PERANCANGAN BED FORMER TRAKTOR QUICK G 3000 ZEVA UNTUK MEMBUAT BEDENGAN PADA BUDIDAYA SAYURAN *Adiniahmad, **Tri Rachmanto, ** Agus Dwi Catur Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram Jl. Majapahit no 62, Mataram, NTB, kode pos 83122, Tel

  PERANCANGAN BED FORMER TRAKTOR QUICK G 3000 ZEVA UNTUK

MEMBUAT BEDENGAN PADA BUDIDAYA SAYURAN

  • Adiniahmad, **Tri Rachmanto, ** Agus Dwi Catur

  

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Jl. Majapahit no 62, Mataram, NTB, kode pos 83122, Telp(0370)636126

ABSTRAK

  Kabupaten Lombok Timur merupakan daerah penghasil padi dan sayuran yang berada

di Pulau Lombok, Provinisi Nusa Tenggara Barat. Dalam proses bercocok tanam, khususnya

dalam pembuatan bedengan untuk budidaya sayuran petani di kabupaten Lombok Timur, masih

menggunakan peralatan yang manual berupa cangkul. Oleh karna itu perlu adanya suatu alat

yang dapat memudahkan para petani sayuran dalam pembutan bedengan. Hal inilah yang

melatarbelakangi perancangan Bed Former Traktor Quick G 3000 Zeva untuk membuat

bedengan pada budidaya sayuran.

  Perancangan bed former dilakukan mengguakan computer dengan bantuan software

autocad 2012 dan inventor propesional 2015. Bed former yang dirancang untuk membuat

bedengan dengan ukuran lebar atas sebesar 900 mm, lebar bawah sebesar 1000 mm, tinggi

sebesar 200 mm, lebar atas paliran sebesar 400 mm, dan lebar bawah paliran sebesar 300 mm.

Prosedur perancangan meliputi beberpa tahap yaitu pengumpulan data, penetuan mekanisme

bed former, disain bentuk dan ukuran, pemilhan material, analisa gaya, analisa perancangan,

menetukan biaya yang dibutuhkan dan gambar teknik dari rancangan bed former. Kompenen

pembentuk bed former yang dirancang meliputi pisau, sayap, tangkai singkal, poros gelinding,

pisau gelinding, bantalan, cetakan, batang tarik, dan rangka.

  Dari hasil perancangan didapatkan bahwa daya total yang dibutuhkan traktor untuk

menarik Bed former adalah sebesar 4,694 kW dan daya motor penggerak yang traktor yaitu

sebesar 8,5 HP atau sama dengan 6,341 kW. Berdasarkan hasil simulasi untuk komponen

tangkai, poros, dan batang tarik dipastikan struktur tersebut mampu bekerja dengan pembebanan

yang diberikan, dengan kata lain bed former yang dirancang dinyatakan aman. Biaya produksi

yang dibutuhkan untuk membuat bed former yaitu sebesar Rp 2.988.000 yang terdiri dari harga

material sebesar Rp 1.383.000 dan ongkos pengerjaan sebesar Rp 1.605.000. Waktu yang

dibutuhkan untuk pembuatan bedengan dengan menggunakan cangkul yaitu 53 menit per are,

sedangkan dengan mengguakan bed former yaitu 5 menit per are. Biaya yang dibutuhkan untuk

membuat bedengan dengan menggunakan cangkul yaitu Rp 45.600 per are, sedangkan dengan

menggunakan bed former yaitu Rp 16.500 per are.

  Kata kunci : traktor, bed former, singkal, desain, gaya

ABSTRACT

  East Lombok is rice and vegetable producing area which located on the island of

Lombok, West Nusa Tenggara Province. In the process of cultivation, especially in a raised bed

for the cultivation of vegetable farmers in East Lombok district, still using manual tools such as

hoes. Therefore it needs a tool that can facilitate farmers to make vegetable beds. It is what lies

behind the design of Bed Former Tractor Quick G 3000 Zeva to make beds in vegetable

production.

  Bed Former design is done by using a computer with the help of software AutoCAD

2012 and Inventor professional 2015. Bed former dimension is top side 900 mm, bottom 1000

mm, height 200 mm, the upper width outlet 400 mm, and lower outlet is 300 mm. Design

procedure includes some stages of data collection, determinating bed former mechanisms,

design of forms and sizes, selection material, style analysis, design analysis, determination the

cost of the required design and engineering drawings of the bed former. Forming component

designed bed former includes knife, wings, stalk, shaft rolling, rolling blades, bearings, mold,

pull rod, and frame.

  From the design results showed that the total power require for the tractor pull Bed

former amounted to 4.694 kW and power the motor of the tractor that is equal to 8.5 HP or

equal to 6.341 kW. Base on simulation results for stalk components, shafts and pull rods

confirmed the structure is able to work with a given load, in other words the former bed

designed declared safe. Production costs are require to make the bed formers in the amount of

Rp 2.988.000 consisting of material price of Rp 1.383.000 and the cost of construction

amounted to Rp 1.605.000. The time require for a raised bed using a hoe is 53 minutes per

acre, while the former uses the same bed that is 5 minutes per acre. The required cost to make

the beds by using a hoe is Rp 45,600 per acre, while using the former bed of Rp 16,500 per

acre. Keywords: tractors, bed formers, plow, design, force

  

I. PENDAHULUAN kecil. Oleh karena itu, penggunaan mesin

  pengolah tanah harus mempertimbangkan

  I.1 Latar Belakang

  topografi lahan yang miring, berteras, dan Perekonomian Kabupaten Lombok ukuran petakan yang relatif kecil. Traktor

  Timur bertumpu pada sektor primer, roda empat seperti pada gambar 1.1 yang terutama pertanian.Hal ini didukung oleh biasa digunakan di perkebunan terlalu kondisi geografis yang strategis serta berat atau besar sehingga sulit iklim yang memberikan kemudahan untuk dioperasikan di daerah miring berteras pendayagunaan lahan sepanjang tahun. dengan luasan yang sempit. Oleh karena

  Menurut Dinas Pertanian dan perternakan itu diperlukan mesin penggerak yang Kabupaten Lombok Timur (2013), Lahan lebih ringan dan mudah untuk pertanian di Kabupaten Lombok Timur dikendalikan yang sesuai untuk kondisi merupakan jenis tanah aluvial dan lahan tersebut yaitu traktor roda dua atau sebagian tanah grumosol. Tanah aluvial traktor tangan. yaitu tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Tanah aluvial dapat dimanfaatkan untuk tanaman padi, bawang merah, bawang putih, cabai, jagung, dan kedelai.

  Budidaya tanaman sayuran umum- nya di Lombok Timur dilakukan di persawahan yang ukuran petakanya relatif

Gambar 1.1 Traktor roda empat

  2. Dudukan motor dengan titik gandeng Desain traktor tangan yang depan, digunakan di Lombok khususnya di

  3. Gear box termasuk kopling utama dan Kabupaten Lombok Timur lebih titik gandeng belakang, dikhususkan untuk pembajakan tanah

  4. Kemudi dengan beberapa tuas kontrol, saja, sementara itu untuk pembuatan dan bedengan masih dilakukan secara manual 5. Roda. dengan pencangkulan. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian mengenai metode atau cara pengolahan tanah secara mekanis dengan menggunakan traktor roda dua sebagai tenaga penggerak dan modifikasi implemen yang sudah ada dan biasa digunakan oleh petani.

Gambar 2.1 Bagian – bagian traktor

  I.2 Rumusan Masalah

  tangan (Rustam, 2009) Permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimana merancang bed former

  2.2 Bajak Singkal

  traktor Quick G 3000 Zeva untuk Bajak singkal merupakan implemen pembuat bedengan yang sesuai dengan pengolah tanah yang paling banyak bentuk dan ukuran bedengan pada digunakan dan mempunyai sejarah yang budidaya sayuran? panjang. Menurut Daywin, (1993), bajak singkal dapat digunakan untuk bermacam-

  I.3 Tujuan Penelitian

  macam jenis tanah dan sangat baik untuk Adapun tujuan yang ingin dicapai membalik tanah. Menurut Rustam (2009), adalah diperoleh rancangan bed former bajak singkal mempunyai bagian-bagian traktor Quick G 3000 Zeva untuk utama, yaitu 1) pisau (share) untuk pembuat bedengan yang sesuai dengan memotong, 2) singkal (moulboard) untuk bentuk dan ukuran bedengan pada membalik tanah dan membuat furrow, dan budidaya sayuran.

  3) penahan samping (landside) untuk

  II. DASAR TEORI

  menahan gaya dorong dari singkal ketika membalik tanah.

2.1 Traktor Tangan

  Traktor tangan merupakan sumber penggerak dari peralatan pertanian (Manggala, 2011). Traktor tangan ini digerakkan oleh motor penggerak dengan daya yang dihasilkan sekitar 4-12 hp. Traktor tangan, seperti terlihat pada Gambar 2.1, terdiri dari komponen – komponen sebagai berikut :

Gambar 2.2 Bagian – bagian bajak singkal

  1. Motor,

  F

  Gaya ( ) pada singkal adalah Singkal terdiri dari beberapa bagian

  s

  sebagai berikut: diantaranya:

  a. Pisau singkal

  b. Sayap singkal

  c. Tangkai singkal

  d. Landside

  2. Rotari Rotari ini terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut: a. Poros

  b. Bantalan

  c. Gelinding

Gambar 2.3 Gaya pada singkal (Fusakazu,

  d. pisau 1988 dalam Mandang, 1992)

  3. Cetakan Besar gaya (Fx) terhadap sumbu X

  Cetakan berfungsi sebaga pemben- adalah : tuk bedengan.

  2 F ρ A V cos θ cos θ

  = ( − )

  X b

  1

  2 Besar gaya (Fy) terhadap sumbu Y

  2.4 Material Baja

  adalah: Ada beberapa cara untuk

2 F = ρ A V ( sin θ − sin θ )

  y b

  1 2 mengklasifikasikan baja diantaranya

  mencakup (1) proses pembuatan (baja berdasarkan kedua persamaan di atas, Bessemer, baja tungku terbuka, baja maka dapat ditentukan gaya pada listrik), yang mempengaruhi kualitas, (2) singkal F , yaitu :

  s

  kandungan karbon, (3) baja campuran

2 F ρ A V

  2 1−cos θ θ = − yang ditambah dengan logam lain, (4)

  N b (

  2 1 ) { }

  √

  penggunaan, seperti misalnya baja untuk 7) bangunan, baja untuk perkakas, dan (5)

  Dengan: cara pembentukannya, seperti misalnya

  F N = gaya normal pada singkal (N)

  digulung, ditempa, dan dituang (Semith

  ρ b = kerapatan isi tanah (kg) dan Wilkes, 1990).

  A= luas permukaan lapisan singkal (m²)

  1. Baja karbon

  V= kecepatan (m/s²)

  Baja ini adalah campuran antara

  θ 1 = sudut kelengkungan di titik 1

  besi dan karbon dengan kandungan

  θ 2 = sudut kelengkungan di titik 2.

  karbon yang biasanya dibawah 1,5 persen.

2.3 Bed Former

  Bed former merupakan alat

  2. Baja campuran pertanian yang digunakan untuk membuat Sifat fisik baja dapat diubah dan bedengan dengan menggunakantraktor diperbaiki untuk memenuhi persyaratan sebagai penggerak. Elemen pembentuk penerapan penggunaan khusus dengan

  bed former ini terdiri dari singkal, rotari, penambahan logam campuran tertentu.

  dan cetakan.

  3. Baja borium

  1. Singkal Baja ini mengandung sejumlah kecil borium. Borium berfungsi untuk

  • YF

  n )

  2.6 Perhitungan umur nominal

  Menurut Sularso dan Suga (1997), jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan

  P ek

  (kg) beban ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan

  f n

  adalah:

  f n

  =

  (

  33,3

  1

  a

  3 Faktor umur adalah: f h

  =

  f n

  C P ek

  Umur nominal L

  h

  adalah:

  L h

  = 500 f h

  3

  2.7 Konsep Ongkos dalam Ekonomi Teknik

  Factor V sama dengan 1 untuk pembebanan pada cincin dalam yang berputar dan 1,2 untuk pembebanan pada cincin luar yang berputar.

  XVF r

  Analisa ekonomi teknik digunakan untuk mengevaluasi dan

  11. Baja krom nikel Rata-rata baja krom nikel mngan- dug sekitar 0,30 sampai 2,0 persen krom, dari 1,0 sampai 4,0 persen nikel dan dari 0,10 sampai 0,60 persen karbon.

  meningkatkan kemampuan mengeras baja, yaitu kemampuan untuk mengeras sampai mendalam pada waktu pemanasan, dengan pencelupan ke dalam air dan pendinginan mendadak.

  4. Baja mangan Baja ini biasanya mengandung 11- 14 persen mangan dan 0,8 – 1,5 persen karbon, dan mempunyai sifat sangat keras dan liat.

  5. Baja nikel Baja ini mempunyai kandungan 2 sampai 5 persen nikel dan 0,10 sampai

  0,50 karbon, bersifat kuat, keras, dan liat.

  6. Baja vanadium Bilamana kepada baja ditambahkan vanadium kurang dari 0,20 persen, baja campuran yang dihasilkan akan memperoleh tambahan ketahanan terhadap daya tarik dan elastisitas yang dapat disamakan dengan baja berkadar karbon rendah atau sedang dengan kehilangan keliatan yang sesuai.

  7. Baja krom-vanadium Baja ini mengandung sekitar 0,5 –

  1,5 persen krom, 0,15 – 0,30 persen vanadium dan 0,15 – 1,10 karbon.

  8. Baja tungsten Baja yang mengandung 3 sampai 18 persen tungsten dan 0,2 sampai 1,5 persen karbon digunakan untuk pembuatan cetakan dan perkakas potong berkecepatan tinggi.

  9. Baja molybdenum Baja ini mempunyai sifat-sifat seperti baja tungsten.

  10. Baja krom Baja krom biasanya mengandung

  0,50 – 2,0 persen krom dan 0,10 – 0,50 persen karbon.

  12. Baja perkakas Istilah baja perkakas digunakan untuk menyebut baja berkadar karbon tingi yang digunakan untuk pembuatan perkakas. Baja ini bersifat menjadi sangat keras dengan pendinginan mendadak dari suhu 1400 sampai 1800

  =

  o F.

  2.5 Perhitungan beban ekuivalen

  Menurut Sularso dan Suga (1997), jika sebuah bantalan membawa beban radial Fr (kg) dan beban aksial Fa (kg), maka beban ekivalen dinamis P

  ek

  (kg) adalah sebagai berikut. Untuk bantalan radial (kecuali bantalan rol silinder)

  P r

  =

  XVF r

  a

  Untuk bantalan aksial

  P a

  • YF
membandingkan alternatif-alternatif proyek berdasarkan performansi financial dari masing-masing alternatif. Proses perbandingan ini melibatkan berbagai konsep dan terminology ongkos. Berikur beberapa konsep ongkos dalam ekonomi teknik, diantaranya sebagai berikut (Pujawan, 2004):

  1. Ongkos siklus hidup Ongkos sklus hidup adalah jumlah semua pengeluaran yang berkaitan dengan item tersebut sejak dirancang sampai tidak terpakai lagi.

  Melakukan studi lapangan agar dapat diketahui cara kerja, perangkat- perangkat yang dibutuhkan dan komponen yang digunakan dalam perancangan alat pembuat bedengan (bed former).

  Pengumpulan data diperoleh dari pengamatan langsung pada traktor Quick G 3000 Zeva milik salah seorang petani di dusun Bagek Lawang yaitu bapak Supardi. Dan untuk dimensi bedengan didapat dari mengukur langsung di sawah milik petani yang ada di desa Pohgading. Selain dari data pengamatan di lapangan data lain yang dibutuhkan dalam perancangan adalah data kekerasan tanah. Data kekerasan tanah ini didapat dari dinas pertanian Kabupaten Lombok Timur.

  1. Pengumpulan Data

  Prosedur pernacangan terdiri dari beberpa tahapan diantaranya :

  3.1 Prosedur perancangan

  Studi literatur dilakukan agar dapat digunakan sebagai panduan informasi untuk mendukung penyelesaian peran - cangan bed former.

  2. Studi literatur

  1. Studi Lapangan

  2. Ongkos historis Ongkos historis yaitu terdiri dari dua bagian diantaranya adalah ongkos masa lalu (past cost) dan ongkos tak terbayar (sunk cost).

  Metode perancangan yang di gunakan ini meliputi 2 aspek yaitu:

  III. METODE PERANCANGAN

  6. Ongkos rata-rata dan ongkos marjinal Ongkos rata-rata per satuan unit produk adalah rasio antara ongkos dengan jumlah output. Sedangkan ongkos marjinal adalah ongkos yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit output dari jumlah output pada tingkat output tertentu.

  5. Ongkos tetap dan ongkos variabel Ongkos tetap adalah ongkos yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah autput atau volume produksi. Kemudia ongkos variabel adalah ongkos-ongkos yang secara proporsional dipengaruhi oleh jumlah output.

  4. Ongkos langsung, tak langsung dan overhead Ongkos langsung terdiri dari ongkos bahan langsung dan ongkos tenaga kerja langsung. Ongkos tak langsung terdiri dari ongkos bahan tak langsung, ongkos tenaga kerja tak langsung dan ongkos- ongkos lain yang sejenis. Ongkos overhead adalah ongkos-ongkos manufacturing selain ongkos langsung. Dengandmikian maka ongkos tak langsung juga termasuk dalam ongkos overhead.

  3. Ongkos mendatang dan ongkos kesempatan Ongkos mendatang adalah semua ongkos yang mungkin terjadi di masa mendatang. Ongkos kesempatan timbul karena pada umumnya akan ada lebih dari satu kesempatan untuk melakukan investasi.

  2. Penentuan mekanisme bed former Secara umum sistem kerja alat

  c. Batang tarik pembuat bedengan ini terdiri dari 3 proses

  7. Menentukan biaya

  dalam satu kali jalan, yaitu terdiri dari:

  a. Mengangkat dan membalikkan tanah Menentukan besarnya biaya mulai serta membentuk suatu paliran dari harga bahan kemudian ongkos bedengan dengan telapak singkal; pembuatan setiap komponen bed former

  b. Mengemburkan dan meratakan tanah yang meliputi singkal, rotari, cetakan, dengan rotari; dan batang tarik dan rangka.

  c. pembentukan bedengan dengan

  8. Gambar teknik cetakan.

  Pembuatan gambar teknik, meliputi:

  3. Disain bentuk dan ukuran

  a. Gambar detail setiap komponen alat Menetapkan bentuk dan ukuran- pembuat bedengan ukuran yang tepat untuk semua elemen

  b. Gambar perakitan alat pembuat pembentuk bed former yang meliputi: bedengan

  a. Pisau, sayap, dan tangkai singkal

  9. Hasil yang diharapkan

  b. Poros, gelinding dan pisau gelinding

  c. Bantalan Hasil perancangan alat pembuat

  d. Cetakan bedengan diharapkan bisa membantu e. Batang tarik dalam merealisasikan sebuah alat untuk f. Rangka mendukung para petani budidaya sayuran dalam melakukan persiapan lahan, dan

  4. Pemilihan material

  alat pembuatan bedengan ini diharapkan Menentukan bahan untuk setiap dapat mengatasi kelemahan dari sistem elemen berdasarkan sifat-sifat mekanik pembuatan bedengan selama ini dengan yang dimiliki bahan, diantaranya: menggunakan cangkul.

  a. Kekuatan tarik (N/mm²)

  b. Kekuatan luluh (N/mm²)

  IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

  c. Elongation ( % )

  4.1 Perancangan Alat

  d. Modulus elastisitas (GPa)

  e. Massa jenis (gr/cm³) Bed former pembuat bedengan dirancang khusus untuk Traktor Quick G

  5. Analisa gaya

  3000 Zeva. Perancangan dilakukan dengan mengembangkan furrower yang Menganalisa bagaimana gaya-gaya sudah ada. Pada furrower yang sudah ada, luar akan bekerja pada setiap komponen digunakan untuk membuat guludan

  bed former, untuk menentukan besar

  sedangkan dengan merubah jarak singkal pembebanan yang dihasilkan. dan menambahkan beberapa sistem

  6. Analisa perancangan

  seperti rotari dan cetakan didapat bentuk bedengan yang diinginkan. Perbedaan Analisa yang akan dilakukan adalah bentuk furrower yang sudah ada dengan analisa stress pada beberapa komponen

  bed former yang dirancang dapat dilihat yang menerima pembebanan kritis.

  pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Analisa ini menggunakan software autodesk inventor professional 2015. Ada 3 bagian dari bed former yang akan dianalisa, diantaranya adalah: a. Tangkai singkal

  b. Poros

Gambar 4.6 Bentuk dan ukuran sayap singkalGambar 4.3 Furrower yang sudah ada

  IV.1.3 Tangkai singkal dan lanside

  Bentuk tangkai dan lanside singkal dapat dilihat pada gambar 4.7 (a) dan untuk sketsa dan ukuran dari tangkai dan

  lanside singkal dapat dilihat pada gambar 4.7 (b) yang ada di bawah ini.

Gambar 4.4 Bed former yang dirancang

  IV.1.1 Desain Singkal

  Rancangan pisau disesuaikan dengan lebar paliran pada bedengan yang (a) diinginkan. Lebar pisau ditentukan ½ dari ukuran paliran dan panjang pisau menyesuaikan. Bentuk mata pisau singkal dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Bentuk dan ukuran mata pisau

  IV.1.2 Sayap singkal

  Bentuk sayap singkal dapat dilihat pada gambar 4.6.

  (b)

Gambar 4.7 Bentuk tangkai dan lanside singkal (a) sketsa dan ukuran tangkai dan

  lanside singkal (b)

IV.1.4 Rotari

  Rotari merupakan bagian dari bed former yang berfungsi untuk menggemburkan tanah dan meratakan permukaan bedengan. Rotari ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya:

  (a) (b)

Gambar 4.8 Bentuk gelinding dan pisau

  (a), sketsa dan ukuran gelinding dan pisau (b)

  IV.1.5 Cetakan

  Bentuk dari cetakan dapat dilihat pada gambar 4.11 (a) dan untuk sketsa dan ukuran cetakan dapat di lihat pada gambar 4.11 (b) yang ada di bawah ini.

  (b)

Gambar 4.12 Bentuk batang tarik (a) sketsa dan ukuran batang tarik (b)

  IV.1.7 Rangka

  (a) Bentuk dari rangka dapat dilihat pada gambar 4.13 (a) dan untuk sketsa dan ukuran rangka dapat di lihat pada gambar 4.13 (b) yang ada di bawah ini.

  (b)

Gambar 4.11 Bentuk cetakan (a) sketsa dan ukuran cetakan (b)

  IV.1.6 Batang tarik

  Bentuk dari batang tarik dapat dilihat pada gambar 4.12 (a) dan untuk (a) sketsa dan ukuran atang tarik dapat di lihat pada gambar 4.12 (b) yang ada di bawah ini.

  (b)

Gambar 4.13 Bentuk rangka (a) sketsa dan ukuran rangka (b)

  1. Bahan yang dipilih Baja kanal U dengan nomor JIS G 3101

  2. Massa rangka (m rangka)

  ¿¿ ¿ m = ¿ rangka 45.899 kg

  (a)

  • P

  = 3,035 kW +1,659 kW

  2. Besarnya daya yang digunakann traktor untuk menarik bed former dalam beroperasi

  Besarnya gaya batang tarik bed former = 1,106 kN

  P=F ×V P=1.106 N ×1,5 m/dtk P=1.659 W atau P=1,659 kW

  3. Besarnya daya total yang digunakan traktor dalam beroprasi adalah:

  P Total

  = P T

  P Total

  P Total

  P T = 3.035 W atau P

  = 4,694 kW

  4. Daya motor penggerak adalah sebesar 8,5 Hp = 6.341 W atau 6,341 kW

  Jadi berdasarkan perhitungan daya diatas maka traktor yang sudah dipasangkan bed former mampu beroperasi.

  4.5 Perbandingan Waktu dan Biaya Pembuatan Bedengan Mengguna- kan Cangkul dengan Bed Former

  Dalam perbandingan ini digunakan luas lahan pembuatan bedengan adalah 17 are atau sama dengan 1700 m². Jumlah petakan dalam 1700 m² adalah 4 petakan dengan luas masing masing petakan adalah 425 m². Lebar bedengan yang dibuat adalah 0,9 m ditambah lebar paliran bedengan masing-masing adalah 0,4 m, sehingga jumlah bedengan per petakan adalah 8 bedengan dengan ukuran bedengan 0,9 m x 40,87 m dan ukuran paliran 0,4 m x 40,87 m. Jadi jumlah bedengan yang dapat dibuat dalam 1700 m² adalah 32 bedengan.

  1. Pembuatan bedengan dengan meng- gunakan cangkul.

  Dari hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: a. Waktu pembuatan bedengan dengan menggunakan cangkul adalah 53 menit per are.

  b. Biaya pembuatan bedengan yaitu sebesar Rp 45.600 per are.

  T = 3,035 kW

  = 0,7 ×2890 ×1,5

  4.2 Analisa Gaya

  4.3 Analisa Tegangan

Gambar 4.14 Sketsa gaya-gaya yang bekerja pada traktor setelah dipasang

  bed former

  Gaya gaya yang dianalisa meliputi :

  1. Gaya pada singkal

  2. Gaya pada poros

  3. Gaya pada bantalan

  4. Gaya pada batang tarik

  5. Gaya pada rangka

  Analisa yang akan dilakukan adalah analisa tegangan pada beberapa komponen yang menerima pembebanan kritis. Analisa ini menggunakan software autodesk inventor professional 2015. Disini ada 3 bagian dari bed former yang akan dianalisa, diantaranya tangkai singkal, poros dan batang tarik.

  P T

  4.4 Perhitungan Daya

  1. Besarnya daya yang digunakan traktor tanpa pemasangan bed former.

  Diasumsikan kecepatan rata-rata traktor dalam beroperasi = 1,5 m/dtk

  P T

  = μ . N . V

  F N = W traktor +motor penggrak

  = 2890 N μ=0,7 (dari table koefisien gesek

  antara benda pada lampiran)

  2. Pembuatan bedengan dengan menggunakan bed former Dari hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: a. Perhitungan dari segi waktu pembuatan bedengan yaitu 5 menit per are.

  b. Perhitungan dari segi biaya pembuatan bedengan Rp 16.500 per are.

  8. Dari hasil analisa dan simulasi, perancangan bed former traktor quick G 300 zeva untuk membuat bedengan pada budidaya sayuran dinyatakan aman.

V1. DAFTAR PUSTAKA

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

  2. Rancangan bed former ini terdiri dari singkal, rotary, cetakan, batang tarik, dan rangka.

  [3] Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Lombok Timur, 2013, Laporan Tahunan 2012, Selong.

  [9] Pinem, M.D., 2010, Mekanika Kekuatan Material, Rekayasa Sains, Bandung.

  [8] Nurtika, N. dan Abidin, Z., 1997, Budidaya Tanaman Tomato, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung.

  [7] Mott, R.L., 2009, Elemen-Elemen Mesin dalam Perancangan Mekanis, Andi, Yogyakarta.

  [6] Manggala, 2011, studi kinerja lapangan berbagai traktor tangan pada budidaya kacang tanah (Arachis hypogeae L), Skripsi, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.

  [5] Mandang, T. dan Nishimura, 1992, Hubungan Tanah dan Alat Pertanian, Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi, Institut Pertanian Bogor.

  [4] Herman, 2011, Kuat Geser Tanah, tersedia di sisfo.itp.ac.id, diakses 06- 04-2015

  Mesin Budidaya Pertanian, JICA- DGHE/IPB PROJECT/ADAET: JTA-9a(132), Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

  3. Berat total bed former yang diproleh dari hasil perhitungan adalah 96,939 kg

  tersedia di diperta.ntbprov.go.id, diakses 24-12-2014. [2] Daywin, F.J., R. Godfried Sitompul, dan Imam Hidayat, 1993, Mesin –

  Dari hasil perancangan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:

  [1] 2012,

  1. Bed former ini dirancang untuk membuat bedengan dengan ukuran lebar atas bedengan sebesar 900 mm, lebar bawah bedengan sebesar 1000 mm, tinggi bedengan sebesar 200 mm, lebar atas paliran sebesar 400 mm lebar bawah paliran sebesar 300 mm.

  7. Waktu untuk membuat bedengan dengan menggunakan cangkul adalah 53 menit per are dengan biaya sebesar Rp 45.600 per are, sedangkan waktu untuk membuat bedengan dengan menggunakan bed former adalah 5 menit per are dengan biaya sebesar Rp 16.500 per are.

  6. Biaya produksi bed fomer sebesar Rp 2.988.000, yang terdiri dari harga material sebesar Rp 1.383.000 dan ongkos pengerjaan sebesar Rp 1.605.000.

  5. Berdasarkan hasil simulasi untuk komponen tangkai singkal, poros, dan batang tarik dipastikan struktur tersebut mampu bekerja dengan pembebanan yang diberikan.

  former adalah sebesar 4,694 kW.

  4. Daya motor penggrak yang digunakan traktor adalah sebesar 8,5 Hp = 6,341 kW, sedangkan besar daya total yang digunakan traktor untuk menarik bed

  Lombok Timur Dalam Angka 2012,

  [10] Pujawan, 2004, Ekonomi Teknik, (Pengolahan dan Penyiangan) untuk edisi pertama, cetakan ketiga, Guna Kacang Tanah di Kabupaten Lombok Widya, Surabaya. Barat, Skripsi, Fakultas Teknologi

  Pangan dan Agroindustri, Universitas [11] Qudri, A., 2011, BAB II Tinjauan Mataram.

  Pustaka Traktor, tersedia di

   diakses 20-04- 2015.

  [12] Rahardjo, C.S., Kusnarta, I.G.M., Mahrup, dan Padusung, 2005, Fisika Tanah, Mataram University Press, Mataram

  [13] Rustam, A.T.E., 2009, Rancang Bangun Furrower Traktor Yanmar TE 550N Untuk Pembuat Guludan Pada Budidaya Sayuran, repository.ipb.ac.id, diakses 03-12- 2014

  [14] Semit, H.P., dan Wilkes, L.H., Mesin dan Peralatan Usaha Tani, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. [15] Sukmawati F.M. dan Sasongko

  W.R., 2013, Memahami Pentingnya Teknologi dan Proses Adopsinya oleh Petani, tersedia di ntb.litbang.pertanian.go.id, diakses 24-12-2014.

  [16] Sularso, dan Suga, K., 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramita, Jakarta.

  [17] Widiastuti, D., 2009, Fisika 1, Pusat pengembangan bahan ajar-UMB, Bandung. [18] Williams, C.N., Uzo, J.O. dan

  Peregrine, W.T.H., 1993, Produksi Sayuran di Daerah Tropika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

  [19] Zainuri, A., 2010, Elemen Mesin II, Diktat, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.

  [20]Zulpayatun, 2014, Performansi Traktor Tangan Roda Dua Modifikasi Menjadi Roda Empat Multifungsi

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN FRAME PADA TRAKTOR TANGAN

0 32 1

PERANCANGAN TRANSMISI PADA TRAKTOR TANGAN

0 28 1

PENDIDIKAN VOKASI SEBAGAI PONDASI BANGSA MENGHADAPI GLOBALISASI Oleh: Kuntang Winangun, M.Pd. Email: Kuntangwinangungmail.com Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jl. Budi Utomo No. 10 Ponorogo ABSTRACT - PENDIDIKAN VOKAS

0 0 7

PERANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MEMPERBAIKI POSISI KERJA PADA PROSES PACKAGING JENANG KUDUS Akhmad Sokhibi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Jl. Lingkar Utara Gondangmanis Bae Kudus Jawa Tengah 59327 Email: akh.sokh

0 0 12

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN UMKM TERINTEGRASI BERBASIS CLOUD SERVER Anastasya Latubessy Dosen Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Informatika Universitas Muria Kudus Email: anastasyalatubessygmail.com Wiwit Agus Triyanto Dosen Fakultas Tekn

0 0 10

Yohana Very Beauty Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Email: yohanaverybgmail.com Rahmaniyah Dwi Astuti Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Sebelas Maret niyah22gmail.com ABSTRAK - PERBAIKAN MET

0 5 8

ANALISA DEFLEKSI PADA ROD BUCKET DI SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR ZAXIS 210 MF SN 70165 5G Hendri Kurniawan Program Studi Teknik, Fakultas Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah, Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111, Bansir Darat, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak

0 2 8

PENGARUH VARIASI PROFIL SUDU DAN BESAR SUDUT PITCH SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN POROS HORISONTAL M. Nawawi Imron Jaelani, I Kade Wiratama, I Made Mara Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram, Nusa Tengga

0 1 7

PENGARUH VARIASI SUDUT PITCH DAN VARIASI TAPER BLADE TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN POROS HORISONTAL Sujarman Hardiansyah, I Kade Wiratama, I Made Mara Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram, Nusa Tengga

0 1 8

MENINGKATKAN KUALITAS BIOGAS DALAM PROSES PEMURNIAN BIOGAS DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT SINTETIK DAN KARBON AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN Raden Danu Anggara, Hendry Sakke Tira, Syahrul Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram J

0 0 15