesan fase dispers umumnya berada dalam rentang 0,1 - 10µm meskipun ada yang lebih kecil dari 0,001 µm dan lebih besar dari 100 µm (Allen, 2002).

  Emulsi dibuat dalam bentuk sediaan, jika ada dua zat yang tidak saling campur yang harus terdispersi menjadi satu kesatuan. Biasanya merupakan campuran polar (air) dan nonpolar (minyak). Jika fase minyak terdispersi dalam fase air maka disebut emulsi fase minyak dalam air (O/W), sedangkan jika fase air terdispersi dalam fase minyaknya maka disebut emulsi fase air dalam minyak (W/O). Emulsi tipe W/O tidak larut dalam air, lebih sulit dicuci dengan air dibandingkan emulsi tipe O/W, mengikat air, occlusive, dan berminyak.

  Sedangkan emulsi tipe O/W dapat larut air, dapat dicuci dengan air, tidak menyerap air, nonocclusive, dan tidak berminyak (Allen, 2002).

  Semua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting dalam emulsi minyak dalam air, karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi (Anonim, 1995). Kesulitan muncul pada pengawetan sistem emulsi, sebagai akibat memisahnya bahan antimikroba dari fase air yang sangat memerlukanya, atau terjadinya kompleksasi dengan bahan pengemulsi yang akan mengurangi efektivitas (Anonim, 1995).

C. Lotion

  Lotion adalah emulsi yang encer atau suspensi yang ditujukan untuk

  aplikasi luar. Lotion memiliki efek lubrikasi dan diaplikasikan pada area

  

intertriginous yaitu pada area dimana kulit dapat saling bergesekan, seperti pada

sela-sela jari, paha, atau lengan (Allen, 2002).

  Lotion memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan

  kulit yang luas. Setelah diaplikasikan dapat menimbulkan kesan halus, lembut, dan tidak berminyak. Lotion biasanya berupa emulsi dengan tipe minyak dalam air dengan maksud agar lotion segera mengering setelah diaplikasikan pada kulit dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit (Wilkison and More, 1982).

  Uji penentuan tipe emulsi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah emulsi yang dibuat bertipe A/M atau M/A. Uji yang dilakukan antara lain :

  1. Uji miscibility dalam minyak atau air. Emulsi hanya akan tercampur dengan liquid yang memiliki fase kontinyu yang sama.

  2. Uji staining. Menggunakan pewarna yang larut air atau minyak, yang pada salah satunya akan terlarut, dan mewarnai fase kontinyu (Aulton, 2002).

D. Moisturizer

  Produk yang digunakan untuk perawatan dan penanganan kulit kering disebut emmollient atau moisturizer. Moisturizer dapat menghambat siklus kulit kering dan mempertahankan kelembutan kulit. Kata moisturizer sering disinonimkan dengan emollient, tetapi moisturizer biasanya mengandung humektan yang akan membasahi stratum corneum (Maibach, 2000).

  Moisturizer merupakan proses emollient yang diformulasikan khusus sebagai krim yang berminyak dan lotion yang dapat melembabkan kulit kering.

  Produk emollient seperti moisturizer mempuyai bahan yang larut minyak atau larut air (emulgator) dalam jumlah banyak yang dapat mengurangi hilangnya air dari kulit . Efek ini didapat karena terbentuknya lapisan tipis di permukan kulit (occlusive) yang dapat menjaga kelembaban lapisan kulit terluar (Ash and Michael, 1977).

  Aplikasi moisturizer pada kulit akan berpengaruh pada perubahan visual dari permukaan kulit. Rasio antara minyak dan air sangat penting, seperti tipe minyak dan sejumlah tipe bahan tambahan lainnya (emulsifiers, humektan, dll.). kombinasi dari bahan dasar berpengaruh pada permulaan rasa saat produk dipakai, bagaimana produk dapat menyebar ke seluruh kulit, seberapa cepat produk diserap oleh kulit, dan bagaimana rasanya kulit setelah pemakaian. Moisturizer diharapkan dapat meningkatkan hidrasi kulit dan untuk memodifikasi sifat fisika dan kimia alami yang dimiliki kulit yaitu menjadi halus, lembut, dan kenyal. (Maibach, 2000).

E. Pencampuran

  Pada proses pembuatan emulsi, yang perlu diperhatikan adalah metode untuk mencampurkan fase-fasenya, kecepatan pencampuran, lama pencampuran, temperatur dari masing-masing fase, dan pendinginan setelah pencampuran yang berpengaruh terhadap distribusi ukuran droplet, viskositas, dan stabilitas dari emulsi yang dihasilkan (Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996). Pencampuran adalah suatu proses yang bertujuan untuk menangani dua pertikel atau lebih bahan yang belum tercampur, sehingga setiap unit (partikel, molekul, dll) dari bahan tersebut dapat berinteraksi dengan bahan lain (Aulton, 2002). Prinsip dasar pencampuran terletak pada penyusupan partikel bahan yang satu diantara partikel bahan yang lainya (Voigt, 1994).

  Pencampuran tergantung pada lama pencampuran, meskipun demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin tercapainya homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran maupun proses pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan tetap (Voigt, 1994).

  Peningkatan suhu harus dijaga selama proses pencampuran, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pemadatan atau kristalisasi yang terlalu cepat atau tidak sesuai dengan senyawa yang memiliki titik leleh tinggi selama proses pencampuran (Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996).

F. Pembentukan Droplet

  Droplet terbentuk oleh karena droplet primer yang besar mendapat tekanan dari proses pengadukan, yang menyebabkan pemanjangan dari semua atau pada bagian tertentu dari droplet primer tersebut, yang kemudian diikuti dengan peningkatan permukaan dari bagian yang mengalami pemanjangan (menjadi tidak stabil), kemudian droplet primer pecah menjadi droplet-droplet, biasanya menjadi satelit droplet yang lebih kecil (Peters, 1997).

  Pada dasarnya pendekatan bagaimana shearing forces bekerja pada droplet dapat diketahui, hal tersebut dapat diwujudkan kedalam bentuk droplet dengan menggunakan perhitungan Laplace.

  1

  1 ⎛ ⎞

  • ∆ = P σ ⎜ ⎟

  1

  2 R R ⎝ ⎠

  Perubahan bentuk droplet (gambar 1) berdasarkan dua parameter, Webber number, definisi awal, rasio viskositas dan R, dimana:

  

Viskositas fase droplet µ d

R = =

Viskositas fase kontinyu µ c

  Pada rasio viskositas rendah, R< 0,2 droplet pada shear flow pertama akan

  o

  bergabung pada 45 akan membentuk ellipsoidal droplet. Peningkatan aliran yang menyebabkan shear yang membentuk droplet dengan pengekoran yang tajam yang kemudian pecah menjadi satelit droplet. droplet dengan R ~ 1,0 membentuk

  

dumb-bells dimana dengan peningkatan shear burst akan membentuk droplet

  yang speris dengan beberapa droplet satelit. Peningkatan R akan menghasilkan droplet yang panjang dan ramping, R> 3,8 droplet tidak pecah tetapi membentuk

  ellipsoidal droplet (Peters,1997).

  Pada elongtional flow (gambar 2) dan nilai R kecil ellipsodial droplet berhubungan dengan flow, terkadang bergabung dengan satelit droplet yang lebih kecil. Droplet dengan R yang lebih besar pada elongional flow membentuk ellipsoidal droplet sehubungan dengan flow dan tidak pecah (Peters, 1997).

  Hubungan antara ellipsoidal droplet dengan deformasi, menurut Taylor.

  γ µ d d c

  L − + + B 19 /16 R

  1 19 /16 R

  1 ⎛ ⎞ ⎛ ⎞

  Deformation, D’ = = = We ⎜ ⎟ ⎜ ⎟

  1 R

  1 ⎝ ⎠ ⎝ ⎠

  2 R σ + + + L B

  

Gambar 2. Kemungkinan Perubahan Bentuk yang Terjadi (Peters, 1997)

  Sejauh ini kondisi dalam pencampuran selalu dianggap alirannya tetap, akan tetapi pada prakteknya sangat mungkin pencampuran dibawah kondisi

  

turbulence . Waktu didalam proses pencampuran penting dalam menentukan: (a)

  mampu menjamin gross mixing, (b) menjamin kesetimbangan distribusi ukuran droplet, dan (c) menghindari pencampuran berlebih yang membutuhkan biaya energi yang lebih besar, kapasitas berlebih, dan kemungkinan merusak produk. Efek dari agitasi pada kecepatan yang berbeda pada mean ukuran droplet dapat dilihat pada gambar 3. Dalam sistem agitasi ini, peningkatan kecepatan putar dari droplet. berdasarkan hal tersebut dapat ditarik suatu penjelasan penting mengenai batas droplet produk yang dihasilkan sehubungan dengan waktu pencampuran (Peters, 1997).

  

Gambar 3. Variasi dari Rata-Rata Diameter Droplet, dengan Kajian Faktor Waktu

Pencampuran pada Variasi Waktu yang Ditentukan

G. Mixer

  Mixer yang dapat digunakan untuk memperoleh sediaan semisolid yang

  homogen adalah planetary mixer dan sigma blade. Sedangkan mixer untuk sediaan semifluid adalah planetary mixer karena dapat membersihkan lotion yang menempel pada dinding wadah dan menjamin homogenitas produk serta proses transfer panas lebih baik (Aulton, 2002).

  Disebut planetary mixer karena pencampurannya dilakukan oleh roda gigi planetary yang dipasangkan pada mixer blade dengan gesekan disekitar ring

  

gear mengitari mixer blade. Kelemahan terbesar dari alat ini adalah terbatasnya

  jumlah batch yang dapat diproduksi (Lantz dan Schwartz, 1990). Sebuah stirrer emulsi. Bagian propeller harus ditempatkan secara langsung dalam system agar dapat mengemulsikan fase yang dicampur. Caranya dengan mendorong campuran dari liquid melewati sela-sela propeller pada tekanan tinggi, hal tersebut akan menyebabkan droplet pecah (Allen, 2002).

H. Uji Sifat Fisik

  1. Daya Sebar

  Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan tempat aplikasinya, yang mencerminkan kelicinan (lubricity) tiap tetes cairan atau preparasi semisolid yang berhubungan langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan bertanggung jawab untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya, dan kemudahan penggunannya. Faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah kekakuan formula, kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur pada tempat aksi. Kecepatan penyebaran bergantung pada viskositas formula, kecepatan evaporasi pelarut dan kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi (Garg et al., 2002).

  2. Viskositas

  Viskositas adalah pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; makin tinggi viskositas, maka semakin besar tahanannya (Martin, 1993).

  Viskositas, elastisitas, dan rheologi merupakan karakteristik formulasi yang penting dalam produk akhir sediaan semisolid. Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar (Garg et al., 2002)

I. Stabilitas Emulsi

  Emulsi yang stabil adalah dimana droplet fase dispersnya tetap memiliki sifat asalnya dan terdistribusi merata dalam fase kontinyu. Bermacam-macam devisasi dari emulsi dapat terjadi (Aulton, 2002).

1. Creaming

  Creaming adalah pemisahan emulsi menjadi dua bagian, dimana satu