HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN CARE GIVER DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PERAWATAN DIRI (Studi di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  14. 14.6% Results of plagiarism analysis from 2019-02-19 05:23 UTC

  [7]  1. 1.9% 9 matches  1 documents with identical matches

  [20]  1. 1.3% 4 matches

  [19]  1.4 1.4% 6 matches

  [18]  1. 1.3% 4 matches

  [17]  1.4 1.4% 5 matches

  [16]  0.4 0.4% 4 matches

  [15]  1.5 1.5% 6 matches

  [14]  1.5 1.5% 4 matches

  [13]  1. 1.7% 6 matches

  [12]  1. 1.7% 6 matches

  [11]  1. 1.6% 6 matches

  [10]  1. 1.6% 5 matches

  [9]  1. 1.9% 9 matches

  [6]  1. 1.7% 6 matches

  Ar tikel Jur nal I Ar tikel Jur nal I va a Untuk ja ntuk ja fa. doc

  [5]  1. 1.9% 7 matches

  [4]  1. 1.8% 6 matches

  [3]  1. 1.7% 8 matches

  [2]  2 ..3% 10 matches

  [1]  2 .5 .5% 10 matches

  [0]  2 ..9% 8 matches

  

  

  

  

  

  a. doc x Date: 2019-02-19 05:18 UTC

  [21]  1.5 1.5% 4 matches

  [25] 1. 1.2% 4 matches [26]

   1.1 1.1% 5 matches [40]

   1.0 1.0% 5 matches [49]

   0. 0.9% 2 matches [48]

   0. 0.9% 4 matches [47]

   0. 0.9% 4 matches [46]

   0. 0.9% 3 matches [45]

   1.0 1.0% 4 matches [44]

   0. 0.9% 2 matches [43]

   1.0 1.0% 4 matches [42]

   0. 0.9% 3 matches [41]

   1.1 1.1% 5 matches [39]

   1.1 1.1% 5 matches [27]

   1.0 1.0% 3 matches [38]

   0. 0.9% 5 matches [37]

   1.0 1.0% 2 matches  1 documents with identical matches [36]

   1. 1.2% 3 matches [34]

   1. 1.2% 5 matches [33]

   1.0 1.0% 4 matches [32]

   1. 1.2% 5 matches [31]

   1. 1.3% 3 matches [30]

   1.0 1.0% 3 matches [29]

   1. 1.2% 6 matches [28]

  

  [54]  0. 0.9% 4 matches

   0. 0.8% 1 matches [68]

   0. 0.7% 1 matches [77]

   0. 0.7% 3 matches [76]

   0.5 0.5% 3 matches [75]

   0. 0.7% 3 matches [74]

   0. 0.6% 3 matches [73]

   0. 0.8% 1 matches [72]

  

0.5 0.5% 2 matches [71]

   0. 0.8% 4 matches [70]

   0.5 0.5% 3 matches [69]

  

0.4 0.4% 2 matches [67]

   1 documents with identical matches [56]

   0. 0.8% 1 matches [66]

   0. 0.8% 1 matches [65]

   0. 0.7% 3 matches [64]

   0.5 0.5% 3 matches [63]

   0. 0.8% 4 matches [62]

   1.1 1.1% 2 matches [61]

   0. 0.9% 4 matches [60]

   0.5 0.5% 3 matches [59]

   0. 0.9% 4 matches [58]

   0. 0.9% 4 matches [57]

   0.4 0.4% 2 matches

  0.5 0.5% 2 matches [82]

  [94]  0.4 0.4% 2 matches

  [103]  0.4 0.4% 2 matches

  [102]  0. 0.2% 1 matches

  [101]  0. 0.3% 1 matches

  [100]  0. 0.3% 1 matches

  [99]  0. 0.3% 2 matches

  [98]  0.4 0.4% 1 matches

  [97]  0. 0.2% 1 matches

  [96]  0.4 0.4% 2 matches

  [95]  0.4 0.4% 2 matches

  [93]  0.5 0.5% 2 matches

   0.5 0.5% 1 matches

  [92]  0.4 0.4% 2 matches

  [91]  0. 0.3% 2 matches

  [90]  0.4 0.4% 2 matches

  [89]  0.4 0.4% 2 matches

  [88]  0.5 0.5% 2 matches

  [87]  0. 0.6% 2 matches

  [86]  0.4 0.4% 2 matches

  [85]  0. 0.6% 2 matches

  [83]  0.4 0.4% 2 matches  1 documents with identical matches

  [104]  0. 0.3% 1 matches

  

Bibliography: Bibliography excluded

Citation detection: Reduce PlagLevel

Whitelist: --

  HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN CARE GIVER DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PERAWATAN DIRI (Studi di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang)

  Iva Milia Hani Rahmawati ABSTRAK

  Lansia merupakan kelompok khusus yang membutuhkan perhatian lebih dalam banyak asepek kehidupan, salah satunya perhatian dalam kemandirian oleh yang merawat. Kemunduran kemandirian yang dialami salah satunya kemampuan merawat diri, yang dapat menyulitkan kehidupan pribadi, keluarga dan care giver . Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan tingkat pendidikan care giver dengan kemandirian lansia dalam [61] perawatan diri di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang. [18]

  Rancangan penelitian yang digunakan observasi model Cross Sectional . Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh care giver yang merawat lansia di Desa Carangrejo,

Kesamben, Jombang. Teknik sampling menggunakan Simpel Random Sampling dengan

  sampel berjumlah 31 orang. Data dikumpulkan dengan membagikan kuesioner kepada [57] responden dan menggunakan uji statistic Spearman-Rho dengan kemaknaan α = 0,05.

  Hasil penelitian menunjukkan dari 31 responden , sebagian besar responden

berpendidikan SD 16 orang (51,6%), dan sebagian besar dari lansia mengalami kemandirian

ketergantungantungan sedang dalam perawatan diri 15 orang (48,4%), berdasarkan hasil uji

statistic Spearman-Rho didapatkan hasil p-value = 0. 006 ( 0,05), berarti ada hubungan

  tingkat pendidikan care giver dengan kemandirian lans dalam perawatan diri. Kesimpulan ia penelitian ada hubungan antara tingkat pendidikan care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri. Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Kemandirian lansia, Perawatan Diri

  CARE GIVER EDUCATION LEVEL RELATIONSHIP WITH ELDERLY

  INDEPENDENCE IN SELF- CARE (Study in Carangrejo Village, Kesamben, Jombang)

  Iva Milia Hani Rahmawati ABSTRACT Elderly is a special group that needs more attention in many aspects of life, one of which is attention in the independence of the carers. The deterioration of independence experienced by one of them is the ability to care for oneself, which can complicate [28] personal, family and care giver's lives. The purpose of this study was to analyze the

  relationship between the level of care giver's education and the independence of the elderly in self-care in Carangrejo Village, Kesamben, Jombang.

  The study design used Cross Sectional model observation. The population in this study were all care givers who care for the elderly in Carangrejo Village, Kesamben, Jombang. The sampling technique uses Simple Random Sampling with a sample of 31 people. Data was collected by distributing questionnaires to respondents and using the [74] Spearman-Rho statistical test with significance α = 0.05.

  The results showed that from 31 respondents, most of the respondents were

elementary school educated 16 people (51. 6%), and most of the elderly experienced

  independence depending on being in self-care 15 people (48.4%), based on the results of [28] is a relationship between the level of care giver's education and the independence of the elderly in self-care. The conclusion of the study is the relationship between the level of [28] care giver's education and the independence of the elderly in self-care.

  Keywords: Level of Education, Elderly Independence, Self Care PENDAHULUAN Lansia merupakan kelompok khusus yang membutuhkan perhatian khusus dalam kemandirian perawatan diri baik oleh keluarga ataupun orang yang merawat. Kemandirian yang dialami oleh lansia salah satunya kemampuan merawat diri, yang dapat menyulitkan kehidupan pribadi, keluarga dan Halida, care giver ( at al. 2016). Keluarga sebagai wadah pendidikan yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anggota keluarga yang telah lanjut usia, selain keluarga Care Giver memberikan peran yang sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia, karena care giverlah yang dapat melakukan perawatan yang paling intim dengan lansia baik yang tingal serumah atau tidak tingggal serumah. Care Giver yang memiliki pendidikan tinggi cenderung akan mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga dalam memberikan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan dan permasalahan dalam keluarga akan lebih baik pula Harlock (2012:33). Dampak lansia sakit yang tingggal di masyarakat pada masyarakat sangat besar dan luas karena memerlukan biaya perawatan, kehilangan waktu produktif, dan masalah yang berkaitan dengan hukum yaitu melakukan tindakan kekerasan maupun mengalami penganiayaan, Henuhili, (2012:36).

  Care giver berperan penting dalam perkembangan kemandirian lansia dalam perawatan diri. Care giver sudah selayaknya memberikan pendidikan secara non formal yang akan mempengaruhi terhadap kemandirian anggota keluarga yang sudah lanjuit Usia (Wong ., 2011:45 et al ).

  Jumlah Lansia di Indonesia Mencapai 22,4 Juta Jiwa. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut ( 60 tahun) pada tahun 2017 di Kabupaten Jombang sebesar 65,66% yaitu pelayanan kesehatan usia lanjut terhadap 98.749 usila dari seluruh usila yang ada (150.398 orang usila). Cakupan ini menurun namun tidak bermakna, dari tahun 2016 dimana cakupan pelayanan kesehatan usila sebesar 65,95%. Meskipun upaya dari pemerintah telah dilaksanakan maksimal melalui peningkatan kesejahteraan dan kesehatan lansia melalui pelayanan kesehatan lansia, goal pelaksanaan capaian derajat kesehatan lansia ada pada seseorang yang merawat lansia setiap harinya yaitu care giver yang mendampingi. (Dinkes Kab. Jombang, [34]

  2017) Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul tentang Hubungan Tingat Pendidikan Care Giver an Kemandirian Lansia Dalam Perawatan Diri. [43] METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analitik yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta- fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. [11] Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan observasi model Cross Sectional. Penelitian ini bermaksud untuk

  menganalisis hubungan tingkat idikan dengan care giver kemandirian lansia dalam perawatan diri. [19] Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang merawat lansia di care giver Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang berjumlah 34 orang . Sampel dalam

  penelitian adalah sebagian care giver yang merawat lansia di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang berjumlah 31 orang Teknik sampling menggunakan Simpel Random Sampling. Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa koesioner dan lembar observasi. Instrument yang digunakan untuk tingkat pendidikan adalah koesioner, care giver instrument yang digunakan untuk kemandirian lansia dalam perawatan diri adalah lembar observasi. [14]

  IRT

  12

  4 16. 1% [20] 22,7% 16,1% 38,7% 12,9% Jumlah

  31 100% Sumber : Data Primer, 2017

  Berdasarkan Tabel 5.

  [0] 3 diatas menunjukkan bahwa hampir setengah umur responden antara 36-45 tahun sebanyak 12 (38,7

  Tabel 5.

  [44] 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang 2017. [1]

  № Pekerjaan Frekuensi Presentase (%) 1 .

  2.

  3.

  4.

  5. Petani Swasta Wiraswasta PNS

  18

  5

  5

  5

  3 58,1% 16,1% 16,1%

  9,7% Jumlah 31 100% Sumber : Data Primer, 2017

  Berdasarkan Tabel 5.

  [3] 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan respo adalah petani sebanyak 18 (58,1%).

  Tabel 5.

  [59] 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan agama di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang 2017

  № Agama Frekuensi Presentase (%) 1 .

  2.

  3.

  4. Islam Kristen Khatolik Hindu

  5

  5

  Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikan atau tidak dengan kemaknaan 0,05 dengan menggunakan uji Rank's Spearman, dimana 0,05 H ditolak, H p≤a =

  1.

  1 diterima, maka ada hubungan tingkat idikan dengan care giver kemandirian lansia dalam perawatan diri.

  Sedangkan 0,05 H p a = diterima, H

  1 [14] ditolak, maka tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan care giver kemandirian lansia dalam perawatan diri HASIL PENELITIAN DATA UMUM Tabel 5.

  [1] 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang 2017. [1]

  № Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

  1 .

  2. Laki-laki Perempuan

  14

  17 45,2% 54,8% Jumlah

  31 100% Sumber : Data Primer, 2017 [0] Berdasarkan Tabel 5 .1 diatas [4] menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 17 (54,8%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin lansia di Desa Carangrejo,

  № Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

  2. Laki-laki Perempuan

  19-25 tahun 26-30tahun 31-35tahun 36-45tahun 46 tahun

  10

  21 32,3% 67,7% Jumlah

  31 100% Sumber : Data Primer, 2017

  Berdasarkan Tabel 5.

  [4] 2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin lansia adalah perempuan sebanyak 21 (67,7

  Tabel

  [96] mur di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang 2017. [1]

  № Umur Frekuensi Presentase 1 .

  2.

  3.

  4.

  5.

  31 100% Jumlah 31 100% Sumber : Data Primer, 2017

  Berdasarkan Tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa seluruh responden beragama islam adalah sebanyak 31 responden (100%).

  7

  1

  35 ,5 3 9,

  7

  2

  6 , 5 16 5

  

.

[16]

MP

  1

  3 ,

  2 1 3,

  2

  2

  SD 0 0

  2 , 6 9 29,0

  

MA 1 3,

  2

  1

  3 , 2 2 6,5

  

otal 1 3,2 15 48,

  4 5 16, 1 1 32,

  3

  3

  1 100

  1

  2 .

  DATA KHUSUS

  5

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan kemandirian lansia dalam perawatan diri

  di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang 2017

  N o Kemandirian lansia dlm perawatan diri Frekue nsi Presentase

  (%) 1.

  2.

  3.

  4.

  5. Ketergantunggan Total Ketergantungan Berat Ketergantungan Sedang Ketergantungan Ringan Mandiri

  1

  15

  10 3,2% 48,4% 16,1% 32,3% Jumlah

  7 1 3, 2 4 12,9

  31 100% Sumber : Data Primer, 2017

  Berdasarkan Tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa hampir setengah kemandirian lansia dalam perawatan diri adalah ketergantungan sedang sebanyak 15 lansia (48,4%), mandiri sebanyak 10 lansia (32,3%), ketergantungan ringan sebanyak 5 lansia (16,1%), dan ketergantungan berat 1 lansia (3,2%).

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi berdasarkan hubungan tingkat pendidikan care giver

  dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri di Desa Carangrejo, Kesamben, Jombang 2017

  N o Pendi dikan care giver

  Kemandirian lansia dalam Perawatan Diri Jumlah

  Ttl Brt Sdg Rgn Mand iri F % F % F % F % F % F %

  1 .

  Tidak Sekola h 0 0

  3 9,

  Sumber : Data Primer, 2017 [60] Hasil proses tabulasi silang menggunakan bantuan perangkat komputer dengan proses crosstab diketahui bahwa 4 (12,9%) responden care giver tingkat pendidikan terakhir tidak sekolah dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketergantungan sedang 3 (9,7%), dan 1 (3,2%) responden care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketegantungan ringan, selanjutnya 16 (51,6) responden care giver berpendidikan SD dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketergantungan sedang 11 (35,5%), kemudian 3 (9,7%) responden care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketergantungan ringan dan 2 (6,5%) responden care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan mandiri, kemudian 9 (29,0%) responden care giver berpendidikan SMP dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketergantungan berat 1 (3,2%), selanjutnya 1 (3,2%) responden care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketergantungan ringan, dan 7 (22,6%) responden care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan mandiri, kemudian 1 (3,2%) responden care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketergantungan ng dan 1 (3,2) kemandirian lansia dalam kategori mandiri.

[10] Hasil uji korelasi Spearman's rho didapatkan nilai = 0 ,006 yang lebih p kecil dari α (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima, artinya ada hubungan positif antara variabel tingkat pendidikan care giver dan kemandirian lansia dalam perawatan diri.

  PSAN 1.

  Tingkat Pendidikan Care giver [ 0 ]

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui dari 31 responden, sebagian besar dari responden (care giver) berpendidikan SD 16 (51,6%).

  Dengan dasar pendidikan care giver yang sebagian besar SD masih dapat dikatagorikan baik dlam memberikan perawatan pada lansia. Sebagian besar lansia berusia 31-35 tahun sebesar 12 (38,7%), dan sebagian besar 21 (67,7%) berjenis kelamin laki-laki.

  Hasil penelitian faktor usia diketahui bahwa usia 31-35 tahun memasuki masa dewasa awal dengan kemandirian dalam perawatan diri masih dalam kategori ketergantungan sedang. Menurut peneliti tentunya penderita gangguann jiwa memang memerlukan bimbingan atau didikan dari seseorang yang merawat untuk bisa lebih mandiri dalam melakukan perawatan dirinya, terlebih lagi penderita gangguan jiwa tersebut mengalami keterbatasan aktivitas sehari- hari. Menurut teori (Azizah, 2011) penurunan kemampuan aktivitas sehari– ri adalah seiring dengan bertambahnya usia. [1]

  Faktor jenis kelamin juga didapatkan hasil penelitian bahwa sebagian besar lansia adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak

  21 (67,7%), Peneliti berpendapat bahwa semakin banyak lansia berjenis kelamin laki-laki maka kemandirian lansia dalam perawatan diri akan mengalami ketergantungan, karena laki-laki lebih membutuhkan seseorang untuk merawat dirinya untuk membantu memenuhi kebutuhan ADL dan mudah memahami ketika di berikan bimbingan.

  Status hubungan care giver dengan lansia akan sangat memungkinkan bagi care giver atau seseorang yang merawat lansia untuk dapat memberi pendidikan, memperhatikan dan memberi kasih sayang untuk lansia secara baik, demikian pula sebaliknya lansia juga akan merasa diperhatikan yang terkait dengan kondisi fisik maupun permasalahannya terutama permasalahan perawatan dirinya. [20]

  Menurut teori (Azwar, 2007) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan . Teori [0] mengatakan bahwa pendidikan yang tinggi yang dimiliki seseorang akan lebih mudah memahami suatu informasi, bila pendidikan tinggi, maka dalam menjaga kesehatan sangat diperhatikan, termasuk dalam kemandirian penderita gangguan jiwa dalam perawatan diri. Sebaliknya dengan [0] pendidikan rendah sangat sulit menterjemahkan informasi yang didapatkan, baik dari petugas kesehatan maupun dari media-media lai

  2. Kemandirian

  lansia dalam [ 5 ] perawatan diri Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui dari 31 responden, sebagian besar dari lansia dalam perawatan diri dikategorikan ketergantungan sedang yaitu 15 (48,4%).

  Hal tersebut bisa dilihat dari hasil observasi peneliti dengan menggunakan checklist, diantaranya adalah lansia ketergantungan sedang dalam hal gosok gigi, mandi memakai sabun, keramas memakai shampo, memakai baju dengan rapi dan benar, mengganti baju setelah mandi, menata baju di lemari mencuci pakaian kotor, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan memakai sabun, mencuci peralatan makan setelah makan, dan mengembalikan peralatan makan sesudah makan ditempat yg benar, keinginan menuju toilet dan BAB/BAK ditempat yang benar (jamban) . Sebagian besar penderita 21 (67,7%) berjenis kelamin laki-laki. Peneliti berpendapat perempuan lebih memiliki perhatian terhadap perawatan diri karena perempuan terlibat langsung aktivitas keluarga dan lebih mudah didik oleh orang tua dan lebih telaten daripada lansia yang berjenis kelamin laki- laki yang biasanya suka tidak teratur dalam melakukan pemenuhan ADL secara mandiri. Menurut peneliti seorang lansia agar bisa mandiri dalam aktivitas sehari-hari seperti mandi, berhias, makan, dan toileting harus terlibat dengan peran aktif care giver/ seseorang yang merawat lansia yang harus memberikan pendidikan/bimbingan yang baik, dan motivasi kepada lansia agar lebih mandiri untuk melakukan perawatan diri. Kondisi kemandirian lansia dalam perawatan diri tidak bisa berhasil maksimal karena kondisi keterbatasan aktivitas sehari-hari diakibatkan oleh akitnya dan mengalami penurunan kemampuan aktivitas sehari hari. – [42]

  Kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain . Teori self

  care menurut Dorothea E. Orem, bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pasien sehingga pasien berfungsi secara optimal, (Sri. M, 2015).

  3. Hubungan antara tingkat pendidikan care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri.

  Berdasarkan hasil uji statistik Spearman [0] Rho pada variabel independen tingkat pendidikan care giver dengan variabel dependen kemandirian lansia dalam perawatan diri di Desa Carang Rejo, Kesamben, Jombang diperoleh hasil nilai p = 0,006 yang lebih kecil dari α ( 0,05), maka H0 ditolak H1 diterima, artinya ada hubungan positif berarti ada hubungan tingkat pendidikan care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri di di Desa Carang Rejo, Kesamben, Jombang.

  Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui pula bahwa nilai koefisien corelasi atau r adalah 0,484 yang berarti tingkat keeratan hubungan antara tingkat pendidikan care giver dengan kemandirian lansia dalam perawatan diri adalah sedang. Berdasarkan tabulasi silang antar variabel diketahui pula responden (care giver) yang berpendidikan SD dan kemandirian lansia dalam kategori kantungan sedang dalam perawatan diri adalah sebanyak 11 (35,5%). [7]

  Menurut peneliti kondisi inilah yang akan membentuk responden (Care giver) ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kemandirian lansia. Kemandirian

  yang dibentuk untuk lansia dapat dilakukan dengan usaha mendidik, memberikan pengajaran dan latihan lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti melakukan aktivitas mandi, berhias, makan, dan toileting untuk memenuhi ADL lansia sendiri. Menurut Adnani (2011) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

  Dari paparan tersebut dapat dipahami bahwa melalui pendidikan seseorang akan dipengaruhi untuk bisa melakukan atau menguasai sesuatu. Melalui pendidikan seseorang akan mempelajari banyak hal, menyerap banyak informasi, ubah persepsi dan membentuk pemahaman yang benar. [38]

  KESIMPULAN

  

Berdasarkan hasil penelitian dapat perawatan diri terutama kemandirian

disimpulkan sebagai berikut : mandi, berhias, kemandirian makan

  dan kemandirian toileting.

  1. Tingkat pendidikan care giver sebagian besar berpendidikan terakhir

  4. Peneliti selanjutnya SD

  Dapat digunakan sebagai suatu kajian

  2. Kemandirian lansia dalam perawatan pustaka untuk penelitian selanjutnya diri hampir setengah mengalami agar dapat meneliti lebih lanjut dengan ketergantungan sedang. variabel berbeda.

  3. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan care giver dengan. KEPUSTAKAAN kemandirian lansia dalam perawatan

  Agustina. (2014). Tingkat Pendidikan diri. dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-T Bahaya Kehamilan. Skripsi. [3]

  SARAN Jombang : Sekolah Tinggi

  Ilmu Kesehatan Insan

  1. Bagi Puskesmas Cendekia Medika .

  Diharapkan Puskesmas dapat Ali, M, dkk. (2006). Psikologi Remaja meningkatkan kegiatan promosi

  Perkembangan Peserta Didik. kesehatan kepada care giver dengan

  Jakarta : PT. Bumi Aksara cara memberikan penyuluhan [6] kesehatan secara rutin ke pada care Alimul Hidayat A.A., (2010). Metode giver yang berpendidikan SD terutama

  Penelitian Kesehatan Paradigma

  yang mempunyai anggota keluarga

  Kuantitatif, Jakarta : Heath Books

  lansia dalam kategori ketergantungan [7] sedang, ketergantungan ringan dan , Aziz

  H. (2011). Metode ketergantungan berat dalam perawatan

  Penelitian Keperawatan dan

  diri sehingga care giver mengetahui

  Teknik Analisis Data . Jakarta:

  bagaimana cara membuat penderita Salemba Medika mandiri dalam aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.

  Anggraeni, Saryono . (2013). Metdologi Penelitian Kuantitatif dan

  2. Kepada Perawat Komunitas Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

  Perawat perlu memaksimalkan Medika perannya sebagai pendidik dengan

  Henuhili, Supiyani, 2011, Prevalensi memberikan pendidikan kepada care lansia, diunduh 11 Maret 2016, giver tentang pentingnya http://Freelists-nasionallist menumbuhkan kemandirian lansia [nasional_list][ppiindia dalam perawatan diri.

  Hubungan Tingkat Pendidikan Dan

  3. Kepada Keluarga Tingkat Pengetahuan Tentang lansia Dengan Sikap Masyarakat

  Agar mendidik dan membantu Terhadap Pasien Gangguan Jiwa. pemenuhan aktivitas anggota “KOSALA” JIK. Vol. 4 No.1. keluarganya terutama kepada lansia Yulianti, S, dkk. (2016). baik yang tinggal serumah ataupun yang tidak serumah dalam hal Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi. Skripsi. Rini, S. (2012).

  Hurlock. (2012). Perkembangan Anak, jilid 2. Jakarta: Erlangga Keliat, et al. (2011). Keperawatan

  Elementary School of Education E-Journal, Media Publikasi Ilmiah Prodi PGSD Vol 2, Nomor 2.

  Bandung : Alfabeta Tingkat Pemenuhan Aktivitas Sehari –

  Seto Setiawan, Sunyoto. (2013). Buku Ajar Statistik, Yogyakarta: Nuha Medika Sugiyono. (2013). Metode Penelitian [3] Kuantitatif Kualitatif dan R&D .

  Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4. Jakarta: Sagung

  Sastroasmoro, dan Ismail. (2011). Dasar- [9]

  Salmiatun, dkk. (2007). Buku Saku Keperawatan Komunitas. Ed.3 jakarta : EGC

  (2017). Profil kesehatan Kabupaten Jombang, http://dinkes.jombangkab.go.id/ assets/files/Profil%20Kesehatan/ 2017/Profil%20Kesehatan%20K ab%20Jombang%202017%20Le ngkap2.pdf

  Ed.3 jakarta : Rineka Cipta. Dinas Kesehatan kabupaten Jombang,

  Setiawan, Y. (2007). Pidarta, Made. (2013). Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.

  Diri lansia. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2. Maryatun, S. (2015). Perkembangan Kemandirian Seorang Anak. Indeks Artikel Siaksoft.

  Reskia, S, dkk. (2014). Peningkatan Kemandirian Perawatan

  Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

  Kesehatan Jiwa Komunitas : CHMN(Basic Course). Jakarta : EGC

  Pengalaman Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri pada lansia. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.1). Halida, at al. (2016).

  Notoatmodjo, S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 176-178.

  Analisa Data . Dalam :

  , S., (2010). Pengolahan dan [36]

  , S., (2010). Metode Pengumpulan Data. Dalam : Notoatmodjo, S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 147-151.

  , S., (2010). Mengembangkan Instrumen Penelitian. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

  Mengembangkan Instrumen Penelitian. Dalam : Notoatmodjo, S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 164-165.

  Keperawatan Gerontik. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S., (2010).

  LP3ES, Jakarta. Nasir, Abdul, ddk (2011). Dasar-dasar

  Malik, H. Fajar. (2003). Kebangkitan Pendidikan Daerah tertinggal.

  Hari Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1. Trihardani, S, dkk.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 12

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA (Di Posyandu Lansia Dusun Gedangan Desa Ngudirejo kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 142

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 106

HUBUNGAN RESPON SPIRITUAL DENGAN DERAJAT KESEHATAN LANSIA (Studi di Posyandu lansia Dusun Gedangan Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 128

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Di Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 94

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI (Studi di Dusun Ngudirejo Desa Nguirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 94

HUBUNGAN TUGAS KELUARGA DENGAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA (Studi di Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 8

HUBUNGAN TUGAS KELUARGA DENGAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA (Studi di Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 4 130