Makalah Pendanaan Jangka Pendek Manajeme

Makalah Pendanaan Jangka Pendek
Manajemen Keuangan
Dosen :

Oleh :
1. MUHAMMAD MUGIANTO
2.
3.
4.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
MOJOKERTO
2017

BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum membahas lebih lanjut menggenai apa yang dimaksud dengan pendanaan
jangka pendek, sekiranya perlu dipahami terlebih dahulu pengertian dari Manajemen
Keuangan Jangka Pendek (Short-Term financial management) itu sendiri.
Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management),

merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan
pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus
dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi
nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar
berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan
jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman
dan aktiva lancar.
1. Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek
1. Pendanaan Spontan (Spontaneous financing)
Pendanaan Spontan (Spontaneous financing) adalah jenis pendanaan yang berubah
secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari
penjualan perusahaan) atau merupakan jenis pendanaan yang diperoleh dari operasi
normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account
payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang
diterima yang pembayarannya belum dilakukan).
Contoh : utang dagang (account payable) dan utang akrual (account accruals). Account
payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber
pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai
agunan.


Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas perusahan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan
antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah/gaji
atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari
supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal
tertentu dalam satu tahunnya.
“Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran hutang dalam setahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit”
Contoh:
Perusahaan ABC membeli barang senilai Rp 300.000.000,- secara kredit dengan jangka
waktu 3 bulan maka perputaran hutang setahun 4x. Dengan demikian rerata utang
dagang Perusahaan ABC sebesar Rp 75.000.000,- Jika perusahaan menaikkan pembelian
kredit sebesar 10% ( Rp 300.000.000 ), maka rerata utang dagangpun akan naik sebesar
10% ( Rp 82.500.000 ). Begitu jika perusahaan akan menurunkan pembelian kreditnya
sebesar 5% maka rerata utang dagangpun akan turun 5%. Maka tak salah kalau staf
manajer keuangan Perusahaan ABC ketika membuat budget utang dengan menggunakan
angka persentase pembelian kredit.
2. Pendanaan Tidak Spontan (non spontaneous financing)
Pendanaan Tidak Spontan (non spontaneous financing) adalah jenis Pendanaan yang

tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan.
Contoh : utang yang diperoleh dari bank. Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa
untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan
waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana
tidak spontan antara lain:
a.

Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90
hari), tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke
investor. Biasanya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial
paper.

b.

Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank.
Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan
untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan pinjaman ini,
peminjam bisa meminjam meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang
menjadi plafon (batas atas pinjaman).


c.

Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan
yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat karena perusahaan tidak
perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga
memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.

d.

Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan
piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables).
Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika
pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk
melunasi pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang).

e.

Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan
barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama
dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan,

kemudian akan memberikan pinjaman dalam presentase tertentu dari nilai
p[ersediaan yang dijaminkan.

f.

Akseptasi Bank. Merupakan pernyataan kesanggupan bank pengaksep untuk
melakukan pembayaran atas suatu wesel berjangka yang diterbitkan eksportir, pada
saat jatuh tempo wesel dimaksud atau merupakan janji untuk membayar oleh pihak
tertarik dengan cara membubuhkan tanda tangan dalam surat wesel; akseptasi harus
dinyatakan dengan kata akseptasi atau dengan cara lain yang sama maksudnya;
tanda tangan saja dan pihak tertarik dibubuhkan pada halaman muka, surat wesel
sudah berlaku sebagai akseptasi; apabila telah diakseptasi, wesel ni menjadi sama
dengan promes, yang berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak
lain sebelum tanggal jatuh tempo (acceptance) akseptor

g.

Repo (repurchase agreement). suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efekefek dimana penjual berjanji untuk membeli kembali efek-efek yang dimaksud pada
harga yang disepakati bersama dan pada jangka waktu yang telah ditentukan.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Memilih bank dan Biaya kredit
Ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dalam memilih bank, yakni faktor
keamanan dan keuntungan. Kedua faktor ini umumnya bertolak belakang. Artinya, kalau
uang aman biasanya tidak untung, malah ada yang sampai rugi. Contohnya yaitu
menabung di bank-bank yang ada biaya administrasinya. Uang akan tetap aman tetapi
bunganya sangat kecil dan tidak sebanding dengan biaya administrasi bulanan yang
apabila dihitung-hitung kembali jumlahnya tidak sedikit. Misalkan saldo tabungan yang
dimiliki sebesar Rp. 1 juta dan selama 6 bulan tidak pernah ada transaksi bisa jadi
jumlahnya tidak pernah bertambah malah mungkin berkurang karena terus terpotong
biaya administrasi.
Jika mau untung besar, menurut pendapat kami lebih baik berpikir untuk
menempatkan dana di investasi. Misalnya membeli saham, beli reksadana, masuk unit
link dan sebagainya. tetapi resikonya juga besar, karena sewaktu-waktu harga saham bisa
turun drastis dan uang menjadi tidak aman.
Selain kedua faktor tersebut, berikut adalah pertimbangan yang dapat digunakan
oleh perusahaan maupun individu untuk dapat memilih bank yang tepat;
1. Kesediaan menanggung resiko
Penyebaran kantor cabang dan peran serta bank pada berbagai jenis industri akan

mengakibatkan resiko suatu bank lebih kecil dibanding bank yang hanya menangani
satu industri.

2.

Nasihat dan penyuluhan
Bank bersedia membantu perusahaan yang diberi kredit agar terus tumbuh sehingga
dapat menjadi nasabah penting bagi bank tersebut.

3. Loyalitas kepada nasabah
Merupakan ukuran tingkat kemitraan suatu bank terhadap para nasabahnya. Misalnya
jika nasabahnya dalam masa sulit, nasabah akan diberikan jalan keluar untuk
memperbaiki keadaannya.
4. Spesialisasi
Dengan lebih terspesialiasinya pelayanan bank, diharapkan pengalaman dan hubungan
yang erat dengan bidang usaha nasabah akan mendorong bank untuk lebih kreatif
dalam bekerja sama dan aktif memberi dorongan bagi perusahaan dibidang tersebut.
5. Jumlah kredit maksimum
Jumlah kredit yang dapat diberikan kepada nasabah tergantung pada besar kecilnya
modal bank yang bersangkutan. Apabila bank tersebut bermodal kecil,

kemampuannya dalam menyediakan kredit terbatas.
6. Merchant banking
Bank tidak hanya memberikan kredit tetapi juga mempunyai penyertaan modal serta
memberikan nasihat keuangan kepada perusahaan yang bersangkutan.
7. Jasa-jasa lainnya
Contoh, bank memberikan layanan transfer dana dan negosiasi letter of credit.
Dalam memilih kredit perbankan, perlu diperhatikan sifat/ciri kredit bank, sehingga
nasabah dapat memperhitungkan/mempertimbangkan sisi baik dan buruk dari kredit
perbankan yang akan diambilnya.

Adapun sifat/ciri kredit bank yang dimaksud adalah:
1. Jatuh tempo
2. Promes (promissory note), yaitu: dokumen yang memuat jumlah pinjaman, suku
bunga, jadwal angsuran, agunan dan persyaratan serta ketentuan lain yang telah
disepakati pihak bank dan peminjam.
3. Saldo kompensasi, yaitu saldo minimum yang harus ada direkening giro (jumlahnya
sekitar 10 – 20% dari kredit yang diberikan oleh bank).
4. Plafon kredit/line of credit, berupa jumlah kredit maksimal yang disepakati akan
diberikan bank kepada nsabahnya untuk periode tertentu.
5. Credit revolving, berupa plafon kredit formal yang diberikan kepada perusahaan oleh

bank/lembaga keuangan bukan bank. Ini hampir sama dengan plafon kredit, bedanya
adalah credit revolving punya ikatan hukum dan dibebani premi.
Agar nasabah tidak merasa tertipu dengan biaya kredit bank, berikut metode yang
dapat digunakan untuk menghitung biaya kredit bank, sebagai berikut:
a. Simple interest
Adalah bunga yang dikenakan atas jumlah pinjaman yang sesungguhnya & bunga ini
dibayar pada saat kredit jatuh tempo.
Suku bunga efektif sederhana = bunga
——————————- x 100%
Pinjaman yang diterima
b. Discount interest
Merupakan bunga yang dihitung berdasarkan nilai nominal kredit, tetapi bungan ini
dibayar dimuka sehingga jumlah bersih yang diterima peminjam lebih kecil daripada nilai
nominal kredit.
Suku bunga efektif diskonto = bunga
———————————— x 100%
Nilai nominal kredit – bunga
c. Add-on interest
Bunga yang dihitung dari jumlah kredit yang diterima dan ditambahkan kembali
kejumlah kredit tersebut guna menentukan nilai nominal kredit yang akan dibayar secara

cicilan. Misalnya kredit cicilan mobil atau alat-alat rumah tangga.
Suku bunga efektif add-on = bunga
——————————- x 100%

(jumlah yang diterima)/2

Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang
banyak diaplikasikan, yaitu:
1. Single payment notes
Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas
pada saat jatuh tempo.
2. Compensating balances
Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai
20% dari jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya
administrasi kredit lainnya.
Contoh:
Limit kredit $1,000,000. Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 =
$100,000

per


tahun.

Compensating

balances

20%

atau

$200,000

Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah:
($100,000/$800,000) x 100% = 12.50% (bukan 10%)
3. Annual clean-up
Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian,
bank sering meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo
“nihil” pada hari-hari tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari adanya penyalahgunaan tujuan kredit, misalnya
kredit

berjangka

pendek

digunakan

untuk

kredit

jangka

panjang.

Surat Berharga (Commercial paper) merupakan salah satu bentuk pembiayaan
jangka pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang memiliki standar kredit yang tinggi. Umumnya hanya perusahaan-perusahaan besar

saja dengan kondisi keuangan dan reputasi yang baik yang dapat menerbitkan
commercial paper.
Keuntungan menggunakan commercial paper: Rendahnya tingkat bunga CP
dibandingkan tingkat bunga pinjaman bank. Tidak diperlukan adanya agunan
khususuntuk CP yang diterbitkan perusahaan penerbit. Akan tetapi ada lini kredit dengan
jumlah nominal sama dengan CP yang diterbitkan untuk menjamin bila CP yang
diterbitkan tidak laku dijual atau untuk menjamin pembayaran CP bila telah jatuh tempo.
CP mendatangkan sejumlah besar dana jangka pendek dalam tiap penerbitannya.
CP juga meningkatkan nama baik dan prestasi perusahaan penerbitkarena opini umum
yang berlaku bahwa hanya perusahaan dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat
menerbitkan dan menjual CP di pasaran. Perusahaan penerbit akan lebih mudah
memperoleh pinjaman lain dari bank komersial di masa yang akan datang.
CP dapat bertindak sebagai “jembatan” antara satu pinjaman bank dengan yang lainnya,
sehingga kebutuhan dana yang muncul pada selang waktu antara dua pinjaman bank
dapat ditutupi dengan dana dari penjualan CP.
Keterbatasan commercial paper: Sifat CP sulit diramalkan perkembangannya
dibandingkan dengan pinjaman bank, sehingga sering mengakibatkan CP memiliki kadar
risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, beberapa keterbatasan penerbitan CP adalah
sebagai berikut: Masih ada kemungkinan CP tidak laku dijual sedangkan pinjaman bank
sudah pasti akan diterima pada periode tertentu. Dengan demikian, bila CP tidak laku ada
kemungkinan dana yang diperlukan tidak tersedia pada periode yang telah direncanakan.
Bila perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan saat CP jatuh tempo
sehingga tidak mampu membayar kembali CP tersebut, sulit meminta waktu penundaan
pembayaran pada para investornya. Perusahaan kecil dengan kredibilitas tinggi dalam
masalah kreditnya, tidak dapat ikut menerbitkan CP sebagai sumber dana jangka
pendeknya.
Perhitungan bunga efektif commercial paper Tingkat suku bunga efektif commercial
paper ditentukan oleh berapa besar discount yang diberikan dan lamanya jatuh tempo,
penjualan commercial paper dapat dilakukan dengan perhitungan discount dari nilai par

(par value atau face value) dan bunga sebenarnya yang diperoleh pembeli ditentukan
dengan perhitungan tertentu.

Contoh:
PT Venus menerbitkan commercial paper seharga Rp. 3.000.000,- yang akan jatuh tempo
dalam waktu 90 hari dan menjual dengan harga Rp. 2.940.000,-. Pada hari ke-90 pembeli
akan menerima Rp. 3.000.000,- untuk investasi sebesar Rp. 2.940.000,-. Bunga yang
dibayar pada pembiayaan ini sebesar Rp. 60.000,- dengan pokok Rp. 2.940.000,-.
Tingkat bunga efektifnya dengan demikian adalah (Rp. 60.000,- : Rp.2.940.000,-) =
2,04% untuk 90 hari. Bila diasumsikan commercial paper diperpanjang setiap 90 hari
sepanjang tahun, maka tingkat bunga efektif untuk commercial paper dengan persamaan:
K
EAR = ( 1 + )n – 1 adalah sebesar (1 + 2,04%)4 – 1 = 8,41%
m
dimana: EAR = tingkat bunga efektif (effective annual rate)
k = tingkat bunga nominal
m = compounding frequency (frekuensi pemajemukan)
Contoh di atas menunjukkan bahwa m = 4 diperoleh dari informasi bahwa commercial
paper jatuh tempo setelah 90 hari di mana asumsi 1 tahun = 360 hari, dengan demikian m
= 360/90 = 4.
2. Sumber dana jangka pendek
Apabila tanpa jaminan, sumber dana jangka pendek dapat berupa kredit dagang,
sedangkan apabila dengan jaminan, sumber dana jangka pendeknya adalah kredit bank.
Bentuk-bentuk jaminan untuk kredit bank misalnya: surat berharga (marketable
securities), piutang atau persediaan.

Sumber pembelanjaan piutang dagang terdiri dari:
1. Factoring  cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang
dimiliki perusahaan kepada lembaga keuangan non bank (facctor). Penjualan
dilakukan dengan hak regres (with recourse), yaitu pembeli surat piutang (factor)
dapat menuntut penjual untuk membayar seandainya factor tidak dapat menagih
piutangnya dari pihak yang berutang atau tanpa hak regres (without recourse), yaitu:
risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya menjadi tanggung
jawab lembaga keuangan non bank.
2. Pledge

of

accounts

receivables



tujuannya

adalah

agar

perusahaan

menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat memperoleh dana dari lembaga
keuangan non bank dengan hak regres. Risiko tidak tertagih ditanggung oleh
penjual/peminjam. Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk
mengikat

perjanjian

dengan

suatu

ikatan

yang

disebut

jaminan

gadai/cessie/assignment of accounts receivable.
3. Bankers acceptance facility  timbul dari suatu transaksi jual beli dengan
menggunakan alat pembayaran dalam bentuk banker’s LC (Letter of Credit)
Sumber pembelanjaan untuk persediaan, terdiri dari:
1. Blanket inventory lien  merupakan sumber pembelanjaan jangka pendek dengan
persediaan jaminan dimana persediaan bebas diperjual belikan dan persediaan yang
dipinjamkan tetap disimpan digudang peminjam. Di indonesia disebut kredit dengan
jaminan fidusia
2. Trust receipts  merupakan sumber pembelanjaan jangka pendek dengan persediaan
sebagai jaminan. Disini perusahaan yang meminjam masih boleh menjual persediaan
tetapi hasil penjualan harus langsung dipindahkan ke pemberi pinjaman setiap
harinya. Persediaan dapat disimpan ditempat peminjam atau digudang umum.
3. Field warehouse financing  merupakan sumber pembelanjaan jangka pendek dengan
persediaan sebagai jaminan dan persediaan yang dijaminkan disimpan digudang
umum. Peminjam (orang yang meminjamkan) tidak berhak menjual. Jadi pengawasan

secara fisik dilakukan perusahaan perdagangan umum. Persediaan dilepaskan hanya
atas ijin kreditur (pemberi pinjaman).

BAB III
PENUTUP



Kesimpulan
Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management), merupakan

pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar
perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk
mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif
terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada
peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
Pada Prinsipnya Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial
management), merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang,
persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang
masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi
kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah
besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo,
metoda dapat menggunakan Konvensional maupun secara Syar’i.