HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN WANITA DAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN SIKAP WANITA TERHADAP MENOPAUSE PADA WANITA PERIMENOPAUSE SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi

  Oleh: Skolastika Meta Wedika Titiani 089114033 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  

Kesuskesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi

seseorang saat berusaha untuk sukses daripada posisi yang

telah diraihnya dalam kehidupan (Booker T. Washingtong)

  Remember that everyone you meet is afraid of something, loves something, and has lost something (Jackson Brown)

  Why do we fall Sir? So we can learn to pick “ ourselves up” (Alfred Pennyworth – Batman Begins)

  I have learned to be content whatever circumstances I am in (Filipi 4: 11) Skripsi ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Yang selalu setia membimbingku dalam mengerjakan skripsi ini Papa, Mama, Sita, Chintya, dan Alfian serta semua orang yang kusayangi

  Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tiada henti kalian berikan kepadaku selama mengerjakan skripsi ini.

  Skolastika Meta Wedika Titiani ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause pada wanita perimenopause. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang berada pada fase perimenopause dengan rentang usia 40-53 tahun, sudah menikah dan memiliki suami, serta tidak pernah menjalani operasi pengangkatan rahim dan kemoterapi. Hipotesis null (H ) dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang positif antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause pada wanita perimenopause. Pengumpulan data tingkat pendidikan dilakukan dengan cara subjek mengisi tingkat pendidikan terakhir subjek pada skala yang dibagikan. Pengumpulan data dukungan sosial suami dan sikap wanita terhadap menopause dilakukan dengan penyebaran skala. Koefisien reliabilitas skala dukungan sosial suami adalah 0.920 dan koefisien reliabilitas skala sikap terhadap menopause adalah 0.814. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause pada wanita perimenopause (F (3,57) = 0.762, p = 0.520).

Dengan kata lain, hipotesis null (H ) dalam penelitian ini gagal ditolak.

  Kata kunci: Tingkat pendidikan, dukungan sosial suami, dan sikap terhadap menopause, wanita perimenopause

  CORRELATION BETWEEN WOMEN’S EDUCATION LEVEL AND HUSBAND’S SOCIAL SUPPORT WITH WOMEN’S ATTITUDE

  TOWARD MENOPAUSE IN WOMEN PERIMENOPAUSE PHASE Skolastika Meta Wedika Titiani ABSTRACT

  This research was aimed to investigate the correlation between women’s education level and husband’s social support with women’s attitude towards menopause in women experiencing perimenopause phase. The subjects of this research were women in perimenopause phase with age ranged from 40 to 53 years old, married, and never endure an uterine operation and chemotherapy. The null hypotheses (H ) proposed was there were not any positive correlation between women’s education level and husband’s social support, and women’s attitude towards menopause in women experiencing perimenopause phase. The data of education level collected by asking the subjects to fill in the required data in the scale. The data collection of husband’s social support and women’s attitude towards menopause were conducted through distributing the scale. The reliability of the husband’s social support scale was 0.920 and the reliability of women’s attitude toward menopause scale was 0.814. The analysis technique of this research was multiple regression analysis. The result of the data analysis revealed that there were not any positive correlation between women’s education level and husband’s social support, and women’s attitude towards menopause in women experiencing perimenopause phase (F (3,57) = 0.762, p = 0.520), which means the null hypotheses (H ) of this research was failed to be rejected.

  Keywords: Education level, husband‟s social support, attitude towards menopause, women in perimenopause phase.

  Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan bimbingan-Nya, akhirnya penelitian ini dapat selesai pada waktunya. Penulis banyak mendapatkan pengalaman yang berharga dengan adanya penelitian ini. Pengalaman yang didapatkan antara lain: disiplin dan menghargai waktu, keuletan dalam membaca berbagai sumber referensi, dan tetap berusaha meskipun banyak hambatan yang datang silih berganti.

  Penelitian ini berjudul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan Wanita

  

dan Dukungan Sosial Suami dengan Sikap Wanita terhadap Menopause pada

Wanita Perimenopause

  ”. Penulis berharap agar penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat luas, khususnya bagi para wanita yang hendak menghadapi menopause. Dalam lingkup Psikologi, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Psikologi, khususnya mengenai Psikologi Perkembangan.

  Selama penelitian ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu proses penelitian ini. Beberapa pihak tersebut adalah:

  1. Dr. Christina Siwi H., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Akademik.

  2. Ibu Ratri Sunar Astuti., M. Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Y. Agung Santoso., M. A., selaku Dosen Pembimbing selama penulisan skripsi ini. Terima kasih Pak atas segala ilmu yang diberikan kepada penulis, kesabaran dan pencerahan ketika penulis berada dalam kebingungan.

  4. Ibu Tanti Arini., S. Psi., M. Si. dan Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti., M. Si., terima kasih atas berbagai ilmu yang diberikan kepada penulis terkait dengan menopause.

  5. Bapak C. Siswa Widyatmoko., S. Psi., M. Psi., terima kasih atas segala bimbingan, saran, dan informasi yang diberikan kepada penulis demi terlaksananya penelitian ini.

  6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  7. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Ibu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni, dan Pak Gie.

  8. Papa dan Mama ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk kalian yang tiada hentinya memberikan semangat kepada saya. Terima kasih pula karena telah menyebutkan nama saya dalam setiap doa Papa dan Mama.

  9. Sita dan Chintya, adik-adikku tercinta yang selalu memberikan tawa dan senyuman manis ketika saya pulang ke rumah.

  10. Alfiantani Nugroho, terima kasih atas segala sayang dan dukungan yang selalu diberikan kepada saya. Terima kasih sudah mau menunggu saya selama 4 tahun ini. Ayo cepat selesaikan skripsinya!

  11. Andrea, Mbak Wika, dan Celly terima kasih karena telah membantu menterjemahkan skala sikap terhadap menopause. Luar biasa!

  12. Bude Hesti, Tante Wahyu, Bu Joko, Tante Endang, Pakde Bowo, Bu Agus, Bude Nandari, Bu Taryono, Tante Heni, Bude Menuk, Tante Wiwin, Bude Lusi, Mama, yang telah membantu menyebarkan skala penelitian.

  13. Ines, Nina, Anita, Martha, Anggun, Mas Papenk, Kika, yang telah membantu menyebarkan skala try out penelitian ini.

  14. Teman-teman yang penulis kasihi Lusi, Monica, Puput, Mila, Agnes, Anita, Noni, Risa, Anggun, Ines, Ayu, Dewi, Celly, Heni, Wawan, Aix, Anis, Kika, Juwita, Flavia, Cike, Winas dan seluruh teman-teman Psikologi 2008.

  Terima kasih atas kebersamaan kalian selama 4 tahun ini.

  15. Lusi yang selalu mendengarkan semua keluh kesah saya dengan sabar.

  Terima kasih karena selalu memberikan energi yang positif.

  16. Seluruh partisipan yang telah terlibat dalam penelitian ini. Terima kasih karena telah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan kalian untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.

  17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih karena telah membantu penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

  Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis terbuka pada setiap saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan penelitian ini.

  Penulis Skolastika Meta Wedika Titiani

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............. .................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ . iii HALAMAN MOTTO .................................................................... ................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................... vi ABSTRAK ..................................................................................... ................. vii ABSTRACT .................................................................................. .................. viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix KATA PENGANTAR ................................................................. .................. x DAFTAR ISI .................................................................................. ................ xiii DAFTAR TABEL ........................................................................... ............... xvii DAFTAR GAMBAR ..................................................................... ................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. .................. xix BAB I PENDAHULUAN ............................................................. ..................

  1 A.Latar Belakang ........................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................

  8 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................

  8 1. Manfaat Teoretis .................................................................................

  8 2. Manfaat Praktis ...................................................................................

  8

  BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. ........

  22 2. Komponen-komponen Sikap ...........................................................

  34 4. Manfaat Pendidikan .........................................................................

  34 3. Tingkat Pendidikan ..........................................................................

  33 2. Tujuan Pendidikan di Indonesia ......................................................

  33 1. Definisi Pendidikan .........................................................................

  30 D. Pendidikan .............................................................................................

  28 6. Sikap Wanita terhadap Menopause .................................................

  26 5. Teori Pembentukan dan Perubahan Sikap .......................................

  24 4. Pembentukan Sikap .........................................................................

  23 3. Ciri-ciri Sikap ..................................................................................

  22 1. Definisi Sikap ..................................................................................

  9 A. Wanita Dewasa Madya ...........................................................................

  19 C. Sikap Wanita terhadap Menopause .......................................................

  18 5. Gejala Menopause ..........................................................................

  16 4. Tahapan Menopause ........................................................................

  15 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menopause ...............................

  14 2. Jenis Menopause ..............................................................................

  14 1. Definisi Menopause ........................................................................

  11 B. Menopause ..............................................................................................

  9 3. Tugas Perkembangan Wanita Dewasa Madya ...............................

  9 2. Perubahan pada Masa Dewasa Madya ............................................

  9 1. Definisi Wanita Dewasa Madya ......................................................

  36

  E. Dukungan Sosial Suami ........................................................................

  37 1. Definisi Dukungan Sosial Suami .....................................................

  37 2. Aspek-aspek Dukungan Sosial Suami .............................................

  38 3. Dampak Dukungan Sosial Suami ....................................................

  41 F. Dinamika Hubungan antara Tingkat Pendidikan Wanita dan Dukungan Sosial Suami dengan Sikap Wanita terhadap Menopause Pada Wanita Perimenopause............. .................

  43 G. Hipotesis Penelitian ...............................................................................

  47 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................

  50 A. Jenis Penelitian .....................................................................................

  50 B. Identifikasi Variabel .............................................................................

  50 C. Definisi Operasional .............................................................................

  50 1.Tingkat Pendidikan ...........................................................................

  50 2. Dukungan Sosial ..............................................................................

  51 3. Sikap Wanita terhadap Menopause ..................................................

  52 D. Subjek Penelitian ...................................................................................

  52 E. Metode Pengambilan Data ..................................................................

  54 1. Skala Dukungan Sosial Suami .........................................................

  54 2. Skala Sikap Wanita terhadap Menopause .......................................

  57 F. Analisis Data ........................................................................................

  60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ ....

  61 A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ..................................................

  61 1. Persiapan Penelitian .......................................................................

  61

  2. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................

  61 B. Data Demografi ....................................................................................

  62 1.Data Demografi Subjek .....................................................................

  62 2. Data Siklus Menstruasi Subjek ........................................................

  63 C. Data Deskriptif .....................................................................................

  64 1. Data Deskriptif Skor Total Dukungan Sosial Suami ......................

  64 2. Data Deskriptif Skor Total Sikap Wanita terhadap Menopause ......

  65 D. Analisis Data ........................................................................................

  66 1.Uji Asumsi ........................................................................................

  66 2.Uji Hipotesis ....................................................................................

  69 E. Pembahasan ..........................................................................................

  71 BAB V PENUTUP ......................................................................................... .

  75 A. Kesimpulan ...........................................................................................

  75 B. Saran .....................................................................................................

  75 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  77 LAMPIRAN .....................................................................................................

  84

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Blue Print Skala Dukungan Sosial Suami Sebelum Uji Coba....... 56 Tabel 2. Blue Print Skala Dukungan Sosial Suami Setelah Uji Coba......... 56 Tabel 3. Blue Print Skala Sikap terhadap Menopause Sebelum Uji Coba.. 59 Tabel 4. Blue Print Skala Sikap terhadap Menopause Setelah Uji Coba.... 59 Tabel 5. Statistik Deskriptif Usia Subjek Dalam Satuan Tahun................... 62 Tabel 6. Data Demografi Tingkat Pendidikan Subjek................................ 62 Tabel 7. Data Siklus Menstruasi Subjek..................................................... 63 Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Residu......................................................... 66 Tabel 9. Hasil Uji Multikolinearitas............................................................ 68 Tabel 10. Hasil Analisis untuk R Kuadrat................................................... 69 Tabel 11. Hasil Uji F Analisis Regresi........................................................ 70 Tabel 12. Hasil Analisis Regresi untuk Tiap Koefisien............................... 70

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Skema Hubungan antara Tingkat Pendidikan Wanita dengan Sikap Wanita terhadap Menopause............................. 48 Gambar 2. Skema Hubungan antara Dukungan Sosial Suami dengan Sikap Wanita terhadap Menopause............................

  49 Gambar 3. Histogram Penyebaran Nilai Skor Total Dukungan Sosial Suami.............................................................. 64

  Gambar 4. Histogram Penyebaran Nilai Skor Total Sikap Wanita terhadap Menopause.......................................... 65

  Gambar 5. Scatterplot Uji Linearitas Hubungan dan Uji Homogenitas Varian (Homoscedasticity)........................... 67

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Penelitian ...........................................................................

  85 Lampiran 2. Skala Sikap Wanita terhadap Menopause ...................................

  97 Lampiran 3. Reliabilitas Skala Penelitian ........................................................ 113 Lampiran 4. Data Demografi Subjek .............................................................. 133 Lampiran 5. Histogram Penyebaran Skor Total ............................................... 136 Lampiran 6. Data Deskriptif ............................................................................ 138 Lampiran 7. Uji Asumsi .................................................................................. 140 Lampiran 8. Uji Hipotesis ............................................................................... 143

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan awal dari berakhirnya masa reproduksi

  wanita (Purwoastuti, 2008). Hal tersebut ditandai dengan wanita tidak lagi mengalami menstruasi selama lebih dari 1 tahun (Purwoastuti, 2008; Veras, Rassi, Valenca, & Nardi, 2006). Fase menopause terdiri dari beberapa tahap yaitu premenopause, yakni suatu fase ketika wanita masih mengalami siklus menstruasi yang teratur, perimenopause, yakni suatu fase ketika wanita mengalami siklus mestruasi yang tidak teratur, dan postmenopause, yakni suatu fase setelah wanita tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 12 bulan. (Rees et al. dalam Abernethy, Hillard, McFall, Holloway, Robinson, Norman et al., 2010). Wanita biasanya mengalami fase menopause rata-rata pada 51 tahun atau lebih (Abernethy et al., 2010; Greendale, Lee, & Arriola, 1999). Usia menopause pada wanita yang satu dengan wanita yang lain berbeda. Hal terserbut bergantung pada Body Mass Index (BMI) atau kegemukan, merokok, status nutrisi, dan faktor keturunan (Ramaiah, 2003).

  Pada tahun 2008 jumlah wanita yang memasuki fase menopause di Indonesia sebesar 5.320.000 (BPS dalam Majalah Farmacia, 2008). Hal tersebut ditandai dengan persentase sebesar 68% wanita mengalami menopause (Majalah Farmacia, 2008). Hal tersebut membuktikan bahwa banyak wanita yang mengalami gejala menopause selama fase menopause, yakni dengan persentase sebesar 68%.

  Wanita dalam fase menopause mengalami beberapa gejala psikis dan fisik. Gejala psikis yang dirasakan meliputi: depresi, mudah tesinggung, mudah curiga, kecemasan, mudah lupa, sulit berkonsentrasi, perubahan mood, kehilangan kepercayaan diri, mudah lupa, iritabilitas, dan panik. Sementara itu, gejala fisik yang dirasakan antara lain: gejala vasomotor berupa hot flash, rasa panas pada wajah, berkeringat di malam hari, vagina menjadi kering, perubahan bentuk payudara dan kulit pada wanita, dan lain sebagainya. Berbagai gejala tersebut terjadi karena penurunan hormon estrogen pada wanita. (Abernethy et al., 2010; Kartono, 1992; Osarenren, Ubangha, Nwadinigwe, & Ogunleye, 2009; Proverawati, 2010).

  Berkurangnya hormon estrogen pada wanita juga dapat mengancam kesehatan fisik wanita seperti: penyakit jantung koroner, kanker, alzheimer, dan osteoporosis (Proverawati, 2010; Purwoastuti, 2008; Ramaiah, 2003; Wratsangka, 1999). Bahkan penurunan hormon estrogen juga menyebabkan vagina dan vulva wanita menjadi kering. Hal ini mengakibatkan hubungan seksual wanita dengan pasangan terasa sakit, sehingga gairah seksual wanita menopause mulai menurun (Nugraha, 2011). Pada dasarnya menopause merupakan proses transisi yang wajar dan alami bagi wanita. Namun, berbagai konsekuensi negatif seperti banyaknya gejala yang muncul pada fase tersebut dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman bagi wanita.

  Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebesar 75% wanita menganggap menopause sebagai hal yang mengganggu hidup mereka. Sementara itu, wanita yang menganggap menopause sebagai proses yang wajar sebesar 25% (Achadiat dalam Sumanto, 2009). Hal tersebut membuktikan bahwa wanita memiliki sikap tersendiri terhadap menopause karena adanya berbagai gejala menopause. Sikap wanita terhadap menopause pun berbeda-beda. Wanita berkulit putih bersikap lebih negatif terhadap menopause dibandingkan wanita yang tidak berkulit putih (Ayers, Forshaw, & Hunter, 2010).

  Berbagai gejala menopause yang muncul disikapi wanita dengan cara yang berbeda-beda baik secara positif maupun negatif. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap wanita terhadap menopause berkaitan dengan pengalaman pada fase menopause (Ayers et al., 2010).

  Wanita yang bersikap positif terhadap menopause cenderung lebih tenang dalam menghadapi menopause. Mereka juga dapat menggunakan coping yang adaptif untuk beradaptasi terhadap berbagai gejala menopause yang muncul. Sebaliknya, wanita yang bersikap negatif terhadap menopause mengalami pengalaman negatif selama menopause. Mereka juga kurang dapat menggunakan coping yang adaptif untuk beradaptasi terhadap berbagai gejala menopause (Ayers et al., 2010; Collins, 2002).

  Perbedaan sikap wanita terhadap menoapuse dipengaruhi oleh faktor internal, yang berarti individu cenderung menyeleksi stimulus yang sesuai dan tidak sesuai dengan dirinya (Adi, 1994; Dayakisni & Hudaniah, 2003). Sejauh ini, penelitian tentang sikap wanita terhadap menopause dengan melibatkan beberapa faktor internal sudah dilakukan. Misalnya saja review hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan wanita berperan penting dalam pembentukan sikap positif terhadap menopause (Ayers et al., 2010). Penelitian lain yang dilakukan oleh Norati dan Maritoh (2010) kepada para ibu di Desa Peganjaran Kabupaten Kudus, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para ibu di daerah tersebut tidak berhubungan dengan sikap ibu terhadap menopause. Namun penelitian tersebut memiliki beberapa kelemahan yakni jumlah subjek yang sedikit dengan jumlah 22 orang dan range tingkat pendidikan yang tergolong pendek yakni SD sampai dengan Pendidikan Tinggi. Hal tersebut membuat hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk masyarakat yang lebih luas.

  Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang berbeda. Dengan demikian, peneliti ingin memperbaiki penelitian sebelumnya sekaligus untuk memperoleh hasil yang konsisten. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek dalam jumlah yang lebih banyak. Peneliti juga membuat range tingkat pendidikan menjadi lebih luas yakni SD sampai dengan Pendidikan Tinggi. Selain itu, pendidikan juga membantu individu untuk lebih kreatif (Suwarno, 2009). Pendidikan diharapkan dapat membantu individu untuk menggunakan coping yang kreatif dalam mengatasi berbagai gejala menopause.

  Selain penelitian mengenai faktor internal, terdapat pula penelitian lain yang menghubungkan faktor eksternal dengan sikap wanita terhadap menopause. Penelitian tersebut antara lain: budaya, pengetahuan, life

  events dan mitos tentang menopause. Penelitian yang dilakukan oleh

  Sommer, Avis, Meyer, Ory, Madden, Singer et al. (1999) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sikap terhadap menopause antara wanita Cina, Afrika-Amerika, Jepang, dan Amerika. Wanita Afrika Amerika, memiliki sikap paling positif terhadap menopause dibandingkan wanita Cina- Amerika, Jepang-Amerika, dan Spanyol. Hal ini membuktikan bahwa budaya tempat individu tinggal turut mempengaruhi cara mereka bersikap terhadap menopause. Penelitian yang dilakukan oleh Aprillia dan Puspitasari (2007) menunjukkan bahwa sikap wanita terhadap menopause ditentukan oleh pengetahuan terhadap menopause. Life events seperti: jumlah anak, relasi sosial, dan kehidupan rumah tangga (Deeks, 2004) serta mitos yang berkembang di masyarakat (Matthews, 1992) juga turut mempengaruhi sikap wanita terhadap menopause.

  Penelitian lain dengan melibatkan faktor eksternal seperti dukungan sosial dan sikap wanita terhadap menopause juga sudah pernah dilakukan (Theisen, Mansfield, Seery, & Voda, 1995). Dalam penelitian tersebut, dukungan sosial berperan sebagai variabel yang dikontrol. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat membentuk sikap positif wanita terhadap menopause. Namun, penelitian tersebut memiliki kelemahan yaitu subjek hanya diminta menulis berapa banyak teman dan keluarga yang dapat diajak berdiskusi tentang menopause dan subjek merating sejauh mana subjek merasa nyaman berdiskusi dengan mereka (Theisen et al., 1995). Padahal dukungan sosial terdiri dari beberapa aspek yang dapat mengukur adanya dukungan sosial pada individu (Cohen & McKay, 1984; Lyons & Chamberlain, 2006; Weiss dalam Cutrona & Russel, 1987). Dengan demikian, penelitian ini ingin memperbaiki pengukuran dukungan sosial sebelumnya melalui penggunaan skala.

  Sejauh ini penelitian yang menghubungkan antara dukungan sosial dengan sikap wanita terhadap menopause masih bersifat luas. Artinya, dukungan sosial pada penelitian sebelumnya tidak hanya diperoleh dari keluarga saja tetapi juga dari teman, tetangga, dan lain sebagainya.

  Sementara itu, peneliti belum pernah menemukan penelitian yang menghubungkan antara dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause. Padahal dukungan sosial dari pasangan merupakan sumber dukungan sosial paling penting untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis individu (Wallen dan Lachman, 2000). Selain itu, masalah seksual menjadi pusat perhatian pada fase menopause (Eden dan Mylie, 2009). Menopause menyebabkan hubungan seksual dengan pasangan terasa sakit dan gairah seksual menjadi turun. Hal ini dapat berdampak pada relasi suami dan isteri. Oleh sebab itu, pengertian dari pasangan khususnya suami sangat dibutuhkan oleh wanita.

  Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan teori sikap, faktor eksternal dapat membentuk dan mengubah sikap individu terhadap suatu objek atau situasi tertentu (Adi, 1994). Kehadiran orang lain khususnya

  significant other dapat membentuk dan mengubah sikap individu (Azwar,

  2010). Dengan demikian, peneliti menduga bahwa kehadiran orang lain berupa dukungan sosial suami berpotensi membentuk dan mengubah sikap wanita terhadap menopause.

  Berdasarkan paparan tersebut, peneliti mengajukan pertanyaan yang ingin diteliti yaitu apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause pada wanita perimenopause.

  Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause pada wanita perimenopause?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause pada wanita perimenopause.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoretis

  Memberikan informasi mengenai hubungan antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause pada wanita perimenopause.

  2. Manfaat Praktis

  Memberikan informasi bagi mayarakat tentang hubungan antara tingkat pendidikan wanita dan dukungan sosial suami dengan sikap wanita terhadap menopause. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendampingan oleh suami pada wanita yang hendak menghadapi menopause.

BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita Dewasa Madya

  1. Definisi Wanita Dewasa Madya Wanita dewasa madya adalah wanita dengan rentang usia 30 tahun sampai dengan 50 tahun (Havighurst, 1972). Sementara itu menurut Santrock (2002), rentang usia dewasa madya berkisar 30 tahun atau 45 tahun sampai dengan awal 60 tahunan.

  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa madya adalah wanita dengan rentang usia 30 tahun sampai dengan 50 tahun atau awal 60 tahunan.

  2. Perubahan pada Masa Dewasa Madya Wanita dewasa madya mulai mengalami penurunan biologis, perubahan fisiologis, dan perubahan psikologis.

  a. Perubahan Biologis Perubahan biologis terjadi karena pada masa ini wanita mulai mengalami menopause. Menopause biasanya terjadi pada usia di atas

  50 tahun karena penurunan hormon estrogen. Hal tersebut sekaligus menandakan bahwa kemampuan wanita untuk melahirkan telah berakhir. Penurunan hormon estrogen pada fase menopause menyebabkan wanita mengalami gejala fisik dan gejala psikis.Gejala tubuh, masalah seksual, kekeringan vagina, masalah pada saluran kencing, dan lain sebagainya. Gejala psikis yang dirasakan antara lain: mudah tersinggung, cemas, depresi, dan lain-lain (Papalia, Old, & Feldman, 2008; Santrock, 2002).

  b. Perubahan Fisiologis Kemampuan dewasa madya pada indera pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman, dan perasa mulai mengalami penurunan. Dewasa madya akan merasa kesulitan untuk melihat objek dekat, suara bernada tinggi, dan kehilangan kepekaan terhadap rasa, bau, dan sentuhan. Kondisi fisik pada masa ini juga tidak sebaik pada masa-masa sebelumnya. Namun, penurunan fisiologis bergantung pada aktivitas yang dilakukan individu pada masa muda. Jika individu di usia muda sering berolahraga, memiliki pola hidup sehat, dan melakukan banyak aktivitas, maka kelenturan otot mereka tidak menemukan penurunan yang signifikan (Papalia et al., 2008; Santrock, 2002).

  c. Perubahan Psikologis Banyak wanita dewasa madya melebih-lebihkan kondisi fisiknya saat ini. Oleh sebab itu, banyak wanita yang merasa ingin kembali ke masa mudanya dengan berdandan atau berpakaian menarik. Perubahan biologis dan fisiologis yang terjadi pada masa ini, membuat wanita merasa terpuruk, cemas, khawatir, dan sebagainya. Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cara pandang wanita terhadap masa tuanya. Wanita yang status sosial ekonominya tinggi, bahagia, dan memiliki kepuasan seksual, tentunya akan merasa tenang dalam menghadapi masa tua. Sementara itu, wanita yang banyak mengalami kekecewaan dan frustasi di masa muda, maka mereka akan merasa cemas bahkan depresi dalam menghadapi masa tua (Kartono, 1992).

  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa madya akan mengalami beberapa perubahan yaitu: perubahan biologis, fisiologis, dan psikologis. Perubahan biologis lebih menenakan pada perubahan organ-organ biologis wanita terkait dengan menopause, perubahan fisiologis menekankan pada perubahan panca indera dan kekuatan fisik seperti otot-otot. Sementara itu, perubahan psikologis lebih menekankan pada kondisi kejiwaan wanita karena akan memasuki usia lanjut.

  3. Tugas Perkembangan Wanita Dewasa Madya Wanita dewasa madya memiliki tugas perkembangan pada masa ini. Havighusrt (1972) menyebutkan bahwa tugas perkembangan tersebut antara lain:

  a. Memiliki tanggung jawab sosial sebagai warga negara Pada usia dewasa madya, para wanita memiliki anak yang telah berkembang menjadi orang dewasa. Dengan demikian, para wanita memiliki banyak kesempatan untuk aktif dalam kegiatan organisasi di masyarakat sebagai wujud warga negara yang baik. b. Mencapai dan mempertahankan kondisi ekonomi Pria dan wanita yang bekerja akan menjelang pensiun pada usia ini. Oleh sebab itu, wanita pada masa ini perlu melakukan perhitungan dan perencanaan terhadap keuangan mereka sebagai jaminan masa tua.

  c. Mendidik anak-anak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab Wanita sebagai seorang ibu dan isteri di dalam keluarga, perlu memberikan contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Contoh tersebut antara lain: peran sebagai seorang ibu dan istri yang baik, mengatur keuangan keluarga, mempersiapkan pendidikan anak, dan sebagainya.

  d. Mencari kegiatan lain di waktu senggang Beban kerja wanita pada masa ini sudah mulai berkurang.

  Oleh sebab itu, wanita memiliki banyak waktu luang untuk mengikuti organisasi sosial di masyarakat untuk membina relasi sosial yang baik.

  e. Menghubungkan diri sendiri kepada suami dan isteri sebagai suatu pribadi Suami perlu memberikan pendampingan, perhatian dan kasih kepada isteri. Hal ini terkait dengan kondisi isteri yang akan menghadapi menopause, sehingga masalah psikologis seperti kecemasan, sensitif, perubahan mood akan terjadi. Istri juga perlu memberikan perhatian dan perlindungan pada suami serta menjaga kecantikan dan penampilannya agar tetap menarik bagi suami.

  f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis Pada masa ini, wanita akan mengalami perubahan fisiologis seperti: penurunan fungsi kelima indera dan kemampuan otot untuk bekerja berat. Dengan demikian, berbagai aktivitas pada usia dewasa madya mulai berkurang. Bagi wanita, perubahan fisiologis disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron. Wanita pada masa ini mulai merasa ketertarikan seksual yang tinggi dengan suami sebelum menopause. Wanita juga mulai berdandan dan berpakaian rapi untuk tetap menjaga daya tariknya sebagai wanita. Perubahan fisiologis disertai dengan perubahan psikologis.

  Oleh sebab itu, pengetahuan yang memadai tentang psikologi usia lanjut sangat penting agar wanita mempersiapkan diri pada masa tuanya.

  g. Menyesuaikan diri dengan orang lanjut usia Para dewasa madya perlu menyesuaikan diri dengan orang yang sangat tua misalnya: nenek atau kakek dan orangtua mereka.

  Hal ini dikarenakan orang yang sangat tua mulai mengalami beberapa masalah terkait kondisi jasmani dan kondisi keuangan.

  Oleh sebab itu, dewasa madya perlu memberikan perhatian dan bantuan khusus bagi orang yang sangat tua. Hubungan yang baik antara orang tua yang sangat tua dengan dewasa madya sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup para dewasa madya.

  Berdasarkan tugas perkembangan dewasa madya, penelitian ini mengkhususkan pada point e dan f. Dalam penelitian ini, point e membahas tentang dukungan sosial suami sebagai pendamping istri terhadap perubahan psikologis dan fisiologis terkait dengan menopause. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita perimenopause yang berada pada masa-masa sulit terkait dengan perubahan hormon. Dengan demikian, sejumlah gejala fisik dan psikis mulai muncul pada masa ini (Ayers et al., 2010; Papalia et al., 2008). Wanita perimenopause biasanya dialami oleh wanita dewasa madya. Dengan demikian, point f berkaitan dengan kondisi wanita perimenopause yang mulai mengalami berbagai perubahan fisiologis dan psikologis terkait menopause. Oleh sebab itu, peneliti ingin melihat sikap wanita perimenopause terhadap menopause.

  1. Definisi Menopause Beberapa ahli menjelaskan definisi menopause dari berbagai perspektif. Sejauh ini, definisi menopause dilihat dari perspektif gejala dan fisiologis. Perspektif gejala menjelaskan menopause sebagai berhentinya menstruasi wanita selama lebih dari 1 tahun karena perubahan hormon, sehingga menyebabkan sejumlah gejala fisik dan psikis pada wanita (Kartono, 1992; Veras et al., 2006). Sementara itu, perspektif fisiologis menjelaskan menopause sebagai hilangnya kemampuan wanita untuk bereproduksi karena terjadi penurunan hormon estrogen (Abernethy et al., 2010; Purwoastuti, 2008). Wanita di negara berbeda mengalami menopause pada usia yang berbeda pula, yakni antara usia 49 tahun sampai dengan 52 tahun (Melby, Lock, & Kaufert, 2005). Namun, usia menopause rata-rata terjadi pada usia 51 tahun (Abernethy et al., 2010; Greendale et al., 1999). Perbedaan usia tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: Body Mass Index (BMI) atau kegemukan, merokok, status nutrisi, dan keturunan (Ramaiah, 2003).

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah berhentinya siklus menstruasi wanita terkait dengan perubahan hormon.

  Penurunan hormon tersebut sangat berdampak bagi kondisi fisik dan psikologis wanita. Oleh sebab itu, penting bagi wanita untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum memasuki fase menopause.

  2. Jenis Menopause Ramaiah (2003) mengklasifikasikan menopause menjadi 2 jenis yaitu:

  a. Menopause alami adalah menopause yang terjadi secara alami karena faktor usia, yang ditandai dengan penurunan hormon estrogen dan progesteron pada tubuh wanita.

  b. Menopause induksi (buatan) adalah menopause yang terjadi karena adanya intervensi klinis seperti: operasi pengangkatan rahim dan kemoterapi pada wanita pengidap kanker.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause terdiri dari 2 jenis yakni menopause alami yang terjadi karena faktor usia atau penuaan dan menopause induksi atau buatan yang terjadi karena adanya intervensi klinis. Namun dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek yang akan mengalami menopause alami. Hal tersebut dikarenakan wanita tersebut akan melewati fase perimenopause dan mulai mengalami beberapa gejala menopause baik fisik maupun psikis.

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause Menopause merupakan peristiwa hidup yang akan dialami oleh seluruh wanita di dunia. Menopause dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu:

  a. Merokok Zat-zat bahaya yang terkandung dalam rokok dapat membahayakan kesehatan wanita, seperti: gangguan kehamilan dan janin. Wanita yang merokok akan memiliki BMI yang tinggi (Freeman & Sherif, 2007), sehingga wanita merokok akan mengalami menopause lebih awal (Ramaiah, 2003).

  b. Status Nutrisi Nutrisi yang baik sangat berperan penting bagi tubuh manusia. Pada wanita yang bernutrisi buruk, cenderung mengalami fase menopause lebih awal (Ramaiah, 2003). Selain itu, kandungan makanan seperti kedelai dan susu kedelai dapat mempengaruhi gejala menopause. Misalnya wanita Jepang merasakan gejala vasomotor lebih rendah dibandingkan di negara lain. Hal ini dikarenakan wanita Jepang lebih banyak mengkonsumsi makanan dari bahan kedelai (Freeman & Sherif, 2007).

  c. Kegemukan (Obesitas) Wanita gemuk biasanya memiliki Body Mass Index (BMI) yang tinggi pula. Kondisi ini dapat memperlemah sistem metabolisme tubuh. Wanita obesitas biasanya lebih cepat mengalami menopause (Ramaiah, 2003).

  d. Keturunan Faktor keturunan adalah faktor genetika yang diwariskan secara turun temurun. Apabila wanita memiliki faktor keturunan mengalami menopause lebih cepat atau lebih lambat, maka wanita tersebut cenderung mengalami menopause pada usia yang hampir sama (Ramaiah, 2003).

  e. Iklim Di beberapa negara, iklim sangat mempengaruhi gejala hot flash pada wanita. Beberapa wanita merasakan gejala hot flash pada musim hangat. Namun, wanita lain merasakan gejala hot flash pada musim dingin (Freeman & Sherif, 2007). Selain itu, gejala menopause sangat bergantung pada kurangnya aktivitas fisik, sikap dan keyakinan terhadap menopause (Collins, 2002).

  Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 faktor yang mempengaruhi menopause yaitu: merokok, status nutrisi, kegemukan, keturunan, dan iklim. Tiga faktor berupa merokok, status nutrisi, dan kegemukan sangat mempengaruhi BMI wanita. Body

  Mass Index (BMI) turut mempengaruhi cepat atau lambatnya usia

  menopause seorang wanita. Oleh sebab itu, pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan bergizi sangat penting dilakukan untuk menjaga kondisi tubuh wanita. Sementara itu, faktor keturunan lebih menekankan pada faktor genetis terbawa sejak lahir dan faktor iklim lebih menekankan pada terjadinya gejala menopause.

  4. Tahapan Menopause Rees et al. (dalam Abernethy et al., 2010) mengklasifikasikan tahapan menopause menjadi 3 yaitu: a. Premenopause adalah fase ketika wanita berada pada masa reproduksi atau subur.

  b. Perimenopause adalah fase ketika wanita mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Fase ini merupakan fase paling sulit bagi wanita terkait dengan perubahan hormon dalam tubuh wanita. Oleh sebab itu, sejumlah gejala fisik dan psikis mulai muncul pada fase ini (Ayers et al., 2010; Papalia et al, 2008). Fase perimenopause biasanya terjadi selama 2-8 tahun (Greendale et al., 1999).

  c. Postmenopause terjadi setelah wanita tidak mendapat menstruasi lebih dari 12 bulan.

  Dengan demikian, fase menopause wanita terdiri dari 3 tahapan yaitu: fase premenopause, perimenopause, dan postmenopause. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang berada pada fase perimenopause. Hal ini dikarenakan fase perimenopause merupakan masa transisi dan masa paling sulit bagi wanita. Berbagai gejala fisik dan psikis mulai muncul pada fase ini terkait dengan terjadinya perubahan hormon dalam tubuh wanita.

  5. Gejala Menopause Pada fase menopause, wanita mengalami beberapa gejala. Gejala yang dirasakan wanita pada fase menopause antara lain: a. Gejala Fisik

  1) Gejala Hot Flash Gejala hot flash dirasakan secara subyektif dan bervariasi pada wanita. Hot flash adalah gejala menopause yang ditandai dengan rasa panas dan merah pada wajah dan beberapa anggota tubuh lain, misalnya: dada, lengan, dan sebagainya (Abernethy et al., 2010; Papalia et al., 2008; Proverawati, 2010). Biasanya, gejala ini dirasakan dalam frekuensi dan intensitas yang berbeda- beda (McKinlay & Jefferys, 1974).