TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT) DAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH - Repository IPDN

  

TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK

(GOOD GOVERNMENT) DAN

TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

(GOOD GOVERNANCE)

DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH

  IPDN-KEMDAGRI

  

Biodata Narasumber

  • • Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

  • Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
  • NIP : 19770304 1995 11 1 001
  • Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
  • Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
  • Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
  • Email/HP : - 08122445916

A. Paradigma Baru Berpemerintahan

  A. Paradigma Baru Berpemerintahan 1.

1. Hubungan antara pemerintah dgn masyarakat bersifat

  sangat dinamis, bergerak seperti pendulum antara kutub sangat berkuasa ke kutub yang sangat lemah.

2. Fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat.

  3. Dalam perjalanan waktu, pemerintah menjadi sangat berkuasa dan ‘menelan’ masyarakat (studi kasus sebelum abad 19 : pemerintahan kolonialisme /monarkhi absolut).

  4. Munculnya paham demokrasi (pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat) pada awal abad 20, masyarakat menuntut hak untuk lebih banyak memegang peran dalam pembuatan kebijakan publik, walaupun banyak menemui hambatan.

  

5. Hambatan – hambatan pelaksanaan proses demokrasi :

Pimpinan politik & pemerintah yang dipilih rakyat seringkali menyalahgunakan kepercayaan, sehingga

  

Beberapa pendapat ahli tentang kegagalan Pemerintah :

  1. Peter F. Drucker (1968) dalam ‘The Age of Discontinuity’  Kemungkinan bangkrutnya birokrasi.

  

2. Barzelay (1982) dalam ‘Breaking Through Bureaucracy’ 

Masyarakat bosan dan muak pada birokrasi yang rakus

dan bekerja lamban.

  3. Osborne & Gaebler (1992) dalam ‘Reinventing Kegagalan utama pemerintah saat ini Government’ =>

adalah karena kelemahan manajemennya, bukan pada

apa yang dikerjakan pemerintah, melainkan bagaimana

caranya pemerintah mengerjakannya.

  .4. Osborne & Plastrik (1996) dalam ‘Banishing Bureucracy’ => agar birokrasi lebih efektif, perlu dipangkas agar

ramping, ‘the least government is the best government’

  5. E. S. Savas (1987) => Perlunya privatisasi, ramping struktur kaya fungsi, pemilahan dan pemilihan fungsi

  • Mc Leod (1998) mengemukakan pendapatnya bahwa krisis multidimensional di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh adanya salah urus ( mismanagement) pada semua sektor, baik swasta dan terutama pemerintah.
  • • Diperlukan pembaruan manajemen pemerintahan pada semua

    tahapan, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan implementasi sampai tahapan evaluasi.
  • Paradigma good governance pada dasarnya adalah upaya

    membangun filosofi, strategi serta teknik mengelola urusan-

    urusan publik secara lebih transparan dengan melibatkan para pihak-pihak yang terlibat ( stakeholder and shareholder).
  • Diantara komponen bangsa, setelah terjadinya reformasi, ternyata birokrasi merupakan sektor yang paling lamban

B. Konsep Good Government

  • • Berdasarkan praktek pemerintahan di berbagai negara ditengarai

    adanya “bad government”, yang ditandai dengan banyaknya

    korupsi, kolusi, nepotisme, yang membuat negara mengarah ke

    kebangkrutan. Oleh karena itu, diperlukan konsep baru mengenai cara berpemerintahan yang baik (good government).

  Good governance Bad Good Government Government

  Perbandingan Ciri-ciri Bad Government dengan Good Government

  1. Proaktif

  7. Pembelajaran sepanjang hayat

  6. Bekerja secara sistemik

  5. Proporsional dan profesional

  4. Mengutamakan proses dan produk

  3. Transparan

  2. Ramah dan Persuasif

  8. Kurang berorientasi pada kepentingan publik

  Ciri-ciri Bad Government Ciri-ciri Good Government

  7. Enggan berubah

  6. Bekerja secara naluriah

  5. Boros

  4. Birokratisme

  3. Korup

  2. Arogan

  1. Lamban dan bersifat reaktif

  8. Menempatkan stakeholder &

  • * *

  governance adalah cara, yaitu cara bagaimana kekuasaan

  politik, ekonomi dan administratif untuk mengelola

  

penggunaan/ pelaksanaan, yakni penggunaan kewenangan

  penggunaan/ pelaksanaan, yakni penggunaan kewenangan

  Kata governance, diartikan sbg

  Kata governance, diartikan sbg

  ’.

  ‘the exercise of ‘the exercise of political,economic, and administrative authority to manage a political,economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at all levels nation’s affair at all levels ’.

  negara digunakan untuk mengelola sumberdaya2 ekonomi dan sosial guna pembangunan masyarakat. dan sosial guna pembangunan masyarakat. *UNDP, mengartikan governance sebagai

  negara digunakan untuk mengelola sumberdaya2 ekonomi

  Dengan demikian, governance adalah cara, yaitu cara bagaimana kekuasaan

  Dengan demikian,

  diartikan sebagai ‘the way ‘the way state power is used in managing economic and social state power is used in managing economic and social resources for development society’. resources for development society’.

  diartikan sebagai

  Governance

  Governance

  Menurut World Bank,

  Menurut World Bank,

  

C. Konsep Good Governance

  

C. Konsep Good Governance

  • *UNDP, mengartikan governance sebagai

  politik, ekonomi dan administratif untuk mengelola masalah2 nasional pada semua tingkatan. masalah2 nasional pada semua tingkatan.

  Governance memiliki tiga domain : Governance memiliki tiga domain :

  1. Negara/pemerintahan :

  1. Negara/pemerintahan :

Sebagai pembuat kebijakan, pengendali &

  

Sebagai pembuat kebijakan, pengendali &

pengawas pengawas

  2. Swasta/Dunia usaha :

  2. Swasta/Dunia usaha : Sebagai penggerak aktivitas bidang ekonomi Sebagai penggerak aktivitas bidang ekonomi

  3. Masyarakat :

  3. Masyarakat : Sebagai subyek dan obyek dari sektor Sebagai subyek dan obyek dari sektor pemerintah dan swasta. pemerintah dan swasta.

  Posisi Tiga Domain (pemerintah, swasta, masyarakat) dalam konsep good governance yang bersifat heterarkhis

  Sektor Sektor Pem. Swasta Sektor Masy.

  Governance didukung oleh TIGA elemen :

  Governance didukung oleh TIGA elemen :

  1. Politik Proses pembuatan keputusan utk formulasi kebijakan

1. Politik

  publik, yang dilakukan oleh birokrasi & bersama dengan

  publik, yang dilakukan oleh birokrasi & bersama dengan politisi. politisi.

  2. Ekonomi

  2. Ekonomi

  Proses pembuatan keputusan utk formulasi kebijakan

  Proses pembuatan keputusan utk memfasilitasi

  aktivitas ekonomi di dalam negeri & interaksi diantara

  aktivitas ekonomi di dalam negeri & interaksi diantara penyelenggara ekonomi. penyelenggara ekonomi.

  3. Administrasi

  3. Administrasi

  Implementasi proses kebijakan yang telah diputuskan

  Implementasi proses kebijakan yang telah diputuskan oleh institusi politik. oleh institusi politik.

  Proses pembuatan keputusan utk memfasilitasi ADMINISTRASI EKONOMI POLITIK

Gambar : Tiga Elemen dalam Good Governance

  Perbandingan Istilah Government dengan Governance

NO UNSUR PERBANDINGAN GOVERNMENT GOVERNANCE

  1. Pengertian Dapat berarti badan/lembaga/ fungsi yg dijalankan oleh suatu

organ tertinggi dlm suatu negara

Dapat berarti cara penggunaan atau pelaksanaan

  2. Sifat Hubungan Hirarkhis, dlm arti yg memerintah berada di atas,sedangkan warga negara yg diperintah ada di bawah Heterarkhis, dlm arti ada kesetaraan kedudukan dan hanya berbeda dlm fungsi

  3. Komponen Yang Terlibat Sebagai subjek hanya ada satu yaitu institut pemerintah Ada tiga komponen yg terlibat : 1. Sektor publik 2. Sektor swasta 3. Sektor masyarakat

  4. Pemegang Peran Dominan Sektor pemerintah Semua memegang peran sesuai dgn fungsinya masing-masing

5 Efek Yang Diharapkan

  Kepatuhan warga negara Partisipasi warga negara

6. Hasil Akhir Yang Diharapkan

  Pencapaian tujuan negara

melalui kepatuhan warga negara

Pencapaian tujuan negara dan tujuan masyarakat mll partisipasi sbg warga negara maupun

  Ciri – ciri Tata Pemerintahan

  didasarkan pada konsensus masyarakat

  4. Menjamin adanya supremasi hukum Menjamin adanya supremasi hukum

  ;

  ; 5.

  5. Menjamin bahwa prioritas2 politik, sosial dan Menjamin bahwa prioritas2 politik, sosial dan

  ekonomi

  ekonomi

  didasarkan pada konsensus masyarakat

  ;

  ;

  ; 6.

  6. Memperhatikan kepentingan mereka yang paling

Memperhatikan kepentingan mereka yang paling

  miskin &

  miskin &

  lemah dlm proses pengambilan keputusan

  ; 4.

   dan adil

  Ciri – ciri Tata Pemerintahan

  ;

  y

  y

  ang Baik

  ang Baik

   : : 1.

  1. Mengikutsertakan semua Mengikutsertakan semua

  ; 2.

   dan adil

  2. Transparan dan bertanggung jawab Transparan dan bertanggung jawab

  ;

  ; 3.

  3. Efek Efek

  tif

  tif

  lemah dlm proses pengambilan keputusan

  Karakteristik Good Governance menurut UNDP : 1.

  hardware

  2.

  2. Penegakan Hukum Penegakan Hukum

  (Rule of Law);

  (Rule of Law);

  Membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat

  

Membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat

  lunaknya (

  lunaknya (

  software

  software

  ),perangkat keras (

  ),perangkat keras (

  hardware

  ) maupun

  langsung

  ) maupun

  sumber daya manusianya (

  sumber daya manusianya (

  humanware

  humanware

  )

  ) 3.

  3. Transparansi Transparansi

  (Transparancy);

  (Transparancy);

  Keterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang

  Keterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang

  menyangkut kepentingan publik, mulai dari proses

  langsung dari keterlibatannya. dari keterlibatannya.

  k

  1. Partisipasi Partisipasi

  a. ada rasa kesukarelaan dan tanpa paksaaan

  (Participation)

  (Participation)

  Syarat utama warga negara d

  Syarat utama warga negara d

  a

  a

  l

  l

  a

  a

  m berpartisipasi :

  m berpartisipasi :

  a. ada rasa kesukarelaan dan tanpa paksaaan

  ;

  k

  ;

  b. ada keterlibatan secara emosional

  b. ada keterlibatan secara emosional

  ;

  ;

  c. memperoleh manfaat, secara langsung dan t

  c. memperoleh manfaat, secara langsung dan t

  i

  i

  d

  d

  a

  a

  menyangkut kepentingan publik, mulai dari proses

  4.

  4. Daya Tanggap Daya Tanggap

  (Responsiveness);

  (Responsiveness);

  

Sektor publik selama ini dianggap tertutup,arogan dan

  Sektor publik selama ini dianggap tertutup,arogan dan

  berorientasi pada kekuasaan.Untuk mengetahui kepuasan

  berorientasi pada kekuasaan.Untuk mengetahui kepuasan

  masyarakat sebagai konsumen, perlu dilakukan survey

  masyarakat sebagai konsumen, perlu dilakukan survey secara periodik. secara periodik.

   

   Lihat Kep. Menpan No. 25. M.Pan

   Lihat Kep. Menpan No. 25. M.Pan

  /2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

  /2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 5.

5. Berorientasi pada konsensus Berorientasi pada konsensus

  (Consensus Orientation)

  6. Keadilan/kesetaraan Keadilan/kesetaraan

  untuk memperoleh kesejahteraan, walaupun kemampuan

  untuk memperoleh kesejahteraan, walaupun kemampuan

  Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama

  Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama

  (Equity)

  (Equity)

  6.

  (Consensus Orientation)

  menitikberatkan konsensus. Musyawarah merupakan proses, sedangkan mufakat merupakan hasil. proses, sedangkan mufakat merupakan hasil.

  menitikberatkan konsensus. Musyawarah merupakan

  konsensus. Dalam pengambilan keputusan lebih

  konsensus. Dalam pengambilan keputusan lebih

  Aktivitas politik berisi dua hal pokok yaitu konflik dan

  Aktivitas politik berisi dua hal pokok yaitu konflik dan

  ;

  ;

  7. Keefektifan dan Efisiensi ( Effectiveness &

  7. Keefektifan dan Efisiensi ( Effectiveness &

  Efficiency ) ;

  Efficiency ) ;

  Perlunya kompetisi untuk menciptakan keefektifan dan

  Perlunya kompetisi untuk menciptakan keefektifan dan efisiensi pada sektor publik. efisiensi pada sektor publik.

  8. Akuntabilitas ( Accountability )

  8. Akuntabilitas ( Accountability )

  Pertanggungjawaban setiap aktivitas menyeluruh

  Pertanggungjawaban setiap aktivitas menyeluruh

  kepada publik/masyarakat luas, disamping kepada

  kepada publik/masyarakat luas, disamping kepada

  atasan. Akuntabilitas meliputi :

  atasan. Akuntabilitas meliputi :

  a. Akuntabilitas organisasional/administratif

  a. Akuntabilitas organisasional/administratif

  b. Akuntabilitas legal

  b. Akuntabilitas legal

  c. Akuntabilitas politik

  c. Akuntabilitas politik

  d. Akuntabilitas profesional

  d. Akuntabilitas profesional

  e. Akuntabilitas moral

  e. Akuntabilitas moral

  Menurut Klitgaard (2000), korupsi terjadi karena :

  

Menurut Klitgaard (2000), korupsi terjadi karena :

  9. Visi Strategis (Strategic Vision) Perlunya memiliki visi jangka panjang (long-term vision), visi jangka menengah (mid-term vision) dan visi jangka pendek (short-term vision). Ciri visi yang baik adalah :

   a. bersifat spesifik

   b. disusun dalam bahasa yang sederhana(+/- 10 kata)

   c. bersifat terukur

   d. mungkin untuk dicapai e. mempunyai dimensi waktu tertentu.

  C. IMPLEMENTASI PARADIGMA GOOD GOVERNANCE DALAM OTONOMI DAERAH

  • Meskipun tidak secara resmi diumumkan penggunaan paradigma baru

  berpemerintahan, yakni dengan paradigma good governance, namun secara implisit paradigma tersebut nampak dalam berbagai peraturan

perundang-undangan baru yang terbit pada era reformasi. Termasuk

berbagai peraturan yang mengatur tentang otonomi Daerah. Hal ini

tidak terlepas dari tekanan negara dan lembaga donor yang memberikan hutang maupun hibah ke Indonesia.

  • Dalam hal partisipasi, telah dicoba dibuka pintu yang lebih lebar untuk

  melibatkan masyarakat dalam proses perumusan, implementasi serta evaluasi kebijakan publik melalui berbagai peraturan perundang- undangan, meskipun seringkali terjadi penolakan dari tubuh birokrasi.

  • Penegakan hukum juga mulai lebih digiatkan antara lain

  dengan memperkuat posisi Mahkamah Agung serta meletakkan jajaran pengadilan di bawahnya, bukan lagi di bawah presiden.

  • Sudah mulai banyak pejabat publik, baik gubernur, bupati/

  walikota maupun anggota DPRD yang diperiksa maupun telah dijatuhi hukuman karena didakwa korupsi. Di dalam UU Nomor

  32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga dimuat ketentuan kemungkinan pemberhentian Kepala Daerah dan atau Wakil Kepala Daerah yang lebih tegas dan keras.

  • Telah dikembangkan transparansi di bidang keuangan daerah,

  antara lain melalui keharusan diaudit oleh BPK dan menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada publik. Best practice mengenai hal ini misalnya dapat dilihat di Kabupaten Sleman, yang pada tahun 2004 telah membuat neraca yang diaudit oleh Akuntan Publik Independen dan memuatnya di Surat Kabar Harian Kompas.

  • Telah mulai dikembangkan mekanisme untuk mengetahui

  

pandangan masyarakat terhadap kinerja pemberian pelayanan

publik oleh pemerintah daerah. Contoh mengenai hal ini misalnya di Kota Palangkaraya.

  • Pengembangan konsensus sebenarnya bukan hal yang baru,

  karena sudah merupakan budaya nasional Indonesia sebagaimana tercermin pada sila keempat dari Pancasila. Tetapi budaya konsensus tersebut justru mulai ditinggalkan dan digantikan dengan model pemungutan suara untuk setiap

pengambilan keputusan yang mengakibatkan munculnya kubu

pro dan kontra.

  • Pengembangan kesetaraan dalam bidang politik sudah mulai

  dijalankan, tetapi kesetaraan dibidang ekonomi masih tersendat- sendat karena birokrasi nampaknya masih lebih banyak berpihak pada kelompok ekonomi kuat dibandingkan pada

  • UU Nomor 32 Tahun 2004 telah menempatkan efektivitas dan

  efisiensi sebagai nilai yang diutamakan, tetapi dalam prakteknya masih sulit untuk dilaksanakan. Birokrasi tidak siap untuk menjalankan prinsip ini, sehingga diperlukan kepemimpinan visioner untuk melakukan perubahan seperti yang terjadi di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tanah Datar.

  • Prinsip akuntabilitas secara bertahap sudah mulai diterapkan

  dalam implementasi otonomi daerah di berbagai tempat di Indonesia, meskipun tingkat kemajuannya relatif terbatas. Killgaard mengingatkan bahwa Corruption = Discretion + Monopoly – Accountability. Tanpa akuntabilitas, terutama dalam penggunaan dana publik, niscaya akan timbul korupsi.

  • Keharusan membuat visi stratejik bagi setiap instansi

  pemerintah sudah diatur di dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang AKIP. Begitu pula dengan kewajiban calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah memaparkan visi, misi dan programnya dihadapan sidang paripurna DPRD telah diatur di dalam pasal 66 ayat (3) huruf (f) UU Nomor 32 Tahun 2004. Meskipun demikian masih banyak visi Daerah, visi Pemerintah Daerah serta visi Perangkat Daerah yang disusun secara tidak benar serta tidak dilaksanakan secara konsisten dan bersinambungan.

  • Keluarnya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

  Perencanaan Pembangunan Nasional, setidak-tidaknya memberi acuan mengenai perlunya menyusun pembangunan nasional secara hierarkhis dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan nasional serta tujuan daerah secara bersama-sama.

  Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami Amiin.

  TERIMAKASIH TERIMAKASIH Atas Perhatiannya Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau

  

Mohon Maaf Kalau

Kurang Kurang