DANA PENSIUN DANA PENSIUN (1) DANA PENSIUN (1)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menarik dan memberikan imbalan kepada karyawan yang berkualitas
tinggi,sebagian besar perusahaan membentuk program pensiun guna membantu karyawan
memenuhi sasaran tabungan pensiun mereka. Perusahaan - perusahaan ini menawarkan
program investasi berupa kontribusi karyawan, dan sebagian juga memberikan kontribusi ke
dana pension karyawan sebagai bagian dari paket kompensasi secara keseluruhan. Tingginya
pertumbuhan program ini, baik dalam jumlah karyawan yang tercakup maupun jumlah rupiah
tunjangan pensiun, telah meningkatkan signifikansi biaya pensiun.
Menurut PSAK No 18 Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri
dan terpisah dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program
pension sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun ini disusun dengan mengadaptasi IAS 26
Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans dengan memperhatikan
peraturan perundangan tentang Dana Pensiun tentang Dana Pensiun yang berlaku di
Indonesia. Khususnya Undang Undang no 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun serta
peraturan pelaksanaannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas , dapat di rumuskan Rumusan Masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Dana Pensiun ?
2. Apa maksud dan tujuan dari Dana Pensiun ?
3. Apa manfaat dan sistem pembayaran manfaat dari Dana Pensiun ?
4. Apa saja .jenis – jenis Dana Pensiun ?
5. Apa azas dari Dana Pensiun ?
6. Apa landasan hukum operasional Dana Pensiun ?
7. Apa saja peraturan dalam Dana Pensiun ?
8. Bagaimana prinsip penyelenggaraan Dana Pensiun ?
9. Apa saja jenis program Dana Pensiun ?
10. Apa saja jenis lembaga pengelola Dana Pensiun ?
11. Apa keunggulan dan kelemahan Dana Pensiun ?
12. Bagaimana menyiapkan Dana Pensiun ?
1

13. Bagaimana perkembangan industri Dana Pensiun pada tahun 2010 ?
14. Bagaimana contoh kasus Dana Pensiun ?
15. Bagaimana Laporan Keuangan Dana Pensiun ?
16. Bagaimana penilaian aset dalam Dana Pensiun ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari Dana Pensiun
2. Mengetahui maksud dan tujuan dari Dana Pensiun
3. Mengetahui manfaat dan sistem pembayaran manfaat dari Dana Pensiun
4. Mengetahui jenis – jenis dari Dana Pensiun
5. Mengetahui azas dari Dana Pensiun
6. Mengetahui landasan hukum Dana Pensiun
7. Mengetahui peraturan dalam Dana Pensiun
8. Mengetahui prinsip penyelenggaraan Dana Pensiun
9. Mengetahui jenis program Dana Pensiun
10. Mengetahui jenis lembaga pengelola Dana Pensiun
11. Mengetahui keunggulan dan kelemahan Dana Pensiun
12. Mengetahui proses menyiapkan Dana Pensiun
13. Mengetahui perkembangan industri Dana Pensiun pada tahun 2010
14. Mengetahui contoh kasus Dana Pensiun
15. Mengetahui laporan keuangan Dana Pensiun
16. Mengetahui penilaian aset Dana Pensiun

2


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dana Pensiun
Dana pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja
sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan
perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil
setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal
ini tergantung dari kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan.
Dana Pensiun (Pension Funds) adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan
oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun yaitu suatu pembayaran berkala
yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan
yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun dimana pembayaran manfaat tersebut
dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.
Defenisi dana pensiun menurut Undang - undang Nomor 11 Tahun 1992 adalah : Badan
hukum yang mengelolah dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Berdasarkan definisi di atas dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang
mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada
karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang Akuntansi Dana
Pensiun, “Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang

menjanjikan manfaat pensiun”.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002;208), dana pensiun didefenisikan
sebagai berikut : lembaga yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah
penghasilan perusahaan yang

disisihkan dan

para peserta berhak memperoleh bagian

keuntungan setelah pensiun.
Sedangkan menurut Wahab (2005:34) “Dana Pensiun adalah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran berkala kepada peserta
pada saat mencapai usia pensiun atau pada saat lain, dengan cara yang ditetapkan dalam
peraturan Dana Pensiun”.

3

B. Maksud dan Tujuan Dana Pensiun
Menurut Zullaini Wahab (2001;2) maksud dan tujuan dibentuknya suatudana pensiun
dapat kita lihat dari beberapa sisi yaitu:

1) Sisi Pemberi Kerja : Dana pensiun sebagai usaha untuk menarik atau mempertahankan
karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif yang
diharapkan dapat

meningkatkan

atau

mengembangkan

perusahaan,

di

samping

tanggung jawab moral dan social Pemberi Kerja kepada karyawan serta keluarganya pada
saat karyawan tidak lagi mampu bekerja atau pensiun atau meninggal dunia.
2) Sisi Karyawan : Dana pensiun adalah untuk memberi rasa aman terhadap masa yang akan
datang dalam arti tetap mempunyai penghasilan pada saat memasuki masa pensiun.

3) Sisi Pemerintah : Dengan adanya dana pensiun, bagi karyawan akan mengurangi
kerawanan social. Kondisi tersebut merupakan unsur yang sangat penting dalam
menciptakan kestabilan Negara.
4) Sisi Masyarakat : Adanya dana pensiun merupakan salah satu lembaga pengumpul dana
yang bersumber dari iuran dan hasil pengembangan. Terbentuknya akumulasi dana yang
bersumber dari dalam negeri tersebut dapat membiayai pembangunan nasional dalam
rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan penyelenggaraan program dana pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja
maupun dari karyawan dan pemerintah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagi Pemberi Kerja.
a) Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi di
perusahaan tersebut.
b) Agar dimasa pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh
setelah bekerja di perusahaannya.
c) Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
d) Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
e) Kewajiban moral. Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa
aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun.
f) Loyalitas. Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan

mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan. Jaminan yang diberikan untuk
karyawan akan membuat karyawan termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan
loyalitas dan dedikasi yang tinggi. Loyalitas tersebut akan semakin besar dengan
jaminan keamanan yang diterima oleh karyawan.
4

g) Kompetisi pasar tenaga kerja. Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu
bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan
akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang
berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja.

2. Bagi Karyawan.
a) Kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang sesudah masa pensiun.
b) Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
c) Agar tetap memiliki penghasilan pada saat mencapai usia pensiun,
d) Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan kompensasi,
meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/berhenti bekerja.

3. Bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun
a) Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai

kegiatan investasi.
b) Turut membantu dan mendukung program pemerintah.

C. Manfaat Dana Pensiun dan Sistem Pembayaran Manfaat
a) Manfaat Pensiun Normal, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang mulai dibayarkan
pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya.
b) Manfaat Pensiun Dipercepat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkan bila
peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia pensiun normal.
c) Manfaat Pensiun Cacat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang dibayarkanbila
peserta menjadi cacat.

SISTEM PEMBAYARAN MANFAAT
Cara

pembayaran

manfaat

pensiun


(benefit)

kepada

karyawan

dapat

dilakukan

dengan dua cara, yaitu:
a) Pembayaran Secara Sekaligus (Lump Sum)
b) Pembayaran Secara Berkala (Anuitas)

5

D. Jenis – jenis Dana Pensiun
Di dalam proses pelaksanaannya para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari
beberapa jenis pensiun yang ditawarkan kepada para karyawan, dengan melihat situasi dan
kondisi yang terjadi. Berikut adalah jenis-jenis pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan :

1) Pensiun Normal, yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah
mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk wilayah Indonesia ratarata seseorang memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun dan 60 tahun pada profesi
tertentu.
2) Pensiun

Dipercepat,

ketentuan yang mengizinkan peserta pensiun untuk mempercepat

pensiunnya karena suatu hal. Salah satu persyaratan untuk mengajukan pensiun dipercepat
adalah mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja. Hal ini dilakukan bila perusahaan
menginginkan pengurangan karyawan di dalam tubuh perusahaan.
3) Pensiun

Ditunda, seorang karyawan meminta pensiun sendiri, namun umurnya

belum memenuhi untuk pensiun, sehingga karyawan tersebut keluar namun dana pensiun
miliknya di perusahaan tempat dia bekerja baru akan keluar pada masa umur karyawan ini
telah memasuki masa pensiun. Ketentuan yang memperkenankan karyawannya yang secara
mental dan fisik masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal dengan

ketentuan pembayaran pensiun dimulai pada tanggal pensiun normal meskipun karyawan
yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan tetap memperoleh gaji dari perusahaan.
4) Pensiun Cacat, pensiun yang diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih disebabkan
karena karyawan yang bersangkutan mengalami kecelakaan atau cacat sehingga dianggap
tidak mampu atau tidak cakap lagi dalam bekerja. Pembayaran pensiun dihitung seolah olah
sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat yang
bersangkutan dinyatakan cacat.

Berdasarkan UU No 11 tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis Dana Pensiun yaitu:
1) Dana Pensiun Pemberi Kerja, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang
badan

yang

mempekerjakan

karyawan,

selaku

pendiri,

atau

untuk menyelenggarakan

program pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian
atau seluruh karyawannya sebagai peserta,dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi
kerja.

6

2) Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, bagi
perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun
pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa.
3) Dana Pensiun berdasarkan Keuntungan, adalah dana pensiun pemberi kerja yang
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja
yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.

E. Azas Dana Pensiun
Beberapa azas pokok yang dikenal pada Dana Pensiun menurut Zulaini Wahab (2001;3)
yaitu :
1. Azas keterpisahan kekayaan
Dana Pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya. Berdasarkan Azas tersebut kekayaan
Dana Pensiun terutama yang bersumber dari iuran terlindungi dari hal-hal yang tidak
diinginkan yang dapat terjadi pada pendiri.
2. Azas penyelenggaraan dalam system pendanaan
Penyelenggara

program

pensiun

bagi

karyawan

harus

dilakukan

dengan

pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri, sehingga cukup
memenuhi

pembayaran

hak

Peserta.

Berdasarkan

azas

ini

tidak diperkenankan

pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayai program pensiun.
3. Azas pembinaan dan pengawasan
Dalam pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan meliputi antara lain system pendanaan
dan pengawasan atas investasi kekayaan Dana Pensiun.
4. Azas penundaan manfaat
Pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun, yang
pembayarannya dilakukan secara berkala.
5. Azas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk Dana Pensiun
Berdasarkan azas ini keputusan untuk membentuk atau tidak sepenuhnya ada pada pemberi
kerja, oleh karena hal tersebut membawa konsekuensi pendanaan bergantung kepada
kemampuan keuangan pemberi kerja.

7

F. Landasan Hukum Dana Pensiun
Program dana pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupun
swasta. Pelaksanaan dana pensiun pemerintah di Indonesia antara lain jamsostek, suatu
program kontribusi tetap wajib untuk karyawan swasta dan BUMN di bawah Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, Departemen Keuangan memegang peranan dalam
pengawasannya (UU No. 3/1992). Taspen, yaitu tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan
program pensiun swasta yang ditanggungjawabi oleh Departemen Keuangan (Keputusan
Presiden No. 8/1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan bersenjata, berada di bawah
Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/1977). Ketiga program ini diatur melalui ketentuan
hukum yang berbeda-beda.
Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan kerangka hukum dasar
untuk dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-undang ini didasarkan pada prinsip
“kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban untuk menapatinya” yaitu, walaupun
pembentukan program pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat harus dijamin. Tujuan
utama diajukannya Undang-Undang Pensiun adalah untuk menetapkan hak peserta,
menyediakan standar peraturan, yang dapat menjamin diterimanya manfaat-manfaat pensiun
pada waktunya, untuk memastikan bahwa manfaat pensiun digunakan sebagai sumber
penghasilan yang berkesinambungan bagi para pensiunan, untuk memberikan pengaturan yang
tepat untuk dana pensiun, untuk mendorong mobilisasi tabungan dalam bentuk dana pensiun
jangka panjang, dan untuk memastikan bahwa dana tersebut tidak ditahan dan digunakan oleh
pengusaha untuk investasi-investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat, tetapi akan
mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan tentang penanggulangan resiko.
Sedangkan untuk landasan hukum operasional dana pensiun syariah, dalam konteks
regulasi misalnya. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana syariah sudah banyak
memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-MUI, berbeda halnya dengan dana pensiun
syariah, menurut seorang konsultan Ekonomi Syariah, yang juga seorang praktisi, Izzuddin
Abdul Manaf, Lc. MA Belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung. Sehingga
regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan
dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus. Hal ini pula
lah yang menjadi salah satu faktor lambatnya pertumbuhan dana pensiun syari’ah di Indonesia.

8

G. Peraturan Dana Pensiun
1. DANA PENSIUN
Untuk menghitung besarnya pensiun, maka gaji yang berhak diterima oleh karyawan peserta
setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun.

2. BESARNYA MANFAAT PENSIUN


Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75 % dan sekurangkurangnya 50 % dari penghasilan dasar pensiun.



Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50 % dari pensiun peserta.



Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya pensiun
janda/duda.

3. IURAN PENSIUN


Setiap karyawan peserta wajib mengiur 5% dari penghasilan dasar pensiun setiap bulan.



Perusahaan mengiur 5 % dari total gaji karyawan peserta, ditambah dengan iuran untuk
mengatur dana yang seharusnya tersedia, atau berdasarkan perhitungan aktuaris.



Iuran dari karyawan dan pemberi kerja tersebut disetorkan kepada Dana Pensiun.

4. HAK SEBELUM MENCAPAI USIA PENSIUN


Perserta yang berhenti berkerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun
dan memiliki masa kepesertaan pensiun kurang dari 5 (lima) tahun misalnya, berhak
atas iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus.



Perserta yang berhenti berkerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun
dan memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun misalnya, berhak
atas iurannya sendiri dan iuran perusahaan ditambah bunga.

5. KEKAYAAN DANA PENSIUN


Iuran peserta dan pemberi kerja



Hasil investasi



Pengalihan dana dari dana pensiun lain.

9

H. Prinsip Penyelenggaraan Dana Pensiun
1. Prinsip

Kejelasan

Maksud

dan

Tujuan

Program,

Jaminan

terhadap

kesinambungan penghasilan.
2. Prinsip Independensi : Kelembagaan berstatus badan hukum, Manajemen Operasional
dimana Asas Keterpisahan Kekayaan atau

Segregated Assets dan Hak pengurus

mengadakan perjanjian dgn pihak ketiga, Pengawasan dimana Pengawasan dilakukan
oleh Dewan Pengawas yang terdiri atas wakil-wakil dari pemberi kerja dan peserta dengan
jumlah yang sama.
3. Prinsip Akuntabilitas : Dewan Pengawas wajib mengumumkan laporan hasil
pengawasannya kepada Peserta, Laporan keuangan Dana Pensiun setiap tahun harus
diaudit

oleh

akuntan

publik

yang

ditunjuk

oleh

Dewan

Pengawas, Pendiri /

Mitra Pendiri, Pengurus, dan Penerima Titipan wajib memperlihatkan seluruh dokumen /
keterangan untuk keperluan pemeriksaan, Dana Pensiun wajib mengumumkan neraca dan
perhitungan hasil usahanya kepada Peserta.
4. Prinsip Transparansi : Pengurus wajib menyampaikan keterangan mengenai setiap
perubahan peraturan Dana Pensiun dan hal-hal yang terjadi dalam rangka kepesertaan
kepada Peserta, Pengurus wajib mengumumkan perkembangan portofolio investasi
dan hasil pengembangannya kepada Peserta dan melaporkannya kepada Pendiri dan
Dewan Pengawas.
5. Prinsip Perlindungan Konsumen : Perubahan Peraturan Dana Pensiun tidak boleh
mengurangi manfaat pensiun, Setiap karyawan berhak menjadi Peserta, bila berusia 18
tahun atau telah kawin, dan memiliki masa kerja satu tahun, Hak atas manfaat

pensiun

tak dpt dijaminkan, dialihkan / disita, Semua transaksi penyerahan, pembebanan,
pengikatan, pembayaran sebelum
dinyatakan

batal

demi

jatuh tempo atau penjaminan

hokum,

manfaat

pensiun

Pengembalian kekayaan Dana Pensiun kepada

pemberi kerja dilarang, Saat likuidasi, peserta dan pensiunan / ahli waris memiliki hak
utama dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun, Kekayaan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan Pendirinya.
6. Prinsip Struktur Pengendalian Intern

: Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab

Pendiri, Mitra Pendiri, Dewan Pengawas, dan Pengurus diatur dalam Undang
Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya, Dana Pensiun tidak diperkenankan
melakukan

pembayaran

apapun,

kecuali

pembayaran

yang ditetapkan dalam

Peraturan Dana Pensiun, Dana Pensiun tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan
kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman, Tidak

satu

bagian pun

dari
10

kekayaan Dana Pensiun dapat dipinjamkan atau diinvestasikan pada pihak - pihak
terafiliasi, Bentuk dan susunan laporan keuangan Dana Pensiun harus sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 2345/KEP-LK/2003.
7. Prinsip Kualifikasi Penyelenggara : Kualifikasi Pengurus dan Dewan Pengawas
(kecuali yang terakhir) adalah Warga Negara Indonesia, berakhlak dan moral yang baik,
belum pernah dihukum pidana ekonomi, dan berpengetahuan atau berpengalaman di
bidang Dana Pensiun, Pengurus tidak boleh merangkap jabatan Pengurus Dana Pensiun
lain, atau direksi, atau jabatan eksekutif lainnya.

I.

Jenis Program Dana Pensiun
1. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI (Dedined Benefit Plan)
Program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat tersebut besarnya iuran
yang diperlukan dihitung oleh aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan pemberi kerja
bervariasi tergantung kesepakatan yang dicapai, namun pada umumnya iuran pemberi kerja
lebih besar dari iuran karyawan.
Menurut PSAK No. 18, Dalam PPMP, besarnya manfaat pensiun yang dijanjikan kepada
peserta ditentukan dengan rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana
Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa
kerja, dan penghasilan dasar pensiun.
PPMP menbutuhkan bantuan akturis secara periodik untuk menentukan nilai kewajiban
aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan dan merekomendasikan tingkat
iuran yang seharusnya.
Tujuan pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan
informasi secara periodik mengenai penyelenggaran program pensiun, posisi keuangan,serta
kinerja investasi yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun
dihubungkan dengan besarnya kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada
saat tertentu. Tujuan ini dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri dari :
a) Penjelasan mengenai kegiatan penting selama satu periode pelaporan dan dampakdari
setiap perubahan peraturan Dana Pensiun
b) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan
posisikeuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan
c) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi
d) Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir.
11

Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti :
a) Lebih menekankan pada hasil akhir.
b) Suatu manfaat ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji
karyawan.
c) Dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pensiun
dibentuk lebih jauh setelah perusahaan berjalan.
d) Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai
usia pensiun.

Kelemahan Program Pensiun Manfaat Pasti :
a) Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dan apabila hasil investasi tidak mencukupi.
b) Relatif sulit untuk di administrasikan

2. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI (Benefit Contribution Pension
Plan)
Program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi
kerja). Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran
ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya.
Menurut PSAK No. 18 Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat
pensiun bergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi kerja
atau iuran peserta, dan hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris biasanya tidak
diperlukan, meskipun nasehat aktuaris kadang-kadang digunakan untuk memperkirakan
manfaat pensiun yang akan diterima peserta pada saat pensiun ,berdasarkan jumlah iuran saat
ini dan dimasa depan serta estimasi hasil investasi Dana Pensiun.
Peserta berkepentingan untuk mengetahui kegiatan investasi Dana Pensiun karena
sangat menentukan manfaat pensiun yang diterima. Baik peserta maupun pemberi kerja
berkepentingan untuk mengetahui apakah iuran telah dilakukan sesuai dengan PeraturanDana
Pensiun, pengawasan atas kekayaan Dana Pensiun telah dilakukan secar tepat, atau kegiatan
operasional Dana Pensiun telah dilaksanakan secara efisien dan wajar. Sedangkan Pemerintah
berkepentingan untuk mengetahui apakah Dana Pensiun telah dikelola sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

12

Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah menyediakan
informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan, serta
kinerja investasi. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang
antara lain terdiri dari :
a) Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode pelaporan dan
dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun
b) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan
c) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.

Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti:
a) Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat dihitung atau diperkirakan.
b) Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya.
c) Lebih mudah untuk di administrasikan

Kelemahan Program Pensiun Iuran Pasti:
a) Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan .
b) Karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi.
c) Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan

J.

Jenis Lembaga Pengelola Dana Pensiun
Dalam Undang-undang dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun dibedakan dalam
dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK). Pembedaan kedua jenis lembaga pengelola dana pensiun ini didasarkan pada
penyelenggaraannya atau pihak yang mendirikan

1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, untuk
menyelenggarakan program pensiun.
Dari pengertian di atas, jelas bahwa DPPK merupakan dana pensiun yang didirikan oleh
perusahaan maupun perorangan yang memiliki karyawan. Perlu dijelaskan bahwa pendirian
dan penyelenggaraan program pensiun melalui dana pensiun oleh pemberi kerja sifatnya tidak
wajib. Akan tetapi, mengingat dampak dan peranan yang positif dari program dana pensiun
kepada para karyawan, pemerintah sangat menganjurkan kepada setiap pemberi kerja untuk
mendirikan dana pensiun.
13

Dana pensiun pemberi kerja dapat menyelenggarakan, baik program pensiun manfaat
pasti, maupun program pensiun iuran pasti. Pemilihan jenis program pensiun didasarkan pada
kemampuan pemberi kerja terhadap dana pensiun. Dengan mendirikan dana pensiun, timbul
kewajiban dari perusahaan untuk menggiur sejumlah uang kepada dana pensiun. Mengingat
adanya perbedaan mendasar diantara kedua jenis program pensiun ini yang tentunya
menimbulkan

konsekuensi

yang

berbeda

pula,

sebelumnya

pemberi

kerja

harus

mempertimbangkan semuanya ini dengan seksama. Begitu mendirikan dana pensiun, pemberi
kerja terikat dan tidak dapat menarik kembali keinginan tersebut.
Dana pensiun pemberi kerja dibentuk oleh oleh orang atau badan yang mempekerjakan
karyawan, selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan sebagian atau seluruh karyawan
sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 menyatakan bahwa dana pensiun
lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa
untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun
pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi pekerja bagi karyawan bank atau
perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Pihak yang diperkenankan untuk mendirikan
dana pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa. Oleh karena itu, bank umum
dan perusahaan asuransi jiwa dapat menyelenggarakan dua jenis dana pensiun, yaitu Dana
Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
DPLK dibentuk secara terpisah dari bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan dan terpisah pula dari dana pensiun pemberi kerja yang mungkin didirikan oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa tersebut. Sebagaimana diketahui, bank atau perusahaan
asuransi jiwa dalam kapasitasnya sebagai pemberi kerja karyawannya, juga dapat memberikan
dana pensiun pemberi kerja. Dana pensiun lembaga keuangan hanya dapat menjalankan
program pensiun iuran pasti. Program ini terutama diperuntukkan bagi para pekerja mandiri
atau perorangan mislanya dokter, pengacara, pengusaha yang bukan merupakan karyawan dari
lembaga atau orang lain.

14

K. Keunggulan dan Kelemahan Dana Pensiun
Keunggulan Dana Pensiun :
1. Pengelola yang ditunjuk, seyogianya profesional, setia (loyal), jujur, serta mampu
menyusun rencana dan perfikir jangka panjang.
2. Sesuai UU No. 11 Tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak penghasilan dengan
demikian para peserta dapat menikmati manfaat pensiun secara maksimal.
3. Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi dibagikan kepada
peserta atau ahli warisnya prorata menurut jumlah iuran dan masa kepesertaannya.
4. Biaya-biaya tetap (overhead) relatif rendah, karena umumnya peserta secara bersamasama melalui mitra pendiri, pemberi kerja memikulnya sehingga akan memberikan
dampak efisiensi yang tinggi akibat dampak skala ekonomis.
5. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan likuiditas dan
solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi tawar-menawar (bargaining position)
yang kuat dalam melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan lain.
6. Untuk mengurangi resiko kematian atau kecelakaan dari peserta, maka sebagian atau
seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan asuransi jiwa atau kecelakaan kepada
perusahaan asuransi.
7. Manfaat pensiun dapat dinikmati secara berkala bulanan selama seumur hidup dengan
jumlah yang sama bagi peserta dan bagi janda atau duda dari peserta, serta anak yatim
piatu dari peserta sampai berusia 25 tahun.
8. Dana pensiun dapat mempunyai tiga fungsi yang terpadu, yaitu: tabungan, asuransi, dan
pensiun.
Kelemahan Dana Pensiun
1. Pengelola Yayasan Dana Pensiuan (YDP) masih banyak yang kurang profesional.
2. Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap pencapaian tujuan program
pensiun.
3. Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif, tidak cepat
menghasilkan.
4. Arahan administrasi keuangan, sebagai pedoman penatausahaan kekayaan dana pensiun
kurang dipersiapkan dengan baik.
5. Investasi gedung kantor yang berlebihan atau mewah.
6. Beberapa manajemen yang statis dan kurang peduli terhadap perbaikan manfaat pensiun.
7. Banyak pengelola merasa bangga dan terlena dengan kenaikan laba dan aset yayasan dana
pensiun, tetapi kurang memerhatikan perbaikan manfaat pensiun sebagai tujuan pokok.
15

L. Menyiapkan Dana Pensiun
Setiap orang pasti akan pensiun. Dan itu adalah momen yang akan Anda hadapi.
Pensiun adalah masa seseorang tidak lagi dapat menghasilkan. Karena merupakan
sebuah kepastian, maka sudah sewajarnya setiap orang mempersiapkan diri untuk masuk ke
dalam’fase’pensiun dengan menyiapkan dana pensiun. Tentunya,di luar fasilitas pensiun yang
diberikan oleh perusahaan. Persiapan ini mencakup berbagai bidang termasuk psikologis,
mental-spiritual, kesehatan dan tentu saja financial. Dalam hal keuangan, yang harus
Anda lakukan dalam mempersiapkan pensiun adalah sebagai berikut:
1. Menyisihkan Dana Lebih Awal (Menabung).
Untuk masa pensiun selama 25 tahun, paling tidak Anda harus melakukan penyisihan
dana untuk masa pensiun selama 25 tahun. Dengan memulai lebih awal,keperluan dana untuk
disisihkan tiap bulan atau tahun akan lebih sedikit. Sebaliknya jika jangka waktu
mengumpulkan terlalu pendek, maka dana yang harus disisihkan untuk mencapai jumlah dana
yang sama, akan jauh lebih mahal.
2. Menghitung Dana yang Diperlukan.
Langkah
diperlukan

selanjutnya

untuk

diinvestasikan tiap

menghitung

menentukan

berapa

bulan. Dalam

ini,

jumlah
besar

dana
dana

Anda perlu

yang
yang

dibutuhkan.
harus

menentukan

Hal

ini

disisihkan

atau

gaya hidup

yang

diinginkan pada saat pensiun nanti. Meski usia Anda dan pasangan masih jauh dari waktu
pensiun, namun tak ada salahnya bila Anda menyiapkan dana pensiun sejak dini. Mulailah
menabung dan berinvestasi, agar Anda dan pasangan menjalani masa pensiun dengan nyaman
dan tentram. Misalnya, Anda ingin hidup di pinggiran kota dengan tetap memiliki mobil dan
pekerja rumah tangga. Berdasarkan gays hidup yang telah
pengeluaran

yang

Anda

butuhkan

ditentukan,

hitung

berapa

sekarang. Selanjutnya, hitunglah kebutuhan dana

selama pensiun dan rencanakan investasi yang Anda harus lakukan untuk mencapai dana yang
anda butuhkan saat masa pensiun nanti.
3. Asuransi.
Proteksi diri dan keluarga Anda dengan asuransi untuk kesehatan clan cacat. Sekarang
ini banyak perusahaan asuransi (jiwa) yang menawarkan produk-produk asuransi jiwa yang
sekaligus juga memberikan manfaat pensiun. Jadi, ketika Anda berusia 50 – 60 tahun, Anda
akan mendapatkan sejumlah dana tunai yang cukup. Dan Anda tidak perlu mengkhawatirkan
masa pensiun Anda.
16

4. Usaha sampingan .
Selain menabung dan asuransi, dana pensiun juga bisa diperoleh dengan membuka
usaha sampingan. Membuka usaha sampingan bisa sangat menguntungkan. Dengan membuka
usaha, bisa didapat hasil yang besar dalam tempo yang lebih cepat. Namun, menjalankan usaha
sampingan tentunya tak lepas dari risiko, terutama risiko keuangan. Kemungkinan merugi akan
selalu ada.

M. Perkembangan industri Dana Pensiun tahun 2010
Perkembangan Industri Dana Pensiun dalam Tahun 2010 dapat digambarkan sebagai
berikut :
 Sepanjang

tahun

2010

tidak

ada

pengesahan

pembentukan Dana Pensiun baru.

Meski demikian, ada beberapa permohonan pembentukan dana pensiun yang

masuk

di

tahun 2010 dan sampai dengan Siaran Pers ini disusun permohonan tersebut masih
diproses. Kondisi sebaliknya, sepanjang tahun yang sama terdapat 4 pengesahan
pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari 3 Dana Pensiun
dan

1

Dana

Pensiun

Lembaga

Pemberi

Kerja

(DPPK)

Keuangan (DPLK). Dari ke 3 DPPK tersebut 2

diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan 1
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Dengan bubarnya ke-4 dana
pensiun tersebut, maka jumlah dana pensiun yang masih beroperasi saat ini menjadi 272
dana pensiun, terdiri dari 208 DPPK PPMP, 40 DPPK PPIP dan 24 DPLK.
 Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi pertanggal 30 Juni
2010), jumlah kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun adalah sebanyak Rp 120,15 trilyun
atau meningkat 6,79% dibandingkan dengan kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun per
tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, pada posisi
adalah

sebesar

Rp 103,95

trilyun

tersebut

jumlah

kekayaannya

atau meningkat 6,59% dibandingkan dengan

kekayaan DPPK per tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah kekayaan
per tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar

Rp 16,19 trilyun

atau

meningkat

sebesar

8,01% dari jumlah kekayaan DPLK per tanggal 31 Desember 2009.

17

 Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi pertanggal 30 Juni
2010), jumlah investasi dana pensiun adalah sebanyak Rp 115,56 triliun atau meningkat
6,94% dibandingkan dengan investasi dana pensiun pertanggal 31 Desember 2009. Untuk
DPPK, jumlah investasi pada posisi tersebut adalah sebesar Rp 99,53 triliun atau meningkat
6,78% dibandingkan dengan nilai investasi DPPK per tanggal 31 Desember 2009.
Sedangkan untuk DPLK jumlah investasinya

per

tanggal

30

Juni

2010

adalah

sebesar Rp 16,03 triliun atau meningkat sebesar 7,95% dari nilai investasi DPLK per
tanggal 31 Desember 2009.
 Pada posisi per tanggal 30 Juni 2010, investasi dana pensiun pada Surat Berharga Negara
menempati urutan teratas dengan nilai sebesar Rp 29,50 trilyun (25,52% dari total investasi
dana pensiun), diikuti oleh obligasi korporasi sebesar Rp 26,51 triliun (22,94% dari total
investasi dana pensiun) dan deposito berjangka sebesar Rp 24,92 triliun (21,57% dari total
investasi dana pensiun).
 Bila dikaitkan dengan Pasar Modal, nilai penempatan investasi dana pensiun per

tanggal

30 Juni 2010 di Pasar Modal (termasuk surat berharga negara) besarnya mencapai
Rp79,73 triliun (68,99% dari total investasi dana pensiun). Sedangkan di Pasar Uang, nilai
penempatan investasi dana pensiun adalah sebesar Rp 28,44 trilyun (24,61% dari total
investasi dana pensiun).

N. Contoh Kasus Dana Pensiun
1. Kasus Akuntansi Dana Pensiun PPMP
Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
produksi perlengkapan olahraga, mendirikan sebuah dana pensiun dengan nama Dana
Pensiun PT Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti. Berikut hasil
perhitungan aktuaris per tanggal pendirian:


Kekayaan untuk pendanaan

Rp 0,-



Kewajiban aktuaria

Rp 1.200.000.000,-



Kewajiban aktuaria 31/12/03

Rp 1.500.000.000,- (Nilai proyeksi)



Iuran Normal Pemberi Kerja

Rp 120.000.000,- per tahun



Iuran Normal Peserta

Rp 80.000.000,- per tahun



Iuran Tambahan

Rp 120.000.000,- per tahun
18

Transaksi yang terjadi selama tahun 2002 adalah sebagai berikut :


Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 200 jt, masing-masing Rp 120 jt dari pemberi
kerja dan sisanya berasal dari peserta.



Jumlah iuran tambahan yang dibayar oleh pemberi kerja adalah sebesar
Rp100.000.000,-.



Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa komputer
seharga Rp 10.000.000,- dan peralatan kantor lainnya Rp 5.000.000,-. Oleh
kebijakan manajemen kedua jenis aset tersebut disusutkan selama 5 tahun tanpa nilai
sisa dengan metode garis lurus.

Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1
Juli melakukan penanaman investasi sebagai berikut:


Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) dalam mata uang dollar USA
senilai $10.000,-. dengan tingkat bunga sebesar 4% per tahun. Kurs pada saat
penempatan adalah US $ 1 = Rp 9.300,-



Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp 20.000.000,-



Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon 8% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal
1 Juli 2008. Dana Pensiun berniat untuk memegangnya sampai jatuh tempo.



Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon 9% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal
1 Juli 2006. Dana Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi tersebut apabila
harga pasarnya telah menguntungkan



Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru didirikan pada tanggal 1
Januari 2001 dengan biaya Rp 50.000.000,- dengan jumlah kepemilikan 20%. Nilai
wajar aset perusahaan pada tanggal tersebut adalah Rp 200.000.000,-. Goodwill
diamortisasi selama 5 tahun.



Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih sebesar Rp 60.000.000,dan membagikan deviden sebesar Rp 30.000.000,-



Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan penempatan langsung pada PT
Global senilai Rp 40.000.000,-. Nilai kepemilikan yang diperoleh adalah 15%



Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT Global sebesar Rp
5.000.000,-

19



Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga Rp
40.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 30.000.000,- atas investasi
tersebut



Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun 2002 adalah
sebesar Rp 3.000.000,-



Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan pencatatan metode
ekuitas karena dianggap lebih murah dan dianggap akan memberikan nilai yang lebih
wajar sehubungan dengan kegiatan usaha PT Gurita selaku supplier dengan
over persediaan

turn

yang cukup tinggi. Sedangkan di PT Global digunakan

nilai appraisal


Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah US $ 1 = Rp 9.500,-



Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari



Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002
Saham PT A

Rp 18.000.000,-

Penempatan langsung PT Global

Rp 35.000.000,-

Obligasi PT B

Rp 19.000.000,-

Obligasi PT X

Rp 11.000.000,-

Tanah

Rp 45.000.000,-

Buatlah jurnal terkait dengan transaksi-transaksi di atas

20

Dana Pensiun PT Sportif
Jurnal Umum tahun 2002

Uraian
SKA

Debet

Kredit

1.200.000.000,Kewajiban

1.200.000.000,-

Aktuaria
Piutang Iuran Normal PK
Piutang Iuran Peserta
Piutang Iuran Tambahan

120.000.000,80.000.000,120.000.000,-

Iuran Normal PK

120.000.000,-

Iuran Normal

80.000.000,-

Peserta
Iuran Tambahan
Kas & Bank

120.000.000,300.000.000,-

Piutang Iuran

120.000.000,-

Normal PK
Piutang Iuran

80.000.000,-

Piutang Iuran

100.000.000,-

Peserta

Tambahan
Komputer
Peralatan Kantor

10.000.000,5.000.000,-

Kas

15.000.000,-

Deposito berjangka

93.000.000,-

Saham

20.000.000,-

- PT A

21

Obligasi - PT B

18.000.000,-

Obligasi - PT X

8.000.000,-

Penempatan Langsung -

50.000.000,-

PT Gurita
Penempatan Langsung -

40.000.000,-

PT Global
Kas
Tanah

229.000.000,40.000.000,-

Kas

30.000.000,-

Utang Investasi

10.000.000,-

Beban Operasional-

3.000.000,-

pengurus
Kas
Beban Penyusutan -

3.000.000,1.000.000,-

Komputer
Beban Penyusutan -

500.000,-

Perltn. Kntr
Akumulasi

1.500.000,-

Penyusutan
Kas

1.900.000,Pendapatan

1.900.000,-

Bunga-Deposito
(6/12 x 4% x $10.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga
Pendapatan

1.250.000,1.250.000,-

22

Bunga-Obligasi
Obligasi B : 8% x 20 jt x
6/12 = 800.000,Obligasi X : 9% x Rp 10jt
x 6/12= Rp 450.000,Kas

5.000.000,Pendapatan

5.000.000,-

Deviden

SPI-Depositoa)

2.000.000,-

SPI-Obligasi Bb)

200.000,-

SPI-Obligasi Xc)

3.000.000,-

SPI-Penempatan PT Guritad)

10.000.000,-

SPI-Tanahe)

5.000.000,-

SKA

20. 200.000,-

a) Rp (9.500 –9.300) x 10.000,-=2.000.000,b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,c) 11jt - 8jt = 3 jt
d) Goodwill = 50jt – 20%x200jt = 10 jt
Bagian laba

: 20% x 60jt = 12jt

-/- amortisasi goodwill : 10jt/5 = 2 jt
Bagian laba bersih (SPI)

= 10 jt

e) Rp 45 jt – 40 jt = 5 jt
SKA

6.0000.000,-

23

SPI-Penempatan PT Gurita
SPI-Penempatan PT Gurita

6.000.000,6.0000.000,-

Pendapatan Dividen

6.000.000,-

Deviden 20% x 30jt = 6jt
SKA

7.000.000,SPI-Saham A a)

2.000.000,-

SPI- Penemp. PT Global b)

5.000.000,-

a) 20jt- 18jt = 2jt
b) 40jt – 35jt = 5jt
Pendapatan bunga-Deposito

1.900.000,-

Pendapatan bunga-Obligasi

1.250.000,-

Pendapatan deviden

11.000.000,-

Beban Operasional-Pengurus

3.000.000,-

Beban Penyusutan

1.500.000,-

SHU

9.650.000,-

SHU

9.650.000,SKA

Iuran Normal-PK
Iuran Normal-Peserta
Iuran Tambahan

9.650.000,120.000.000,80.000.000,120.000.000,-

SKA
SKA

320.000.000,300.000.000,-

Kewajiban Aktuaria

300.000.000,-

24

2. Kasus Akuntansi Dana Pensiun PPIP
Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
produksi perlengkapan olahraga, mendirikan sebuah dana pensiun dengan nama Dana
Pensiun PT Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti. Berdasarkan
Peraturan Dana Pensiun ditetapkan sebagai berikut:
Iuran Normal Pemberi Kerja

Iuran Normal Peserta

: 8% PhDP

: 2% PhDP

Transaksi yang terjadi selama tahun 2002 adalah sebagai berikut :


Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 90 jt, masing-masing Rp 70 jt dari pemberi
kerja dan sisanya berasal dari peserta.



Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa komputer seharga
Rp 8.000.000,- dan peralatan kantor lainnya Rp 4.000.000,-. Oleh kebijakan
manajemen kedua jenis aset tersebut disusutkan selama 5 tahun tanpa nilai sisa dengan
metode garis lurus.



Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1 Juli melakukan
penanaman investasi sebagai berikut:



Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) senilai US$ 4.000,-. dengan
tingkat bunga sebesar 8% per tahun. Kurs pada saat penempatan adalah US$ 1 = Rp
9.000,-



Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp 10.000.000,-



Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon 8% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal
1 Juli 2008. Dana Pensiun berniat untuk memegangnya sampai jatuh tempo



Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon 9% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1
Juli 2006. Dana Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi tersebut apabila harga
pasarnya telah menguntungkan

25



Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru didirikan pada tanggal 1
Januari 2003 dengan biaya Rp 20.000.000,- dengan jumlah kepemilikan 20%. Nilai
wajar aset perusahaan pada tanggal tersebut adalah Rp 80.000.000,-. Goodwill
diamortisasi selama 5 tahun



Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih sebesar Rp 30.000.000,dan membagikan deviden sebesar Rp 10.000.000,-



Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan penempatan langsung pada PT
Global senilai Rp 20.000.000,-. Nilai kepemilikan yang diperoleh adalah 15%



Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT Global sebesar Rp
2.000.000,-



Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga Rp
20.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 12.000.000,- atas investasi
tersebut



Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun 2002 adalah
sebesar Rp 2.000.000,-



Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan pencatatan metode
ekuitas karena dianggap lebih mudah dan murah. Sedangkan di PT Global digunakan
nilai appraisal



Jumlah PhDP tahun 2002 adalah sebesar Rp 1.000.000.000,-



Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah US $ 1 = Rp 9.500,-



Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari



Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002:
Saham PT A
Penempatan langsung PT Global
Obligasi PT B
Obligasi PT X
Tanah

Rp 9.000.000,Rp 18.000.000,Rp 21.000.000,Rp 11.000.000,Rp 21.000.000,-

26

Dana Pensiun PT Sportif
Jurnal Umum tahun 2002

Uraian

Debet

Piutang Iuran Normal PK

80.000.000,-

Piutang Iuran Peserta

20.000.000,-

Kredit

Iuran Normal PK

80.000.000,-

Iuran Normal Peserta

20.000.000,-

Kas & Bank

90.000.000,-

Piutang Iuran Normal PK

70.000.000,-

Piutang Iuran Peserta

20.000.000,-

Komputer

8.000.000,-

Peralatan Kantor

4.000.000,-

Kas

12.000.000,-

Deposito berjangka

36.000.000,-

Saham

- PT A

10.000.000,-

Obligasi - PT B

18.000.000,-

Obligasi - PT X

8.000.000,-

Penempatan Langsung - PT Gurita

20.000.000,-

Penempatan Langsung - PT Global

20.000.000,-

Kas
Tanah

112.000.000,20.000.000,-

Kas

12.000.000,-

Utang Investasi
Beban Operasional-pengurus

8.000.000,2.000.000,-

27

Kas

2.000.000,-

Beban Penyusutan - Komputer

800.000,-

Beban Penyusutan - Perltn. Kntr

400.000,-

Akumulasi Penyusutan
Kas

1.200.000,15.200.000,-

Pendapatan Bunga-Deposito

15.200.000,-

(6/12 x 8% x $4.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga

1.250.000,-

Pendapatan Bunga-Obligasi

1.250.000,-

Obligasi B : 8% x 20 jt x 6/12 = 800.000,Obligasi X : 9% x Rp 10jt x 6/12= Rp
450.000,Kas

4.000.000,Pendapatan Deviden

4.000.000,-

Deviden 20% x 10jt = 2jt
Pend. Belum Terealisasi

4.000.000,-

SPI-Penempatan PT Gurita
SPI-Depositoa)

4.000.000,2.000.000,-

SPI-Obligasi Bb)

200.000,-

SPI-Obligasi Xc)

3.000.000,-

SPI-Penempatan PT Guritad)

5.200.000,-

SPI-Tanahe)

1.000.000,-

Pend. Belum Terealisasi

11. 400.000,-

a) Rp (9.500 –9.000) x 4.000,-=2.000.000,b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,28

c) 11jt - 8jt = 3 jt
d) Goodwill = 20jt – 20%x80jt = 4 jt
Bagian laba

: 20% x 30jt = 6jt

-/- amortisasi goodwill : 4jt/5

= 0.8

Bagian laba bersih (SPI)

= 5,2

jt

jt
e) Rp 21 jt – 20 jt = 1 jt
Pend. Belum Terealisasi

3.000.000,-

SPI-Saham A a)

1.000.000,-

SPI- Penemp. PT Global b)

2.000.000,-

a) 10jt- 9jt = 1jt
b) 20jt – 18jt = 2jt
Pendapatan bunga-Deposito

15.200.000,-

Pendapatan bunga-Obligasi

1.250.000,-

Pendapatan deviden

2.000.000,-

BebanOperasional-Pengurus

2.000.000,-

Beban Penyusutan

1.200.000,-

SHU
SHU

15.250.000,15.250.000,-

Kewajiban MP

15.250.000,-

Iuran Normal-PK

80.000.000,-

Iuran Normal-Peserta

20.000.000,-

Kewajiban MP

100.000.000,-

29

O. Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri atas laporan aset bersih, laporan perubahan
asset bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai
kewajiban akturia dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.
Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain
portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode
sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian
biaya yang dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu
perode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lainsebagai
berikut :
1. Laporan Aset Bersih:
a) Nilai aset pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat;
b) Dasar penilaian aset;
c) Investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis; dan
d) Kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria.

2. Laporan Perubahan Aset Bersih:
a) Biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo, baik yang berasal dari pemberi
kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta;
b) Biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo;
c) Hasil investasi, antara lain bunga, dividen, dan sewa;
d) Pendapatan lain-lain;
e) Manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terutang, dirinci untuk peserta
yang pensiun, meninggal, atau cacat, juga untuk pembayaran manfaat secara
sekaligus;
f) Beban administrasi;
g) Beban investasi;
h) Beban lain-lain;
i) Pajak penghasilan;
30

j) Keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau kenaikan
nilai investasi; dan
k) Pengaihan dana ke dan dari Dana Pensiun lain

3. Neraca :
a) Posisi keuangan Dana Pensiun; dan
b) Nilai historis; khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya.

4. Perhitungan Hasil Usaha :
a) Pendapatan dan beban investasi;
b) Beban administrasi; dan
c) Pendapatan lain-lain.
5. Laporan Arus Kas :
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun selama
periode pelaporan; dan

6. Catatan atas